Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH MACAM-MACAM BAHAN

KEDOKTERAN GIGI
KELOMPOK 1 KELAS D

Pembimbing :

Dr Mirna Febriani, drg, M. Kes

Disusun oleh :
1. Annisa Noer Asyifa (202011068)
2. Septiana Ayu Az Zahra (202011069)
3. Ammanda Diesyta Dewisafitri (202011070)
4. Calya Khulusi Nasywa (202011071)
5. Alifia Hana Pardiah (202011072)
6. Atsilah Charvia Risyanda (202011073)
7. Donna Belinda (202011074)
8. Afiyah Ameldian (202011075)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2020

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah diberikan.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 07 Maret 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar belakang................................................................................................1
1.3 Tujuan penulisan..........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1. Sifat Fisik Bahan Kedokteran Gigi...............................................................3
2.2 Sifat Biologis Bahan Kedokteran Gigi...........................................................6
2.3 Sifat Kimiawi Bahan Kedokteran Gigi..........................................................8
2.4. Sifat Mekanik Bahan Kedokteran Gigi.......................................................11
2.5. Sifat Reologi Bahan Kedokteran Gigi.........................................................13
BAB III..................................................................................................................15
KESIMPULAN......................................................................................................15
3.1. Ringkasan....................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

Dalam konteks bahan kedokteran gigi terdapat beberapa macam struktur

unsur, antara lain sifat mekanis dan fisik. Pada makalah ini kami mengambil topik

bahasan mengenai sifat mekanis dan fisik aplikasi dental sebagai subjek kajian

utama dan penerapannya pada bidang kedokteran gigi massa kini. Sebagai

wacana, akan di jelaskan terlebih dahulu mengenai sifat mekanis dan fisik

tersebut. Yang di maksud dengan sifat mekanis secara umum adalah respon yang

terukur, baik elastik (reversible/ dapat kemabali ke bentuk semula bila tekanan di

lepaskan) dan plastis irreversibe atau tidak dapat kembali kebentuk semula atau

tidak elastik dari bahan bilaterkena gaya atau distribusi tekanan. Sedang sifat fisik

adalah kelompok sifat mekanisyang nam,pak paling sering dinyatakan dalam unit

tekanan dan tegangan. Unit– unit tersebut mewakili pengukuran (1) perubahan

bentuk elastik atau reversible, yaitu batas kesetimbangan, daya lenting (resilience)

dan modulus elastisitas, (2) perubahan bentuk plastis atau ireversible, misalnya

presentasi (dalam persen) elongasi, (3)gabungan perubahan elastik dan plastis

seperti kekakuan dan kekuatan luluh (yield strength). 1

Bahan gigi kedokteran gigi yang sering digunakan dalam perawatan gigi

sering kali bahan gigi amalgam, resin komposit, dan Glass Ionomer Cement

(GIC), pada umumnya digunakan untuk bahan tambalan gigi yang berfungsi

1
Shabrina, Nur, Viona Diansari, and Cut Fera Novita. "Gambaran Penggunaan
Bahan Amalgam, Resin Komposit dan Glass Ionomer Cement (GIC) Di Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Unsyiah Pada Bulan Juli-Desember 201." Journal Caninus
Dentistry 1.4 (2016): 9-11

1
untuk memperbaiki gigi yang rusak akibat karies, trauma, dan keausan akibat

pengunyahan. Pada dasarnya kegunaan amalgam, resin komposit dan bahan Glass

Ionomer Cement (GIC) berbeda-beda, tergantung dari jenis kerusakan dan

keluhan pada gigi pasien.1

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1. Apa saja sifat fisik bahan dalam kedokteran gigi?

