Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH BIOMATERIAL

PERKEMBANGAN SEJARAH DAN SIFAT BAHAN-


BAHAN KEDOKTERAN GIGI

Kelompok 2
Kelas D
Fasilitator: Tuti Alawiyah, drg., M.Pd
Disusun Oleh :
1. M. Rayhan Mulyaharja 6. Nabila Maharani Putri Husen
(2019-11-101) (2019-11-106)
2. Muhasanah Ayu Nurfitria 7. Nabilah Khairunnisa Sudrajat
(2019-11-102) (2019-11-107)
3. Muniarti Yulia Tasliani 8. Nada Rizky Fetiastuti
(2019-11-108)
(2019-11-103)
4. Mutia Syaharani Irawan 9. Nadhira Rivazka
(2019-11-104) (2019-11-109)
5. Nabila Dafa Nur Adiba 10. Nadila Puspita Sari
(2019-11-105) (2019-11-110)

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
2020
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini
sebagai pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya sehingga
terbentuklah makalah ini.
Kami sangat berharap makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Perkembangan Sejarah dan Sifat Bahan-Bahan
Kedokteran Gigi. Kami juga menyadari bahwa dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Perkembangan Sejarah
dan Sifat Bahan-Bahan Kedokteran Gigi ini dapat bermanfaat bagi yang
membacanya.

Jakarta, 13 Maret 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR
ISI......................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar
Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan
Masalah..............................................................................................2
1.3 Tujuan
Penulisan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan Sejarah Bahan-Bahan Kedokteran
Gigi....................................3
2.2 Macam-Macam dan Sifat Bahan-Bahan Kedokteran
Gigi................................7
2.2.1 Sifat Bahan Kedokteran
Gigi..............................................................8
2.2.1.1 Sifat
Mekanik.......................................................................8
2.2.1.2 Sifat Mekanik Berdasarkan Perubahan
Elastik..................12
2.2.1.3 Sifat
Fisik...........................................................................16
2.2.1.4 Sifat
Elektrokimia..............................................................16

ii
BAB III
PENUTUP..........................................................................................................18
3.1
Kesimpilan.......................................................................................................18

DAFTAR
PUSTAKA.......................................................................................................19

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak berabad-abad lalu, manusia telah mengenal dunia kedokteran
gigi untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut mereka. Salah satu cabang
kedokteran gigi itu adalah material kedokteran gigi. Menurut sejarah, berbagai
macam material telah digunakan sebagai mahkota gigi dan penggantian akar
gigi, seperti gigi binatang, tulang, gigi manusia, gading, kerang laut, keramik,
dan logam.1
Dunia material kedokteran gigi pun semakin berkembang seiring
zaman dan berbagai penemuan dan teknik baru pun mulai ditemukan untuk
kesehatan gigi dan mulut. Para ilmuwan dan dokter gigi telah berusaha
menemukan bahan-bahan yang biokompatibel dan cocok untuk tubuh manusia
serta bersifat tahan lama. Dengan demikian, produk yang dihasilkan dapat
memberikan manfaat secara maksimal.
Ilmu bahan kedokteran gigi melibatkan studi tentang komposisi dan
sifat-sifat bahan dan cara mereka berinteraksi dengan lingkungan di mana
mereka ditempatkan. Pemilihan bahan untuk setiap aplikasi yang diberikan
dengan demikian dapat dilakukan dengan keyakinan dan penilaian yang baik.
Dokter gigi menghabiskan banyak bahan penanganan karir profesionalnya dan
keberhasilan atau kegagalan berbagai bentuk perawatan tergantung pada
pemilihan bahan yang tepat yang memiliki sifat yang memadai,
dikombinasikan dengan manipulasi yang cermat.4

1
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.
4
McCabe JF, Walls AWG. Applied Dental Materials. 9t th Ed. Munksgaard: Blackwell. 2008.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan dan sejarah bahan-bahan kedokteran gigi ?
2. Apa saja macam-macam bahan kedokteran gigi ?
3. Apa saja sifat-sifat bahan kedokteran gigi ?

