Anda di halaman 1dari 11

INFEKSI PASCA PARTUM

Dosen Pengampu: Ns. Tri Rahayuning, S.Kep., M.Biomed

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 12:


Fery Ferman Syah (201030100005)

Mutiara Fitri Fadillah (201030100016)

Rian Syawalludin (201030100017)

4A – S1 KEPERAWATAN

STIKes Widya Dharma

Husada Tangerang Selatan

2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam penyusunan
makalah mungkin ada sedikit hambatan. Namun berkat bantuan dukungan dari teman-teman
serta bimbingan dari dosen pengampu Ibu Ns. Tri Wahyuning, S.Kep., M.Biomed sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Dengan adanya makalah ini, diharapkan
dapat membantu proses pembelajaran menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis
juga tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan, dukungan dan
doanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca makalah ini
dan dapat mengetahui tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Infeksi Pasca
Partum. Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
A. Latar Belakang................................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Manfaat...........................................................................................................................4
BAB II........................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................4
A. Definisi Infeksi Pasca Partum.........................................................................................4
B. Jenis-Jenis Infeksi Pasca Partum.....................................................................................5
C. Etiologi Infeksi Pasca Partum.........................................................................................6
D. Tanda dan Gejala Infeksi Pasca Partum..........................................................................7
E. Patofisiologi Infeksi Pasca Partum..................................................................................7
F. Komplikasi Infeksi Pasca Partum...................................................................................8
G. Pencegahan Infeksi Pasca Partum...................................................................................8
BAB III.......................................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................................9
B. Saran................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Ibu yang habis melahirkan punya risiko mengalami infeksi, yaitu infeksi pasca partum.
Meskipun jarang terjadi, infeksi ini dapat terjadi pada rahim, serviks, vagina, atau
perineum.Usai persalinan, ada kemungkinan terjadinya robekan pada jalan lahir atau
perineum, luka terbuka pada rahim di tempat menempelnya plasenta, atau luka operasi
setelah operasi caesar.Daerah yang mengalami luka tersebut menjadi lebih rentan terhadap
infeksi. Ibu melahirkan yang menggunakan kateter juga berisiko mengalami infeksi pada
saluran kemih. Infeksi Pasca Partum adalah kondisi yang terjadi ketika bakteri masuk dan
menginfeksi rahim serta daerah sekitarnya setelah seorang perempuan melahirkan. Kondisi
ini dikenal juga dengan sebutan puerperal infection atau postpartum infection.

Diperkirakan 10 persen penyebab meninggal terkait kehamilan di Amerika Serikat


disebabkan oleh infeksi. Angka kematiannya pun diperkirakan lebih tinggi di daerah yang
tidak memiliki sanitasi yang layak. Infeksi ini biasanya ditandai dengan adanya kenaikan
suhu sampai 38 derajat Celcius atau lebih selama selama 2-10 hari pertama pasca persalinan.

Ada beberapa jenis infeksi pasca partum, termasuk endometritis (infeksi pada lapisan rahim),
miometritis (infeksi pada otot rahim), dan parametritis (infeksi pada area di sekitar rahim).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan infeksi pasca partum?

2. Apa saja jenis infeksi pasca partum?

3. Apa etiologi dari infeksi pasca partum?

4. Apa saja tanda dan gejala dari infeksi pasca partum?

5. Bagaimana patofisiologi dari infeksi pasca partum?

6. Apa saja komplikasi dari infeksi pasca partum?

7. Bagaimana pencegahan dari infeksi pasca partum?


C. Manfaat

Bagi pembaca, dapat dijadikan referensi untuk menambah pengetahuan mengenai dengan
infeksi pasca partum

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Infeksi Pasca Partum

Infeksi Pasca partum merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu pasca bersalin (Saifuddin
dalam Themone, 2014). Infeksi pasca partum atau puerperalis adalah semua peradangan yang
disebabkan oleh masuknya kuman-kuman ke dalam alat-alat genitalia pada waktu persalinan
dan perawatan masa post partum. Infeksi puerperalis adalah keadaan yang mencakup semua
peradangan alat-alat genitalia dalam masa post partum (Prawirohardjo dalam Themone,
2014) yang terjadi dalam 28 hari setelah persalinan (Bobak dalam Themone, 2014). Jadi yang
dimaksud dengan infeksi postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi
setelah melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu dan terjadi dalam 28 hari pasca
persalinan.

