Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH SEL

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Biomedik Dasar

Dosen pengampu: Ns. Sri Astutik

Di susun oleh : Lingga Zelly Hofalia

NIM : 2131800038

PROGRAM S1 KEPERAWATAN FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NURUL JADID

PAITON – PROBOLINGGO

2021/2022
Kata pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga tugas paper
pertama Ilmu Dasar Keperawatan 1 tentang sel dapat tersusun hingga selesai. Tak lupa juga saya
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang dapat memberikan informasi materi untuk
tugas paper ini.

Saya harap tugas paper pertama Ilmu Dasar Keperawatan 1 tentang sel ini dapat di terima
dengan baik dan dapat menambah pengetahuan tentang sel yang bermanfaat bagi pembaca.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari bahwa dalam tugas paper ini masih ada kekurangan
baik dari tata bahasa ataupun susunan kalimat. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kedepan saya dapat mempebaikinya.

Bondowoso, 05 oktober 2021

Pen
yusun

ii
Daftar Isi

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sel


2.2 Struktur sel
2.3 Teori sel
2.4 Pengertian Jaringan
2.5 Struktur dan fungsi jaringan

BAB 3 PENUTUP

3.1 kesimpulan

DAFTAR PUSAKA
iii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sel tentunya sahabat biologi sudah sangat sering mendengar kata ini, nah postingan
kali ini akan membahas tentang bagaimana sebenarnya proses pembelahan sel, Pengertian
Pembelahan sel, serta macam-macam pembelahan sel dan tahapannya.

Sel merupakan unit terkecil dari organisme. Sel tidak akan mampu bekerja dan
membentuk sebuah jaringan bila tidak ada koordinasi antara satu dengan yang lain. Miliaran
sel penyusun setiap makhluk hidup harus berkomunikasi untuk mengkoordinasikan
aktivitasnya sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisme itu untuk berkembang.
Mulai dari sel yang berkomunikasi terbentuk jaringan kemudian organ dan system yang
menjalankan organisme untuk hidup.

Sel adalah unit struktural dan fungsional dari semua organisme, unit dasar yang
mempunyai semua ciri khas benda hidup. Generalisasi selanjutnya, yang mula-mula
dikemukakan secara jelas oleh Virchow dalam tahun 1855 adalah bahwa sel-sel baru dapat
terjadi hanya karena pembelahan dari sel-sel yang sudah ada sebelumnya. Kesimpulan,
semua sel yang ada sekarang dapat ditelusuri moyangnya sampai benda hidup yang paling
dini.

Tubuh hewan tingkat tinggi terdiri atas banyak sel, yang berbeda dalam ukuran,
bentuk dan fungsi. Sekelompok sel yang berbentuk sama dan dikhususkan untuk melakukan
suatu fungsi tertentu atau lebih disebut jaringan. Suatu jaringan dapat mengandung hasil sel
yang tidak hidup, di samping sel-sel itu sendiri. Satu kelompok jaringan yang dapat
digabungkan menjadi satu organ dan organ-organ dapat menjadi System organ : esofagus,
lambung, usus, hati, pankreas dan lain-lain. Tiap organ, umpamanya lambung , terdiri atas
berbagai jenis jaringan – epitel, otot, jaringan ikat, saraf – dan tiap jaringan terdiri atas
sejumlah besar,  atau air tawar mungkin jutaan sel.

Organisme bersel banyak terdiri atas berbagai macam sel yang berbeda-beda, berjuta-
juta sel yang dikumpulkan atau dikelompokkan sesuai dengan bentuk ,struktur, dan
fungsinya. Sejumlah sel yang mempunyai bentuk, struktur, dan fungsi yang sama disebut
jaringan.  Pada hewan dan manusia terdapat empat macam jaringan yaitu: jaringan ikat,
jaringan saraf, jaringan epitel, dan jaringan lemak. Dimana masing-masing jaringan memiliki
struktur yang khas untuk melakukan fungsi tertentu, serta ada sel-sel hidup yang semakin
bertambah dan berlangsung pula  pembelahan yang merupakan lapisan dan akan memberikan
bentuk yang tetap pada sel-sel tertentu.
Sel-sel yang mempunyai bentuk tetap sudah tentu akan melakukan fungsi yang tetap.
Dengan demikian, akan membentuk suatu jaringan. Oleh karena itu, setiap individu makhluk
hidup terdapat berbagai macam jaringan yang menjalankan fungsi dari setiap jaringan.
Organisme Multi-seluler disusun dari berbagai macam sel yang berbeda-beda dan
berkelompok berdasarkan bentuk, ukuran struktur dan fungsinya. Pada hewan dan manusia
terdapat empat macam jaringan utama yaitu: jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot
dan saraf. Sedangkan jaringan tumbuhan terdiri atas jaringan meristem dan jaringan dewasa
dimana jaringan dewasa terdiri lagi atas: jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan
penyokong / penunjang, jaringan gabus / periderm dan jaringan transpor. Definisi Sel.
1.2 Rumusan Masalah
1.Menjelaskan pengertian sel
2.Menjelaskan struktur dan fungsi organel sel
3.Menjelaskan teori tentang sel
4.Menjelaskan pengertian jaringan
5.Menjelaskan struktur fungsi jaringan

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian sel


2. Mengetahui struktur dan fungsi organel sel

3. Mengetahui teori tentang sel

4. Mengetahui pengertian jaringan

5. Mengetahui struktur fungsi jaringan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sel

Sel berasal dari kata latin cella yang berarti ruangan kecil. Ukuran sel bermacam-macam dan
bentuk sel juga bermacam-macam. Meskipun ukuran sel sangat kecil, strukturnya sangat rumit dan
masing-masing bagian sel memiliki fungsi khusus. Misalnya, mitokondria yang terdapat di dalam sel
berfungsi sebagai penghasil energi, sedangkan lisosom berfungsi sebagai pencerna.

Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, yang dapat melaksanakan kehidupan. Sel
disebut sebagai unit terkecil karena sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil
yang berdiri sendiri. Sel dapat melakukan proses kehidupan seperti melakukan respirasi, perombakan,
penyusunan, reproduksi melalui pembelahan sel, dan terhadap rangsangan. Sel disebut satuan
struktural makhluk hidup.

Sel juga disebut sebagai satuan fungsional makhluk hidup. Perkembangbiakan dilakukan melalui
pembelahan sel dan pembelahan sel dilakukan baik oleh organisme bersel satu mengadakan
pembelahan secara langsung sedangkan sel-sel pada organisme bersel banyak mengalami pembelahan
secara mitosis. Sel mengandung materi genetik, yaitu materi penentu sifat-sifat makhluk hidup. Dengan
adanya materi genetik, sifat makhluk hidup dapat diwariskan kepada keturunannya.

2.2 Struktur Sel


Semua sel dibatasi oleh suatu membran yang disebut membran plasma, sementara daerah di
dalam sel disebut sitoplasma. Setiap sel, pada tahap tertentu dalam hidupnya, mengandung DNA
sebagai materi yang dapat diwariskan dan mengarahkan aktivitas sel tersebut. Selain itu, semua
sel memiliki struktur yang disebut ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan
digunakan sebagai katalis pada berbagai reaksi kimia dalam sel tersebut.

Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel
prokariota atau sel eukariota. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam
sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau
inti sel, sedangkan prokariota tidak memiliki nukleus. Hanya bakteri dan arkea yang memiliki sel
prokariotik, sementara protista, tumbuhan, jamur, dan hewan memiliki sel eukariotik.

2.2.1 Sel prokariota


Pada sel prokariota (dari bahasa Yunani, pro, 'sebelum' dan karyon, 'biji'), tidak ada membran
yang memisahkan DNA dari bagian sel lainnya, dan daerah tempat DNA terkonsentrasi di
sitoplasma disebut nukleoid. Kebanyakan prokariota merupakan organisme uniseluler dengan sel
berukuran kecil (berdiameter 0,7–2,0 µm dan volumenya sekitar 1 µm3) serta umumnya terdiri
dari selubung sel, membran sel, sitoplasma, nukleoid, dan beberapa struktur lain.

Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika selubung
tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat atau kompleks
karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri
memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang
memiliki selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan
protein, walaupun ada juga yang berbahan peptidoglikan.

Selubung sel prokariota mencegah sel pecah akibat tekanan osmotik pada lingkungan
yang memiliki konsentrasi lebih rendah daripada isi sel.

Sejumlah prokariota memiliki struktur lain di luar selubung selnya. Banyak jenis bakteri
memiliki lapisan di luar dinding sel yang disebut kapsul yang membantu sel bakteri melekat pada
permukaan benda dan sel lain. Kapsul juga dapat membantu sel bakteri menghindar dari sel
kekebalan tubuh manusia jenis tertentu. Selain itu, sejumlah bakteri melekat pada permukaan
benda dan sel lain dengan benang protein yang disebut pilus (jamak: pili) dan fimbria (jamak:
fimbriae). Banyak jenis bakteri bergerak menggunakan flagelum (jamak: flagela) yang melekat
pada dinding selnya dan berputar seperti motor.

Prokariota umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang
terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota sering kali juga memiliki bahan genetik
tambahan yang disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid
tidak dibutuhkan oleh sel untuk pertumbuhan meskipun sering kali plasmid membawa gen
tertentu yang memberikan keuntungan tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi
terhadap antibiotik.
Prokariota juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut sitoskeleton, yang pada
mulanya dianggap hanya ada pada eukariota. Protein skeleton tersebut meregulasi pembelahan
sel dan berperan menentukan bentuk sel.

2.2.2 Sel eukariota

Gambaran umum sel tumbuhan.

Gambaran umum sel hewan.


Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan karyon) memiliki
nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 µm, sepuluh kali lebih besar daripada
bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini
terdiri dari medium semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel
dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota.
Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua
membran, misalnya nukleus.

Selain nukleus, sejumlah organel lain dimiliki hampir semua sel eukariota, yaitu (1)
mitokondria, tempat sebagian besar metabolisme energi sel terjadi; (2) retikulum endoplasma,
suatu jaringan membran tempat sintesis glikoprotein dan lipid; (3) badan Golgi, yang
mengarahkan hasil sintesis sel ke tempat tujuannya; serta (4) peroksisom, tempat perombakan
asam lemak dan asam amino. Lisosom, yang menguraikan komponen sel yang rusak dan benda
asing yang dimasukkan oleh sel, ditemukan pada sel hewan, tetapi tidak pada sel tumbuhan.
Kloroplas, tempat terjadinya fotosintesis, hanya ditemukan pada sel-sel tertentu daun tumbuhan
dan sejumlah organisme uniseluler. Baik sel tumbuhan maupun sejumlah eukariota uniseluler
memiliki satu atau lebih vakuola, yaitu organel tempat menyimpan nutrien dan limbah serta
tempat terjadinya sejumlah reaksi penguraian.

Jaringan protein serat sitoskeleton mempertahankan bentuk sel dan mengendalikan


pergerakan struktur di dalam sel eukariota. Sentriol, yang hanya ditemukan pada sel hewan di
dekat nukleus, juga terbuat dari sitoskeleton.

Dinding sel yang kaku, terbuat dari selulosa dan polimer lain, mengelilingi sel tumbuhan dan
membuatnya kuat dan tegar. Fungi juga memiliki dinding sel, namun komposisinya berbeda dari
dinding sel bakteri maupun tumbuhan. Di antara dinding sel tumbuhan yang bersebelahan
terdapat saluran yang disebut plasmodesmata.

Komponen subsuler
Membran

Membran sel terdiri dari lapisan ganda fosfolipid dan berbagai protein.

Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai
rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk
melayani seluruh volume sel. Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel,
dan adhesi sel.

Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Membran
sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran.
Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi
penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus
lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya
mengangkut molekul tertentu melewati membran.

Ada pula protein yang menjadi pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang
mendeteksi dan menyalurkan sinyal kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar
30% protein yang dapat disintesis sel hewan merupakan protein membran.
Nukleus

Nukleus dan bagian-bagiannya.

Nukleus mengandung sebagian besar gen yang mengendalikan sel eukariota (sebagian
lain gen terletak di dalam mitokondria dan kloroplas). Dengan diameter rata-rata 5 µm, organel
ini umumnya adalah organel yang paling mencolok dalam sel eukariota. Kebanyakan sel
memiliki satu nukleus, namun ada pula yang memiliki banyak nukleus, contohnya sel otot
rangka, dan ada pula yang tidak memiliki nukleus, contohnya sel darah merah matang yang
kehilangan nukleusnya saat berkembang.

Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut


nukleoplasma) dari sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing
merupakan lapisan ganda lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung
nukleus dipisahkan oleh ruangan sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori
yang berdiameter sekitar 100 nm dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus
menyatu.

Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin.


Sewaktu sel siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung,
menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut
kromosom.

Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah
nukleolus, yang merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit.
Komponen-komponen ini kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat
semuanya bergabung menjadi ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus,
bergantung pada spesiesnya dan tahap reproduksi sel tersebut.

Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim


molekul pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen
pada DNA. RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada
ribosom, tempat pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang
disintesis.

Sitoplasma

Sitoplasma merupakan substansi hialin yang jernih dengan bahan dasar hialoplasma.
sitoplasma dibedakan menjadi tiga bagian.

a.    Plasmolema ; dinding plasma luar yang bersifat semipermeable.


b.     Pilioplasma ; bagian yang tampak keruh karena adanya butir-butirmikrosoma. Pada bagian ini
dapat dilihat adanya aliran sitoplasma [rotasi dan sikrolasi].
c. Tonoplas ; membran dalam yang berbatasan dengan vakuola, bersifat semipermeable.

Ribosom

Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel dengan laju sintesis protein yang
tinggi memiliki banyak sekali ribosom, contohnya sel hati manusia yang memiliki beberapa juta
ribosom. Ribosom sendiri tersusun atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA.

Ribosom eukariota lebih besar daripada ribosom prokariota, namun keduanya sangat mirip dalam
hal struktur dan fungsi. Keduanya terdiri dari satu subunit besar dan satu subunit kecil yang
bergabung membentuk ribosom lengkap dengan massa beberapa juta dalton.

Pada eukariota, ribosom dapat ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar
retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom bebas akan berfungsi di
dalam sitosol, sementara ribosom terikat umumnya membuat protein yang ditujukan untuk
dimasukkan ke dalam membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom, atau
untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki struktur identik dan dapat saling
bertukar tempat. Sel dapat menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu
metabolismenya berubah.

Sistem endomembran

Sistem endomembran sel.

Berbagai membran dalam sel eukariota merupakan bagian dari sistem endomembran.
Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik langsung atau melalui transfer antarsegmen
membran dalam bentuk vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil. Sistem
endomembran mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma, badan Golgi, lisosom,
berbagai jenis vakuola, dan membran plasma. Sistem ini memiliki berbagai fungsi, termasuk
sintesis dan modifikasi protein serta transpor protein ke membran dan organel atau ke luar sel,
sintesis lipid, dan penetralan beberapa jenis racun.

Retikulum endoplasma

Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan
(reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua
bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma
halus.

Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak


ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel
tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein yang
terbentuk akan terdorong ke bagian dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam
lumen, protein tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan
karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel
di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma, dan bergabung
dengan organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan
protein menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke
tujuan akhirnya.

Retikulum endoplasma halus tidak memiliki ribosom pada permukaannya. Retikulum


endoplasma halus berfungsi, misalnya, dalam sintesis lipid komponen membran sel. Dalam jenis
sel tertentu, misalnya sel hati, membran retikulum endoplasma halus mengandung enzim yang
mengubah obat-obatan, racun, dan produk sampingan beracun dari metabolisme sel menjadi
senyawa-senyawa yang kurang beracun atau lebih mudah dikeluarkan tubuh.

Badan Golgi

Badan Golgi (dinamai menurut nama penemunya, Camillo Golgi) tersusun atas setumpuk
kantong pipih dari membran yang disebut sisterna. Biasanya terdapat tiga sampai delapan
sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi dengan puluhan sisterna.
Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel
yang aktif melakukan sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini biasanya
terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma. Sisi badan Golgi yang paling
dekat dengan nukleus disebut sisi cis, sementara sisi yang menjauhi nukleus disebut sisi trans.
Ketika tiba di sisi cis, protein dimasukkan ke dalam lumen sisterna. Di dalam lumen, protein
tersebut dimodifikasi, misalnya dengan penambahan karbohidrat, ditandai dengan penanda
kimiawi, dan dipilah-pilah agar nantinya dapat dikirim ke tujuannya masing-masing.
Badan Golgi mengatur pergerakan berbagai jenis protein; ada yang disekresikan ke luar
sel, ada yang digabungkan ke membran plasma sebagai protein transmembran, dan ada pula yang
ditempatkan di dalam lisosom. Protein yang disekresikan dari sel diangkut ke membran plasma
di dalam vesikel sekresi, yang melepaskan isinya dengan cara bergabung dengan membran
plasma dalam proses eksositosis. Proses sebaliknya, endositosis, dapat terjadi bila membran
plasma mencekung ke dalam sel dan membentuk vesikel endositosis yang dibawa ke badan
Golgi atau tempat lain, misalnya lisosom.

Lisosom

Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim
hidrolitik untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit
molekul yang sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom
dapat memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang
melepaskan diri dari badan Golgi.

Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis
ketika suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi,
lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam
fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain
untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang
disebut fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.

Vakuola

Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat ditemukan pada sel hewan dan
protista uniseluler. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang bergabung dengan
lisosom agar makanan di dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga memiliki
vakuola kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel

Mitokondria
Gambaran umum mitokondria.

Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria, yang menempati sampai 25
persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk organel yang besar, secara umum hanya lebih
kecil dari nukleus, vakuola, dan kloroplas. Nama mitokondria berasal dari penampakannya yang
seperti benang (bahasa Yunani mitos, 'benang') di bawah mikroskop cahaya

Organel ini memiliki dua macam membran, yaitu membran luar dan membran dalam,
yang dipisahkan oleh ruang antarmembran. Luas permukaan membran dalam lebih besar
daripada membran luar karena memiliki lipatan-lipatan, atau krista, yang menyembul ke dalam
matriks, atau ruang dalam mitokondria.

Mitokondria adalah tempat berlangsungnya respirasi seluler, yaitu suatu proses kimiawi
yang memberi energi pada sel. Karbohidrat dan lemak merupakan contoh molekul makanan
berenergi tinggi yang dipecah menjadi air dan karbon dioksida oleh reaksi-reaksi di dalam
mitokondria, dengan pelepasan energi. Kebanyakan energi yang dilepas dalam proses itu
ditangkap oleh molekul yang disebut ATP. Mitokondria-lah yang menghasilkan sebagian besar
ATP sel. Energi kimiawi ATP nantinya dapat digunakan untuk menjalankan berbagai reaksi
kimia dalam sel. Sebagian besar tahap pemecahan molekul makanan dan pembuatan ATP
tersebut dilakukan oleh enzim-enzim yang terdapat di dalam krista dan matriks mitokondria.
Mitokondria memperbanyak diri secara independen dari keseluruhan bagian sel lain.
Organel ini memiliki DNA sendiri yang menyandikan sejumlah protein mitokondria, yang dibuat
pada ribosomnya sendiri yang serupa dengan ribosom prokariota.

Kloroplas

Gambaran umum kloroplas.

Kloroplas merupakan salah satu jenis organel yang disebut plastid pada tumbuhan dan
alga. Kloroplas mengandung klorofil, pigmen hijau yang menangkap energi cahaya untuk
fotosintesis, yaitu serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi energi kimiawi
yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan senyawa organik lain.

Satu sel alga uniseluler dapat memiliki satu kloroplas saja, sementara satu sel daun dapat
memiliki 20 sampai 100 kloroplas. Organel ini cenderung lebih besar daripada mitokondria,
dengan panjang 5–10 µm atau lebih. Kloroplas biasanya berbentuk seperti cakram dan, seperti
mitokondria, memiliki membran luar dan membran dalam yang dipisahkan oleh ruang
antarmembran. Membran dalam kloroplas menyelimuti stroma, yang memuat berbagai enzim
yang bertanggung jawab membentuk karbohidrat dari karbon dioksida dan air dalam fotosintesis.
Suatu sistem membran dalam yang kedua di dalam stroma terdiri dari kantong-kantong pipih
disebut tilakoid yang saling berhubungan. Tilakoid-tilakoid membentuk suatu tumpukan yang
disebut granum (jamak, grana). Klorofil terdapat pada membran tilakoid, yang berperan serupa
dengan membran dalam mitokondria, yaitu terlibat dalam pembentukan ATP. Sebagian ATP
yang terbentuk ini digunakan oleh enzim di stroma untuk mengubah karbon dioksida menjadi
senyawa antara berkarbon tiga yang kemudian dikeluarkan ke sitoplasma dan diubah menjadi
karbohidrat.
Sama seperti mitokondria, kloroplas juga memiliki DNA dan ribosomnya sendiri serta
tumbuh dan memperbanyak dirinya sendiri. Kedua organel ini juga dapat berpindah-pindah
tempat di dalam sel.

Peroksisom

Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan dalam semua sel
eukariota. Organel ini dinamai demikian karena biasanya mengandung satu atau lebih enzim
yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida
merupakan bahan kimia beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan untuk
reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu tugas peroksisom adalah
mengoksidasi asam lemak panjang menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria
untuk oksidasi sempurna. Peroksisom pada sel hati dan ginjal juga mendetoksifikasi berbagai
molekul beracun yang memasuki darah, misalnya alkohol. Sementara itu, peroksisom pada biji
tumbuhan berperan penting mengubah cadangan lemak biji menjadi karbohidrat yang digunakan
dalam tahap perkecambahan.

Sitoskeleton

Sitoskeleton sel eukariota; mikrotubulus diwarnai hijau, sementara mikrofilamen diwarnai


merah.

Sitoskeleton eukariota terdiri dari tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus, filamen
intermediat, dan mikrofilamen. Protein sitoskeleton yang serupa dan berfungsi sama dengan
sitoskeleton eukariota ditemukan pula pada prokariota. Mikrotubulus berupa silinder berongga
yang memberi bentuk sel, menuntun gerakan organel, dan membantu pergerakan kromosom
pada saat pembelahan sel. Silia dan flagela eukariota, yang merupakan alat bantu pergerakan,
juga berisi mikrotubulus. Filamen intermediat mendukung bentuk sel dan membuat organel tetap
berada di tempatnya. Sementara itu, mikrofilamen, yang berupa batang tipis dari protein aktin,
berfungsi antara lain dalam kontraksi otot pada hewan, pembentukan pseudopodia untuk
pergerakan sel ameba, dan aliran bahan di dalam sitoplasma sel tumbuhan.

Sejumlah protein motor menggerakkan berbagai organel di sepanjang sitoskeleton


eukariota. Secara umum, protein motor dapat digolongkan dalam tiga jenis, yaitu kinesin, dinein,
dan miosin. Kinesin dan dinein bergerak pada mikrotubulus, sementara miosin bergerak pada
mikrofilamen.

2.3 Fungsi Sel

2.3.1 Metabolisme

Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan aktivitasnya
disebut metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel. Metabolisme
yang terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, dan reaksi
anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel. Salah satu proses katabolik yang merombak
molekul makanan untuk menghasilkan energi di dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian
besar berlangsung di dalam mitokondria eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan
ATP. Sementara itu, contoh proses anabolik ialah sintesis protein yang berlangsung pada
ribosom dan membutuhkan ATP.

2.3.2 Komunikasi sel

Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari dan
kepada sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi dan
perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama lain
dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah jumlah mereka
sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan berkomunikasi
untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.

Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul
(misalnya hormon) atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul
yang menghasilkan respons sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi dengan kontak antarsel
(misalnya melalui sambungan pengomunikasi), penyebaran molekul sinyal ke sel yang
berdekatan, penyebaran molekul sinyal ke sel yang jauh melalui saluran (misalnya pembuluh
darah), atau perambatan sinyal listrik ke sel yang jauh (misalnya pada jaringan otot polos).
Selanjutnya, molekul sinyal menembus membran secara langsung, lewat melalui kanal protein,
atau melekat pada reseptor berupa protein transmembran pada permukaan sel target dan memicu
transduksi sinyal di dalam sel. Transduksi sinyal ini dapat melibatkan sejumlah zat yang disebut
pembawa pesan kedua (second messenger) yang konsentrasinya meningkat setelah pelekatan
molekul sinyal pada reseptor dan yang nantinya meregulasi aktivitas protein lain di dalam sel.
Selain itu, transduksi sinyal juga dapat dilakukan oleh sejumlah jenis protein yang pada akhirnya
dapat memengaruhi metabolisme, fungsi, atau perkembangan sel.

