Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MATA KULIAH

ASKEB PATOL GADAR

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH :


NI LUH PUTU SRI ERAWATI, S.Si.T., M.Ph

OLEH :
KADEK PRAMESTI DWI CANDRIKA
(P07124221005)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI SARJANA TERAPAN
TAHUN AJARAN 2023/2024
INFEKSI LUKA PERINEUM

A. Definisi infeksi Luka Perineum


Infeksi pada masa nifas adalah salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu. Kejadian
infeksi pada masa nifas yang terbanyak disebabkan luka jahitan pada perineum yang terinfeksi.
Luka perineum karena robekan atau episiotomi. Luka tersebut apabila tidak dilakukan
perawatan secara baik yaitu dengan cara maka bakteri dapat berkembang biak di daerah luka
tersebut dan menyebabkan infeksi.
a. Pengertian Luka Perineum Luka perineum didefinisikan sebagai robekan pada jalan
lahir maupun karena episiotomi pada saat melahirkan janin. Robekan perineum terjadi
pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan
berikutnya. Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul yang
terletak antara vulva dan anus (Wiknjosastro, 2005)
b. Klasifikasi Luka Perineum Klasifikasi luka perineum apabila dilihat dari peyebabnya
terbagi menjadi dua (Wiknjosastro, 2005). Dibawah ini merupakan klasifikasi luka
perineum, yaitu:

1) Ruptur perineum spontan Ruptur perineum spontan adalah luka pada perineum
yang terjadi karena sebab-sebab tertentu tanpa dilakukan tindakan perobekan atau
disengaja. Luka ini terjadi pada saat persalinan dan biasanya tidak teratur
(Wiknjosastro, 2005).
2) Ruptur perineum disengaja (Episiotomi) Ruptur perineum disengaja (Episiotomi)
adalah luka pada perineum yang terjadi karena dilakukan pengguntingan atau
perobekan pada perineum (Wiknjosastro, 2005).
Terdapat empat derajat laserasi jalan lahir (Damayanti et al., 2015). Dibawah ini
merupakan derajat laserasi jalan lahir, yaitu:
1) Derajat I : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum
2) Derajat II : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum
3) Derajat III : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum,
otot spingter ani eksterna
4) Derajat IV : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot spingter ani
eksterna, dinding rektum anterior.

c. Lama Penyembuhan Luka Perineum luka perineum membutuhkan waktu untuk sembuh
normalnya 7 hingga 10 hari, tapi apabila terjadi infeksi, maka luka akan mengalami
keterlambatan dalam penyembuhannya, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
(Bahiyatun, 2009).

Luka tersebut apabila tidak dilakukan perawatan secara baik yaitu dengan cara maka bakteri
dapat berkembang biak di daerah luka tersebut dan menyebabkan infeksi.
B. PENYEBAB INFEKSI LUKA PERINEUM
Infeksi pada masa nifas adalah salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu. Kejadian
infeksi pada masa nifas yang terbanyak disebabkan luka jahitan pada perineum yang terinfeksi.
Luka perineum karena robekan atau episiotomi. Luka tersebut apabila tidak dilakukan
perawatan secara baik yaitu dengan cara maka bakteri dapat berkembang biak di daerah luka
tersebut dan menyebabkan infeksi. Infeksi Perineum biasanya terjadi pada persalinan normal.
Disebabkan kebersihan daerah perineum kurang terjaga. Misalnya, karena tidak segera
mengganti pembalut bila sudah penuh cairan lokia. Atau, setelah dibasuh, daerah perineum
tidak dikeringkan.

Etiologi infeksi luka perineum


a. Berdasarkan masuknya kuman ke dalam alat kandungan
1) Ektogen (kuman datang dari luar)
2) Autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh)
3) Endogen (dari jalan lahir sendiri)
b. Berdasarkan kuman yang sering menyebabkan infeksi
1) Streptococcus Haemolyticus Aerobik 3 Masuknya secara eksogen dan menyebabkan infeksi
berat yang ditularkan dari penderita lain, alat-alat yang tidak suci hama, dan tangan penolong
2) Staphylococcus Aureus Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan
sebagai penyebab infeksi di rumah sakit
3) Eschericia Coli Sering berasal dari kandung kemih dan rectum, menyebabkan infeksi
terbatas
4) Clostridium Welchii Kuman aerobic yang sangat berbahaya, sering ditemukan pada abortus
kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.

C. Diagnosis Aktual Infeksi luka perineum

Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar terhadap diagnosa atau
masalah kebutuhan pasien. Dasar yang sudah dikumpulkan diiterprestasikan sehingga
ditentukan masalah atau diagnosa yang spesifik. terjadinya ruptur perieneum bisa disebabkan
karena bayi lahir besar, vagina sempit, perineum kaku, dan persalinan presipitatus dan pada
umumnya robekan terjadi hampir pada setiap persalinan pertama dan tidak tertutup
kemungkinan pada persalinan berikutnya. Jika ibu merasa mendapatkan jahitan perineum dan
menyebabkan nyeri ringan, sehingga pada kasus ini ditegakkan diagnosa/masalah aktual adalah
postpartum normal dengan nyeri luka jahitan perineum.
D. Diagnosis potensial

Diagnosa Potensial Adanya antisipasi untuk terjadinya masalah potensial yang mungkin akan
terjadi pada ibu yaitu infeksi pada luka jahitan jika tidak dirawat dengan baik. Infeksi
disebabkan karena luka yang masih basah sehingga dapat menyebabkan tempat
perkembangbiakan mikroorganisme, berdasarkan pengumpulan data, dan pengamatan cermat,
observasi bila ada kondisi yang tidak normal jika tidak mendapatkan penanganan yang segera
dan pasti akan terjadi dampak yang berbahaya dan dapat mengancam kondisi ibu. luka jahitan
perineum jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan terjadinya infeksi pada jahitan
perineum. Kasus ini dapat diantisipasi untuk terjadinya masalah potensial yaitu infeksi pada
luka jahitan perineum.

