Anda di halaman 1dari 21

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN SEL TUMBUHAN DAN JARINGAN

MERISTEM

MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Struktur Perkembangan Tumbuhan

Dosen Pengampu: Andi Asyhari, M.Pd

Disusun Oleh :

Putriyah 2010810038

Litsa Octafyani 2010810041

Siska Maharani 2010810049

PROGRAM TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan hidayahnya
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Struktur dan Perkembangan Sel
Tumbuhan dan Jaringan Meristem." Dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Struktur Perkembangan Tumbuhan yang di ampu oleh beliau Bpk. Andy Asy'ari. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah
ini.

Selanjutnya, dalam kesempatan ini penulis tidak lupa untuk mengucapkan terimakasih
yang sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu dan ikut serta dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Kudus, 14 September 2021

Penulis

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumbuhan adalah organisme eukariotik yang tersusun dari banyak sel atau
multiseluler. Tumbuhan tersusun atas banyak sel dengan fungsi sama yang menyusun
jaringan. Jaringan-jaringan itu menyusun organ, dan organ menyusun bentuk
keseluruhan dari tumbuhan.
Jaringan yang terdapat pada ujung-ujung tanaman atau titik tumbuh adalah
jaringan meristem. Jaringan meristem adalah jaringan tanaman yang memungkinkan
tanaman untuk tumbuh. Pada jaringan meristem, sel-sel terus membelah secara
mitosis dan menyebabkan tanaman tumbuh.
Sel tumbuhan adalah sel yang menyusun fungsi kerja dari seluruh fungsi
kehidupan tumbuhan. Peran sel tumbuhan adalah memulai pertumbuhan awal,
menyerap makanan, hingga menghasilkan buah. Sel tumbuhan memiliki dinding sel
yang terbuat dari selulosa. Dinding sel sangat tipis saat selulosa masih berusia muda,
sedangkan dinding sel menebal saat selulosa semakin tua. Sel tumbuhan ini yang
membuat tumbuhan muda sangat lunak, sedangkan tumbuhan tua sangat keras.
Pada dasarnya, tubuh tumbuhan multiseluler merupakan satu unit morfologi.
Dikatakan demikian karena tubuh tumbuhan tersusun atas sel-sel yang berlekatan
dengan sel-sel lain melalui dinding selnya. Penyatuan sel-sel tersebut dimungkinkan
karena adanya zat perekat antar sel. Beberapa tipe sel dengan bentuk yang serupa
membentuk suatu kelompok sel yang dikenal sebagai jaringan tumbuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dan perkembangan sel tumbuhan?
2. Bagaimana struktur dan perkembangan jaringan meristem?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur dan perkembangan sel tumbuhan
2. Untuk mengetahui struktur dan perkembanhga jaringan meristem

BAB II

ISI
A. Struktur dan Perkembangan Sel Tumbuhan
1. Pengertian Sel Tumbuhan
Sel berasal dari bahasa latin yaitu Celula artinya ruang kecil. Pada tahun 1665
ahli botani Inggris bernama Robert Hooke mengamati sayatan tipis gabus botol
dengan mikoskop sederhana buatannya sendiri. Hooke melihat adanya ruangan-
ruangan kecil yang menyusun gabus tersebut. Ruangan-ruangan kecil itu diberinya
nama sel. Meskipun diketahui bahwa ruangan-ruangan kecil itu sebenarnya sel mati
karena tidak ada aktivitas hidup, tidak ada organel lain di dalamnya dan hanya ada
dinding sel, istilah sel tetap digunakan sampai sekarang.
Sel adalah bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup baik secara struktural
maupun fungsional. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Dikatakan struktural karena sel tersusun atas membran sel dan organel sel yang
mempunyai bentuk dan ukuran yang beragam. Bentuk dari suatu sel dipengaruhi oleh
fungsi dari sel itu sendiri.
Semua organisme bersel dibagi dalam dua golongan besar, yaitu organisme
prokariota dan organisme eukariota. Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan
organisasi internal sel relatif sederhana.
Contoh organisme prokariota meliputi seluruh jenis bakteri. Organime
Eukariota memiliki inti sel dan organisasi internal selnya sangat kompleks, contohnya
sel tumbuhan dan sel hewan. Selain itu, sel eukariotik memiliki sistem endomembran.
Sistem endomembran merupakan suatu kumpulan organl sel yang membentuk
sistem kesatuan yang saling mempengaruhi antara satu organel sel dengan organel sel
lainnya. Secara umum organel sel yang termasuk ke dalam endomembran adalah
organel-organel sel di dalam sitoplasma yang memiliki lapisan membran dan saling
berhubungan antar kinerja satu dengan yang lain. Organel-organel sel yang memiliki
membran tersebut antara lain membran plasma, inti sel, retikulum endoplasma (RE),
badan golgi, mitokondria, dan kloroplas.
2. Strutur Sel Tumbuhan
a. Dinding Sel
Dinding sel disebut juga dengan tembok sel merupakan lapisan di luar
membran sel yang mengelilingi jenis sel tertentu dan membatasi ruang bagi sel
untuk mengembang. Dinding sel merupakan ciri khas yang terdapat pada
tumbuhan, memiliki struktur yang fleksibel, kuat, tetapi terdapat juga yang
kaku. Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel. Selulosa
adalah karbohidrat yang membuat dinding sel kaku dan membentuk serat
panjang. Karbohidrat berfungsi untuk membentuk dinding sel. Turunan
karbohidrat lainnya yaitu pektin, lignin, dan hemiselulosa.
1. Dinding sel primer adalah dinding yang dibentuk ketika sel sedang
tumbuh. Dinding sel primer terletak diantara dinding sel sekunder dan
dinding sel lamela tengah. Dinding sel primer tersusun dari hemiselulosa,
zat pektin, dan glikoprotein,
2. Dinding sel sekunder adalah dinding yang dibentuk oleh sel-sel tumbuh
dewasa dan matang. Dinding sel sekunder memiliki lapisan tebal, tekstur
kaku, kuat, dan terletak di bagian dalam dinding sel primer. Dinding sel
sekunder tersusun dari selulosa, lignin, dan hemiselulosa.
3. Dinding sel lamela tengah merupakan lapisan tipis yang kaya akan
polisakarida lengket yang disebut pektin, sehingga lamela tengah ini dapat
meletakkan sel-sel yang bersebelahan dan memperkuat sel saat menjadi
dewasa dan berhenti tumbuh.

Fungsi Dinding Sel

1. Menjaga tekanan turgor dan memberikan bentuk pada sel.


2. Sifat kaku pada sel dapat membantu tumbuhan berdiri tegak dan
mencegah masuknya patogen atau benda asing yang berbahaya ke
dalam sel.
3. Melindungi sel dari tekanan mekanis.
4. Dinding sel bersifat semi-permeable dan membantu proses difusi
materi melalui apoplast.
5. Sebagai tempat pertukaran zat seperti protein dan molekul-molekul
kecil yang masuk atau keluar dari sel.
6. Menjaga homeostasis pada sel.
7. Berperan sebagai hormon, karena mengandung poligosakarin.
8. Sebagai tempat penyimpanan karbohidrat.

b. Membran Sel
Membran sel disebut juga membran plasma atau selaput plasma yang
tersusun atas molekul lemak dan protein. Molekul lemak tersusun atas dua
lapis dan terdapat di bagian tengah membran. Di sebelah luarnya terdapat
lapisan peripheral protein (protein tepi), yang menyusun tepi luar dan dalam
membran. Selain peripheral protein terdapat molekul-molekul protein yang
masuk ke dalam lapisan lemak itu disebut integral protein (protein integral).
Fungsi membran sel yaitu melindungi isi sel, mengatur keluar masuknya
molekul-molekul, dan menerima rangsangan dari luar sel (sebagai reseptor).

c. Inti Sel (Nukleus)


Inti Sel (Nukleus) merupakan organel terbesar yang berada di dalam
sel, biasanya terletak di tengah sel, dan berbentuk bulat atau oval. Di dalam
inti sel terdiri atas selaput inti, nukleolus/anak inti, nukleoplasma, dan
kromosom/kromatin. Pada inti sel terdapat membran inti yaitu membran ganda
fosfolipd yang mampu menyelimuti seluruh inti sel. Membran inti terdiri atas
membran luar dan membran dalam. Membran luar berhubungan langsung
dengan retikulum endoplasma, membran dalam berada pada bagian dalam.
Fungsi inti sel anatara lain mengatur semua kegiatan sel, mengatur
pembelahan sel, dan menyimpan informasi genetik.
d. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bagian yang cair dalam sel, berfungsi sebagai
pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel. Di sekitar
sitoplasma terdapat organel-organel sel bersifat hidup dengan menjalankan
fungsi-fungsi kehidupan.

e. Plastida
Plastida merupakan organel yang sangat dinamis, mampu membelah,
tumbuh, dan berdiferensiasi menjadi berbagai bentuk. Pada sel muda
tumbuhan tinggi, plastida tidak berwarna dan disebut leukoplas atau
proplastida. Pada buah masak, plastida berwarna kuning atau merah dan
disebut kromoplas. Sedangkan pada daun, plastida berwarna hijau dan disebut
kroloplas.
Kloroplas merupakan jenis plastid yang mengandung zat hijau daun
atau klorofil. Kloroplas berfungsi dalam fotosintesis yang menghasilkan
karbohidrat.
Kloroplas memiliki membran rangkap, yaitu membran luar dan dalam.
Membran luar permukaannya rata dan sangat permeabel, berfungsi untuk
mengatur lalu lintas molekul keluar masuk kloroplas. Membran dalam
membungkus cairan kloroplas yang disebut stroma. Membran dalam kloroplas
melipat ke arah dalam dan membentuk lembaran-lembaran yang disebut
tilakoid. Tilakoid berfungsi menangkap energi cahaya dan mengubahnya
menjadi energi kimia. Pada tempat-tempat tertentu, tilakoid bertumpuk-
tumpuk, membentuk badan seperti tumpukan uang logam yang disebut grana.
Membran dalam berfungsi membentuk lamela yang berguna sebagai
penghalang permeabilitas kloroplas.
f. Vakuola
Vakuola merupakan organel yang paling besar volumenya pada sel
tumbuhan dewasa. Di samping itu vakuola merupakan ruang dalam sel yang
berisi cairan berupa rongga yang diselaputi membran (tonoplas). Cairan dalam
vakuola adalah air yang di dalamnya terlarut zat seperti enzim, alkaloid, lipid,
garam mineral, asam, termasuk juga asam amino, asam organik, glukosa, dan
gas. Pada sel daun dewasa, vakuola mendominasi sebagian besar ruang sel
sehingga sel terlihat sebagi ruang kosong.

Fungsi Vakuola:

a. Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan glukosa.


b. Tempat menyimpan pigmen (daun, bunga, dan buah).
c. Tempat penyimpanan minyak atsiri (golongan minyak yang mudah
menguap dan memberikan bau khas).
d. Mengatur turgiditas sel (tekanan osmotik sel).
e. Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolik sekunder seperti
getah karet, alkaloid, tanin, dan kalsium oksalat.
g. Ribosom
Ribosom merupakan partikel kecil dengan diameter 17-20 nm, terdapat
di dalam sitoplasma di luar selapur RE dan di dalam inti, kloroplas, dan
mitokondria. Ribosom yang mengumpul dalam suatu kelompok disebut
poliribosom atau polisom, yang berfungsi untuk sintesis protein, misalnya
pembentukan rantai polipeptida dari asam amino. Informasi urutan asam
amino dan rantai polipeptidsa dibawa dari inti oleh RNA duta berikatan
dengan ribosom, informasi yang terdapat di dalamnya dipindahkan oleh RNA
transferyang terdapat di dalam Sitoplasma.

h. Retikulum Endoplasma (RE)


Retikulum Endoplasma (RE) merupakan struktur berbentuk benang
bermuara di inti sel. Terdapat dua jenis RE, yaitu retikulum endoplasma halus
dan retikulum endoplasma kasar. Fungsi RE adalah mendukung sintesis
protein dan menyalurkan bahan genetik antara inti sel dengan sitoplasma dan
sebagai alat transportasi zat-zat di dalam sel itu sendiri.
i. Mitokondria
Mitokondria (the power haouse) secara umum berbentuk butiran atau
benang. Mitokondria berfungsi sebagai pusat respirasi seluler yang
menghasilkan energi ATP dan tempat berlangsungnya siklus Krebs.
Mitokondria memiliki dua membran, yaitu membran luar (Outer
membrane) dan membran dalam (Inter membrane). Struktur membran luar
mirip dengan membran plasma. Pada membran dalam terjadi pelekukan ke
arah dalam membentuk krista (kristae). Dengan adanya krista ini, permukaan
membran dalam menjadi semakin luas sehingga poses respirasi semakin
efektif. Proses respirasi terjadi pada membran dalam dan matriks. Matriks
adalah cairan yang berada di dalam mitokondria dan bersifat sebagai gel.

j. Badan Golgi
Badan golgi terletak di antara retikulum endoplasma dan membran
plasma. Badan golgi merupakan organel polimorfik. tersusun atas membran
berbentuk kantong pipih (siterne), berupa pembuluh, gelembung kecil, atau
bentuknya seperti mangkok. Berfungsi memilah dan mengirim produk sel dan
terlibat dalam sekresi.

k. Mikrotubulus
Mikrotubulus organel yang berfungsi mempertahankan bentuk sel juga
sebagai rangka sel.

l. Mikrofilamen
Mikrofilamen berperan dalam pergerakan sel

3. Perkembangan sel tumbuhan


Pola pertumbuhan dan perkembangan tanaman dimulai dari sel meristem
mengalami perkembangan sel dan pertumbuhan plasma. Selanjutnya akan
berdiferensiasi menuju pendewasaan sel. Setelah sel dewasa nantinya akan
mengalami penuaan dan kematian sel. Diferensiasi sel tumbuhan tidak saja
diproses terminal, namun dapat melakukan pembelahan sel Kembali atau arah
perkembangannya. Adapun teknologi biakan sel tanaman dapat dilakukan secara
konvensional yaitu secara seksual dan aseksual, sehingga nantinya dapat
memperoleh sifat yang unggul.

B. Struktur dan Perkembanggan Jaringan Meristem


1. Pengertan Jaringan Meristem
Jaringan adalah sekelompok sel yang memiliki struktur dan fungsi sama dan
terikat oleh bahan-antar sel membentuk satu kesatuan. Jaringan pada tubuh
tumbuhan dikelompokan berdasarkan tempatnya, tipe sel penyusun, fungsi, dan
tahap perkembangannya. Jaringan berdasarkan tempatnya terdapat di akar, batang,
daun, buah, dan biji. Jaringan berdasarkan tipe sel penyusunnya dibedakan
menjadi jaringan sederhana dan jaringan kompleks. Jaringan sederhana
merupakan jaringan yang sama bentuk atau homogen dari satu tipe sel. Jaringan
kompleks merupakan jaringan beda bentuk atau heterogen lebih dari satu tipe sel.
Contoh jaringan sederhana adalah jaringan kolenkim, parenkim, dan sklerenkim.
Contoh jaringan kompleks adalah jaringan xilem, floem, dan epidermis. Jaringan
berdasarkan fungsinya bergantung pada jenis jaringan; contoh jaringan epidermis
berfungsi sebagai jaringan pelindung semua organ tumbuhan.
Sedangkan Jaringan Meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat
embrional, artinya terus menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel
tubuh tumbuhan. Sel meristem merupakan sel muda dan belum mengalami
diferensiasi dan spesialisasi. Diferensiasi adalah perkembangan sel menjadi
macam bentuk sel yang khusus. Spesialisasi adalah perkembangan sel menuju ke
fungsi tertentu. Jaringan meristem terus melakukan aktifitas membelah secara
mitosis, menyebabkan bertambahnya sel-sel baru sehingga sel mengalami
perubahan secara diferensiasi dan spesialisasi.

Ciri-ciri jaringan meristem:

a. Sel berukuran kecil.


b. Terdiri dari sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan.
c. Nukleus berukuran relatif besar.
d. Sel berdinding tipis.
e. Sitoplasma berjumlah banyak.
f. Vakuola berukuran kecil.
g. Selnya berbentuk kubus.
h. Plastida belum matang.

Fungsi Jaringan Meristem

a. Sebagai jaringan penyokong pada pertumbuhuan diameter batang.


b. Sebagai jaringan penyokong pertumbuhan meninggi pada batang dan
memanjang pada akar.
c. Sebagai jaringan penyokong dalam pertumbuhan organ perantara tanaman.
d. Petumbuhan dan perkembangan menjadi panjang, besar, dan meningkat.

