Oleh
M. Wahyu Khairiyanda
I4A013228
Pembimbing
dr. Samuel L. Tobing, Sp.OG(K)
0
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
BAB IV PEMBAHASAN........................................................................ 35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 39
0
BAB I
PENDAHULUAN
Permukaanya terdiri atas selapis sel kolumnar yang bersilia dengan kelenjar
pengelupasan dan pertumbuhan baru sekitar 28 hari. Ada 2 lapis, yaitu lapisan
fungsional yang letaknya superfisial yang akan terkelupas setiap bulan dan lapisan
dan endometritis yang tidak terkait dengan kehamilan. Ketika kondisi tidak terkait
Endometritis ini sering dikaitkan dengan peradangan tabung saluran indung telur
panggul). Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) 2010
peritonitis panggul.
versus kronis. Endometritis akut dicirikan oleh kehadiran neutrofil dalam kelenjar
1
endometrium. Endometritis kronis dicirikan oleh kehadiran plasma sel dan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
disebabkan oleh infeksi bakteri pada jaringan. Endometritis adalah suatu infeksi
B. Etiologi
Endometritis merupakan suatu infeksi yang bersifat polimikrobial karena
pada umumnya disebabkan oleh berbagai bakteri yang merupakan flora normal
dari genitalia interna wanita atau bakteri yang berasal dari luar. Berbagai bakteri
Clamydia. Bakteri ini merupakan bakteri gram negatif yang juga merupakan
bakteri interselular obligat yang patogen. Bakteri ini juga merupakan bakteri
yang paling banyak menyebabkan penyakit akibat hubungan sexual. Bakteri ini
dan rektum. Bakteri ini dapat diatasi dengan penggunaan antibiotik jenis
menular seksual. Bakteri ini memiliki permukaan protein yang disebut Protein
Opa yang dapat mencegah respon imun pada hospesnya. Hal ini menyebabkan
3
seseorang dapat berkali-kali terserang penyakit akibat bakteri ini. Bakteri ini
juga dapat melakukan konjugasi DNA sehingga dapat merubah bentuknnya dan
Bakteri inn biasa dibiakkan pada agar Theyer-Martin dan apabila telah
sepsis pada neonatus. Bakteri ini secara normal berada pada saluran pencernaan
dan genitalia pada wanita sehat dengan kadar kira-kira 15-45%. Pada
umumnya, 50% bayi yang lahir pervaginam, pasti mendapatkan infeksi bakteri
ini dari ibunya, namun hanya 1-2 % yang mengalami perburukan keadaan.
Bakteri ini masih sensitif dengan penggunaan antibiotik penisilin, juga dapat
Pada umumnya, bakteri ini merupakan flora normal yang tinggal dalam saluran
4
Endometritis merupakan suatu infeksi yang umumnya menyerang pada
wanita usia reproduktif yang mengalami masalah pada saat partus. Pada
umumnya, infeksi ini terjadi pada wanita setelah melahirkan pervaginam (1-3%)
operasi caesar untuk tujuan abortus atau durasi operasi yang terlalu lama.
D. Faktor resiko
2. pecah ketuban
1. alat kontrasepsi dalam rahim: bagian vagina perangkat dapat berfungsi sebagai
5
2. Adanya cairan menstruasi dalam rahim
5. Sering douching
8. Serviks ektopi
E. Gambaran Klinik
a. Riwayat
- Demam
- Sakit perut bagian bawah
- Lochia berbau busuk
- Pendarahan abnormal vagina
- Dyspareunia (mungkin ada pada pasien dengan penyakit inflammatory
panggul PID)
- Dysuria (mungkin ada pada pasien dengan PID)
- Malaise
perut bagian bawah, dan lochia berbau busuk. Pasien dengan PID hadir
dengan Sakit perut bagian bawah, dyspareunia, dysuria, demam, dan tanda-
6
- Sakit perut bagian bawah
- Uterine tenderness
- Takikardi
e. Suhu oral 38 °c atau lebih tinggi dalam 10 hari pertama setelah bersalin
muncul septik.
F. Klasifikasi
pelvis (panggul).
7
Jenis-jenis Endometritis
1. Endometritis Akut
provocatus.
abortum dan post partum sering terdapat oleh karena luka-luka pada
serviks uteri, luka pada dinding uterus bekas tempat plasenta, yang
8
penderita panas tinggi, kelihatan sakit keras, keluar leukorea yang
Gejala-gejala:
a. Demam
ada nyeri.
