DEFORMATION
(Strain, Modulus of Elasticity, and Resilience)
Oleh :
Kurnia Fatwti (J012222001)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu :
Mata Kuliah Biomekanika dan Uji Bahan Kedokteran Gigi
Dosen Pengampuh : Prof. Dr.drg.Bahruddin Thalib, M.kes, Sp.
Pros(K)
ii
BAB I
PENDAHULUAN
keretakan, atau fraktur ketika menerima gaya atau tekanan yang diberikan dan
induksi dari tegangan. Faktor penting dalam desain protesa gigi adalah kekuatan,
sehingga sifat mekanis suatu bahan harus dipastikan memiliki kemampuan untuk
fungsinya secara efektif dan aman dalam jangka waktu yang lama. Dalam
Deformasi plastis terjadi ketika batas tegangan elastis (batas proporsional) bahan
hal ini bukan merupakan sifat yang dapat diandalkan untuk memperkirakan
probabilitas ketahanan protesa yang terbuat dari bahan yang rapuh. Kekuatan yang
meningkat berbanding lurus dengan ukuran spesimen dan laju tegangan, dan akan
menurun sesuai dengan jumlah siklus tegangan, dan sangat dipengaruhi oleh
permukaan. Dengan demikian, kekuatan bukanlah sifat utama dari suatu material
Sifat mekanik adalah respon yang terukur pada material elastisitas maupun
plastis di bawah pengaruh gaya, distribusi gaya, atau tekanan. Sifat mekanik
paling sering dinyatakan dalam satuan tegangan dan/atau regangan. Laju tegangan
1
juga penting karena kekuatan bahan getas meningkat seiring dengan peningkatan
ireversibel akan menyebabkan keadaan elongasi dan ductility. Selain itu, dapat
terjadi kombinasi deformasi elastis dan plastis misalnya toughness dan yield
konsep tegangan dan regangan serta perbedaan antara gaya, tekanan, dan tegangan
menerapkan berbagai gaya pada suatu material dan menentukan nilai tegangan
dan regangan yang sesuai. Plot nilai tegangan dan regangan yang bersesuaian
disebut sebagai kurva tegangan-regangan. Kurva seperti itu dapat diperoleh pada
kedokteran gigi
2
1.4 Manfaat Penulisan
Sebagai seorang klinisi agar dapat mengetahui sifat mekanik dari dental
material dan mengetahui material apa saja yang digunakan dalam kedokteran gigi
gigi sehari-hari.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
a. Stress (Tegangan)
Ketika suatu gaya bekerja pada suatu benda, gaya yang diberikan akan
ditolak oleh benda sebagai respon dari gaya eksternal tersebut. Reaksi internal
ini besarnya sama dan berlawanan arah dengan gaya eksternal yang
suatu benda didefinisikan sebagai gaya per luas, atau tegangan = gaya/luas.
Tegangan sulit diukur secara langsung, sehingga gaya dan luas area yang
terkena gaya diukur, dan tegangan dihitung dari rasio gaya per luas. Oleh
karena itu, satuan tegangan adalah satuan gaya (N) dibagi satuan luas, dan
jutaan pascal, 1 MPa = 106 Pa. Tegangan pada suatu struktur bervariasi
secara langsung terhadap gaya dan berbanding terbalik dengan luas, sehingga
(Anusavice, 2013).
b. Strain (Regangan)
4
digambarkan sebagai perubahan panjang (ΔL = L − Lo) per panjang asli
(Lo) suatu benda ketika benda tersebut dikenai beban. Besarnya regangan
akan berbeda pada setiap jenis material dan besarnya beban yang
juga penting dalam bahan cetak, dimana bahan harus setting tanpa distorsi
gaya pada suatu material dan menentukan nilai tegangan dan regangan yang
sesuai. Plot nilai tegangan dan regangan yang bersesuaian disebut sebagai
besar yang sama, dan deformasi harus terjadi pada tingkat yang seragam.
5
antara dua penjepit kemudian diaplikasikan gaya tarik. Beban diukur dengan
tegangan dan regangan yang sesuai. Plot nilai tegangan dan regangan yang
(shear).
6
Gambar 2. Stress-strain curve
Ada beberapa Sifat mekanik dan parameter yang dapat diukur untuk
Poisson’s ratio.
meningkat, regangan (strain) akan ikut meningkat. Pada bagian awal kurva,
regangan menjadi dua kali lipat, maka tegangan juga menjadi dua kali lipat.
Setelah titik A, tegangan tidak lagi berbanding lurus dengan regangan. Oleh
karena itu, nilai tegangan di A disebut proportional limit (SPL atau σPL),
7
Gambar 3. Peningkatan stress-strain
daerah elastis. Ketika suatu benda mengalami tegangan lebih besar dari batas
a. Elastic Modulus
dilambangkan dengan variabel E. Kata modulus berarti rasio dan dalam hal
Stress(σ )
Elastic Modulus(E)=
Strain(ε )
tegangan dan regangan dalam rentang elastis atau linier. Kualitas elastisitas
suatu bahan mewakili sifat dasar bahan tersebut. Gaya antar atom atau
8
antarmolekul suatu bahan bertanggung jawab atas sifat elastisitasnya.
Semakin kuat gaya tarik-menarik dasar maka semakin besar nilai modulus
elastisitasnya sehingga material tersebut akan semakin kaku. Karena sifat ini
tertentu, semakin besar nilai modulusnya. Misalnya, jika satu kawat jauh
lebih sulit untuk ditekuk dibandingkan kawat lain dengan bentuk dan ukuran
yang sama, tegangan yang jauh lebih tinggi harus ditimbulkan sebelum
regangan atau deformasi yang diinginkan dapat dihasilkan pada kawat yang
lebih kaku. Bahan tersebut akan memiliki modulus elastisitas yang relatif
gigapascal (GPa).
b. Resilience
9
Ketahanan mempunyai arti penting dalam evaluasi kawat ortodontik.
menentukan besarnya gaya yang dapat diberikan pada gigi dan seberapa
jauh gigi dapat bergerak sebelum pegas tidak efektif lagi. Misalnya,
10
BAB III
KESIMPULAN
Sifat mekanik adalah respon yang terukur pada material elastisitas maupun
plastis di bawah pengaruh gaya, distribusi gaya, atau tekanan. Sifat mekanik
paling sering dinyatakan dalam satuan tegangan dan/atau regangan. Laju tegangan
juga penting karena kekuatan bahan getas meningkat seiring dengan peningkatan
ireversibel akan menyebabkan keadaan elongasi dan ductility. Selain itu, dapat
terjadi kombinasi deformasi elastis dan plastis misalnya toughness dan yield
konsep tegangan dan regangan serta perbedaan antara gaya, tekanan, dan tegangan
11
DAFTAR PUSTAKA
Sakaguci, R., Ferracane, J. & Powers, J., 2019. Craig's: Restorative Dental
Material. 14th edition ed. St. Louis, Missouri : Elsevier.
Triayana, D. & Anis, A., 2013. Makalah Diskusi Sifat Fisik dan Sifat Mekanis
Dental Material.
Powers, J. M. & Watana, J. C., 2008. Dental Materials Properties and
Manipulation. 9th Edition ed. Washington: Elsevier.
Anusavice, K. J., 2013. Philips Science of Dental Material. 12th edition ed.
Washington: Elsevier.
12