2. Struktur dan Perkembangan Jaringan Meristem


Menurut letaknya, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem apikal,
meristem interkalar, dan meristem lateral.

a. Meristem Apikal
Jaringan ini dikenal dengan meristem ujung karena terdapat pada ujung
batang dan ujung akar. Meristem apikal selalu menghasilkan perpanjangan
batang dan akar pada tumbuhan. Dalam proses perkembangan meristem apikal
akan menghasilkan tunas apikal (tunas ujung) yang akan berkembang menjadi
cabang samping, daun, dan bunga.
Pertumbuhan yang diawali oleh meristem apikal dikenal sebagai
pertumbuhan primer dan menghasilkan jaringan yang dikenal dengan jaringan
primer. Pertumbuhan primer memungkinkan ujung batang (tunas)
meningkatkan paparannya terhadap cahaya dan ujung akar meningkatkan
paparannya dengan menembus tanah.

b. Meristem Interkalar
Jaringan ini dikenal dengan jaringan antara yakni terdapat di antara
meristem primer dan dewasa. Meristem semacam ini dijumpai pada tumbuhan
yang batangnya beruas-ruas, misalnya keluarga rumput-rumputan.
Pertumbuhan sel yang dilakukan oleh meristem interkalar menyebabkan
munculnya bunga. Jaringan-jaringan yang terbentuk oleh meristem interkalar
ini serupa dengan jaringan yang berasal dari meristem apikal, sehingga
digolongkan ke dalam jaringan primer.
c. Meristem Lateral
Jaringan ini dikenal juga dengan meristem samping karena
menghasilkan pertumbuhan ke arah samping sehingga akar dan batang
semakin membesar/menebal. Petumbuhan ini hasil meristem pertumbuhan
sekunder. Meristem lateral juga disebut sebagai kambium. Terdapat dua
kambium yang dapat berkembang pada tumbuhan dalam membentuk
pertumbuhan sekunder, yaitu kambium vaskuler dan kambium gabus.
Kambium vaskuler berperan dalam penebalan selama pertumbuhan sekunder,
sedangkan kambium gabus menghasilkan lapisan pelindung yang disebut
lapisan periderm. Lapisan periderm ini terbentuk di bagian luar akar atau
batang yang membesar ketika lapisan epidermis rusak karena ketebalannya
bertambah sebagai akibat aktivitas kambium vaskuler.

Di samping itu, dikenal juga meristem primer dan meristem sekunder yang
didasarkan pada awal usulnya. Secara kesepakatan, meristem primer adalah sel yang
berkembang secara langsung dari sel bersifat embrio dan tetap bersifat embrio.
Meristem sekunder adalah jaringan yang berkembang dari jaringan dewasa yang
masih tetap dapat berdiferensiasi.

Definisi meristem primer dan sekunder tersebut di atas tidak selalu tepat.
Sebagai contoh, meristem pucuk organ liar berkembang secara sekunder, tetapi
menurut struktur dan fungsinya, mereka termasuk meristem primer. Sebaliknya,
sebagian besar bahkan kadang-kadang seluruh kambium pembuluh yang secara umum
diterima sebagai meristem sekunder, berkembang dari meristem pucuk dan sebagian
dari procambium.

Contoh meristem sekunder yang jelas tidak diragukan menurut asalnya adalah
felogen, yang berkembang dari parenkim atau kolenkim, yang mengalami diferensiasi
dari jaringan kalus yang berkembang dalam biakan jaringan dewasa.

Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa penggunaan istilah meristem


primer dan sekunder tidak berdasarkan tahap perkembangan dan tipe jaringan yang
berkembang darinya. Meristem primer akan membentuk jaringan dasar tumbuhan
yang meliputi epidermis, korteks dari akar dan batang, mesofil daun, dan jaringan
pembuluh primer. Meristem sekunder akan berkembang menjadi jaringan pembuluh
sekunder dan jaringan penyokong.

Pada Monokotil tertentu, seperti Palmae dan pisang, terjadi perluasan batang
di dekat pucuk dan ini merupakan jaringan primer. Meristem yang bertanggung jawab
memperluas batang disebut meristem penebalan primer.

a. Perkembangan Meristem Primer


Masing-masing daerah tahap diferensiasi pada meristem primer dapat terlihat
perbedaanya. Meristem pucuk dapat dibedakan menjadi promeristem dan daerah
meristematic dibawahnya, yang selnya mengalami tahap diferensiasi tertentu.
Promeristem berisi sel inisial pucuk Bersama dengan sel turunannya dan masih di
dekat sel inisial. Bagian yang berdiferensiasi pada wilayah meristematis adalah
protoderm. Dari sinilah berkembang sistem epidermis tumbuhan, procambium
yang akan membentuk jaringan pembuluh primer, meristem dasar yang akan
membentuk jaringan dasar tumbuhan, misalnya parenkim dan sklerenkin, korteks
dan empulur, maupun kolenkim korteks. Istilah sel inisial pada meristem
berhubungan dengan sel yang selalu dalam keadaan meristematis. Satu sel inisial
membelah, maka salah satu sel anaknya tetap berfungsi sebagai sel inisial,
sedangkan yang lainnya mengalami diferensiasi dan pemasakan.

b. Perkembangan Meristem Skunder


Kambium dan kambium gabus termasuk meristem sekunder. Berdasarkan
tempatnya, kambium termasuk meristem lateral Kambium berkembang sebagai
untaian panjang yang melingkar membentuk kambium pembuluh (berkas
pengangkut). Jaringan ini terdapat pada batang serta akar Dikotil dan
Gymnospermae Kambium yang terdapat pada jaringan pembuluh primer disebut
kambium vasikuler Sementara kambium yang terdapat di antara berkas
pengangkut disebut kambium intervasikuler yang berkembang dari parenkim
intervasikuler. Kambium terus-menerus membelah Pembelahan sel ke arah luar
akan membentuk floem sekunder, sedangkan ke arah dalam akan membentuk
xilem sekunder. Kambium gabus membelah menghasilkan sel-sel gabus yang
menggantikan epidermis yang mati. Sel-sel gabus ini berfungsi sebagai pelindung.
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengertian Sel Tumbuhan

Sel adalah bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup baik secara struktural maupun
fungsional. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Dikatakan
struktural karena sel tersusun atas membran sel dan organel sel yang mempunyai bentuk
dan ukuran yang beragam. Bentuk dari suatu sel dipengaruhi oleh fungsi dari sel itu sendiri.

Struktur Sel Tumbuhan

 Dinding sel
 Membran sel
 Inti sel
 Sitoplasma
 Plastida
 Vakuola
 Ribosom
 RE
 Badan golgi
 Mikrotubulus
 Mikrofilamen

Struktur dan Perkembangan Jaringan Meristem

Jaringan Meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional, artinya
terus menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh tumbuhan. Menurut
letaknya, jaringan meristem dibedakan menjadi meristem apikal, meristem interkalar, dan
meristem lateral.

Meristem Apikal

Jaringan ini dikenal dengan meristem ujung karena terdapat pada ujung batang dan
ujung akar. Meristem apikal selalu menghasilkan perpanjangan batang dan akar pada
tumbuhan. Dalam proses perkembangan meristem apikal akan menghasilkan tunas apikal
(tunas ujung) yang akan berkembang menjadi cabang samping, daun, dan bunga.

Meristem Interkalar

Jaringan ini dikenal dengan jaringan antara yakni terdapat di antara meristem primer
dan dewasa. Meristem semacam ini dijumpai pada tumbuhan yang batangnya beruas-ruas,
misalnya keluarga rumput-rumputan. Pertumbuhan sel yang dilakukan oleh meristem
interkalar menyebabkan munculnya bunga. Jaringan-jaringan yang terbentuk oleh meristem
interkalar ini serupa dengan jaringan yang berasal dari meristem apikal, sehingga
digolongkan ke dalam jaringan primer.

Meristem Lateral

Jaringan ini dikenal juga dengan meristem samping karena menghasilkan


pertumbuhan ke arah samping sehingga akar dan batang semakin membesar/menebal.

Perkembangan Meristem Primer

Masing-masing daerah tahap diferensiasi pada meristem primer dapat terlihat


perbedaanya. Meristem pucuk dapat dibedakan menjadi promeristem dan daerah
meristematic dibawahnya, yang selnya mengalami tahap diferensiasi tertentu.

Perkembangan Meristem Skunder

Kambium dan kambium gabus termasuk meristem sekunder. Berdasarkan tempatnya,


kambium termasuk meristem lateral Kambium berkembang sebagai untaian panjang yang
melingkar membentuk kambium pembuluh (berkas pengangkut).
DAFTAR PUSTAKA

Ramdhini Nisfi, Rizki, Dkk. 2021. Anatomi Tumbuhan. Medan: Yayasan Kita Menulis

Mulyani, Sri. 2019. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: PT Kanisius

Herawadi, Dedi. 2020. Struktur Fungsi dan Metabolisme Tubuh Tumbuhan. Bandung:
SEAMEO QITEP in Science

Anda mungkin juga menyukai