Anda di halaman 1dari 73

MAKALAH STRUKTUR TUMBUHAN

“ Sel Tumbuhan ”

7
J

KELOMPOK 4

ANGGOTA KELOMPOK :

1. Alvin Wardani (003)

2. Rifky Hermawan (022)

3. Muhammad Hafidz K (017)

4. Muhammad Syarif H (014)


PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015

DAFTAR ISI

JUDUL......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH...............................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................. 2
C. TUJUAN ..................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 3

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN............................................................................................ 56
B. SARAN ........................................................................................................ 56

DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Sel Tumbuhan”.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya
maupun segi lainnya. Untuk itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna
tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Mataram, 27 September 2015

Penyusun
BAB 1

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Sel merupakan unti struktural dan fungsional pada makhluk hidup. Bentuk sel

ada yang pipih, memanjang, sangat panjang, dan bikonkaf. Sedang ukuran dari sel

pada umumnya mikroskopis. Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada

tahun 1665 yang mengamati jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan

kesatuan fungsional makhluk hidup. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung

di dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi secara autimon asalkan seluruh

kebutuhan hidupnya terpenuhi.

Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari berbagai jenis sel

terspesialisasi yang bekerja sama melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi

berbagai organel dan penyusun-penyusun lainnya seperti dinding sel, sitoplasma,

membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi, vakuola, peroksisom dan

glioksisom, rangka sel, ribosom, mitokondria, plastida dan nukleus. Masing-masing

organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Fotosintesis, metabolisme,

pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan merupakan aktivitas sel-sel tumbuhan.

Misalnya organel plastida yang berperan dalam fotosintesis tumbuhan.

Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel hidup

maupun sel mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam struktuk

dan fungsinya. Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel, terisi plasma

yang terbungkus oleh membran plasma. Sedangkan perbedaannya terutama

diakibatkan oleh lingkungan dan faktor genetik, yaitu akibat proses diferensiasi

yang mengikuti proses pembelahan sel.

Pembelahan sel merupakan faktor penting dalam kehidupan mahluk hidup.

Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel baru melalui proses
pembelahan sel atau reproduksi sel. Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan

menjadi dua, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara

tidak langsung (mitosis dan meiosis).

Pada makalah ini akan dijelaskan tentang sel tumbuhan khususnya mengenai

dinding sel, organel dan penyusun-penyusun sel lainnya serta pembelahan sel yang

mengakibatkan terjadinya pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.

B.  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana struktur dan fungsi dinding sel pada tumbuhan ?

2.      Bagaimana struktuk dan fungsi membran sel pada tumbuhan ?

3.      Bagaimana struktur dan fungsi organel-organel pada sel tumbuhan ?

4.      Bagaimana struktur dan fungsi dari inti sel pada sel tumbuhan ?

5.      Bagaimana proses pembelahan sel pada tumbuhan ?

C.  Tujuan

1.      Untuk mengetahuai struktur dan fungsi dinding sel pada tumbuhan.

2.      Untuk mengetahuai struktuk dan fungsi membran sel pada tumbuhan.

3.      Untuk mengetahuai struktur dan fungsi organel-organel pada sel tumbuhan.

4.      Untuk mengetahuai struktur dan fungsi dari inti sel pada sel tumbuhan.

5.      Untuk mengetahuai proses pembelahan sel pada tumbuhan.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Dinding Sel

Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan. Dinding sel adalah struktur

di luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel

dibentuk oleh diktiosom. Dinding sel merupakan ciri khas yang dimiliki tumbuhan.

Dinding sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas,

layaknya sel hewan. Namun demikian, hal ini berakibat positif karena dinding-dinding

sel dapat memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur

dan fungsi sel sendiri. Dinding sel mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel.

Dinding sel bersama-sama dengan vakuola berperan dalam turgiditas sel atau

kekakuan sel.

Dinding sel terbuat dari berbagai macam komponen, tergantung golongan

organisme. Pada tumbuhan, dinding-dinding sel sebagian besar terbentuk oleh

polimer karbohidrat (pektin, selulosa, hemiselulosa, dan lignin sebagai penyusun

penting).

Gambar dinding sel tumbuhan :


Pada awal pembentukannya, dinding sel berupa selaput tipis tersusun atas

selulosa (polisakarida kompleks). Di antara dua dinding sel yang berdekatan

terdapat lamela tengah. Dua sel yang berdekatan dihubungkan oleh saluran yang di

dalamnya terdapat benang-benang plasma yang disebut plasmodesmata.

Plasmodesmata (bentuk jamak dari, plasmodesma) adalah suatu saluran

terbuka pada dinding sel tumbuhan melalui mana benang sitosol terhubung dari sel-

sel tetangganya. Sitoplasma lewat melintasi plasmodemata dan menghubungkan

kandungan hidup sel yang bersebelahan. Ini akan menyatukan sebagian besar bagian

tumbuhan itu menjadi satu rangkaian hidup. Membran plasma sel yang bersebelahan

bersambungan melalui plasmodesmata. Air dan zat terlarut yang berukuran kecil

dapat lewat secara leluasa dari sel ke sel. Cara transportasi tersebut dinamakan

simplas. Dalam keadaan tertentu, molekul protein khusus dan RNA dapat juga

melakukan hal seperti itu. Plasmodesmata telah dapat dilihat sejak berabad-abad

lalu, tapi struktur rincinya baru dapat dipelajari setelah berkembangnya mikroskop

elektron. Plasmodesmata tampak seperti terowongan yang terjadi dari perluasan

membran plasma dari sejumlah sel yang bersebelahan dan berisi sebuah tabung

berdiameter lebih kurang 40 nm.


Dinding sel dapat dibedakan menjadi dinding sel primer dan dinding sel

sekunder. Dinding sel primer dibentuk pada waktu sel membelah, misalnya pada sel-

sel muda yang sedang tumbuh. Dinding sel primer tersusun atas selulosa antara 9–

25%, hemiselulosa, pektin, serta beberapa senyawa lainnya. Selulosa terdiri dari

mikrofibril yaitu serat-serat panjang yang memiliki daya regang kuat.

Sementara itu, dinding sel sekunder terbentuk karena penebalan. Dinding sel

sekunder ini dimiliki oleh sel-sel dewasa yang terdapat di sebelah dalam dinding sel

primer. Dinding sel sekunder mempunyai kandungan selulosa antara 41–45%,

hemiselulosa, dan lignin.

Selulosa merupakan senyawa organik dengan rumus (C6H10O5)n, sebuah

polisakarida yang terdiri dari rantai linier dari beberapa ratus hingga lebih dari

sepuluh ribu ikatan β(1→4) unit D-glukosa. Selulosa merupakan komponen struktural

utama dinding sel dari tanaman hijau, banyak bentuk ganggang dan Oomycetes.

Beberapa spesies bakteri mengeluarkan itu untuk membentuk biofilm. Selulosa

adalah senyawa organik yang paling umum di Bumi. Sekitar 33% dari semua materi

tanaman adalah selulosa (isi selulosa dari kapas adalah 90% dan dari kayu adalah

40-50%). Selulosa tidak dapat dicerna oleh manusia, hanya dapat dicerna oleh

hewan yang memiliki enzim selulase.

Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan.

Komposisi bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung jenisnya. Lignin terutama

terakumulasi pada batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak. Pada batang, lignin

berfungsi sebagai bahan pengikat komponen penyusun lainnya, sehingga suatu pohon

bisa berdiri tegak (seperti semen pada sebuah batang beton).

Berbeda dengan selulosa yang terbentuk dari gugus karbohidrat, struktur

kimia lignin sangat kompleks dan tidak berpola sama. Gugus aromatik ditemukan

pada lignin, yang saling dihubungkan dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3
karbon. Proses pirolisis lignin menghasilkan senyawa kimia aromatis berupa fenol,

terutama kresol.

Beberapa sel dindingnya mengalami penebalan oleh zat lignin yang disebut

lignifikasi. Lignifikasi mengakibatkan xilem dan sklerenkim mengayu (keras dan

kaku). Penebalan dinding sel dapat terjadi secara penyisipan (aposisi ) pada

penebalan-penebalan lama atau penambahan (intususepsi ) pada penebalan lama. Di

antara dinding sel ada yang tidak mengalami penebalan disebut noktah.

B. Membran Sel

1. Pengertian Membran Sel

Membran sel merupakan batas kehidupan. Membran sel memisahkan sel yang

“hidup” dengan lingkungan sekitarnya yang “tidak hidup”. Setiap sel diselimuti oleh

sebuah lapisan yang disebut membran sel. Karena membran sel sangat tipis, maka ia

tidak bisa dilihat dengan mikroskop cahaya, tetapi bisa diamati dengan menggunakan

mikroskop elektron (dibawah akan Anda lihat gambar dari membran sel). Membran

sel terdiri dari barisan lemak. Selain itu pada membran sel juga terdapat protein.

Membran sel memiliki ketebalan 8 nm. Susunan membran sel yang lengkap dijelaskan

menurut suatu model mosaik cair.Model membran ini pertama kali diperkenalkan

oleh dua orang ilmuwan, yaitu Jonathan Singer dan Garth Nicolson. Membrane sel

adalah selaput yang terletak paling luar yang tersusun atas senyawa kimia

lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan senyawa protein).

Lapisan tipis yang luar biasa ini tebalnya kira-kira hanya 8nm (dibutuhkan lebih dari

8000 membran plasma untuk menyamai tebal kertas halaman ini) membran plasma

mengontrol lalulintas ke dalam dan keluar sel yang dikelilinginya. Seperti semua

membran biologis, membran plasma memiliki permeabilitas selektif; yakni, membran

ini memungkinkan beberapa substansi dapat melintasinya dengan lebih mudah


daripada substansi yang lainnya. Salah satu episode paling awal dalam evolusi

kehidupan mungkin berpa pembentukan membran yang membatasi suatu larutan yang

mempunyai komposisi yang berbeda dari larutan sekelilingnya, tetapi masih bisa

melakukan penyerapan nutrient dan pembuangan produk limbahnya kemampuan sel

untuk membedakan pertukaran kimiawainya ini dengan lingkungannya merupakan hal

yang mendasar bagi kehidupan, dan membran plasma inilah yang membuat

keselektifan ini bisa terjadi.

