Anda di halaman 1dari 22

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

“ASUHAN KEPERAWATAN DISLOKASI”


Dosen Pengampuh :

Disusun Oleh : Kelompok 5


Kelas : Keperawatan A / Semester V

1. ADISTI RAHMAN DATUELA


2.
3.
4.

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur terucap hanya kepada Allah SWT atas berkah dan
rahmatnya akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah yang membahas
mengenai asuhan keperawatan dislokasi.

Shalawat dan salam semoga senantiasa terucapkan kepada baginda Nabi


Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang
senantiasa saat dalam menjalankan syariatnya.

Kami mengucapkan terimakasih tiada tara kepada pihak yang telah


membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, baik secara langsung maupun
tidak langsung. Bila ada dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang
todak berkenan bagi pembaca dengan segala kerendahan kami mohon maaf yang
setulusnya.

Kritik dan saran dari pembaca sebagai taufik, hidayah dan rahmat
senantiasa menyertai kami semua menuju terciptanya keridhaan Allah STW.
Kotamobagu, 30 Januari 2023

Kelompok 5

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................


KATAPENGANTAR.......................................................................................
DAFTARISI.....................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................
C. Tujuan.............................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................


A. Pengertian dislokasi........................................................................
B. Klasifikasi dislokasi .......................................................................
C. Etiologi dislokasi ...........................................................................
D. Manifestasi klinis dislokasi ............................................................
E. Patofisiologi dislokasi ....................................................................
F. Pathway dislokasi ..........................................................................
G. Komplikasi dislokasi .....................................................................
H. Pemeriksaan penunjang dislokasi ..................................................
I. Penatalaksanaan dislokasi ..............................................................
J. Asuhan keperawatan dislokasi .......................................................

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ...........................................................


A. Pengkajian ......................................................................................
B. Diagnosa ........................................................................................
C. Intervensi .......................................................................................
D. Implementasi ..................................................................................

BAB IV PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan.....................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari
kesatuan sendi.Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang
bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang
seharusnya (dari mangkuk sendi).Seseorang yang tidak dapat
mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah
karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi
rahangnya telah mengalami dislokasi.
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi
sendi bahu dan sendi pinggul (paha).Karena terpeleset dari tempatnya,
maka sendi itupun menjadi macet.Selain macet, juga terasa nyeri.Sebuah
sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya
menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.
Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa
sehinggaTulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi.
Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma
karena dapatan (acquired) atau karena sejak lahir (kongenital). Keadaan
dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi
berhubungan,secara anatomis (tulang lepas dari sendi). Keluarnya
(bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu
kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.Patah tulang di dekat
sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai
luksasi sendi yang disebut fraktur dislokasi.Berpindahnya ujung tulang
patah, karena tonus otot, kontraksi cedera dan tarikan Dislokasi adalah
terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dislokasi?
2. Apa saja klasifikasi dari dislokasi?
3. Apa saja etiologi dari dislokasi?
4. Apa saja manifestasi klinis dari dislokasi?
5. Bagaimana Patofisiologi dari dislokasi?
6. Bagaimana pathway dari dislokasi ?
7. Apa saja komplikasi dari dislokasi?
8. Apa saja pemeriksaan penunjang dari dislokasi ?
9. Bagaimana penatalaksanaan dari dislokasi?
10. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakitdislokasi.?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan dislokasi
2. Dapat mengetahui klasifikasi dari dislokasi
3. Dapat mengetahui etiologi dari dislokasi
4. Dapat mengetahui manifestasi klinis dari dislokasi
5. Dapat mengetahui patofisiologi dari dislokasi
6. Dapat mengetahui komplikasi dari dislokasi
7. Dapat mengetahui pemeriksaan penunjang dari dislokasi
8. Dapat mengetahui penatalaksanaan dari dislokasi
9. Dapat mengetahui asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
dislokasi

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Dislokasi sendi merupakan keadaan dimana tulang-tulang yang
membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis. Dislokasi ini
dapat terjadi pada komponen tulangnya saja yang bergeser atau seluruh
komponen tulang terlepas dari tempat yang seharusnya.( lubis 2013)
Dislokasi merupakan cedera sendi yang serius dan jarang terjadi.
Dislokasi terjadi bila sendi terlepas dan terpisah, dengan ujung-
ujung tulang tidak lagi menyatu.Bahu, siku, jari, pinggul, lutut, dan
pergelangan kaki merupakan sendi-sendi yang paling sering mengalami
dislokasi.Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari
kesatuan sendi.Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang
bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang
seharusnya (dari mangkuk sendi).
Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami
dislokasi.Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi
sendi bahu dan sendi pinggul (paha).Karena terpeleset dari tempatnya,
maka sendi itupun menjadi macet.Selain macet, juga terasa nyeri.Sebuah
sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya
menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

B. Klasifikasi
Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan
2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.misalnya
tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh
kekuatan tulang yang berkurang
3. Dislokasi traumatic.
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan
mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat
oedema (karena mengalami pengerasan).Terjadi karena trauma
yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan
disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen,
syaraf, dan system vaskular.Kebanyakan terjadi pada orang
dewasa.
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
1. Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri
akut dan pembengkakan di sekitar sendi
2. Dislokasi Berulang.
Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi
dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka
disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint
dan patello femoral joint.Dislokasi biasanya sering dikaitkan
dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya
ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau
kontraksi otot dan tarikan.

C. Etiologi
Penyebab dari dislokasi itu sendiri adalah :
1. Cedera olah raga
Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola
dan hoki, serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok
akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan pemain
sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-
jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.
2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga
Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya
menyebabkan dislokasi
3. Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang
licin
4. Patologis
Terjadinya ‘tear’ ligamen dan kapsul articuler yang merupakan
komponen vital penghubung tulang
Faktor predisposisi(pengaturan posisi)
1. akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir.
2. Trauma akibat kecelakaan.
3. Trauma akibat pembedahan ortopedi(ilmu yang mempelajarin
tentang tulang
4. Terjadi infeksi disekitar sendi.

D. Menifestasi klinis
Tanda dan gejala dari dislokasi adalah :
1. Nyeri akut
2. Perubahan kontur sendi
3. Perubahan panjang ekstremitas
4. Kehilanggan mobilitas normal
5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
6. Gangguan gerakan
7. Kakuan
8. Pembengkakan
9. Deformitas pada persendian
10. Demam

E. Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena
kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen
sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi.Dari adanya traumatic akibat
dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya
penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi.Dari 3 hal
tersebut, menyebabkan dislokasi sendi.Dislokasi mengakibatkan
timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah,
perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur.Dan
yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu
dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai.
Cedera akibat olahraga dikarenakan beberapa hal seperti tidak
melakukan exercise sebelum olahraga memungkinkan terjadinya dislokasi,
dimana cedera olahraga menyebabkan terlepasnya kompresi jaringan
tulang dari kesatuan sendi sehingga dapat merusak struktur sendi dan
ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya kompresi jaringan tulang yang
terdorong ke depan sehingga merobek kapsul/menyebabkan tepi glenoid
teravulsi akibatnya tulang berpindah dari posisi normal. Keadaan tersebut
dikatakan sebagai dislokasi.
Begitu pula dengan trauma kecelakaan karena kurang kehati-hatian
dalam melakukan suatu tindakan atau saat berkendara tidak menggunakan
helm dan sabuk pengaman memungkinkan terjadi dislokasi.Trauma
kecelakaan dapat kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi sehingga
dapat merusak struktur sendi dan ligamen. Keadaan selanjutnya terjadinya
kompres jaringan tulang yang terdorong ke depan sehingga merobek
kapsul/menyebabkan tepi glenoid teravulsi akibatnya tulang berpindah
dari posisi normal yang menyebabkan dislokasi
Dislokasi sendi terjadi ketika tulang bergeser dari posisinya pada
sendi.Subluksasi adlah dislokasi parsial sendi.Dislokasi sendi biasanya
terjadi setelah trauma berat, yang menggangu kemampuan ligamen
menahan tulang di tempatnya.Dislokasi sendi juga dapat terjadi secara
kongenital; misalnya, panggul kadang dijumpai pada bayi baru lahir
(displasia perkembangan panggul).Untuk dislokasi akibat trauma, terdapat
nyeri terkait yang nyata, pembengkakan, dan kehilangan rentang gerak
sendi.Kadang-kadang suara letupan dapat terdengar atau terasa padasaat
terjadinya atau selama pemeriksaan fisik; pada pemeriksaan bayi baru
lahir, manipulasi sendi untuk menghasilkan suara atau perasaan dislokasi
digunakan untuk mengdiagnosis kondisi tersebut.

F. Pathway

Trauma

Kelainan kogenital Pathologic


Dislokasi pada sendi

trauma pada jaringan dan


tulang

Tekanan eksternal
Tulang terlepas dari
kesatuan sendi
Serabut ligament rusak (sobek)
Kerusakan jaringan

