“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Penugasan Program Studi Profesi
Ners Stase Keperawatan Maternitas”
OLEH :
NIM 22.300.0340
TAHUN 2023
`LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
DI RUANG MAWAR CEMPAKA RSUD DR DORIS SYLVANUS PALANGKA
RAYA
“Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Memenuhi Penugasan Program Studi
Profesi Ners Stase Maternitas”
OLEH :
Mengetahui,
Infeksi Post partum merupakan morbiditas dan mortalitas bagi ibu pasca
bersalin. (Saifuddin, 2006). Infeksi post partum ialah infeksi yang terjadi pada
traktus genitalia setelah persalinan (Rayburn dan Carey, 2001). Secara umum suhu
38oC atau lebih yang terjadi antara hari ke 2-10 post partum dan diukur per-oral
sedikitnya 4 kali sehari disebut sebagai morbiditas puerperalis. Kenaikan suhu
tubuh yang terjadi didalam masa post partum, dianggap sebagai infeksi post partum
jika tidak ditemukan sebab-sebab ekstragenital. Infeksi post partum dapat
disebabkan oleh beberapa faktor predisposisi seperti hygiene, kelelahan, proses
persalinan bermasalah (partus lama/macet), persalinan traumatik, kurang baiknya
proses pencegahan infeksi, manipulasi yang berlebihan dan dapat berlanjut ke
infeksi dalam masa post partum (Saifuddin dkk., 2002).
C. Etiologi
Tanda dan gejala yang timbul pada infeksi post partum antara lain demam,
nyeri di daerah infeksi, terdapat tanda kemerahan pada daerah yang terinfeksi,
fungsi organ terganggu. Gambaran klinis infeksi post partum adalah sebagai
berikut:
a. Infeksi lokal Warna kulit berubah, timbul nanah, bengkak pada luka, lokea
bercampur nanah, mobilitas terbatas, suhu tubuh meningkat.
b. Infeksi umum Sakit dan lemah, suhu badan meningkat, tekanan darah
menurun, nadi meningkat, pernafasan meningkat dan sesak, penurunan
kesadaran hingga koma, gangguan involusi uteri, lokea berbau, bernanah
dan kotor.
E. Patofisiologi
Setelah kala III, daerah bekas insersio plasenta merupakan sebuah luka
dengan diameter kira-kira 4 cm. Permukaannya tidak rata, terdapat benjolan-
benjolan karena banyak vena yang ditutupi trombus. Daerah ini merupakan tempat
yang baik untuk tumbuhnya kuman-kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen
dalam tubuh wanita. Serviks sering mengalami perlukaan pada persalinan,
demikian juga vulva, vagina dan perineum yang semuanya merupakan tempat
masuknya kuman-kuman patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka-luka
tersebut atau menyebar di luar luka asalnya. Adapun infeksi dapat terjadi sebagai
berikut :
Pada septikemia, dari permulaan penderita sudah sakit dan lemah. Sampai
tiga hari post partum suhu tubuh meningkat dengan cepat, biasanya disertai
rasa menggigil. Suhu tubuh berkisar antara 39 – 40°C, keadaan umum cepat
memburuk, nadi menjadi cepat (140 – 160X/menit atau lebih). Penderita
meninggal dalam enam sampai tujuh hari post partum. Jika ia hidup terus,
gejala-gejala menjadi seperti piemia.
Pada piemia, penderita post partum sudah merasa sakit, nyeri perut, dan
suhu agak meningkat. Akan tetapi gejala-gejala infeksi umum dengan suhu
tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman-kuman dengan embolus memasuki
peredaran darah. Suatu ciri khusus pada piemia ialah berulang-ulang suhu
meningkat dengan cepat disertai menggigil, kemudian diikuti oleh turunnya
suhu. Ini terjadi pada saat dilepaskannya embolus dari tromboflebitis pelvika.
Lambat laun timbul gejala abses pada paru-paru, pneumonia dan pleuritis.
Embolus dapat pula 25 menyebabkan abses-abses di beberapa tempat lain
(Saifuddin, Abdul Bari, 2006).
f. Komplikasi
1. Peritonitis (peradangan selaput rongga perut)
2. Tromboflebitis pelvika (bekuan darah di dalam vena panggul), dengan
resiko terjadinya emboli pulmoner.
3. Syok toksik akibat tingginya kadar racun yang dihasilkan oleh bakteri
di dalam darah. Syok toksik bisa menyebabkan kerusakan ginjal yang
berat dan bahkan menyebabkan kematian.
G. Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan infeksi selama post partum antara lain:
1. Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
2. Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus steril.
3. Penderita dengan infeksi post partum sebaiknya diisolasi dalam ruangan
khusus, tidak bercampur dengan ibu post-partum yang sehat.
4. Membatasi tamu yang berkunjung.
5. Mobilisasi dini.
Pengobatan infeksi pada masa post partum antara lain :
1. Segera dilakukan kultur dari sekret vagina dan servik, luka operasi dan
darah, serta uji kepekaan untuk mendapatkan antibiotika yang tepat.