2. Struktur Membran Sel

Membran sel memiliki struktur seperti lembaran tipis. Membran sel tersusun

dari molekul-molekul protein, lipid (lemak), dan sedikit karbohidrat yang membentuk

suatu lapisan dengan sifat dinamis dan asimetri. Bersifat dinamis karena memiliki

struktur seperti fluida (zat cair), sehingga molekul lipid dan protein dapat

bergerak. Bersifat asimetri karena komposisi protein dan lipid sisi luar tidak sama

dengan sisi dalam membran sel. Molekul-molekul tersebut menyusun matriks lapisan

fosfolipid rangkap (fosfolipid bilayer) yang disisipi oleh protein membran. Berikut

ini gambaran dari struktur membran sel

(Gambar 1. Struktur Membran Sel)

Terdapat dua macam protein membran, yaitu protein yang terbenam (integral)

dan yang menempel (peripheral) di lapisan fosfolipid. Satu unit fosfolipid terdiri

dari bagian kepala (fosfat) dan ekor (asam lemak). Sisi kepala merupakan sisi
hidrofilik (suka air) yang menghadap ke luar membran sel. Sisi ekor merupakan sisi

hidrofobik (tidak suka air) yang bersembunyi di bagian dalam membran sel. Pada

bagian membran sel yang menghadap ke luar sel, terdapat karbohidrat yang melekat

pada protein membran atau fosfolipid. Fungsi biologis membran sel bergantung pada

molekul-molekul penyusunnya, yaitu lipid, protein, dan karbohidrat.

Menurut Dalle (2007:1) Ada beberapa teori tentang struktur dari membran sel

diantaranya :

a.    Gortel & Grendel (1925)

   Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas lipid yang

mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob(yang tidak dapat larut

dalam air tetapi dapat larut dalam minyak)

   Gugus polar mengarah ke bagian luar dari bilayer, sedangkan gugus hidrofob

(rantai asam lemak) berada di bagian tengah dari lipid bilayer

Gambar 2. Struktur Membran Sel Berdasarkan Teori Gortel & Grendel.

(Dalle,2007:1).

b.   Davson & Danielli (1954)


Membran merupakan struktur lipid bilayer yang disisipi dengan protein globular

yang melintasi membran dan terdapat pula protein di permukaan luar dan dalam

membran.

c.    Singer & Nicholson (1972)/ Model Mozaik Fluida

Model mosaik fluida yang disusun berdasarkan hukum-hukumtermodinamika untuk

menjelaskan struktur membran sel. Model mosaic fluida yang dikembangkan pada

tahun 1972 oleh Singer dan Nicolson memperkenalkan ide baru tentang penyebaran

lipid dan protein pada membran, karena itu mereka merevolusi ilmu pengetahuan

(berpikir ilmiah) tentang struktur membran. Model ini memecahkan dasar baru

dengan dalil (sasaran) yang meyakinkan bahwa protein terpancang secara langsung

pada membran bilayer. Matriks phospholipid terdiri atas dua lapisan, dan

didalamnya terdapat dua tipe protein, ialah protein perifer yang dapat bereaksi dan

dapat larut pada air (polar), dan protein integral yang sukar berikatan dan sukar

larut air (nonpolar) (Anonim,C,2011:1).

3. Komponen Kimia Membran Sel

Berdasarkan analisis kimia, membran sel tersusun atas lipida dan protein

(lipoprotein). Lipidanya berupa fosfolipid, glikolipid dan sterol. Sterol umumnya

berupa kolesterol. Menurut Ardiyanto (2011:1) protein penyusun membran sel

terutama terdiri dari glikoprotein, Berikut adalah penyusun membrane sel :

a.    Lipid

Membran sel terdiri dari tiga kelas lipid amphipathic: fosfolipida, glikolipid,

dan kolesterol. Jumlah dari masing-masing tergantung pada jenis sel, tetapi dalam

sebagian besar kasus fosfolipid yang paling berlimpah. Terdapat 3 tipe lipid, yaitu:

1)   Fosfolipid.

Molekul fosfolipid terdiri dari dua bagian, yaitu kepala dan ekor. Bagian kepala

memiliki muatan positif dan negatif serta bagian ekor tanpa muatan. Bagian kepala
karena bermuatan bersifat hidrofilik atau larut dalam air, sedangkan bagian ekor

bersifat hidrofobik atau tidak larut dalam air. Fosfolipid digolongkan sebagai lipid

amfipatik.

2)   Kolesterol

Banyak terdapat pada membran sel hewan (sekitar 50% dari molekul lipid).

Membran sel tumbuhan dan semua sel bakteri tidak banyak mengandung kolesterol.

Kolesterol lebih sedikit dibandingkan lipida membran lainnya dan tidak terlalu

bersifat amfipatik. Gugus hidroksil dari kolesterol yang bersifat hidrofilik

menentukan orientasi molekul ini pada membran sel. Gugus hidroksil berada pada

bagian permukaan membran.Kolestrol pada membrane sel berfungsi untuk mengatur

fluiditas dan stabilitas mebran serta mencegah asam lemak lebih merapat dan

mengkristal dengan meningkatkan suhu pretransisi.

Gambar 3. Kolesterol (Dalle,1983:3)

3)   Glikolipid

Glikolipid ialah molekul molekul lipid yang mengandung karbohidrat, biasanya

pula sederhana seperti galaktosa atau glukosa. Akan tetapi istilah istilah glikolipid

biasanya dipakai untuk lipid yang mengandung satuan gula tetapi tidak mengandung

fosfor.Glikolipid dapat diturunkan dari gliserol atau pingosine dan sering dimakan

gliserida atau sebagai spingolipida

b.   Protein
Protein dalam membran merupakan kunci untuk fungsi membran secara

keseluruhan. Protein berguna terutama dalam transportasi bahan kimia dan sistem

informasi di seluruh membran. Setiap membran memiliki kandungan protein yang

berbeda-beda. Protein bisa dalam bentuk perifer atau integral. Jumlah protein

berbeda pada tiap spesies dan bergantung pada fungsinya bagi spesies tersebut.

Terdapat 4 kelompok protein:

1)   Protein peripheral

Dapat ditemukan baik di dalam ataupun di luar permukaan membran yang

membentuk ikatan nonkovalen dengan permukaan membrane.

2)   Protein integral

Dapat ditemukan di antara membran dan memiliki daerah hidrofobik yang

menempel di antara membran serta daerah hidrofilik yang menonjol dari dua

permukaan bilayer. berfungsi untuk memasukkan zat-zat yang ukurannya lebih

besar.

3)   Protein transmembran

Protein ini terintegrasi pada lapisan lipid dan menembus 2 lapisan lipid /

transmembran. Bersifat amfipatik, mempunyai sekuen helix protein, hidrofobik,

menembus lapisan lipida, dan untaian asam amino hidrofilik. Banyak diantaranya

merupakan glikoprotein, gugus gula pada sebelah luar sel. Di sintesis di RE, gula

dimodifikasi di badan golgi.

4)   Protein yang berikatan dengan lipid

Dapat ditemukan di luar membran lipid pada ekstraseluler atau sitoplasmik.

Protein plasma memiliki fungsi antara lain sebagai berikut:

a. Protein pembawa (carrier) senyawa yang melewati membran plasma,

b. Menerima isyarat (signal) hormonal,


c. Meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau ke sel lainnya,

d. Sebagai pangkal pengikat komponen-komponen sitoskeleton dengan

senyawa-senyawa ekstraseluler.

Gambar 4. Protein Membran (Dalle,1983:3)

c.    Karbohidrat

Karbohidrat pada membrane sel terdapat dalam bentuk yang berikatan dengan

lipid atau protein (glikolipid dan glikoprotein). Selain itu juga terdapat pada

permukaan sel dan berfungsi dalam interaksi sel dan sekitarnya. Pada sel epitel

glikolipid terdapat pada permukaan apical yang terpapar dan berfunsi untuk

melindungi dari pH rendah dan degradasi enzim.Karbohidrat pada membran plasma

terikat pada protein atau lipida dalam bentuk glikolipida dan glikoprotein. Pada

membran plasma terkandung 2 – 10% karbohidrat. Karbohidrat dalam lemak

berfungsi untuk meningkatkan hidrofisilitas lemak dan protein. Peran penting

karbohidrat dalam berbagai aktivitas sel :

1)   Sistim kekebalan

Karbohidrat pada Molekul karbohidrat bertanggung jawab terhadap kekhasan

sifat antigenis membran sel. Sifat antigenis ini berkaitan dengan sistem kekebalan

(imun) tubuh dan kemampuannya membedakan sel sendiri dari sel asing. Sel asing
dapat dikenali sebagai sel asing, karena glikoprotein pembentuk membrannya

memiliki karbohidrat yang berbeda dengan karbohidrat glikoprotein pembentuk

membran sel penerima. Keadaan seperti ini memacu tanggapan kekebalan.

2)   Pengenalan sel

Karbohidrat mampu membedakan sel yang satu dengan sel lainnya. Penting pada

perkembangan jaringan dan organ, Dasar pada penolakan sel asing oleh sistem imun.

Gambar 5.Struktur Karbohidrat (Dalle,1983:4).

4.   Kerangka Membran

Kerangka membran atau disebut juga sitoskeleton mempunyai tiga macam

jenis yaitu mikrotubulus, mikrofilamen, dan filamen intermediet (Dhiyas,2012:1).

a. Mikrofilamen (Filamen aktin)

Bersifat fleksibel, filamen aktin biasanya berbentuk jarring atau gel. Aktin

berfungsi membentuk permukaan membran.


b. Mikrotubula

Mikrotubula atau mikrotubulus adalah tabung yang disusun dari mikrotubulin.

c. Filamen Intermediet

Berbentuk serat mirip tali, filamen intermediet member kekuatan mekanis pada

membran sel .

5.   Fungsi Membran Sel

Anonim (2010:1) menjelaskan fungsi dari membran sel sebagai berikut:

a.    Kompertemenisasi

Membran sel merupakan selaput berkelanjutan dan tidak putus yang

membatasi dan menyelubungi suatu ruangan (kopertemen). Membran sel

menyelubungi isi seluruh sel, selain itu ada juga membrane yang membatasi nukleus

dan ruang-ruang di sitoplasma. Ini kita ibaratkan sebagai ruang-ruang yang ada di

dalam gedung. ruang-ruang tersubut perlu di batasi oleh partisi atau tembok.

