“ DISLOKASI “
DISUSUN OLEH :
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah ‘’
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III‘’. Adapun makalah ini membahas
mengenai “DISLOKASI”.
Semoga hasil dari penyusunan makalah ini dapat dimanfaatkan bagi generasi
mendatang, khususnya mahasiswa S1 Keperawatan.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya
seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang
yang tidak dapat mengatupkan mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan
sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi
macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi,
ligamen-ligamenya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang
dislokasi lagi.
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi beberapa
organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga berfungsi sebagai
alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka.
Oleh karena fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita, maka telah senestinya
tulang harus dijaga agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan
terjandinya patah tulang atau dislokasi tulang.
Dislokasi terjadi saat ligarnen memberikan jalan sedemkian rupa sehingga tulang
berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat disebabkan oleh
faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir
(kongenital).
B. Rumusan Masalah
1. Pernyataan Masalah
2. Pertanyaan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
D. Manfaat
Penelitian ini bermanfaat bagi :
1. Bagi peneliti sendiri untuk menambah pengetahuan tentang kejadian dislokasi
pada anggota tubuh
2. Institusi pelayanan kesehatan
Penelitian dapat dijadikan dasar bagi Institusi dalam memberikan pertolongan
pertama kejadian dislokasi pada anngota tubuh.
3. Perkembangan ilmu keperawatan
Digunakan sebagai bahan informasi yang dapat meningkatkan ilmu pengetahuan
kesehatan dan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya
4. Pendidikan keperawatan
Sebagai masukan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa keperawatan terhadap
wawasan tentang kejadian dislokasi pada anggota tubuh.
5. Peneliti selanjutya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi sekaligus
referensi dalam melakukan penelitian dengan topik yang hamper sama yaitu
berkaitan dengan kejadian dislokasi pada anggota tubuh.
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
ANATOMI TULANG
Histologi Tulang
1) Tulang imatur, terbentuk pada perkembangan emrional dan tidak terlihat lagi
2) Tulang matur, ada 2 jenis yaitu tulang kortikal dan tulang trabekular.
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun atas tiga jenis sel :
dalam matriks tulang. Sebagai fosfatase dari alkali akan memasuki aliran
darah sehingga kadar fosfatase alkali dalam darah dapat menjadi indicator
tulang.
2) Osteosit adalah sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk
3) Osteoklas adalah sel besar yang berinti banyak yang memungkinkan mineral
dan matriks tulang diabsorpsi. Tidak seperti osteoblast dan osteosit, osteoklas
dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang sehingga kalsium dan
Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat
badan dan otot menyusun kurang lebih 50%. Struktur tulang memberikan
tulang menyimpan kalsium, fosfor, magnesium dan flor. Lebih dari 99%
kalsium tubuh total terdapat dalam tulang, sumsum tulang merah yang
terletak dalam rongga tulang menghasilkan sel darah merah dan putih dalam
alat dalam (seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, dan paru-
paru).
4) Sebagai tempat mengatur dan deposit kalsium, fosfat, magnesium, dan
garam.
5) Ruang ditengah tulang tertentu sebagai organ yang mempunyai fungsi
sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit (Arif Mustaqqin, 2008).
3. KLASIFIKASI
a. Klasifikasi dislokasi menurut penyebabnya, yaitu :
1) Dislokasi Akut
5. PATOFISIOLOGI
Cedera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti tidak
melakukan exercise sebelum olahraga memungkinkan terjadinya
dislokasi, dimana cedera olahraga menyebabkan terlepasnya
kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak
struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompresi
jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek
kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang
berpindah dari posisi normal. Keadaan tersebut dikatakan sebagai
dislokasi. Begitu pula dengan trauma kecelakaan karena kurang
kehati-hatian dalam melakukan suatu tindakan atau saat berkendara
tidak menggunakan helm dan sabuk pengaman memungkinkan terjadi
dislokasi. Trauma kecelakaan dapat kompresi jaringan tulang dari
kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan ligamen.
Keadaan selanjutnya terjadinya kompres jaringan tulang yang
terdorong ke depan sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi
glenoid teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal yang
menyebabkan dislokasi.
3) Fraktur dislokasi
b. Komplikasi lanjut
4) Kelemahan otot
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Sinar-X (Rontgen)
1) Operasi ortopedi
R : Rest (istirahat)
tekan)
Etiologi
Dislokasi
peningkatan permeabilitas
kapiler
oedema ekstremitas
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
b.Riwayat kesehatan
a) Pengkajian primer
1) Airway
Jalan napas bersih
Tidak terdengar adanya bunyi napas ronchi
Tidak ada jejas badan daerah dada
2) Breathing
Peningkatan frekunsi napas
Napas dangkal
Distress pernapasan
Kelemahan otot pernapasan
Kesulitan bernapas : sianosis
3) Circulation
Penurunan curah jantung : gelisah, letargi, takikardia
Sakit kepala
Pingsan
berkeringat banyak
Reaksi emosi yang kuat
Pusing, mata berkunang – kunang
Triase : Hijau
b) Pengkajian Sekunder
a. Pemeriksaan Fisik
a. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami
dislokasi
b. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami
dislokasi
c. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi
d. Tampak adanya lebam pad dislokasi sendi
b. pengkajian psikososial
c. pemeriksaan penunjang
pemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan kimia darah, hitung sel
darah lengkap, penentuan golongan darah dan uji silang, hitung trombosit,
urinalisasi,dan penentuan gula darh, BUM dan elektrolit
Klasifikasi Data
Data subjektif
Data objektif
Analisa Data
DO :
Wajah Nampak
meringis
Skala nyeri 3 (0-5)
Pembengkakan local
DO :
Nyeri
Klien nampak lemas
Keterbatasan
mobilitas
Gangguan mobilitas fisik
2. Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan pencederaan fisik SDKI D.0077 hal 172
Edukasi
Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri.
Jelaskan strategi meredakan
nyeri.
Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri.
Anjurkan mengunakan analgetik
secara tepat.
Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri.
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik
.jika perlu
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tidak diketahui
2. Faktor predisposisi
B. Saran
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena kurangnya
referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya membangun
khususnya dari dosen pengampu maupun dari rekan-rekan pembaca sangat kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah dan askep ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/11892322/Dislokasi
https://www.slideshare.net/septianraha/askep-dislokasi
https://www.studocu.com/id/document/poltekkes-kemenkes-palu/keperawatan/lp-
dislokasi/18584103