Pelepasan mediator
kimia Pembuluh darah terputus

Merangsang nosiseptor Aliran balik vena terganggu


ke medulla spinalis

Volume cairan intersisial


Presepsi nyeri

Akumulasi cairan berlebihan


Dx hypervolemia
Dx nyeri akut

G. Komplikasi
Komplikasi yang akan terjadi pada dislokasi adalah :
1. Cedar saraf : saraf aksila dapat cedar ; pasien tidak dapat
mengerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang
mati rasa pada otot tersebut.
2. Cedar pembulu dara : Arteri aksilla dapat rusak.
3. Faktur dislokasin
komplikasi lanjutan
1. Kekakuan sendi baru : immobilisasi yang lama dapat
megakibatkan kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang
berumur 40 tahun. Terjadinya rotasi latera,yang secara otomatis
membatasi abduksi.
2. Dislokasi yang berulang : terjadi kalau labrum glenoid robek atau
kapsul terlepas dri bagian depan leher glenoid
3. Kelemahan otot.
H. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan diaknostik yang dapat menunjang diagnose adalah sebagai
berikut :
1. Sinar-x (rontgen)
Pemeriksaan rontgen merupakan pemeriksaan diagnostic
noninvasit untuk membantu menegakkan diagnose medis.pada
pasien dislokasi sendi ditemukan adanya pergeseran sandi dari
mangkuk sandi dimana tulang dan sendi berwarna putih.
2. CT scan
CT-scan yaitu pemeriksaan sinar-x yang lebi canggih dengan
bentuk komputer, sehingga memperoleh gambar yang lebih detail
dan dapat di buat gambar secara 3 dimensi. Pada pasien dislokasi
ditemukan gambar 3 dimensi dimana sendi tidak berada
ditempatnya.
3. MRI
MRI merupakan pemeriksan yang menggunakan gelombang dan
frekuensi radio tampa menggunakan sinar-x atau bahan radio aktif,
sehinga dapat diperoleh gambar tubuh (terutama jaringan lunak)
dengan lebi detail. Seperti halnya CT-scan,pada pemeriksaan MRI
ditemukan adanya pergeseran sendi dari mangkuk sendi.
I. penatalaksanaan
penatalaksanaan dislokasi sendi sebagai berikut :
1. medi
a. Farmakologi
Pemeriksan obat obatan : analgesic non narkotika
 Analgesik yang berfungsi untuk mengatasi nyeri
otot,sendi,sakit kepala,nyeri pinggang.efeksamping dari
obat ini adalah agranulositosis.Dosis : dewasa ; sesuda
makan, dewasa : sehari 3x1 kapsul, anak sehari 3x ½
kapsul.
 Bimastan yang berfungsi untuk menghilangkan nyeri otot
ringan atau sedang, kondisi akut atau kronik termasuk
nyeri persedian, nyeri otot, nyeri setelah melahirkan.efek
samping dari obat ini adalah
mual,munta,agranulositosis,aeukopenia. Dosis
dewasa;dosis awal 500mg tiap 6 jam.
b. Pembedahan
 Operasi ortopedia
Operasi ortopedia merupakan spesialisasi medis yang
mengkhususkan pada pengendalian medis dan bedah para
pasien yang memiliki kondisi-kondisi arthritis yang
mempengaruhi persendian utama, pinggul,lutut dan bahu
melalui bedah invasivef minimal dan bedah penggantian
sendi. Prosedur pembedahan yang sering dilakukan
meliputi :
- Reduksi terbuka : melakukan reduksi dan membuat
kesejajaran tulang yang patah setelah terlebih dahulu
dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang patah.
Fiksasi interna : stabilisasi tulang patah yang tela direduksi
dengan skrup, plat, paku dan pin logam.
- Artroplasti: memperbaiki masalah sendi dengan
artroskop(suatu alat yang memungkinkan ahli bedah
mengoperasi dalamnya sendi tanpa irisan yang besar) atau
melalui pembedahan sendi terbuka.
2. Non medis
c. Dislokasi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan
anastesi jika dislokasi berat.
d. Dengan RICE (rest, ice, compression, elevation)

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
a. Identitas klien
Nama : A.L
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 23 thn
Agama :islam
Status perkawinan : Belum kawin
Pekerjaan : Mahasiswa
Diagnosa Medis : Dislokasi
b. Anamnesis
- Keluhan utama : Nyeri bahu kanan post KLL
- Riwayat penyakit sekarang :Pasien datang dengan keluhan nyeri
bahu kanan post KLL. Saat ini pasien mengeluhkan bahunya
nyeri, bisa digerakkan minimal karena terbatas nyeri.
- Riwayat penyakit dahulu : Tidak ada
- Pemeriksaan fisik :
 Tampak adanya perubahan kontur sendi pada
ekstrenitas yang mengalami dislokasi
 Tampak perubahan panjang ekstrenitas pada
daerah yang mengalami dislokasi
 Adanya nyeri tekan pada daera dislokasi
 Tampaak adanya lebam pada dislokasi sendi

2. Analisa data

No Data focus Etiologi Masalah

1 DS : Traumatik Hipervolemia
Klien mengatakan
mudah lelah dan Dislokasi
lemas
Trauma pada
DO : jaringan dan tulang
- Klien tampak lemah
- BB menurun Tulang terlepas dari
kesatuan sendi

