Disusun Oleh:
drg. Putri Rejeki, SKG
NIK. 1987100920181123001
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
rahmat dan tuntunan dari-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban
penulis dalam menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Sifat Fisik, Mekanik, dan
Macam-Macam Uji Dental Material” tepat waktu dan sesuai rencana.
Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk memenuhi
penugasan pada Program Studi Sarjana Kedokteran Gigi dan Profesi Dokter Gigi
FK Universitas Udayana. Tentunya dalam penulisan karya ilmiah ini tidak lepas
dari dukungan semua pihak, dengan memberikan saran maupun pendapatnya.
Untuk itu penulis ucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada yang
terhormat:
Disadari sepenuhnya bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari
sempurna. Karena keterbatasan pengetahuan dari penulis, maka dari itu diharapkan
saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi sempurnanya karya ilmiah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
mengenai bahan-bahan kedokteran gigi tentunya tidak bisa terlepas dari suatu
struktur unsur. Struktur unsur yang dimaksud di sini adalah sifat fisik dan
Pada karya ilmiah ini penulis akan membahas mengenai sifat mekanis dan
juga sifat fisik dari dental material. Dalam makalah ini pula kami juga berusaha
untuk mengidentifikasi apa saja yang terkait dengan sifat-sifat fisik dan
mekanik tersebut. Adapun yang dimaksud dengan sifat fisik merupakan segala
aspek dari suatu objek atau zat yang dapat diukur atau dipersepsikan tanpa
mengubah identitasnya. Dimana dalam makalah ini sifat fisik yang dijelaskan
adalah sifat termofisika dan abrasi. Adapun yang dimaksud dengan sifat
mekanik adalah suatu kemampuan bahan untuk membawa atau menahan gaya
dan energi. Sifat mekanis sendiri dibedakan menjadi dua yaitu sifat mekanis
macam uji dental material, dimana dental material yang digunakan harus
memenuhi standar yang dikeluarkan oleh ADA, ISO, FDI, dan lain-lain. Setiap
(Ananda AS, dkk. 2014). Oleh karena itu, pada karya ilmiah ini tidak hanya
membahas tentang sifat fisik dan mekanik dari dental material tetapi juga
kedokteran gigi
dental material dan mengetahui material apa saja yang digunakan dalam
guncangan termal dan trauma. Dalam keadaan lain, seperti dengan basis gigi
panas tertentu diharapkan dapat menyampaikan sensasi panas dan dingin yang
terkait dengan makanan dan minuman. Atribut seperti itu diatur oleh sifat-sifat
konduktivitas termal dan kegunaan termal. Kategori lain dari perilaku termal
berbeda dari jaringan keras yang berdekatan, kegagalan marjinal dan kebocoran
zat mengirimkan energi panas, dan sebaliknya. Jika gradien termal tidak
berubah, konduktivitas termal adalah ukuran panas yang ditransfer. Namun, jika
gradien suhu berubah seiring waktu, yang mana tidak mungkin terjadi di dalam
mulut, kegunaan termal akan menentukan jumlah panas yang ditransfer dan,
menyebar melalui suatu objek ketika satu permukaan dipanaskan. Ini dihitung
dari konduktivitas termal dibagi dengan produk kepadatan dan kapasitas panas.
Bahan dengan kepadatan tinggi dan panas spesifik tinggi kemungkinan akan
memiliki kegunaan termal yang rendah. Bahan semacam itu mengubah suhunya
sangat lambat. Kapasitas panas yang rendah dan konduktivitas termal yang
restorasi resin komposit, dan menyiapkan mahkota dan jembatan dari logam-
keramik. Restorasi gigi dapat memuai atau berkontraksi lebih dari gigi selama
berdekatan dengan restorasi, atau restorasi dapat terlepas dari gigi. (Anusavice
KJ, 2004).
tertentu, seperti satu merek logam tuang dengan merek lain jenis logam tuang
campuran yang sama. (Anusavice KJ, 2004). Keausan terjadi apabila dua buah
benda yang saling menekan dan saling bergesekan. Keausan yang lebih sering
terjadi pada bahan yang lebih lunak. (Dwitarina W, Yusuf Kaelani. 2012).
menahan tekanan.
tekanan gigit pada pasien tidak dapat diperhitungkan secara pasti, namun
e. Komposisi cairan
f. Perubahan suhu
h. Ketidak teraturan permukaan gigi, seperti adanya alur (groove), ceruk (pit),
mungkin jenis abrasi tertentu dimana bahan akan digunakan secara in vivo.
Sebagai contoh, suatu cairan berada pada ruang di antara dua lempeng metal,
lempeng bawah tidak dapat bergerak dan lempeng atas digerakkan dengan
kecepatan (V) tertentu, suatu gaya (F) diperlukan untuk mengatasi tarikan yang
gaya friksi internal dalam cairan. Setiap bahan kedokteran gigi mempunyai
kekentalan adalah Poise atau dyne sec/cm². Kekentalan dari kebanyakan cairan
pada perubahan wujud sebelumnya dari cairan. Suatu jenis cairan yang menjadi
kurang kental dan lebih cair di bawah tekanan, disebut tiksotropik. Pasta
profilaksis gigi, plaster, semen resin, dan beberapa bahan cetak adalah
membuat bahan tidak mengalir dari sendok cetak sampai dapat diletakkan
diatas jaringan mulut, sedang pasta proflaksis tidak mengalir dari mangkuk
tinggi dalam beberapa dekade terakhir ini. Sebagai contoh, pencarian bahan
restorasi untuk tujuan umum yang ideal, bahan pengisi langsung dan bahan
restorasi sewarna gigi adalah suatu tantangan dalam berbagai penelitian bahan
oleh mata manusia. Mata sensitif terhadap panjang gelombang lebih kurang 400
(ungu) sampai 700 nm (merah gelap). Intensitas cahaya yang dipantulkan dan
menentukan sifat penampilan (corak, nilai dan kroma). Agar suatu obyek dapat
dari sumber dari luar. Cahaya biasanya plikromatik, yaitu beberapa campuran
cahaya. Mata dapat membedakan antara warna yang terlihat berdampingan pada
permukaan halus atau tidak teratur, baik melengkung ataupun datar. Sistem
warna Munsell merupakan suatu system untuk menyesuaikan warna gigi tiruan
dengan warna asli dalam kedokteran gigi. Untuk menetapkan suatu warna tanpa
kesalahan perlu digunakan tiga parameter yaitu hue, chroma, dan value yang
identifikasi dan perbedaan dari suatu warna terhadap warna yang lainnya.
Merah adalah hue, demikian juga kuning, biru dan warna lain yang telah
diketahui namanya. Salah satu warna dapat dicampur dengan warna lain sebagai
warna tambahan dan dapat dicapai dalam variasi warna yang berkelanjutan dari
satu warna terhadap warna yang lainnya. Contohnya, merah dan kuning
dicampur dalam suatu proporsi untuk mendapatkan seluruh hue dari merah
mendesain 10 sektor hue yaitu R, YR, Y, GY, G, BG, B, PB,P, dan PR. R untuk
untuk hijau, BG untuk hijau-biru, B untuk biru, PB untuk biru-ungu dan P untuk
ungu.
Chroma adalah suatu kualitas yang membedakan warna yang kuat dari satu
warna yang lemah. Chroma merupakan intensitas warna yang memisahkan hue
digambarkan pada awalnya. Jika warna memiliki konsentrasi yang kuat pada
dengan warna gelap. Hal ini dapat dipengaruhi oleh jarak antara objek dan
sumber cahaya. Objek akan terlihat terang bila objek tersebut dekat dengan
sumber cahaya dan objek akan terlihat lebih gelap bila jauh dari sumber cahaya.
Skala value diukur dari angka 0-10 yang artinya angka 0 untuk hitam dan 10
untuk putih. Warna gelap dapat diistilahkan dengan value yang rendah dan
berhubungan dengan energi dan kekuatan serta efeknya. Jadi semua sifat
Salah satu faktor penting dalam membuat protesa gigi adalah kekuatan,
fungsi yang dimaksudkan secara efektif, aman dan untuk jangka waktu yang
(regangan plastik). Deformasi plastik terjadi ketika batas tekanan elastis dalam
protesa dilampaui. Pada faktor akhir jumlah tekanan, landasan konsep dari
meningkatkan atau mengurangi resistensi fraktur pada rongga mulut harus sudah
kegagalan klinis yang dapat dikaitkan dengan material, kesalahan dokter gigi,
dengan sifat mekanik dari material prostetik. Sifat mekanis adalah respons
terukur, baik elastis (dapat kembali saat gaya dihilangkan) dan plastik (tidak
dapat balik) dari bahan di bawah gaya yang diterapkan, distribusi gaya, atau
modulus elastisitas)
kekuatan luluh.
molekul dalam suatu bidang material tertentu. Kecuali untuk situasi flexural
dengan fungsi jarak dari daerah yang diterapkan gaya atau tekanan. Dalam
kedokteran gigi, terdapat beberapa jenis tekanan yang berkembang menurut sifat
gaya yang diterapkan dan bentuk objek. Termasuk tekanan tarik, tekanan geser,
dan tekanan tekan. Kekuatan dari material didefinisikan sebagai tekanan rata-
rata di mana suatu bahan mulai menunjukkan sejumlah deformasi plastis tertentu
atau di mana fraktur terjadi dalam spesimen uji dengan bentuk dan ukuran yang
sama. Kekuatan tergantung pada beberapa faktor termasuk (1) strain rate, (2)
bentuk benda uji, (3) permukaan akhir (yang mengontrol ukuran relatif dan
jumlah kerusakan permukaan), dan (4) lingkungan di mana suatu material diuji.
Namun, kekuatan klinis dari bahan brittle (seperti keramik, amalgam, komposit,
dan semen) mungkin tampak rendah ketika kerusakan besar muncul atau jika
terdapat area yang menjadi pusat tekanan karena desain prostetik yang tidak
tepat. Di bawah kondisi ini, prostesis dapat mengalami fraktur karena gaya yang
a. Tensile Stress
Tekanan tarik disebabkan oleh beban yang menyebabkan regangan atau
tekanan yang kompleks ini. Dalam fixed prostodontics, sticky candy dapat
b. Compressive Stress
Jika benda diberikan beban ke bawah maka akan cenderung untuk memadat
regangan tekan. Untuk menghitung tekanan tarik atau tekanan tekan, gaya
yang diterapkan dibagi oleh luas penampang tegak lurus terhadap arah gaya.
c. Shear Stress
Tekanan geser (shear stress) cenderung menahan geseran atau putaran dari
satu bagian. Tekanan geser juga bisa dihasilkan oleh aksi memutar pada
email gigi oleh instrumen yang sejajar antara enamel dan braket ortodontik,
braket dapat mengalami debond oleh kegagalan tekanan geser dari agen
luting resin. Tekanan geser dihitung dengan membagi gaya oleh daerah
Tekanan lentur (bending stress) dihasilkan oleh tiga unit ridge atau fixed
partial denture (FPD) dan dua unit kantilever FPD. Tekanan ini dihasilkan
oleh kekuatan lentur dalam peralatan gigi dengan: (1) dengan menargetkan
struktur seperti FPD ke tiga titik pembebanan, di mana titik akhir ditetapkan
dan gaya diterapkan antara titik akhir ini (2) dengan menargetkan struktur
kantilever hanya pada satu ujung ke beban di sepanjang bagian mana pun
dari bagian yang tidak terbebani. Juga, ketika pasien menggigit suatu objek,
gigi anterior menerima gaya yang pada suatu sudut ke sumbu panjangnya,
regangan elastis atau regangan plastis yaitu modulus elastis (juga disebut
fleksibilitas, ketahanan, dan rasio Poisson. Sifat-sifat lain yang ditentukan dari
tekanan pada ujung bagian tekanan-regangan atau dalam deformasi plastik awal
a. Modulus Elastis
kawat ortodontik stainless steel yang telah mengalami gaya tarik. Kekuatan
tarik, kekuatan luluh (yield) (0,2% offset), batas proporsional, dan modulus
elastis ditunjukkan pada gambar. Angka ini menunjukkan plot tekanan yang
Modulus elastis dapat diukur dengan metode dinamis serta statis. Karena
kecepatan suara yang berjalan melalui benda padat dapat dengan mudah
c. Fleksibilitas
Dalam kasus peralatan kedokteran gigi dan restorasi gigi, nilai tinggi untuk
keadaan semula ketika gaya dilepaskan) adalah persyaratan bahan dari apa
elastisitas yang cukup tinggi juga diinginkan, karena hanya deformasi kecil
yang akan berkembang di bawah tekanan yang cukup besar, seperti dalam
kasus inlay atau material cetak. Fleksibilitas maksimum didefinisikan
sebagai regangan lentur yang terjadi ketika material ditekankan pada batas
proporsionalnya.
d. Ketahanan (Resistensi)
tekanan tidak lebih besar dari batas proporsional, energi ini dikenal sebagai
jumlah energi yang diserap dalam volume satuan struktur ketika ditekankan
skala yang sama. Bahan dengan area elastis yang lebih besar memiliki
menyebabkan deformasi elastis dan plastis material. Ini adalah ukuran dari
kekuatan dan ductility. Semakin besar kekuatan dan semakin tinggi ductility
bahan ini dapat bertahan sebelum sejumlah deformasi atau fraktur plastis
(malleability). Emas adalah logam murni yang paling ductile dan mudah
dibentuk, dan perak adalah yang kedua. Daktilitas adalah deformasi plastis
maksimum yang dapat ditahan material saat diregangkan pada suhu kamar.
Ini sangat penting dari sudut pandang kedokteran gigi. Besarannya dapat
d. Hardness
Istilah hardness sulit didefinisikan. Dalam mineralogi, hardness relatif
permukaan bahan dari kekuatan yang diterapkan dari titik yang tajam atau
hasil partikel abrasif dari interaksi banyak sifat. Di antara sifat-sifat yang
kubus yang sama ukurannya. Kubus gipsum kemudian diletakan pada alat
mengatur tekanan awal pada mesin yang akan meningkat dengan waktu dan
sebagai berikut :
Tekanan awal Waktu Tekanan Tekanan akhir
Dapat dilihat saat gipsum diberikan tekanan kompresi awal yang paling
rendah yaitu 420 kgf/cm2 atau 6000 Psi memerlukan waktu 108, 6 detik untuk
mengalami deformasi pada tekanan tertinggi 636 kgf/cm2 yang dapat ditahan
560 dengan tekanan awal 560 kgf/cm2 atau 8000 Psi memerlukan waktu 120,8
detik untuk mengalami deformasi pada tekanan tertinggi 729 kgf/cm2 yang
dapat ditahan dan tekanan akhir langsung turun menjadi 85,9 kgf/cm2.
Sedangkan gipsum 630 yang diberikan tekanan awal 630 kgf/cm2 atau 9000
Psi dan waktu 123,4 detik untuk deformasi pada tekanan tertinggi 763 kgf/cm2
yang dapat ditahan dan tekanan kompresi yang mampu ditahan langsung turun
menjadi 49 kgf/cm2.
gipsum tidak dapat kembali lagi ke bentuk awal setelah tekanan dilepaskan
3.1 Kesimpulan
Sifat Termofisika terjadi ketika bahan restorasi ditempatkan di dalam rongga
yang dalam, panas yang ditransmisikan ke pulpa gigi vital harus dibatasi
tiga bagian, yaitu Konduktivitas Termal, Difusivitas Termal, dan Koefisien dari
pembuangan ekstan. Abrasi atau yang sering disebut sebagai keausan atau
gigi.
Sifat mekanik didefinisikan oleh hukum mekanika, yaitu ilmu fisik yang
terutama pada badan-badan bukan pada hal dinamis yang bergerak. Jadi semua
sifat mekanis adalah ukuran ketahanan material terhadap deformasi atau fraktur
Sifat mekanis dari dental material sangat penting. Salah satu sifat mekanis
tekanan resistensi internal terhadap beban. Dalam video dapat dilihat dental
3.2 Saran
Makalah ini dapat dijadikan sebagai literature review untuk mahasiswa
kedokteran gigi, teman sejawat dokter gigi, maupun sivitas akademika yang
ingin mengangkat materi yang sama. Dan juga, karya ilmiah ini jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu diharapkan saran dari pembaca untuk lebih
Ananda AS, dkk. 2014. Blok 1 modul 4 : “Dental Material 1”. Diakses
melalui : https://www.scribd.com/doc/287630062/Dental-Material-1 pada tanggal
16 September 2018
Anusavice, K 2003, Phillips Science of Dental Material, 7th ed, Saunders
Elsevier, China.
Anusavice KJ. Phillips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi. Edisi
10.Jakarta: EGC, 2004: 27-39
Dwi Tarina W., dan Yusuf Kaelani. 2012. Studi Eksperimental Laju
Keausan (Specific Wear Rate) Resin Akrilik dengan Penambahan Serat Penguat
pada Dental Prosthesis JURNAL TEKNIK ITS, Vol. 1, Hal. B125. [Diunduh
pada 2 September 2018]. Diakses melalui :
http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/393
Sulastri S. 2017. Prinsip Dasar Dental Material dan Jenis Bahan Tumpatan
Gigi. Diakses melalui :
https://www.google.co.id/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://bppsdmk.kemk
es.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/11/Dental_bab1-
6.pdf&ved=2ahUKEwikzeTqscTdAhWIso8KHTNKBP8QFjAAegQIAhAB&usg
=AOvVaw0RRQMMRyN3br2ZvgQa1yM6 pada tanggal 15 September 2018
Triyana D, Anis AH, dkk. 2013. Makalah Diskusi Sifat Fisik dan Sifat
Mekanis Dental Material. Diakses melalui :
https://www.scribd.com/doc/154235287/SIFAT-SIFAT-MATERIAL-
KEDOKTERAN-GIGI pada tanggal 15 September 2018