Anda di halaman 1dari 42

Referat

STIMULASI MEKANIK

1)Levina Sisfianti (J055222003)

2) Gizcka Nadillah B (J055222002)

Pembimbing : DR. drg. Eddy Heriyanto, Sp.Ort(K)

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ORTODONTI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN 2022


i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang

berjudul ”Stimulasi Mekanik” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk mengetahui

biomekanika pergerakan gigi selama perawatan ortodonti sehingga dapat

memnentukan perawatan secara tepat dan efisien memenuhi tugas pada mata

kuliah dasar-dasar ortodonti. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk

menambah wawasan tentang biomekanika pergerakan gigi dalam

ortodonti bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Dr. drg. Eddy

Heriyanto,Sp.Ort(K), yang telah membimbing tugas ini sehingga dapat

menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya

tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah

ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi

kesempurnaan makalah ini.

Makassar, Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................
1.1 Latar Belakang..............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………………..3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................
2.1 Nomenklatur dalam Biomekanika Ortodonti………..…………. 4
2.1.1 Force…………………………………………………………..7
2.1.2 Center of Resistance…………………………………………8
2.1.3
2.2 Profesionalisme sebagai Kontrak Sosial......................................................
2.3 Prinsip-Prinsip Profesionalisme...................................................................
2.4 Profesionalisme Kedokteran di Indonesia.................................................
2.5 Praktek Telekonsultasi Klinis dalam Tinjauan Bioetika.........................
BAB III PENUTUP....................................................................................................
3.1 Kesimpulan...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA 18

ii
i
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika, Matematika dan Teknik adalah 3 dasar ilmu yang digunakan untuk

mempelajari pergerakan gigi. Mekanika adalah cabang ilmu teknik yang menggambarkan

efek dari kekuatan (force) dalam tubuh. Pengertian yang jelas teori mekanik berpotensi

untuk diaplikasikan pada aplikasi yang tepat pada kekuatan yang diberikan, pengertian

yang baik pada respon klinis dan histologis terhadap bervariasi kekuatan, meningkatkan

pemahaman terhadap desain piranti.7

Perawatan ortodontik berdasarkan prinsipnya bahwa tekanan berkepanjangan

yang di aplikasikan pada gigi, pergerakan gigi akan terjadi akibat tulang sekitar gigi

mengalami remodeling. Tulang akan terambil secara selektif dan terjadi penambahan di

sisi lain. Pentingnya pergerakan gigi terjadi selama tulang membawa perangkat

perlekatannya dari soket tulang yang bermigrasi. Karena respon tulang dimediasi oleh

ligament periodontal, pergerakan gigi adalah fenomena ligament periodontal. 9

Kekuatan yang diberikan pada gigi dapat juga mempengaruhi pola aposisi dan

reposisi tulang pada sisi yang jauh dari gigi, khususnya sutura pada maksila dan

permukaan tulang pada dua sisi dari TMJ. Oleh sebab itu respon biologi pada perawatan

ortodonti meliputi tidak hanya pada jaringan periodontal tetapi juga respon pada area

pertumbuhan yang jauh dari gigi.9

Pergerakan gigi ortodontik yang optimal dapat dicapai dengan kekuatan terus

menerus yang ringan. Perancangan alat ortodontik yang efektif dan efisien untuk

menghasilkan gaya seperti itu merupakan tugas yang menantang. Ini membutuhkan

pengetahuan biomekanik selain dari dasar biologis pergerakan gigi. Biomekanika adalah

studi dan analisis fungsi mekanik dalam tubuh hidup dan efek gaya pada bentuk dan
4
gerak tubuh hidup.10

Sir Isaac Newton mengantisipasi masalah ortodontis ketika dia berkata, "Aksi

dan reaksi adalah sama dan berlawanan," atau untuk setiap gaya yang diterapkan, ada

gaya yang sama dan berlawanan. Menyadari hal ini, dokter gigi dapat menggunakan gigi

tertentu untuk 'penjangkar', guna memindahkan gigi lain ke posisi yang lebih

diinginkan.10

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana peran stimulasi mekanik terhadap pergerakan gigi selama perawatan

ortodonti

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan pembuatan referat ini adalah untuk

mengetahui mengenai stimulasi mekanik selama

pergerakan gigi dan sebagai salah satu pemenuhan tugas

residen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Hasanuddin.

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Respon gigi terhadap kekuatan yang diberikan dapat menjadi 3 tahapan yaitu

klinis, seluler, aktifitas level stress-strain dalam jaringan yang terlibat. Pentingnya studi

mekanik tidak dapat menekankan pentingnya asumsi yang dibuat mengenai aktifitas

stress-strain yang terjadi pada periodonsium berdasarkan formulasi matematika dan

kesimpulannya.7

Aplikasi yang sesuai dari prinsip biomekanik terhadap mekanoterapi ortodonti

membantu dalam meningkatkan efisiensi dan membantu mengurangi waktu perawatan.

Untuk mempalajari ilmu mekanika harus familiar terhadap istilah-istilah yang

digunakan.10

6
2.1 Terminologi dalam Biomekanika Ortodonti

2.1.1 Stress dan Strain

Stress adalah distribusi internal beban, didefinisikan sebagai gaya

per satuan luas, sedangkan regangan (strain) adalah distorsi internal yang

dihasilkan oleh beban, yang didefinisikan sebagai defleksi per satuan

panjang.9

2.1.2 Force

Beban yang diberikan pada suatu benda yang akan cenderung

memindahkannya ke a posisi yang berbeda dalam ruang. Gaya, meskipun

didefinisikan secara kaku dalam satuan newton (massa×percepatan

gravitasi), biasanya diukur secara klinis dalam satuan berat gram atau ons.

