STIMULASI MEKANIK
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui
kuliah dasar-dasar ortodonti. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya
tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………..3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................
2.1 Nomenklatur dalam Biomekanika Ortodonti………..…………. 4
2.1.1 Force…………………………………………………………..7
2.1.2 Center of Resistance…………………………………………8
2.1.3
2.2 Profesionalisme sebagai Kontrak Sosial......................................................
2.3 Prinsip-Prinsip Profesionalisme...................................................................
2.4 Profesionalisme Kedokteran di Indonesia.................................................
2.5 Praktek Telekonsultasi Klinis dalam Tinjauan Bioetika.........................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
3.1 Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA 18
ii
i
BAB I PENDAHULUAN
Fisika, Matematika dan Teknik adalah 3 dasar ilmu yang digunakan untuk
mempelajari pergerakan gigi. Mekanika adalah cabang ilmu teknik yang menggambarkan
efek dari kekuatan (force) dalam tubuh. Pengertian yang jelas teori mekanik berpotensi
untuk diaplikasikan pada aplikasi yang tepat pada kekuatan yang diberikan, pengertian
yang baik pada respon klinis dan histologis terhadap bervariasi kekuatan, meningkatkan
yang di aplikasikan pada gigi, pergerakan gigi akan terjadi akibat tulang sekitar gigi
mengalami remodeling. Tulang akan terambil secara selektif dan terjadi penambahan di
sisi lain. Pentingnya pergerakan gigi terjadi selama tulang membawa perangkat
perlekatannya dari soket tulang yang bermigrasi. Karena respon tulang dimediasi oleh
Kekuatan yang diberikan pada gigi dapat juga mempengaruhi pola aposisi dan
reposisi tulang pada sisi yang jauh dari gigi, khususnya sutura pada maksila dan
permukaan tulang pada dua sisi dari TMJ. Oleh sebab itu respon biologi pada perawatan
ortodonti meliputi tidak hanya pada jaringan periodontal tetapi juga respon pada area
Pergerakan gigi ortodontik yang optimal dapat dicapai dengan kekuatan terus
menerus yang ringan. Perancangan alat ortodontik yang efektif dan efisien untuk
menghasilkan gaya seperti itu merupakan tugas yang menantang. Ini membutuhkan
pengetahuan biomekanik selain dari dasar biologis pergerakan gigi. Biomekanika adalah
studi dan analisis fungsi mekanik dalam tubuh hidup dan efek gaya pada bentuk dan
4
gerak tubuh hidup.10
Sir Isaac Newton mengantisipasi masalah ortodontis ketika dia berkata, "Aksi
dan reaksi adalah sama dan berlawanan," atau untuk setiap gaya yang diterapkan, ada
gaya yang sama dan berlawanan. Menyadari hal ini, dokter gigi dapat menggunakan gigi
tertentu untuk 'penjangkar', guna memindahkan gigi lain ke posisi yang lebih
diinginkan.10
ortodonti
Hasanuddin.
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Respon gigi terhadap kekuatan yang diberikan dapat menjadi 3 tahapan yaitu
klinis, seluler, aktifitas level stress-strain dalam jaringan yang terlibat. Pentingnya studi
mekanik tidak dapat menekankan pentingnya asumsi yang dibuat mengenai aktifitas
kesimpulannya.7
digunakan.10
6
2.1 Terminologi dalam Biomekanika Ortodonti
per satuan luas, sedangkan regangan (strain) adalah distorsi internal yang
panjang.9
2.1.2 Force
gravitasi), biasanya diukur secara klinis dalam satuan berat gram atau ons.