B. Jenis-Jenis Infeksi Pasca Partum

1. Infeksi uterus

a. Endometritis Endometritis adalah infeksi pada endometrium (lapisan dalam dari rahim).
Infeksi ini dapat terjadi sebagai kelanjutan infeksi pada serviks atau infeksi tersendiri dan
terdapat benda asing dalam rahim. Endometritis adalah infeksi yang berhubungan dengan
kelahiran anak, jarang terjadi pada wanita yang mendapatkan perawatan medis yang baik dan
telah mengalami persalinan melalui vagina yang tidak berkomplikasi. Infeksi paska
persalinan yang paling sering terjadi adalah endometritis yaitu infeksi pada endometrium atau
pelapis rahim yang menjadi peka setelah lepasnya plasenta, lebih sering terjadi pada proses
kelahiran caesar.
mungkin pula terjadi infeksi dari luka pada leher rahim, vagina atau vulva (Anonym, 2008).
Tanda dan gejalanya akan berbeda bergantung dari asal infeksi, yaitu sedikit demam, nyeri
yang samar-samar pada perut bagian bawah dan kadangkadang keluar nanah dari vagina
dengan berbau khas.
. Infeksi karena luka biasanya terdapat nyeri tekan pada daerah luka, kadang berbau busuk,
pengeluaran kental, nyeri pada perut, susah buang air kecil. Kadang-kadang tidak terdapat
tanda yang jelas kecuali peningkatan suhu tubuh. Maka dari itu setiap perubahan suhu tubuh
paska persalinan harus segera dilakukan pemeriksaan (Anonym, 2008). Infeksi endometrium
dalam bentuk akut dengan gejala klinis yaitu nyeri abdomen bagian bawah, mengeluarkan
keputihan, kadang-kadang terdapat perdarahan, dapat terjadi penyebaran seperti meometritis
(infeksi otot rahim), parametritis (infeksi sekitar rahim), salpingitis (infeksi saluran tuba),
ooforitis (infeksi indung telur), dapat terjadi sepsis (infeksi menyebar), pembentukan
pernanahan sehingga terjadi abses pada tuba atau indung telur (Anonym, 2008).

b. Miometritis (infeksi otot rahim) Miometritis adalah radang miometrium. Miometrium


adalah tunika muskularis uterus. Gejalanya berupa demam, nyeri tekan pada uterus,
perdarahan pada vagina dan nyeri perut bagian bawah, lokea berbau. c. Parametritis (infeksi
daerah di sekitar rahim) Parametritis atau disebut juga sellulitis pelvika adalah radang yang
terjadi pada parametrium yang disebabkan oleh invasi kuman. Pada infeksi setempat, radang
terbatas pada endometrium. Jaringan desidua bersama bekuan darah menjadi nekrosis dan
mengeluarkan getah berbau yang terdiri atas keping-keping nekrotis dan cairan. Pada infeksi
yang lebih berat batas endometrium dapat dilampaui dan terjadilah penjalaran (Anonym,
2008).

2. Syok bakteremia Infeksi kritis,

disebabkan oleh bakteri yang melepaskan endotoksin, bisa mempresipitasi syok bakteremia
(septik). Ibu hamil, terutama mereka yang menderita diabetes mellitus atau ibu yang memakai
obat imunosupresan, berada pada tingkat resiko tinggi, demikian juga mereka yang menderita
endometritis selama periode post partum.

3. Septikemia dan piemia

Infeksi nifas yang penyebarannya melalui pembuluh darah adalah septikemia, piemia dan
tromboflebitis. Infeksi ini merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman patogen
Streptococcus Hemolitikus Golongan A. Infeksi ini sangat berbahaya dan merupakan 50%
dari semua kematian karena infeksi nifas Pada septikemia kuman-kuman yang ada di uterus,
langsung masuk ke peredaran darah dan menyebabkan infeksi. Adanya septikemia dapat
dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari darah. Pada piemia terdapat dahulu
tromboflebitis pada vena-vena di uterus serta sinus-sinus pada bekas tempat plasenta.
Tromboflebitis ini menjalar ke vena uteri, vena hipogastrika, dan vena ovary (tromboflebitis
pelvika). Dari tempat-tempat trombus itu embolus kecil yang mengandung kuman-kuman
dilepaskan. Tiap kali dilepaskan, embolus masuk ke peredaran darah umum dan dibawa oleh
aliran darah ketempat-tempat lain, antaranya ke paruparu, ginjal, otak, jantung, dan
sebagainya mengakibatkan terjadinya abses-abses di tempat-tempat tersebut.

C. Etiologi Infeksi Pasca Partum

Penyebab infeksi ini melibatkan mikroorganisme anaerob dan aerob patogen yang
merupakan flora normal serviks dan jalan lahir atau mungkin juga dari luar. Penyebab yang
terbanyak dan lebih dari 50% adalah Streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen
sebagai penghuni normal jalan lahir. Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi
puerperalis antara lain :
a. Streptococcus haematilicus aerobic Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi
berat yang ditularkan dari penderita lain, alatalat yang tidak steril, tangan penolong dan
sebagainya.

b. Staphylococcus aurelis Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan


sebagai penyebab infeksi di rumah sakit

c. Escherichia coli Sering berasal dari kandung kemih dan rektum menyebabkan infeksi
terbatas. d. Clostridium welchii Kuman anaerobik yang sangat berbahaya, sering ditemukan
pada abortus kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit. Tanda dan
gejala yang timbul pada infeksi post partum antara lain demam, nyeri di daerah infeksi,
terdapat tanda kemerahan pada daerah yang terinfeksi, fungsi organ terganggu.