1.3 Tujuan Penulisan


Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas biomaterial topik 1
tentang “Perkembangan Sejarah dan Sifat Bahan-bahan Kedokteran Gigi”
serta bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang
Perkembangan Sejarah dan Sifat Bahan-bahan Kedokteran Gigi serta
Macam-Macam dan Sifat Bahan-Bahan Kedokteran Gigi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Sejarah Bahan-Bahan Kedokteran Gigi


Kedokteran gigi sebagai spesialisasi diyakini telah dimulai sekitar
3000 SM. Pita dan kawat emas digunakan oleh orang Fenisia (setelah 2500
SM). Sekitar 700 SM, bangsa Etruria telah mengukir gading atau tulang
untuk membuat gigi tiruan sebagian yang diikat ke gigi alami dengan
menggunakan kabel atau pita emas, yang digunakan untuk menempatkan gigi
yang diekstraksi sebagai pengganti gigi yang hilang.1
Bukti terdokumentasi paling awal dari bahan implan gigi dikaitkan
dengan bangsa Etruria pada 700 SM. Sekitar 600 M, orang Maya
menggunakan implan yang terdiri dari segmen kerang yang ditempatkan di
soket gigi anterior. Inlay emas yang dipalu dan inlay batu atau mineral
ditempatkan untuk tujuan estetika atau ornamen tradisional oleh bangsa Maya
dan kemudian suku Aztec. Suku Inca melakukan mutilasi gigi menggunakan
emas tempa, tetapi bahan tersebut tidak ditempatkan untuk tujuan dekoratif.1

1
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.

3
Gambar 1. Rahang orang Maya dengan batu dan dekorasi inlay logam masih utuh di gigi. Anusavice KJ, Phillips'
science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.

Gambar 2. Mandibula ini, tertanggal 800 M, ditemukan di Honduras. Gambar ini menunjukkan tiga gigi seri
implan yang terbuat dari kerang yang diukir. Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed.
Missouri: Elsevier, 2013.

4
1
Karies pada gigi telah direstorasi dari zaman kuno hingga abad ke
delapan belas dengan berbagai bahan termasuk kepingan batu, gading, gigi
manusia, resin terpentin, gabus, gusi, dan foil logam (timah dan timah).
Kedokteran gigi modern dimulai pada tahun 1728, ketika Fauchard
menerbitkan sebuah risalah yang menggambarkan banyak jenis restorasi gigi,
termasuk metode untuk membuat gigi palsu buatan yang terbuat dari gading.1

Gambar 3. Pierre Fauchard (1678-1761), dikenal sebagai bapak kedokteran gigi modern. Anusavice KJ, Phillips'
science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.

Dengan menggunakan serbuk kikiran dari koin perak dicampur


dengan merkuri, Taveau, di Perancis, mengembangkan apa yang
kemungkinan merupakan amalgam gigi pertama pada tahun 1816.
Crawcour bersaudara, yang beremigrasi dari Perancis ke Amerika
Serikat, memperkenalkan tambalan amalgam Taveau pada tahun 1833;
Namun, para lulusan Baltimore Dental College kemudian bersumpah
untuk tidak menggunakan amalgam dalam praktik mereka. Banyak

11
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.

5
dokter gigi mengkritik buruknya kualitas restorasi amalgam awal.
Kontroversi ini menyebabkan "perang amalgam" dari tahun 1840
hingga 1850, di mana terjadi perdebatan sengit tentang manfaat dan
kelemahan amalgam gigi. Penelitian tentang formulasi amalgam dari
tahun 1860-an hingga 1890-an sangat meningkatkan sifat penanganan
dan kinerja klinis bahan pengisi amalgam. Pada tahun 1895, Black
mengusulkan persiapan rongga standar dan proses pembuatan untuk
produk amalgam gigi.1
Duchateau, seorang apoteker Prancis, dan de Chemant, seorang
dokter gigi, merancang suatu proses pada tahun 1774 untuk
memproduksi gigi tiruan porselen keras yang tahan pembusukan.
Pada tahun 1789 de Chemant mematenkan versi yang lebih baik dari
gigi porselen "pasta mineral" ini. Inlay porselen diperkenalkan segera
sesudahnya, pada awal 1800-an. Namun, ikatan porselen dengan
logam tidak sepenuhnya dimurnikan untuk mahkota logam-keramik
sampai pertengahan 1900-an.1
Evans (1836) menyempurnakan metode pengukuran akurat di
mulut. Namun, baru pada tahun 1839 penemuan Charles Goodyear
mengenai karet vulkanisir berbiaya rendah memungkinkan gigi palsu
dicetak secara akurat agar sesuai dengan mulut. Basis gigi tiruan karet
yang divulkanisir yang menahan gigi tiruan meningkatkan permintaan
untuk pemasangan gigi tiruan yang akurat dengan biaya yang cukup
rendah. Sejak 1839 basis gigi tiruan telah maju dalam kualitas melalui
penggunaan resin akrilik dan logam cor. Pada tahun 1935, resin
akrilik terpolimerisasi diperkenalkan sebagai bahan dasar gigi tiruan
untuk mendukung gigi tiruan.1

1
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.

6
Sebelum abad ke-20, karena teknologi yang tidak memadai dan
kurangnya listrik, tambalan memiliki kualitas yang agak buruk dan
tidak sesuai dengan gigi. Namun, pada tahun 1907, Taggert
mengembangkan metode yang lebih halus untuk memproduksi cast
inlay. Cast alloy diperkenalkan kemudian di abad ke-20, dan
mengembangkan teknologi ini lebih jauh. Titanium murni komersial,
paduan mulia, dan paduan logam dasar dari nikel-kromium, kobalt-
kromium, atau kobalt nikel-kromium sekarang tersedia untuk
digunakan dalam produksi cast inlay, onlay, mahkota, dan kerangka
kerja untuk gigi palsu all-metal atau logam-keramik tetap dan untuk
gigi palsu yang bisa dilepas.1
Interaksi bahan dengan jaringan mulut menjadi semakin
penting dalam evaluasi bahan-bahan ini, sebagaimana ditunjukkan
oleh penerimaan sementara oleh Council on Dental Materials and
Devices pada November 1971 mengenai praktik standar yang
direkomendasikan untuk evaluasi biologis bahan gigi. Serangkaian
buku pegangan juga telah diterbitkan untuk meninjau pengetahuan saat
ini tentang biokompatibilitas bahan kedokteran gigi. 2
Banyak kemajuan dalam biomaterial selama abad ke-20 terjadi
pada tahun 1950. Kemajuan ini termasuk pemotongan berkecepatan
tinggi, carbide bur, sistem metal-ceramic, bahan impresi elastomer,
komposit bahan kimia dan cahaya, dll.2

2.2 Macam-Macam dan Sifat-Sifat Bahan Kedokteran Gigi


Bahan atau material kedokteran gigi bisa termasuk kedalam
beberapa kelas berikut yaitu:

1
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.
2
Powers JM, Sakaguchi RL, Craig's Restorative Dental Material, 12th Ed. London: Elsevier, 2006.

7
1. Logam
2. Keramik
3. Polimer
4. Komposit
Secara umum, polimer, semen, dan komposit digunakan baik
untuk aplikasi preventif maupun restoratif. Beberapa produk tersebut
mampu melepaskan agen diagnostik atau terapeutik atas dasar
perilisan terkontrol untuk mendukung perawatan pencegahan bagi
populasi yang berisiko mengalami karies gigi. Logam murni jarang
digunakan untuk aplikasi dental, meskipun titanium murni komersial
dapat digunakan untuk membuat implan gigi, inlay, onlay, mahkota
(crown), dan jembatan (bridge). Emas murni dalam bentuk foil dapat
digunakan untuk membuat restorasi gigi (penambalan) langsung pada
gigi, tetapi teknik tersebut jarang digunakan saat ini.1

2.2.1 Sifat Bahan Kedokteran Gigi


2.2.1.1 Sifat Mekanik
Sifat mekanik adalah suatu kemampuan bahan
untuk membawa atau menahan gaya atau tekanan dan
energi.3
Kebanyakan aplikasi material di kedokteran gigi
memiliki persyaratan properti mekanis minimum.
Misalnya, material tertentu harus cukup kuat dan kuat
untuk tahan terhadap tekanan gigitan tanpa retakan.
Yang lain harus cukup kaku untuk mempertahankan
bentuk tubuhnya di bawah muatan. Sebagaimana ikatan

11
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.
3
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas. Dental Material I. Padang. 2014.

8
yang kuat pada bahan pada umumnya dicirikan oleh
hubungan stres yang mudah terjalin dengan
menggunakan mesin penguji. Sebelum
mempertimbangkan berbagai jenis eksperimen yang
bisa dilakukan dan relevansi data yang diperoleh,
adalah penting untuk mengecilkan istilah stres dan
ketegangan.4
Stress atau tekanan adalah gaya per unit daerah
yang bekerja pada berjuta-juta atom atau molekul pada
bidang tertentu suatu bahan, kecuali untuk keadaan
melengkung tertentu. Contohnya dengan empat titik
tekukan dan bentuk tertentu dari objek tidak seragam,
tekanan umumnya berkurang sebagai fungsi jarak dari
daerah gaya atau tekanan yang diaplikasikan. Ketika
gaya dari luar bekerja pada benda padat, muncul reaksi
yang menentang kekuatan ini yang ukurannya sama
namun berlawanan arah dengan kekuatan eksternal.
Gaya atau tekanan yang dihasilkan dalam bahan
material padat sama dengan kekuatan fisik dibagi
dengan luas daerah dimana gaya tersebut bekerja. Suatu
tekanan harus didefinisikan menurut jenis dan
besarnya. Berdasarkan arah aplikasi gaya, dapat
diklasifikasikan tiga jenis tekanan, yaitu tensile stress,
compressive stress, dan shear stress. Keadaan tekanan
kompleks yang dihasilkan oleh gaya melengkung atau
mengungkit ada pada tekanan melengkung.1

1
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013
4
McCabe JF, Walls AWG. Applied Dental Materials. 9tth Ed. Munksgaard: Blackwell. 2008.

9
1. Tensile Stress
Tensile Stress atau tekanan tarik
disebabkan oleh suatu benda yang
cenderung meregangkan atau
memperpanjang suatu benda. Tekanan
tarik selalu disertai dengan regangan
tarik. Ada beberapa tekanan tarik murni
pada kedokteran gigi dan komponen-
komponen tekanan tarik dapat
ditemukan bila struktur bersifat lentur
meskipun beban kompresi di
aplikasikan.

2. Compressive Stress
Bila suatu benda ditempatkan di
bawah beban yang cenderung menekan
atau memendekkannya, ketahanan
internal terhadap beban tersebut disebut
tekanan kompresi. Untuk menghitung
tekanan tarik dan tekanan kompresi,
gaya yang diaplikasikan dibagi dengan
potongan melintang tegak lurus dengan
arah gaya.
3. Shear Stress
Suatu tekanan geser cenderung
menahan pergeseran dari satu bagian
suatu benda ke yang lain. Tekanan geser
dapat juga dihasilkan dengan gerak

10
memutar atau memilin suatu
bahan.Misalnya bila suatu gaya
diaplikasikannya sepanjang permukaan
email gigi oleh suatu instrumen berujung
tajam, sejajar terhadap pertemuan antara
email dan braket ortodontik, braket
tersebut bisa juga terlepas karena
kegagalan tekanan geser dari bahan
perekat resin. Tekanan geser dihitung
dengan membagi gaya dengan daerah
sejajar terhadap arah gaya.1

Gambar 1: Tekanan pada mahkota jembatan 3 unit oleh gaya melengkung (p). Tekanan pada mahkota jembatan
cantilever 2 unit terlihat pada B. Perhatikan bahwa tekanan tarik terjadi pada sisi gingival di mahkota jembatan
3 unit dan pada sisi oklusal di mahkota jembatan cantilever.Anusavice KJ. Phillips' Science of Dental Materials.
12th Ed. Missouri: Elsevier. 2013.

1
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.

11
Gambar 2: Model atom yang menggambarkan deformasi geser elastik (A) dan deformasi geser plastik
(B).Anusavice KJ. Phillips' Science of Dental Materials. 12th Ed. Missouri: Elsevier. 2013.

2.2.1.2 Sifat Mekanik Berdasarkan Perubahan Elastik

Ada beberapa sifat dan parameter mekanis


penting yang mengukur sifat deformasi elastik atau
reversible bahan kedokteran gigi. Parameter tersebut
adalah modulus elastik (Modulus Young atau modulus
elastisitas), modulus young dinamik (ditentukan dengan
mengukur kecepatan gelombang ultrasonik), modulus
geser, fleksibilitas, resilien dan rasio Poisson. Sifat lain
yang ditentukan dari tekanan pada ujung daerah elastik
dari titik tekanan regangan dan pada awal daerah
deformasi plastik (batas kesetimbangan, batas elastik
dan kekuatan luluh).1

1. Modulus Elastik (Modulus Young atau


Modulus Elastisitas)

1
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.

12
Istilah modulus elastik
menggambarkan kekerasan atau kekakuan
relatif dari suatu bahan,yang diukur dengan
lereng miring daerah elastic dari diagram
tekanan-regangan.

2. Modulus Young Dinamis

Modulus elastik dapat diukur dengan


metode dinamis serta teknik statik yang
telah dibahas karena kecepatan suara
melalui benda padat dapat diukur dengan
gelombang transduser ultrasonik
longitudinal dan transversal serta penerima
yang tepat. Berdasarkan pada kecepatan dan
kepadatan suatu bahan, modulus elastik dan
rasio poisson dapat ditentukan. Metode
penentuan modulus elastik dinamis tidak
begitu sulit dibandingkan dengan uji
kompresi dan uji tarik konvensional tetapi
nilai tersebut seringkali lebih tinggi
dibandingkan nilai yang diperoleh dari
pengukuran statis.

3. Fleksibilitas

Ada keadaan yang membutuhkan


regangan atau deformasi yang lebih besar
pada tekanan sedang atau kecil. Sebagai
contoh, pada piranti ortodonti sebuah pegas

13
seringkali dibengkokkan cukup jauh
dibawah pengaruh tekanan kecil. Pada
keadaan tersebut, struktur dianggap fleksibel
dan mempunyai sifat fleksibilitas.
Fleksibilitas maksimal adalah regangan
yang terjadi ketika bahan ditekan sampai
batas kesetimbangannya.

4. Resilien

Jarak antara atom-atom meningkat,


energi internal meningkat. Sejauh tekanan
tidak lebih besar dibandingkan batas
kesetimbangannya, energi ini disebut
resilien. Istilah resilien populernya
dihubungkan dengan “kepegasan”,
meskipun hal ini berkonotasi lebih luas lagi.

5. Rasio Poisson

Bila suatu gaya tarik diaplikasikan


pada benda, benda tersebut menjadi lebih
panjang dan lebih tipis. Sebaliknya gaya
kompresi dapat membuat suatu benda lebih
pendek tetapi lebih tebal. Bila suatu tekanan
tarik aksial, Sz pada daerah Z (sumbu
panjang vertikal) dari suatu sistem koordinat
tegak lurus xyz menghasilkan suatu
regangan tarik elastik dan menyertai
kontraksi elastik pada arah x dan y, rasio

14
dari Ix/ I2 atau Iy/Iz adalah sifat teknis suatu
bahan yang disebut rasio Poisson (n).

6. Strength (Sifat kekuatan)

Kekuatan adalah tekanan yang dapat


menyebabkan fraktur atau sejumlah
deformasi plastik tertentu. Kekuatan suatu
bahan dapat digambarkan dengan satu atau
lebih sifat berikut:

1. Batas Kesetimbangan,
tekanan yang bila
melebihi nilai tersebut
tidak lagi seimbang
dengan regangan.
2. Batas Elastik, tekanan
maksimal yang dapat
ditahan suatu bahan
sebelum bahan tersebut
mengalami deformasi
plastik.
3. Kekuatan luluh atau
bahan tekanan , tekanan
yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu
regangan plastik tertentu.
4. Kekuatan tarik puncak,
kekuatan geser, kekuatan

15
kompresi dan kekuatan
fleksural, masing-masing
adalah ukuran tekanan
yang diperlukan untuk
mematahkan bahan.
Kekuatan bukanlah suatu
ukuran dari daya tarik
atau antar atom,
melainkan suatu ukuran
gaya antar-atom bersama-
sama pada keseluruhan
kawat, silinder, implant,
mahkota tiruan, pajak
atau struktur apapun yang
terkena tekanan.1

2.2.1.3 Sifat Fisik


Sifat fisik didasarkan pada hukum mekanik, akustik,
optik, termodinamika, listrik, magnetisme, radiasi, struktur
atom, dan fenomena nuklir. Corak, nilai, dan kroma
berhubungan dengan warna dan persepsi dan sifat fisik
berdasarkan hukum optik yang merupakan ilmu pengetahuan
yang berkaitan dengan fenomena cahaya, penglihatan.
Konduktivitas termal, diffusivity, dan ekspansi adalah sifat fisik
berdasarkan hukum termodinamis.
Sifat kimia berdasarkan pada cara-cara di mana
interaksi zat berinteraksi, menggabungkan, dan berubah,

1
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.

16
seperti dikendalikan oleh elektron orbital luar mereka.
Elektron-elektron bagian luar bertanggung jawab untuk
mengikat atom dalam molekul-molekul dan untuk mengikat
sifat-sifat listrik, panas, optik, dan magnetis dari benda padat.
Sebagai contoh, sifat fisik ekspansi warna dan panas
khususnya penting bagi pembuatan keramik gigi. Aliran dan
viskositas (resistensi cairan ke aliran) adalah sifat penting dari
material. Creep (perubahan lambat di bawah muatan statis)
berhubungan dengan kinerja klinis amalgam. Noda dan korosi
adalah sifat elektrokimia yang sangat mempengaruhi kinerja
logam dan logamnya.1

2.2.1.4 Sifat Elektrokimia


Kedokteran gigi menggunakan berbagai macam logam
untuk restorasi dan peralatan prostetik. Kinerja klinis yang
sukses dan ketahanan jangka panjang yang memerlukan cukup
zat anti karat di lingkungan mulut.
Korosi adalah proses elektrokimia dan tergantung pada
kemampuan untuk melakukan arus listrik, baik melalui
elektron bebas dalam logam atau melalui ion dalam larutan.
Sikap korosi dan pengaruhnya terhadap daya tahan dan
penampilan merupakan cara utama yang digunakan untuk
mempengaruhi jaringan oral. Nyeri pulpal yang disebabkan
oleh arus listrik yang dihasilkan ketika dua logam berbeda
dibawa ke kontak, dikenal sebagai shock galvanic . Efek
elektrokimia yang paling penting adalah beracun dan alergi
jika ion logam yang dilepaskan oleh korosi, yang mungkin
mempengaruhi jaringan di dekatnya maupun organ-organ jauh.
1
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.

17
Dalam kebanyakan kasus, sifat karat tidak diinginkan, namun
sedikit zat korosi pada pinggir amalgam gigi mungkin
bermanfaat, karena produk korosi cenderung menutupi celah
marginal dan menghambat keluarnya cairan mulut dan bakteri.
Lingkungan oral sangat kondusif untuk melakukan aksi
elektrokimia. Suhu ini hangat, lembab, dan sering mengalami
fluktuasi suhu dan pH. Maka, pemahaman tentang korosi dan
sifat elektrokimia yang mendasarinya sangat penting untuk
mengendalikan dampak elektrokimia dan dengan demikian
mengurangi korosi dan korosi yang memicu masalah dalam
kedokteran gigi.1

BAB III
PENUTUP
Dalam bab terakhir ini akan diajukan sebagai penutup dari seluruh uraian
laporan mengenai masalah-masalah yang telah dibahas dalam bab-bab sebelumnya.
Selanjutnya dalam bab ini juga, dengan segala keterbatasan yang ada pada tim penulis
akan disampaikan beberapa kesimpulan mengenai Perkembangan Sejarah dan Sifat
Bahan-Bahan Kedokteran Gigi.

3.1 Kesimpulan

1
Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri: Elsevier, 2013.

18
Kedokteran gigi sebagai spesialisasi diyakini telah dimulai sekitar
3000 SM. Pita dan kawat emas digunakan oleh orang Fenisia (setelah 2500
SM). Menurut sejarah, berbagai macam material telah digunakan sebagai
mahkota gigi dan penggantian akar gigi, seperti gigi binatang, tulang, gigi
manusia, gading, kerang laut, keramik, dan logam.
Kedokteran gigi modern dimulai pada tahun 1728, ketika Fauchard
menerbitkan sebuah risalah yang menggambarkan banyak jenis restorasi gigi,
termasuk metode untuk membuat gigi palsu buatan yang terbuat dari gading.
Sebelum abad ke-20, karena teknologi yang tidak memadai dan
kurangnya listrik, tambalan memiliki kualitas yang agak buruk dan tidak
sesuai dengan gigi.
Bahan atau material kedokteran gigi bisa termasuk kedalam beberapa
kelas berikut yaitu logam, keramik, polimer, komposit. Agar dapat berfungsi
optimal bahan kedokteran gigi harus memiliki sifat mekanik, sifat fisik, dan
sifat elektrikimia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anusavice KJ, Phillips' science of dental materials, 12th Ed. Missouri:


Elsevier, 2013.
2. Powers JM, Sakaguchi RL, Craig's Restorative Dental Material, 12th Ed.
London: Elsevier, 2006.
3. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Andalas. Dental Material I. Padang.
2014.
4. McCabe JF, Walls AWG. Applied Dental Materials. 9tth Ed. Munksgaard:
Blackwell. 2008.

19

Anda mungkin juga menyukai