Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH SL BLOK 5

LOGAM DAN AMALGAM

DISUSUN OLEH

TUTORIAL 4 (A)
ALIA NAFISA (1913101010002)
CUT QARIN SALSABILA (1913101010007)
AULI SIMAHARA SIAGIAN (1913101010008)
SAYUNA MAULIDA PUTRI (1913101010010)
SALMA SALSABILA (1913101010011)
TALITHA DEHA APWINA (1913101010012)
REYZIA MARISA AMANI (1913101010013)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

PENDIDIKAN DOKTER GIGI

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentunya
kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi
Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Banda Aceh, 18 Maret 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………..2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….4

1.1 Latar Belakang………………………………………………….4


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………6

2.1 Kurva Stress and Strain…………………………………………6

2.2 Perubahan Panjang dan Perubahan

Bentuk Patahan Logam………………………………………….10

2.3 Instrument dan Fungsi…………………………………………..13

2.4 Manipulasi Klinis Amalgam Untuk Pemulihan……………….20

2.5 Sifat Amalgam…………………………………………………...29

BAB III PENUTUP………………………………………………………….36

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..37

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Logam merupakan substansi kimia opak mengkilap yang merupakan


penghantar (konduktor) panas atau listrik yang baik serta bila dipoles,
merupakan pemantul atau reflektor sinar yang baik. Semua logam dan
logam campur yang digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan
padat seperti kristal, kecuali gallium dan merkuri yang berwujud cairan
pada temperatur tubuh. Kebanyakan logam yang digunakan untuk
restorasi gigi, gigi tiruan sebagian rangka logam, dan kawat ortodonti
adalah logam campur, dengan perkecualian lempeng emas murni,
titanium murni komersial, dan silver point endodontik. (Kamus
Kedokteran Gigi-F.J Harty & R.Ogston)
Amalgam merupakan bahan yang banyak dipergunakan sebagai
bahan tambalan untuk gigi posterior di bidang kedokteran gigi (Craig,
2002).Bahan restorasi merupakan salah satu bahan yang banyak dipakai dibidang
kedokteran gigi. Bahan resorasi berfungsi untuk memperbaiki dan
merestorasi struktur gigi yang rusak. Tujuan restorasi gigi tidak hanya
membuang penyakitdan mencegah timbulnya kembali karies, tetapi juga
mengembalikan fungsinya bahan bahan restorasi gigi yang ideal pada saat
ini masih belum ada meskipun berkembang pesat.
Dental Amalgam merupakan material yang d i g u n a k a n d a l a m r e s t o r a s i
g i g i . A m a l g a m t e l a h d i g u n a k a n s e b a g a i b a h a n tambalan bagi lesi
karies sejak abad ke-15 dan sampai ini amalgam yang Dewasa paling banyak
digunakan oleh dokter gigi, khususnya untuk tumpatan gigi
posterior. Sejak pergantian abad ini, formulasinya tidak banyak berubah,
yang mencerminkan bahwa bahan tambalan lain tidak ada yang
seideal amalgam.Komponen utama amalgam terdiri dari liquidyaitu

4
logam merkuri dan bubuk /powderyaitu logam paduan yang kandungan
utamanya terdiri dari perak, timah,dan tembaga (Craig, 2002).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kurva stress-strain?


2. Bagaimana sifat dan perubahan panjang serta bentuk logam?
3. Bagaimana bentuk dan fungsi instrumen praktikum amalgam?
4. Bagaimana sifat dan cara triturasi amalgam?

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kurva Stress and Strain

2.1.1 Tegangan ( Stress )

Tegangan adalah tahanan material terhadap gaya atau beban. Tegangan


diukur dalam bentuk gaya per luas. Tegangan normal adalah tegangan yang tegak
lurus terhadap permukaan dimana tegangan tersebut diterapkan. Tegangan normal
berupa tarikan atau tekanan. Satuan SI untuk tegangan normal adalah Newton per
meter kuadrat (N/m²) atau Pascal (Pa). Tegangan dihasilkan dari gaya seperti :
tarikan, tekanan atau geseran yang menarik, mendorong, melintir, memotong atau
mengubah bentuk potongan bahan dengangai cara. Perubahan bentuk yang terjadi
sering sangat kecil dan hanya testing machine adalah contoh peralatan yang dapat
digunakan untuk mendeteksi perubahan bentuk yang kecil dari bahan yang
dikenai beban. Cara lain untuk mendefinisikan tegangan adalah dengan
menyatakan bahwa tegangan adalah jumlah gaya dibagi luas permukaan Dimana
gaya tersebut bereaksi. Tegangan normal dianggap positif jika menimbulkan suatu
tarikan (tensile) dan dianggap negatif jika menimbulkan penekanan
(compression). Tegangan normal (σ) adalah tegangan yang bekerja tegak lurus
terhadap bidang luas (Timoshenko dan Goodier,1986) :

σ = Fn/A

Tegangan adalah besaran pengukuran intensitas gaya atau reaksi dalam


yang timbul persatuan luas. Tegangan menurut Marciniak dkk. (2002) dibedakan
menjadi dua yaitu, Engineering stress dan true stress. Engineering stress dapat
dirumuskan sebagai berikut :

σeng = F/ Ao

Dimana :

σeng = Engineering stress (MPa)

6
F = Gaya (N)

A0 = Luas permukaan awal (mm2

Sedangkan True stress adalah tegangan hasil pengukuran intensitas gaya reaksi
yang dibagi dengan luas permukaan sebenarnya (actual). True stress dapat
dihitung dengan :

σ = F/ A

Dimana :

σ = True stress ( MPa)

F = Gaya (N)

A = Luas permukaan sebenarnya (mm2)

Tegangan normal dianggap positif jika menimbulkan suatu tarikan (tensile) dan
dianggap negatif jika menimbulkan penekanan.