D. Tanda dan Gejala Infeksi Pasca Partum

a. Infeksi lokal

Warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada luka, lokea bercampur nanah, mobilitas
terbatas, suhu tubuh meningkat.
b. Infeksi umum

Sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah menurun, nadi meningkat, pernafasan
meningkat dan sesak, penurunan kesadaran hingga koma, gangguan involusi uteri, lokea
berbau, bernanah dan kotor.

E. Patofisiologi Infeksi Pasca Partum

Adanya beberapa kelainan / hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan bayi tidak
dapat lahir secara normal / spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan lateralis, panggul
sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju,
preeklamsia, distosia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut menyebabkan perlu
adanya suatu tindakan pembedahan yaitu Sectio Caesarea (SC). Dalam proses operasinya
dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan pasien mengalami imobilisasi sehingga
akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas. Adanya kelumpuhan sementara dan
kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri
pasien secara mandiri sehingga timbul masalah defisit perawatan diri. Kurangnya informasi
mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan perawatan post operasi akan menimbulkan
masalah ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan
tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga menyebabkan terputusnya inkontinuitas
jaringan, pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang
pengeluaran histamin dan prostaglandin yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut).
Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post
op, yang bila tidak dirawat dengan baik akan menimbulkan masalah risiko infeksi.

F. Komplikasi Infeksi Pasca Partum

1. Peritonitis (peradangan selaput rongga perut).

2. Tromboflebitis pelvika (bekuan darah di dalam vena panggul), dengan resiko


terjadinya emboli pulmoner.

3. Syok toksik akibat tingginya kadar racun yang dihasilkan oleh bakteri di dalam darah.
Syok toksik bisa menyebabkan kerusakan ginjal yang berat dan bahkan menyebabkan
kematian.
G. Pencegahan Infeksi Pasca Partum

Pencegahan infeksi postpartum yang dapat Anda lakukan adalah dengan menjaga kebersihan
organ reproduksi dan luka bekas operasi, yaitu dengan:

 Cuci tangan sebelum dan sesudah membasuh area kelamin.


 Membasuh area kelamin dari arah depan ke belakang.
 Gunakan pembalut khusus melahirkan (yang berukuran besar), dan secara teratur
mengganti pembalut jika sudah penuh.
 Gunakan pakaian dalam yang menyerap keringat dan segera ganti pakaian dalam jika
sudah terasa lembap.
 Istirahat yang cukup. Mungkin sulit bagi ibu untuk beristirahat saat ada bayi baru
lahir. Namun ibu harus mencoba istirahat setiap kali ada waktu. Keluarga pun
sebaiknya membantu ibu dalam merawat bayi, agar ibu dapat beristirahat.
 Makan dengan pola diet seimbang, minum air yang cukup.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Infeksi Pasca Partum adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah
melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu dan terjadi dalam 28 hari pasca persalinan. Salah
satu jenis infeksi postpartum adalah endometritis yang lebih sering terjadi pada proses
kelahiran caesar. Infeksi luka operasi (ILO) merupakan infeksi nosokomial yang terjadi pada
pasien pascabedah. Infeksi ini dapat disebabkan kurangnya tingkat sterilitas tenaga kesehatan,
ruang bedah, dan peralatan medis (Rudiman dalam Labibah, 2016). Masalah keperawatan
yang mungkin muncul pada pasien dengan infeksi adalah nyeri akut, kerusakan integritas
kulit, konstipasi, defisiensi pengetahuan, serta resiko infeksi.

B. Saran

Alangkah lebih baik memperbanyak studi lietratur dan studi kasus mengenai infeksi pasca
partum.
DAFTAR PUSTAKA

Nurholis, Nora. https://www.academia.edu. Di akses pada tanggal 27 Maret 2019.


Sihombing, Remson .2014. Infeksi Luka Operasi. Departemen Bedah FK Unsri / RS dr Moh
Hoesin Palembang, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya. Themone, MA. 2014.
Infeksi Post partum. https://www.repository.uksw.edu. Di akses pada tanggal 26 Maret 2019.
https://www.academia.edu/27579425/Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_Post_Secti
o_Caesaria. Di akses pada tanggal 26 Maret 2019.
http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/repo/disk1/33/01-gdl-atnatikawi-1603-1ktiatna-a.pdf.
Di akses pada tanggal 26 Maret 2019.

Anda mungkin juga menyukai