OLEH :
KADEK PRAMESTI DWI CANDRIKA
(P07124221005)
1) Ruptur perineum spontan Ruptur perineum spontan adalah luka pada perineum
yang terjadi karena sebab-sebab tertentu tanpa dilakukan tindakan perobekan atau
disengaja. Luka ini terjadi pada saat persalinan dan biasanya tidak teratur
(Wiknjosastro, 2005).
2) Ruptur perineum disengaja (Episiotomi) Ruptur perineum disengaja (Episiotomi)
adalah luka pada perineum yang terjadi karena dilakukan pengguntingan atau
perobekan pada perineum (Wiknjosastro, 2005).
Terdapat empat derajat laserasi jalan lahir (Damayanti et al., 2015). Dibawah ini
merupakan derajat laserasi jalan lahir, yaitu:
1) Derajat I : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum
2) Derajat II : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum
3) Derajat III : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot perineum,
otot spingter ani eksterna
4) Derajat IV : mukosa vagina, fauchette posterior, kulit perineum, otot spingter ani
eksterna, dinding rektum anterior.
c. Lama Penyembuhan Luka Perineum luka perineum membutuhkan waktu untuk sembuh
normalnya 7 hingga 10 hari, tapi apabila terjadi infeksi, maka luka akan mengalami
keterlambatan dalam penyembuhannya, hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor
(Bahiyatun, 2009).
Luka tersebut apabila tidak dilakukan perawatan secara baik yaitu dengan cara maka bakteri
dapat berkembang biak di daerah luka tersebut dan menyebabkan infeksi.
B. PENYEBAB INFEKSI LUKA PERINEUM
Infeksi pada masa nifas adalah salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu. Kejadian
infeksi pada masa nifas yang terbanyak disebabkan luka jahitan pada perineum yang terinfeksi.
Luka perineum karena robekan atau episiotomi. Luka tersebut apabila tidak dilakukan
perawatan secara baik yaitu dengan cara maka bakteri dapat berkembang biak di daerah luka
tersebut dan menyebabkan infeksi. Infeksi Perineum biasanya terjadi pada persalinan normal.
Disebabkan kebersihan daerah perineum kurang terjaga. Misalnya, karena tidak segera
mengganti pembalut bila sudah penuh cairan lokia. Atau, setelah dibasuh, daerah perineum
tidak dikeringkan.
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar terhadap diagnosa atau
masalah kebutuhan pasien. Dasar yang sudah dikumpulkan diiterprestasikan sehingga
ditentukan masalah atau diagnosa yang spesifik. terjadinya ruptur perieneum bisa disebabkan
karena bayi lahir besar, vagina sempit, perineum kaku, dan persalinan presipitatus dan pada
umumnya robekan terjadi hampir pada setiap persalinan pertama dan tidak tertutup
kemungkinan pada persalinan berikutnya. Jika ibu merasa mendapatkan jahitan perineum dan
menyebabkan nyeri ringan, sehingga pada kasus ini ditegakkan diagnosa/masalah aktual adalah
postpartum normal dengan nyeri luka jahitan perineum.
D. Diagnosis potensial
Diagnosa Potensial Adanya antisipasi untuk terjadinya masalah potensial yang mungkin akan
terjadi pada ibu yaitu infeksi pada luka jahitan jika tidak dirawat dengan baik. Infeksi
disebabkan karena luka yang masih basah sehingga dapat menyebabkan tempat
perkembangbiakan mikroorganisme, berdasarkan pengumpulan data, dan pengamatan cermat,
observasi bila ada kondisi yang tidak normal jika tidak mendapatkan penanganan yang segera
dan pasti akan terjadi dampak yang berbahaya dan dapat mengancam kondisi ibu. luka jahitan
perineum jika tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan terjadinya infeksi pada jahitan
perineum. Kasus ini dapat diantisipasi untuk terjadinya masalah potensial yaitu infeksi pada
luka jahitan perineum.
Faktor risiko umum infeksi luka pasca operasi antara lain indeks massa tubuh (BMI) yang
tinggi status gizi yang buruk diabetes melitus , dan usia lanjut . Faktor risiko pembedahan
termasuk waktu operasi yang lama , perdarahan masif , dan transfusi darah intraoperatif. Untuk
mencegah infeksi luka, durasi profilaksis antimikroba, persiapan usus sebelum operasi,
pengelolaan drainase, dan perawatan luka bedah harus dipertimbangkan. Perkembangan
infeksi luka menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan pada pasien, memperpanjang masa
rawat inap di rumah sakit, dan secara signifikan meningkatkan biaya perawatan
kesehatan. Penelitian kami menunjukkan bahwa kemoradioterapi pra operasi merupakan faktor
risiko infeksi luka perineum setelah reseksi abdominoperineal. Oleh karena itu, keuntungan
dan kerugian dari kemoradioterapi pra operasi yang tersedia saat ini untuk kanker rektal bagian
bawah stadium lanjut harus dipertimbangkan kembali untuk menetapkan tindakan pencegahan
baru.
F. Komplikasi Infeksi Luka perineum
Infeksi yang tidak dilakukan perawatan dengan baik akan menimbulkan dampak infeksi, yaitu
kondisi perineum yang terkena lokhea dan lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan
bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum. Komplikasi, memunculnya
komplikasi infeksi kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir. Penerapan Konsumsi.
Gejala infeksi cukup mudah untuk dilihat, yaitu berupa rasa panas dan perih pada tempat yang
terinfeksi, perih saat buang air kecil, demam dan keluar cairan seperti keputihan yang berbau
(Damarini, 2013)