Oleh
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Laporan Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Infeksi Trakus Genetalis” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
di dalamnya. Dan juga kami berterimakasih kepada dosen pengajar Keperawatan Maternitas 2
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai apa itu Infeksi Traktus Genetalis. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang
akan kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami dan orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan akibat
meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas atau dapat
meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit ini bisa juga menahun atau
dari permulaan sudah menahun. Salah satu dari infeksi tersebut adalah pelviksitis,
serviksitis, adneksitis dan salpingitis
Sebagian besar wanita tidak menyadari bahwa dirinya menderita infeksi tersebut. Biasanya
sebagian besar wanita menyadari apabila infeksi telah menyebar dan menimbulkan
berbagai gejala yang mengganggu. Keterlambatan wanita memeriksakan dirinya
menyebabkan infeksi ini menyebar lebih luas dan akan sulit dalam penanganannya.
Masa nifas merupakan masa yang rawan bagi ibu, sekitar 60% kematian pada ibu terjadi
setelah melahirkan dan hampir 50% dari kematian pada nifas terjadi pada 24 jam pertama
setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya komplikasi masa nifas. Selama ini
perdarahan pasca persalinan merupakan penyebab kematian ibu, namun dengan
meningkatnya persediaan darah dan sistem rujukan, maka infeksi menjadi lebih menonjol
sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu.
Berdasarkan data di atas maka penulis merasa tertarik untuk menyusun makalah tentang
Asuhan Keperawatan Maternitas mengenai infeksi trantus genetalis.
1.2.1 Bagaimana Konsep Dasar Keperawatan Pada Klien Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.1.1 Apa Definisi Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.1.2 Apa Etiologi Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.1.3 Apa Faktor Predisposisi Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.1.4 Bagaimana Patofisiologi Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.1.5 Apa Manifestasi Klinis Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.1.6 Apa Macam-Macam Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.1.7 Apa Pemeriksaan Diagnostik Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.2 Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.2.1 Apa Saja Pengkajian Pada Klien Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.2.2 Apa Saja Analisa Data Pada Klien Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.2.3 Apa Saja Diagnosa Keperawatan Pada Klien Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.2.4 Apa Saja Intervensi Keperawatan Pada Klien Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.2.5 Apa Saja Implementasi Keperawatan Pada Klien Infeksi Traktus Genetalis ?
1.2.2.6 Apa Saja Evaluasi Keperawatan Pada Klien Infeksi Traktus Genetalis ?
1.3 TUJUAN
1.3.1 Agar Mahasiswa Mengetahui Konsep Dasar Keperawatan Pada Klien Infeksi Traktus
Genetalis
1.3.1.1 Agar Mahasiswa Mengetahui Definisi Infeksi Traktus Genetalis
1.3.1.2 Agar Mahasiswa Mengetahui Etiologi Infeksi Traktus Genetalis
1.3.1.3 Agar Mahasiswa Mengetahui Faktor Predisposisi Infeksi Traktus Genetalis
1.3.1.4 Agar Mahasiswa Mengetahui Patofisiologi Infeksi Traktus Genetalis
1.3.1.5 Agar Mahasiswa Mengetahui Manifestasi Klinis Infeksi Traktus Genetalis
1.3.1.6 Agar Mahasiswa Mengetahui Macam-Macam Infeksi Traktus Genetalis
1.3.1.7 Agar Mahasiswa Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik Infeksi Traktus
Genetalis
1.3.2 Agar Mahasiswa Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Infeksi
Traktus Genetalis
1.3.2.1 Agar Mahasiswa Mengetahui Pengkajian Pada Klien Infeksi Traktus
Genetalis
1.3.2.2 Agar Mahasiswa Mengetahui Analisa Data Pada Klien Infeksi Traktus
Genetalis
1.3.2.3 Agar Mahasiswa Mengetahui Diagnosa Keperawatan Pada Klien Infeksi
Traktus Genetalis
1.3.2.4 Agar Mahasiswa Mengetahui Intervensi Keperawatan Pada Klien Infeksi
Traktus Genetalis
1.3.2.5 Agar Mahasiswa Mengetahui Implementasi Keperawatan Pada Klien Infeksi
Traktus Genetalis
1.3.2.6 Agar Mahasiswa Mengetahui Evaluasi Keperawatan Pada Klien Infeksi
Traktus Genetalis
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 Definisi
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut dengan akibat
meninggalnya penderita atau penyakit bisa sembuh sama sekali tanpa bekas atau
dapat meninggalkan bekas seperti penutupan lumen tuba. Penyakit ini bisa juga
menahun atau dari permulaan sudah menahun. Salah satu dari infeksi tersebut adalah
pelviksitis, serviksitis, adneksitis dan salpingitis.
Infeksi nifas (infeksi puerperalis) adalah infeksi luka jalan lahir pasca persalinan,
biasanya dari endometrium bekas insersi plasenta. Demam dalam nifas sebagian besar
disebabkan infeksi nifas, maka demam dalam nifas merupakan gejala penting
penyakit ini. Demam dalam nifas sering juga disebut morbiditas nifas merupakan
index kejadian infeksi nifas. Demam dalam nifas selain oleh infeksi nifas dapat juga
disebabkan oleh pyelitis, Infeksi jalan pernafasan, malaria, typhus dan lain-lain.
(Krisnadi, R. Sofie, 2005)
Infeksi puerperalis atau infeksi nifas adalah semua peradangan yang di sebabkan oleh
masuknya kuman – kuman kedalam alat genitalia pada waktu persalinan dan nifas
(Sarono Prawiroharjo, 2005 : 689)
2.1.2 Etiologi
Infeksi nifas dapat disebabkan oleh masuknya kuman ke dalam organ kandungan
maupun kuman dari luar yang sering menyebabkan infeksi. Berdasarkan masuknya
kuman ke dalam organ kandungan terbagi menjadi : (Lusa, 2011)
1. Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh ibu seperti perdarahan,
anemia, nutrisi buruk, status sosial ekonomi rendah dan imunosupresi
2. Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama
3. Tindakan bedah vagina yang menyebabkan perlukaan pada jalan lahir
4. Tertinggalnya selaput plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
5. Proses persalinan bermasalah; partus lama/macet, korioamnionitis, persalinan
traumatik, kurang baiknya proses pencegahan infeksi, manipulasi yang berlebihan,
dapat berlanjut keinfeksi dalam masa nifas
2.1.4 Patofisiologi
Setelah kala III daerah bekas insertio plasenta merupakan daerah bekas luka
berdiameter kira-kira 4cm, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol, karena banyaknya
vena yang di tutupi trombus dan merupakan area yang baik untuk perkembangbiakan
kuman-kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Serviks
sering mengalami perlukaan pada persalinan, begitu juga vulva, vagina, perinium
merupakan tempat masuknya kuman patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka-
luka tersebut atau dapat menyebar di luar luka asalnya. Adapun infeksi dapat terjadi
sebagai berikut :
a. Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan
dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina ke dalam
uterus. Kemungkinan lain adalah bahwa sarung tangan atau alat-alat yang di
masukkan kedalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman-kuman.
b. Droplet infection. Sarung tangan atau alat-alat terkena kontaminasi yang berasal
dari hidung atau tenggorokan dokter atau petugas yang lainnya yang berada di
ruangan tersebut. Oleh karena itu, hidung dan mulut petugas yang bertugas harus
di tutupi dengan masker dan penderita infeksi saluran nafas di larang memasuki
kamar bersalin.
c. Dalam rumah sakit selalu banyak kuman-kuman patogen, berasal dari penderita
dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa di bawah melalui aliran
udara kemana-mana, antara lain ke handuk, kain-kain yang tidak steril dan alat-
alat yang di gunakan untuk merawat wanita dalam persalinan atau pada waktu
nifas.
d. Koitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali jika
menyebabkan pecahnya ketuban.
e. Infeksi intrapartum sudah dapat memperlihatkan gejala-gejala pada waktu
berlangsungnya persalinan. Infeksi intrapartum basanya terjadi pada waktu partus
lama, apalagi jika ketuban sudah lama pecah dan beberapa kali di lakukan
pemeriksaan dalam. Gejala-gejala ialah kenaikan suhu, biasanya disertai dengan
leukositosis dan takikardia; denyut jantung janin dapat meningkat pula. Air
ketuban biasanya menjadi keruh dan berbau. Pada infeksi intrapartum kuman-
kuman memasuki dinding uterus pada waktu persalinan, dan dengan melewati
amnion dapat menimblkan infeksi pula pada janin
Infeksi akut yang menyerang genetalia ditandai dengan demam, sakit didaerah
infeksi, berwarna kemerahan, fungsi organ tersebut terganggu. Gambaran klinis
infeksi nifas dapat berbentuk :
1. Infeksi local
Pembengkakan luka episiotomi, terjadi penanahan, perubahan warna kulit,
pengeluaran lochea bercampur nanah, mobilisasi terbatas karena rasa nyeri,
temperatur badan dapat meningkat.
2. Infeksi umum
Tampak sakit dan lemah, tekanan darah menurun dan nadi dan suhu meningkat,
kesadaran gelisah sampai menurun, terjadi gangguan involusi uterus, lochea
berbau dan bernanah serta kotor. ( Eny Retna, 2008 : 124 )
1. Servisitis
a. Definisi
Servisitis merupakan infeksi pada serviks uteri. Infeksi uteri sering terjad karena
luka kecil bekas persalinan yang tidak dirawat dan infeksi karena hubungan seks.
Servisitis yang akut sering dijumpai pada sebagian besar wanita yang pernah
melahirkan. Servisitis ialah radang dari selaput lendir canalis cervicalis. Karena
epitel selaput lendir cervicalis hanya terdiri dari satu lapisan sel silindris maka
mudah terkena infeksi dibandingkan dengan selaput lendir vagina (Sarwono,
2008).
b. Etiologi
c. Manifestasi klinis
d. Penatalaksanaan
Kauterisasi radial. Jaringan yang meradang dalam dua mingguan diganti dengan
jaringan sehat. Jika laserasi serviks agak luas perlu dilakukan trakhelorania.
Pinggir sobekan dan endoserviks diangkat, lalu luka baru dijahit. Jika robekan
dan infeksi sangat luas perlu dilakukan amputasi serviks.
e. Faktor Resiko
a) Usia.
b) Jumlah perkawinan
c) Hygiene dan sirkumsisi
d) Status sosial ekonomi
e) Pola seksual
f) Terpajan virus terutama virus HIV
g) Merokok
f. Pencegahan
2. Adnexitis
a. Definisi
Adnexitis adalah radang pada tuba fallopi dan ovarium yang biasanya terjadi
bersamaan. (Sarwono, 1999:287). Adnexitis adalah suatu radang pada tuba
fallopi dan radang ovarium yang biasanya terjadi bersamaan. Radang ini
kebanyakan akibat infeksi yang menjalar keatas dari uterus, walaupun infeksi ini
bisa datang dari tempat ekstra vaginal lewat jalan darah atau menjalar dari
jaringan sekitarnya. Adnex tumor ini dapat berupa pyosalpinx atau hidrosalpinx
karena perisalpingitis dapat terjadi pelekatan dengan alat alat disekitarnya.
(ginekologi unpad bandung).
b. Etiologi
c. Manifestasi Klinis
a) Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak berhubungan dengan
haid(bukan premenstrual syndrome)
b) Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari vagina
c) Nyeri saat berhubungan intim
d) Demam
e) Nyeri punggung
f) Keluhan saat buang air kecil
d. Penatalaksanaan
e. Pencegahan
Pencegahan tidak hanya dari pihak wanita saja, pihak laki - laki juga perlu
membantu agar pasangan tidak tertular.
b) Endometritis Kronik
o pada tuberkulosis;
o jika tertinggal sisa-sisa abortus atau partus;
o jika terdapat korpus alienum di kavum uteri;
o pada polip uterus dengan infeksi;
o pada tumor ganas uterus;
o pada salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvik.
o Fluor albus yang keluar dari ostium
o Kelainan haid seperti metrorrhagi dan menorrhagi
f. Penatalaksanaan
a) Endometritis Akut
Terapi:
o Pemberian uterotonika
o Istirahat, posisi/letak Fowler
o Pemberian antibiotika
o Endometritis senilis, perlu dikuret untuk mengesampingkan diagnosa
corpus carcinoma. Dapat diberi estrogen.
b) Endometritis Kronik
Terapi:
Perlu dilakukan kuretase untuk diferensial diagnosa dengan carcinoma corpus
uteri, polyp atau myoma submucosa. Kadang-kadang dengan kuretase
ditemukan emndometritis tuberkulosa. Kuretase juga bersifat terapeutik.