1.2.2. Apa saja sifat biologis bahan dalam kedokteran gigi?

1.2.3. Apa saja sifat kimiawi bahan dalam kedokteran gigi?

1.2.2. Apa saja sifat mekanik bahan dalam kedokteran gigi?

1.2.2. Apa saja sifat reologi bahan dalam kedokteran gigi?

1.3 Tujuan penulisan

1.3.1. Mengetahui lebih dalam mengenai sifat fisik bahan kedokteran gigi

1.3.2. Mengetahui lebih dalam mengenai sifat fisik bahan kedokteran gigi

1.3.3. Mengetahui lebih dalam mengenai sifat fisik bahan kedokteran gigi

1.3.4. Mengetahui lebih dalam mengenai sifat fisik bahan kedokteran gigi

1.3.5. Mengetahui lebih dalam mengenai sifat fisik bahan kedokteran gigi

11
Shabrina, Nur, Viona Diansari, and Cut Fera Novita. "Gambaran Penggunaan
Bahan Amalgam, Resin Komposit dan Glass Ionomer Cement (GIC) Di Rumah
Sakit Gigi dan Mulut Unsyiah Pada Bulan Juli-Desember 201." Journal Caninus
Dentistry 1.4 (2016): 9-11

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1. Sifat Fisik Bahan Kedokteran Gigi
Sifat fisik didasarkan pada mekanika, akustika, optic, termodinamika,
kelistrikan,magnet, radiasi, struktur atom atau gejala nuklir. Corak, nila, kroma,
serta translusensi kebeningan) adalah sifat fisik yang berdasarkan pada dalil optic,
yaitu ilmu yang berhubungan dengan fenomena cahaya, visi dan penglihatan.
Kekerasan juga merupakan sifat yang seringkali digunakan untuk memperkirakan
ketahanan dari suatu bahan dan kemampuannya untuk mengikis struktur gigi
lawannya.2

A. Abrasi dan Ketahanan Abrasi


Kekerasan seringkali digunakan sebagai suaatu petunjuk dari
kemampuan suatu bahan menahan abrasi atau
pengikisan.Namun,abrasi merupakan mekanisme kompleks pada
lingkungan mulut yang mencakup interaksi anatara sejumlah faktor.
Untuk alasan ini, peran kekerasan sebagai suatu prediktor ketahanan
abrasi adalah terbatas. Keterandalan pengujian in vitro terhadap
ketahanan abrasi juga dilakukan bersamaan dengan digunakannnya
pengujian in vivo terhadap ketahanan abrasi. Ada beberapa faktor
utama lain yang dapat menyebabkan pengaruh keausan permukaan
email yang berkontak dengan bahan dan terdapat pula pengikisan
email gigi yang berlebihan oleh mahkota keramik lawannya cenderung
terjadi pada pasien dengan tekanan gigit yang kuat dan permukaan
keramik yang kasar. Meskipun klinisi tidak dapat mengendalikan
tekanan gigit seorang pasien,mereka dapat memoles permukaan
keramik yang aus untuk mengurangi tingkat keausan email yang
destruktif.2

22
Philips. Buku Ajar Kedokteran Gigi 10th ed. Jakarta. EGC, 2003: 27-39
2

3
B. Kekentalan
Suatu cairan tidak dapat menahan tekanan geser sembilan gaya geser
per unit daerah geser), kebanyakan cairan bila dibuat bergerak
menahan gaya beban yang membuatnya bergerak. Ketahanan untuk
bergerak disebut viskositas atau kekentalan dan dikendalikan oleh gaya
friksi internal dalam cairan. Kekentalan adalah ukuran konsistensi
suatu cairan besertaketidakmampuannya untuk mengalir.Cairan
dengan kekentalan tinggi mengalir lambat karena vaskositasnya yang
tinggi.Sebagai contoh,suatu cairan berada pada ruang diantara dua
lempeng metal, lempeng bawah tidak dapat bergerak dan lempeng atas
digerakkan dengan kecepatan (V) tertentu, Suatu gaya (F) diperlukan
untuk mengatasi tarikan yang dihasilkan oleh friksi (viskositas) dari
cairan. 2
C. Struktur dan Relaksasi Tekanan
Setelah suatu senyawa diubah bentuk secara permanen,akan ada
tekanan internal yang terjebak. Sebagai contoh,dalam suatu senyawa
kristal, atom-atom dalam pola ruang geometrik berubah tempat, dan
sistem tersebut tidak dalam keseimbangan. Hal yang sama berlaku
untuk sistem amorf, yaitu beberapa molekul menjadi terlalu berdekatan
dan yang lain terlalu berjauhan setelaah senyawa tersebut diubah
bentuknya secara permanent. 2
D. Creep dan Aliran
Para ahli teknik yang merancang struktur-struktur untuk menahan
tekanan dan temperatur tinggi harus menghadapi sifat reologi (aliran)
dari bahan padat.Bila suatu logam dipanaskan pada temperatur
mendekati titik leburnya dan dipajankan terhadap tekanan konstan,

22
Philips. Buku Ajar Kedokteran Gigi 10th ed. Jakarta. EGC, 2003: 27-39.

4
geseran yang dihasilkan akan meningkat sebanding dengan fungsi
waktu. Creep didefinisikan sebagai geseran plastik yang bergantung
waktu dari suatu bahan dibawah muatan statis atau tekanan konstan.
Aliran digunakan dalam diskusi sifat reologi dari cairan dan sekarang
diterapkan pada bahan amorf. 2

E. Warna dan Persepsi Warna


Bagian selanjutnya membahas sifat-sifat yang diperlukan agar suatu
bahan dapat merestorasi fungsi dari jaringan asli yang rusak atau
hilang. Tujuan lain dari perawatan gigi yang juga penting dalah
merestorasi warna dan penampilan gigi asli. Pertimbangan
estetik dalam kedokteran gigi restoratif dan prostetik dianggap
menduduki prioritas tinggi. Cahaya adalah radiasi elektromagnetik
yang dapat terdeteksi oleh mata manusia. Mata sensitif terhadap
panjang gelombang lebih kurang 400(ungu)sampai 700nm(merah
gelap). Intensitas cahaya yang dipantulkan dan kombinasi intensitas
panjang gelombang yang ada pada pancaran cahaya menentukan sifat
penampilan. Agar suatru obek dapat dilihat,obyek harus memantulkan
atau meneruskan cahaya yang diterimanya dari sumber diluar. . 2

22
Philips. Buku Ajar Kedokteran Gigi 10th ed. Jakarta. EGC, 2003: 27-39.
2

5
Gambar 1-1 adalah
penampang lintang dari gigi alami dan menopang tulang dan jaringan lunak. Di
bawah kondisi yang sehat, bagian dari gigi yang keluar dari jaringan gingival di
dekatnya disebut mahkota klinis; Yang di bawah itu disebut akar gigi. Mahkota
sebuah gigi ditutupi oleh enamel. Akar itu ditutupi oleh cementum, yang
mengelilingi dentin dan jaringan lunak di dalam kanal akar satu atau lebih.3

2.2 Sifat Biologis Bahan Kedokteran Gigi


Persyaratan utama dari setiap bahan gigi bahwa itu harus tidak berbahaya
bagi pasien dan mereka yang terlibat dalam pembuatan dan penanganannya.
Sementara pembuatan bahan dapat melibatkan penggunaan bahan baku yang
relatif beracun, kontrol ketat proses produksi mengurangi atau menghilangkan
risiko bagi personel. Idealnya, bahan yang ditempatkan ke dalam mulut pasien
harus tidak beracun, tidak iritasi, tidak memiliki potensi karsinogenik atau alergi
dan, jika digunakan sebagai bahan filling, harus tidak berbahaya bagi bubur
kertas. Evaluasi biologis terhadap bahan gigi dilakukan pada tiga tingkatan. Pada
tingkat pertama, tes skrining sederhana dapat digunakan untuk mengevaluasi
toksisitas sistemik akut, potensi iritasi dan potensi karsinogenik. Tingkat
pengujian kedua melibatkan tes penggunaan terbatas dalam hewan. Misalnya,
ketika mengevaluasi bahan pengisian umum untuk menempatkan restorasi di gigi
monyet atau musang. 4

33
Phillips’ science of dental mental 12th edition page 5-6

6
Jika tes yang dilakukan pada tingkat pertama dan kedua menghasilkan
hasil yang memuaskan maka dimungkinkan untuk mempertimbangkan pindah ke
tingkat ketiga pengujian uji klinis terkontrol acak yang melibatkan subjek
manusia sukarela. Oleh karena itu, setiap upaya dilakukan untuk memastikan
keamanan produk baru. 4

Efek bahan pada dokter gigi, asisten operasi dan teknisi yang terlibat
dalam handling mereka adalah pertimbangan penting. Bahan biasanya paling
reaktif dan berpotensi keadaan berbahaya selama pencampuran dan manipulasi.
Selain itu, tenaga kesehatan gigi dapat terkena bahan dalam jangka waktu yang
4
lama.

Misalnya, merkuri diketahui memiliki efek beracun tertentu dan


mekanisme yang paling ampuh untuk memasukkan merkuri ke dalam tubuh
adalah dengan menghirup uap merkuri. Seorang pasien hanya dapat
menghabiskan beberapa menit setiap tahun di gigi yang terkontaminasi merkuri
dan dengan demikian hanya mengalami paparan minimal. Dokter gigi dan
asistennya, di sisi lain, dapat menghabiskan semua kehidupan kerja mereka di
lingkungan seperti itu. 4

Studi biokompatability menunjukkan bahwa istilah ini hanya dapat


digunakan relatif dan produk yang ditoleransi dengan sempurna oleh satu pasien
dapat menyebabkan masalah dengan yang lain. Setiap kombinasi material/pasien
harus dalam beberapa hal menjadi subjek analisis risiko/manfaat. Bahan yang
berpotensi beracun digunakan ketika risiko hanya berlaku untuk beberapa orang
dan/atau ketika tidak ada bahan alternatif yang layak. 4

th
44
Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 Ed.
Blackwell, 2008:27-31
4

7
2.3 Sifat Kimiawi Bahan Kedokteran Gigi
Salah satu faktor utama yang menentukan ketahanan bahan yang
digunakan dalam mulut adalah stabilitas kimia. Bahan tidak boleh larut, terkikis
atau rusak, juga tidak beracun.4

A. Kelarutan dan erosi

Kelarutan bahan adalah pengukuran sejauh mana bahan itu akan larut
dalam cairan yang diberikan, misalnya, air atau air liur. Erosi adalah proses
pengikisan kimia dengan tindakan mekanis ringan. Oleh karena itu dimungkinkan
untuk membayangkan situasi di mana lapisan permukaan bahan menjadi melemah
dan dirusak oleh pengikisan dan kemudian menjadi benar-benar terlepas oleh
abrasi ringan.4

Dalam kedokteran gigi istilah ini telah mendapatkan penggunaan luas


untuk menggambarkan penghancuran jaringan keras oleh asam (baik terjadi secara
alami atau ada dalam makanan / minuman. Penggunaan ini telah melebar
termasuk degradasi bahan restoratif dengan kombinasi bahan kimia dan ringan
tindakan mekanis. Sifat-sifat ini sangat penting untuk semua bahan restoratif
karena kelarutan tinggi atau ketahanan yang buruk terhadap erosi akan sangat
membatasi masa pakai pemulihan yang efektif. 4

Saat menilai kelarutan atau tingkat erosi bahan, penting untuk


mempertimbangkan jangkauan yang luas kondisi yang mungkin ada di mulut. PH
cairan oral dapat bervariasi dari pH 4 hingga pH 8,5 mewakili berbagai dari asam
ringan hingga basa ringan. Minuman ringan yang sangat asam dan penggunaan
pasta gigi yang mengandung kapur memperluas rentang ini dari ujung bawah pH
2 hingga pH 12. Dimungkinkan agar bahan stabil pada nilai pH yang hampir
netral tetapi mengikis dengan cepat pada ekstrem baik keasaman atau alkalinitas.

Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 th Ed.
44

Blackwell, 2008:27-31
4

8
Ini menjelaskan secara parsial mengapa bahan tertentu berkinerja memadai
dengan beberapa pasien tetapi tidak dengan orang lain. 4

Tes standar kelarutan sering melibatkan penyimpanan spesimen cakram


bahan dalam air untuk periode waktu, hasilnya dikutip sebagai persentase
penurunan berat badan disk. Namun, sering memberikan hasil yang tidak benar
karena mereka tidak mewakili apa yang terjadi di mulut. 4

Metode pengujian baru yang telah dimasukkan dalam beberapa standar


ISO melibatkan penetesan atau penyemprotkan serangkaian larutan asam berair ke
permukaan spesimen uji. Ini melibatkan penggunaan cairan yang lebih agresif
(biasanya pH 4) dan efek abrasif ringan dari cairan yang menghambat tetesan. 4

Metode yang paling tepat untuk mengukur kerugian material adalah


dengan memperkirakan kehilangan volume sebagai dapat berkorelasi dengan
kehilangan material dari pemulihan seperti yang dinilai secara klinis. 4

B. Pencucian konstituen:

Beberapa bahan, ketika ditempatkan di lingkungan lembab, menyerap air


dengan proses difusi. Konstituen bahan dapat hilang ke dalam cairan oral oleh
difusi yaitu proses yang biasa disebut sebagai pencucian. Terkadang, pencucian
digunakan untuk kepentingan pasien. Misalnya, di beberapa semen menodai
kalsium hidroksida, pencucian lambat menyebabkan lingkungan basa di dasar
rongga yang dalam. Ini memiliki manfaat ganda menjadi antibakteri dan
mendorong pembentukan dentine sekunder. 4

Beberapa restorasi leach fluoride yang diduga memiliki efek


menguntungkan pada jaringan keras gigi di sekitarnya. Penting bahwa proses ini
tidak memiliki efek yang menghapus pada sifat bahan (misalnya semen). Banyak
tergantung pada mekanisme pencucian. Jika ini terjadi dengan pertukaran ion ada
4
John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 th Ed.
4 Mc.Cabe,
Blackwell, 2008:27-31
4

9
kemungkinan besar bahwa ion fluoride akan digantikan oleh anion lain (misalnya
hidroksil) dan integritas bahan dipertahankan. Jika pencucian terjadi dengan
washout prosesnya kemungkinan akan disertai dengan degradasi bertahap. 4

Korosi adalah istilah yang secara khusus mencirikan reaktivitas kimia


logam dan paduan. Persyaratan utama dari setiap bahan yang digunakan di mulut
adalah bahwa itu harus memiliki ketahanan korosi. Logam dan paduan adalah
konduktor listrik yang baik dan banyak proses korosi melibatkan pengaturan sel
elektrolit sebagai tahap pertama dalam prosesnya. Kecenderungan logam untuk
korosi dapat diprediksi dari potensi elektrodanya. 4

Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.26 bahwa bahan dengan nilai potensial
elektroda negatif besar lebih reaktif sementara mereka yang memiliki nilai positif
besar jauh kurang reaktif dan sering disebut sebagai logam mulia. 4

Faktor lain yang dapat mempengaruhi korosi logam dan paduan adalah
stres dan kekasaran permukaan. Stres pada komponen logam peralatan yang
diproduksi, misalnya, dengan bengkok berlebihan atau terus-terusan dapat
mempercepat laju korosi dan dapat menyebabkan kegagalan oleh retak korosi
stres. Lubang di permukaan kasar dapat menyebabkan pengaturan sel korosi kecil
di mana bahan di bagian bawah lubang bertindak sebagai anoda dan bahwa di

4
John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 th Ed.
4 Mc.Cabe,
Blackwell, 2008:27-31
4

10
permukaan bertindak sebagai katoda. Mekanisme korosi jenis ini, kadang-kadang
disebut sebagai korosi sel konsentrasi, rumit tetapi disebabkan oleh fakta bahwa
lubang cenderung menjadi diisi dengan puing-puing yang mengurangi konsentrasi
oksigen di dasar lubang dibandingkan dengan permukaan. Untuk mengurangi
korosi dengan mekanisme ini, logam dan paduan yang digunakan di mulut harus
dipoles untuk menghilangkan penyimpangan permukaan. 4

Apresiasi terhadap prinsip-prinsip korosi elektrolit harus membantu dokter


gigi merancang pengaturan restorasi dan peralatan sedemikian rupa sehingga
bahan yang berbeda tidak diperbolehkan untuk datang ke kontak dekat.
Konsekuensi korosi dapat bervariasi dan meliputi nyeri karena aliran arus
galvanis, rasa logam karena pelepasan ion, memburuknya penampilan dan sifat
mekanik dan, yang paling serius, peningkatan beban tubuh logam Ion. Ada
peningkatan kekhawatiran atas efek meningkatkan beban tubuh dari logam berat
seperti merkuri dan nikel. 4

2.4. Sifat Mekanik Bahan Kedokteran Gigi


Untuk sifat mekanik seperti kekuatan, kekerasan, ketahanan abrasi.
Evaluasi resistensi terhadap cairan seperti air liur dan cairan makanan. Evaluasi
warna tembus cahaya dan kilap. Bahan harus memiliki penampilan yang dapat
diterima dan daya tahan yang cukup untuk menjalankan fungsinya. Harus aman
dan tidak berbahaya.1 Peralatan mekanis Sebagian besar aplikasi bahan dalam
kedokteran gigi memiliki persyaratan sifat mekanik minimum. Misalnya, bahan
tertentu harus cukup kuat dan tangguh untuk menahan gaya gigitan tanpa patah.
Yang lain harus cukup kaku untuk mempertahankan bentuknya di bawah beban.
Sifat-sifat material seperti itu umumnya dicirikan oleh hubungan tegangan-
regangan yang dapat diperoleh dengan menggunakan mesin uji dari jenis yang
ditunjukkan pada 5
4

th
4
4 Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 Ed.
Blackwell, 2008:27-31
th
55
Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 Ed.
Blackwell, 2008:4-6

11
Gambar 1. Sebelum mempertimbangkan berbagai jenis percobaan yang dapat
dilakukan dan relevansi data yang diperoleh, perlu didefinisikan istilah tegangan
dan regangan. 5

Gambar 1: (a) Peralatan pengujian sifat mekanik. Ini menunjukkan


peralatan yang digunakan dalam menentukan sifat mekanik material. Pengujian
yang dilakukan adalah uji tarik pada suatu sampel bahan cetak. Perhatikan bentuk
sampel yang ditunjukkan pada inset (b). Bentuk ini disebut sebagai benda uji
berbentuk lonceng bodoh dan dirancang sedemikian rupa sehingga benda uji dapat
digenggam di setiap ujungnya dan diregangkan. Bentuk spesimen akan
memastikan bahwa fraktur terjadi di daerah tengah dan bukan di ujung spesimen
tempat spesimen digenggam. 5

Tegangan: Ketika gaya eksternal diterapkan ke benda atau spesimen bahan


yang diuji, gaya internal, sama besarnya tetapi berlawanan arah, dipasang di
benda tersebut. Untuk kompresi atau tegangan sederhana, tegangan diberikan

th
55
Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 Ed.
Blackwell, 2008:4-6

12
dengan ekspresi, Tegangan = F / A, di mana F adalah gaya yang diberikan dan A
adalah luas penampang. Sebuah tegangan yang menahan gaya tekan disebut
sebagai tegangan tekan dan yang menolak gaya tarik disebut tegangan tarik.
Tegangan tarik dan tekan, bersama dengan geser, adalah tiga contoh tegangan
sederhana yang menjadi dasar dari semua pola tegangan yang lebih kompleks.
Satuan tegangan adalah pascal (Pa). Ini adalah tegangan yang dihasilkan dari gaya
1 Newton (N) yang bekerja pada satu meter persegi permukaan. 5

Sedangkan tegangan tarik dapat divisualisasikan sebagai tegangan uni-


aksial murni yang diatur dalam material, tegangan tekan lebih kompleks dan
terdiri dari vektor gaya yang bertindak untuk memperkenalkan elemen geser
dalam spesimen yang mengalami kompresi. Salah satu metode uji yang biasa
digunakan untuk bahan gigi adalah uji tekuk tiga titik atau uji transversal. Ketika
gaya eksternal diterapkan ke titik tengah balok uji, tegangan dapat diatasi seperti
yang ditunjukkan. Nilai numerik dari tegangan diberikan oleh ekspresi tersebut. 5

2.5. Sifat Reologi Bahan Kedokteran Gigi


Reologi merupakan ilmu berupa karakteristik aliran dari material. Produk
gypsum digunakan pada pembuatan model dan die ditransformasikan dari bentuk
bubur menjadi struktur yang padat. Material yang amorf seperti wax dan resin
terlihat solid tapi sebenarnya merupakan cairan super dingin yang dapat mengalir
dibawah tegangan yang rendah. Cara material mengalir atau berubah bentuk
6
ketika mengalami tegangan penting untuk digunakan dalam kedokteran gigi.

Reologi adalah ilmu berupa aliran atau perubahan bentuk dari suatu
material. Ilmu mengenai reologi berciri cairan dan adonan meliputi pengukuran
viskositas. Viskositas berdefinisi shear stress dibagi shear rate. Fenomena shear
stress dan shear rate bisa digambarkan dengan mempertimbangkan ekstrusi
5

th
55
Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9 Ed.
Blackwell, 2008:4-6.

66
Anusavice, Philips’ Science of Dental Materials Eleventh Edition, Elsevier
Science, 2003, 43.

13
sebuah cairan dari sebuah jarum. Ketika material diekstrusikan pada kecepatan
konstan, shear stress dikaitkan dengan tekanan yang dibutuhkan untuk menekan
barel dari jarum, sedangkan shear rate adalah fungsional dari kecepatan aliran.
Sebuah material dengan viskositas rendah hanya memerlukan tekanan yang
rendah untuk menghasilkan kecepatan aliran yang tinggi, sedangkan material yang
lebih kental mungkin memerlukan tekanan yang tinggi untuk memperoduksi
kecepatan aliran yang relative rendah 7

BAB III

KESIMPULAN
3.1. Ringkasan
Berdasarkan konteks bahan kedokteran gigi terdapat beberapa macam
struktur unsur, dimulai dari sifat fisik didasarkan pada mekanika, akustika, optic,
termodinamika, kelistrikan,magnet, radiasi, struktur atom atau gejala nuklir.
Corak, nila, kroma, serta translusensi kebeningan) adalah sifat fisik yang
berdasarkan pada dalil optic, yaitu ilmu yang berhubungan dengan fenomena
77
Mc Cabe John, Walls Angus, Applies Dental Materials Ninth Edition, Blackwell
Publishing, 2008, 18.

14
cahaya, visi dan penglihatan. Kekerasan juga merupakan sifat yang seringkali
digunakan untuk memperkirakan ketahanan dari suatu bahan dan kemampuannya
untuk mengikis struktur gigi lawannya dan menahan abrasi atau pengikisan.
Terdapat kekentalan atau viskositas, yaitu ukuran konsistensi suatu cairan dan
ketidakmampuannya untuk mengalir dan dikendalikan oleh gaya friksi internal
cairan, ada juga struktur dan relaksasi tekanan, tekanan yang berasa didalamnya
setelah senyawa diubah bentuk menjadi permanen, terdapat creep dan aliran.
Creep didefinisikan sebagai geseran plastik yang bergantung waktu dari suatu
bahan dibawah muatan statis atau tekanan konstan. Aliran digunakan dalam
diskusi sifat reologi dari cairan dan sekarang diterapkan pada bahan amorf, dan
terakhir warna dan persepsi warna, warna menjadi pertimbangan penting karena
berkaitan dengan estetik.

Berdasarkan sifat biologis, persyaratan utama dari setiap bahan gigi bahwa
itu harus tidak berbahaya bagi pasien dan mereka yang terlibat dalam pembuatan
dan penanganannya. Seperti bahan yang ditempatkan ke dalam mulut pasien harus
tidak beracun, tidak iritasi, tidak memiliki potensi karsinogenik atau alergi dan,
jika digunakan sebagai bahan filling, harus tidak berbahaya bagi bubur kertas.
Evaluasi biologis terhadap bahan gigi dilakukan pada tiga tingkatan.

Berdasarkan sifat kimiawi, kelarutan bahan adalah pengukuran sejauh


mana bahan itu akan larut dalam cairan yang diberikan, misalnya, air atau air liur.
Bahan tidak boleh larut, terkikis atau rusak, juga tidak beracun Erosi adalah
proses pengikisan kimia dengan tindakan mekanis ringan. Oleh karena itu
dimungkinkan untuk membayangkan situasi di mana lapisan permukaan bahan
menjadi melemah dan dirusak oleh pengikisan dan kemudian menjadi benar-benar
terlepas oleh abrasi ringan. Kemudian, pencucian konstituen dimana beberapa
bahan, ketika ditempatkan di lingkungan lembab, menyerap air dengan proses
difusi. Konstituen bahan dapat hilang ke dalam cairan oral oleh difusi yaitu proses
yang biasa disebut sebagai pencucian. Terkadang, pencucian digunakan untuk
kepentingan pasien.

15
Berdasarkan sifat mekanik seperti kekuatan, kekerasan, ketahanan abrasi.
Evaluasi resistensi terhadap cairan seperti air liur dan cairan makanan. Evaluasi
warna tembus cahaya dan kilap. Bahan harus memiliki penampilan yang dapat
diterima dan daya tahan yang cukup untuk menjalankan fungsinya yaitu harus
aman dan tidak berbahaya. Sebagian besar aplikasi bahan dalam kedokteran gigi
memiliki persyaratan sifat mekanik minimum. Misalnya, bahan tertentu harus
cukup kuat dan tangguh untuk menahan gaya gigitan tanpa patah. Yang lain harus
cukup kaku untuk mempertahankan bentuknya di bawah beban.

Berdasarkan sifat reologi, reologi sebagai ilmu berupa karakteristik


aliran dari material. Produk gypsum digunakan pada pembuatan model dan die
ditransformasikan dari bentuk bubur menjadi struktur yang padat. Material yang
amorf seperti wax dan resin terlihat solid tapi sebenarnya merupakan cairan super
dingin yang dapat mengalir dibawah tegangan yang rendah. Cara material
mengalir atau berubah bentuk ketika mengalami tegangan penting untuk
digunakan dalam kedokteran gigi.

16
DAFTAR PUSTAKA
1. Shabrina, Nur, Viona Diansari, and Cut Fera Novita. "Gambaran
Penggunaan Bahan Amalgam, Resin Komposit dan Glass Ionomer Cement
(GIC) Di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Unsyiah Pada Bulan Juli-Desember
201." Journal Caninus Dentistry 1.4 (2016): 9-11.
2. Philips.Buku Ajar Kedokteran Gigi 10th ed. Jakarta. EGC, 2003: 27-39.
3. Phillips’ science of dental mental 12th edition page 5-6
th
4. Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9
Ed. Blackwell, 2008:27-31
th
5. Mc.Cabe, John F and Walls, Angus W.G, Applied Dental Materials, 9
Ed. Blackwell, 2008:4-6
6. Anusavice, Philips’ Science of Dental Materials Eleventh Edition, Elsevier
Science, 2003: 43.
7. Mc Cabe John, Walls Angus, Applies Dental Materials Ninth Edition,
Blackwell Publishing, 2008: 18.

17

Anda mungkin juga menyukai