PENDAHULUAN
Nifas atau puerperium adalah periode waktu atau masa dimana organ-organ reproduksi
kembali kepada keadaan tidak hamil. Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil, lama masa nifas ini
yaitu 6-8 minggu (Mochtar, Rustam, 1998:115). Masa nifas berlangsung selama kira-kira enam
minggu (Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2001:122). Dan
pada masa nifas ini, dapat terjadi infeksi yang membahayakan nyawa ibu.
Infeksi postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah
melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10
hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Kasus infeksi pada post
partum sering terjadi. Infeksi post partum bila tidak diatasi dengan baik dan profesional sering
mengalami morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Terutama bila sumber infeksi telah menjalar
pada organ-organ vital.
Infeksi nifas (puerperium) adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah
melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10
hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama.
Infeksi nifas setelah pervaginam terutama mengenai tempat implantasi plasenta dan
desidua serta miometrium didekatnya. Pada sebagian kasus, duh yang keluar berbau, banyak,
berdarah dan kadang-kadang berbusa. Pada kasus lain duh hanya sedikit. Involusi uterus dapat
terhambat. Potongan mikroskopis munghkin memperlihatkan lapisan bahan nkrotik di superficial
yang mengandung bakteri dan sebukan leukosit padat.
Akhir dari persalinan, hampir seluruh sistem tubuh mengalami perubahan secara
progresif. Semua perubahan pada ibu post partum perlu dimonitor oleh tim medis untuk
menghindari terjadinya komplikasi.
Infeksi puerperalis |1
BAB II
PEMBAHASAN
DEFINISI
Infeksi puerperalis adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya
kuman-kuman ke dalam alat-alat genetalia pada waktu persalinan dan nifas (Sarwono
Prawirohardjo, 2005 : 689 ).
Infeksi puerperalis adalah keadaan yang mencakup semua peradangan alatalat genetalia dalam masa nifas (Mochtar Rustam, 1998 : 413).
Jadi, yang dimaksud dengan infeksi puerperalisa adalah infeksi bakteri pada
traktus genetalia yang terjadi setelah melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu
hingga 38C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan dengan
mengecualikan 24 jam pertama.
EPIDEMIOLOGI
Menurut WHO (World Health Organization), di seluruh dunia setiap menit
seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan kehamilan,
persalinan,dan nifas. Dengan kata lain, 1.400 perempuan meninggal setiap hari
atau lebih dari 500.000 perempuan meninggal setiap tahun karena kehamilan,
persalinan, dan nifas ( Riswandi, 2005 ).
Tiga penyebab utama Angka Kematian Ibu di Indonesia dalam bidang
obstetri adalah perdarahan (45%), infeksi (15%) dan pre eklampsia (13%)
(DepKes RI, 2007). Menurut data kesehatan Propinsi Jawa Timur terakhir pada
tahun 2009 Angka Kematian Ibu sebesar 260 per 100.000 kelahiran hidup dan
tiga penyebab Angka Kematian Ibu di Propinsi Jawa Timur yaitu perdarahan
(34,62%), pre eklampsia (14,01%) dan infeksi (3,02%) (DinKes Jatim, 2009).
ETIOLOGI
Penyebab dari infeksi puerperalis ini melibatkan mikroorganisme anaerob dan
aerob patogen yang merupakan flora normal serviks dan jalan lahir atau mungkin juga
Infeksi puerperalis |2
dari luar. Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50 % adalah streptococcus dan
anaerob. Kuman-kuman yang sering menyebabkan infeksi puerperalis antara lain :
Staphylococcus aurelis
Masuk secara eksogen, infeksinya sedang, banyak ditemukan sebagai
penyebab infeksi di rumah sakit
Escherichia coli
Sering berasal dari kandung kemih dan rectum , menyebabkan infeksi terbatas
Clostridium welchii
Kuman anaerobik yang sangat berbahaya , sering ditemukan pada abortus
kriminalis dan partus yang ditolong dukun dari luar rumah sakit.
Infeksi yang paling sering ditemukan adalah infeksi gabungan antara
Bakteri Endogen
Bakteri ini secara normal hidup di vagina dan rektum tanpa menimbulkan
bahaya (misal, beberapa jenis stretopkokus dan stafilokokus, E. Coli,
Clostridium welchii).Bahkan jika teknik steril sudah digunakan untuk
persalinan, infeksi masih dapat terjadi akibat bakteri endogen.
Bakteri endogen juga dapat membahayakan dan menyebabkan infeksi jika:
Bakteri eksogen
Bakteri ini masuk ke dalam vagina dari luar (streptokokus, Clostridium
tetani, dsb).
Bakteri eksogen dapat masuk ke dalam vagina:
melalui tangan yang tidak bersih dan instrumen yang tidak steril
2.
3.
Pada septikemia :
1. Dari permulaan penderita sudah sakit dan lemah
2. Sampai 3 hari post partum suhu menigkat dengan cepat biasanya
isertai menggigil, suhunya berkisar 39-400 C
3. Nadi meningkat / menjadi cepat (140-160 x / menit atau lebih)
Infeksi puerperalis |5
b.
c.
Infeksi puerperalis |6
d.
KLASIFIKASI
Infeksi nifas dapat dibagi dalam dua golongan yaitu:
1.
Vulvitis
Pada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan
sekitarnya membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak ; jahitan
ini mudah terlepas dan luka yang terbuka menjadi ulkus dan
mangeluarkan pus.
Vaginitis
Infeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau
melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan,
terjadi ulkus, dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah
ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tinggal
terbatas.
