KEDOKTERAN GIGI
KELOMPOK 1 KELAS D
Pembimbing :
Disusun oleh :
1. Annisa Noer Asyifa (202011068)
2. Septiana Ayu Az Zahra (202011069)
3. Ammanda Diesyta Dewisafitri (202011070)
4. Calya Khulusi Nasywa (202011071)
5. Alifia Hana Pardiah (202011072)
6. Atsilah Charvia Risyanda (202011073)
7. Donna Belinda (202011074)
8. Afiyah Ameldian (202011075)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah diberikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar belakang................................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan..........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1. Sifat Fisik Bahan Kedokteran Gigi...............................................................3
2.2 Sifat Biologis Bahan Kedokteran Gigi...........................................................6
2.3 Sifat Kimiawi Bahan Kedokteran Gigi..........................................................8
2.4. Sifat Mekanik Bahan Kedokteran Gigi.......................................................11
2.5. Sifat Reologi Bahan Kedokteran Gigi.........................................................13
BAB III..................................................................................................................15
KESIMPULAN......................................................................................................15
3.1. Ringkasan....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
unsur, antara lain sifat mekanis dan fisik. Pada makalah ini kami mengambil topik
bahasan mengenai sifat mekanis dan fisik aplikasi dental sebagai subjek kajian
utama dan penerapannya pada bidang kedokteran gigi massa kini. Sebagai
wacana, akan di jelaskan terlebih dahulu mengenai sifat mekanis dan fisik
tersebut. Yang di maksud dengan sifat mekanis secara umum adalah respon yang
terukur, baik elastik (reversible/ dapat kemabali ke bentuk semula bila tekanan di
lepaskan) dan plastis irreversibe atau tidak dapat kembali kebentuk semula atau
tidak elastik dari bahan bilaterkena gaya atau distribusi tekanan. Sedang sifat fisik
adalah kelompok sifat mekanisyang nam,pak paling sering dinyatakan dalam unit
tekanan dan tegangan. Unit– unit tersebut mewakili pengukuran (1) perubahan
bentuk elastik atau reversible, yaitu batas kesetimbangan, daya lenting (resilience)
dan modulus elastisitas, (2) perubahan bentuk plastis atau ireversible, misalnya
Bahan gigi kedokteran gigi yang sering digunakan dalam perawatan gigi
sering kali bahan gigi amalgam, resin komposit, dan Glass Ionomer Cement
(GIC), pada umumnya digunakan untuk bahan tambalan gigi yang berfungsi
1
Shabrina, Nur, Viona Diansari, and Cut Fera Novita. "Gambaran Penggunaan
Bahan Amalgam, Resin Komposit dan Glass Ionomer Cement (GIC) Di Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Unsyiah Pada Bulan Juli-Desember 201." Journal Caninus
Dentistry 1.4 (2016): 9-11
1
untuk memperbaiki gigi yang rusak akibat karies, trauma, dan keausan akibat
pengunyahan. Pada dasarnya kegunaan amalgam, resin komposit dan bahan Glass
1.3.1. Mengetahui lebih dalam mengenai sifat fisik bahan kedokteran gigi
1.3.2. Mengetahui lebih dalam mengenai sifat fisik bahan kedokteran gigi
1.3.3. Mengetahui lebih dalam mengenai sifat fisik bahan kedokteran gigi
1.3.4. Mengetahui lebih dalam mengenai sifat fisik bahan kedokteran gigi
1.3.5. Mengetahui lebih dalam mengenai sifat fisik bahan kedokteran gigi
11
Shabrina, Nur, Viona Diansari, and Cut Fera Novita. "Gambaran Penggunaan
Bahan Amalgam, Resin Komposit dan Glass Ionomer Cement (GIC) Di Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Unsyiah Pada Bulan Juli-Desember 201." Journal Caninus
Dentistry 1.4 (2016): 9-11
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sifat Fisik Bahan Kedokteran Gigi
Sifat fisik didasarkan pada mekanika, akustika, optic, termodinamika,
kelistrikan,magnet, radiasi, struktur atom atau gejala nuklir. Corak, nila, kroma,
serta translusensi kebeningan) adalah sifat fisik yang berdasarkan pada dalil optic,
yaitu ilmu yang berhubungan dengan fenomena cahaya, visi dan penglihatan.
Kekerasan juga merupakan sifat yang seringkali digunakan untuk memperkirakan
ketahanan dari suatu bahan dan kemampuannya untuk mengikis struktur gigi
lawannya.2
22
Philips. Buku Ajar Kedokteran Gigi 10th ed. Jakarta. EGC, 2003: 27-39
2
3
B. Kekentalan
Suatu cairan tidak dapat menahan tekanan geser sembilan gaya geser
per unit daerah geser), kebanyakan cairan bila dibuat bergerak
menahan gaya beban yang membuatnya bergerak. Ketahanan untuk
bergerak disebut viskositas atau kekentalan dan dikendalikan oleh gaya
friksi internal dalam cairan. Kekentalan adalah ukuran konsistensi
suatu cairan besertaketidakmampuannya untuk mengalir.Cairan
dengan kekentalan tinggi mengalir lambat karena vaskositasnya yang
tinggi.Sebagai contoh,suatu cairan berada pada ruang diantara dua
lempeng metal, lempeng bawah tidak dapat bergerak dan lempeng atas
digerakkan dengan kecepatan (V) tertentu, Suatu gaya (F) diperlukan
untuk mengatasi tarikan yang dihasilkan oleh friksi (viskositas) dari
cairan. 2
C. Struktur dan Relaksasi Tekanan
Setelah suatu senyawa diubah bentuk secara permanen,akan ada
tekanan internal yang terjebak. Sebagai contoh,dalam suatu senyawa
kristal, atom-atom dalam pola ruang geometrik berubah tempat, dan
sistem tersebut tidak dalam keseimbangan. Hal yang sama berlaku
untuk sistem amorf, yaitu beberapa molekul menjadi terlalu berdekatan
dan yang lain terlalu berjauhan setelaah senyawa tersebut diubah
bentuknya secara permanent. 2
D. Creep dan Aliran
Para ahli teknik yang merancang struktur-struktur untuk menahan
tekanan dan temperatur tinggi harus menghadapi sifat reologi (aliran)
dari bahan padat.Bila suatu logam dipanaskan pada temperatur
mendekati titik leburnya dan dipajankan terhadap tekanan konstan,
22
Philips. Buku Ajar Kedokteran Gigi 10th ed. Jakarta. EGC, 2003: 27-39.
4
geseran yang dihasilkan akan meningkat sebanding dengan fungsi
waktu. Creep didefinisikan sebagai geseran plastik yang bergantung
waktu dari suatu bahan dibawah muatan statis atau tekanan konstan.
Aliran digunakan dalam diskusi sifat reologi dari cairan dan sekarang
diterapkan pada bahan amorf. 2
22
Philips. Buku Ajar Kedokteran Gigi 10th ed. Jakarta. EGC, 2003: 27-39.
2
5
Gambar 1-1 adalah
penampang lintang dari gigi alami dan menopang tulang dan jaringan lunak. Di
bawah kondisi yang sehat, bagian dari gigi yang keluar dari jaringan gingival di
dekatnya disebut mahkota klinis; Yang di bawah itu disebut akar gigi. Mahkota
sebuah gigi ditutupi oleh enamel. Akar itu ditutupi oleh cementum, yang
mengelilingi dentin dan jaringan lunak di dalam kanal akar satu atau lebih.3
33
Phillips’ science of dental mental 12th edition page 5-6
6
Jika tes yang dilakukan pada tingkat pertama dan kedua menghasilkan
hasil yang memuaskan maka dimungkinkan untuk mempertimbangkan pindah ke
tingkat ketiga pengujian uji klinis terkontrol acak yang melibatkan subjek
manusia sukarela. Oleh karena itu, setiap upaya dilakukan untuk memastikan
keamanan produk baru. 4
Efek bahan pada dokter gigi, asisten operasi dan teknisi yang terlibat
dalam handling mereka adalah pertimbangan penting. Bahan biasanya paling
reaktif dan berpotensi keadaan berbahaya selama pencampuran dan manipulasi.
Selain itu, tenaga kesehatan gigi dapat terkena bahan dalam jangka waktu yang
4
lama.
th
44
Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 Ed.
Blackwell, 2008:27-31
4
7
2.3 Sifat Kimiawi Bahan Kedokteran Gigi
Salah satu faktor utama yang menentukan ketahanan bahan yang
digunakan dalam mulut adalah stabilitas kimia. Bahan tidak boleh larut, terkikis
atau rusak, juga tidak beracun.4
Kelarutan bahan adalah pengukuran sejauh mana bahan itu akan larut
dalam cairan yang diberikan, misalnya, air atau air liur. Erosi adalah proses
pengikisan kimia dengan tindakan mekanis ringan. Oleh karena itu dimungkinkan
untuk membayangkan situasi di mana lapisan permukaan bahan menjadi melemah
dan dirusak oleh pengikisan dan kemudian menjadi benar-benar terlepas oleh
abrasi ringan.4
Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 th Ed.
44
Blackwell, 2008:27-31
4
8
Ini menjelaskan secara parsial mengapa bahan tertentu berkinerja memadai
dengan beberapa pasien tetapi tidak dengan orang lain. 4
B. Pencucian konstituen:
9
kemungkinan besar bahwa ion fluoride akan digantikan oleh anion lain (misalnya
hidroksil) dan integritas bahan dipertahankan. Jika pencucian terjadi dengan
washout prosesnya kemungkinan akan disertai dengan degradasi bertahap. 4
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.26 bahwa bahan dengan nilai potensial
elektroda negatif besar lebih reaktif sementara mereka yang memiliki nilai positif
besar jauh kurang reaktif dan sering disebut sebagai logam mulia. 4
Faktor lain yang dapat mempengaruhi korosi logam dan paduan adalah
stres dan kekasaran permukaan. Stres pada komponen logam peralatan yang
diproduksi, misalnya, dengan bengkok berlebihan atau terus-terusan dapat
mempercepat laju korosi dan dapat menyebabkan kegagalan oleh retak korosi
stres. Lubang di permukaan kasar dapat menyebabkan pengaturan sel korosi kecil
di mana bahan di bagian bawah lubang bertindak sebagai anoda dan bahwa di
4
John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 th Ed.
4 Mc.Cabe,
Blackwell, 2008:27-31
4
10
permukaan bertindak sebagai katoda. Mekanisme korosi jenis ini, kadang-kadang
disebut sebagai korosi sel konsentrasi, rumit tetapi disebabkan oleh fakta bahwa
lubang cenderung menjadi diisi dengan puing-puing yang mengurangi konsentrasi
oksigen di dasar lubang dibandingkan dengan permukaan. Untuk mengurangi
korosi dengan mekanisme ini, logam dan paduan yang digunakan di mulut harus
dipoles untuk menghilangkan penyimpangan permukaan. 4
th
4
4 Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 Ed.
Blackwell, 2008:27-31
th
55
Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 Ed.
Blackwell, 2008:4-6
11
Gambar 1. Sebelum mempertimbangkan berbagai jenis percobaan yang dapat
dilakukan dan relevansi data yang diperoleh, perlu didefinisikan istilah tegangan
dan regangan. 5
th
55
Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 Ed.
Blackwell, 2008:4-6
12
dengan ekspresi, Tegangan = F / A, di mana F adalah gaya yang diberikan dan A
adalah luas penampang. Sebuah tegangan yang menahan gaya tekan disebut
sebagai tegangan tekan dan yang menolak gaya tarik disebut tegangan tarik.
Tegangan tarik dan tekan, bersama dengan geser, adalah tiga contoh tegangan
sederhana yang menjadi dasar dari semua pola tegangan yang lebih kompleks.
Satuan tegangan adalah pascal (Pa). Ini adalah tegangan yang dihasilkan dari gaya
1 Newton (N) yang bekerja pada satu meter persegi permukaan. 5
Reologi adalah ilmu berupa aliran atau perubahan bentuk dari suatu
material. Ilmu mengenai reologi berciri cairan dan adonan meliputi pengukuran
viskositas. Viskositas berdefinisi shear stress dibagi shear rate. Fenomena shear
stress dan shear rate bisa digambarkan dengan mempertimbangkan ekstrusi
5
th
55
Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 Ed.
Blackwell, 2008:4-6.
66
Anusavice, Philips’ Science of Dental Materials Eleventh Edition, Elsevier
Science, 2003, 43.
13
sebuah cairan dari sebuah jarum. Ketika material diekstrusikan pada kecepatan
konstan, shear stress dikaitkan dengan tekanan yang dibutuhkan untuk menekan
barel dari jarum, sedangkan shear rate adalah fungsional dari kecepatan aliran.
Sebuah material dengan viskositas rendah hanya memerlukan tekanan yang
rendah untuk menghasilkan kecepatan aliran yang tinggi, sedangkan material yang
lebih kental mungkin memerlukan tekanan yang tinggi untuk memperoduksi
kecepatan aliran yang relative rendah 7
BAB III
KESIMPULAN
3.1. Ringkasan
Berdasarkan konteks bahan kedokteran gigi terdapat beberapa macam
struktur unsur, dimulai dari sifat fisik didasarkan pada mekanika, akustika, optic,
termodinamika, kelistrikan,magnet, radiasi, struktur atom atau gejala nuklir.
Corak, nila, kroma, serta translusensi kebeningan) adalah sifat fisik yang
berdasarkan pada dalil optic, yaitu ilmu yang berhubungan dengan fenomena
77
Mc Cabe John, Walls Angus, Applies Dental Materials Ninth Edition, Blackwell
Publishing, 2008, 18.
14
cahaya, visi dan penglihatan. Kekerasan juga merupakan sifat yang seringkali
digunakan untuk memperkirakan ketahanan dari suatu bahan dan kemampuannya
untuk mengikis struktur gigi lawannya dan menahan abrasi atau pengikisan.
Terdapat kekentalan atau viskositas, yaitu ukuran konsistensi suatu cairan dan
ketidakmampuannya untuk mengalir dan dikendalikan oleh gaya friksi internal
cairan, ada juga struktur dan relaksasi tekanan, tekanan yang berasa didalamnya
setelah senyawa diubah bentuk menjadi permanen, terdapat creep dan aliran.
Creep didefinisikan sebagai geseran plastik yang bergantung waktu dari suatu
bahan dibawah muatan statis atau tekanan konstan. Aliran digunakan dalam
diskusi sifat reologi dari cairan dan sekarang diterapkan pada bahan amorf, dan
terakhir warna dan persepsi warna, warna menjadi pertimbangan penting karena
berkaitan dengan estetik.
Berdasarkan sifat biologis, persyaratan utama dari setiap bahan gigi bahwa
itu harus tidak berbahaya bagi pasien dan mereka yang terlibat dalam pembuatan
dan penanganannya. Seperti bahan yang ditempatkan ke dalam mulut pasien harus
tidak beracun, tidak iritasi, tidak memiliki potensi karsinogenik atau alergi dan,
jika digunakan sebagai bahan filling, harus tidak berbahaya bagi bubur kertas.
Evaluasi biologis terhadap bahan gigi dilakukan pada tiga tingkatan.
15
Berdasarkan sifat mekanik seperti kekuatan, kekerasan, ketahanan abrasi.
Evaluasi resistensi terhadap cairan seperti air liur dan cairan makanan. Evaluasi
warna tembus cahaya dan kilap. Bahan harus memiliki penampilan yang dapat
diterima dan daya tahan yang cukup untuk menjalankan fungsinya yaitu harus
aman dan tidak berbahaya. Sebagian besar aplikasi bahan dalam kedokteran gigi
memiliki persyaratan sifat mekanik minimum. Misalnya, bahan tertentu harus
cukup kuat dan tangguh untuk menahan gaya gigitan tanpa patah. Yang lain harus
cukup kaku untuk mempertahankan bentuknya di bawah beban.
16
DAFTAR PUSTAKA
1. Shabrina, Nur, Viona Diansari, and Cut Fera Novita. "Gambaran
Penggunaan Bahan Amalgam, Resin Komposit dan Glass Ionomer Cement
(GIC) Di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unsyiah Pada Bulan Juli-Desember
201." Journal Caninus Dentistry 1.4 (2016): 9-11.
2. Philips.Buku Ajar Kedokteran Gigi 10th ed. Jakarta. EGC, 2003: 27-39.
3. Phillips’ science of dental mental 12th edition page 5-6
th
4. Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9
Ed. Blackwell, 2008:27-31
th
5. Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9
Ed. Blackwell, 2008:4-6
6. Anusavice, Philips’ Science of Dental Materials Eleventh Edition, Elsevier
Science, 2003: 43.
7. Mc Cabe John, Walls Angus, Applies Dental Materials Ninth Edition,
Blackwell Publishing, 2008: 18.
17