PENDAHULUAN
kuman ke dalam organ genital pada saat kehamilan dan persalinan. Dinegara-
infeksi nifas masih besar. Infeksi nifas umumnya disebabkan oleh bakteri yang
dalam keadaan normal berada dalam usus dan jalan lahir. Menurut Watts, D. H.,
Krohn (1990) Vaginosis bakterial tampaknya menjadi faktor risiko penting untuk
endometritis postpartum dengan tindakan sesar. Salah satu contoh infeksi nifas
yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu endometritis. Endometritis yaitu
penanganan mengenai hal ini, baik dalam masa kehamilan maupun persalinan .
infeksi, dan faktor risiko spesifik, diantara wanita dengan penyakit radang panggul
(Eckert, 2002).
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
adalah infeksi pada endometrium atau lapisan dalam dari rahim (Manuaba, I.B.
nonobstetric endometritis.
2.2 Penyebab
foetus, Brucella sp., Vibrio sp. dan Trichomonas foetus. Endometritis juga dapat
terjadi setelah kejadian abortus, kelahiran kembar, serta kerusakan jalan kelahiran
atau retensi plasenta yang mengakibatkan involusi uterus pada periode sesudah
3
melahirkan menurun. Endometritis juga sering berkaitan dengan adanya Korpus
Luteum Persisten
2.3 Patofisiologi
kuman yang tidak seberapa patogen, radang terbatas pada endometrium. Jaringan
batas antara daerah yang meradang dan daerah sehatterdapat lapisan terdiri atas
Infeksi endometrium atau decidua biasanya hasil dari infeksi naik dari saluran
pada keadaaan tindakan kuret yang terlalu dalam (sindroma Asherman). Dari
Endometritis kronis dicirikan oleh kehadiran plasma sel dan limfosit dalam stroma
endometrium
4
Endometritis kronis dalam populasi obstetri biasanya berhubungan dengan produk
organ uterus
2.4 Klasifikasi
akut bergejala dan ditandai dengan pembentukan mikroabses dan invasi neutrofil
hubungan potensial antara hasil reproduksi yang buruk dan endometritis, terutama
endometritis kronis.
a. Endometritis akut
Pada endometritis post partum regenerasi endometrium selesai pada hari ke-9,
sehingga endometritis post partum pada umumnya terjadi sebelum hari ke-9.
mikroskopik terdapat hiperemi, edema dan infiltrasi leukosit berinti polimorf yang
infeksi gonorea dan infeksi pada abortus dan partus.Infeksi gonorea mulai sebagai
servisitis akut, dan radang menjalar ke atas dan menyebabkan endometritis akut.
Infeksi gonorea pada abortus septik dan sepsis puerperalis infeksi cepat meluas ke
5
miometrium dan melalui pembuluh-pembuluh darah limfe dapat menjalar ke
Gejala-gejala endometritis akut dalam hal ini diselubungi oleh gejala- gejala
Sebab lain endometritis akut ialah tindakan yang dilakukan dalam uterus di luar
sekitarnya.
patogen pada umumnya dapat diatasi atas kekuatan jaringan sendiri, dibantu
dengan pelepasan lapisan fungsional dari endometrium pada waktu haid. Dalam
Manifestasi klinis
1. Demam
2. Lochea berbau : pada endometritis post abortus kadang- kadang keluar flour
yang purulent.
6
4. Kalau radang tidak menjalar ke parametrium atau parametrium tidak nyeri.
Terapi :
1. Uterotonika.
3. Antibiotika.
oleh bakteri vagina yang masuk ke dalam rahim (uterus) saat persalinan dan
kelahiran pervaginam, dan hingga 27% kelahiran sesar. Ketuban pecah dalam
b. Endometritis kronik
Endometritis kronik tidak seberapa sering terjadi, oleh karena itu infeksi yang
Penemuan limfosit saja tidak besar artinya karena sel itu juga ditemukan dalam
7
1. Pada tuberkulosis.
Pada partus dengan sisa plasenta masih tertinggal dalam uterus, terdapat
peradangan dan organisasi dari jaringan tersebut disertai gumpalan darah, dan
terbentuklah apa yang dinamakan polip plasenta. Endometritis kronik yang lain
Gejalanya :
Terapi: :
Gambaran klinis dari endometritis tergantung pada jenis dan virulensi kuman,
daya tahan penderita dan derajat trauma pada jalan lahir. Kadang-kadang lokhea
tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban. Keadaan ini
8
dinamakan lokiometra dan dapat menyebabkankenaikan suhu yang segera hilang
setelah rintangan dibatasi. Uterus pada endometrium agak membesar, serta nyeri
pada perabaan, dan lembek. Pada endometritis yang tidak meluas penderita pada
hari-hari pertama merasa kurang sehat dan perut nyeri, mulai hari ke 3
suhumeningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi
menurun, dandalam kurang lebih satu minggu keadaan sudah normal kembali,
Malahan infeksi berat kadang-kadang disertai oleh lokheayang sedikit dan tidak
9
- Distensi abdomen.
- Lokea sedikit dan tidak berbau/banyak, berbau busuk, mengandung
darah seropurulen.
- Jumlah sel darah putih meningkat.
2.5 Penatalaksanaan
Evaluasi klinis dari organisme yang terlihat pada pewarnaan gram, seperti juga
mentoleransi makanan lewat mulut. Secepat mungkin pasien diberikan diit per
3. Transfusi darah dapat diindikasikan untuk anemia berat dengan post abortus
manfaatnya.
plasenta yang tertahan atau obstruksi serviks. Drainase lokia yang memadai
10
Winata, I. G. S., & Taufiq, M. (2021) menuturkan tatalaksana penyakit radang
panggul sebelum dan selama pandemi tidak berubah. Metode pelayanan kesehatan
2019 menjanjikan dan telah terbukti sebagai metode yang efektif, sehingga
11
BAB III
Identitas Istri/Suami
Alamat : kebunsari
A. Keluhan Utama
Ibu mengeluh keluar darah berbau dan nyeri perut bagian bawah ibu mengatakan
12
B. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas
Ini merupakan persalinan pertama ibu dan tidak pernah keguguran. Ibu melahirkan
tanggal 02 April 2021 pukul 13.20 wib, dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan
Ibu mengatakan tidak ada riwayat penyakit jantung, hipertensi, asma dan diabetes
mellitus, ibu mengatakan tidak riwayat penyakit menular, ibu mengatakan tidak ada
D. Riwayat reproduksi
Ibu menarche pada umur 14 tahun, siklus haid 28-30 hari, lamanya haid 5-7 hari dan
E. Riwayat keluarga
berencana Ibu akseptor KB suntik setelah anak ke2 daan sekarang belum KB
Ibu mengatakan makan 2-3 kali sehari, porsi sedang dengan nasi, sayur, ikan dan
kadang-kadang buah, serta minum 7-8 gelas sehari dengan air putih, susu dan
teh. Selama nifas: Ibu mengatakan sudah makan 3 kali, porsi sedang dengan nasi,
sayur, ikan, buah dan minum 6-8 gelas air putih dan teh.
2. Personal hygiene
Selama hamil: Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi 2 kali sehari, keramas 2x seminggu
dan ganti baju 2x sehari. Selama nifas: Ibu mandi 2x sehari, gosok gigi tiap kali
selesai mandi, ganti baju 2x sehari dan ganti pembalut tiap hari 3-4x.
13
3. Eliminasi
Selama hamil:
- BAB: ibu BAB 1xsehari, warna kuning kecoklatan, lunak dan tidak ada keluhan. -
BAK: ibu BAK 6-7x sehari, warna urine kuning jernih, bau khas.
Selama nifas:
- BAB: ibu BAB 1x sehari, warna kuning kecoklatan, lunak dan tidak ada keluhan.
- BAK: ibu BAK 4-5x sehari, warna kuning jernih, bau khas
4. Istirahat
Selama hamil:
Selama nifas: Ibu mengatakan tidur siang 1-2 jam dan tidur malam 5-6 jam.
5.Keadaan psikologis
Ibu mengatakan merasa bahagia dan sangat senang dengan kelahiran anak
6.Spiritual :
14
H. Pemeriksaan fisik
1. Pemeriksaan umum
b. Kesadaran : composmentis
pada gigi 42
c. Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, limfe, dan vena jugularis
e. Abdomen Tidak ada bekas operasi, tampak striae livide, linea nigra, TFU
(Tinggi Fundus Uteri) 1 jari bawah pusat, nyeri tekan pada perut bagian
bawah
f. Genetalia Tampak pengeluaran darah berbau tidak sedap, tidak tampak luka
g. Ekstremitas Tidak ada edema, tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada varises
15
LANGKAH II. Merumuskan Diagnosa/ Masalah Aktual
Masalah aktual: keluar darah bau busuk dari jalan lahir,nyeri perut bagian bawah
Data subjektif:
Data objektif:
berbau
yang ditandai dengan penurunan tinggi fundus uteri yang terjadi berangsur-
angsur. Hari kelima, pada sepertiga antara pusat dan simphysis. Lokia adalah
cairan atau sekret yang berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa
nifas, lokia sanguinolenta berwarna merah kuning berisi darah dan lendir
2. Keluar darah berbau, Nyeri perut bagian bawah dan demam sejak 2 hari
yang lalu.
a. Data Subyektif
Ibu mengatakan keluar darah dari jalan lahir berbau busuk dan nyeri perut
16
b. Data obyektif :
dari inspeksi tampak keluar darah -+ 20cc bau busuk, palpasi terdapat nyeri
tekan perut bagian bawah. Dari pemeriksaan suhu tubuh didapatkan hasil
berbau busuk dan nyei tekan perut disertai demam merupakan tanda
adanya infeksi .
2. Kriteria keberhasilan
17
3. Rencana asuhan
dirasakan
akan tidak terlalu merasakan keluhan nyeri yang dialami dan petugas
teknik relaksasi
4) Periksa kondisi Umum TTV, malaise, nyeri perut dan cairan per
18
5) Periksa darah rutin setiap 48 jam
kondisinya sekarang
19
LANGKAH VII. Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan
dilaporkan dokter)
20
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
oleh infeksi bakteri pada jaringan dan juga suatu infeksi yang terjadi di
jam setelah melahirkan. Endometritis sering ditemukan pada wanita setelah seksio
sesarea terutama bila sebelumnya ada riwayat koriomnionitis, partus lama, pecah
ketuban yang lama.Infeksi endometrium, atau decidua, biasanya hasil dari infeksi
naik dari saluran kelamin yang lebih rendah. Dari perspektif patologis,
menderita korioamnionitis, partus lama atau pecah ketuban yang lama. Penyebab-
3.2 Saran
Kepada mahasisiwi kebidanan agar lebih dapat memahami jenis infeksi pada ibu
mengetahui tindak lanjut penanganan endometritis pada ibu nifas, dan bidan dapat
21
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba,I.B.G.2011.Kuliah Obstetri.Jakarta:2010.
Watts, D. H., Krohn, M. A., Hillier, S. L., & Eschenbach, D. A. (1990). Bacterial
vaginosis as a risk factor for post-cesarean endometritis. Obstetrics and
gynecology, 75(1), 52-58.
Kitaya, K., Takeuchi, T., Mizuta, S., Matsubayashi, H., & Ishikawa, T. (2018).
Endometritis: new time, new concepts. Fertility and sterility, 110(3), 344-350.
Cravello, L., Porcu, G., d'Ercole, C., Roger, V., & Blanc, B. (1997). Identification
and treatment of endometritis. Contraception, fertilite, sexualite (1992), 25(7-8),
585-586.
22