2.3.3 Siklus sel

Setiap sel berasal dari pembelahan sel sebelumnya, dan tahap-tahap kehidupan sel antara
pembelahan sel ke pembelahan sel berikutnya disebut sebagai siklus sel. Pada kebanyakan sel,
siklus ini terdiri dari empat proses terkoordinasi, yaitu pertumbuhan sel, replikasi DNA,
pemisahan DNA yang sudah digandakan ke dua calon sel anakan, serta pembelahan sel. Pada
bakteri, proses pemisahan DNA ke calon sel anakan dapat terjadi bersamaan dengan replikasi
DNA, dan siklus sel yang berurutan dapat bertumpang tindih. Hal ini tidak terjadi pada eukariota
yang siklus selnya terjadi dalam empat fase terpisah sehingga laju pembelahan sel bakteri dapat
lebih cepat daripada laju pembelahan sel eukariota. Pada eukariota, tahap pertumbuhan sel
umumnya terjadi dua kali, yaitu sebelum replikasi DNA (disebut fase G1, gap 1) dan sebelum
pembelahan sel (fase G2). Siklus sel bakteri tidak wajib memiliki fase G 1, namun memiliki fase
G2 yang disebut periode D. Tahap replikasi DNA pada eukariota disebut fase S (sintesis), atau
pada bakteri ekuivalen dengan periode C. Selanjutnya, eukariota memiliki tahap pembelahan
nukleus yang disebut fase M (mitosis).
Peralihan antartahap siklus sel dikendalikan oleh suatu perlengkapan pengaturan yang
tidak hanya mengoordinasi berbagai kejadian dalam siklus sel, tetapi juga menghubungkan siklus
sel dengan sinyal ekstrasel yang mengendalikan perbanyakan sel. Misalnya, sel hewan pada fase
G1 dapat berhenti dan tidak beralih ke fase S bila tidak ada faktor pertumbuhan tertentu,
melainkan memasuki keadaan yang disebut fase G 0 dan tidak mengalami pertumbuhan maupun
perbanyakan. Contohnya adalah sel fibroblas yang hanya membelah diri untuk memperbaiki
kerusakan tubuh akibat luka. Jika pengaturan siklus sel terganggu, misalnya karena mutasi, risiko
pembentukan tumor—yaitu perbanyakan sel yang tidak normal—meningkat dan dapat
berpengaruh pada pembentukan kanker.

2.4 Teori Tentang Sel

Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris Robert
Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang dirancangnya sendiri. Kata
sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti rongga/ruangan. Pada tahun 1835, sebelum
teori sel menjadi lengkap, Jan Evangelista Purkyně melakukan pengamatan terhadap granula
pada tanaman melalui mikroskop. Teori sel kemudian dikembangkan pada tahun 1839 oleh
Matthias Jakob Schleiden dan Theodor Schwann yang mengatakan bahwa semua makhluk hidup
atau organisme tersusun dari satu sel tunggal, yang disebut uniselular, atau lebih, yang disebut
multiselular. Semua sel berasal dari sel yang telah ada sebelumnya. Di dalam sel terjadi fungsi-
fungsi vital demi kelangsungan hidup organisme dan terdapat informasi mengenai regulasi
fungsi tersebut yang dapat diteruskan pada generasi sel berikutnya.

a. Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil
pengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut sel (cellula).

b. Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga),
tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi).

c. Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam,
rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut “Sarcode”.

d. Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma.


e. Matthias Schleiden (ahli botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun 1838
menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur tumbuhan dan hewan. Mereka
mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel. Konsep yang diajukan tersebut
menunjukkan bahwa sel merupakan satuan struktural makhluk hidup.

f. Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang melayang-layang pada
protoplasma yaitu inti (nucleus).

g. Max Shultze (1825-1874) ahli anatomi menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional
makhluk hidup.

h. Rudolf Virchow (1858) menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya (omnis
celulla ex celulla)

2.5 Pengertian Jaringan

Jaringan adalah gabungan dari beberapa atau banyak sel yang memiliki fungsi yang sama dalam
suatu ikatan.

2.6 Struktur Jaringan

Jaringan penyusun tubuh dapat dikelompokkan menjadi 4 kelompok, yaitu jaringan epitelium,
jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

2.6.1 Jaringan Epitelium

Jaringan epitelium merupakan jaringan penutup permukaan tubuh, baik permukaan tubuh
sebelah luar maupun sebelah dalam. Permukaan sebelah luar yang memiliki jaringan epitelium adalah
kulit, sedangkan permukaan sebelah dalam tubuh yang mengandung epitelium adalah permukaan
dalam usus, paru-paru, pembuluh darah, dan rongga tubuh. Jaringan epitelium dapat berasal dari
perkembangan lapisan ektoderma, mesoderma atau endoderma. Nama epitelium sangat erat
hubungannya dengan letaknya di dalam tubuh. Epitelium yang melapisi dinding dalam kapiler darah,
pembuluh limfa, dan jantung disebut endotelium. Endotelium berasal dari perkembangan laoisan
mesoderma. Sedangkan epitelium yang melapisi rongga tubuh, misalnya perikardium, pleura, dan
peritoneum disebut mesotelium. Mesotelium juga berasal dari lapisan mesoderma. Sel-sel epitelium
terikat satu dengan lainnya oleh zat pengikat (semen) antarsel, sehingga hampir tidak ada ruangan
antarsel. Jaringan epitelium dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuknya, serta
berdasarkan struktur dan fungsinya.

1) Epitelium berdasarkan jumlah lapisan sel dan bentuk


Dua kriteria yang digunakan untuk mengklasifikasikan epitelium adalah jumlah lapisan sel dan
bentuknya. Berdasarkan jumlah lapisannya, epitelium dapat dibedakan menjadi epitelium sederhana
dan epitelium berlapis. Epitelium sederhana adalah epitelium yang sel-selnya hanya selapis. Epitelium
berlapis adalah epitelium yang terdiri atas beberapa lapis sel.

2) Epitelium berdasarkan struktur dan fungsi

Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan epitelium dibedakan menjadi dua, yaitu jaringan
epitelium penutup dan jaringan epitelium kelenjar.

a) Jaringan epitelium penutup

Berperan melapisi permukaan tubuh dan jaringan lainnya, terdapat di permukaan tubuh,
permukaan organ, melapisi rongga, atau merupakan lapisan di sebelah dalam dari saluran yang ada
pada tubuh.

b) Jaringan Epitelium kelenjar

Tersusun oleh sel sel khusus yang mampu menghasilkan sekret atau getah cair. Getah cair ini
berbeda dengan darah dan cairan antar sel.Berdasarkan cara kelenjar mensekresikan cairannya, kelenjar
dibedakan menjadi dua, yaitu kelenjar eksokrin dan kelenjar endokrin.

2.6.2 jaringan Ikat

Ciri khusus jaringan ikat adalah memiliki komponen intaseluler yang disebut matriks. Matriks
disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Dengan demikian, secara garis besar, jaringan ikat terdiri atas sel-
sel jaringan ikat dan matriks. Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, serat pada matriks dapat
dibedakan menjadi tige jenis, yaitu serat kolagen, elastin, dan retikuler. Serat kolagen berupa berkas
beranekaragam yang berwarna putih. Serat nya mempunyai daya regang yang tinggi dengan elastisitas
yang rendah. Kolagen terdapat pada tendon. Serat elastin berwarna kuning dan lebih tipis dari serat
kolagen. Seratnya mempunyai elastisitas tinggi. Terdapat pada pembuluhdarah. Serat retikuler hamper
sama dengan serat kolagen tetapi berukuran lebih kecil. Serat ini berperan dalam menghubungkan
jaringan ikat dengan jaringan lain. Bahan dasar penyusun matriks adalah mukopolisakarida sulfat dan
asam hialuronat. Bentuk bahan dasar ini adalah homogen setengah cair, jika kandungan asam hialuronat
tinggi, matriks bersifat lentur. Sebalinya, jika kandungan mukopolisakarida sulfatnya tinggi, matriks
bersifat kaku. Bahan ini terdapat dalam sendi. Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan
memiliki berbagai fungsi, antara lain. Fibroblast (mensekresikan protein), makrofag (berbentuk tidak
teratur dan khusus terdapat pembuluh darah), sel tiang (menghasilkan subtansi heparin dan histamine),
sel lemak (khusus untuk menyimpan sel lemak), sel darah putih (melawan fatogen dan dapat bergerak
bebas).

1) Jaringan ikat longgar

Susunan seratnya longgar dan memiliki banyak sustansi dasar. Fungsinya antara lain. Member
bentuk organ dalam, misalnya sumsum tulang dan hati. Menyokong, mengelilingi, dan menghubungkan
elemen dari seluruh jaringan lain, misalnya menyelubungi serat otot, melekatkan jaringan di bawah
kulit.
2) Jaringan ikat padat

Susunan selnya padat dan memiliki sedikit bahan dasar dan sedikit sel jaringan ikat. Jaringan ikat
padat dibagi menjadi dua jenis, yaitu jaringan ikat padat tak teratur yang terdapat pada bagian dermis
kulit dan pembungkus tulang, jaringan ikat pada teratur, yang terdapat pada tendon.

2.6.3. Jaringan tulang

a. Tulang rawan (Kartilago)

Ada tiga jenis tulang rawan yaitu tulang rawan hialin (memiliki serat kolagen yang tersebar
dalam bentuk anyaman halus dan rapat), tulang rawan elastin (serat kolagen tidak tersebar dan bentuk
serat elastic bergelombang), tulang rawan fibrosa (serat kolagen kasar dan tidak teratur, lakuna-
lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi selsel kondrosit).

b. Tulang sejati (Osteon)

Sel tulang disebut osteosit. Osteosit terletak di dalam lacuna. Osteosit dibentuk oleh osteoblas.
Antara osteosit yang satu dengan yang lain dihubungkan oleh kanalikuli. Matriks penyusun tulang adalah
kolegen dan kalsium fosfat yang memperkeras matriks sehingga tulang lebih keras. Tulang tersusun atas
unit-unit yang dinamakan system havers, setiap havers mengandung pembuluh darah. Tulang dibungkus
oleh selaput yang disebut periosteum.

c. Darah

Sel darah meliputi sel darah merah (eretrosit), sel darah putih (leukosit), dan keping darah
(trombosit). Sel darah merah berfungsi untuk mengangkut oksigen, sel darah putih berfungsi untuk
melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh, sedangkan keping darah berperan dalam proses
pembekuan darah. Sel darah putih terdiri atas monosit, limfosit, eosinofil, basofil, dan neutrofil.

d. Jaringan adipose

Jaringan adipose adalah jaringan ikat yang terdiri atas sel-sel berukuran besar yang
terspesialisasi untuk menyimpan lemak, disebut juga jaringan lemak. Jaringan ini berfungsi untuk
menyimpan lemak sebagai cadangan makanan, mencegah hilangnya panas secara berlebihan dan
sebagai pelindung jaringan yang ada di dalamnya. Jaringan ini terdstribusi di bawah kulit, di dalam
tulang, rongga perut dan dada.

e. Jaringan otot

1. Otot polos

Sel berbentuk gelendong, memiliki satu inti yang terletak di bagian tengah. Kontraksi otot polos
tidak di bawah pengaruh kesadaran sehingga disebut ototinvolunter. Contoh saluran pencernaan,
kantong kemih, organ reproduksi, saluran pernapasan.

2. Otot lurik
Sel berbentuk silinder yang panjang dan tidak bercabang, memiliki banyak inti yang terletak di
bagian tepi sel. Kontrasksi otot lurik di bawah kesadaran sehingga di senut otot volunter. Contoh, otot
melekat pada rangga.

3. Otot Jantung

Sel otot jantung membentuk rantai dan sering bercabang dua atau lebih membentuk sinsitium.
Memiliki satu atau dua inti sel yang terletak di bagian tengah sel. Kontraksi tidak di bawah pengaruh
kesadaran.

2.6.4. Jaringan Saraf

a. Jenis sel saraf

Neuron sensori (aferen), berfungsi menyampaikan rangsangan dari organ penerima rangsangan
(reseptor) kepada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).Neuron intermediate,
berperan sebagai penghubung implus saraf dari satu neuron ke neuron lain atau dari neuron mororik ke
neuron sensorik. Neuron motor (eferen), berfungsi mengirimkan implus dari sistem saraf pusat ke otot
dan kelenjar yang akan melakukan respons tubuh. Pada umumnya, neuron motor menerima implus dari
neuron intermediet. Adakalanya implus ditransmisikan dari neuron sensori ke neuron motor.Jika Anda
sudah memahami uraian materi di atas sekarang coba Anda kerjakan latihan soal di bawah ini. Jawablah
pertanyaan di bawah ini berdasarkan bacaan di atas.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan dari pembahasan tugas paper Ilmu Dasar Keperawatan 1 tentang Sel, maka
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit
penyusun semua makhluk hidup.
2. Sel pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuwan dari inggris bernama Robert Hooke
pada tahun 1665.
3. Ada dua jenis sel yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik. Yang membedakan antara
keduanya adalah membran nukleus. Pada sel eukariotik terdapat membran nukleus
sedangkan pada sel prokariotik tidak.
4. Dalam sel terdapat berbagai organel sel yaitu membran sel, nukleus, sitoplasma, ribosom,
retikulum endoplasma, badan golgi, lisosom, mitokondria, kloroplas, vakuola,
peroksisom, sitoskeleton, dan dinding sel tumbuhan.
5. Kerusakan pada organel-organel sel tersebut dapat menyebabkan gangguan penyakit.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sajid, Fahmi. 2015. Penemuan Sel dan Teori tentang Sel.


http://mudahbiologi.blogspot.co.id/2015/06/penemuan-sel-dan-teori-tentang-sel.html.
Diakses pada tanggal 3 oktober 2021.
2. Rizkyani, Iraa. 2013. Makalah Tentang Sel.
http://iraarizkyani63.blogspot.co.id/2013/01/makalah-tentang-sel.html. Diakses pada
tanggal 3 oktober 2021, pukul 02.37.
3. Wikipedia Bahasa Indonesia. Sel (biologi).
https://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi)#Sel_prokariota. Diakses pada tanggal 3
oktober 2021, pukul 13.02.
4. Darmono. 2011. Penyakit genetik karena mutasi DNA mitochondria dan multifaktor
genetik. http://penyakitgenetik.yolasite.com/resources/Penyakit%20mitokondria%20&
%20multifaktor.pdf. Diakses pada tanggal 4 oktober 2021, pukul 16.37.
5. Khasanah, Nafis Satun. 2012 Penyakit-penyakit apa yang berhubungan dengan kerusakan
Aparatus Golgi dan Retikulum Endoplasma?. https://www.scribd.com/doc/85918154/Penyakit-
Pada-Gangguan-Badan-Golgi. Diakses pada tanggal 4 oktober 2021.
6. Alba, Anona. 2014. Makalah Biologi Sel “Ribosom”.
http://anonalba.blogspot.co.id/2014/04/v-behaviorurldefaultvmlo_27.html. Diakses pada
tanggal 4 oktober 2021, pukul 00.11.
7. Wikipedia Bahasa Indonesia. 2014. Peroksisom.
https://id.wikipedia.org/wiki/Peroksisom#Sindrom_Zellweger. Diakses pada tanggal 5
oktober 2021, pukul 15.09.

Anda mungkin juga menyukai