Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK 2

ILMU MATERIAL KEDOKTERAN GIGI (IMKG)

Anggota :
Raviki Afandy (175160100111028)
Moh. Bagus Mandela
Evlin Marissa Christina BR P. (175160100111026)
Fairuz Dian Sartika
Nurhikmah Mustapa (175160100111027)
Ririn

Selasa, 13 februari 2018


FASILITATOR :

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan ini dengan tepat waktu. Laporan
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas laporan praktikum ilmu material kedokteran gigi .
Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai hambatan dan kesulitan.
Namun berkat kerjasama kolega dan bimbingan berbagai pihak, penyusunan makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik. Terkait dengan hal ini, penyusun menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan tugas makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca,
sehingga dapat memperbaiki penulisan karya tulis selanjutnya. Akhir kata, semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

Perkembangan bidang kedokteran gigi bukan hanya mencakup tindakan preventif,


kuratif dan promotif, melainkan juga estetik, menyebabkan kebutuhan terhadap restorasi
estetik semakin banyak. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mendapatkan bahan
restorasi yang ideal dari sifat fisik maupun pengaplikasiannya.
Prinsip Dasar Dental Material dan Jenis Bahan Tumpatan Gigi menjelaskan :
1. Sifat-Sifat Biologis
a. Tidak mengandung racun, tidak hanya untuk pasien tetapi untuk operator/perawat
Gigi dan dokter Gigi.
b. Tidak mengiritasi rongga mulut dan jaringan sekitarnya
c. Tidak menghasilkan reaksi alergi
d. Tidak carcinogen
2. Klasifikasi Bahan
a. Yang berkontak dengan jaringan lunak di dalam mulut
b. Yang dapat mempengaruhi kesehatan/kelangsungan hidup pulpa gigi
c. Yang dipergunakan sebagai bahan pengisi saluran akar
d. Yang mempengaruhi jaringan keras gigi
e. Yang dipakai dalam laboratorium, meskipun tidak digunakan di dalam mulu tetapi
sewaktu pemakaian secara tidak sengaja dapat tertelan atau terhirup
3. Contoh Risiko Biologis
a. Beberapa komponen semen gigi bersifat asam dan menyebabkan iritasi.
b. Asam folat, dipergunakan sebagai etsa untuk enamel
c. Beberapa obat untuk jaringan periodontal mengandung serat-serat asbestos
d. Mercury dipergunakan dalam amalgam untuk tambalan gigi, uap mercury bersifat
racun.
e. Debu dan cetak alginate bias terhirup, beberapa macam bahan ini mengandung
senyawa lead timah.
f. Senyawa logam (misal, lead dan Tin) yang digunakan dalam bahan cetak
elastomer
g. Monomer yang terkandung di dalam landasan gigi tiruan akrilik dapat mengiritasi
bila jumlahnya terlalu banyak.
f. Ada beberapa puwder porselen gigi yang mengandung uranium
g. Beberapa pasien memperlihatkan reaksi alergi terhadap alloy yang mengandung
Nikel.
h. Bahan laboratorium pemakaiannya mempunyai risiko biologis, missal larutan
cyanide yang dipergunakan untuk electroplating, uap die yang terbuat dari bahan
Low fucing metal, partikel Silica di dalam bahan tanam, dan fluxe yang mengandung
fluoride.
4. Evaluasi Biologi
Acute systemic toxicity, dapat diperoleh dengan percobaan pada hewan,
misalnya tikus dan pemberian bahan dapat dilakukan dengan melalui jalur mulut atau
vena. Skin irritation, missal menggunakan tikus putih, untuk menguji adanya
erythema atau odema pada kulit Skin Sensitization, dengan mempergunakan kelinci.
Oral mucosa irritation, missal dengan menempelkan bahan pada perut tupai ( Cheek
pouches of hamsters). Mutagenisitas dan carcinogenitas, test pemakaian (in-use
test) dapat dilakukan untuk bahan tambal gigi dan bahan pengisi saluran akar
dengan mempergunakan binatang bukan pengerat, seperti monyet, anjing, kucing
atau musang). Test in vitro menggunakan teknik kultur jaringan menjadi semakin
bertambah penting. Hanya bahan yang telah dinyatakan puas setelah melalui uji
biologis yang dapat dipergunakan dalam percobaan klinis yang terkontrol.
5. Sifat-Sifat Kimia
Suatu bahan di dalam mulut harus:
a. Tidak larut dalam saliva/dalam segala macam cairan yang bias dimasukkan ke
dalam mulut.
b. Tidak luntur dan tidak berkarat
6. Sifat-sifat mekanis
Bahan-bahan yang dipergunakan untuk berbagai pemakaian kedokteran gigi
haruslah cukup kuat, cukup kaku dan keras serta tahan terhadap abrasi dll. Thermal