Dalam konteks ini, untuk semua tujuan praktis, 1,0 N≅ 100 gram.10

1 N = 101,9 g (102 g)

Kekuatan mempunyai empat sifat yang unik, seperti pada gambar

representasi grafik dari pergeakan gaya dengan membentk sudut pada gigi

insisiv sentral :

1. Magnitude : besar dari gaya yang diaplikasikan, contoh 1 N, 2 N, 5 N. 2.


7
Direction/arah gaya : asal atau arah gaya yang diaplikasikan pada sebuah

obyek, contoh : ke depan, atas, ke belakang.

3. Point of application : titik/lokasi di maka gaya tersebut diaplikasikan

pada sebuah bagian tubuh atau system yang menerima, contoh : di

tengah,di belakang, di atas.

4. Line of action of force : adalah garis lurus yang terletak pada bidang

yang sama dengan arah gaya yang melalui point of application.

2.1.2 Center of resistance

Titik di mana resistensi terhadap gerakan dapat terkonsentrasi untuk

analisis matematis. Untuk sebuah benda di ruang bebas, pusat

hambatannya sama dengan pusat massanya. Jika objek tertahan sebagian,

seperti halnya tiang pagar yang memanjang ke tanah atau akar gigi yang

tertanam dalam tulang, pusat hambatan akan ditentukan oleh sifat

hambatan eksternal. Pusat resistensi gigi berada pada perkiraan titik tengah

dari bagian akar yang tertanam (yaitu, sekitar setengah jalan antara apeks

akar dan puncak tulang alveolar.9


8
Pusat ketahanan adalah suatu daerah di akar gigi yang mempunyai

ketahanan yang paling besar terhadap kekuatan ortodontik. Ini

didefinisikan sebagai titik di objek di mana resistensi terhadap gerakan

adalah maksimum. Jika suatu gaya diberikan pada pusat hambatan, seluruh

benda akan bergerak secara merata ke arah gaya yang diberikan. Studi

menunjukkan bahwa pusat resistensi gigi berakar tunggal berada disumbu

panjang akar, kira-kira 24-35% dari jarak dari puncak alveolar. Pusat

resistensi gigi bervariasi. Itu tergantung pada morfologi akar, jumlah akar,

tingkat dukungan tulang alveolar dan panjang akar. Oleh karena itu, pusat

resistensi terkadang berubah dengan resorpsi akar atau hilangnya

dukungan alveolar karena penyakit periodontal. Misalnya, dalam kasus

hilangnya dukungan alveolar, titik ini bergerak ke apikal. Pusat

perlawanan kadan-kadang rancu terhadap pusat massa. Pusat massa adalah

titik keseimbangan benda bebas di bawah pengaruh gravitasi. Gigi adalah

objek yang tertahan di dalam struktur periodontal dan tulang yang

dikelilingi oleh kekuatan otot. Oleh karena itu, pusat perlawanan harus

dianggap sebagai titik keseimbangan dari benda-benda yang tertahan.9

9
Penerapan kekuatan ke pusat resistensi gigi menghasilkan gerakan tubuh

yang sebenarnya.

Tiga center of resistance :

1. Anteroposterior

2. Transverse

3. Vertikal

Pada gigi berakar tunggal, center of resistance terletak 40 % jarak dari

alveolar crest ke ujung akar gigi.7

10
2.1.3 Center of Gravity, Center of Mass

Ketika suatu gaya dikenakan pada suatu bagian tubuh, maka secara

natural, gerakan terpusat pada suatu titik yaitu center of mass. Center of mass dari

suatu bagian tubuh adalah titik dimana massa tubuh tersebut terkonsenrasi (contoh

: jika gaya dikenakan pada titik itu maka tubuh tersebut akan bergerak pada garis

lurus). Sama seperti bumi yang dikenai gaya di setiap segmen massanya. Total

dari efek gaya gravitasi pada keseluruhan suatu tubuh atau suatu system dimana

gaya gravitasi terkonsentrasi pada suatu titik tertentu disebut center of gravity.

Jika gaya diaplikasikan tepat pada titik ini akan menyebabkan suatu tubuh atau

system itu bergerak lurus tanpa adanya rotasi. Perbedaan dari center of mass dan

center of gravity adalah terletak pada system yang mengendalikannya

(dikendalikan oleh gaya gravitasi). Gigi adalah bagian dari system yang

dikendalikan. Selain oleh gaya gravitasi mereka lebih dominan dikendalikan oleh

struktur jaringan periodontal yang berbeda – bedan (melibatkan akar dan bukan
11
mahkota gigi) di sekitar gigi. Oleh karena itu center of mass atau center of gravity

tidak akan menghasilkan gerakan yang lurus jika gaya yang diaplikasikan akan

mengenai struktur jaringan periodontal karena struktur tersebut dan komposisinya

akan mengubah titik tersebut. Titik yang baru yang dianalogikan sebagai center of

gravity yang dibutuhkan untuk menghasilkan gerakan yang lurus, pada konteks ini

disebut sebagai center of resistence (CRES) dari suatu gigi.12

2.1.4 Moment

Ukuran kecenderungan untuk memutar objek di sekitar beberapa titik.