2.1.2 Regangan ( Strain )

Regangan didefinisikan sebagai perubahan ukuran atau bentuk material


dari panjang awal sebagai hasil dari gaya yang menarik atau yang menekan pada
material. Apabila suatu spesimen struktur material diikat pada jepitan mesin
penguji dan beban serta pertambahan panjang spesifikasi diamati serempak, maka
dapat digambarkan pengamatan pada grafik dimana ordinat menyatakan beban
dan absis menyatakan pertambahan panjang. Batasan sifat elastis perbandingan
regangan dan tegangan akan linier akan berakhir sampai pada titik mulur.
Hubungan tegangan dan regangan tidak lagi linier pada saat material mencapai
pada batasan fase sifat plastis. Menurut Marciniak dkk. (2002) regangan
dibedakan menjadi dua, yaitu : engineering strain dan true strain. Ngineering
strain adalah regangan yang dihitung menurut dimensi benda aslinya (panjang
awal). Sehingga untuk mengetahui besarnya regangan yang terjadi adalah dengan

7
membagi perpanjangan dengan panjang semula. membagi perpanjangan dengan
panjang semula.

Dimana :

εeng = Engineering strain

∆l = Perubahan panjang

lo = Panjang mula-mula

l = Panjang setelah diberi gaya

True strain regangan yang dihitung secara bertahap (increment strain), dimana
regangan dihitung pada kondisi dimensi benda saat itu (sebenarnya) dan bukan
dihitung berdasarkan panjang awal dimensi benda.

2.1.3 Kurva Tegangan Regangan

 Kurva True stress and True strain

Proses pengepresan (stamping) atau sheet metal forming menggunakan


sifat plastis (plasticity) dari material logam yang akan menyebabkan bahan pelat
menjadi bentuk baru apabila diregang melebihi batas elastis (elasticity) sehingga
deformasinya permanen.

Hal yang mendasar dari proses pengepresan adalah memanfaatkan sifat


plastisitas dari material saat pelat diberi gaya. Dengan memanfaatkan tahap
plastisitas tersebut maka proses pembentukan dapat dicapai, dimana bentuk pelat
akan sesuai dengan bentuk cetakan yang diinginkan. Konsep ini terdapat pada
kurva tegangan-regangan sebenarnya (true strain-stress curve). Daerah plastis
terdapat pada garis kurva diatas titik mulur batas tegangan dimana material tidak
akan kembali ke bentuk semula apabila beban dilepas, dan akan mengalami
deformasi tetap yang disebut permanent set.

8
Persamaan kurva Tegangan – Regangan dalam bentuk eksponensial adalah
sebagai berikut:

σ = Kε n

Dimana :

K = Strenght coefficient

n = Hardening exponent

Kurva True stress and True strain

Prinsip tegangan pada kondisi plastis dengan teori von mises Stress.
Kriteria ukuran terjadinya keluluhan yang digunakan secara luas adalah ketika
luasan bidang mulai terdeformasi plastis sampai tegangan pada permukaan luasan
mencapai nilai maksimum (kritis). Beberapa peneliti telah menyatakan
menggunakan kriteria ini. Teori ini disebut dengan teori batas luluh tegangan sisa
(von mises yield theory).

9
2.2 Perubahan Panjang dan Perubahan Bentuk Patahan Logam

Dalam Kamus Kedokteran Gigi FJ Harty & R. Ogston dijelaskan bahwa


logam merupakan subtansi kimia opak mengkilap yang merupakan pengantar
(konduktor) panas atau listrik yang baik dan apabila dipoles, akan menjadi
pemantul atau reflector sinar yang baik. Logam dan logam campur yang
digunakan dalam kedokteran gigi adalah bahan padat seperti Kristal—kecuali
gallium dan merkuri yang berwujud cair pada temperature tubuh. Kebanyakan
logam yang digunakan dalam restorasi gigi, gigi tiruan sebagian rangka logam,
dan kawar ortodonti adalah logam campur, kecuali lempeng emas murni, titanium
murni komersial, dan silver point endodontic.

Combe (1992) dalam bukunya mengatakan, sifat-sifat umum logam antara


lain keras, berkilat, dan berat. Sedangkan untuk logam yang digunakan pada
kedokteran gigi memiliki sifat yaknik kecocokan biologis, mudah dicairkan,
mudah dicor, mudah dipoles, mudah dilas memiliki ketahanan abrasive yang baik,
tahan terhadap tekanan, memiliki kekuatan tinggi dan tahan karat serta korosi.

Sedangkan Phillips menuturkan bahwa permukaan logam yang bersih


memiliki kilap yang sulit diperoleh pada bahan padat jenis lain. Kilap yang
terdapat pada logam cukup khas. Kebanyakan logam memberikan bunyi metalik
bila logam beradu,meski ada senyawa silica tertentu yang juga mengeluarkan
suara serupa. Karakteristik unik logam ialah merupakan konduktor panas dan
listrik yang baik. Logam mempunyai kekuatan fraktur (kemampuan untuk
menyerap energy di bawah tekanan tarik yang meningkat sebelum terjadi fraktur)
yang tinggi dibanding keramik, polimer, dan komposit. Secara umum, logam lebih
keras dan lebih padat. Logam juga lebih lentur dan dapat ditempa dibanding
nonlogam. Sebagian logam seperti besi, nikel, dan koballt dapat diatur menjadi
bersifat magnetic maupun non-magnet.

Tidak semua logam dapat digunakan dalam dunia kedoteran gigi. Hanya
logam yang layak— memenuhi syarat-syarat khusus—yang dapat dipergunakan.
Syarat-syarat logam tersebut menurut Combe (1992) antara lain,

10
1. Sifat kimia : Tidak korosi, tidak larut dalam cairan rongga mulut
2. Sifat biologi : tidak menyebabkan alergi dan iritasi
3. Biokompatibel : tidak bersifat toksit
4. Sifat mekanik : Kuat dan tahan menerima beban tinggi
5. Estetik : Sesuai dengan jaringan rongga mulut, tidak merusak keindahan
6. Syarat lain : Ekonomis dan mudah dimanipulasi.