Sehingga kegiatan di masingmasing di satu ruangan dengan ruang yang lain. Di dalam

sel kompertemenisasi mutlak perlu ada, karena ruang-ruang di dalam sel berisi

cairan dan adanya percampuran cairan dari ruang-ruang tersebut merupakan

malapetaka bagi sel tersebut.

b. Interaksi Antar Sel

Pada organisme bersel banyak, membran sel bertanggung jawab terhadap

interksi antara sel satu dengan yang lainnya. Alat tubuh pada umumnya terdiri dari

macam sel yang berbeda yang harus bekerja sama untuk melaksanakan fungsi

keseluruhan. Membran sel menyilahkan sel untuk saling mengenal kemudian saling

bertukar substansi dan informasi dengan tidak memandang apakah sel sudah

terpakai di tempat tertentu, seperti dari jaringan.

c. Perubahan Energi
Perubahan satu bentuk energi menjadi bentuk energi lain merupakan hal yang

sangat penting dalam proses hidup, dan membran sel sangat terlibat dalam proses

ini. Hal yang sangat mandasar bagi semua kehidupan adalah kemampuan sel tumbuh-

tumbuhan untuk mengubah energi cahaya matahari menjadi energi kimia yang

terkandung dalam karbohidrat. Sel hewan maupun tumbuh-tumbuhan juga mampu

untuk mengubah energi kimia dari karbohidrat tersebut manjadi ATP atau senyawa

lain berenergi tinggi. Proses pengikatan energi ini terjadi di dalam mambran dari

mitokondria dan kloroplas. Energi cahaya, termal, makanikal diubah oloeh reseptor

dari sistem saraf menjadi implus saraf yang merupakan cara kumunikasi dalam

sistem saraf tersebut. Meskipun mekanisme pengubahan ini belum diketahui secara

pasti, namun demikian membran sangat terlibat dalam proses ini.

d.   Transfer Informasi

Membran mempunyai peranan mentransfer informasi dari satu sel ke sel yang

lain. Di dalam membran teradapt reseptor yang mampu mengkombinasi dengan

mulekul tertentu dengan bentuk yang sesuai, seperti yang selalu berkombinasi

dengan suatu subtrat yang sesuai. Sel yang berbeda mempunyai membran yang

memiliki reseptor yang juga berbeda, sehingga bermacam-macan reseptor akan

berkombinasi dengan bermacam-macam “ligand”. Ligand adalah molekul atau ion yang

dapat berkombinasidengan reseptor yang terdapat dalam membran. Ligand yang

paling banyak dipelajari adalah hormon, faktor tumbuhdan neurotrasmitter,

semuanya terikat pada membran sel tampa menembusnya. Interaksi antara reseptor

yang terdapat di membran sel dengan ligand yang terdapat di luar sel dapat

menimbulkan stimulus baru yang terlibat dalam pengaturan bermacam-macam

kejadian dalam sel.

e.    Penyediaan Enzim


Banyak yang terdapat di dalam sel merupakan bagian dari membran. Contoh

dapat dikemukakan di sini bahwah “Na-Kactivated ATPase yang berkaitan dengan

pompa sodium dan kalium terdapat di dalam membran sel . enzim sitokrom yang

terlibat dalam respirasi merupakan bagian dari membran dari mitokondria.

Sebaliknya enzim monoamin oksidase yang menyebabkan katekolamin tidak aktif

hanya terdapat di bagian luar membran mitokondria. Sejumlah protein dan

glikoprotein banyak terdapat di dalam membran sel, bertindak sebagai reseptor

dari hormon dan benda penolak atau terlibat dalam pengangkutan substansi ke

dalam sel. Ditempatkannya enzim di dalam membran sel mempunyai beberapa tujuan.

Pada proses fosforilasi oksidatif yang terjadi di mitokondria, transpor elektron

yang paling efisien tercapai apabila enzim berada saling berdekatan. Bagian dalam

membran menyediakan bantuan fisik dan orientasi yang diperlukan. Protein dalam

membran yang bertindak sebagai tempat pengikat bagi bermacam-macam ion, asam

aminon dan gula dikenal sebagai “carrier” dipandang sebagai mekanisme dalam

proses dalam trnspor aktif. Sistem enzim dalam membran pada umumnya disebut

adenilsiklase yang terdapat pada hampir semua jaringan mamalia kecuali sel darah

merah. Aktivasi terhadap adenilsiklase menimbulkan perubahan ATP menjadi

adenosin monofosfat siklik (cAMP) didalam sel. Meningkatnya jumlah cAMP didalam

sel selanjutnya membawa pengaruh terhadap respons fisiologik dari sel,

misalnya:sistem enzim menjadi aktif, terjadi perubahan permeabilitas membran

terhadap substansi tertentu, terjadi sintesa atau sekresi hormon, sintesa protein.

f.    Membran Sel Sebagai Perantara

Membran sel merupakan perantara bagi keluar masuknya zat terlarut.

Kemampuan membran plasma meluluskan substansi tertentu masuk ke atau keluar

dari sel, tetapi membatasi pergerakan substansi tertentu disebut permeabilitas


selektif. Suatu membran dikatakan permeabel terhadap suatu substansi tersebut.

Permeabilitas membrane plasma tergantung dari :

1)   Ukuran Sel

Molekul berukuran besar tidak dapat menembus membrane plasma. Molekul air

dan asam amino berukuran kecil dengan mudah dapat menembus membran plasma,

tetapi kebanyakan protein yang merupakan gabungan dari banyak asam amino

tergolong molekul besar dan tidak dapat menembus membran plasma.

2)   Kelarutan Dalam Lemak

Substansi yang larut dalam menembus membran plasma dengan lebih mudah

dibandingkan dengan substansi lain. Hal inimsebabkan karena membran plasma

terdiri lapisan lemak. Contoh substansi yanglarut dalam lemak : O2, CO2 dan

hormon steroid.

3)   Muatan Ion

Muatan ion yang akan menumbus membran plasma sangat menentukan susah

mudahnya ion tersebut masuk ke atau keluar dari sel. Zat yang mempunyai muatan

berlawanan dengan muatan membrane plasma akan di tarik ke arah membran plasma

sehingga lebih muda menembus membran plasma,tetapi bila ion mempunyai muatan

sama dengan muatan membran plasma akan di tolak oleh membran plasma dan

pergerakan ion menembus mambran plasma sangat terbatas. Gejala ini seuai dengan

hukum fisika yang menyatakan bahwa dua muatan yang sama akan saling tolak

menolak dan dua muatan yang berbeda saling tarik menarik.

4) Ada atau Tidak Adanya Mulekul Pengangkut

Beberapa protein yang disebut “carrier” maupun untuk mengikat dan mengangkut

substansi melintasi membran plasma.

g.   Pergerakam Substansi Melintasi Membran


Mekanisme bagaimana suatu substansi bergerak menembus membran sel

adalah sangat penting bagi hidup matinya sel. Substansi tertentu misalnya harus

bergerak masuk ke dalam seluntuk menyokong agar sel itu hidup, namun sebaliknya

zat-zat buangan yang di hasilkan oleh metabolisme sel harus di keluarkan dari dalam

sel untuk selanjutnya di buang keluar tubuh. Pergerakan substansi dapat dilakukan

dengan cara pasif maupun aktif. Anonim (2011:1) berpendapat tentang trasport

aktif dan transport pasif sebagai berikut:

1)   Transpor pasif

Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul menuruni gradien

konsentrasinya. Transpor pasif ini bersifat spontan. Difusi, osmosis, dan difusi

terfasilitasi merupakan contoh dari transport pasif. Difusi terjadi akibat gerak

termal yang meningkatkan entropi atau ketidakteraturan sehingga menyebabkan

campuran yang lebih acak. Difusi akan berlanjut selama respirasi seluler yang

mengonsumsi O2 masuk. Osmosis merupakan difusi pelarut melintasi membran

selektif yang arah perpindahannya ditentukan oleh beda konsentrasi zat terlarut

total (dari hipotonis ke hipertonis). Difusi terfasilitasi juga masih dianggap ke

dalam transpor pasif karena zat terlarut berpindah menurut gradien

konsentrasinya. Contoh molekul yang berpindah dengan transpor pasif ialah air dan

glukosa. Transpor pasif air dilakukan lipid bilayer dan transport Pasif glukosa

terfasilitasi transporter. Ion polar berdifusi dengan bantuan protein transpor.

2)   Transpor aktif

Transpor aktif merupakan Transpor aktif merupakan faktor utama yang

menentukan kemampuan suatu sel untuk mempertahankan konsentrasi internal

molekul kecil yang berbeda dari konsentrasi lingkungannya. Oleh karena itu, ia

memerlukan tenaga (yang terdiri daripada Adenosine Trifosfat atau ‘ATP’) untuk

menggerakkan bahan-bahan melalui membran plasma. Umumnya, bahan-bahan ini


terdiri daripada molekulmolekul berukuran besar seperti protein-protein tertentu

dan mikroorganisme. Bahan-bahan ini bergerak melintasi membran sel melalui salah

satu dari 2 bentuk utama transpor aktif,yaitu endositosis, atau eksositosis.

Transpor aktif merupakan pemompaan zat terlarut melawan gradiennya.Disamping

membantu protein transpor, difusi yang dipermudah masih dianggap transpor pasif

karena zat terlarutnya berpindah menuruni gradien konsentrasinya.Definisi

transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg sebagai sebuah proses

yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah area yang mempunyai

potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat dengan potensial yang lebih

tinggi. Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan energi dan suatu mekanisme

kopling agar dapat digunakan demi menjalankan proses perpindahan substansi.

Transpor aktif merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan suatu sel

untuk mempertahankan konsentrasi internal molekul kecil yang berbeda dari

konsentrasi lingkungannya. Oleh karena itu, ia memerlukan tenaga (yang terdiri

daripada Adenosine Trifosfat atau ‘ATP’) untuk menggerakkan bahan-bahan melalui

membran plasma. Umumnya, bahan-bahan ini terdiri daripada molekulmolekul

berukuran besar seperti protein-protein tertentu dan mikroorganisme. Bahan-bahan

ini bergerak melintasi membran sel melalui salah satu dari 2 bentuk utama transpor

aktif,yaitu endositosis, atau eksositosis.

Transpor aktif merupakan pemompaan zat terlarut melawan

gradiennya.Disamping membantu protein transpor, difusi yang dipermudah masih

dianggap transpor pasif karena zat terlarutnya berpindah menuruni gradien

konsentrasinya.Definisi transport aktif, pertama kali dicetuskan oleh Rosenberg

sebagai sebuah proses yang menyebabkan perpindahan suatu substansi dari sebuah

area yang mempunyai potensial elektrokimiawi lebih rendah menuju ke tempat

dengan potensial yang lebih tinggi. Proses tersebut dikatakan, memerlukan asupan
energi dan suatu mekanisme kopling agar dapat digunakan demi menjalankan proses

perpindahan substansi.

Gambar 6 .Transport aktif dan pasif (anonim A, 2011: 2)

Selain transport aktif dan transpor pasif kartolo (2007) manambahkan

bahwa ;

3)   Fagositisis

Proses aktif lain dimana sel memasukan substansi melintasi membran disebut

fagositosis atau disebut juga makan sel. Pada proses ini uluran sitoplasma yang

disebut psedopodia mendekap (melingkari) partikel padat disebelah luar sel. Sekali

partikel dilingkari, membrane melekuk kedalam, membentuk kantung yang berisi

partikel tersebut. Kantung yang terbentuk ini disebut vakuola fagositik yng

kemudian memisahkan diri dari membran sel. Pada waktu bersamaan terjadi

pencernaan partikel yang terdapat di dalam vakuola fagositik. Partikel yang tidak

tercerna dan zat ampas hasil metabolisme sel di singkirkan dari dalam sel dengan

fagositik terbalik.

4)   Pinositosis
Pada pinositosis atau dikenal juga sebagai minum sel, substansi yang di dekap

lebih merupakan larutan dari pada partikel padat . disini tidak nampak ada uluran

sitoplasma sehingga caranya adalah dengan menarik larutan ke permukaan membran,

dan membrane melekukkearah dalam dan melingkari larutan dan akhirnya terpisah

dari membran. Hanya beberapa sel saja yang melakukan fagositosis, sedangkan

kebanyakan sel lainnya melakukan pinositosis. Pergerakan substrat ke dalam sel

dengan cara fagositosis atau pinisitosis disebut endositosis, langkah pergerakan

substansi kearah luar sel disebut eksositosis.

6.   Model Mosaic Cairan

Berdasarkan model mosaic cairan, struktur membran sel memiliki

karakteristik sebagai berikut :

a. Tersusun dari lipid dengan karakteristik sebagai berikut :

1) Merupakan lapisan ganda bersifat cair sehingga mudah bergerak ke berbagai arah

(horizontal, vertikal, ataupun rotasi).

2) Merupakan senyawa amfipatik yaitu bersifat hidrofilik pada satu bagian dan

bersifat hidrofobik pada bagian lainnya.

3) Dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu posfolipid (bersifat hidrofilik), glikolipid,

spingolipid, dan sterol.

b. Tersusun dari protein dengan karakteristik sebagai berikut :

1) Menyebar secara tidak merata sehingga membentuk mosaic.

2) Terdiri dari dua jenis yaitu perotein integral dan protein perifer.

      Protein integral atau intrinsik bersifat hidrofobik dan menembus dua lapis lipid

(terbenam di tengah lapisan ganda lipid).


      Protein perifer atau ekstrinsik bersifat hidrofilik, menyebabkan terjadinya gaya

elektrostatik dari kepala polar pada lapisan lipid.

3)   Pergerakan protein dibatasai oleh gaya tarik menarik di antara molekul protein.

c. Tersusun dari karbohidrat dengan karakteristik sebagai berikut :

1) Terdiri dari dua jenis yaitu oligosakarida dan polisakarida.

2) Oligosakarida berikatan dengan lipid membentuk glikolipid.

3) Polisakarida berikatan dengan protein membentuk glikoprotein.

d. Antar molekul lipid maupun antara molekul lipid dengan protein tidak disatukan oleh

ikatan kovalen

e. Struktur membran distabilkan oleh adanya kolesterol pada membran. 

f. Membran sel bersifat semipermeabel yaitu dapat dilalui oleh molekul air dan gas

yang larut di dalamnya.

g. Bersifat selektifpermiabel yaitu hanya dapat dilalui oleh ion-ion tertentu.

h. Bersifat dialisis sehingga mampu memisahkan molekul yang berukuran besar dan

kecil. Molekul berukuran kecil seperti glukosa dapat melewati membran sedangkan

molekul berukuran besar seperti protein tidak dapat melewati membran.

i. Transportasi Molekul Melalui Membran 

Peristiwa pertukaran zat atau masuknya zat ke dalam sel melalui membran

terdiri dari beberapa jenis yaitu :

a.   Difusi

Difusi adalah peristiwa perpindahan zat dari konsentrasi tinggi (hipertonis) ke

konsentrasi rendah (hipotonis).

b.      Osmosis
Osmosis merupakan peristiwa perpindahan molekul zat pelarut dari konsentrasi

rendah (hipotonis) ke konsentrasi tinggi (hipertonis). Peristiwa osmosis dapat

berlangsung melalui bagian membran sel yang bersifat semipermiabel.

1)   Transpor aktif

Transpor aktif adalah proses pengangkutan zat berupa glukosa dan asam amino

yang dilakukan oleh sel. Transpor aktif memerlukan energi ATP untuk melewati

membran semipermeabel.

a)   Endositosis

Endositosis merupakan peristiwa masuknya suatu zat ke dalam sel akibat

terjadi lekukan pada membran sel sehingga mengakibatkan suatu zat terjebak di

dalamnya. Endositosis terdiri dari dua jenis yaitu fagositosis (masuknya zat padat

ke dalam sel) dan pinositosis (masuknya zat cair ke dalam sel).

b)   Eksositosis

Eksositosis merupakan kebalikan dari endositosis yaitu peristiwa keluarnya

suatu zat yang terbungkus oleh membran sel.

C.  ORGANEL-ORGANEL PADA SEL TUMBUHAN

1.   Mitokondria

Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup

berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk

menghasilkan energi atau tenaga bagi berlangsungnya proses hidup. Dengan

demikian, mitokondria adalah pembangkit tenaga bagi sel. Mitokondria banyak

terdapat pada sel yang memilki aktivitas metabolisme tinggi dan memerlukan banyak

ATP dalam jumlah banyak, misalnya sel otot jantung. Jumlah dan bentuk mitokondria

bisa berbeda-beda untuk setiap sel.


Struktur mitokondria terdiri dari empat bagian utama, yaitu membran luar,

membran dalam, ruang antar membran, dan matriks yang terletak di bagian dalam

membran [Cooper, 2000]. Membran luar terdiri dari protein dan lipid dengan

perbandingan yang sama serta mengandung protein porin yang menyebabkan

membran ini bersifat permeabel terhadap molekul-molekul kecil yang berukuran

6000 Dalton. Dalam hal ini, membran luar mitokondria menyerupai membran luar

bakteri gram-negatif. Selain itu, membran luar juga mengandung enzim yang
terlibat dalam biosintesis lipid dan enzim yang berperan dalam proses transpor lipid

ke matriks untuk menjalani oksidasi menghasilkan Asetil KoA. Membran dalam yang

kurang permeabel dibandingkan membran luar terdiri dari 20% lipid dan 80%

protein. Membran ini merupakan tempat utama pembentukan ATP. Luas permukaan

ini meningkat sangat tinggi diakibatkan banyaknya lipatan yang menonjol ke dalam

matriks, disebut krista [Lodish, 2001]. Stuktur krista ini meningkatkan luas

permukaan membran dalam sehingga meningkatkan kemampuannya dalam

memproduksi ATP. Membran dalam mengandung protein yang terlibat dalam reaksi

fosforilasi oksidatif, ATP sintase yang berfungsi membentuk ATP pada matriks

mitokondria, serta protein transpor yang mengatur keluar masuknya metabolit dari

matriks melewati membran dalam. Ruang antar membran yang terletak diantara

membran luar dan membran dalam merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi

yang penting bagi sel, seperti siklus Krebs, reaksi oksidasi asam amino, dan reaksi

oksidasi asam lemak. Di dalam matriks mitokondria juga terdapat materi genetik,

yang dikenal dengan DNA mitkondria (mtDNA), ribosom, ATP, ADP, fosfat inorganik

serta ion-ion seperti magnesium, kalsium dan kalium.

2.   Badan Golgi

Badan Golgi adalah sebutan terhadap kantong-kantong khas yang terdapat

hampir di semua sel eukariotik. Nama ini diberikan pertama kali oleh seorang

sitologiawan Italia bernama Camillo Golgi, yang pertama-tama menjelaskan organel

ini pada akhir abad sembilan belas. (Salisbury dan Ross, 1995).

Badan Golgi terbentuk oleh susunan lempengan kantong-kantong yang khas

dikelilingi membran. Lempengan kantong ini disebut sisterna. Dalam sel tumbuhan,

badan Golgi terdiri atas susunan dari beberapa sisterna. Pada penghujung kantong

terdapat kantong-kantong bulat kecil atau vesikula yang menempel dan yang seolah-

olah terjentik dari ujung kantong yang berukuran lebih besar (Sheeler and Bianchi,
1987). Organel ini terdapat hampir di semua sel eukariotik. Badan Golgi pada

tumbuhan biasanya disebut diktiosom.

Sisterna yang sedang tumbuh berada pada posisi terbawah dengan pinggiran

kantong yang mulai menggelembung disebut sebagai permukaan cis badan Golgi.

Sisterna yang sudah melalui pertumbuhan dengan pinggiran kantong yang

menggelembung lebih besar berada pada posisi teratas yang disebut permukaan

trans. Sisterna yang berada diantara permukaan cis dan trans merupakan kantong-

kantong yang sedang tumbuh dan bergerak hingga mencapai permukaan trans.

Bentuk badan Golgi dalam proyeksi tiga dimensi dapat dilihat pada Gambar.

Badan Golgi sebagai organel sel eukariotik mempunyai fungsi yang beragam,

antara lain 1) mengemas bahan-bahan sekresi yang akan dibebas-kan dari sel, 2)

memproses protein-protein yang telah disintesa oleh ribosom dari retikulum

endoplasma, 3) mensintesa polisakarida tertentu dan glycolipids, 4) memilih protein

untuk berbagai lokasi di dalam sel, 5) memperbanyak elemen membran yang baru

bagi membran plasma, dan 6) memproses kembali komponen-komponen membran

plasma yang telah memasuki sitosol selama endositosis. Badan Golgi berperan dalam
banyak proses selular yang berbeda tetapi yang utama adalah dalam hal sekresi

(Sheeler and Bianchi, 1987).

Badan Golgi menerima produk sel tertentu dari RE dan membawa produk ini ke

dalam vesikula sekretori yang akan meneruskan lintasannya menuju ke bagian luar

membran plasma sel, dan berdiffusi dengan membran. Bagian ini dapat terbuka

untuk membebaskan isi vesikula keluar. Proses ini disebut eksositosis (Lehninger,

1993).

Protein yang disintesis oleh RE dipindahkan ke dalam badan Golgi. Disini

karbohidrat tambahan dapat dibubuhkan kepadanya. Protein-protein ini terkumpul

di dalam vesikula tadi sampai penuh. Vesikula-vesikula ini dapat berpindah ke

permukaan sel dan mengeluarkan isinya ke bagian luar. Vesikula-vesikula berprotein

yang lain pada badan Golgi dapat disimpan di dalam sel sebagai lisosom (Kimbal,

1983).

Pemrosesan protein dimulai pada RE dan dilanjutkan di dalam sisterna badan

Golgi. Protein ditransfer ke bagian cis diktiosom. Semua glycoprotein dari RE yang

sampai pada cis badan Golgi memiliki cincin oligosakarida. Sebelum melewati satu

sisterna Golgi ke sisterna berikutnya, protein akan mengalami pemrosesan. Misalnya

di dalam sisterna cis, kelompok fospat ditambahkan pada akhir cincin oligosakarida

dari protein untuk lisosom, sekresi protein dan protein untuk membran plasma yang

akan menjalani pengolahan ekstensif (Sheeler and Bianchi, 1987).

Di samping peranannya di dalam sekresi, badan Golgi berperan dalam

mempersiapkan elemen-elemen membran untuk organel seperti lisosom dan

membran plasma. Protein yang ditujukan sebagai komponen membran lisosom atau

membran plasma ditambatkan pada membran RE. Pada saat sintesis, protein

kemungkinan bergerak dari RE ke bagian cis, dan dari bagian cis melalui sisterna

medial ke bagian trans sebagai komponen membran. Membran dari pembuluh ini
keluar dari permukaan trans yang mengandung protein. Pembuluh ini mengandung

protein sekresi yang digabungkan dengan membran plasma dan mengosongkan isinya

diluar sel (Sheeler and Bianchi, 1987). Gambaran proses ini disajikan pada gambar

berikut.

Beberapa vesikula yang berada di dekat membran plasma yang bersebelahan

dengan dinding sel, melebur antara vesikula dengan membran plasma hingga

menambah luas permukaan membran sewaktu sel tumbuh (Salisbury and Ross, 1995).

Badan Golgi juga bertindak memilih protein. Protein yang ditujukan untuk

granular sekresi, lisosom dan membran plasma dikirimkan ke cis dari diktiosom

sepanjang adanya kelebihan protein membran RE. Protein RE diyakini kembali ke

retikulum endoplasma oleh pembuluh kecil yang dibebaskan dari cis sisterna

Rothman (Dalam Sheeler and Bianchi, 1987) menyatakan bahwa diktiosom terdiri

dari tiga kompartemen, yaitu kompartemen cis, kompartemen medial dan

kompartemen trans. Kompartemen cis menyortir dan melepaskan protein RE serta


menambahkan phosfat pada terminal gula dari protein lisosom. Kompartemen medial

(bagian tengah sisterna) adalah tempat dimana N-acetyglucosamine ditambahkan.

Penambahan galaktosa terminal dan asam N-acetylneuraminik terjadi dalam

kompartemen trans dan juga di mana berbagai protein akan diurutkan berdasarkan

tujuan akhir.

Peranan lainnya dari badan Golgi selain mempersiapkan elemen-elemen

membran plasma yang baru, juga terlibat dalam pemrosesan kembali membran

plasma yang memasuki sitosol selama endositosis.

Komponen-komponen membran yang memasuki badan Golgi menyusul

endositosis dapat diproses dan digunakan kembali dalam sekresi, dan pada

pembentukan lisosom atau perbaikan membran plasma itu sendiri (Sheeler and

Bianchi, 1987).

3.   Retikulum Endoplasma

Retikulum endoplasma (RE) adalah organel yang dapat ditemukan di seluruh sel

eukariotik. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung

berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae. Retikulum endoplasma terbagi menjadi

dua berdasarkan ada tidaknya butir butir ribosom pada permukaannya yaitu

retikulum endoplasma kasar yang mempunyai ribosom pada permukaannya dan

retikulum endoplasma halus yang tidak memiliki.


a.    Retikulum Endoplasma Kasar

Retikulum endoplasma kasar pada permukaan luarnya dapat ditemukan

butir butir ribosom. Ribosom ini menempel pada retikulum endoplasma kasar

seperti juga ribosom bebas, tersusun dalam kelompok kelompok yang kadang-

kadang terlihat seperti lukisan yang melingkar lingkar. ribosom berhubungan

dengan molekul RNA. Sub unit besar dari ribosom menempel pada  membran

vesikel Retikulum endoplasma sedang subunit kecil bebas. Hasil sintesis

protein sebagai benang polipeptida akan disimpan dalam ruangan retikulum

endoplasma melalui lubang lubang yang terdapat pada membran retikulum

endoplasma.

Struktur membran retikulum endoplasma pada dasarnya tidak berbeda

dengan struktur membran sel, yaitu terdiri dari dua lapisan lipid.

Pada saatnya nanti kandungan protein sebagai hasil sintesis akan

diangkut ke dalam kompleks golgi, dengan cara melepaskan dalam gelembung


gelembung kecil (mikrovesikel). Mikrovesikel tersebut sudah tidak memiliki

butir butir ribosom pada permukaan luarnya.

Retikulum endoplasma kasar banyak ditemukan dalam sel sel kelenjar,

terutama pada sel kelenjar yang sedang aktif mensintesis sekretnya; pada

pewarnaan tampak basofil karena banyaknya retikulum endoplasma kasar.

Masing masing ruangan mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda pada

retikulum endoplasma kasar, yang kemudian dapat dibedakan tiga jenis

1)        Sisterna, ruangan pada retikulum endoplasma yang berbentuk ruangan gepeng,

yang kadang-kadang tersusun berlapis lapis dan saling berhubungan.

2)        Tubuler, berbentuk sebagai pipa pipa kecil yang saling berhubungan.

3)        Vesikuler, ruangan pada retikulum endoplasma yang berbentuk seperti

gelembung gelembung kecil berlapis.

b.   Retikulum Endoplasma Halus

Jumlah retikulum plasma halus dalam sebuah sel sangat bergantung pada tipe

atau jenis sel bersangkutan. Sehingga hanya pada jenis sel tertentu saja retikulum

endoplasma halus ini tampak sangat menonjol. Retikulum plasma halus dapat

dideteksi dengan mikroskop elektron. Diduga bahwa antara dua jenis retikulum
endoplasma terdapat hubungan erat dengan melepaskan ribosomnya, retikulum

endoplasma kasar dapat diubah menjadi retikulum endoplasma halus.

Fungsi retikulum endoplasma ini bermacam-macam yaitu tergantung pada tugas

sel yang bersangkutan. Yang jelas ada hubungan dengan sintesis protein, melainkan

memiliki hubungan dengan metabolisme atau pemisahan zat-zat tertentu, misalnya :

a.    Sintesis lipid, kolesterol, dan hormon steroid serta metabolisme lipid

b.   Detoksifikasi obat-obatan dalam hepar

c.    Pembentukan glikogen dalam sel-sel hepar dan otot seranlintang (otot lurik)

d.   Metabolisme mineral

e.    Transportasi lipid pada sel-sel epitel usus

Fungsi retikulum endoplasma halus dalam pembentukan fosfolipid untuk

membran

Sebelumnya pada bagian membran sel telah dijelaskan bahwa pada membran

sel terdapat protein , hal yang sama terjadi pada organel-organel sel bermembran

lainnya termasuk retikulum endoplasma. Protein tersebut merupakan enzim yang

diperlukan untuk biosintesis lipid. Fosfolipid dan kolesterol yang merupakan

kerangka dasar membran sel disintesis pada membran retikulum endoplasma halus,

kecuali untuk asam emak dan fosfolipid mitokondria. Fosfolipid utama yang terdapat

dalam retikulum endoplasma adalah fosfatidilkolin yang juga disebut lesitin.


Sintesis lesitin ini sendiri melalui tiga tahapan dari dua asam lemak dengan gliserol

fosfat dan tiap tahapannya membutuhkan enzim sebagai katalisator.

Fungsi sesungguhnya dari retikulum endoplasma halusa adalah sebagai pabrik

penghasil membran. Oleh karena itu, selain sintesis molekul lipid juga mensintesis

protein dalam membran tersbut.

4.   Plastida

Plastida ditemukan di dalam sel tumbuhan. Sel binatang tidak memiliki plastida.

Secara umum, plastida merupakan organela yang dikelilingi membran yang

menyimpan sesuatu. Terdapat 2 plastida yaitu kromatofor dan leukoplas.

a.    Kromatofor

Kromatofor dibagi menjadi 2 yaitu kloroplas dan kromoplas.

1.    Kloroplas.

Gambar Struktur tilakoid yang menyususn kloroplas

Kloroplas mengandung pigmen, termasuk klorofil, dan enzim-enzim yang

diperlukan untuk fotosintesis, suatu proses di mana energi cahaya dikonversi

menjadi energi kimia, yang digunakan untuk menghasilkan molekul (bahan bakar)

karbohidrat. Kloroplas ditemukan pada tanaman dan beberapa protista. Kloroplas ini

tidak ditemukan pada organism heterotrof. Beberapa bakteri mempunyai klorofil

dan dapat melakukan fotosintesis, tetapi tidak mempunyai kloroplas yang dibatasi

membran. Beberapa bakteri juga mempunyai pigmen fotosintetik selain klorofil.

Struktur Kloroplas yang Khas


 Kloroplas tumbuhan adalah suatu organela yang dibatasi membran lapis ganda, dengan

sebuah kompartemen dalam yang mengandung membran yang lebih banyak. Membran

dalam dan luar adalah halus dan berbentuk oval pada tumbuhan tinggi.

 Di dalam kloroplas terdapat sistem bermembran lain dalam bentuk kantong-kantong

pipih yang saling berhubungan disebut tilakoid. Di beberapa wilayah, tilakoid

ditumpuk seperti koin permainan poker, masing-masing tumpukan disebut grana.

 Cairan di luar tilakoid disebut stroma, yang mengandung DNA kloroplas dan

ribososm, serta banyak enzim. Membran kloroplas membagi ruang kloroplas menjadi

tiga kompartement : ruang antarmembran, stroma, dan ruang tilakoid.

fungsi kloroplas berhubungan dengan fotosintesis. Tilakoid yang terdiri dari

sistem foto, klorofil dan pigmen aksesori yang menyerap cahaya yang dihasilkan

dalam transfer elektron untuk membentuk faktor co yang kompleks seperti NADP

(Nikotin Amida dinukleotida fosfat) dan ATP (Adenosin trifosfat) yang

menyediakan molekul energi. Hal ini diikuti dengan reaksi gelap dimana fiksasi

karbon dan pembentukan karbohidrat berlangsung menggunakan ATP dan NADP.

Reaksi ini terjadi dalam stroma dan disebut sebagai siklus Calvin.

2.    Kromoplas

 Kromoplas artinya plastida yang terpigmentasi.

 Menyimpan pigmen tumbuhan (khususnya karoteniod kuning, oranye dan merah) yang

tidak larut pada air, dan tidak terlibat di dalam fotosintesis.

 Kromoplas melimpah pada region yang terpigmentasi oranye, emas, dan merah tua

dari suatu tumbuhan


Gambar Suatu kromoplas dan amiloplas

b.    Leukoplas

Leukoplas dibagi menjadi 3 yaitu :

1.         Amiloplas

 Amiloplas menyimpan pati, yang tidak terpigmentasi (terdapat istilah umum, yaitu

leukoplas, yang artinya plastida yang tidak terpigmentasi, tetapi bukan sebagai

istilah untuk amiloplas, yang mengidentifikasi apa yang tersimpan di dalam plastid).

Amiloplas juga disebut sebagai butir-butir pati.

 Amiloplas berbeda-beda ukurannya, tergantung seberapa banyak pati yang

terdeposit. Mereka juga merupakan jenis yang khusus pada semua desainnya,

seorang ahli dapat mengidentifikasi sumber dari butir-butir pati ini.

 Amiloplas melimpah pada sel penyimpan pada sebagian besar tumbuhan

Gambar Butir-butir pati dari potongan segar umbi kentang

2.    Elaioplas
Elaioplas bentuk semi-aktif yang mengandung tetes-tetes minyak/lemak pada

beberapa jaringan penyimpan minyak, seperti endospermium (pada biji), berfungsi

untuk menyimpan lemak

3.    Proteinoplas

Proteinoplas adalah Plastida leukoplas yang terspesialisasi dalam menyimpan asam

amino/protein dan memproduksinya

5.   Vakuola

Vakuola merupakan ruang dalam sel yang berisi cairan (cell sap dalam bahasa

Inggris). Cairan ini adalah air dan berbagai zat yang terlarut di dalamnya. Vakuola

ditemukan pada semua sel tumbuhan namun tidak dijumpai pada sel hewan dan

bakteri, kecuali pada hewan uniseluler tingkat rendah.

fungsi vakuola adalah :

1. memelihara tekanan osmotik sel

2. penyimpanan hasil sintesa berupa glikogen, fenol, dll

3. mengadakan sirkulasi zat dalam sel

Semua sel tumbuhan yang hidup dan sudah dewasa memiliki sebuah organela

yang dibatasi membran yang sangat besar, yang terisi cairan, disebut vakuola

tumbuhan pusat. Vakuola pusat menempati lebih dari 90-95% volume dan sel yang
dewasa. Membran vakuola disebut tonoplas. Tonoplas sangat tidak permeabel

terhadap air dan materi-materi yang larut dalam air

Gambar Vakuola pusat pada tumbuhan

Senyawa simpanan pada vakuola menarik air yang meningkatkan tekanan cairan

di dalam vakuola. Tekanan ini dikenal sebagai tekanan turgor dan ini penting dalam

meningkatkan ukuran dan area permukaan sel tumbuhan selama pertumbuhan sel.

Tekanan ini juga memberi kekuatan sitoplasma melawan membran plasma dan dinding

sel yang membantu untuk membuat sel tetap kaku, menjaga kondisi turgor. Turgor

memberikan sokongan dan kekuatan untuk tumbuhan herbaceous dan bagian

tumbuhan yang lain dari kehilangan dinding sel sekunder. Pada saat tumbuhan
kehilangan turgor, mereka akan layu, suatu keadaan yang secara biologis dikenal

sebagai plasmolisis. Layu yang permanen merupakan eufemisme botani untuk

kematian.

6.   Ribosom

Fungsi utama dari ribosom adalah untuk sintesis protein. Ribosom terdiri dari

asam ribonukleat yang sering disingkat RNA (RNA merupakan kepanjangan dari

Ribonucleat Acid) dan protein, dalam jumlah yang hampir sama. Asam ribonukleat

berasal dari nukleolus, di mana ribosom disintesis dalam sel. Sebuah sel prokariotik

sederhana (misalnya, bakteri) terdiri dari beberapa ribu ribosom, sedangkan sel

eukariotik sangat maju (misalnya, sel manusia) memiliki beberapa jutaan ribosom.

Ribosom prokariotik lebih kecil dalam ukuran dibandingkan dengan yang eukariotik.

Ribosom terdiri atas dua subunit, masing-masing berisi RNA dan protein.

Kedua subunit dikategorikan sehubungan dengan tingkat sedimentasi dalam media

tertentu. Sebagai contoh, dua subunit dalam sel eukariotik adalah 40S (subunit

kecil) dan 60S (subunit yang lebih besar), di mana 'S' adalah singkatan dari unit

kepadatan, Svedberg. Dengan demikian, semakin tinggi nilai yang diberikan subunit,

semakin besar adalah ukuran subunit.

Dalam sel, ribosom berada di dua wilayah sitoplasma. Beberapa ribosom

ditemukan tersebar di sitoplasma (disebut sebagai ribosom bebas), sementara yang

lain yang melekat pada retikulum endoplasma (ribosom terikat). Dengan demikian,

permukaan retikulum endoplasma ketika terikat dengan ribosom disebut retikulum

endoplasma kasar (RER). Kedua ribosom bebas dan ribosom terikat memiliki

struktur yang sama dan bertanggung jawab untuk produksi protein.

Berbicara tentang fungsi utama ribosom, mereka memainkan peran perakitan

asam amino untuk membentuk protein tertentu, yang pada gilirannya sangat penting

untuk melaksanakan kegiatan sel. Seperti yang kita semua memiliki ide yang adil
mengenai produksi protein, asam deoksiribonukleat (DNA) pertama menghasilkan

RNA (messenger RNA atau mRNA) oleh proses transkripsi DNA, setelah itu pesan

genetik dari mRNA diterjemahkan menjadi protein selama terjemahan DNA.

Untuk lebih tepat tentang sintesis protein oleh ribosom, urutan untuk

perakitan asam amino selama sintesis protein yang ditentukan dalam mRNA. MRNA

disintesis dalam nukleus kemudian diangkut ke sitoplasma untuk kelanjutan lebih

lanjut dari sintesis protein. Dalam sitoplasma, dua subunit ribosom mengikat sekitar

polimer mRNA dan protein sintesis dengan bantuan RNA transfer (tRNA), sesuai

dengan kode genetik. Ini seluruh proses sintesis protein juga disebut sebagai

dogma sentral.

Biasanya, protein disintesis oleh ribosom bebas digunakan dalam sitoplasma itu

sendiri, sementara molekul protein yang diproduksi oleh ribosom terikat diangkut

luar sel. Mengingat fungsi utama dari protein ribosom dalam membangun, dapat

dimengerti bahwa sel tidak dapat berfungsi tanpa ribosom.

7.   Peroksisom

a.       Struktur peroksisom

Untuk mengetahui struktur dan fungsi peroksisom, teknik sentrifugasi

gradient kepadatan tidaklah menandai relative kecilnya perbedaan kepadatan antara

lisosom dan peroksisom. Untuk itu dilakukan injeksi dengan deterjen Triton WR-

1339 dilanjutkan dngan penggunaan mikroskop elektron (Kleinsmith dan Kish,1988 :

Sheeler dan Bianchii, 1980). Hasinya menunjukkan bahwa peroksisom

mengkonfirmasikan identitas yang unik. Bentuknya kecil seperti bola kasar,

berukuran antara mitokondria dan ribosom. Karena ukurannya yang kecil inilah (0,2-

2 µm), bersama-sama dengan glioksisom maka peroksisom digolongkan dalam benda-

benda mikro. Peroksisom mempunyai stuktur yang terdiri dari kristal-kristal padat

dan pekat yang terbungkus oleh satu lapis membran unit (gambar 2).
b.      Fungsi peroksisom

Tolbert, seorang ahli fisiologi tumbuhan dari Amerika (Prawiranata, Harran

dan Tjondronegoro, 1981) menemukan bahwa ada dua enzim utama yang amat

berperan pada peroksisom tumbuhan yaitu asam glikolat oksidase dan katalase. Pada

tumbuhan fungsi peroksisom adalah berperan dalam fotorespirasi, bersama-sama

dengan organel sel lainnya yaitu kloroplas dan mitokondria membentuk rangkaian

kerja 3 in 1. Hal ini mengakibatkan mengapa sering diperoleh pengamatan (dengan

mikroskop elektron) bahwa ketiga organel sl tersebut selalu terletak berdekatan

satu dengan lainnya.

Fotorespirasi didefinisikan sebagai respirasi yang terjadi pada saat

pencahayaan (terang). Decker (dalam Prawiranata dkk, 1981) menyatakan bahwa

fotorespirasi berlangsung bersama-sama dengan respirasi normal. Salah satu

perbedaan antara respirasi normal dan fotorespirasi adalah responnya terhadap

konsentrasi oksigen (O2) pada atmosfir luar, dimana respirasi normal jenuh pada

konsentrasi O2 sebanyak 2 %, sedang fotorepirasi terus meningkat hingga

konsentrasi )2 udara normal 21 %. Untuk dapat memahami tentang fotorespirasi,

diperlukan pengetahuan tentang enzim RubisCO serta mengenai biosintesa dan

metabolisme asam glikolat (CH2OHCOOH).


Bergantung kepada perbandingan konsentrasi O 2 dan CO2 dalam atmosfer,

enzim RubisCO dapat mengkarboksilasi atau sebaliknya mengoksidasi atau

sebaliknya mengoksidasi substrat RuBP. Bila RuBP bergabung dengan CO2 akan

masuk ke lintasan atau siklus calvin dari fotosintesis menghasilkan 2 molekul asam

fosfogliserat (PGA), tetapi bila RuBP bergabung dengan O2 akan masuk ke lintasan

fotorespirasi menghasilkan satu molekul asam fosfogliserat dan satu molekul asam

fosfoglikolat. Asam fosfoglikolat selanjutnya mengalami reaksi defosforilasi oleh

enzim glikolat fosfatase membentuk asam glikolat. Pembentukan asam glikolat

terjadi di kloroplas. Kemudian asam glikolat menuju ke peroksisom dan dioksidasikan

oleh enzim glikolat oksidase menghasilkan asam glioksilat dan hydrogen peroksida.

Hidrogen peroksida selanjutnya diurai menjadi oksigen dan air oleh enzim

katalase. Asam glioksilat beberap rangkaian reaksi akan menghasilkan glisin (salah

satu jenis asam amino). Metabolisme selanjutnya terjadi dalam mitokondria, dimana

2 molekul glisin bergabung membentuk satu molekul serin (jenis asam amino) dan

juga karbondioksida (CO2). Reaksi oleh enzim serin transhidroksimetilase ini

merupakan sumber utama dari produksi CO2 pada fotorespirasi. Serin kembali ke

peroksisom dan melalui beberapa rangkaian reaksi akan membentuk gliserat.

Gliserat oleh kloroplas dengan bantuan enzim gliserat kinase dan dengan

membutuhkan satu molekul ATP akan membentuk satu molekul asam fosfogliserat

dan satu molekul ADP.

8.   Glioksisom

Glioksisom merupakan badan mikro yang hanya ditemukan pada sel tumbuhan.

Diameter glioksisom antara 0,5 sampai 1,0 mikrometer. Glioksisom hanya terdapat

pada sel tumbuhan, misalnya pada lapisan aleuron biji padi-padian. Aleuron

merupakan bentuk dari protein atau kristal yang terdapat dalam vakuola. Glioksisom

banyak ditemukan pada biji-bijian yang berperan sebagai tempat menyimpan asam
lemak untuk pembentukan energi dalam proses perkecambahan.

Berkut gambar struktur dari glioksisom :

Adapun fungsi dari glioksisom adalah sebagai berikut :

1.             Mengontrol  dan mengkatalisis dekomposisi senyawa secara bertahap; khusus

penyimpanan lemak.

2.             Menyalurkan produk terhadap sintesis senyawa karbon banyak atau

karbohidrat. Mereka sangat penting selama pertumbuhan karena mereka membantu

sintesis dinding sel baru.

3.             Sebagai tempat metabolisme asam lemak

4.             Tempat terjadinya siklus glioksilat


D. Inti Sel

1.   Struktur Inti SeL

Inti sel (Nukleus) adalah organel pertama yang ditemukan, yang pertama kali

dideskripsikan oleh Franz Bauer pada 1802 dan dijabarkan lebih terperinci oleh ahli

botani Skotlandia, Robert Brown, pada tahun 1831 Inti sel merupakan organel yang

sangat penting bagi kehidupan. Inti sel berperan mengendalikan seluruh kegiatan

sel.

Sumber : (wiki.faithlutheranlv.org)

Inti sel (nukleus) adalah sebuah organel yang ditemukan di sel eukariotik. Inti

sel mengandung banyak materi genetik seperti kromosom, DNA, dan bermacam-

macam protein. Biasanya sel hanya memiliki satu nukleus saja, namun ada sel yang

memiliki lebih dari satu nukleus seperti sel parenkim hati dan sel otot jantung.

Bahkan ada beberapa sel seperti sel eritrosit dan sel trombosit tidak memiliki

nukleus. Pada umumnya, sel mengandung satu nukleus akan tetapi beberapa

organisme memiliki jumlah nukleus yang bervariasi. Cairan yang melekat pada inti sel

disebut nukleoplasma, dan komposisinya mirip dengan sitosol yang ditemukan diluar

inti sel. Komposisi inti sel terdiri dari membran inti, nukleoplasma, kromosom, dan

anak inti (nukleolus).

Berdasarkan jumlah inti dalam sel dapat dibedakan menjadi :


1. Sel berinti tunggal ( Sel monukleat ), umumnya terdapat pada sel hewan dan sel

tumbuhan

2. Sel berinti ganda ( sel Binukleat ). Terdapat pada Paramecium.

3. Sel berinti banyak ( Sel Polinukleat ), Sel yang berinti lebih dari dua misalnya sel

otot lurik, sel osteoblast dan sel alga Vaucheria.

Bentuk inti biasanya berkaitan dengan bentuk sel. Akan tetapi, umumnya

bentuk inti tidak beraturan, ada yang berbentuk lonjong, kubus, persegi banyak

beraturan. Volume inti berkaitan dengan jumlah kromosom dalam inti sel. Inti sel

haploid ukurannya lebih kecil daripada ukuran inti diploid. Nukleus mengandung

materi genetil ( DNA dan RNA ), protein inti, dan garam mineral ( Karmana, 2008 :

6)

Bagian – bagian Inti sel terdiri dari

1.   Membran inti

Inti sel pada sel eukariot diselubungi oleh membran inti. Secara garis besar,

membran inti terdiri dari tiga bagian yaitu membran luar, ruang perinuklear, dan

membran dalam. Membran luar seringkali terhubung dengan retikulum endoplasma

(RE) yang ditempeli oleh ribosom. Di membran inti terdapat pori inti yang bertujuan

untuk memudahkan melakukan pertukaran molekul antara inti sel dengan sitoplasma.

Molekul tersebut kebanyakan merupakan mRNA yang digunakan untuk sintesis

protein.

Membrane inti atau selubung inti merupakan struktur pembatas materi inti

sel dengan sitoplasma. Struktur membran inti saat diamati di bawah mikroskop

electron tampak sebagai dua lapisan membran yang masing-masing dipisahkan oleh

celah sebesar 20-30 nm. Celah ini dinamakan spatiumn perinuclearis. Kedua lapisan

tersebut tidak sama kepadatannya. Lapisan luar kurang padat dan ditempeli oleh

butir- butir yang diduga ribosom dengan ukuran sebesar 15 nm. Dalam fase awal
mitosis lapisan luar selubung inti tersebut berhubungan dengan sistem membran

yang membentuk organella bermembran, sehingga strukturnya pun memiliki struktur

dwi lapis lipid seperti membran plasma. Celah dalam selubung inti diisi oleh bahan

yang amorf. Lapisan dalam selubung inti lebih rata daripada lapisan luar karena

diseluruh bagian terdapat kelompok–kelompok butir ktomatin. Diduga bahwa lapisan

luar selubung inti berperan dalam memelihara keberadaan lubang – lubang inti dan

bentuk inti, sedang lapisan dalam berfungsi memegang bagian – bagian kromosom

inti

Antara inti dan sitoplasma disekitarnya terdapat hubungan timbal balik

terutama mengenai proses biokimia, Untuk keperluan tersebut terdapat lubang -

lubang pada selubung inti yang disebut pori nuclearis. Umumnya lubang – lubang

tersebut terdapat sangat banyak yang masing – masing dipisahkan pada jarak 0,1 –

0,2 mikron. Jumlahnya sampai 3000 – 4000 lubang untuk setiap lubang inti.

Diameter lubang sebesar 30 – 40 nm, Pada inti sel mamalia diperhitungkan bahwa

jumlah lubang inti meliputi 10 % dari seluruh permukaan selubung inti. Lubang –

lubang inti masaih dilengkapi suatu bangunan silindris yang berlubang dengan ujung –

ujung sebelah dalam dan luar lebih besar diamternya daripada diameter lubang inti,

sehingga bangunan ini bertindak sebagai diafragma., dan dinamakan annnulus atau

cincin. Cincin dan lubang inti membentuk kesatuan sehingga disebut pore complex.

Kesatuan tersebut berfungsi untuk mengatur molekul atau ion – ion yang keluar

masuk inti. Pada waktu mitosis sel, selubung inti akan larut dan akan berbentuk lagi

menjelang berakhirnya mitosis.

Adanya lubang pada selubung inti agaknya mempunyai korelasi dengan beberapa

sifat elektrokimiawi selubung tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat perbedaaan potensial yang diduga bertinddak sebagair difusi ion – ion

seperti K+ dan Na+ atau Cl-. Namun pada selubung inti oosit tidak terdapat potensial
yang berarti sehingga memungkinkan pertukaran ion – ion sitoplasma dan inti secara

bebas.

2.   Anak Inti ( Nukleolus )

Nukleolus lebih dikenal dengan istilah “anak inti”. Nukleolus adalah “noda” tebal

yang ditemukan di dalam inti sel. Nukleolus tidak dikelilingi oleh membran dan

sewaktu-waktu disebut suborganel. Nukleolus tersusun atas fosfoprotein,

orthosfat, DNA, dan enzim. Fungsi utama nukleolus adalah untuk mensintesis rRNA

dan merakit ribosom. Struktur nukleolus bergantung pada aktivitasnya. Jika

sintesis rRNA berhenti, nukleolus menghilang atau mengecil. Jadi, nukleolus bukan

merupakan organel yang tetap.

Dalam pengamatan menggunakan mikroskop cahaya anak inti terlihat sebagai

sebuah atau lebih bangunan basofil ang ukurannnya lebih besar daripada ukuran –

ukuran butir kromathin atau gumpalan kromatin, Seringkali anak inti menempel pada

selubung inti. Pada sediaan biasa, anak inti tampak sebagai struktur yang homogen.
(Sumber : http://micro.magnet.fsu.edu/cells/nucleus/nucleolus.html)

Sedangkan dalam pengamatan dengan mikroskop elektron terdapat beberapa

komponen sebagai :

  Daerah granuler atau pars granulosa

Daerah granuler terdiri dari butir – butir sebesar 15 – 20 nm, lebih kecil sedikit

daripada butir-butir ribosom, Seringkali daerah ini terdapat bagian perifer anak

inti.

  Daerah fibriler atau pars fibrosa

Daerah fibriler terdiri atas benang dengan diameter 5 – 10 nm. Komponen ini

terdapat ditengah – tengah anak inti karena daerah granuler dan daerah fibrilier

keduanya dicerna oleh enzim ribonuklease, maka diduga keras kedua daerah

tersebut mengandung ribosom

  Daerah amorf atau pars amorfa.

Daerah amorf merupakan daerah yang mengandung matriks anak inti yang digunakan

untuk untuk mengikat 2 komponen yang disebutkan diatas. Matriks ini menempelkan

bahan protein.

Disekitart anak inti terdapat khromatin yang terbentuk sebagai benang –

benang halus setebal 10 nm. Adanya khromatin yang mengelilingi anak inti
menyebabkan warna basofil pada pengamatan dengan mikroskop cahaya. Pada anak

inti yang berukuran besar kadang – kadang terlihat butir – butir besar yang diduga

butir – butir kromatin (Subowo. 107 : 1995).

Berlangsungnya transkripsi gen untuk rRNA yang berjalan terus – menerus

akan menjamin terbentuknya rRNA untuk ribosom yang ada dalam sitoplasma. rRNA

yang baru terbentuk dari transkripsi tersebut segera dikemas bersama protein

ribosom untuk membentuk riboso. Pengemasan tersebut berlangsung dalam anak

inti. Untuk keperluan tersebut maka dalam anak inti terdapat sejumlah penggal –

penggal DNA ( rDNA ) untuk transkripsi menjadi rRNA secara berulang – ulang dan

berjalan sangat cepat dengan bantuan enxim ploimerasi RNA I. Penggal – penggal

DNA tersebut dinamakan “nucleolar organizer”.

Dapat dipastikan bahwa anak inti berfungsi untuk membuat ribosom yang

terbuat dari sitoplasma. Karena ribosom diperlukan dalam proses sintesis protein,

maka dapat dimengerti apabila dalam sitoplasmanya akan memiliki anak inti yang

membesar. Apabila dikaitkan dengan struktur khromatin pada saaat mitosis maka

nucleolar organizer terdapat pada kromososm sebagai bagian yang mengecil

dinamakan kontraksi sekunder yang letaknya dekat satelit, Dengan demikian jumlah

nucleolar organizer akan menentukan jumlah anak inti dalam inti sel. Bahkan kadang

– kadang terlihat bahwa beberapa anak inti berdekatan sehingga nampan anak inti

tersebut menyatu.

Kandungan RNA dalam anak inti jika dibandingkan dengan bagian – bagian lain

dari inti tidak selalu tetap yaitu berkisar 5 % - 20 %. Untuk kepentingan sintesis

protein ribosom diperlukan rRNA sebagai hasil transkripsi DNA, namun dengan

berbagai pewarnaan terhadap DNA, tidak dapat dibuktikan adanya DNA dalam anak

inti kecuali dalam beberapa anak inti yang besar. ( Subowo. 110 : 1995 ).

3.   Khromatin
Didalam inti terlihat adanya butir-butir basofil yang disebabkan adanya

khromatin. Dengan pewarnaan HE tampak biru oleh hematoksilin oleh kerana adanya

molekul DNA yang menyusun khromatin. Untuk setiap jenis sel tampak adanya

perbedaan ukuran dan penyebaran butir-butir khromatin tersebut. Hal ini dikaitkan

dengan proses sintesis protein yang untuk setiap jenis sel tadaklah sama.

Antara gambaran inti interfase dengan inti yang sedang mitosis terdapat

perbedaan besar, khususnya mengenai struktur khromatinnya. Pada inti interfase,

khromatin tampak sebagai butir-butir yang tersebar pada seluruh inti tanpa adanya

gambaran benang-benang khromosom, tetapi sebaliknya pada inti yang sedang

mitosis tidak tampak gambaran butir-butir khromatin namun diganti dengan

gambaran benang-benang khromosom.

Beberapa dasawarsa yang lalu para ahli yakin bahwa khromatin dalam inti

interfase memang berbentuk sebagai butir-butir terlepas yang nantinya akan

disusun dengan cara tertentu pada waktu mitosis menjadi benang khromosom. Dan

sudah sejak lama pula diketahui bahwa khromosom merupakan bagian inti sel yang

membawa gena yang akan menentukan sifat-sifat yang diturunkan dalam individu

yang bersangkutan. Tetapi dengan perkembangan pengetahuan bahan dasar kimia

gena yang ada, terbukti membawa konsep yang menyatakan bahwa butir-butir

khromnatin merupakan bangunan yang satu sama lain terlepas yang kemudian disusun

kembali oleh cara-cara tertentu menjadi benang-benang khromosom tidak benar.

