DISLOKASI
Disusun oleh :
Kelompok 3
Nur Azizah 1601470046
Revi Maulana A 1601470047
Atika Puspita 1601470052
M. Gusti Agung Mahardika 1601470059
Nur Ilma Amalia P 1601470062
Fitri Yunita A 1601470067
Riski Faridatul 1601470077
Dini Nurlaili A 1601470085
1
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih
atas bantuan dari berbagai pihak yang sangat berperan dalam proses penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu, dengan rasa penuh hormat, tulus, dan ikhlas penulis haturkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Supono, S.kep,Ns, M.Kep, SP.MB selaku dosen pembimbing, yang telah banyak
memberikan masukan dan bimbingan dalam penulisan makalah ini.
2. Teman-teman yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam menyelesaikan
makalah ini.
3. Semua pihak-pihak yang membantu terselesaikannya penulisan makalah ini yang tidak
dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT memberi rahmat dan hidayah pada
kalian semua.
Semoga segala bimbingan, bantuan dan dukungan dari semua pihak diberi balasan oleh
Allah SWT. Amin..
PENULIS
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMAKASIH........................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
2
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 2
1.3 Tinjauan Penulisan.............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Dislokasi……………………………………………………..6
2.2 Etiologi Dislokasi ………………………………………………...6
2.3 Klasifikasi Dislokasi………………………………………………… .7
2.4 Manifestasi Klinis Dislokasi………………………………………….11
2.5 Patofisiologi Dislokasi…………………………………………..........12
2.6 Panatalaksanaan Dislokasi…………………………………………....13
2.7 Pemeriksaan Diagnostik
2.8 Prevalensi Dislokasi …………………………………………….........13
2.9 Asuhan Keperawatan Dislokasi……………………………………….13
2.9.1 Pengkajian …………………………………………………… 13
2.8.2 Diagnosa Keperawatan .………………………………………14
2.8.3 Rencana Keperawatan…………………………………………15
BAB I
PENDAHULUAN
3
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan melindungi
beberapa organ – organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul. Kerangka juga
berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan permukaan untuk kaitan
otot-otot kerangka. Oleh karna itu, fungsi tulang yang sangat penting bagi tubuh kita,
maka telah mengakibatkan terjadinya patah tulang atau dislokasi tulang.
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini hanya dapat komponen tulangnya saja yang bergeser/ terlepasnya seluruh
komponen tulang dari tempat yang seharusnya. Seseorang yang tidak dapat menyatukan
mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi terjadi saat ligament memberikan jalan sedemikian rupa sehingga tulan
berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi. Dislokasi dapat di sebabkan oleh
faktor penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir
(kongenital)
4
1. Mengetahui Definisi Dislokasi
2. Mengetahui Prevalensi Dislokasi
3. Mengetahui Etiologi Dislokasi
4. Mengetahui Klasifikasi Dislokasi
5. Memahami bagaimana Manifestasi Klinis Dislokasi
6. Memahami bagaimana Patofisiologi Dislokasi
7. Memahami bagaimana Penatalaksanaan Dislokasi
8. Memahami bagaimana Asuhan Keperawatan Dislokasi
9. Memahami bagaimana Pengkajian pada kasus Dislokasi
10. Memahami bagaimana Pemeriksaan Diagnostik Dislokasi
11. Memahami bagaimana Diagnosa pada kasus Dislokasi
12. Memahami bagaimana Rencana Keperawatan pada kasus Dislokasi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Dislokasi adalah keadaan dimana tulang tulang yang membentuk sendi tidak lagi
berhubungan secara otomatis (tulang lepas dari sendi). Atau dislokasi adalah suatu keadaan
keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya. Dislokasi merupakan suatu
5
perdaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. Bila terjadi patah tulang didekat sedi
atau mengenai sendi disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi.
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesauan sendi. Dislokasi
ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen
tulang dari tempat yang seharusanya (dari mangkuk sendi).
2.2 Etiologi/penyebab
Dislokasi disebabkan oleh :
2. Kongenital
Sebagian anak dilahirkan dengan dislokasi, misalnya dislokasi pangkal paha. Pada
keadaan ini anak dilahirkan dengan dislokasi sendi pangkal paha secara klinik tungkai
yang satu lebih pendek dibanding tungkai yang lainnya dan pantat bagian kiri serta
kanan tidak simetris. Dislokasi congenital ini dapat bilateral (dua sisi). Adanya
kecurigaan yang paling kecil pun terhadap kelainan congenital ini mengeluarkan
pemeriksaan klinik yang cermat dan sianak diperiksa dengan sinar X, karena tindakan
dini memberikan hasil yang sangat baik. Tindakan dengan reposisi dan pemasangan
bidai selama beberapa bulan, jika kelainan ini tidak ditemukan secara dini, tindakannya
akan jauh sulit dan diperlukan pembedahan.
3. Patologis
6
2.3 Klasifikasi
Macam Dislokasi
I. Dislokasi Sendi Jari
Sendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi
tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami dislokasi ke arah telapak
Penatalaksanaan:
Jari yang cedera dengan tarikan yang cukup kuat tapi tidak disentakkan. Sambil
menarik, sendi yang terpeleset ditekan dengan ibu jari dan telunjuk. Akan terasa bahwa
sendi itu kembali ke tempat asalnya. Setelah diperbaiki sebaiknya untuk sementara waktu
ibu jari yang sakit itu dibidai. Untuk membidai dalam kedudukan setengah melingkar
Jatuh pada tangan dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior.
Reposisi dilanjutkan dengan membatasi gerakan dalam sling atau gips selama tiga
Dislokasi pergelangan tangan adalah suatu kondisi dimana permukaan sendi dari
tulang pembentuk sendi pergelangan tangan mengalami pergeseran atau penguluran baik
7
Dislokasi ini jarang ditemukan, berupa dislokasi ke anterior. Dislokasi
b. Dislokasi perilunatum
terbuka.
Pada regio bahu terdapat beberapa sendi yang saling berhubungan dan saling
hubungan muskuler antara dinding thoraks dan skapula. Melalui keempat hubungan ini
yang terdiri atas tiga persendian dan satu hubungan muskular ini terjadi gerakan ke segala
arah di gelang bahu. Dislokasi regio bahu (sendi glenohumoral) merupakan 50 % kasus
dari semua dislokasi. 80 % dari dislokasi regio bahu ini adalah tipe dislokasi bahu
8
anterior. Stabilitas sendi bahu tergantung dari otot - otot dan kapsul tendon yang
mengitari sendi bahu. Sedangkan hubungan antara kepala humerus dengan cekungan
glenoid terlalu dangkal. Oleh karena itu pada sendi glenohumoral sering terjadi dislokasi,
baik akibat trauma maupun pada saat serangan epilepsi. Melihat lokasi kaput humeri
terhadap glenoidalis, dislokasi paling sering ke arah anterior dan lebih jarang ke arah
posterior. Pada waktu terjadinya dislokasi yang pertama mengalami kerusakan atau
avulasi dari fibrocarltilage antara kapsul sendi dengan glenoidalis di bagian anterior dan
inferior. Dengan adanya robekan tadi, maka sendi bahu akan mudah mengalami dislokasi
ulang bila mengalami cedera lagi. Hal ini disebut sebagai recurrent dislokasi.
Berdasarkan bagian yang keluar dari mangkuk sendi dislokasi di bagi menjadi:
1. Dislokasi = keluarnya kepala sendi dari mangkuk sendi.
2. Sublukasi = keluarnya sebagian kepala sendi.
Berdasarkan lokasi terjadinya
1. Dislokasi sendi rahang
Penyebabnya:
a. Menguap atau tertawa terlalu lebar
b. Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka
Penatalaksanaannya:
Balut jari dengan kain bersih atau kasa dengan tebal
Ibu jari tersebut di letakkan pada geraham kanan paling belakang
Tekanan rahang ke bawa deng ibu jari tersebut
Tekanan tersebut harus mantap tetapi pelan-pelan sementara itu jari-jari lain
mengangkat dagu korban
Tindakan di katakan berhasil bia rahang menutup dengan cepat dan keras
9
Untuk beberapa saat penderita tidak di bolehkan membuka mulutnya lebar-
lebar
2. Dislokasi sendi jari
Dislokasi sendi jari sangat sering terjadi, dan bila tidak di tolong dengan segera sendi
tersebut akan menjadi kaku. Sendi jari dapat mengalami dislokasi ke arah telapak atau
punggung tangan.
Penatalaksaannya:
Tariklah ujung jari yang cedera dengan tarikan cukup kuat dan tidak di
sentakkan
Sambil menarik, sendi yang terpeleset di tekan dengan ibu jari dan
telunjuk.
Untuk sementara waktu jari tersebut di bidai dalam kedudukan setengah
melingkar, seolah-olah hendak membentuk huruf O dengan ibu jari.
Apabila tidak berhasil, maka mungkin ada urat yang terjepit di antara dua
tulang yang membentuk sendi tersebut. Ini hanya bisa di perbaiki di RS, demikian
pula dislokasi ibu jari sebaiknya langsung di bawa di RS.
3. Dislokasi sendi bahu
Disebabkan lepasnya kaput sendi humerus ke dari mangkuk glenoid. Keadaan ini pada
pria usia muda di hubungakan dengan kebiasaan olahraga.
Gejala atau tandanya:
a. Nyeri hebat di sertai gangguan pergerakkan sendi bahu
b. Pasien merasa sendinya keluar dan tidak mampu menggerakkan lengannya
c. Lengannya yang cedera di topang oleh tangan sebelahnya
d. Posisi badan penderita miring ke arah sisi yang sakit
e. Kontur bahu berubah
f. Sumbuh humerus tidak menusuk ke bahu
Penatalaksaannya:
Teknik stimsom: penderita di baringkan tertelungkup dengan anggota gerak yang
dislokasikan dibiarkan menggantung di tepi tempat tidur, tangan menggantung
kebawah. Kemudian diberikan beban pada pergelangan tangan yang menggantung
tersebut seberat 2kg selama 30 menit atau tergantung dari kekuatan otot penderita.
Si penderita di suruh rileks untuk beberapa jam.
Teknik hennipen: korban duduk atau berbaring dengan posisi 45 derajat, siku di
tahan oleh tangan kanan penolong dan tangan kiri penolong melakukan rotasi
eksterna 90 derajat dengan lembut dan perlahan. Jika korban merasa nyeri, rotasi
eksterna untuk sementara di hentikan sampai terjadi relaksasi otot kemudian baru
di lanjutkan kembali.
4. Dislokasi sendi panggul
10
Di sebabkan keluarnya kaput femur dari mangkuk acetabulum di panggul
Gejala atau tanda:
a. Tungkai tampak lebih pendek
b. Setiap usaha menggerakkan panggul akan menimbulkan nyeri
c. Caput femur dapat teraba pada panggul
Petalaksaannya:
Stabilisasi ABC dan imobilisasi tulang belakang
Jika di lapangan di temukan dislokasi panggul maka korban ditempatkan pada
tempat yang datar dan di perbolehkan memposisikan kakinya ke posisi yang
paling nyaman
Segera bawa korban ke rumah sakit. Usaha perbaikan hanya dapat di lakukan di
RS. Jadi, segera kirim korban ke RS dengan memberi bantal di bawa luut dan
kakinya untuk membatasi pergerakan selama perjalanan.
Pasien dengan dislokasi panggul biasanya mengalami komplikasi lain
yang lebih di utamakan untuk ditangani, baik di lapangan maupun di RS.
bergerak lebih dari jangkauan normalnya, yang menyebabkan kegagalan tekanan, baik
pada komponen tulang sendi, ligamen dan kapsula fibrous, atau pada tulang maupun
jaringan lunak. Struktur-struktur tersebut lebih mudah terkena bila yang mengontrol sendi
tersebut kurang kuat.
11
12
2.6 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan dislokasi sebagai berikut :
1. Lakukan reposisi segera.
2. Dislokasi sendi kecil dapat direposisi di tempat kejadian tanpa anestesi,
misalnya :
dislokasi siku, dislokasi bahu, dislokasi jari pada fase syok), sislokasi bahu, siku atau jari
dapat direposisi dengan anestesi loca; dan obat penenang misalnya valium.
3. Dislokasi sendi besar, misalnya panggul memerlukan anestesi umum.
4. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan
anastesi jika dislokasi berat.
5. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke
rongga sendi.
6. Sendi kemudian diimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan
dijaga agar tetap dalam posisi stabil. Beberapa hari sampai minggu setelah
reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4x sehari yang berguna untuk
mengembalikan kisaran sendi Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi
selama masa penyembuhan
13
halnya CT Scan, pada pemeriksaan MRI di temukan pergeseran sendi dari
mangkuk sendi.
2.8 Prevalensi
Pada sebuah penelitian terhadap 96 kasus dislokasi, di dapatkan bahwa dislokasi
akut merupakan yang paling sering terjadi ( 47,9%), di ikuti oleh dislokasi kronik
(30,2%) dan dislokasi kronik rekurent (21,9%). Penyebab dislokasi yang tersering ialah
menguap terlalu lebar sebesar 45,8%, di ikuti oleh kecelakaan lalulintas sebesar 13,5%
meliputi nama ,jenis kelamin ,usia ,alamt ,agama ,bahasa yang digunakan ,stattus
perkawinan ,pendidikan, pekerjaan,asuransi golongan darah ,nomor registrasi , tanggal
dan jam masuk rumah sakit, (MRS) , dan diagnosis medis. Dengan fokus ,meliputi :
c. Jenis kelamin. Dislokasi lebih sering di temukan pada anak laki – laki dari pada
permpuan karna cenderung dari segi aktivitas yang berbeda .
14
2) Keluhan Utama
Keluhan utama pada klien dislokasi adalah klien mengeluhkan adanya nyeri. Kaji
penyebab, kualitas, skala nyeri dan saat kapan nyeri meningkat dan saat kapan nyeri
dirasakan menurun. kelemahan dan kelumpuhan ,ekstermitas , nyeri tekan otot , dan
deformitas pada daerah trauma ,untuk mendapatkan pengkajian yang lengkap mengenai
nyeri klien dapat menggunakan metode PQRS.
Kaji adanya riwayat trauma akibat kecelakaan pada lalu lintas ,kecelekaan industri , dan
kecelakaan lain ,seperti jatuh dari pohon atau bangunan , pengkajian yang di dapat
meliputi nyeri , paralisis extermitras bawah , syok .
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta penyakit yang
pernah diderita klien sebelumnya yang dapat memperparah keadaan klien dan
menghambat proses penyembuhan. Penyakit yang perlu ditanyakan meliputi adanya
riwayat penyakit ,seperti osteoporosis, dan osteoaritis yang memungkinkan terjadinya
kelainan ,penyakit alinnya seeperti hypertensi ,riwayat cedera, diabetes milittus, penyakit
jantung , anemia , obat-obat tertentu yang sering di guanakan klien , perlu ditanyakan
pada keluarga klien
5) Pemeriksaan Fisik
Setelah melakukan anamnesis yang mengarah pada keluhan klien pemeriksaan fisik
sangat berguna untuk mendukung pengkajian anamnesis sebaiknya dilakukan persistem
B1-B6 dengan fokus pemeriksaan B3( brain ) dan B6 (bone) :
1. Keadaan Umum
15
Klien yang yang mengalami cedera pada umumnya tidak mengalami
penurunan kesadaran ,periksa adanya perubahan tanda-tanda vital ,yang meliputi
brikardia ,hipotensi dan tanda-tanda neurogenik syok.
2. B3 ( Brain )
3. B6 ( Bone )
Fell , kaji adanya derajat ketidakstabilan daerah trauma dengan palpasi pada
ramus dan simfisi fubis
16
Rasa nyaman (nyeri) : pasien dengan dislokasi biasanya mengeluhkan nyeri
pada bagian dislokasi yang dapat mengganggu kenyamanan klien.
Gerak dan aktivitas: pasien dengan dislokasi dimana sendi tidak berada pada
tempatnya semula harus diimobilisasi. Klien dengan dislokasi pada
ekstremitas dapat mengganggu gerak dan aktivitas klien.
5. Klasifikasi Data
a. Data Subjektif :
b. Data Objektif
Keterbatasan mobilitas
17
Skala nyeri 6 (0-10)
6. Analisa Data
DO : -Wajah Nampak
meringis
- Pembengkakan
local
18
DS : Adanya trauma Gangguan mobilitas
fisik
-Klien mengatakan
sangat lemas
Deformitas tulang
-Klien mengatakan
susah bergerak
Gangguan Fungsi Gerak
-Klien mengatakan
terjadi kekauan pada
sendi Kerusakan mobilitas
DO : fisik
-Keterbatasan
mobilitas
-Klien bertanya-
tanya tentang
Kurangnya Informasi
penyakitnya
Kurang pengetahuan
DO :
-Klien nampak
cemas Konflik Interpersonal
Ansietas
19
2.9.2 Diagnosa
20
DO: klien adanya nyeri ketidaknyamanan
tampak meningkat.
6. Kolaborasi dalam
berperilaku (tidak ada
pemberian analgetik
distraksi ekspresi nyeri
(mondar pada 1. Mengetahui
4. Teknik distraksi
dan relaksasi
berfungsi dalam
mengalihkan
fokus nyeri
pasien
5. Penanaman HE
pada pasien
berfungsi untuk
mengurangi
kecemasan
pasien terhadap
21
kondisinya
6. Analgetik dapat
mengurangi rasa
nyeri pada
dislokasi.
22
dengan dan volunter selama
bebas pengobatan dan
2. Gerakan pemulihan dari posisi
pasien sakit atau cedera
terkoordi
nir
3. Pasien
dapat
melakuk
an
aktivitas
secara
mandiri
23
DO: - klien gelisah cemas menenangkan
- Temani
pasien untuk
memberikan
keamanan dan
mengurangi rasa
takut
- Dorong
pasien untuk
mengungkapkan
perasaan takut
dan persepisnya
terhadapa
penyakit yang
dia alami
- Identifika
si tingkat
kecemasan
pasien
24
- Dorong
keluarga untuk
selalu menemani
pasien selama
perawatan
25
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.
Dislokasi ini hanya dapat komponen tulangnya saja yang bergeser/ terlepasnya seluruh
komponen tulang dari tempat yang seharusnya. Dislokasi dapat di sebabkan oleh faktor
penyakit atau trauma karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital)
3.2 SARAN
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan sekali kritik yang membangun bagi makalah ini, agar penulis
dapat berbuat lebih baik lagi di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
26
DAFTAR PUSTAKA
27