Dalam pemanfaatannya sebagai material kedokteran gigi, manipulasi logam


dilakukan dengan penerapan gaya yang diharapkan akan menjadikan logam sesuai
dengan fungsi yang ditujukan. Logam memang cukup lentur, padat, dan kuat jika
dibandingkan dengan bahan kedokteran gigi lainnya. Hal ini dapat diamati apabila
di kedua ujung logam diberikan gaya tarik atau tegangan (Stress) dengan besar
yang sama.

Deformasi yang
dihasilkan dari penerapan
gaya tarik adalah
perpanjangan. Dalam indikasi
manipulasi logam,
perpanjangan tentu
merupakan salah satu faktor
penting. Setiap jenis stress
yang diberikan akan
menghasilkan deformasi
(perubahan) bentuk yang
sesuai dalam badan dari
logam tersebut.

Untuk lebih jelasnya, deformasi dari daya tarik adalah perpanjangan dalam
sumbu gaya yang telah diterapkan, sedangkan gaya tekanan menyebabkan
kompresif atau pemendekan pada sumbu beban. Strain(ε), dideskripsikan sebagai
perubahan panjang atau deformasi (ΔL = L - Lo) per panjang asli (Lo) dari tubuh

11
saat dikenakan beban. Satuan pengukuran (panjang / panjang) ditiadakan dalam
perhitungan regangan.

Strain (ε) = Deformasi / Panjang = (L - Lo) / Lo = Δ L / Lo

Jika beban diterapkan pada kawat dengan panjang asli 2 mm sehingga


menghasilkan panjang baru 2,02 mm, ia telah berubah bentuk 0,02 mm dan
regangannya 0,02 / 2 = 0,01, atau 1%. Ketegangan sering dilaporkan dalam
persentase. Meskipun satuan panjang ditiadakan dalam perhitungan regangan,
yang terbaik adalah melaporkan satuan dengan hasil akhir untuk menentukan
skala pengukuran (m / m; mm / mm; μm / μm). Jumlah regangan akan berbeda
dengan setiap jenis bahan dan dengan besarnya beban yang diterapkan. Perhatikan
bahwaterlepas dari komposisi atau sifat material, dan terlepas dari besarnya dan
jenis beban yang diterapkan pada material, deformasi dan hasil regangan dengan
setiap aplikasi tegangan. Strain merupakan pertimbangan penting dalam bahan
restorasi gigi, seperti kabel ortodontik atau sekrup implan, di mana sejumlah besar
strain dapat terjadi sebelum kerusakan. Kabel dapat ditekuk dan disesuaikan tanpa
patah. Strain juga penting dalam bahan cetakan, di mana bahan tersebut perlu
dipulihkan tanpa distorsi permanen saat mengeluarkannya dari potongan jaringan
keras.

12
2.3 Instrument Beserta Fungsinya

2.3.1 Logam

Nama Instruent Gambar Fungsi


Berfungsi untuk
ditarik
menggunakan
tang dan diamati
WIRE ORTHO perubahan bagian
tegah wire selama
proses penarikan
sampai putus
dibawah
stereomikroskop

Berfungsi untuk
ditarik
menggunakan
WIRE LISTRIK tang dan diamati
perubahan bagian
tegah wire selama
proses penarikan
sampai putus
dibawah
stereomikroskop

13
Berfungsi untuk
menjepit kedua
TANG ujung wire dan
LISTRIK menariknya

Berfungsi untuk
mengukur
panjang wire
PENGGARIS
BESI

Berfungsi untuk
memotong wire
TANG
POTONG

14
2.3.2 Amalgam

Nama Instrument Gambar Fungsi


- Mortal berfungsi
sebagai wadah
MORTAL DAN penampung alloi
PESTEL dan Hg
- Pestel berfungsi
sebagai pengaduk

Berfungsi untuk
mencampur
amalgam dan
bahan resoratif
AMALGAMATOR lainnya yang
disediakan dalam
bentuk kapsul

15
Berfungsi untuk
mengambil/menar
AMALGAM
uh amalgam
DISPENSER
kedalam kavitas.

Kain kasa bisa


menjadi tempat
dikumpulkannya
amalgam, yang
KAIN KASA
nantinya akan
diperas untuk
mengeluarkan
Hg.

16
berfungsi untuk
memadatkan atau
mengkondensasik
AMALGAM an amalgam yang
KONDENSOR telah dituang ke
dalam suatu
tempat.

berfungsi untuk
menghaluskan
dan erapikan
amalgam yang
BURNISHER telah dituang
kedalam suatu
tempat.

Berfungsi untuk
DENTAL menjepit kapas,
PINSET kasa yang
digunakan.

17
Sebagai wadah
peletakan cetakan
LEMPENG
ring dari plastik,
KACA
untuk tempat
amalgam

Sebagai
tempat/wadah
peletakan
CETAKAN
amalgam, yang
RING
dipotong
PLASTIK
berdiameter 5 mm
dengan tinggi 3
mm

18
- Untuk
mengaduk
bahan dan
memadatkan
SEMEN bahan
SPATULA - Memindahkan
masssa
amalgam dari
mortal ke kain
kasa

AMALGAM - Mengandung
KAPSUL, material
LIQUID amalgam yang
MERKURI sudah
DAN BUBUK ditimbang
ALLOI terlebih dahulu
dan siap untuk
dicampur
secara
mekanis.
- Bahan yang
digunakan
untuk
membuat
massa
amalgam yang
akan
dimasukkan
kedalam
cetakkan/ring

19
plastik

2.4 MANIPULASI KLINIS AMALGAM UNTUK PEMULIHAN

Amalgam alloi modern yang baik dapat dimanipulasi sehingga pemulihan


ini berlangsung rata-rata 15 tahun. Proses pembuatan harus dirancang dengan
benar dan amalgam harus dimanipulasi dengan benar sehingga restorasi amalgam
tidak berada di bawah tekanan yang berlebihan. Pemilihan satu jenis amalgam
harus didasarkan pada kinerja klinis; jika tidak seperti itu, maka harus didasarkan
pada sifat fisik dan mekaniknya. Namun, analisis awal mengenai properti harus
dibandingkan dengan kinerja klinis saat data tersebut tersedia. Kriteria lain
menegaskan bahwa paduan tersebut harus memenuhi persyaratan Spesifikasi No.
1 atau ISO 1559 ADA. Namun, operator yang mengendalikan kinerja restorasi.
Oleh karena itu, sangatlah penting agar perpaduan yang dipilih menjadi bahan
yang membuat dokter gigi dan asisten merasa nyaman. Penggunaan logam
campur dan teknik yang tidak sensitif terhadap manipulasi dan penempatan
amalgam akan meningkatkan kualitas dan ketahanan pemuliha.