4. Parametritis
a. Definisi
Parametritis adalah radang dari jaringan longgar di dalam ligalatum. Radang ini
biasanya unilatelar. Parametritis adalah infeksi jaringan pelvis yang dapat terjadi
beberapa jalan:
Secara rinci penyebaran infeksi sampai ke parametrium memalui 3 cara yaitu:
a) Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari
endometritis
b) Penyebaran langsung dari luka serviks yang meluas sampai ke dasar
ligamentum
c) Penyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika.
Proses ini dapat tinggal terbatas pada dasar ligamentum latum atau menyebar
ekstraperitoneal ke semua jurusan. Jika menjalar ke atas , dapat diraba pada
dinding perut sebelah lateral di atas ligamentum inguinalis, atau pada fossa iliaka.
b. Etiologi
Parametritis dapat terjadi:
a) Dari endometritis dengan 3 cara :
o Per continuitatum : endometritis → metritis → parametitis.
o Lymphogen.
o Haematogen : phlebitis → periphlebitis → parametritis
b) Dari robekan serviks
c) Perforasi uterus oleh alat-alat ( sonde, kuret, IUD)
c. Manifestasi Klinis
a) Suhu tinggi dengan demam tinggi
b) Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.
c) Nyeri unilateral tanpa gejala rangsangan peritoneum, seperti muntah
d. Penatalaksanaan
a) Pencegahan
o Selama kehamilan
Oleh karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas, harus
diusahakan untuk memperbaikinya. Keadaan gizi juga merupakan factor
penting, karenanya diet yang baik harusdiperhatikan. Coitus pada hamil tua
sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan
terjadinya infeksi.
o Selama persalinan
Usaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak mungkin
kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarut-
larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan
mencegah terjadinya perdarahan banyak. Semua petugas dalam kamar
bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker, alat-alat, kain-
kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam
hanya boleh dilakukan jika perlu, terjadinya perdarahan harus dicegah
sedapat mungkin dan transfusi darah harus diberikan menurut keperluan.
o Selama nifas
Sesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada
hari pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki
kuman-kuman dari luar. Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas
jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas sehat
b) Pengobatan
Antibiotika (antibiotik seperti benzilpenisilin ditambah gentamisin dan
metronidazol) memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan
infeksi nifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu, maka
pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya. Terapi pada parametritis
yaitu dengan memberika antibiotika berspektrum luas. Dalam hal ini dapat
diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas,
seperti ampicillin dan lain-lain.
2.1.7 Pemeriksaan Diagnostik :
1. Sel darah putih : Normal/tinggi dengan pergeseran difrensiasi ke kiri
2. LED dan SDM : sangat meningkat
3. HB / HT : penurunan adanya anemia
4. Kultur dari bahan intra uterus / intra servikal / drainase luka / perawatan gram dari
lochea servik dan uterus : mengidentifikasi organisme penyebab
5. Urinaritis dan kultur : mengesampingkan infeksi saluran kemih
6. Ultra sonografi : menentukan adanya fregmen-fregmen placenta yang tertahan,
melokalisasi abses peritonium
7. pemeriksaan biomanual : menentukan sifat dan lokasi nyeri pelvis, masa/
pembentukan abses, atau adanya vena-vena dengan trombosis
2.2.1 PENGKAJIAN
1. IDENTITAS KLIEN
- Nama :
- No rekam medis :
- Usia :
- Jenis kelamin :
- Alamat :
- Status perkawinan :
- Agama :
- Pendidikan :
- Pekerjaan :
- Diagnosa medis :
- Tgl masuk :
- Tgl pengkajian :
PENANGGUNG
- Nama penanggung jawab :
- Hubungan dgn pasien :
2. RIWAYAT KELUARGA
•Genogram (kalau perlu)
3. STATUS KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang dirasa sangat mengganggu saat ini atau
saat pengkajian. Biasanya klien dengan infeksi tractus genetalis mengeluh
nyeri.
b. Riwayat Penyakit (Keluhan) Sekarang
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan ibu yang dapat menunjang
diagnose gangguan pada alat kelaminnya. Ibu yang mengalami gangguan
pada alat kelaminnya biasanya akan mengeluh nyeri punggung, dan
gangguan kemih, dan aka nada perdarahan saat melakukan hubungan
seksual.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Untuk mengetahui penyakit-penyakit yang pernah diderita ibu, apakah ibu
mempunyai riwayat penyakit tertentu terutama yang berhubungan dengan
alat reproduksi.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui apakah pernah menderita tumor
alat kandungan / tidak ataupun tumor di luar alat kandungan.
5. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Baik/Lemah
o
Temp : C, RR : x/menit
2 DS : Penyakit Hipertermi
Klien mengatakan badannya
panas
DO :
Kulit klien teraba hangat
Suhu : 38,5 °C
3 DS : Infeksi Ansietas
Klien mengatakan khawatir
dengan penyakitnya
DO :
Klien tampak gelisah
Tangan klien tampak gemetar
TD : 130/90 mmHg
N : 98 x/mnt
2.2.5 IMPLEMENTASI
Implementasi merupakan pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat
terhadap klien. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan rencana
Implementasi dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi
yaitu keterampilan interpersonal, teknikal dan intelektual dilakukan dengan cermat
dan efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik dan psikologis klien dilindungi
serta di dokumentasi intervensi dan respon klien.
Pada tahap implementasi ini merupakan aplikasi secara konkrit dari rencana
intervensi yang telah dibuat untuk mengatasi masalah kesehatan dan perawatan yang
muncul pada klien.
2.2.6 EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, dimana evaluasi
adalah kegiatan yang dilakukan secara terus menerus dengan melibatkan pasien,
perawta dan anggota tim kesehatan lainnya.
Tujuan dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah tujuan dan rencana
keperawatan tercapai dengan baik atau tidak dan untuk melakukan pengkajian ulang.
Evaluasi disusun menggunakan SOAP dimana S (Subyektif) adalah ungkapan
perasaan atau keluhan yang dikeluhkan secara subyektif oleh klien atau keluarga klien
setelah diberikan tindakan. O (Obyektif) adalah keadaan obyektif yang dapat
diidentifikasi oleh perawat menggunakan pengamatan yang obyektif. A (Assesment)
adalah analisis perawat setelah mengetahui respon subyektif dan obyektif. P (Planing)
adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan analisis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Radang atau infeksi pada alat-alat genetal dapat timbul secara akut. Penyakit ini bisa
juga menahun atau dari permulaan sudah menahun. Salah satu dari infeksi tersebut adalah
pelviksitis, serviksitis, adneksitis dan salpingitis. Infeksi nifas dapat disebabkan oleh
masuknya kuman ke dalam organ kandungan maupun kuman dari luar yang sering
menyebabkan infeksi. Faktor-Faktor Predisposisi yang dapat menimbulkan infeksi yaitu
semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan tubuh ibu seperti perdarahan, anemia,
nutrisi buruk, status sosial ekonomi rendah dan imunosupresi, partus lama, terutama dengan
ketuban pecah lama, dll.
Setelah kala III daerah bekas insertio plasenta merupakan daerah bekas luka
berdiameter kira-kira 4cm, permukaan tidak rata, berbenjol-benjol, karena banyaknya vena
yang di tutupi trombus dan merupakan area yang baik untuk perkembangbiakan kuman-
kuman dan masuknya jenis-jenis yang patogen dalam tubuh wanita. Serviks sering
mengalami perlukaan pada persalinan, begitu juga vulva, vagina, perinium merupakan
tempat masuknya kuman patogen. Proses radang dapat terbatas pada luka-luka tersebut atau
dapat menyebar di luar luka asalnya. Infeksi akut yang menyerang genetalia ditandai
dengan demam, sakit didaerah infeksi, berwarna kemerahan, fungsi organ tersebut
terganggu. Pemeriksaan diagnostic untuk menunjang penegakan diagnose yaitu dengan sel
darah putih : Normal/tinggi dengan pergeseran difrensiasi ke kiri, LED dan SDM : sangat
meningkat, dll
Lalu dilakukan asuhan keperawatan dari pengkajian sampai evaluasi, dimana muncul
diagnosa keperawatan, yaitu
DAFTAR PUSTAKA
Kusuma Hardhi, Nurarif Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi Jilid 2. Mediaction Publishing
Jogjakarta.
T. Heather Herdman. 2011. NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2009-
2011, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Joanne &Gloria. 2004. Nursing Intervension Classification Fourth Edition, USA : Mosby
Elsevier
Sue, Marion, Meridean, Elizabeth. 2008. Nursing Outcomes Classification Fourth Edition,
USA : Mosby Elsevier