Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN DISLOKASI

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah “KMB”

Disusun oleh:
DANI M. RAMDANI
NIM: E.14401.10.013

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
TASIKMALAYA
2013
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat illahi robbi, atas segala
rahmat dan karunia-Nya, bahwasanya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan tepat waktu yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Dislokasi”. Pembuatan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah KMB.
Dalam menyelesaikan makalah ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan dan kekhilapan baik dari segi penulisan ataupun pembahasannya yang
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis karena itu penulis mohon kritik
dan saran yang membangun guna perbaikkan yang akan datang.
Atas dorongan dan bimbingan dari pembimbing kepada penulis untuk
menyelesaikan tugas ini maka dengan segala kerendahan hati perkenankanlah
penulis mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
penulis, umumnya bagi semua pembaca. Amin

Tasikmalaya, Februari 2013

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................ 2
C. Tujuan.................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pengertian.............................................................................. 3
B. Klasifikasi.............................................................................. 4
C. Etiologi.................................................................................. 5
D. Patofisiologi........................................................................... 5
E. Manifestasi klinis................................................................... 6
F. Pemeriksaan diagnostik......................................................... 6
G. Komplikasi............................................................................ 6
H. Penatalaksanaan..................................................................... 7
BAB III ASKEP
A. Pengkajian............................................................................. 8
B. Diagnosa keperawatan........................................................... 9
C. Intervensi............................................................................... 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan


sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi


bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi
itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang
pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor.
Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan me


lindungin beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul.
Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menye diakan
permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Oleh karena fungsi tulang yang
sangat penting bagi tubuh kita, maka telah semestinya tulang harus di jaga
agar terhindar dari trauma atau benturan yang dapat mengakibatkan terjadinya
patah tulang atau dislokasi tulang.

Dislokasi terjadi saat ligarnen rnamberikan jalan sedemikian rupa


sehinggaTulang berpindah dari posisinya yang normal di dalam sendi.
Dislokasi dapat disebabkan oleh faktor penyakit atau trauma karena dapatan
(acquired) atau karena sejak lahir (kongenital).

1
B. RUMUSAN MASALAH

Adapun permasalahan yang kelompok kami angkat dalam makalah ini


adalah:

1). Apakah yang dimaksud dengan dislokasi?

2). Bagaimanakah etiologi dari dislokasi?

3). Bagaimanakah manifestasi klinis dari dislokasi?

4). Bagaimanakah patofisiologi dislokasi?

5). Bagaimana komplikasi dari dislokasi?

6). Bagaimana Asuhan Keperawatan pada Pasien dislokasi?

C. TUJUAN

1). Memahami pengertian, penyebab, jenis, serta tanda dan gejala yang
muncul pada dislokasi

2). Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja untuk


perawatan pasien penderita dislokasi

3). Menguraikan prosedur perawatan yang digunakan untuk pasian penderita


dislokasi.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi


berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (brunner&suddarth).

Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi


merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif
Mansyur, dkk. 2000).

Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan


patah tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi. ( Buku
Ajar Ilmu Bedah, hal 1138).

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan


sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali
sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari
tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi


bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi
itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang
pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor.
Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.

3
B. KLASIFIKASI

Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Dislokasi congenital :

Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.

b. Dislokasi patologik :

Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor,
infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang
yang berkurang.

c. Dislokasi traumatic :

Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan


mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat
oedema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang
kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya
dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system
vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan tipe
kliniknya dibagi :

1) Dislokasi Akut

Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut
dan pembengkakan di sekitar sendi.

2) Dislokasi Kronik
3) Dislokasi Berulang

Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi


dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut

4
dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello
femoral joint.

Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang


disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya
trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.

C. ETIOLOGI

Dislokasi disebabkan oleh :

a. Cedera olah raga

Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan
hoki, serta olah raga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat
bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan pemain sepak bola paling
sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak
sengaja menangkap bola dari pemain lain.

b. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga


c. Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan
dislokasi.

d. Terjatuh
Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin

e. Patologis : terjadinya ‘tear’ligament dan kapsul articuler yang merupakan


kompenen vital penghubung tulang

D. PATOFISIOLOGI

Dislokasi biasanya disebabkan oleh jatuh pada tangan .Humerus


terdorong kedepan ,merobek kapsul atau menyebabkan tepi glenoid
teravulsi.Kadang-kadang bagian posterolateral kaput hancur.Mesti jarang

5
prosesus akromium dapat mengungkit kaput ke bawah dan menimbulkan
luksasio erekta (dengan tangan mengarah ;lengan ini hampir selalu jatuh
membawa kaput ke posisi da bawah karakoid).

E. MANIFESTASI KLINIS

Nyeri terasa hebat. Pasien menyokong lengan itu dengan tangan sebelahnya
dan segan menerima pemeriksaan apa saja. Garis gambar lateral bahu dapat
rata dan kalau pasien tak terlalu berotot suatu tonjolan dapat diraba tepat di
bawah klavikula.

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Dengan cara pemeriksaan Sinar –X ( pemeriksaan X-Rays ) pada bagian


anteroposterior akan memperlihatkan bayangan yang tumpah-tindih antara
kaput humerus dan fossa Glenoid, Kaput biasanya terletak di bawah dan
medial terhadap terhadap mangkuk sendi.

G. KOMPLIKASI

a. Dini

1) Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat


mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang
mati rasa pada otot tesebut

2) Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak

3) Fraktur disloksi

6
b. Komplikasi lanjut

1) Kekakuan sendi bahu:Immobilisasi yang lama dapat mengakibatkan


kekakuan sendi bahu, terutama pada pasien yang berumur 40
tahun.Terjadinya kehilangan rotasi lateral, yang secara otomatis
membatasi abduksi

2) Dislokasi yang berulang:terjadi kalau labrum glenoid robek atau


kapsul terlepas dari bagian depan leher glenoid

3) Kelemahan otot

H. PENATALAKSANAAN

a. Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan


anastesi jika dislokasi berat.

b. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke


rongga sendi.

c. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan
dijaga agar tetap dalam posisi stabil.

Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-


4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi

d. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa


penyembuhan.

7
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1.      Dislokasi

Ø  Identitas Klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi, golongan darah, no.
register, tanggal MRS, diagnosa medis.

Ø  Riwayat Penyakit Sekarang

Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari disklokasi


yang nantinya membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien.
Ini bisa berupa kronologi terjadinya penyakit.

Ø  Riwayat Penyakit Dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab dislokasi, serta


penyakit yang pernah diderita klien sebelumnya yang dapat memperparah
keadaan klien dan menghambat proses penyembuhan.

2.      Pemeriksaan Fisik


8
Pada penderita Dislokasi pemeriksan fisik yang diutamakan adalah nyeri,
deformitas, fungsiolesa misalnya: bahu tidak dapat endorotasi pada dislokasi
anterior bahu.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan discontinuitas jaringan

b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas dan nyeri saat


mobilisasi

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kegagalan untuk


mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient
yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah

d. Ansietas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit

e. Gangguan bodi image berhubungan dengan deformitas dan perubahan


bentuk tubuh.

C. INTERVENSI

NO Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


Keperawatan

9
1. -    Gangguan rasa Tujuan jangka - Kaji skala nyeri - Mengetahui
nyaman nyeri panjang: intensitas nyeri.
berhubungan Rasa nyeri - Berikan posisi - Posisi relaksasi
dengan teratasi relaks pada pada pasien dapat
discontinuitas pasien mengalihkan focus
jaringan Tujuan jangka pikiran pasien pada
pendek: nyeri.
1.      Klien tampak - Ajarkan teknik - Tehnik relaksasi
tidak meringis distraksi dan dan distraksi dapat
lagi. relaksasi mengurangi rasa
2.      Klien tampak nyeri.
rileks - Berikan - Meningkatkan
lingkungan yang relaksasi pasien
nyaman, dan
aktifitas hiburan