Merkuri / rasio paduan

Paduan yang digunakan dapat digambarkan sebagai merkuri / rasio


paduan, yang menandakan jumlah bagian yang terdiri dari berat merkuri yang
dibagi dengan jumlah bagian yang akan digunakan untuk teknik tersebut. Merkuri
harus ada dalam campuran asli untuk memberikan koheren dan massa plastik
setelah triturasi, tetapi harus cukup rendah sehingga kandungan merkuri dari
restorasi berada pada tingkat yang dapat diterima tanpa perlu menghilangkan
jumlah merkuri yang cukup selama kondensasi. Kandungan merkuri dari paduan
potongan bubut sekitar 50% berat dan untuk paduan bulat adalah 42% berat.

20
Saat mortar dan pestle digunakan untuk mencampur amalgam, perlu
menggunakan merkuri dalam jumlah berlebih untuk mencapai amalgam yang
halus dan plastik. Pengangkatan merkuri yang berlebihan dilakukan dengan
memeras atau meremas amalgam campuran itu dengan kain pemerasan sebelum
memasukkan penambahan ke dalam rongga yang telah disiapkan. Akan tetapi,
jumlah merkuri yang dikeluarkan oleh proses kain pemeras dan selama proses
kondensasi bervariasi. Dengan demikian, peluang terjadinya kesalahan cukup
besar.

 proporsional merkuri dan paduan

Ada banyak sekali variasi merkuri dan bahan paduan. Yang paling umum
adalah dispenser berdasarkan proporsional volumetric. tablet yang sudah
ditimbang terlebih dahulu ditempatkan dalam kapsul. Dalam pencampuran
mekanis, kapsul berfungsi sebagai bahan perekat (mortar). Sebagai cairan,
merkuri dapat diukur dengan volume tanpa kehilangan keakuratan yang besar.
Dispenser harus dipegang secara vertikal untuk memastikan pengeluaran merkuri
yang konsisten. Mesin itu setidaknya harus diisi setengah. Jika tidak, berat
merkuri diberikan mungkin tidak menentu mungkin tidak menentu. Kemungkinan
penyebab paling umum penyampaian merkuri yang tidak akurat adalah masuknya
kontaminan dalam reservoir dan lubang pada alat itu.

Variabel ini dapat menurunkan jumlah merkuri sebesar 3% atau 4% dan ini
dapat menyebabkan campuran yang tidak dapat digunakan. Terlepas dari
campuran logam atau triturator yang digunakan, tidak lebih dari dua butiran
campuran yang harus dicampur dalam sebuah kapsul sekaligus.

Kapsul sekali pakai yang memiliki kandungan alikuot yang mirip dengan
merkuri dan alloi yang proporsional sekarang banyak digunakan. Untuk
mencegah penggabungan dari apapun yang terjadi selama penyimpanan, merkuri
dan paduan secara fisik terpisah satu sama lain. Jenis kapsul preproportional yang
lebih lama membutuhkan pengaktifan sebelum triturasi untuk memungkinkan

21
merkuri memasuki kompartemen dengan paduan. Beberapa logam campur
tersedia dalam kapsul pengaktifan otomatis, yang menyatukan paduan dan
merkuri secara otomatis selama osilasi pertama triturator. Meskipun bahan yang
diproporsionalkan lebih mahal, namun lebih nyaman, bahan ini menghilangkan
kemungkinan tumpahan merkuri selama pembandingan, dan harus menghasilkan
rasio merkuri / paduan yang dapat diandalkan. Tetapi, kapsul ini tidak
memberikan kesempatan untuk membuat penyesuaian kecil dalam merkuri/rasio
paduan untuk mengakomodasi selera pribadi. Terlepas dari metode yang
digunakan, merkuri dalam jumlah yang tepat dan paduan yang tepat harus selalu
proporsional sebelum dimulainya triturasi. Penambahan merkuri setelah triturasi
dikontraindikasikan.

Mechanical trituration

Tujuan dari triturasi adalah amalgamasi yang benar dari merkuri dengan
logam campur. Selalu ada lapisan oksida pada permukaan paduan yang
menghalangi difusi merkuri ke dalam paduan. Lapisan oksida ini harus di gosok
lepas agar permukaan yang bersih dari logam campur bisa berkontak dengan air
raksa. Lapisan oksida akan terlepas oleh gesekan yang terjadi ketika partikel
logam campur dan merkuri ditriturasi

 Triturator

Mekanisme pencampuran utama dari triturator mekanik adalah lengan bolak-


balik yang menahan kapsul di bawah tudung pelindung. Tujuan dari topi ini
adalah untuk menghalangi tersemburnya merkuri ke ruangan atau terlontar keluar
kapsul selama proses triturasi. Model lama yang biasa digunakan adalah perangkat
kecepatan tunggal dengan penghitung waktu otomatis untuk mengontrol lama
waktu pencampuran. Model selanjutnya memiliki beberapa pengaturan kecepatan.
Triturator modern sering dikendalikan oleh mikroprosesor dan berisi program
triturasi yang telah ditetapkan untuk sejumlah bahan. Itu juga dapat diprogram
oleh operator untuk memasukkan material lain.