2. Endometritis Kronik
9
karena sel itu juga ditemukan dalam keadaan normal dalam
akut.
a. Tuberkulosis;
10
g. Fluor albus yang keluar dari ostium
tubuh normal. Suhu tubuh normal pada umumnya adalah 36,70C, sehingga,
lebih. Demam merupakan suatu respon tubuh terhadap adanya faktor pirogen
dan eksogen yang dapat memicu terjadinya proses inflamasi. Demam yang
11
set poin sehingga akan meningkatkan suhu tubuh. (Harrison edisi 17) Pada
nosiseptor aferen primer. saraf ini akan bekerja apabila terjadi trauma
pada suatu jaringan tertentu, dalam hal ini, pada dinding endometrium,
12
nosiseptor aferen primer menuju ke spinal cord melalui serabut
bagian lateral pons dan otak tengah. Dari talamus, axon akan bergerak
kronik. Pada saat itu, eritrosit dari dinding uterus dapat memasuki
siklus mestruasi.
13
Lokia merupakan suatu pelepasan yang dilakukan vagina pasca wanita
merupakan hal yang normal bagi wanita dalam masa nifas, karena hal
proses menstruasi.
Apabila terjadi endometritis pasca melahirkan, maka akan ditemui
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Endometritis merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya infeksi
14
Pemeriksaan darah lengkap digunakan untuk memeriksa adanya faktor
infeksi endometritis.
Kultur
Pemeriksaan ini digunakan untuk memeriksa bakteri yang menginfeksi
15
memikirkan adanya massa pada ligamen, trombosis vena ovarika,
phelgmon.
Pemeriksaan Histologi
Pemeriksaan ini dilakukan untuk memeriksa berbagai sel-sel infeksi yang
I. DIAGNOSIS
Diagnosis dapat ditegakkan dengan melihat dari berbagai aspek dari
pasien, seperti:
Anamnesis
Pada umumnya pasien merupakan seorang wanita yang memiliki keluhan
nyeri perut bagian bawah, disertai demam. Gejala ini memiliki banyak
pada umumnya, gejala klinis yang terjadi tampak jelas. Apabila pasien
16
Pada pemeriksaan fisik umumnya akan ditemukan tanda-tanda infeksi
nyeri parametrium.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjuang pada umumnya tidak memberikan hasil yang
J. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding yang dapat dipikirkan pada pasien yang memiliki
memiliki gejala utama nyeri perut bawah dan adanya demam febris.
bawah juga, dan pada appendisitis juga terdapat demam febris apabila
17
belum terjadi perforasi. Diagnosis ini dapat disingkirkan apabila pasien
bagian atas termasuk uterus, tuba falopii, dan struktur pelvis. Diagnosis ini
diambil juga karena pada umumnya gejala yang ditampilkan hampir sama,
yaitu adanya nyeri pada perut bawah dan demam. Diagnosis ini dapat
struktur pelvis yang lain baik dan hanya endometrium pasien saja yang
mengalami infeksi.
Seksio caesaria Bakteri Infeksi jaringan
Invasi jaringan
lama atau partus kolonisasi di ikat fibroalveolar
mati di sekitar
pervaginam cerviks dan retroperitoneum
uterus
komplikasi vagina masuk panggul
infeksi ini, namun, yang paling banyak terjadi adalah pada vesika urinaria
dan uretra.Diagnosis ini perlu dipikirkan karena penyakit ini lebih sering
terjadi pada wanita. Hal ini karena wanita memiliki uretra yang pendek,
wanita. Penyakit ini pada wanita juga ditandai adanya nyeri perut bawah
18
K. Penatalaksanaan
sehabis menjalani SC, karena risiko bakteriemia. Jika kasus ringan, bisa
rawat jalan.
stabilkan dulu kondisi ibu dengan pemberian cairan jika kondisi tidak
ATAU
bakterisida
19
Ditambah gentamisin 5mg/kgBB IV tiap 24 jam efektif utk gram -
Jika demam masih ada 72 jam setelah terapi, cek ulang diagnosa.
L. Komplikasi
Komplikasi pada kasus ini adalah adanya pelvic Inflammation
seperti tuba falopii, dll, lewat aliran darah atau limfe, maka penyebaran
tidak diobati dapat menyebabkan infeksi yang lebih serius dan komplikasi dengan
organ panggul, reproduksi, dan kesehatan umum. Hampir 90% wanita diobati
20
memulai terapi antibiotik dapat mengakibatkan toksisitas sistemik. Endometritis
21
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Identitas
Pasien
Nama : Ny. AA
Umur : 43 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Suami
Nama : Tn. S
Umur : 45 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pekerjaan : Swasta
B. Anamnesis
WITA)
22
1. Keluhan utama : Nyeri perut
Pasien datang ke RSUD Ulin pada Pasien datang ke RSUD Ulin pada
mengeluhkan nyeri perut sejak 3 hari SMKB. Nyeri berada pada tengah
sampai ke bawah perut. Nyeri tersebut dirasa hilang timbul dan muncul
kadang tidak menentu. Nyeri timbul sekitar 30 menit, kemudian hilang dan
timbul lagi. Nyeri tersebut jika dibuat skala dengan VAS skor sebesar 6/7.
Akibat dari nyeri pasien makan lebih sedikit dan sedikit nyeri saat BAK,
namun BAB masih normal. Nyeri juga mengganggu aktivitas pasien, sehingga
pasien hanya duduk saja. Pasien sudah mencoba berobat ke dokter dan diberi
obat nyeri asam mefenamat. Nyeri sempat hilang, namun muncul kembali.
tersebut tidak gatal, namun berbau, meskipun bau tersebut menurut pasien
hari ini. Demam muncul tidak menentu. Keluhan lain seperti nyeri senggama
HT (-), DM (-), Asma (-), riwayat perdarahan sulit berhenti (-), riwayat
23
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang menderita
keluhan yang sama, serta juga tidak ada riwayat tekanan darah tinggi,
5. Riwayat Haid
Menarche : 11 tahun
Lama : 7 hari
Siklus : 28 hari
6. Riwayat Perkawinan:
7. Riwayat Kontrasepsi:
KB (-)
8. Riwayat Obstetri:
1. 2008/aterm/Perempuan/3000gr/spontan/bidan/hidup
2. 2010/aterm/Perempuan/3000gr/spontan/bidan/hidup
3. 2014/aterm/Perempuan/3100gr/spontan/bidan/hidup
C. Pemeriksaan
3. Tanda Vital
24
Tensi : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 36,5 oC
Telinga : Bentuk normal, tidak ada cairan yang keluar dari telinga,
hidung.
Mulut : Bibir dan mukosa normal, perdarahan gusi tidak ada, tidak
5. Thoraks
Paru
25
Auskultasi : vesikuler, tidak ada ronkhi atau wheezing.
Jantung
Perkusi : batas jantung normal, ICS V LMK kiri dan ICS II LPS
kanan.
8. Status Ginekologi
V/v : flx (-), flr (+) berbau
Kondisi di VK (19.30)
3. Tanda Vital
Nadi : 92 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 37,4 oC
26
5. Thoraks
8. Status Ginekologi
Darah Lengkap
Hb 12,6
WBC 11.900
PLT 312.000
Hct 36,3
27
MCV 87,5
MCH 30,3
MCHC 34,7
Urine
Protein (-)
Leukosit 1-2
Eritrosit 0-1
Epitel +1
Bakteri (-)
USG di VK
Kesimpulan
- VU terisi
- Uterus RF UK 8,5 x 6,0
- Endo Thickness : 2 mm
28
A) P3A1 Post Kuretase 1 bulan + obs. Nyeri Perut susp. Endometritis
P) Penatalaksanaan
Follow Up
Tgl/Jam S O A P
Follow up Nyeri perut TD = 110/80 P3A1 Post curetase 1 IVFD RL 500 cc/ 8 jam
02/04/2018 (<), Keputihan mmHg bulan + obs. Nyeri perut Inj Ceftriaxone 2x1 g
06.00 (<) RR = 20 kali/menit susp. Endometritis Inj Gentamycin 2x80 mg
N = 80 kali/menit Inf Metronidazol 3x500
T = 36,5oC mg
Status Ginekologi Inj Antrain 3x1 amp
V/v : flx (-), flr (+) Pro USG FM
Follow up Nyeri perut TD = 110/80 P3A1 Post curetase 1 IVFD RL 500 cc/ 8 jam
03/04/2018 (<), Keputihan mmHg bulan + obs. Nyeri perut Inj Ceftriaxone 2x1 g
06.00 (-) RR = 20 kali/menit susp. Endometritis Inj Gentamycin 2x80 mg
N = 75 kali/menit Inf Metronidazol 3x500
T = 36,6oC mg
Status Ginekologi Inj Antrain 3x1 amp
29
V/v : flx (-), flr (-)
USG FM
Uterus RF Uk. 7,14
x 5,2 x 5,0 cm
EL (+) tak tampak
massa di cavum
uteri
Kedua ovarium dbn
Kesan
Genitalia interna
tenang
Status ginekologi
dbn
Follow up Nyeri perut TD = 110/80 P3A1 Post curetase 1 IVFD RL 500 cc/ 8 jam
04/04/2018 (<), Keputihan mmHg bulan + obs. Nyeri perut Inj Ceftriaxone 2x1 g
06.00 (-) RR = 20 kali/menit susp. Endometritis Inj Gentamycin 2x80 mg
N = 82 kali/menit Inf Metronidazol 3x500
T = 36,6oC mg
Status Ginekologi PO As. Mefenamat 3x1
V/v : flx (-), flr (-) tab
Follow up Nyeri perut (-), TD = 110/70 P3A1 Post curetase 1 IVFD RL 500 cc/ 8 jam
05/04/2018 Keputihan (-) mmHg bulan + obs. Nyeri perut Inj Ceftriaxone 2x1 g
06.00 RR = 20 kali/menit susp. Endometritis Inj Gentamycin 2x80 mg
N = 77 kali/menit Inf Metronidazol 3x500
o
T = 36,5 C mg
Status Ginekologi PO As. Mefenamat 3x1
V/v : flx (-), flr (-) tab
USG
Uterus RF 7 x 4 x 3
cm
Endometrial line
(+)
Ginekologi interna
30
normal
BLPL
Follow up Nyeri perut (-), TD = 110/80 P3A1 Post curetase 1
Kontrol 1 minggu
06/04/2018 Keputihan (-) mmHg bulan + Nyeri perut ec.
Obat pulang :
06.00 RR = 20 kali/menit Endometritis
Asam mefenamat 3x1 tab
N = 80 kali/menit
Cefadroxil 2x500 mg tab
T = 36,7oC
Status Ginekologi
V/v : flx (-), flr (-)
31
USG 5 April 2018
32
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus ini seorang wanita berusia 43 tahun dibawa ke rumah sakit
karena nyeri perut. Diagnosis saat datang adalah P3A1 Post kuret 1 bulan dengan
Endometritis. Pasien mengeluhkan nyeri perut sejak 3 hari SMKB. Nyeri berada
pada tengah sampai ke bawah perut. Nyeri tersebut dirasa hilang timbul dan
muncul kadang tidak menentu. Nyeri muncul sekitar 30 menit, kemudian hilang
dan muncul lagi. Nyeri tersebut jika dibuat skala dengan VAS skor sebesar 6/7.
Akibat dari nyeri pasien makan lebih sedikit, namun minum, BAB, dan BAK
masih normal. Nyeri juga mengganggu aktivitas pasien, sehingga pasien hanya
duduk saja. Pasien sudah mencoba berobat ke dokter dan diberi obat nyeri asam
tersebut tidak gatal, namun berbau, meskipun bau tersebut menurut pasien tidak
berkembang (BO). Dari anamnesis dan pemeriksaan yang telah dilakukan, pasien
didiagnosis dengan P3A1 post kuretase 1 bulan + observasi nyeri perut curiga
endometritis. Pada pemeriksaan fisik didapatkan status umum, tanda vital, dan
didapatkan terdapat flour yang berbau dan tidak gatal. Diagnosis curiga
endometritis didapatkan berdasarkan keluhan utama yaitu nyeri perut dan pada
33
anamnesisnya diketahui pasien mengalami nyeri perut bagian bawah yang disertai
bakteri, baik itu infeksi dari luar, ataupun infeksi oportunistik. Penyebab yang
B, Escerechia coli, dan bakteri lainnya. Faktor risiko dapat terjadinya infeksi
pada vagina, usia terlalu tua, social ekonomi rendah, dan masih banyak lagi. Pada
pasien ini diketahui 1 bulan sebelumnya dilakukan kuret karena terjadi BO, juga
Dari kasus ini, didapatkan beberapa kemungkinan, yaitu pada saat dilakukan
kesempatan untuk tumbuh pada uterus. Kemungkinan lain yang dapat terjadi
adalah pasien kurang bisa menjaga kebersihan alat genitalnya sehingga terjadi
Saat awal masuk, pasien kemudian ditangani pada saat awal masuk dengan
pemberian:
pemberian cairan, obat analgesik, dan antibiotik karena dari keluhan utama pasien
34
nyeri. Hal tersebut sesuai dengan teori langkah penanganan awal yaitu dengan
Pemberian analgetik sebenarnya tidak selalu, namun pada kasus ini digunakan
35
BAB V
PENUTUP
diagnosis P3A1 post kuret 1 bulan + endometritis. Pasien ini telah dirawat oleh
hari dari tanggal 1 sampai tanggal 6 April 2018. Prinsip penatalaksanaan yang
dilakukan adalah dengan pemberian cairan, antibiotik, serta analgetik kalau perlu.
36
DAFTAR PUSTAKA
37