E. FAKTOR RESIKO INFEKSI LUKA PERINEUM

Faktor risiko umum infeksi luka pasca operasi antara lain indeks massa tubuh (BMI) yang
tinggi status gizi yang buruk diabetes melitus , dan usia lanjut . Faktor risiko pembedahan
termasuk waktu operasi yang lama , perdarahan masif , dan transfusi darah intraoperatif. Untuk
mencegah infeksi luka, durasi profilaksis antimikroba, persiapan usus sebelum operasi,
pengelolaan drainase, dan perawatan luka bedah harus dipertimbangkan. Perkembangan
infeksi luka menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien, memperpanjang masa
rawat inap di rumah sakit, dan secara signifikan meningkatkan biaya perawatan
kesehatan. Penelitian kami menunjukkan bahwa kemoradioterapi pra operasi merupakan faktor
risiko infeksi luka perineum setelah reseksi abdominoperineal. Oleh karena itu, keuntungan
dan kerugian dari kemoradioterapi pra operasi yang tersedia saat ini untuk kanker rektal bagian
bawah stadium lanjut harus dipertimbangkan kembali untuk menetapkan tindakan pencegahan
baru.
F. Komplikasi Infeksi Luka perineum
Infeksi yang tidak dilakukan perawatan dengan baik akan menimbulkan dampak infeksi, yaitu
kondisi perineum yang terkena lokhea dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan
bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. Komplikasi, memunculnya
komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. Penerapan Konsumsi.
Gejala infeksi cukup mudah untuk dilihat, yaitu berupa rasa panas dan perih pada tempat yang
terinfeksi, perih saat buang air kecil, demam dan keluar cairan seperti keputihan yang berbau
(Damarini, 2013)

G. PATOFISIOLOGI INFEKSI LUKA PERINEUM


pembentukan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi penyerapan beberapa bahan
tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi peningkatan suhu badan sekitar 0,5
derajat celcius yang bukan merupakan keadaan yang patologis atau menyimpang pada hari
pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat masuknya kuman ke dalam tubuh,
sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas. Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan
pada semua alat genetalia pada masa nifas oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya
suhu badan melebihi 38 derajat celcius tanpa menghitung hari pertama dan berturut-turut
selama dua hari (Sukarni K & Wahyu, 2013). Faktor penyebab terjadinya infeksi pada ibu yaitu
bisa berasal dari perlukaan pada jalan lahir yang merupakan media yang baik untuk
berkembang kuman. Hal ini diakibatkan oleh daya tahan tubuh ibu yang Penerapan Konsumsi
Tinggi rendah setelah melahirkan, perawatan yang kurang baik dan kebersihan yang kurang
terjaga (BKKBN, 2004) (Moloku, 2013). Patofisiologi terjadinya infeksi perineum Handayani
(2011) menyatakan, Luka pada perineum merupakan luka yang rentan terjadi infeksi dimana
bakteri yang berperan dalam sebagian besar infeksi yang terjadi pada masa nifas adalah spesies
steptekokus atau stafilokokus. Bakteri steptikokus memiliki bentuk seperti rantai dan memiliki
sifat hemolitik atau non hemolitik, aeron atau non aerob. Bakteri stephylococus memiliki
struktur seperti anggur spesies yang paling berpengaruh adalah S.aureus atau pyogenes.
Stafilokokus adalah penyebab infeksi luka perineum,karena bakteri ini merupakan koagulase
positif, membentuk bekuan pada plasma yang dapat menyebabkan mordibitas sistemik yang
meluas
Mekanisme terjadinya infeksi adalah sebagai berikut:
a. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang dipakai kurang
suci hama.
b. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial)
c. Hubungan sexs menjelang dan setelah persalinan
d. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah lebih dari enam
jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (local infeksi)
DAFTAR PUSTAKA
Anggeriani, R., & Lamdayani, R. (2018). Efektifitas Pemberian Air Daun Sirih (Piper Betle L) Terhadap
Kecepatan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post Partum. Babul Ilmi Jurnal Ilmiah Multi
Science Kesehatan, 9(1).
Damarini, S., Eliana, E., & Mariati, M. (2013). Efektivitas sirih merah dalam perawatan luka perineum di Bidan
praktik mandiri. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health
Journal), 8(1), 39-44.
Nurrahmaton, N., & Sartika, D. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Perawatan Luka
Perineum dengan Proses Penyembuhan Luka di Klinik Bersalin Hj. Nirmala Sapni, Amkeb
Medan. Jurnal Bidan Komunitas, 1(1), 20.
Rohmin, A., Octariani, B., & Jania, M. (2017). Faktor Risiko yang Mempengaruhi Lama Penyembuhan Luka
Perineum pada Ibu Post Partum. Jurnal Kesehatan, 8(3), 449-454.
Suryati, Y., Kusyati, E., & Hastuti, W. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan
Luka Perineum Dan Status Gizi Dengan Proses Penyembuhan Luka. Jurnal Manajemen
Keperawatan, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai