Anda di halaman 1dari 8

Journal Review

Judul Job Crafting among Labor Union Representatives: Its Impact on


Work Engagement and Job Satisfaction
Penulis Almer Villajos, Cristina Garcial-Ael; Gabriela Topa

Tahun 2019

Jurnal Social Sciences

Reviewer Moch. Fahrizal Saugi (206020200111007)

1. Latar Belakang

Hingga dekade 80-an, serikat pekerja hampir secara eksklusif berfokus pada
perlindungan tenaga kerja dan hak-hak sosial ekonomi pekerja. Serikat pekerja
dibentuk di sekitar organisasi tempat kerja agar dapat menjaga hubungan vertikal di
tingkat regional, nasional, dan internasional. Dalam beberapa dekade terakhir,
meningkatnya persaingan dan globalisasi dunia kerja, serta faktor-faktor lain seperti
munculnya outsourcing atau pengaturan pekerjaan, telah merusak agenda tradisional
mereka. Menanggapi adanya transformasi pasar tenaga kerja, serikat pekerja telah
mencari cara baru untuk mengamankan restrukturisasi dan pertumbuhan serta
pembaruan mereka. Serikat pekerja dari banyak negara industri juga telah berfokus
pada pengembangan model organisasi baru berdasarkan pada struktur yang lebih
horizontal yang melampaui tempat kerja untuk membangun hubungan dengan
komunitas kelompok lain.
Kegiatan serikat pekerja tidak terlepas dari risiko karena banyaknya tugas yang
harus dilakukan oleh seorang anggota serikat pekerja, yang meliputi peran sebagai
anggota serikat pekerja, manajemen hubungan sosial, dan partisipasi dalam
organisasi internal serikat pekerja. Anggota serikat pekerja melakukan aktivitasnya
bersentuhan langsung dengan orang lain, baik afiliasi maupun tidak berafiliasi. Untuk
menghadapi situasi yang kompleks, di mana ada konflik dan perbedaan kepentingan,
mereka harus melibatkan pekerja yang cakap, dan kompeten.
Job crafting adalah anteseden keterlibatan kerja secara umum ( Shin et al. 2018 ),
meskipun hubungan ini belum dijajaki di bidang serikat pekerja. Aktivitas serikat
pekerja bersifat sukarela dan, oleh karena itu, tampaknya terkait erat dengan
pembuatan kerja. Hal ini dikarenakan karakteristik pekerjaan yang dilakukan oleh
pengurus serikat pekerja seringkali memungkinkan mereka untuk mengatur
pekerjaannya sesuai dengan preferensi mereka. Singkatnya, anggota serikat pekerja
dapat secara mandiri menyusun aspek-aspek tertentu dari pekerjaan serikat pekerja
mereka untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan mereka sendiri.

2. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi hubungan antara
perwakilan serikat pekerja/buruh yang menyusun pekerjaan dengan kesejahteraan
dan kesehatan mereka.