2. Memberikan dosis yang cukup dan adekuat.
3. Memberikan antibiotika spektrum luas sambil menunggu hasil
laboratorium.
4. Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh seperti infus, transfusi darah,
makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan tubuh serta perawatan
lainnya sesuai komplikasi yang ada.
H. Pathway
ASUHAN KEPERAWATAN INFEKSI POST PARTUM
A. Pengkajian
Definisi: Kondisi dimana ibu dan bayi mengalami ketidakpuasan atau kesukaran
pada proses menyusui
Penyebab Fisiologis:
Situasional:
Objektif : Bayi tidak mampu melekat pada payudara ibu, ASI tidak menetes/
memancar, BAK bayi kurang dari 8 kali dalam 24 jam, nyeri dan/ atau lecet terus
menerus setelah minggu kedua
Subyektif : -
Objektif : Intake bayi tidak adekuat, bayi menghisap tidak terus menerus, bayi
menangis saat disusui, bayi rewel dan menangis terus dalam jam- jam pertama
setelah menyusui, menolak untuk menghisap.
Definisi: Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
Subyektif : Mengeluh sulit tidur, mengeluh sering terjaga, mengeluh tidak puas
tidur, mengeluh pola tidur berubah, mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif : -
Objektif : -
Defisit pengetahuan
Definisi: Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan dengan topik
tertentu.
Subyektif :-
Kondisi klinis terkait: 1) Kondisi klinis yang baru dihadapi klien 2) Penyakit akut
3) Penyakit kronis
Keterangan
2) Keamanan diri
7) Kemampuan psikomotorik
8) Konservasi energi
9) Latihan toiletting
37) Menyusui
38) Menyusui dengan botol
57) Seksualitas
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada
pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai peningkatan, pencegahan, dan pemulihan kesehatan individu, keluarga,
dan komunitas.
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan
(Setiadi, 2012).
E. Evaluasi Keperawatan
Achadi, E.L. 2019. Kematian Maternan dan Neonata di Indonesia. Diakses dari
www.kemkes.go.id, diakses tanggal 18 Desember 2020.
Agustina, P.S, Putra, N.S dan Yeni, N. 2013. Efektivitas Ambulasi Dini Pada
Percepatan Pola Buang Air Besar Pada Ibu Nifas Di Ruang Sakura Rsud
Dr.Soedomo Trenggalek. Diakses dari
https://media.neliti.com/media/publications/236504-efektivitas-
ambulasidini-pada-percepata-8ecbb5f4.pdf, diakses tanggal 12 April 2021.
Andriana, A dan Armi. 2019. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Mengkonsumsi
Minuman Berkafein Pada Perawat Yang Bekerja Shift Malam Di Rumah
Sakit Sentra Medika Cibinong Tahun 2018. Diakses dari
http://ecampus.imds.ac.id/xmlui/handle/123456789/462, diakses tanggal 13
April 2021.
Ardhiyanti,Y. 2017. Hubungan Konsumsi Buah Pepaya dengan Kejadian
Konstipasi pada Ibu Hamil di Puskesmas Rumbai Pesisir Pekanbaru.
Diakses dari https://e-
journal.upp.ac.id/index.php?journal=index&page=install, diakses tanggal
12 April 2021.
Cahyaningsih, A.W. 2016. Pengaruh Terapi Relaksasi Nafas Dalam Terhadap
Kualitas Tidur Lansia Di UPT Wredha Budi Dharma Ponggalan Giwangan
Umbulharjo Yogyakarta. Diakses dari
http://digilib.unisayogya.ac.id/2032/1/naskah%20publikasi%20ardiani%20
wahyu%20cahyaningsih%20201210201007.pdf, diakses tanggal 13 April
2021.
Diani, A. 2020. Pentingnya Perawatan Selama Masa Nifas. Diakses dari
kenalpengetahuan.fk.ugm.ac.id, tanggal 13 Desember 2020.
Digilib.unimus.ac.id. 2017. Masa Nifas. Diakses dari
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/131/jtptunimus-gdl-sumiatinim-
6550- 3-babii.pdf, diakses tanggal 18 Desember 2020.
Djami, M.E.U. 2018. Konsep dasar nifas, laktasi, dan menyusui. diakses dari
akbidbinahusada.ac.id, diakses tanggal 12 Desember 2020.
Handayani, R.P. 2016. Asuhan Kebidanan Berkesinambungan pada Ny.T Umur 28
Tahun dengan Partus Lama di Puskesmas Wilayah Kota Yogyakarta.
Diakses dari http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1815/3/BAB%20I.pdf,
diakses tanggal 11 Desember 2020.
Herlina. 2018. Hubungan Teknik Vulva Hygiene Dengan Penyembuhan Luka
Perinium Pada Ibu Post Partum. Jurnal kebidanan. Vol 4 (No 1). 5-10.