22
Logam silinder atau piston plastik dengan diameter lebih kecil dari kapsul
dimasukkan ke dalam kapsul, dan ini berfungsi sebagai alu. Logam campur bulat
sering tidak membutuhkan alu. Triturator harus digunakan pada kecepatan yang
direkomendasikan oleh produsen paduan. Triturator yang lebih lama tidak
beroperasi pada kecepatan yang memadai untuk menggabungkan paduan tembaga
tinggi dengan baik dengan merkuri yang minimal. Kapsul yang aktif sendiri
biasanya sangat sensitif terhadap kecepatan triturasi.

Pabrikan sering memberikan daftar jadwal waktu yang disarankan dan


pengaturan kecepatan untuk logam campur mereka dan berbagai jenis triturator.
Karena variasi kecepatan dalam triturator, jadwal harus berfungsi hanya sebagai
panduan kasar. Dokter gigi dan asisten dapat menyesuaikan waktu penggabungan
yang dibutuhkan untuk mencapai campuran konsistensi yang benar. Untuk paduan
tertentu dan merkuri / rasio paduan, peningkatan waktu triturasi dan / atau
kecepatan mempersingkat waktu kerja dan pengaturan. Selain itu, paduan berbeda
dalam sensitivitas terhadap waktu triturasi. Kapsul yang dapat digunakan kembali
harus bersih dan bebas dari campuran yang mengeras sebelumnya.

Pada akhir setiap prosedur triturasi, seseorang harus dengan cepat


mengeluarkan alu dari kapsul, mengganti tutupnya, memasukkan kembali kapsul
ke dalam triturator, menyalakannya selama satu atau dua detik, dan kemudian
menghapus amalgam. Proses ini umumnya menyebabkan campuran menyatu
sehingga dapat dengan mudah dikeluarkan dari kapsul dengan residu minimal
dalam kapsul. Ini meminimalkan kebutuhan mengeruk paduan yang sebagian
mengeras, yang biasanya menghasilkan goresan dalam kapsul.

 Konsistensi Campuran

Waktu pencampuran yang tepat dapat ditentukan dengan mengamati


konsistensi campuran. Misalnya, campuran yang sangat kasar menunjukkan
pengurasan. Tidak hanya restorasi amalgam yang dibuat dari campuran ini
menjadi lemah, tetapi juga permukaan kasar yang tersisa setelah ukiran amalgam
granular akan meningkatkan kerentanannya untuk menodai. Jika triturasi telah

23
menghasilkan campuran dari tampilan umum maka, kekuatan akan optimal dan
permukaan yang diukir halus akan mempertahankan kilau lama setelah
pemolesan. Karena gesekan antar partikel selama triturasi, campuran amalgam
seperti itu harus hangat (tidak panas) ketika dikeluarkan dari kapsul. Ini tidak akan
berpengaruh pada sifat fisik amalgam selain mempersingkat waktu kerja.

Overtriturasi yang dihasilkan dari kecepatan yang lebih tinggi atau waktu
pencampuran yang lebih lama menghasilkan campuran yang lebih lunak (lembek)
yang sering menempel pada dinding kapsul. Dibandingkan dengan campuran
amalgam yang tepat, permukaan campuran amalgam yang lebih mengkilap,
bentuk massa lebih rata dan waktu kerja lebih pendek dengan kontraksi
pengaturan yang sedikit lebih tinggi.

Kondensasi

Tujuan kondensasi adalah memadukan paduan ke dalam rongga yang sudah


dipersiapkan sehingga dapat mencapai kepadatan yang terbesar, dengan merkuri
yang cukup untuk memastikan kelanjutan fase matriks (Ag2Hg3) di antara
partikel-partikel logam yang masih tersisa. Keadaan ini dikarenakan berkurangnya
merkuri yang berlebihan dan porositas dalam set amalgam. Setelah paduan itu
dibuat, tambahan itu harus dibawa, dan dimasukkan, ke dalam rongga yang sudah
disiapkan melalui alat-alat seperti tang kecil atau pengangkut amalgam yang
dirancang untuk tujuan kondensasi. Selanjutnya, penumpukan amalgam harus
segera dimulai. Bidang operasi harus dijaga benar-benar kering selama
kondensasi. Karena cara kerja kondensasi biasanya dilakukan dalam empat
dinding dan lantai. Satu dinding atau lebih, lembaran tipis dari baja antikarat,
yang disebut matriks. Tekanan yang memadai digunakan untuk menyingkirkan
void dan menyesuaikan bahan dengan dinding.

 Prosedur kondensasi

Ujung kondensator wajah, dipaksa menjadi massa amalgam di bawah tekanan


tangan. Kondensor biasanya dimulai di tengah, dan kemudian titik kondensor

24
melangkah secara bertahap menuju dinding rongga. Persyaratan gaya tergantung
pada bentuk partikel paduan.

Setelah kondensasi setiap kenaikan, permukaan harus mengkilap ini


menunjukkan bahwa ada cukup merkuri yang ada di permukaan untuk berdifusi
ke dalam kenaikan selanjutnya sehingga setiap penambahan ditambahkan, akan
berikatan dengan yang sebelumnya. Penting untuk menghapus beberapa bahan
lunak atau lembek yang dibawa ke permukaan setiap kenaikan.

Prosedur penambahan kenaikan, kondensasi, penambahan kenaikan lainnya,


dan seterusnya dilanjutkan sampai rongga atas sangat penuh. Bahan yang kaya
akan merkuri, di permukaan yang sebelumnya akan dihilangkan saat isian diukir.
Jika rongga itu besar atau jika karena alasan tertentu waktu yang tidak perlu
diambil untuk menyelesaikan kondensasi, campuran lain harus dibuat tepat
sebelum yang asli habis atau ketika mulai kehilangan plastisitasnya. Restorasi
amalgam yang kental hanya dapat dicapai jika campuran itu memiliki konsistensi
yang tepat. Campuran yang kering dan kasar tidak memiliki pembagian merkuri
dan plastis yang sama, seperti digambarkan sebelumnya, dan campuran yang
keras dan panas yang menyentuh mungkin sudah dicampur terlalu lama. Apa pun
keadaannya, sebuah campuran baru harus dipersiapkan. Semakin lama waktu yg
berlalu antara pencampuran dan kondensasi, akan semakin lemah.