3. Tinjauan Pustaka
3.1 Job Crafting
Menurut Tims dkk (2012), mendefinisikan job crafting sebagai serangkaian
inisiatif perubahan yang dihasilkan oleh orang untuk membuat pekerjaan lebih
sesuai dengan harapan dan kebutuhan mereka.
3.2 Job Crafting: Manajemen Permintaan
Penelitian yang dilakukan oleh Shin (2018) menggunakan Job Demands-
Resources Model untuk mendeskripsikan sekumpulan karakteristik kerja spesifik
yang dibingkai ulang oleh karyawan ketika mereka menggunakan perilaku job
crafting.
Demerouti (2001) menjelaskan, permintaan pekerjaan ditentukan oleh aspek
fisik, organisasi, psikologis, dan sosial dari pekerjaan tersebut. Semuanya
membutuhkan upaya berkelanjutan yang terkait dengan biaya fisik dan
psikologis. Permintaan diklasifikasikan menjadi permintaan yang menantang dan
menghalangi. Permintaan yang menantang adalah yang jika dipenuhi,
menghasilkan keuntungan yang melebihi investasi yang dihasilkan. Permintaan
yang menghalangi adalah permintaan yang membatasi keuntungan yang dibuat
oleh individu dan organisasi, yang mengurangi keefektifan dan pencapaian hasil
untuk keduanya.
3.3 Job Crafting: Sumber Daya
Sumber daya pekerjaan adalah aspek fisik, psikologis, organisasi, dan sosial
dari pekerjaan yang sangat penting untuk pencapaian tujuan dan untuk
merangsang pertumbuhan, pembelajaran, dan perkembangan pribadi.
Peningkatan sumber daya pekerjaan sosial (misalnya, dukungan sosial,
pembinaan, dan umpan balik) dan sumber daya pekerjaan struktural (misalnya,
otonomi dan kesempatan pengembangan) mendukung kesejahteraan tenaga
kerja dan pencapaian tujuan yang ditetapkan.
Berdasarkan pendapat dari Bakker (2017), job crafting mengacu pada
perilaku yang dimulai sendiri secara sukarela yang bertujuan untuk mencari
sumber daya dan tantangan, mengurangi permintaan, serta untuk meningkatkan
kondisi kerja atau untuk mengatasi lingkungan kerja yang ambigu.
Singkatnya, kerajinan kerja atau job crafting dapat diterapkan dengan
tindakan meningkatkan sumber daya struktural yang tersedia, sumber daya
sosial, dan mengurangi tuntutan yang telah menjadi hambatan bagi pekerja.
3.4 Dampak Job Crafting pada Keterlibatan Kerja
Menurut Tims, Leana, dan Petrou (2012), kesejahteraan pribadi harus
dipertimbangkan baik dari perspektif hedonis maupun eudemonik. Pertama lebih
berfokus pada kepuasan dan kesenangan dan yang kedua lebih berorientasi
pada integrasi dan kinerja sosial dan organisasi. Oleh karena itu, kepuasan kerja
dapat dianggap sebagai indikator kesejahteraan hedonis, keterlibatan kerja
dapat berfungsi sebagai indikator kesejahteraan eudemonik.
Bakker dan Demerouti (2017) berpendapat bahwa work engagement
dipahami sebagai suasana positif yang terdiri dari semangat, dedikasi, dan daya
serap dalam bekerja. Semangat dicirikan oleh tingkat energi dan ketahanan
mental yang tinggi, keinginan, dan kemauan untuk menginvestasikan upaya, dan
ketekunan dalam upaya itu ketika menghadapi kesulitan. Dedikasi terwujud
sebagai antusiasme, inspirasi, dan kebanggaan dalam bekerja. Penyerapan
terjadi ketika rasa kenikmatan dan konsentrasi yang kuat dirasakan saat
melakukan pekerjaan.
3.5 Dampak Job Crafting pada Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja dipahami sebagai penilaian keseluruhan orang tersebut
tentang pekerjaannya. Moorman (1993) menyatakan kepuasan kerja afektif
adalah respons emosional global dan positif terhadap pekerjaan seseorang
sebagai keseluruhan. Kepuasan kerja afektif sering dianggap identik dengan
kepuasan umum atau keseluruhan, dan itu dievaluasi melalui item yang
menanyakan orang seberapa mereka menyukai pekerjaan mereka. Sebagian
besar studi yang ada tentang kerajinan kerja dan kesejahteraan karyawan telah
menganalisis keterlibatan kerja dan kepuasan kerja sebagai hasil potensial dari
kerajinan kerja.
Hubungan antara dimensi dari job crafting dengan kepuasan kerja yang
secara khusus akan meningkatkan tuntutan pekerjaan yang menantang dan
mengurangi tuntutan pekerjaan yang secara signifikan dapat menghalangi
kepuasan kerja. Selain itu dalam penelitian Tims, dkk (2013), menunjukkan
bahwa peningkatan sumber daya pekerjaan berkorelasi positif dengan
peningkatan keterlibatan dan kepuasan kerja serta penurunan kelelahan.
4. Kerangka Konseptual
Berikut adalah kerangka konseptual pada penelitian ini, dimana untuk
menganalisis secara empiris terkait pekerjaan yang dibuat melalui tuntutan pekerjaan
dan sumber daya karyawan yang berubah berdampak pada keterlibatan kerja dan
kepuasan kerja:

Dari kerangka konseptual tersebut, maka diperoleh rumusan hipotesis:


H1: Job crafting akan berpengaruh kepada kepuasan perwakilan dari serikat pekerja
H2: Job crafting akan berpengaruh terhadap keterlibatan perwakilan dari serikat
pekerja

5. Metode Penelitian

Jenis Penelitian Penelitian Kuantitatif


Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah 78 orang perwakilan serikat
pekerja dari konfederasi serikat pekerja di Spanyol
dengan usia rata-rata 48,71 tahun yang terbagi dari
57,69% laki-laki dan 42,32% perempuan.
Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui
pengambilan data dari pimpinan serikat pekerja di
negara bagian (CCOO, UGT, dan CGT) dan
melalukan pengisian kuisioner di dalam Google Form
kepada perwakilan serikat pekerja. Total 78 orang
perwakilan serikat pekerja yang tergabung dalam
negara umum dan ekonomi swasta telah
menyelesaikan dengan baik terhadap kuisioner yang
disebarkan.
Metode Analisis Data Metode analisa data yang digunakan yaitu: Analisa
deskriptif untuk masing-masing variabel dalam
penelitian. Analisis bivariate untuk menganalisis
bagaimana korelasi dari variabel-variabel penelitian.
Analisis linier berganda untuk menganalisis pengaruh
dari empat dimensi job crafting (peningkatan sumber
daya struktural,peningkatan sumber daya sosial,
peningkatan permintaan yang menantang, dan
pengurangan permintaan pekerjaan) terhadap
kepuasan kerja dan keterlibatan kerja.

6. Hasil Penelitian
6.1 Analisa Deskriptif dan Korelasi Variabel Penelitian

6.2 Analisa Regresi Linear pada Keterlibatan Kerja


6.3 Analisa Regresi Linear pada Kepuasan Kerja

6.4 Pembahasan
Analisis regresi linier berganda bertahap dilakukan untuk menguji hipotesis
penelitian, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4. Berdasarkan hipotesis
pertama, hasilnya tidak termasuk dimensi pengurangan permintaan pekerjaan (t =
−0.002, p = 0.999). Analisa regresi dari keterlibatan (F (3, 74) = 20.149, p < 0.001)
menunjukkan bahwa model prediktor terbaik adalah model tiga dimensi sebagai
prediktor: Peningkatan sumber daya pekerjaan struktural (t = 2.983, p = 0.004),
peningkatan sumber daya pekerjaan sosial (t = 2.976, p = 0.004), dan peningkatan
permintaan pekerjaan yang menantang (t = 2.002, p = 0.049), dengan koefisien
determinasi R2 = 0.45.
Mengenai hipotesis kedua, hasilnya mengecualikan dimensi pengurangan
tuntutan pekerjaan (t = −0,957, p = 0,342) dan peningkatan tuntutan yang
menantang (t = 0,691, p = 0,492). Mengenai hipotesis kedua, hasilnya
mengecualikan dimensi pengurangan tuntutan pekerjaan (t = −0,957, p = 0,342) dan
peningkatan tuntutan yang menantang (t = 0,691, p = 0,492)
Analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa model terbaik untuk
memprediksi kepuasan kerja (F (2,75) = 13,515, p <0,001) adalah model dengan
koefisien determinasi R2 = 0,27 yang dianggap sebagai prediktor dimensi job
crafting peningkatan sumber daya pekerjaan struktural (t = 3.974, p <0.001) dan
peningkatan sumber daya pekerjaan sosial (t = 2.274, p = 0.026).
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan bukti empiris tentang hubungan
antara perwakilan serikat pekerja/buruh yang menyusun pekerjaan dengan
kesejahteraan dan kesehatan mereka. Pertama, bukti mendukung bahwa dengan
adanya peningkatan sumber daya structural dan social job crafting berpengaruh
terhadap varian kepuasan kerja karyawan.
Kedua, terkait hubungan job crafting dengan keterlibatan kerja karyawan.
Dimana pada hal ini, ketiga variabel prediktor (peningkatan sumber daya pekerjaan
structural, pekerjaan social, dan permintaan pekerjaan yang menantang) diperoleh
hasil prediksi yang sedang dengan menyumbang 45% dari varians keterlibatan
karyawan. Sehingga, dalam penelitian ini menunjukkan efek positif dari job crafting
pada hasil yang diinginkan karyawan, seperti kepuasan dan kesejahteraan kerja.
7. Kesimpulan
Dari penelitian diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hasil uji H1 membuktikan
peningkatan pada dimensi sumber daya structural dan sosial dapat membantu
memprediksi kepuasan kerja dari perwakilan serikat pekerja. Selanjutnya pada H2,
dimensi peningkatan sumber daya struktural dan sosial serta meningkatnya
permintaan akan tantangan pekerjaan dapat membantu memprediksi keterlibatan
perwakilan serikat pekerja.
Sehingga dari perwakilan serikat pekerja konfederasi dapat melaksanakan proses
job crafting yang dipahami sebagai kemampuan orang-orang yang terlibat dalam
kegiatan serikat untuk mentransformasikan, mengubah, dan mengadaptasi kegiatan
dan lingkungan kerja. Akan tetapi, aktivitas serikat pekerja yang terkait dengan job
crafting hampir tidak mendapat perhatian akademis dan sosial, karena aktivitas
serikat pekerja masih kurang diakui sebagai aktivitas kerja biasa.

8. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian

Kelebihan - Penelitian ini memiliki cukup banyak referensi


sehingga mendukung dalam proses penelitian
- Abstrak penelitian yang cukup jelas dalam
memberikan ringkasan penelitian

Kekurangan - Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan


pada prosedur pemilihan peserta dan ukuran
sampel.

Anda mungkin juga menyukai