Dalam konteks ini, untuk semua tujuan praktis, 1,0 N≅ 100 gram.10
1 N = 101,9 g (102 g)
representasi grafik dari pergeakan gaya dengan membentk sudut pada gigi
insisiv sentral :
4. Line of action of force : adalah garis lurus yang terletak pada bidang
seperti halnya tiang pagar yang memanjang ke tanah atau akar gigi yang
hambatan eksternal. Pusat resistensi gigi berada pada perkiraan titik tengah
dari bagian akar yang tertanam (yaitu, sekitar setengah jalan antara apeks
adalah maksimum. Jika suatu gaya diberikan pada pusat hambatan, seluruh
benda akan bergerak secara merata ke arah gaya yang diberikan. Studi
panjang akar, kira-kira 24-35% dari jarak dari puncak alveolar. Pusat
resistensi gigi bervariasi. Itu tergantung pada morfologi akar, jumlah akar,
tingkat dukungan tulang alveolar dan panjang akar. Oleh karena itu, pusat
dikelilingi oleh kekuatan otot. Oleh karena itu, pusat perlawanan harus
9
Penerapan kekuatan ke pusat resistensi gigi menghasilkan gerakan tubuh
yang sebenarnya.
1. Anteroposterior
2. Transverse
3. Vertikal
10
2.1.3 Center of Gravity, Center of Mass
Ketika suatu gaya dikenakan pada suatu bagian tubuh, maka secara
natural, gerakan terpusat pada suatu titik yaitu center of mass. Center of mass dari
suatu bagian tubuh adalah titik dimana massa tubuh tersebut terkonsenrasi (contoh
: jika gaya dikenakan pada titik itu maka tubuh tersebut akan bergerak pada garis
lurus). Sama seperti bumi yang dikenai gaya di setiap segmen massanya. Total
dari efek gaya gravitasi pada keseluruhan suatu tubuh atau suatu system dimana
gaya gravitasi terkonsentrasi pada suatu titik tertentu disebut center of gravity.
Jika gaya diaplikasikan tepat pada titik ini akan menyebabkan suatu tubuh atau
system itu bergerak lurus tanpa adanya rotasi. Perbedaan dari center of mass dan
(dikendalikan oleh gaya gravitasi). Gigi adalah bagian dari system yang
dikendalikan. Selain oleh gaya gravitasi mereka lebih dominan dikendalikan oleh
struktur jaringan periodontal yang berbeda – bedan (melibatkan akar dan bukan
11
mahkota gigi) di sekitar gigi. Oleh karena itu center of mass atau center of gravity
tidak akan menghasilkan gerakan yang lurus jika gaya yang diaplikasikan akan
akan mengubah titik tersebut. Titik yang baru yang dianalogikan sebagai center of
gravity yang dibutuhkan untuk menghasilkan gerakan yang lurus, pada konteks ini
2.1.4 Moment
Momen dihasilkan oleh gaya yang bekerja pada jarak tertentu. Secara kuantitatif,
itu adalah produk dari gaya kali jarak tegak lurus dari titik penerapan gaya ke
pusat perlawanan dan dengan demikian diukur dalam satuan grammilimeter (atau
setara). Jika garis aksi gaya yang diterapkan tidak melewati pusat resistensi,
momen harus dibuat. Gaya tidak hanya akan cenderung untuk menerjemahkan
memutar objek di sekitar pusat perlawanan. Ini, tentu saja, adalah situasi yang
tepat ketika suatu gaya diterapkan pada mahkota gigi . Gigi tidak hanya berpindah
ke arah gaya, tetapi juga berputar di sekitar pusat resistensi begitu juga ujung gigi
saat bergerak.7
2.1.5 Couple
Dua gaya yang besarnya sama dan arahnya berlawanan tetapi tidak pada
baris yang sama. Hasil dari penerapan dua gaya dengan cara ini adalah momen
murni, karena efek translasi dari gaya-gaya tersebut dibatalkan. Pasangan akan
12
menghasilkan rotasi murni, memutar objek di sekitar pusat perlawanannya; itu
kombinasi gaya dan kopel dapat mengubah cara suatu benda berputar ketika
sedang bergerak.7
Ketika dua gaya diterapkan secara bersamaan ke suatu objek, pusat rotasi dapat
dikontrol dan dibuat untuk memiliki lokasi yang diinginkan. Penerapan gaya dan
gerakan tubuh gigi, atau bahkan gerakan akar yang lebih besar daripada mahkota,
dapat dihasilkan.10
13
2.1.6.1 Force, Momen dan Couple pada Pergerakan Gigi
menerapkan gaya lebih dekat ke pusat hambatan. Dalam ortodontik, tidak praktis
untuk menerapkan gaya langsung ke akar, tetapi efek yang sama dapat dicapai
Kemudian gaya dapat diterapkan pada lampiran sedemikian rupa sehingga garis
kerjanya melewati dekat atau melalui pusat perlawanan. Jika attachment benar-
benar kaku, efeknya adalah mengurangi atau menghilangkan lengan momen dan
menciptakan momen kedua yang berlawanan arah dengan momen pertama. Jika
momen penyeimbang kedua dapat dibuat sama besarnya dengan momen yang
dihasilkan oleh aplikasi gaya pertama, gigi akan tetap tegak dan bergerak secara
fisik. Namun, momen hanya dapat diciptakan dengan penerapan gaya di kejauhan,
jadi ini akan membutuhkan gaya kedua yang diterapkan pada mahkota gigi. .9
14
bergerak adalah dengan mempertimbangkan rasio antara momen yang tercipta
ketika suatu gaya diterapkan pada mahkota gigi (momen gaya [MF]), dan momen
penyeimbang yang dihasilkan oleh kopel di dalam braket (momen kopel [MC]).
pusat rotasi dipindahkan dari pusat resistensi, dan akar dan mahkota bergerak ke
Momen gaya ditentukan oleh besarnya gaya dan jarak dari titik penerapan
gaya ke pusat tahanan. Untuk sebagian besar gigi, jarak ini adalah 8 hingga 10
mm, jadi MFakan menjadi 8 sampai 10 kali kekuatan. Dengan kata lain, jika gaya
bersih 100 gram digunakan untuk menggerakkan gigi seperti itu, momen
15
keseimbangan 800 hingga 1000 gram-mm akan diperlukan untuk mendapatkan
akan menghasilkan gerakan tubuh, dan rasio yang lebih besar dari itu akan
menghasilkan torsi. Karena jarak dari titik penerapan gaya ke pusat resistensi
panjang akar, jumlah penyangga tulang alveolar, atau titik penerapan gaya
bagaimana gigi akan merespon. Ingatlah bahwa ketika sebuah gaya diterapkan
pada braket untuk menggesernya sepanjang kawat lengkung, seperti yang sering
terjadi dalam ortodontik klinis, gaya yang dirasakan oleh gigi akan lebih kecil
daripada gaya yang diberikan pada braket karena resistensi terhadap geser di
terhadap geser dikurangi) dan momen yang terkait dengan gaya total adalah yang
menjadi faktor. Sangat mudah untuk meremehkan besarnya gaya yang dibutuhkan
sebelumnya, jika gaya total 50 gram digunakan untuk menarik kembali gigi
insisivus sentralis, momen 500 gram-mm akan diperlukan untuk menjaganya agar
sebesar ini dalam batas-batas braket 18-mil (0,45 mm) akan membutuhkan gaya
16
berlawanan sebesar 1100 gm, yang berasal dari memutar kawat lengkung.
ligamen periodontal (PDL) tidak merasakan kekuatan yang berat, tetapi besarnya
yang diperlukan dapat menjadi kejutan yang cukup besar. Kawat harus benar-
dari pegas-pegas kawat atau elastik yang dipasang pada alat ortodontik lepasan
maupun cekat. Pegas dan elastik mempunyai energi potensial, bila bentuknya
dirubah maka akan menjadi energi kinetik pada saat ia kembali ke bentuk semula.
Bila energi ini dikenakan pada gigi maka gigi akan terbawa olehnya. Kekuatan ini
periodontium.10
17
aliran darah membantu migrasi sel fibroblast dan osteoklas. Osteoklas
meresopsi tulang pada garis atas dinding soket pada area tekanan.
menjadi horizontal oleh karena daya yang diberikan. Osteoklas yang ada
diberikan berada pada batas limit fisologis, resopsi tampak pada plate
alveolar yang langsung berikatan dengan PDL. Resopsi ini disebut resorpsi
frontal. 7
bagian gigi yang mendapat tekanan langsung. Pada aplikasi pada daya
18
2.2.2 Kekuatan yang berlebihan (extreme force)
hyalinisasi. Tulang tidak dapat meresopsi sisi frontal gigi. Resopsi tulang
dibelakang dan diatas tulang adalah zona hyalinisasi. Resopsi ini disebut
undermining resopsi.7
dan Scwarz meneliti studi yang terus menerus tetntang daya optimum,
1. One point contact force/ Single point contact force/ Tipping force
2. Couple force
20
yang simultan dengan arah berlawanan. Bila couple force dikenakan
yaitu :
2.4.1 Rotasi (rotasi murni) Merupakan etika gigi yang berputar pada
pusat rotasi. Bila gigi berputar penuh etika akan etika ke posisinya
semula.
menjadi batal dan hanya momen yang ada, yang menyebabkan rotasi.
kecenderungan yang lebih besar untuk gigi yang dirotasi untuk kambuh
setelah koreksi. Rotasi dapat dicapai dengan dua cara: Pertama dengan
21
2.4.2. Translasi Mahkota dan akar gigi bergerak pada arah dan jarak yang
sama, sehingga gigi bergerak bodily atau dikatakan tidak ada perubahan
inklinasi axial. 10
bersamaan pada mahkota gigi. Dalam translasi, mahkota dan akar bergerak
dengan jarak yang sama dalam arah yang sama. Gaya yang diterapkan
(a ) Bodily movement
22
(b) Intrusi
23
(c) Ekstrusi
terbentang.8
24
2.4.3 Tipping adalah gerakan gigi yang paling sederhana dan mudah
daripada akar.
Ada dua jenis tipping: tipping yang tidak terkontrol dan tipping yang
terkontrol.
diterapkan pada mahkota gigi. Mahkota bergerak ke satu arah dan akar
antara pusat resistensi dan puncak akar Gaya yang dibutuhkan: 35–60
Ligamen periodontal (PDL) ditekan di dekat apeks pada sisi yang sama
dengan gaya yang diberikan dan pada puncak tulang alveolar di sisi
25
yang berlawanan. 10
b) Tipping terkontrol
tipping yang tidak terkontrol. Mahkota bergerak ke satu arah dan ada
sedikit atau tidak ada gerakan akar ke arah yang berlawanan. Tipping
ketika akar diposisikan secara normal. Pusat rotasi berada di puncak akar
Gaya yang dibutuhkan: 35–60 g Rasio momen terhadap gaya! 7:1 Pola
26
2.4.4. Root Movement
Ini adalah kebalikan dari pergerakan tipping. Mahkota gigi tetap diam,
Pada tepi insisal Gaya yang dibutuhkan: 50–100 g , rasio momen terhadap
memutar gigi insisivus dan gigi berujung tegak. Ada dua jenis root
movement yaitu :
27
2.5 Tipe Kekuatan
1) Continus force
nutrisi. Terlebih siklus kontinu force tidak ada periode istirahat dan sedikit
2) Intermittent force
harus memiliki stiffness yg besar, aktivasi awal harus dua kali lipat yang
3) Interrupted force
29
2.6 Anchorage
mengacu pada sifat dan tingkat resistensi terhadap perpindahan yang ditawarkan
oleh unit anatomi ketika digunakan untuk tujuan mempengaruhi pergerakan gigi.
Sementara gigi adalah unit anatomi yang paling sering digunakan untuk
30
Pembagian penjangkaran (Wayan, 2010) : 11
1. Intraoral anchorage
menjadi :
• Intramaxillary anchorage
- Simple anchorage
satu gigi).
32
menggerakkan satu gigi.
pada gigi atau gigi-gigi akan didistribusikan sama kuat pada kedua
belah sisi, sehingga gigi atau gigi-gigi akan bergerak sama pada
dalam satu rahang atau dapat pada kedua rahang yang saling
berlawanan. 10
• Intermaxillary anchorage
33
dan stasioner dan intraoral, jelas bahwa itu adalah bentuk
perioral.10
2. Extraoral anchorage
34
daerah kranial, oksipital dan serviks untuk memperkuat unit resistensi
intraoral adalah salah satu bentuk terapi ortodontik tertua. Dokter gigi
rahang basal atau rahang atas, yaitu, pada terapi Kelas II dan Kelas III
Dapat berupa
35
3. Penjangkar Implan/ Temporary Anchorage Device
karena hukum ketiga Newton, yaitu untuk setiap aksi ada reaksi
36
dasarnya difiksasi ke tulang secara mekanis. Karakteristik
37
2.7 Nyeri Akibat Pergerakan Gigi
Nosiseptor adalah reseptor yang terletak secara perifer, sensitif terhadap ran
gsang nyeri atau rangsangan yang semakin lama akan menyebabkan nyeri. Resept
or ini adalah reseptor sensorik akhir yang terdapat pada organ kulit, otot, sendi
dan visera. Nosiseptor mampu untuk menilai tingkatan nyeri, yang berasal
dari yang tidak nyeri sama sekali hingga sangat nyeri, tetapi respon yang diberika
n nosiseptor mencapai puncaknya pada skala nyeri. Reseptor ini juga salah satu re
septor yang tidak setiap saat aktif, tetapi berespon cepat pada rangsangan suhu tin
ggi ataupun mekanis dengan stimulus yang berkepanjangan. Nosiseptor inilah yan
38
g selanjutnya mengubah rangsangan nyeri yang diperoleh menjadi impuls saraf ya
ng akhirnya akan dibawa ke korteks melalui dorsum ganglion melalui traktur spin
othalamikus. 5
terhadap rangsangan yang didapatkan. Rangsangan yang dimaksud dalam hal ini a
dalah rangsang mekanis (M), suhu tinggi (H), suhu rendah (C). Berdasarkan inilah
maka klasifikasi nosiseptor dapat dibagi menjadi lima, yakni mekanik, thermal, m
respon terhadap tekanan atau rangsang mekanis. Nosiseptor suhu berespon pada s
uhu tinggi diatas 45oC dan suhu rendah dibawah 5oC. Nosiseptor mekano-therma
l berespon pada kedua rangsangan. Terdapat dua tipe fiber-A yang sensitif dengan
suhu tinggi (A-H), yakni tipe I (A-MH I) dan tipe II (A-MH II). Tipe I berespon p
ada rangsang mekanik dan kimia tetapi memiliki kompensasi nyeri dengan suhu ti
nggi saat durasi yang singkat. Hal ini disebut juga dengan high-treshold mechanor
eceptors (HTMs). Namun, kebanyakan dari tipe I ini berespon pada suhu tinggi de
ngan durasi yang lama, sehingga toleransi pada rangsangan suhu tinggi dengan du
rasi yang lama lebih rendah. Tipe I ini umumnya ditemukan pada rambut atau gla
pat terhadap rangsang panas dan cepat untuk beradaptasi. Batas toleransi suhu den
gan durasi yang singkat lebih rendah dibandingkan dengan yang tipe I. Kebanyaka
n tipe II memiliki toleransi rangsang mekanis yang tinggi atau tidak berespon den
39
gan rangsang mekanis dan biasa disebut dengan mechanical insensitive afferents
(MIAs). 5
mpengaruhi kehidupan sosial, keadaan fisik dan psikologis. Nyeri orofasial merup
akan nyeri yang berasal dari struktur mulut disertai dengan nyeri wajah dan memil
iki dampak negatif pada kualitas hidup.5 Pasien dengan nyeri orofasial dapat menc
ari bantuan ke sejumlah dokter spesialis. Nyeri paling umum terjadi di daerah orof
asial adalah nyeri gigi yang disebabkan oleh karies gigi, periodontal dan struktur
gkin terletak di tempat lain dari tubuh. Ketika nyeri orofasial seperti ini terjadi, pe
rawatan gigi yang tidak perlu sering dilakukan. Kasus seperti ini akan menjadi tan
40
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
perlekatan pada gigi, jarak melalui mana gaya aktif— untuk menyebutkan
berdekatan. Untuk menjadi ortodontis yang sukses dan baik, penting untuk
tidak hanya fokus pada pergerakan gigi yang diinginkan, tetapi juga
tidak diinginkan.
41
DAFTAR PUSTAKA
42