25
 Tekanan kondensasi

Area ujung kondensor dan gaya yang diberikan oleh operator mengatur
tekanan kondensasi (gaya per area unit). Ketika gaya yang diberikan diterapkan,
maka semakin kecil kondensor, dan semakin besar tekanan yang diberikan pada
amalgam.

Jika titik kondensator terlalu besar, operator tidak dapat menghasilkan tekanan
yang cukup untuk mengembun amalgam secara memadai dan memaksanya ke
daerah retentive. Sebuah penelitian atas 30 praktisi memperlihatkan bahwa rata-
rata gaya kondensasi antara 13,3 dan 17,8 N digunakan. Untuk memastikan
kepadatan maksimum dan adaptasi ke dinding rongga, gaya kondensasi harus
besar sebagai paduan yang memungkinkan, dan konsisten dengan kenyamanan
pasien.

Banyak benda berbentuk bola memiliki sedikit "tubuh" dan hanya


memberikan sedikit daya tahan terhadap kondensasi. Maka dari itu, kekuatan
campuran bola cenderung kurang sensitif terhadap tekanan kondensasi. Banyak
kasus, kondensasi menjadi bahan untuk mencapai adaptasi yang baik. Kerugian
yang potensial dari suatu paduan bola yang dibandingkan dengan (lathecut dan
bola partikel) merupakan kecenderungan untuk menggantung di daerah proksimal
dan kontak proksimal yang lemah.

Bentuk ujung kondensor harus sesuai dengan daerah di bawah kondensasi.


Misalnya, ujung kondensor bulat, tidak efektif berdekatan dengan sudut rongga
yang telah disiapkan; Segitiga atau ujung persegi ditunjukkan dalam sebuah
daerah sulch. Terdapat beberapa Tips berbagai bentuk disediakan guna
menyediakan kondensasi yang efektif.

26
Ukiran dan penyelesain

Setelah amalgam terkondensasi ke dalam rongga yang telah disiapkan, akan


diukir untuk mereproduksi anatomi gigi yang tepat. Tujuan dari ukiran adalah
untuk menyimulasikan anatomi dan bukan untuk mereproduksi rincian yang
sangat baik. Jika ukiran itu terlalu dalam, sebagian besar amalgam bisa menjadi
terlalu tipis dan bisa patah tepat di bawah muatan oklusal.

Ukiran tidak boleh dimulai sampai amalgam cukup keras untuk


memberikan perlawanan terhadap instrumen ukiran. Suara gesekan atau
“deringan” harus didengar saat diukir. Jika proses ukiran mulai terlalu cepat,
amalgam bisa jadi terbuat dari plastik sehingga bisa ditarik dari pinggir, bahkan
oleh instrument ukiran yang paling tajam. Ketika sebuah pita matriks digunakan
untuk memfasilitasi kondensasi, itu harus dihapus selama prosedur akhir ukiran.
Penting untuk memeriksa bahwa kelebihan amalgam tidak dipaksa, secara gingiva
di luar matriks selama kondensasi.

Setelah ukiran selesai, permukaan restorasi harus dihaluskan. Selanjutnya


dapat dilakukan dengan secara hati-hati membakar permukaan dan margin
restorasi. Burnishing anatomi oklusal dapat dilakukan dengan ball burnisher.
Atau, instrumen berbilah rata yang kaku paling baik digunakan pada permukaan
yang halus. Menghaluskan dapat disimpulkan dengan menggosok permukaan
dengan lembut dengan pelet kapas yang lembab atau dengan menghaluskan
permukaan secara ringan dan pemolesan yang sangat halus atau pasta profilaksis.

Data klinis tentang kinerja restorasi mendukung keinginan membakar


sistem pengaturan tinggi, tembaga tinggi. Paduan burnishing pengaturan lambat
dapat merusak margin restorasi. Tekanan yang tidak tepat tidak diberikan pada
burnishing, dan hindari pembentukan panas. Suhu di atas 60 ° C (140 ° F)
menyebabkan pelepasan merkuri secara signifikan. Kondisi yang kaya merkuri
yang tercipta pada margin menghasilkan korosi, patah, atau keduanya yang
dipercepat. Terlepas dari campuran logam, metode triturasi, atau teknik
kondensasi, permukaan yang terbentuk akan menjadi kasar. Permukaan ditutupi

27
dengan goresan, lubang, dan penyimpangan, yang dapat menyebabkan korosi sel
konsentrasi dari waktu ke waktu.

Permukaan halus pada restorasi diproduksi oleh prosedur finishing.


Finishing restorasi harus ditunda sampai amalgam kuat untuk menahan tekanan
pemolesan. Biasanya, disarankan untuk menunggu paling tidak 24 jam. Akan
tetapi, ada kecenderungan untuk tidak meneruskan prosedur "finish" yang
disarankan sebelumnya setelah jam 24. Kebutuhan untuk kilster yang sangat
tinggi diragukan, tetapi permukaan logam harus halus dan seragam. Penggunaan
serbuk gilir dan piringan kering dapat dengan mudah menaikkan suhu permukaan
sehingga merkuri menguap. Dengan demikian, diperlukan bubuk basah dalam
bentuk pasta.

2.5 Sifat Amalgam

2.5.1 Stabilitas Dimensi

28
Amalgam dapat berkontraksi dan berekspansi selama settingan tergantung
pada komposisi dan manipulasinya. Ekspansi berlebihan bisa menghasilkan
tekanan pada pulpa dan sensitivitas pasca operasi. . Spesifikasi ADA No. 1
mengharuskan dimensi perubahan amalgam berada dalam kisaran 15 hingga 20
μm / cm diukur pada 37 ° C antara 5 menit dan 24 jam setelah awal triturasi.

2.5.1.1 Mekanisme Perubahan Dimensi

Ketika logam campuran dan merkuri tercampur, kontraksi terjadi ketika


partikel larut (dan pleh karena itu partikel menjadi lebih kecil). Karena volume
akhir fase γ1 kurang dari jumlah volume merkuri perak dan cair yang dibutuhkan
untuk menghasilkan fase γ1, kontraksi masih terus berlanjut selama fase γ1
berlangsung. Saat kristal γ1 bertumbuh, Kristal γ1 akan saling bertabrakan.
Ketika ada cukup cairan merkuri untuk menyediakan matriks plastik, ekspansi
akan terjadi ketika kristal γ1 saling bertabrakan. Setelah matriks γ1 yang kaku dan
keras terbentuk, pertumbuhan γ1 kristal tidak dapat memaksa matriks untuk
berkembang lebih jauh. Reaksi berlanjut dengan γ1  kristal tumbuh menjadi celah
yang mengandung merkuri.

Ekspansi akan terjadi jika terdapat cukup merkuri di dalam campuran


ketika perubahan dimensi. Oleh karena itu dilakukan manipulasi dengan sedikit
merkuri di dalam campuran, seperti pada merkuri rendah / rasio logam dan
tekanan kondensasi yang lebih tinggi, akan mendukung kontraksi. Selain itu,
prosedur manipulatif yang mempercepat pengaturan dan konsumsi merkuri juga
mendukung kontraksi, termasuk triturasi yang lebih lama kali dan penggunaan
partikel paduan yang lebih kecil.

Amalgam modern menunjukkan kontraksi yang bersih, sedangkan


amalgam model lama pada saat pengukuran dilakukan selalu menunjukkan bahwa
terjadi ekspansi (Gambar 1). Amalgam model lama mengandung mengandung
partikel- partikel logam campuran yang besar dan dicampuri merkuri rendah/ rasio
logam campuran yang lebih tinggi pada saat ini. Pada saat ini telah digunakan
triturasi mekanik berkecepatan tinggi.

29
2.5.1.2 Efek Kontaminasi Kelembaban

Amalgam yang mengandung seng, tembaga rendah atau tembaga tinggi


dapat terkontaminasi oleh kelembaban selama triturasi atau kondensasi, ekspansi
besar, seperti yang ditunjukkan pada (Gambar 2). Pada 3 hingga 5 hari
setelahnya penempatan akan terjadinya perluasan dan dapat berlanjut selama
berbulan-bulan, hingga mencapai nilai lebih dari 400 μm / cm (4%). Jenis
ekspansi ini dikenal sebagai ekspansi yang tertunda atau ekspansi sekunder. Hal
ini disebabkan oleh hidrogen yang dihasilkan aksi elektrolitik yang melibatkan
seng dan air. Hydrogen tidak bergabung dengan amalgam melainkan terkumpul,
hal ini menyebabkan peningkatan tekanan internal ke level yang cukup tinggi
sehingga menyebabkan creep amalgam. Sumber utama kontaminasi adalah saliva
dari isolasi yang buruk dari bidang operasi. Perlu diingat bahwa air harus
dimasukkan ke dalam sebagian besar amalgam selama triturasi atau kondensasi
untk menunda ekspansi.

30
2.5.2 Strenght

Salah satu kelemahan restorasi amalgam adalah kurangnya kekuatan yang


memadai untuk melawan kekuatan pada saat pengunyahan. Kegagalan restorasi
amalgam jarang terjadi apabila restorasi amalgam dirancang dengan baik,
kegagalan atau cacat yang lebih sering dijumpai adalah cacat pada margin
amalgam. Secara tradisional, kekuatan amalgam gigi telah dibawah tekanan tekan
menggunakan spesimen dimensi yang sebanding dengan volume amalgam
tambalan yang khas. Ketika kekuatan diukur dengan cara tradisional, kekuatan
tekan amalgam yang memuaskan harus paling sedikit 310 MPa. Pada (Gambar 3)
menunjukkan kekuatan tekan dan kekuatan tarik pada 1 jam dan 7 hari setelah
persiapan untuk amalgam tembaga rendah dan dua amalgam tembaga tinggi.

2.5.2.1 Pengaruh Triturasi

31
Efek dari triturasi tergantung pada jenis campuran amalgam, waktu
triturasi, dan kecepatan triturator. Penurunan nilai atau overtriturasi akan
mengurangi kekuatan untuk amalgam konvensional dan tembaga tinggi.

2.5.2.2 Pengaruh Kondensasi

Teknik kondensasi yang baik akan menghasilkan fraksi volume fase


matriks yang lebih kecil. Tekanan kondensasi yang lebih tinggi diperlukan untuk
meminimalkan porositas dari amalgath lathecut. Spherical amalgam yang
dipadatkan dengan tekanan yang lebih ringan akan menghasilkan kekuatan yang
memadai. Tekanan kondensor yang lebih besar hanya akan menembus amalgam.

32
2.5.2.3 Pengaruh Porositas

Void dan porositas adalah faktor yang dapat mengurangi kekuatan tekan
amalgam yang disetel. Kurangnya plastisitas amalgam alloy yang disebabkan
oleh kondensasi yang tertunda menyebabkan porositas pada amalgam tertentu.
Tekanan kondensasi yang tidak cukup pada campuran lathecut akan menghasilkan
lebih banyak porositas.

2.5.2.4 Pengaruh Mercury Content

Merkuri yang berlebihan pada restorasi amalgam akan mengurangi


strength. Setiap partikel alloy harus bercampur dengan merkuri sehingga terjadi
massa yang berbutir- butir halus dan kering. Campuran yang kasar dengan
permukaan yang berlubang akan memudahkan terjadinya korosi. . Efek dari
konten merkuri pada kekuatan tekan amalgam ditunjukkan pada (Gambar 3).
Analisis merkuri terhadap sejumlah besar restorasi mengungkapkan bahwa
kandungan merkuri di daerah marginal rata-rata antara 2% hingga 3% lebih tinggi
daripada sebagian besar restorasi.

