PENGUJIAN LOGAM
“UJI TARIK”
Disusun Oleh
(201410120311122)
LEMBAR ASISTENSI
NIM : 201410120311122
Malang, ……………………
Mengetahui :
Dosen Pembimbing
COVER...................................................................................................................1
LEMBAR ASISTENSI..........................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................21
BAB V KESIMPULAN........................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
I. 1. Latar belakang
Dalam dunia Engineering, seringkali kita dihadapkan pada istilah-
istilah teknik seperti : tegangan tarik, tegangan geser, tegangan ijin,
regangan, modulus elastisitas, dll yang kesemuanya itu merupakan sifat-
sifat mekanik dari material (dalam hal baja). Bagi seorang ahli ilmu teknik
(engineer), cara untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dari suatu material
sudah lumrah diketahui namun tidak demikian dengan para mahasiswa
teknik (apalagi yang masih di awal perkuliahan).
Tujuan pengujian mekanik suatu logam, yakni dengan percobaan-
percobaan yang dilakukan terhadap suatu logam adalah untuk mendapatkan
data-data yang dapat menunjukan sifat-sifat mekanik logam tersebut.
Pengujian tarik bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan
perubahan-perubahannya dari suatu logam terhadap pembebanan tarik.
Pengujian ini umumnya diperuntukan bagi pengujian beban-beban statik….
(Okasatria Novyanto, 2009:1)
Untuk men-design suatu sistem mekanis, sifat-sifat mekanik dari
suatu acuan yang harus disertakan dalam pemilihan material serta
penggambaran kemampuan sistem mekanis yang di-design. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya pengujian tarik untuk diketahui baik
praktis maupun teoretis.
I. 2. Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan praktikum pengujian tarik yaitu :
1. Memahami fenomena kekuatan tarik material.
2. Mengetahui sifat mekanik pada baja ST 42: Yield point bahan uji,
Modulus elastis bahan, Besarnya kekuatan tarik maksimum (UTS)
3. Mengetahui cara penggunaan mesin pengujian tarik
4. Mengetahui grafik tegangan-regangan dari material yang diuji
I. 3. Manfaat
Manfaat-manfaat yang dapat diambil dari praktikum pengujian tarik
adalah:
1. Praktikan dapat lebih memahami pengujian tarik.
2. Praktikan dapat memahami sifat-sifat mekanik dari baja ST 42.
3. Data-data yang telah diperoleh dapat dimanfaatkan untuk menjadi
acuan pemanfaatan baja ST 42 dalam design
BAB II
LANDASAN TEORI
Gambar 1.9. Foto SEM sampel dengan perpatahan getas. Perhatika bentuk
perambatanretak yang menjalar (a) memotong butir (transgranular fracture)
dan (b) melalui batasbutir material (intergranular fracture)
(Akhmad Herman Yuwono,2009;5-13).
BAB III
METODE PENGUJIAN
2. Jangka sorong.
3. Alat-alat tulis untuk mencatat data.
4. Spesimen uji (Baja ST 42)
Do= 8.1 mm
Lo= 80 mm
III. 3. Data hasil percobaan
Data specimen sebelum dan sesudah pengujian dilakukan
adalah sebagai berikut:
Diameter mula-mula (Do) = 1,28 mm
Dimana:
D0 = diameter awal [mm]
Df = diameter akhir [mm]
c. Tegangan (σ)
Dimana:
P = beban [kg]
d. Regangan (ε)
VI. 2. Grafik
Apabila tegangan sudah mencapai titik Yields Stress maka benda uji
sudah mulai nampak adanya pengecilan penampang. Dan ternyata pula
pada titik tersebut benda uji mengalami pertambahan panjang dengan
sendirinya walaupun besarnya beban tidak ditambah. Yields Stress dapat
juga disebut dengan Yeild Point (Batas Lumer). Tetapi pada umumnya
banyak logam yang tidak memiliki titik atau batas lumer yang jelas,
terutama pada logam-logam yang rapuh. Pada diagram Tegangan-
Regangan dari jenis logam tersebut titik lumer ditentukan dari harga
tegangan dimana benda uji dari logam tersebut memperoleh perpanjangan
(pertambahan panjang) permanen sebesar 0,2% dari panjang mula-mula.
Tegangan ini biasanya dimanakan “Tegangan Net 0,2” dan merupakan
dasar untuk menentukan Yield Stress.
BAB V
KESIMPULAN
Setiap material atau bahan mempunyai kekuatan tarik maksimum yang
berbeda terhadap pembebanan mekanis yang dilakukan pada perilaku material
tersebut.
Dari hasil pengujian diketahui bahwa specimen yang diuji, yakni baja ST
42 memiliki mechanical properties sebagai berikut:
a. Yield point sebesar, 51.62 (kg/mm2)
b. Modulus elastic bahan, 97.807 (kg/mm2)
c. Kekuatan tarik maksimum (UTS), 64.273 (kg/mm2)
Nilai-nilai di atas didapatkan dari grafik tegangan-regangan baja ST 42
berikut.
DAFTAR PUSTAKA
Novyanto,Okasatria“MengenalPengujianTarik”
(Online)http://okasatria.blogspot.com/2008/02/pengujian-tarik.html
Yuwono, A. Herman “Buku Panduan Praktikum Karakterisasi Material
1pengujian Merusak (Destructive Testing)”
(Online)http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/11/203f21941a45967f272
5262fb729753931ce61b8.pdf