conductivity (penghantar panas) Jenis bahan mempunyai perbedaan dalam
penghantar panas (logam keramik/porcelain) Misal Amalgam campur emas, gigi
sensitif terhadap perubahan suhu dalam tubuh. Sifat Galvanis Listrik galvanis atau
loncatan listrik dapat terjadi karena ada 2 logam yang berbeda dalam mulut. Misal
logam aluminium sebagai mahkota tiruan sementara dan logam emas mahkota
tiruan tetap pada gigi lain.
7. Perubahan Suhu
Dibutuhkan bahan landasan gigi tiruan yang dapat meneruskan sebagian
panas ke permukaan mukosa di bawahnya, sehingga pasien yang memakai gigi
tiruan masih mempunyai sensasi terhadap makanan hangat dan dingin. Sebaliknya
bahan tambal seharusnya tidak meneruskan panas ke dalam pulpa gigi. Bahan
semen yang mempunyai sifat penghantar panas rendah digunakan untuk melindungi
pulpa.
8. Perubahan dimensi
Bahan tambal seharusnya mempunyai koefisien ekspansi termis yang sama
dengan email dan dentin. Bahan landasan gigi tiruan dan bahan gigi tiruan
seharusnya mempunyai koefisien ekspansi yang serupa, .Bahan termoplastis seperti
malam (wax) sering mempunyai koefisien ekspansi termis yang besar.
9. Sifat Lain
Estetis, missal untuk gigi tiruan dan bahan restorasi tertentu Rheologi atau
sifat flow dari bahan: dalam bentuk baku, setelah pencampuran, selama setting,
setelah jadi
10. Polimer
Semen-polyacrylic adalah suatu konstitusi semen zinc polykarboksilat dan
semen glass–ionomer Bahan Tambal-komposit Polimer yang digunakan pada
adhesive techniques Varnish mengandung resin alam seperti copal atau resin Bahan
cetak agar, alginate, elastomer jenis polysulphida silicon dan polyster Bahan polimer
untuk keperluan mahkota dan jembatan .Bahan untuk landasan gigi tiruan Polimer
untuk soft lining& plasticized methacrylate derajat tinggi dan silicon rubber Polimer
untuk bahan landasan peralatan ortodonsia Beberapa patron untuk pembuatan gigi
tiruan sebagian dapat dibuat dari polimer seperti polyethylene. Mouth protector
dibuat dari bahan polimer.
11. Logam
Semen-polyacrylic adalah suatu konstitusi semen zinc polykarboksilat dan
semen glass–ionomer Bahan Tambal-komposit Polimer yang digunakan pada
adhesive techniques Varnish mengandung resin alam seperti copal atau resin Bahan
cetak agar, alginate, elastomer jenis polysulphida silicon dan polyster Bahan polimer
untuk keperluan mahkota dan jembatan .Bahan untuk landasan gigi tiruan Polimer
untuk soft lining& plasticized methacrylate derajat tinggi dan silicon rubber Polimer
untuk bahan landasan peralatan ortodonsia Beberapa patron untuk pembuatan gigi
tiruan sebagian dapat dibuat dari polimer seperti polyethylene. Mouth protector
dibuat dari bahan polimer
12. Alloy
Alloy atau aliase adalah campuran dua atau lebih elemen logam kadang-
kadang konstitusi terpentingnya mungkin berupa metalloid atau bahkan suatu non
logam(missal carbon di dalam besi) Alloy yang digunakan dalam kedokteran gigi
Dental amalgam paling banyak digunakan untuk bahan tambal gigi merupakan alloy
silver dan tin kadang-kadang diberi sedikit kuprum dan zinc. Sewaktu dicampur
dengan mercury akan memadat dengan cepat dan menghasilkan suatu masa yang
keras dan kuat. Alloy emas, digunakan untuk inlay, mahkota dan jembatan. Sebagai
pengganti emas dapat digunakan silver-palladium, nickel – chromium. Alloy emas,
alloy cobat-chromium, alloy silver-palladium, aluminium bronze. Adalah alloy yang
dapat/telah pernah digunakan sebagai landasan gigi tiruan tuangan.
13. Korosi.
Korosi/berkarat adalah reaksi kimia antara sebuah logam dan lingkungannya
membentuk suatu senyawa logam. Banyak logam yang dapat bereaksi secara
spontan dengan gas atau cairan yang ada di sekitarnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dental Material merupakan suatu ilmu tentang bahan kedokteran gigi yang
mempelajari jenis bahan, komposisi, sifat, kegunaan dan cara penggunaannya. Tujuan
mempelajari dental material dan teknik memanipulasi adalah untuk mengetahui kriteria
pemilihan bahan-bahan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Dua pertanyaan penting
yang selalu perlu dikemukakan tentang bahan yang akan digunakan di dalam rongga mulut
yaitu, bagaimana pengaruh yang dialami oleh bahan-bahan tersebut dalam lingkungan
rongga mulut? dan bagaimana pengaruh bahan itu terhadap lingkungan rongga mulut?
(Sulastri,2017).
BAB III