2.5.2.5 Pengaruh Tingkat Pengerasan Amalgam

Ketika pasien selesai melakukan restorasi, kekuatan tekan amalgam


mungkin hanya 6% dari kekuatan 1 minggu. Sehingga, adanya kemungkinan
bahwa fraktur yang tinggi pada restorasi amalgam terjadi dalam beberapa jam
pertama setelah pemasangan. Spesifikasi ADA No. 1 membutuhkan kuat tekan

33
minimal 80 MPa pada 1 jam. Kekuatan ini akan membuat kemungkinan fraktur
lebih kecil jika pasien tidak sengaja menggigit restorassi setelah meninggalkan
praktek dokter gigi. Meskipun demikian, pasien harus tetap diingatkan untuk tidak
menggigit dengan terlalu kuat selama minimal 8 jam setelah pemasangan. Pada
saat itu, campuran amalgam akan mencapai setidaknya 70% dari kekuatannya

2.5.3 Creep

Creep terjadi ketika bahan padat perlahan-lahan terurai pada plastik di


bawah pengaruh tekanan. Creep dari amalgam membuat kotak amalgam
( diameter 4 mm dan panjang 6 mm ) di bawah 36 MPa kompresif tegangan.
Spesimen ini disiapkan dan disimpan pada suhu 37°C selama 7 hari sebelum
pengujian. Tingkat creep telah ditemukan berkorelasi dengan pemecahan marjinal
dari amalgam tembaga rendah konvensional; yaitu, semakin tinggi jumlah creep,
semakin besar tingkat kerusakan marjinal. Creep menyebabkan amalgam mengalir
dari waktu kewaktu sehingga amalgam yang tidak mendukung menonjol dari
margin restorasi. Karena kekuatan yang rendah dan adanya korosi, segmen fraktur
amalgam dan meninggalkan disekitar margin terdapat pada (Gambar 4).

2.5.4 Ketahanan Tarnish dan Korosi

Restorasi amalgam sering menimbulkan tarnish dan korosi pada rongga


mulut. Tarnish merupakan hasil dari pembentukan perak sulfide di permukaan,
tidak mempengaruhi atau merubah sifat mekanik amalgam. Korosi, memiliki efek
negative pada property. Produk korosi yang paling umum biasa ditemukan dengan

34
amalgam alloy konvensional adalah oksida dan klorida timah. Produk korosi
ditemukan antara permukaan gigi-amalgam dan dalam sebagian besar restorasi
amalgam. Produk-produk korosi yang mengandung tembaga juga dapat
ditemukan dalam amalgam tembaga tinggi. Namun, proses korosi lebih terbatas,
karena fase η ′ kurang rentan terhadap korosi daripada fase γ2 dari amalgam
konvensional.

Setiap kali restorasi emas ditempatkan dalam kontak dengan amalgam,


korosi amalgam dapat diharapkan sebagai akibat dari perbedaan besar dalam gaya
gerak listrik (EMF) dari dua bahan. Proses korosi dapat membebaskan merkuri
bebas, yang dapat mencemari dan melemahkan pemulihan emas. Efek biologis
seperti galvanisme juga dapat terjadi.

Amalgam tembaga tinggi adalah katodik sebuhungan dengan amalgam


konvensional. Jika restorasi amalgam tembaga tinggi ditempatkan di mulut yang
sama dengan rostorasi amalgam konvensional yag ada, korosi dan kegagalan
dapat dipercepat. Metode laboratorium yang dirancang untuk emmantau korosi di
restorasi yang berdekatan menunjukkan bahwa jalur aliran sedemikian rupa
sehingga interaksi elektrokimia antara restorasi minimal.

35
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

 Tegangan (stress) adalah tahanan material terhadap gaya atau beban.


Tegangan diukur dalam bentuk gaya per luas. Tegangan normal adalah
tegangan yang tegak lurus terhadap permukaan dimana tegangan tersebut
diterapkan
 Regangan (strain) adalah perubahan ukuran atau bentuk material dari
panjang awal sebagai hasil dari gaya yang menarik atau yang menekan
pada material.
 Persamaan kurva Tegangan – Regangan dalam bentuk eksponensial adalah
σ = Kε n
 Sifat umum logam yaitu keras, berkilat, dan berat. Sedangkan untuk
logam yang digunakan pada kedokteran gigi memiliki sifat yakni
kecocokan biologis, mudah dicairkan, mudah dicor, mudah dipoles, mudah
dilas memiliki ketahanan abrasive yang baik, tahan terhadap tekanan,
memiliki kekuatan tinggi dan tahan karat serta korosi
 Deformasi yang dihasilkan dari penerapan gaya tarik adalah perpanjangan.
Dalam indikasi manipulasi logam, perpanjangan merupakan salah satu
faktor penting. Setiap jenis stress yang diberikan akan menghasilkan
deformasi (perubahan) bentuk yang sesuai dalam badan dari logam
tersebut.
 Penggunaan logam campur dan teknik yang tidak sensitif terhadap
manipulasi dan penempatan amalgam akan meningkatkan kualitas dan
ketahanan pemulihan
 Restorasi amalgam sering menimbulkan tarnish dan korosi pada rongga
mulut. Tarnish merupakan hasil dari pembentukan perak sulfide di
permukaan, tidak mempengaruhi atau merubah sifat mekanik amalgam.
Sedangkan korosi, memiliki efek negative pada property.

36
DAFTAR PUSTAKA

 Harty, F.J dan R. Ogston. 1995. Kamus Kedokteran Gigi. Jakarta : EGC
 Combe, EC. 1992. Sari Dental Material. Penerjemah : Slamat Tarigan.
Jakarta : Balai Pustaka.
 Phillips. 2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi 10th ed. Jakarta :
EGC.
 Alla, Rama Krishna. 2013. Dental Material Sciensce 1st ed. Jaypee
Brothers medical publishers (P) Ltd.
 Kenneth J. Anusavice, Chiayi Shen, H. Ralph Rawls. Plhillips' science of
dental materials edition 12. Hal 362 – 366

37

Anda mungkin juga menyukai