Servisitis
Infeksi sering juga terjadi, akan tetapi biasanya tidak menimbulkan
banyak gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung
kedasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke
parametrium.
Infeksi puerperalis |7
Endometritis
Jenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman
memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas Insersio plasenta, dan
dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.
2.
Peritonitis
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe didalam uterus
langsung mencapai peritoneum dan menyebabkan peritonitis, atau
Infeksi puerperalis |8
Infeksi jaringan ikat pelvis dapat terjadi melalui tiga jalan yakni:
Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari
endometritis.
o Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai
kedasar ligamentum.
o Penyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika.
o Penyebaran melalui permukaan endometrium
GEJALA
1.
Peningkatan suhu tubuh (38C atau lebih) yang terjadi antara hari ke 2-10
postpartum
2.
Tachicardia
3.
Malaise umum
4.
Nyeri
5.
Endometritis
o Kadang kadang lokhea tertahan dalam uterus oleh darah sisa
plasenta dan selaput ketuban yang disebut lokiametra.
o Pengeluaran lokia bisa banyak atau sedikit, kadang-kadang
berbau/tidak, lokhea berwarna merah atau coklat.
o Suhu badan meningkat mulai 48 jam postpartum, menggigil,
nadi biasanya sesuai dengan kurva suhu tubuh.
o Sakit kepala, sulit tidur, dan anoreksia.
o Nyeri tekan pada uterus, uterus agak membesar dan lembek,
his susulan biasanya sangat mengganggu.
o Leukositosis
dapat
berkisar
antara
10.000-13.000/mm.
B. Penyebaran dari tempat tersebut melalui vena , jalan limfe dan permukaan
dan endometrium.
Peritonitis
o Pada umumnya terjadi peningkatan suhu, nadi cepat dan
kecil, perut kembung dan nyeri, serta ada defensif
muskuler. Wajah klien mula-mula kemrahan, kemudian
menjadi pucat, mata cekung, kulit wajah dingin, serta
terdapat facishipocratica.
Infeksi puerperalis |10
Selulitis pelvis
o Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai
rasa nyeri di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan
dalam, patut dicurigai adanya selulitis pelvic.
o Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan
nyeri di sebelah uterus.
o Di tengah jaringan yang meradang itu bisa timbul abses
dimana suhu yang mula mula tinggi menetap , menjadi naik
turun disertai menggigil.
o Pasien tampak sakit, nadi cepat, dan nyeri perut.
DIAGNOSIS
1. Anamnesa
2. Pemeriksaan fisik :
Inspeksi :
Palpasi :
3. Pemeriksaan penunjang
Jumlah sel darah putih (SDP) : normal atau tinggi dengan pergeseran
diferensial ke kiri.
Laju endap darah (LED) dan jumlah sel darah merah(SDM) sangat
meningkat dengan adanya infeksi.
PENATALAKSANAAN
1. Memberikan banyak cairan
Tujuannya adalah untuk memperbaiki atau mencegah dehidrasi, membantu
menurunkan demam dan mengobati shock. Pada kasus yang parah, maka perlu
diberikan cairan infus. Jika pasien sadar bisa diberikan cairan oral.
2. Mengesampingkan fragmen plasenta yang tertahan
Fragmen plasenta yang tersisa dapat menjadi penyebab sepsis nifas. Pada rahim,
jika terdapat lokhia berlebihan,berbau busuk dan mengandung gumpalan darah,
eksplorasi rahim untuk mengeluarkan gumpalan dan potongan besar jaringan
plasenta akan diperlukan. Tang Ovum dapat digunakan, jika diperlukan.
3. Kombinasi antibiotik diberikan sampai pasien bebas demam selama 48 jam, dan
kombinasi antibiotik berikut ini dapat diberikan :
a. ampisilin 2 g IV setiap 6 jam, dan
b. gentamisin 5 mg / kg berat badan IV setiap 24 jam, dan
c.
o Menyusui: jika ibu cukup baik, menyusui bisa diteruskan. Jika ibu sangat
sakit, dikonsultasikan dengan medis praktisi yang mengkhususkan diri
dalam perawatan bayi baru lahir.
o jika tidak mungkin bagi bayi baru lahir dirawat oleh ibu, saudara dekat
mungkin tersedia bagi merawat bayi sampai ibu cukup baik.
Selama kehamilan
2.
Selama persalinan
3.
Selama nifas
KOMPLIKASI
a. Sindroma distres pernafasan dewasa
b. Koagulasi intravascular diseminata
c. Gagal Ginjal akut
d. Perdarahan usus
e. Gagal hati
f.
Disfungsi SSP
g. Gagal jantung
h. Kematian
PROGNOSIS
Pada dasarnya prognosisnya baik bila diatasi dengan pengobatan yang sesuai.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Infeksi postpartum adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia, terjadi sesudah
melahirkan, ditandai kenaikan suhu sampai 38 derajat selsius atau lebih selama 2 hari dalam 10
hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Ini disebakan oleh kuman
aerob juga kuman anaerob. Infeksi bisa terjadi melalui tangan penderita, droplet infeksion,
infeksi rumah sakit (hospital infection), dalam rumah sakit. Manifestasi yang muncul bergantung
pada tempat-tempat infeksi, ada infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan
endometrium kemudian bisa menyebar dari tempat-tempat tersebut melalui vena-vena, jalan
limfe dan permukaan endometrium. Bila menyebar maka manifestasi yang muncul juga dapat
memperburuk keadaan penderita.
DAFTAR PUSTAKA
Wiknjosastro, Hanifa. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal Dan Neonatus. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta
Andy
W,
MD
2010. Postpartum
Infection.