- Kolaborasi - Analgesic
pemberian Mengurangi nyeri
analgesic

2.         Gangguan-     Tujuan jangka - Kaji tingkat - menunjukkan


mobilitas fisik panjang: mobilisasi pasien tingkat mobilisasi
berhubungan Memberikan pasien dan
dengan kenyamanan dan menentukan
deformitas dan melindungi sendi intervensi
nyeri saat selama masa selanjutnya.
mobilisasi penyembuhan. - Berikan latihan - Memberikan latihan
ROM ROM kepada klien
Tujuan jangka untuk mobilisasi
pendek: - Anjurkan - Alat bantu
-    melaporkan penggunaan alat memperingan
peningkatan Bantu jika mobilisasi pasien
toleransi aktivitas diperlukan
(termasuk
aktivitas sehari- - Monitor tonus - Gar mendapatkan
hari) otot data yang akurat
-    menunjukkan - Membantu - Dapat membnatu
penurunan tanda pasien untuk pasien untuk
intolerasi imobilisasi baik imobilisasi
fisiologis, dari perawat
misalnya nadi, maupun keluarga
pernapasan, dan
10
tekanan darah
masih dalam
rentang normal
3. Perubahan Tujuan jangka - Kaji riwayat - Mengidentifikasi
nutrisi kurang panjang: nutrisi, termasuk defisiensi,
dari kebutuhan Kebutuhan nutrisi makan yang memudahkan
tubuh b.d terpenuhi disukai intervensi
kegagalan untuk - Observasi dan - Mengawasi
mencerna atau Tujuan jangka catat masukkan masukkan kalori
ketidak pendek: makanan pasien atau kualitas
mampuan -     Menunujukkan kekurangan
mencerna peningkatan konsumsi makanan
makanan /mempertahankan - Timbang berat - Mengawasi
/absorpsi nutrient berat badan badan setiap hari. penurunan berat
yang diperlukan dengan nilai badan atau
untuk laboratorium efektivitas
pembentukan sel normal. intervensi nutrisi
darah merah -     Tidak mengalami - Berikan makan - Menurunkan
tanda mal nutrisi. sedikit dengan kelemahan,
-     Menununjukkan frekuensi sering meningkatkan
perilaku, dan atau makan pemasukkan dan
perubahan pola diantara waktu mencegah distensi
hidup untuk makan gaster
meningkatkan
dan atau - Observasi dan - Gejala GI dapat
mempertahankan catat kejadian menunjukkan efek
berat badan yang mual/muntah, anemia (hipoksia)
sesuai. flatus dan dan pada organ.
gejala lain yang
berhubungan
- Berikan dan - Meningkatkan nafsu
Bantu hygiene makan dan
mulut yang baik ; pemasukkan oral.
sebelum dan Menurunkan
sesudah makan, pertumbuhan
gunakan sikat bakteri,
gigi halus untuk meminimalkan
penyikatan yang kemungkinan
lembut. Berikan infeksi. Teknik
pencuci mulut perawatan mulut
yang di encerkan khusus mungkin
bila mukosa oral diperlukan bila
luka. jaringan
rapuh/luka/perdarah
an dan nyeri berat.
- Kolaborasi pada - Membantu dalam
11
ahli gizi untuk rencana diet untuk
rencana diet. memenuhi
kebutuhan
individual
- Kolaborasi ; - Meningkatakan
pantau hasil efektivitas program
pemeriksaan pengobatan,
laboraturium termasuk sumber
diet nutrisi yang
dibutuhkan.
- Kolaborasi; - Kebutuhan
berikan obat penggantian
sesuai indikasi tergantung pada tipe
anemia dan atau
adanyan masukkan
oral yang buruk dan
defisiensi yang
diidentifikasi.

4. Ansietas Tujuan jangka - kaji tingakat - mengetahui tingakat


berhubungan panjang: ansietas klien kecemasan pasien
dengan kecemasan pasien dan menentukan
kurangnya teratasi intervensi
pengetahuan selanjutnya.
tentang penyakit Tujuan jangka - Bantu pasien - Menggali
pendek: mengungkapkan pengetahuan dari
klien tampak rasa cemas atau pasien dan
rileks takutnya mengurangi
2.      klien tidak kecemasan pasien
tampak bertanya - Kaji pengetahuan - agar perawat tau
– tanya Pasien tentang seberapa tingkat
prosedur yang pengetahuan pasien
akan dijalaninya. dengan penyakitnya
- Berikan - Agar pasien
informasi yang mengerti tentang
benar tentang penyakitnya dan
prosedur yang tidak cemas lagi
akan dijalani
pasien
5 Gangguan bodi Tujuan jangka - Kaji konsep diri - Dapat mengetahui
image panjang: pasien pasien
12
berhubungan Pasien bisa - Kembangkan - Menjalin saling
dengan mengatasi body BHSP dengan percaya pada pasien
deformitas dan image pasien pasien
perubahan - Bantu pasien - Menjadi tempat
bentuk tubuh. mengungkapkan bertanya pasien
masalahnya untuk
mengungkapkan
masalah nya
- Bantu pasien - mengetahui masalah
mengatasi pasien dan dapat
masalahnya. memecahkannya

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi.


Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk
sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis
membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya.
Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.

Dislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

13
1. Dislokasi congenital

2. Dislokasi patologik

3. Dislokasi traumatic

Penyebab dislokasi

Dislokasi disebabkan oleh :

1. Cedera olah raga

Olah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta
olah raga yang beresiko jatuh

2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah raga

Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan


dislokasi.

3. Terjatuh

Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin

4. Patologis :

terjadinya ‘tear’ligament dan kapsul articuler yang merupakan komponen vital


penghubung tulang.

14
15
DAFTAR PUSTAKA

1. Tucker,Susan Martin (2003). Standar Perawatan Pasien, Edisi V, Vol


3. Jakarta. EGC
2. Donges Marilynn, E. (2002). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,
Jakarta. EGC
3. Smeltzer Suzanne, C (2002). Buku Ajar Medikal Bedah, Brunner &
Suddart. Edisi 8. Vol 3. Jakarta. EGC
4. Price Sylvia, A (2001), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC

16

Anda mungkin juga menyukai