Tekanan eksternal

Serabut ligament
rusak (sobek)

Pembuluh darah
terputus

Aliran balik vena


terganggu

Volume cairan
intersisial

Akumulasi cairan
berlebihan

Edema

Hipervolemia

2 DS : Ttraumatik Nyeri Akut


Klien mengatakan
Dislokasi
nyeri pada bagian
bahu Trauma pada jaringan
dan tulang

DO :
Tulang telepas dari
Klien tampak
kesatuan sendi
meringis
Kerusakan jaringan

Pelepasan mediator
kimia

Merangsang nosiseptor
ke medulla spinalis

Presepsi nyeri
Nyeri akut

B. Diagnosa keperawatan
1. Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan
2. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisik

C. Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
(SIKI)
1. Hipervolemia b.d kelebihan Setelah dilakukan Observasi
asupan cairan asuhan keperawatan 1. periksa tanda
selama 1x24 jam dan gejala
diharapkan hypervolemia
keseimbangan cairan 2. identifikasi
turun dengan penyebab
hipervolemi
3. monitor intake
dan output
cairan
4. monitor efek
samping
dluretik
Terapeutik
1. Timbang berat
badan setiap
hari pada waktu
yang sama
2. batasi asupan
cairan dan
garam
3. tinggikan kepala
kepada tempat
timur 30-40
Edukasi
1. Anjurkan
melapor jika
haluaran urin
<0,5 ml /kg/jam
dalam 6 jam
2. Anjurkan
melapor jika BB
bertambah >1
kg dalam sehari

2. Nyeri Akut b.d agen Tujuan : Observasi


pencedera fisik Setelah dilakukan 1. identifikasi
tindakan keperawatan local,
3x24 jam, nyeri karateristik,
berkurang durasi,
frekuensi,
kualitas,
intensitas nyeri
2. identifikasi
skala nyeri
3. identifikasi
pengaruh nyeri
pada kualitas
hidup
Terapeutik
1. Berikan teknik
nonfarmakologi
s untuk
mengurangi rasa
nyeri
2. control
lingkungan yang
memperberat
rasa nyeri

Edukasi
1. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
2. jelaskan strategi
meredakan nyeri

C. Implementasi

No Diagnosa Tindakan keperawatan


keperawatan (implementasi)
1. Hipervolemia b.d Observasi
kelebihan asupan cairan 1. periksaan tanda dan gejala
hypervolemia
2. Mengidentifikasi penyebab
hipervolemi
3. memonitor intake dan output
cairan
4. memonitor efek samping
dluretik
Terapeutik
1. Menimbang berat badan
setiap hari pada waktu yang
sama
2. Membatasi asupan cairan dan
garam
3. Meninggikan kepala kepada
tempat timur 30-40

Edukasi
1. Menganjurkan melapor jika
haluaran urin <0,5 ml /kg/jam
dalam 6 jam
2. Menganjurkan melapor jika
BB bertambah >1 kg dalam
sehari
2 Nyeri Akut b.d agen Observasi
pencedera fisik 4. Mengidentifikasi local,
karateristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
5. Mengidentifikasi skala nyeri
6. Mengidentifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas hidup
Terapeutik
3. Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Edukasi
3. Menjelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
4. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri

D. Evaluasi

Diagnosa keperawatan Evaluasi


Hipervolemia b.d S :
kelebihan asupan cairan O : TD : 120/80
N : 81x/m
R : 18x/m
SB : 36oc
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dan implementasi
dihentikan
Nyeri Akut b.d agen S :pasien mengatakan nyeri berkurang
pencedera fisik O : - Tidak terjadi efek samping
pemberian
Analgesic
-Nyeri berkurang
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/m
R : 18x/m
SB : 360c
A :Masalah teratasi
P :Intervensi dan implementasi
dihentikan

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan dari kesatuan
sendi.dislokasi ini hanya komponen tulangnya saja yang bergetar atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya
(mangkuk sendi) sebua sendi yang ligament-ligamentnya perna dislokasi
kembali ,biasanya menjadi kendor.
Akibatnya sendi ituakan gampang mengalami dislokasi kembali.
Apabila dislokasi itu disertai pula patah tulang, pembetulanya menjadi
sulit dan harus di kerjakan di rumah sakit semakin awal usaha
pengambilan sendi itu dikerjakan,semakin baik penyembuhanya.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/285731750/Makalah-Dislokasi. Di askes
pada tanggal 19 november 2021
https://id.scribd.com/document/383040110/ASKEP-DISLOKASI. Di
askes tanggal 19 november 2021
https://www.academia.edu/11892322/dislokasi. Di askes tanggal 19
november 2021

Anda mungkin juga menyukai