METODE

1. Sifat material malam/wax inlay (malam biru)


a. Alat dan bahan :
- Kain putih polos untuk alas kerja
- Spiritus burner
- Bowl berisi air
- Malam inlay (malam biru)
b. Tahapan :
- Panaskan malam biru di atas api hingga malam lunak (tidak menetes)
- Secara perlahan bengkokkan malam membentuk horseshoe figure
- Ukur jarak terdalam ujung malam biru (lo )
- Masukkan dalam bowl berisi air dan diamkan selama 24 jam
- Ukur jarak terdalam ujung malam biru (l1 )
- Hitung perubahan dimensi dengan menggunakan rumus dimensional
change :
(l1 ) - (lo ) / (lo ) x 100%
- Hasil (-) berarti terdapat linear shrinkage (pengerutan linear)
- Hasil (+) berarti linear expansion (pemuaian linear).

2. Cara manipulasi dari material cetak irreversible hydrocolloid (alginat).


a. Alat dan bahan :
- Kain lap putih untuk alas kerja.
- Bowl (mangkuk karet) dan Spatula alginat (plastik).
- Sendok takar bahan cetak dan gelas ukur.
- Glass slab (lempeng kaca)
- Bahan cetak Irreversible Hydrocolloid (alginat normal setting)
- Air
- Kuas besar
- Paralon dengan diameter 5 cm dgn tinggi 1cm
b. Tahapan :
- Menyiapkan bahan cetak alginate berupa powder sebanyak 1 scoop, ukur
dengan timbangan berat powder, catat beratnya, letakkan powder dalam
bowl kecil .
- Mengukur air dalam takaran air sebanyak 1 level, dan pindahkan ke
dalam gelas ukur, catat volumenya, tempatkan dalam bowl besar.
- Lakukan manipulasi (pengadukan) dalam 3 cara seperti pada demo.
- Amati dan catat working time (waktu manipulasi) bahan alginate.
- Letakkan alginate pada paralon sampai penuh dan ratakan.
- Amati dan catat setting time (waktu mengeras) bahan alginate.

3. Manipulasi material semen zinc phosphate.


a. Alat dan Bahan :
- Glas slab/Mixing slab
- Spatula semen
- Zink Phosphat Cement
- sonde
b. Tahapan :
- Buat lingkaran dengan diameter 2cm, 3cm dan 4cm berjajar memakai
spidol pada kertas
- Letakkan glasslab diatas kertas tersebut.
- Siapkan material semen zinc phosphate powder sejumlah 1 dengan
takaran no 3,letakkan di atas glass lab dan di luar lingkaran.
- Bagi powder menjadi 3 bagian
- Teteskan zinc phosphate liquid sebanyak 3 tetes dan letakkan dalam
lingkaran.
- Campur bahan dengan membawa powder ke tengah lingkaran berisi
liquid dan aduk dengan gerakan memutar dan melebar tanpa keluar dari
batas lingkaran.
- Lakukan satu persatu untuk tiap lingkaran
- Amati dan bandingkan working time dan setting time material semen zinc
phosphate dengan menggunakan sonde.

4. Sifat material tumpatan komposit


a. Alat dan Bahan:
1. Kain putih polos untuk alas kerja
2. Filling instrument
3. Mold ( dari sedotan)
4. Light curing
5. Komposit resin (dalam kemasan syringe)*
6. Glasslab
7. sonde
b. Tahapan :
- Persiapkan mold dengan membuat mold dari sedotan plastik berukuran tinggi
2, 3 dan 4 mm.
- Keluarkan material komposit dari syringe/tube dan tempatkan dalam masing-
masing mold hingga penuh.
- Sinar dengan light curing unit selama 20 detik berjarak 1 mm dari permukaan
mold .
- Amati dan catat uji kekerasan material dengan menggunakan sonde yang
digoreskan pada permukaan luar dan permukaan dasar dari mold.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Sifat material malam/wax inlay


a) Hasil

Jarak terdalam awal : 0,1mm (lo )


Jarak terdalam setelah direndam 24 jam : 0,3mm (l1 )
Hitung perubahan dimensi dengan menggunakan rumus dimensional change
= (l1 ) - (lo ) / (lo ) x 100%
= 0,3mm – 0,1mm / 0,1mm x 100%
= 0,2 / 0,1
=2
Hasil (+) berarti linear expansion (pemuaian linear).

b) Pembahasan
- Malam inlay : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan pola
inlay, yang dapat dipergunakan langsung di dalam mulut atau dengan model.
- Sifat fisis malam yang penting dalam pemakaiannya di kedokteran gigi selain
mengenail mudahnya dimanipulasi adalah:
a) Suhu transisi padat-padat
b) Ekspansi termis dan kontraksi termis
c) Flow/aliran
d) Internal stress/tegangan.
- Adanya titik transisi padat-padat dan suhu di mana ini bisa berlangsung tidak
hanya memungkinkan malam dimanipulasi dengan baik, tetapi juga menentukan
banyak sifat-sifat fisisnya dan kebaikannya untuk penggunaan di klinik dan
laboratorium. Malam yang tetap kaku pada suhu mulut mempunyai suhu transisi
padat-padat di atas 37° Celcius.
- Malam berubah bentuk ketika menerima suatu beban dalam waktu yang lama.
Perubahan plastis ini atau presentase ‘aliran’ tergantung pada suhu, dan ini
ternyata hanya sedikit bila suhu malam ada di bawah suhu transisi padat-padat
(yaitu apabila bahan berada dalam bentuk kisi kristal yang stabil). Sifat aliran
malam dan campuran malam meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu
transisi. Malam inlay yang digunakan dalam teknik langsung penting agar
memiliki aliran yang besar pada suhu sekitar 5%°C di atas suhu mulut, sehingga
dapat dihasilkan detil cetakan yang baik. aliran pada suhu 37°C demikian kecil
hingga dapat diabaikan, sehingga tidak terjadi distorsi sewaktu pengeluaran pola
malam dari kavitet (E.C. Combe, 1992).
- Malam yang dipergunakan di dunia Kedokteran Gigi harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a) Stabil pada suhu mulut
b) Dapat mengisi rongga cetak
c) Non iritan dan Non toxic
d) Tidak meninggalkan residu
e) Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan (Wilson,1987).

2. Manipulasi material semen zinc phosphate.


a) Hasil

WAKTU DIAMETER LINGKARAN


2cm 3cm 4cm
Working Time 1menit 58 detik 52 detik
(WT) 10detik
Setting Time 3menit 3menit 2menit
(ST) 15detik 9detik 15detik
TOTAL 4 menit 4 menit 3 menit
WAKTU 25 detik 7 detik 7 detik

b) Pembahasan
- Spreading atau pengadukan dengan area yang luas. Bubuk semen seng
fosfat yang mulai dicampurkan dengan cairan, terjadi pembasahan dan
reaksi kimia. Permukaan dari bubuk alkali larut oleh cairan yang asam
menghasilkan reaksi eksotermis. Dengan teknik spreading, panas yang
ditimbulkan saat reaksi dapat dibebaskan secara lebih efektif dengan
pengadukkan semen yang meliputi area luas pada glass slab.
Pengadukan pada area yang sempit membuat panas yang dihasilkan dari
reaksi eksotermis akan lama untuk diserap oleh glass slab. Itulah
mengapa waktu untuk daerah dengan diameter 2cm lebih lama
dibandingkan waktu untuk daerah 4cm.
- Saat ingin memanipulasi Zink phosphate dengan cairan, zink phosphate
harus dibagi menjadi beberapa bagian dahulu tergantung petunjuk yang
ada di kemasan yang merupakan aturan dari pabrik produksi karena pada
saat sebelum melakukan pencampuran semen, bubuk semen dibagi
menjadi beberapa bagian. Cara ini dilakukan agar panas dapat lebih
mudah dilepaskan maupun diserap dibandingkan jika bubuk semen tidak
dibagi menjadi beberapa bagian atau sekaligus.
- Penggunaan glass slab yang tebal dimaksudkan agar temperatur panas
yang dihasilkan dari reaksi eksotermis saat pengadukan semen dapat
diserap lebih baik dibandingkan apabila menggunakan glass slab tipis
sehingga temperatur panas bisa segera teratasi.
- Pencampuran semen di atas glass slab yang dingin akan mengurangi
efek eksotermis lebih cepat dibandingkan jika menggunakan glass slab
yang tidak didinginkan.
- Berikut ini adalah empat prosedur yang dapat memperpanjang setting
time semen seng fosfat (Anusavice et al. 2013, p. 317):
1. Rasio bubuk dan cairan dapat diturunkan untuk dapat
memperpanjang working time dan setting time (Anusavice et al. 2013, p.
317).
2. Semen dicampurkan secara bertahap dengan memasukkan jumlah
bubuk sedikit demi sedikit ke dalam cairan. Dengan begitu dapat
mengurangi keasaman cairan dan memperlambat laju reaksi. Sementara
itu, panas yang dihasilkan dari reaksi akan hilang selama proses
pengadukan. Namun, apabila pada awal mula pencampuran bubuk
diberikan langsung dengan jumlah yang banyak, maka panas yang
dihasilkan tidak dapat mencegah percepatan reaksi. Sehingga dapat
memungkinkan terjadinya peningkatan working time dan setting time
(Anusavice et al. 2013, p. 317).
3. Manipulasi dengan memperpanjang waktu pengadukan akan
membuat matriks seng oksida menjadi lebih mudah hancur sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk menyusun kembali matriks
tersebut. Sehingga working time dan setting time dapat dicapai lebih
lama (Anusavice et al. 2013, p. 317).
4. Temperatur glass slab yang dingin akan memperlambat reaksi kimia
pada bubuk dan cairan, dengan demikian dapat menghambat
pembentukan matriks. Penggunaan glass slab yang dingin dapat
memperpanjang working time. Maka, semakin dingin glass slab, setting
time nya pun juga ikut lama (Anusavice et al. 2013, p. 317).
- Mixing Time:
1. Satu (1) – satu setengah (1,5) menit
2. Setting time (2-3) menit. Selama setting dapat terjadi:
a. Pengeluaran panas, karena sifat eksotermis
b. Pengerutan/kontraksi
c. Waktu setting tergantung pada
d. Puder yang halus bereaksi lebih cepat, karena permukaan terbuka
terhadap cairan
e. Cairan merupakan bahan perantara yang ditambahkan, sifat
memperlambat kecepatan reaksi dan menambah waktu kerja.
f. Waktu setting juga tergantung pada cara manipulasi.
Setting yang terlalu lama (lebih 3 menit), bias disebabkan oleh:
a. Udara yang dingin
b. Kebanyakan cairan/liquid
- Faktor-faktor yang mempercepat reaksi setting:
1. Penambahan puder ke cairan secara cepat.
2. Terdapat kontaminasi, misal air, jorok
3. Suhu tinggi, mengurangi reaktivitas puder, maka sebaiknya
menggunakan glass plat tebal dan dingin.
4. Terlalu banyak puder dari pada cairan.
- Sifat- sifat:
Pengaruh terhadap pulpa: Semen yang baru dicampur, pH = 1.6 – 3,6.
Selama setting pH akan meningkat dan mencapai netral (pH:7) dalam 1-2
hari. Adonan encer pH lebih rendah dan membutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai netral. Sifat asam menyebabkan iritasi pulpa, ini bisa
dikurangi dengan melindungi pulpa dengan cara memberikan Zinc Oxid
eugenol, Calcium hidroksid (dycal, Calxyl, cavity varnish)
- Apabila suhu terlalu panas sebaiknya:
a. Menggunakan glass plat yang bersih
b. Glass plat yang tebal dan dingin, olesi alcohol sebelum digunakan
untuk mengaduk
c. Penambahan puder ke cairan jangan terlalu cepat
d. Area yang luas, maka waktu pengadukan, panas akan cepat menguap
e. Posisi pengadukan yaitu cement spattel sejajar dengan glass plat.
f. Sifat Kimia: Kelarutan semen yang telah setting tergantung pada
perbandingan puder/cairan. Suatu adonan yang lebih encer akan lebih
mudah larut. Semen larut sangat lambat pada aquadest tetapi lebih cepat
pada larutan dengan pH rendah.
- Sifat- sifat mekanis: semen ini lebih kuat dari semen zinc oksid-eugenol.
Perlindungan terhadap pulpa: phosphate adalah bahan insulator panas
yang baik, dan cukup efektif dalam mengurangi pengaruh galvanis.
- Sifat Optis; semen yang telah setting adalah opaque
Adhesi: semen ini tidak membentuk ikatan kimia dengan enamel atau
dentin. Retensi yang dihasilkan berupa gaya saling ikat mekanis antara
semen yang telah set dengan kekasaran permukaan kavitet & bahan
restorasi.
BAB V

KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

Sulastri, Siti. 2017. Dental Material. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Format pembuatan Laporan Praktikum
Diketik pada HVS A5, Arial 11, bercover ( berisi judul praktikum, logo FKGUB, daftar
anggota kelompok ), dijilid mika dengan pinggiran hitam.
Isi :
- Bab 1 : Pendahuluan
- Bab 2 : Tinjauan Pustaka
- Bab 3 : Metode
- Bab 4 : Hasil dan Pembahasan
- Bab 5 : Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai