Anggota :
Raviki Afandy (175160100111028)
Moh. Bagus Mandela
Evlin Marissa Christina BR P. (175160100111026)
Fairuz Dian Sartika
Nurhikmah Mustapa (175160100111027)
Ririn
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun laporan ini dengan tepat waktu. Laporan
ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas laporan praktikum ilmu material kedokteran gigi .
Penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai hambatan dan kesulitan.
Namun berkat kerjasama kolega dan bimbingan berbagai pihak, penyusunan makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik. Terkait dengan hal ini, penyusun menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran pembuatan tugas makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca,
sehingga dapat memperbaiki penulisan karya tulis selanjutnya. Akhir kata, semoga laporan
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Dental Material merupakan suatu ilmu tentang bahan kedokteran gigi yang
mempelajari jenis bahan, komposisi, sifat, kegunaan dan cara penggunaannya. Tujuan
mempelajari dental material dan teknik memanipulasi adalah untuk mengetahui kriteria
pemilihan bahan-bahan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan. Dua pertanyaan penting
yang selalu perlu dikemukakan tentang bahan yang akan digunakan di dalam rongga mulut
yaitu, bagaimana pengaruh yang dialami oleh bahan-bahan tersebut dalam lingkungan
rongga mulut? dan bagaimana pengaruh bahan itu terhadap lingkungan rongga mulut?
(Sulastri,2017).
BAB III
METODE
b) Pembahasan
- Malam inlay : Malam jenis ini banyak dipergunakan untuk pembuatan pola
inlay, yang dapat dipergunakan langsung di dalam mulut atau dengan model.
- Sifat fisis malam yang penting dalam pemakaiannya di kedokteran gigi selain
mengenail mudahnya dimanipulasi adalah:
a) Suhu transisi padat-padat
b) Ekspansi termis dan kontraksi termis
c) Flow/aliran
d) Internal stress/tegangan.
- Adanya titik transisi padat-padat dan suhu di mana ini bisa berlangsung tidak
hanya memungkinkan malam dimanipulasi dengan baik, tetapi juga menentukan
banyak sifat-sifat fisisnya dan kebaikannya untuk penggunaan di klinik dan
laboratorium. Malam yang tetap kaku pada suhu mulut mempunyai suhu transisi
padat-padat di atas 37° Celcius.
- Malam berubah bentuk ketika menerima suatu beban dalam waktu yang lama.
Perubahan plastis ini atau presentase ‘aliran’ tergantung pada suhu, dan ini
ternyata hanya sedikit bila suhu malam ada di bawah suhu transisi padat-padat
(yaitu apabila bahan berada dalam bentuk kisi kristal yang stabil). Sifat aliran
malam dan campuran malam meningkat apabila suhu naik sampai di atas suhu
transisi. Malam inlay yang digunakan dalam teknik langsung penting agar
memiliki aliran yang besar pada suhu sekitar 5%°C di atas suhu mulut, sehingga
dapat dihasilkan detil cetakan yang baik. aliran pada suhu 37°C demikian kecil
hingga dapat diabaikan, sehingga tidak terjadi distorsi sewaktu pengeluaran pola
malam dari kavitet (E.C. Combe, 1992).
- Malam yang dipergunakan di dunia Kedokteran Gigi harus memenuhi syarat
sebagai berikut :
a) Stabil pada suhu mulut
b) Dapat mengisi rongga cetak
c) Non iritan dan Non toxic
d) Tidak meninggalkan residu
e) Tidak berubah sifat fisis jika dipanaskan (Wilson,1987).
b) Pembahasan
- Spreading atau pengadukan dengan area yang luas. Bubuk semen seng
fosfat yang mulai dicampurkan dengan cairan, terjadi pembasahan dan
reaksi kimia. Permukaan dari bubuk alkali larut oleh cairan yang asam
menghasilkan reaksi eksotermis. Dengan teknik spreading, panas yang
ditimbulkan saat reaksi dapat dibebaskan secara lebih efektif dengan
pengadukkan semen yang meliputi area luas pada glass slab.
Pengadukan pada area yang sempit membuat panas yang dihasilkan dari
reaksi eksotermis akan lama untuk diserap oleh glass slab. Itulah
mengapa waktu untuk daerah dengan diameter 2cm lebih lama
dibandingkan waktu untuk daerah 4cm.
- Saat ingin memanipulasi Zink phosphate dengan cairan, zink phosphate
harus dibagi menjadi beberapa bagian dahulu tergantung petunjuk yang
ada di kemasan yang merupakan aturan dari pabrik produksi karena pada
saat sebelum melakukan pencampuran semen, bubuk semen dibagi
menjadi beberapa bagian. Cara ini dilakukan agar panas dapat lebih
mudah dilepaskan maupun diserap dibandingkan jika bubuk semen tidak
dibagi menjadi beberapa bagian atau sekaligus.
- Penggunaan glass slab yang tebal dimaksudkan agar temperatur panas
yang dihasilkan dari reaksi eksotermis saat pengadukan semen dapat
diserap lebih baik dibandingkan apabila menggunakan glass slab tipis
sehingga temperatur panas bisa segera teratasi.
- Pencampuran semen di atas glass slab yang dingin akan mengurangi
efek eksotermis lebih cepat dibandingkan jika menggunakan glass slab
yang tidak didinginkan.
- Berikut ini adalah empat prosedur yang dapat memperpanjang setting
time semen seng fosfat (Anusavice et al. 2013, p. 317):
1. Rasio bubuk dan cairan dapat diturunkan untuk dapat
memperpanjang working time dan setting time (Anusavice et al. 2013, p.
317).
2. Semen dicampurkan secara bertahap dengan memasukkan jumlah
bubuk sedikit demi sedikit ke dalam cairan. Dengan begitu dapat
mengurangi keasaman cairan dan memperlambat laju reaksi. Sementara
itu, panas yang dihasilkan dari reaksi akan hilang selama proses
pengadukan. Namun, apabila pada awal mula pencampuran bubuk
diberikan langsung dengan jumlah yang banyak, maka panas yang
dihasilkan tidak dapat mencegah percepatan reaksi. Sehingga dapat
memungkinkan terjadinya peningkatan working time dan setting time
(Anusavice et al. 2013, p. 317).
3. Manipulasi dengan memperpanjang waktu pengadukan akan
membuat matriks seng oksida menjadi lebih mudah hancur sehingga
membutuhkan waktu yang lama untuk menyusun kembali matriks
tersebut. Sehingga working time dan setting time dapat dicapai lebih
lama (Anusavice et al. 2013, p. 317).
4. Temperatur glass slab yang dingin akan memperlambat reaksi kimia
pada bubuk dan cairan, dengan demikian dapat menghambat
pembentukan matriks. Penggunaan glass slab yang dingin dapat
memperpanjang working time. Maka, semakin dingin glass slab, setting
time nya pun juga ikut lama (Anusavice et al. 2013, p. 317).
- Mixing Time:
1. Satu (1) – satu setengah (1,5) menit
2. Setting time (2-3) menit. Selama setting dapat terjadi:
a. Pengeluaran panas, karena sifat eksotermis
b. Pengerutan/kontraksi
c. Waktu setting tergantung pada
d. Puder yang halus bereaksi lebih cepat, karena permukaan terbuka
terhadap cairan
e. Cairan merupakan bahan perantara yang ditambahkan, sifat
memperlambat kecepatan reaksi dan menambah waktu kerja.
f. Waktu setting juga tergantung pada cara manipulasi.
Setting yang terlalu lama (lebih 3 menit), bias disebabkan oleh:
a. Udara yang dingin
b. Kebanyakan cairan/liquid
- Faktor-faktor yang mempercepat reaksi setting:
1. Penambahan puder ke cairan secara cepat.
2. Terdapat kontaminasi, misal air, jorok
3. Suhu tinggi, mengurangi reaktivitas puder, maka sebaiknya
menggunakan glass plat tebal dan dingin.
4. Terlalu banyak puder dari pada cairan.
- Sifat- sifat:
Pengaruh terhadap pulpa: Semen yang baru dicampur, pH = 1.6 – 3,6.
Selama setting pH akan meningkat dan mencapai netral (pH:7) dalam 1-2
hari. Adonan encer pH lebih rendah dan membutuhkan waktu lebih lama
untuk mencapai netral. Sifat asam menyebabkan iritasi pulpa, ini bisa
dikurangi dengan melindungi pulpa dengan cara memberikan Zinc Oxid
eugenol, Calcium hidroksid (dycal, Calxyl, cavity varnish)
- Apabila suhu terlalu panas sebaiknya:
a. Menggunakan glass plat yang bersih
b. Glass plat yang tebal dan dingin, olesi alcohol sebelum digunakan
untuk mengaduk
c. Penambahan puder ke cairan jangan terlalu cepat
d. Area yang luas, maka waktu pengadukan, panas akan cepat menguap
e. Posisi pengadukan yaitu cement spattel sejajar dengan glass plat.
f. Sifat Kimia: Kelarutan semen yang telah setting tergantung pada
perbandingan puder/cairan. Suatu adonan yang lebih encer akan lebih
mudah larut. Semen larut sangat lambat pada aquadest tetapi lebih cepat
pada larutan dengan pH rendah.
- Sifat- sifat mekanis: semen ini lebih kuat dari semen zinc oksid-eugenol.
Perlindungan terhadap pulpa: phosphate adalah bahan insulator panas
yang baik, dan cukup efektif dalam mengurangi pengaruh galvanis.
- Sifat Optis; semen yang telah setting adalah opaque
Adhesi: semen ini tidak membentuk ikatan kimia dengan enamel atau
dentin. Retensi yang dihasilkan berupa gaya saling ikat mekanis antara
semen yang telah set dengan kekasaran permukaan kavitet & bahan
restorasi.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sulastri, Siti. 2017. Dental Material. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Format pembuatan Laporan Praktikum
Diketik pada HVS A5, Arial 11, bercover ( berisi judul praktikum, logo FKGUB, daftar
anggota kelompok ), dijilid mika dengan pinggiran hitam.
Isi :
- Bab 1 : Pendahuluan
- Bab 2 : Tinjauan Pustaka
- Bab 3 : Metode
- Bab 4 : Hasil dan Pembahasan
- Bab 5 : Kesimpulan