Momen dihasilkan oleh gaya yang bekerja pada jarak tertentu. Secara kuantitatif,

itu adalah produk dari gaya kali jarak tegak lurus dari titik penerapan gaya ke

pusat perlawanan dan dengan demikian diukur dalam satuan grammilimeter (atau

setara). Jika garis aksi gaya yang diterapkan tidak melewati pusat resistensi,

momen harus dibuat. Gaya tidak hanya akan cenderung untuk menerjemahkan

objek, memindahkannya ke posisi yang berbeda, tetapi juga akan cenderung

memutar objek di sekitar pusat perlawanan. Ini, tentu saja, adalah situasi yang

tepat ketika suatu gaya diterapkan pada mahkota gigi . Gigi tidak hanya berpindah

ke arah gaya, tetapi juga berputar di sekitar pusat resistensi begitu juga ujung gigi

saat bergerak.7

2.1.5 Couple

Dua gaya yang besarnya sama dan arahnya berlawanan tetapi tidak pada

baris yang sama. Hasil dari penerapan dua gaya dengan cara ini adalah momen

murni, karena efek translasi dari gaya-gaya tersebut dibatalkan. Pasangan akan
12
menghasilkan rotasi murni, memutar objek di sekitar pusat perlawanannya; itu

kombinasi gaya dan kopel dapat mengubah cara suatu benda berputar ketika

sedang bergerak.7

2.1.6 Center of Rotation

Titik di mana rotasi benar-benar terjadi ketika suatu benda dipindahkan.

Ketika dua gaya diterapkan secara bersamaan ke suatu objek, pusat rotasi dapat

dikontrol dan dibuat untuk memiliki lokasi yang diinginkan. Penerapan gaya dan

pasangan pada mahkota gigi, pada kenyataannya, adalah mekanisme dimana

gerakan tubuh gigi, atau bahkan gerakan akar yang lebih besar daripada mahkota,

dapat dihasilkan.10

13
2.1.6.1 Force, Momen dan Couple pada Pergerakan Gigi

Salah satu cara untuk mengurangi besarnya momen adalah dengan

menerapkan gaya lebih dekat ke pusat hambatan. Dalam ortodontik, tidak praktis

untuk menerapkan gaya langsung ke akar, tetapi efek yang sama dapat dicapai

dengan membangun perlekatan kaku yang diproyeksikan ke atas dari mahkota.

Kemudian gaya dapat diterapkan pada lampiran sedemikian rupa sehingga garis

kerjanya melewati dekat atau melalui pusat perlawanan. Jika attachment benar-

benar kaku, efeknya adalah mengurangi atau menghilangkan lengan momen dan

dengan demikian tipping.9

Cara lain untuk mengontrol atau menghilangkan tipping adalah dengan

menciptakan momen kedua yang berlawanan arah dengan momen pertama. Jika

momen penyeimbang kedua dapat dibuat sama besarnya dengan momen yang

dihasilkan oleh aplikasi gaya pertama, gigi akan tetap tegak dan bergerak secara

fisik. Namun, momen hanya dapat diciptakan dengan penerapan gaya di kejauhan,

jadi ini akan membutuhkan gaya kedua yang diterapkan pada mahkota gigi. .9

Mungkin cara paling sederhana untuk menentukan bagaimana gigi akan

14
bergerak adalah dengan mempertimbangkan rasio antara momen yang tercipta

ketika suatu gaya diterapkan pada mahkota gigi (momen gaya [MF]), dan momen

penyeimbang yang dihasilkan oleh kopel di dalam braket (momen kopel [MC]).

Kemudian dapat dilihat bahwa kemungkinan berikut ada:

MC/MF= 0 Tip murni (gigi berputar di sekitar pusat perlawanan)

0 < MC/MF< 1 Tipping terkontrol (kecenderungan perubahan gigi tetapi

pusat rotasi dipindahkan dari pusat resistensi, dan akar dan mahkota bergerak ke

arah yang sama)

MC/MF= 1 Gerakan tubuh (gerakan mahkota yang sama dan akar)

MC/MF> 1 Torsi (puncak akar bergerak lebih jauh dari mahkota) .9

Momen gaya ditentukan oleh besarnya gaya dan jarak dari titik penerapan

gaya ke pusat tahanan. Untuk sebagian besar gigi, jarak ini adalah 8 hingga 10

mm, jadi MFakan menjadi 8 sampai 10 kali kekuatan. Dengan kata lain, jika gaya

bersih 100 gram digunakan untuk menggerakkan gigi seperti itu, momen

15
keseimbangan 800 hingga 1000 gram-mm akan diperlukan untuk mendapatkan

gerakan tubuh. Di iteratur ortodontik, hubungan antara gaya dan pasangan

penyeimbang sering dinyatakan dengan cara ini, sebagai rasio "momen-ke-gaya".

Dalam istilah tersebut, rasio momen-ke-gaya 1 hingga 7 akan menghasilkan

kemiringan yang terkontrol, rasio 8 hingga 10 (tergantung pada panjang akar)

akan menghasilkan gerakan tubuh, dan rasio yang lebih besar dari itu akan

menghasilkan torsi. Karena jarak dari titik penerapan gaya ke pusat resistensi

dapat dan memang bervariasi, rasio momen-ke-gaya harus disesuaikan jika

panjang akar, jumlah penyangga tulang alveolar, atau titik penerapan gaya

berbeda dari kondisi biasanya. MC/MF rasio lebih tepat menggambarkan

bagaimana gigi akan merespon. Ingatlah bahwa ketika sebuah gaya diterapkan

pada braket untuk menggesernya sepanjang kawat lengkung, seperti yang sering

terjadi dalam ortodontik klinis, gaya yang dirasakan oleh gigi akan lebih kecil

daripada gaya yang diberikan pada braket karena resistensi terhadap geser di

dalam braket (lihat pembahasan selanjutnya). Itubersihgaya (setelah perlawanan

terhadap geser dikurangi) dan momen yang terkait dengan gaya total adalah yang

penting. Sebaliknya, ketika pasangan dibuat di dalam braket, gesekan jarang

menjadi faktor. Sangat mudah untuk meremehkan besarnya gaya yang dibutuhkan

untuk menciptakan pasangan penyeimbang. Dalam contoh yang disajikan

sebelumnya, jika gaya total 50 gram digunakan untuk menarik kembali gigi

insisivus sentralis, momen 500 gram-mm akan diperlukan untuk menjaganya agar

tidak terbalik saat mahkota bergerak ke lingual. Untuk menghasilkan momen

sebesar ini dalam batas-batas braket 18-mil (0,45 mm) akan membutuhkan gaya

16
berlawanan sebesar 1100 gm, yang berasal dari memutar kawat lengkung.

Kekuatan di dalam braket ini hanya menghasilkan momen murni, sehingga

ligamen periodontal (PDL) tidak merasakan kekuatan yang berat, tetapi besarnya

yang diperlukan dapat menjadi kejutan yang cukup besar. Kawat harus benar-

benar masuk ke braket.9

2.2 Kekuatan Ortodontik

Pemberian kekuatan memegang peran penting dalam pergerakan gigi secara

ortodontik. Kekuatan sangat penting untuk mengawali atau merangsang

remodeling tulang maupun untuk membimbing gerakan gigi menuju ke posisi

yang diinginkan. Gigi digerakkan dengan pemberian kekuatan yang dihasilkan

dari pegas-pegas kawat atau elastik yang dipasang pada alat ortodontik lepasan

maupun cekat. Pegas dan elastik mempunyai energi potensial, bila bentuknya

dirubah maka akan menjadi energi kinetik pada saat ia kembali ke bentuk semula.

Bila energi ini dikenakan pada gigi maka gigi akan terbawa olehnya. Kekuatan ini

penting untuk merangsang fenomena seluler dalam remodeling jaringan

periodontium.10

Perubahan yang terjadi akibat pemberian daya yaitu :

2.2.1 Kekuatan yang ringan (mild force)

Ketika diberikan pada gigi maka akan muncul area tekanan

(pressure) dan area tegangan (tension). Perubahan yang terjadi di daerah

tekanan PDL tertekan pada 1/3 ketebalannya. Ditandai dengan

meningkatnya vaskularisasi akibat peningkatan aliran darah. Peningkatan

17
aliran darah membantu migrasi sel fibroblast dan osteoklas. Osteoklas

meresopsi tulang pada garis atas dinding soket pada area tekanan.

Trabekula tulang yang semula parallel dengan sumbu gigi berubah

menjadi horizontal oleh karena daya yang diberikan. Osteoklas yang ada

pada Howship Lacuna memulai resorbsi tulang Ketika daya yang

diberikan berada pada batas limit fisologis, resopsi tampak pada plate

alveolar yang langsung berikatan dengan PDL. Resopsi ini disebut resorpsi

frontal. 7

Perubahan pada daerah regangan adalah pada sisi berlawann dari

bagian gigi yang mendapat tekanan langsung. Pada aplikasi pada daya

ortodonti, periodontal membrane pad daerah regangan mengalami

peregangan. Jarak antara prosesus alveolar dengan gigi melebar.

Peregangan pada serabut periodontal meningkatkan vaskularisasi sama

dengan pada sisi tekanan. Meningkatnya vaskularisasi disebabkan karena

meningkatknya mobilisasi sel fibroblas dan osteoblast. Akibatnya osteosid

diletakkan di PDL langsung bersebelahan dengan lamina dura. Kalsifikasi

tulang perlahan terjadi karena maturase tulang. 7

Kapanpun daya di aplikasikan pada pergerakan gigi tulsng jugs

bereaksi langsung dengan aktifitas osteoklastik. Perubahan tulang ini

memanange ketebalan tulang alveolar. 7

18
2.2.2 Kekuatan yang berlebihan (extreme force)

Kekuatan ektrim/berlebihan yang diberikan pada gigi akan

menyebabkan kerusakan pada PDL. Pada sisi tekanan, akar yang

berdekatan dengan lamina dura, menekan PDL dan memyebabkan

penyumbatan pembuluh darah. PDL terambil nutrisinya karena proses

hyalinisasi. Tulang tidak dapat meresopsi sisi frontal gigi. Resopsi tulang

terjadi pada ruang sumsum dan plate alveolar dibawahnya, sedangkan

dibelakang dan diatas tulang adalah zona hyalinisasi. Resopsi ini disebut

undermining resopsi.7

Pada sisi regangan PDL meregang berlebihan yang merangsang

perobekan pembuluh darah dan iskemia. Dengan demikian Ketika daya

ektrim diberikan pada gigi meningkatkan aktifitas osteoklastik

dibandingkan pembentukan tulang dengan membuat soket menjadi

kehilangan perlekatan sehingga nyeri dan hiperemia terjadi. 7


19
2.2.3 Kekuatan optimum (optimum force)

Kekuatan ortodonti optimum adalah salah satu penggerak gigi

tercepat pada arah yang diinginkan, dengan kemungkinan kerusakan

jaringan minimal dan minimal ketidaknyamanan pada pasien. Opphenheim

dan Scwarz meneliti studi yang terus menerus tetntang daya optimum,

seimbang dengan tekanan denyut kapiler yaitu 20-26 gm/sq pada

permukaan akar gigi. Daya optimum memiliki karateristik :

1) Menghasilkan pergerakan gigi yang cepat

2) Minimal ketidaknyamanan pada pasien

3) Fase lag phase minimal terjadi

4) Tidak ada kegoyangan gigi selama pergerakan

Sedangkan gambaran histologi dari daya optimum adalah :

1) Vitalitas gigi dan PDL terjaga

2) Menginisiasi respon maksimum sel

3) Memproduksi resorpsi direct atau frontal. 7

2.3 Sistem Pemberian Kekuatan

Dua sistem pemberian kekuatan untuk menggerakkan gigi :

1. One point contact force/ Single point contact force/ Tipping force

Kekuatan dikenakan pada satu titik kontak.11

2. Couple force

Kekuatan yang dikenakan adalah sama dan paralel, memberikan aksi

20
yang simultan dengan arah berlawanan. Bila couple force dikenakan

pada gigi, maka akan terjadi gerakan rotasi.11

2.4 Tipe Pergerakan Gigi

Selama perawatan ortodontik, gigi dapat bergerak ke segala arah

yaitu :

2.4.1 Rotasi (rotasi murni) Merupakan etika gigi yang berputar pada

pusat rotasi. Bila gigi berputar penuh etika akan etika ke posisinya

semula.

Rotasi dapat didefinisikan sebagai putaran gigi di sekitar sumbu

panjangnya. Rotasi dapat dicapai dengan menerapkan pasangan. Gaya

menjadi batal dan hanya momen yang ada, yang menyebabkan rotasi.

Gaya yang diperlukan untuk koreksi rotasi:35–60 gram. Ada

kecenderungan yang lebih besar untuk gigi yang dirotasi untuk kambuh

setelah koreksi. Rotasi dapat dicapai dengan dua cara: Pertama dengan

menggunakan gaya kopel dan kedua dengan menggunakan kekuatan

tunggal dan berhenti.10

21
2.4.2. Translasi Mahkota dan akar gigi bergerak pada arah dan jarak yang

sama, sehingga gigi bergerak bodily atau dikatakan tidak ada perubahan

inklinasi axial. 10

Translasi gigi terjadi ketika dua kekuatan diterapkan secara

bersamaan pada mahkota gigi. Dalam translasi, mahkota dan akar bergerak

dengan jarak yang sama dalam arah yang sama. Gaya yang diterapkan

melewati pusat perlawanan. 10

Translasi murni terdiri dari tiga jenis:

(a ) Bodily movement

Ini adalah jenis pergerakan gigi yang paling diinginkan. Dalam

bodily movement, mahkota dan akar bergerak dengan jarak yang

sama baik secara lingual maupun labial. Dalam bodily movement,

pusat rotasi berada di tak terhingga. Gaya yang diterapkan: 70–120

g Rasio momen terhadap gaya: 10: 1 Pola pembebanan: Pola

tegangan yang seragam pada ligamen periodontal. 10

22
(b) Intrusi

Ini didefinisikan sebagai. Fitur Intrusi: Pusat rotasi: Gaya

melewati pusat resistensi Kekuatan yang dibutuhkan: 10–20

g, pola pemuatan: PDL di puncak dikompresi di area kecil,

tidak ada area ketegangan. 10

23
(c) Ekstrusi

Ekstrusi didefinisikan sebagai gerakan aksial gigi

sepanjang sumbu panjang menuju bagian korona.

Kekuatan yang dibutuhkan: 35–60 g Pola pemuatan:

tidak ada area kompresi di PDL. Hanya area yang

terbentang.8

24
2.4.3 Tipping adalah gerakan gigi yang paling sederhana dan mudah

dilakukan. Dalam tipping, ada pergerakan mahkota yang lebih besar

daripada akar.

Ada dua jenis tipping: tipping yang tidak terkontrol dan tipping yang

terkontrol.

a) Tipping tidak terkontrol adalah yang dihasilkan ketika satu kekuatan

diterapkan pada mahkota gigi. Mahkota bergerak ke satu arah dan akar

bergerak ke arah yang berlawanan. Tipping yang tidak terkontrol

berguna ketika gigi seri harus dimiringkan. Pusat rotasi: Berada di

antara pusat resistensi dan puncak akar Gaya yang dibutuhkan: 35–60

g Rasio momen terhadap gaya: 0:1 hingga 5:1 Pola pembebanan:

Ligamen periodontal (PDL) ditekan di dekat apeks pada sisi yang sama

dengan gaya yang diberikan dan pada puncak tulang alveolar di sisi
25
yang berlawanan. 10

b) Tipping terkontrol

Ini adalah pergerakan gigi yang diinginkan jika dibandingkan dengan

tipping yang tidak terkontrol. Mahkota bergerak ke satu arah dan ada

sedikit atau tidak ada gerakan akar ke arah yang berlawanan. Tipping

terkontrol berguna dalam retraksi gigi insisivus yang terlalu proklinasi

ketika akar diposisikan secara normal. Pusat rotasi berada di puncak akar

Gaya yang dibutuhkan: 35–60 g Rasio momen terhadap gaya! 7:1 Pola

pemuatan: Ada tegangan minimum PDL di puncak akar. Ini mencegah

gerakan akar. Pola stres lebih banyak di daerah servikal. 10

26
2.4.4. Root Movement

Ini adalah kebalikan dari pergerakan tipping. Mahkota gigi tetap diam,

sedangkan akar bergerak ke labiolingual atau mesiodistal. Pusat rotasi:

Pada tepi insisal Gaya yang dibutuhkan: 50–100 g , rasio momen terhadap

gaya: 12: 1, pola pembebanan: stres terbesar di puncak dan menurun

secara bertahap ke tingkat serviks. Gerakan akar digunakan untuk

memutar gigi insisivus dan gigi berujung tegak. Ada dua jenis root

movement yaitu :

a) Torque melibatkan pergerakan akar kearah labiolingual

b) Uprighting melibatkan pergerakan akar kearah mesiodistal. 10

27
2.5 Tipe Kekuatan

Berdasarkan durasi dari aplikasi kekuatan dibagi menjadi :

1) Continus force

Kekuatan ortodonti aktif yang mengurangi sedikit magnitude

antara periode pertemuan contohnya peranti kawat ringan. Piranti yang

menghantarkan kontinu force seharusnya bersifat sangat flexible dan

aktifasinya harus diselesaikan dengan tingkat kekuatan yang rendah. Hal

ini karena continue force berpotensi menimbulkan resorpsi akar.

Olehkarena itu seharusnya tidak menghambat sejumlah kecil pembuluh

darah dalam ligament periodontal sehingga tidak menyumbat suplai

nutrisi. Terlebih siklus kontinu force tidak ada periode istirahat dan sedikit

menganggu dengan fungsi biologi normal dalam jaringan lunak.

2) Intermittent force

Kekuatan ortodonti aktif yang merusak hingga magnitude nol atau


28
sangat dekat dengan pertemuan berikutnya sebagai contoh plat aktif

lepasan. Piranti yang menghasilkan gerkaan intermittent, komponen piranti

harus memiliki stiffness yg besar, aktivasi awal harus dua kali lipat yang

diharapkan dari deformasi jaringan lunak. Karena aktifasi relative besar,

kekuatan terbesar dikerahkan pada gigi. Hal ini memicu undermining

resorption. Sejalan dengan pergerakan gigi, kekuatan akan sangat merusak

sehingga reparasi dari jaringan nekrosis jaringan lunak dan dimulainya

Kembali suplai darah dalam jaringan periodonsium.7

3) Interrupted force

Kekuatan ortodonti tidak aktif untuk interval waktu antara pertemuan.

Kadang memperlihatkan (exhibit), berputar (cyclic), pola longterm

magnitude contohnya penggunaan piranti ekstraoral di malam hari.

Kekuatan inetrupted dapat dihantarkan dengan syarat :

a. Harus mengantarkan kekuatan yang berat

b. Tidak boleh ada kerusakan kekuatan

c. Harus memiliki pola magnitude spesifik (kekuatan 200-300gr selama

10-14 jam sehari)

d. Periode inaktif perhari harus mencukupi untuk menjaga ligament

periodontal tetap sehat selama periode total penggunaan piranti.7

e. Berbicara mengenai jalan yang normal, mungkin terjadi jika kekuatan

kontinu mungkin membawa pergerakan kontinu atau peningkatan

kekuatan membuat peningkatan pergerakan gigi. 7

29
2.6 Anchorage

Anchorage adalah suatu tempat perlawanan (resistance) dimana kekuatan

dihasilkan untuk menggerakkan gigi. Anchor berarti sauh (jangkar). Kata

anchorage diciptakan oleh Alexis Schlange. Istilah 'anchorage' dalam ortodontik

mengacu pada sifat dan tingkat resistensi terhadap perpindahan yang ditawarkan

oleh unit anatomi ketika digunakan untuk tujuan mempengaruhi pergerakan gigi.

Sementara gigi adalah unit anatomi yang paling sering digunakan untuk

penjangkaran, struktur lain yang tersedia, misalnya, langit-langit mulut, tulang

pendukung alveolar lingual di mandibula, oksiput dan bagian belakang leher. 10

30
Pembagian penjangkaran (Wayan, 2010) : 11

Menurut sumbernya (letaknya) dikenal dua sumber utama :

1. Intraoral anchorage

Penjangkaran intraoral adalah penjangkaran di mana semua unit

resistensi terletak di dalam rongga mulut. Telah ditunjukkan dalam

definisi awal kita tentang penjangkaran bahwa sementara gigi adalah


31
unit anatomi yang biasa digunakan, hal ini tidak selalu benar. Bahkan

di dalam rongga mulut, langit-langit mulut, kekuatan otot dan bidang

miring gigi dapat menjadi bentuk penjangkaran intraoral. Namun,

biasanya 'penjangkaran intraoral' mengacu pada jenis terapi ortodontik

di mana unit penahan atau penjangkaran dan gigi yang dipindahkan

berada di dalam rongga mulut.10

Intraoral anchorage dapat berupa :

a. Tooth borne anchorage

Tempat perlawanan diletakkan pada gigi di dalam mulut, dibagi

menjadi :

• Intramaxillary anchorage

Penjangkaran intramaxillary adalah penjangkaran di mana unit

resistensi semua terletak di dalam rahang yang sama. Jika peranti

ditempatkan hanya di rahang atas atau rahang bawah lengkung gigi,

mereka dianggap unit resistensi intramaxillary. Ilustrasi yang

digunakan untuk menggambarkan penjangkaran stasioner juga

merupakan contoh penjangkaran intramaxillary. Menurut sifatnya

intramaxillary anchorage dibagi menjadi :

- Simple anchorage

Gigi anchorage mempunyai daya tahan (resistance) lebih besar

dari gigi yang digerakkan (satu gigi dipakai untuk menggerakkan

satu gigi).

- Compound anchorage Beberapa gigi digabung untuk

32
menggerakkan satu gigi.

- Stationary anchorage Sama seperti simple anchorage tetapi alat

dibentuk sedemikian rupa sehingga gigi anchorage dapat bergerak

secara bodily. Occipital anchorage dapat dipakai sebagai alat untuk

membentuk stationary anchorage, atau suatu alat dengan

pemakaian buccal tube dapat mencegah gigi anchorage bergerak

secara tilting akan tetapi memungkinkan bergerak secara bodily.

-Reciprocal anchorage Bila kekuatan ortodontik yang dikenakan

pada gigi atau gigi-gigi akan didistribusikan sama kuat pada kedua

belah sisi, sehingga gigi atau gigi-gigi akan bergerak sama pada

kedua sisi. Reciprokal anchorage dapat digunakan pada gigi-gigi

dalam satu rahang atau dapat pada kedua rahang yang saling

berlawanan. 10

• Intermaxillary anchorage

Anchorage pada satu rahang dipakai untuk menggerakkan gigi

pada rahang yang berlawanan. Penjangkaran intermaxillary adalah

penjangkaran di mana unit-unit yang terletak di satu rahang

digunakan untuk mempengaruhi gigi gerakan di rahang lainnya.

Pada kenyataannya, penjangkaran intermaxillary, yang juga

bersifat resiprokal, berfungsi untuk mempengaruhi pergerakan gigi

pada kedua rahang. Sebagian besar penjangkaran intermaxillary

dalam bentuk traksi elastis (Gambar 25.2D). Karena penjangkaran

intermaxillary adalah timbal balik, mewujudkan faktor sederhana

33
dan stasioner dan intraoral, jelas bahwa itu adalah bentuk

penjangkaran ganda. Penjangkaran baker adalah jenis penjangkaran

intermaxillary untuk resorpsi dan jika akar terlipat ke lingual atau

bukal, resistensi terhadap gerakan meningkat. Prinsip ini digunakan

oleh Ricketts dan disebu tjangkar kortikal. Contoh untuk

penjangkaran kortikal terlihat di lokasi ekstraksi lama. Penutupan

ruang di tempat ekstraksi lama sulit karena akar bertemu dengan

tulang kortikal di sepanjang ridge residual.10

b. Tissue borne anchorage

Anchorage yang diletakkan pada jaringan lunak dalam

mulut, dapat pada mukosa palatum atau pada otot-otot

perioral.10

2. Extraoral anchorage

Sistem penjangkaran yang diletakkan diluar mulut. Penggunaan

34
daerah kranial, oksipital dan serviks untuk memperkuat unit resistensi

intraoral adalah salah satu bentuk terapi ortodontik tertua. Dokter gigi

tidak perlu khawatir tentang pergerakan unit penahan (Gambar 25.2C).

Penjangkaran ekstraoral biasanya digunakan dalam koreksi malrelasi

rahang basal atau rahang atas, yaitu, pada terapi Kelas II dan Kelas III

skeletal. Terlepas dari efisiensi peralatan ortodontik intraoral modern,

ada penggunaan kekuatan ekstraoral yang meluas untuk masalah yang

tidak dapat diselesaikan dengan peralatan bantalan gigi saja. 10

Dapat berupa

• Occipital anchorage Anchorage diletakkan di daerah occipital

• Cervical anchorage Anchorage diletakkan pada tengkuk.

35
3. Penjangkar Implan/ Temporary Anchorage Device

Secara tradisional, ortodontis telah menggunakan gigi,

peralatan intraoral dan peralatan ekstraoral untuk mengontrol

penjangkaran, meminimalkan pergerakan gigi tertentu, sambil

menyelesaikan pergerakan gigi lain yang diinginkan. Namun,

karena hukum ketiga Newton, yaitu untuk setiap aksi ada reaksi

yang sama besar dan berlawanan arah, ada keterbatasan dalam

kemampuan kita untuk sepenuhnya mengontrol semua aspek

pergerakan gigi yang menyebabkan hilangnya jangkar (Kotak

25.2). Alat penjangkaran sementara (TAD) adalah alat yang

dipasang sementara pada tulang dengan tujuan untuk meningkatkan

penjangkaran ortodontik (Gambar 25.4), baik dengan menopang

gigi unit reaktif atau dengan meniadakan kebutuhan akan unit

reaktif sama sekali, dan yang kemudian dilepas setelah digunakan.

Mereka memberikan hasil yang setara secara klinis atau superior

bila dibandingkan dengan sistem penjangkaran tradisional. TADs

dapat ditempatkan secara transosteal, subperiosteal atau endosteal,

dan mereka dapat difiksasi ke tulang baik secara mekanis (stabil

secara kortikal) atau secara biokimia (osseointegrasi). James Cope

telah diklasifikasikan saat ini penjangkaran dan kemudian diganti

akan dianggap sebagai TAD biologis yang difiksasi ke tulang

secara biokimia. Demikian pula, gigi yang mengalami dilaserasi

secara signifikan dapat digunakan sebagai TAD biologis yang pada

36
dasarnya difiksasi ke tulang secara mekanis. Karakteristik

perangkat angkur yang ideal. TAD yang biokompatibel adalah

1.Modifikasi implan gigi atau

2.Metode fiksasi bedah, seperti sekrup. 10

37
2.7 Nyeri Akibat Pergerakan Gigi

2.7.1 Definisi Nosiseptor

Nosiseptor adalah reseptor yang terletak secara perifer, sensitif terhadap ran

gsang nyeri atau rangsangan yang semakin lama akan menyebabkan nyeri. Resept

or ini adalah reseptor sensorik akhir yang terdapat pada organ kulit, otot, sendi

dan visera. Nosiseptor mampu untuk menilai tingkatan nyeri, yang berasal

dari yang tidak nyeri sama sekali hingga sangat nyeri, tetapi respon yang diberika

n nosiseptor mencapai puncaknya pada skala nyeri. Reseptor ini juga salah satu re

septor yang tidak setiap saat aktif, tetapi berespon cepat pada rangsangan suhu tin

ggi ataupun mekanis dengan stimulus yang berkepanjangan. Nosiseptor inilah yan
38
g selanjutnya mengubah rangsangan nyeri yang diperoleh menjadi impuls saraf ya

ng akhirnya akan dibawa ke korteks melalui dorsum ganglion melalui traktur spin

othalamikus. 5

2.7.2 Klasifikasi Nosiseptor

Klasifikasi nosiseptor dibagi berdasarkan kecepatan konduksi dan sensitfitas

terhadap rangsangan yang didapatkan. Rangsangan yang dimaksud dalam hal ini a

dalah rangsang mekanis (M), suhu tinggi (H), suhu rendah (C). Berdasarkan inilah

maka klasifikasi nosiseptor dapat dibagi menjadi lima, yakni mekanik, thermal, m

ekano-thermal, polimodal, dan silent. Mekanik nosiseptor ini selanjutnya dapat be

respon terhadap tekanan atau rangsang mekanis. Nosiseptor suhu berespon pada s

uhu tinggi diatas 45oC dan suhu rendah dibawah 5oC. Nosiseptor mekano-therma

l berespon pada kedua rangsangan. Terdapat dua tipe fiber-A yang sensitif dengan

suhu tinggi (A-H), yakni tipe I (A-MH I) dan tipe II (A-MH II). Tipe I berespon p

ada rangsang mekanik dan kimia tetapi memiliki kompensasi nyeri dengan suhu ti

nggi saat durasi yang singkat. Hal ini disebut juga dengan high-treshold mechanor

eceptors (HTMs). Namun, kebanyakan dari tipe I ini berespon pada suhu tinggi de

ngan durasi yang lama, sehingga toleransi pada rangsangan suhu tinggi dengan du

rasi yang lama lebih rendah. Tipe I ini umumnya ditemukan pada rambut atau gla

brous skin. Tipe II nosiseptor dideskripsikan sebagai nosiseptor yang berespon ce

pat terhadap rangsang panas dan cepat untuk beradaptasi. Batas toleransi suhu den

gan durasi yang singkat lebih rendah dibandingkan dengan yang tipe I. Kebanyaka

n tipe II memiliki toleransi rangsang mekanis yang tinggi atau tidak berespon den

39
gan rangsang mekanis dan biasa disebut dengan mechanical insensitive afferents

(MIAs). 5

2.7.3 Nyeri dalam Kedokteran Gigi

Nyeri berdampak negatif pada orang yang mengalaminya dimana dapat me

mpengaruhi kehidupan sosial, keadaan fisik dan psikologis. Nyeri orofasial merup

akan nyeri yang berasal dari struktur mulut disertai dengan nyeri wajah dan memil

iki dampak negatif pada kualitas hidup.5 Pasien dengan nyeri orofasial dapat menc

ari bantuan ke sejumlah dokter spesialis. Nyeri paling umum terjadi di daerah orof

asial adalah nyeri gigi yang disebabkan oleh karies gigi, periodontal dan struktur

muskuloskeletal. Pasien dapat merasakan nyeri di gigi meskipun sumbernya mun

gkin terletak di tempat lain dari tubuh. Ketika nyeri orofasial seperti ini terjadi, pe

rawatan gigi yang tidak perlu sering dilakukan. Kasus seperti ini akan menjadi tan

tangan bagi dokter gigi dalam menentukan diagnosis.6

40
BAB III PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Pemahaman menyeluruh tentang prinsip-prinsip biologis dan

biomekanik akan membantu dokter gigi untuk: mencapai gerakan gigi

yang diperlukan, seperti tipping yang tidak terkontrol, tipping yang

terkontrol, bodily movement, intrusi, ekstrusi atau rotasi tergantung pada

situasinya. Tergantung pada jenis tekanan, cara penyampaiannya, jenis

perlekatan pada gigi, jarak melalui mana gaya aktif— untuk menyebutkan

hanya beberapa faktor—gigi akan bergerak ke arah tertentu di kecepatan

tertentu dan mengambil posisi tertentu sehubungan dengan struktur yang

berdekatan. Untuk menjadi ortodontis yang sukses dan baik, penting untuk

tidak hanya fokus pada pergerakan gigi yang diinginkan, tetapi juga

mengambil tindakan yang memadai untuk mencegah pergerakan gigi yang

tidak diinginkan.

41
DAFTAR PUSTAKA

1. MA Henry, KM Hargreaves. Peripheral Mechanisms Of Odontogenic Pain.


Dent Clin North Am. 2007;51:19-44.
2. Mangku G, Senopathi TGA. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. In
deks. Jakarta Barat. 2010. hal 217-232.
3. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. EGC; 2013. Bab 6, Sist
em Saraf Tepi: Divisi Aferen; Indra Khusus; hlm. 207-10.
4. CE Steeds. The Anatomy and Physiology of Pain. Int. J. Surg, 2016; 34(2),
55–9.
5. SS Shueb, DR Nixdorf, MT John, BF Alonso, J Durham. What is the impa
ct of acute and chronic orofacial pain on quality of life? J. Dent. 2015 June;
43 (10): 1203-10.
6. Benoliel R, Pertes RA, Eliav E. Current Therapy in Pain. Elsevier; 2009. C
hapter 17, Orofacial Pain; p. 121–37.
7. Balajhi S.I. Orthodontics the Art and Science. 1 ed. New Delhi : Arya ( M
edi ) Publishing House, 1997 : 187-219
8. Nurul Muhammad A,Permatasari N. The Biologic Aspect Of Orthodontics
Tooth Movement) . Stomatognati (J.K.G UNEJ) 2016;13(1) ;22-27.
9. Profitt W.R. Contemporary Orthodontics. London : C.V Mosby Company,
1986 : 228-40.
10. Sridhar Premkhumar. Textbook of Orthodontics. India : Elsevier, 2015.
11. Wayan Ardana. Biomekanika Ortodonti. Yogyakarta : FKG UGM, 2010.
12. Ravindra Nanda. 2005. Biomechanic and Esthetic Strategies in Orthodonti
cs. Hal 134, 140.

42

Anda mungkin juga menyukai