Dari penelitian-penelitian yang mendalam dapat disimpulkan bahwa pada waktu

interfase butir-butir khromatin masih dihubungkan satu sama lain seperti halnya

dalam khromosom, hanya saja hubungan tersebut tidak dapat dibuktikan melalui

pengamatan dengan mikroskop cahaya. Sehingga dapat dikatakan sebenarnya dalam

interfase khromosom masih ada dalam bentuk khromatin. Konsep terakhir ini

menyatakan bahwa khromosom merupakan susunan benang halus yang dikemas


menjadi batang-batang halus, sedang butir-butir khromatin sebenarnya sebagian

dari kemasan benang-benang halus yang tidak tampak, sehingga kemasan benang

menjadi butir-butir yang masih tetap dihubungkan oleh benang yang tidak dikemas.

Alasan penolakan konsep pertama apabila terjadi mitosis yang berulang dalam siklus

sel, maka jika butir-butir khromatin tersebut merupakan butir-butir terlepas

sangatlah sulit menyusun kembali dengan urutan yang tetap sama agar tidak

mengganggu urutan gena yang merupakan sandi untuk sintesis protein. Konsep kedua

sangat masuk akal apabila dikaitkan dengan harus tetap terjadinya urutan gena

sehingga tidak akan mengganggu proses sintesis protein urutan gena yang pada

dasarnya digunakan untuk sandi pembentukan protein pada gilirannya akan

menentukan fenotipe dari sel atau individu bersangkutan.

Sebaliknya konsep yang menyatakan bahwa urutan gena dalam khromosom

masih tetap ada walaupun sel tersebut dalam keadaan mitosis dan interfase,

didukung oleh dua penemuan, yaitu : adanya gambaran benang-benang halus yang

terlihat pada pengamatan dengan mikroskop kontras fase dan adanya benang-

benang halus yang berdiameter 20-30 nm apabila sel dalam interfase diamati

dengan mikroskop elektron. Benang-benang tersebut menunjukkan benjolan-

benjolan pada beberapa tempat. Kedua gambaran tersebut diduga sebagai

penghubung butir-butir khromatin pada waktu sel interfase.

Selanjutnya konsep tersebut menyatakan bahwa butir-butir khromatin yang

nampak pada inti interfase dengan mikroskop cahaya tidak lain adalah lanjutan

benang-benang khromosom yang bergelung. Benang halus khromosom yang

menghubungkan ( yang diameternya sekitar 20-30 nm) tidak dapat diamati dengan

mikroskop cahaya. Dari konsep tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan-bahan yang

menyusun khromosom dan khromatin adalah sama, namun lazimnya istilah


khromosom diperuntukkan bagi khromatin yang membentuk gambaran sebagai

batang-batang halus pada saat sel tersebut membelah.

Pada sel interfase dibedakan dua macam khromatin :

a.    Heterokhromatin atau “condensed chromatin” yaitu benang khromatin yang

bergelung sehingga terlihat sebagai butir-butir khromatin. Karena bagian tersebut

lebih terlihat mengikat warna, maka dinamakan pula “heteropyknotic positive”.

b.   Ekhromatin atau “extended chromatin” yaitu bagian benang kromatin yang tidak

bergelung sehingga sulit terlihat pada sel interfase. Bagian benang khromatin ini

dinamakan pula sebagai “heteropyknotic negative”. Sebenarnya bagian khromatin ini

merupakan bagian yang aktif dalam mengatur kegiatan sel, karena bagian tersebut

merupakan sandi yang sedang berfungsi.

Didalam sel hati dibedakan tiga macam butir khromatin bedasarkan letaknya :

a.    Khromatin perifer, yaitu khromatin yang berdekatan dengan permukaan dalam

selubung inti, sehingga selubung inti tampak biru pada pewarnaan HE.

b.   Butir-butir atau pulau-pulau khromatin, yaitu khromatin yang membentuk

kelompok-kelompok.

c.    Khromatin terkait nukleolus, yaitu khromatin yang terdapat disekeliling anak inti.

Penelitian terhadap komposisi kimia dalam inti sudah dimulai sejak akhir abad

ke- 19. Freidrich Miescher (1845-1895) dengan cara sangat sederhana meneliti

bahan-bahan yang diambil dari nanah yang berasal dari luka. Kita tahu sekarang

bahwa nanah sebenarnya mengandung sisa-sisa leukosit yang mati yang tentunya

mengandung bahan bahan inti. Oleh Miescher, nanah tersebut dibubuhi getah

lambung (kini kita tahu bahwa didalam getah lambung terdapat enzim pepsin) yang

kemudian terhadap campuran ini dilakukan analisis kimia. Dari analisis kimia

tersebut dapat disimpulkan bahwa nanah mengandung bahan dengan berat molekul

tinggi serta mengandung gugus fosfor.


Penelitian yang lebih mendalam dalam abad ke-20 menemukan bahwa susunan

kimia khromosom terdiri atas :

 DNA 16%

 RNA 12%

 Nukleoprotein 72%

Nukleoprotein terdiri atas beberapa jenis protein, yaitu :

 Protamin,

 Histon,

 Nonhiston,

 Berbagai enzim diantaranya polimerase DNA dan RNA.

4.   Nukleoplasma

Nukleoplasma adalah cairan yang terdapat di dalam inti sel yang transparan

dan kental. Nukleoplasma mengandung kromatin, granula, nukleoprotein, dan

senyawa kimia kompleks. Pada saat pembelahan sel, benang kromatin menebal dan

memendek serta mudah menyerap zat warna disebut kromosom. Benang kromatin

tersusun atas protein dan DNA. Di dalam benang DNA inilah tersimpan informasi

kehidupan. DNA akan mentranskripsi diri (menyalin diri) menjadi RNA yang

selanjutnya akan dikeluarkan ke sitoplasma.

5.   Kromosom

Inti sel mengandung banyak gen dari DNA yang tersusun dan membentuk

struktur yang disebut kromosom. Setiap sel manusia mempunyai untaian DNA

sepanjang dua meter. Di dalam inti sel juga terbentuk protein DNA kompleks yang

dikenal sebagai kromatin. Terdapat dua jenis kromatin yaitu eukromatin dan

heterokromatin. Eukromatin merupakan bentuk DNA yang lebih sederhana dan

mengandung gen yang diekspresikan oleh sel. Sedangkan heterokromatin adalah

bentuk DNA yang lebih kompleks dan mengandung DNA yang telah ditranskripsi.
2.   Fungsi Inti Sel

Inti sel mampu untuk melakukan transkripsi gen yang dipisahkan dari tempat
transkripsi di sitoplasma. Fungsi utama inti sel adalah untuk mengontrol ekspresi
gen dan mereplikasi DNA di dalam sel. Fungsi dari inti sel hewan dan inti sel
tanaman hampir sama. Hal ini karena fungsi dikategorikan berdasarkan sifat sel
prokariotik dan eukariotik. Sel tumbuhan dan hewan keduanya eukariotik.

a.       Pengendali Metabolisme Seluler

Fungsi inti sel dalam mengendalikan metabolisme yang terjadi dalam

sel dapat terjadi dikarenakan adanya proses menghasilkan protein yang

dilakukan melalui proses transkripsi dan translasi. Setiap gen akan menjadi

protein yang dihasilkan melalui cetakan DNA. Protein tersebut setelah

melalui proses ‘packing‘ oleh protein caperon akan menjadi protein

fungsional.

Protein yang dihasilkan nantinya akan menjadi enzim yang berperan

dalam metabolisme sel atau metabolisme individu (multiseluler). “One gene

one enzim”.

b.      Penyimpan Informasi Genetik

Fungsi inti sel dalam menyimpan informasi genetik dapat terjadi

karena adanya membran inti yang mempertahankan DNA dalam wadah nya

(nukleus). Rangkaian DNA seperti kita ketahui, tersusun atas banyak gen

yang mewakili spesies tersebut. DNA kemudian terangkai menjadi

kromosom yang terbagi bagi sesuai dengan jumlah kromosom spesies

tersebut.
Fungsi inti sel yang satu ini sangat esensial dalam kelestarian sebuah

makhluk hidup. Dengan adanya DNA (spesifik ke gen), sifat sifat suatu

makhluk dapat diteruskan ke generasi berikutnya.

c.       Pengatur Siklus Sel

Fungsi inti sel dalam mengatur siklus sel seperti apakah sel tersebut harus

membelah, tidak membelah atau membesar saja. Hal ini sebenarnya untuk

sel pada umumnya kecuali sel kanker telah terkode kan dalam gen yang

berada di inti sel. Dengan adanya gen tersebut, pembelahan ataupun tidak

membelah nya suatu sel dapat diatur sesuai dengan kebutuhan.

Fungsi Inti Sel

d.      Wadah Replikasi dan Transkripsi

Fungsi inti sel yang satu ini, sudah sangat jelas. DNA melaksanakan

replikasi dalam inti sel. Replikasi DNA dalam siklus sel terjadi pada fase G1.

Dengan adanya replikasi DNA, artinya akan terjadi proses mitosis

setelahnya.
Fungsi inti sel sebagai tempat terjadinya transkripsi atau

penerjemahan kode kode yang ada pada rantai DNA menjadi RNA muda atau

RNA primer. Proses transkripsi merupakan rangkaian dari ekspresi genetik.


E.  Pembelahan Sel Tumbuhan

Dalam pertumbuhan yang umum pada tumbuhan diketahui bahwa alat-alat

tumbuhan akan menjadi bertambah besar, bertambah panjang serta bercabang-

cabang. Terjadinya hal demikian dikarenakan terdapatnya perbanyakan dan

pertumbuhan dari sel-sel yang menyususn tumbuhan tersebut. Perbanyakan sel-sel

dapat terjadi karena terjadnya pembelahan sel.

Umumnya pada tumbuhhan teerdapat zigot yaitu sebagai hasil dari peleburan

antara dua buah sel kelamin yang berlainan, yang selanjutnya dari zigot ini mulai

berlangsungnya pembelahan-pembelahan sel, misalnya dari sel yang satu dapat

terbelah dua, dari dua terbelah lagi menjadi empat, selanjutnya menjadi delapan

dan demikian seterusnya, hingga pada akhirnya sel-sel itu menjadi beratus-ratus,

ribuan dan jutaan sel, yang dpat membangun individu tumbuhan dengan baik.

Proses pembelahan sel ini dimulai dengan pembelahan intinya yang selanjutnya

terjadi pembelahan plasma atau pembelahan sel. Dalam pembelahan sel ini dikenal

ada pembelahan sel secara amitosis, mitosis dan miosis.

1.   Pembelahan Secara Amitosis

Pembelahan secara amitosis adalah pemebalahan secara langsung, disebut pula

dalam istilah lain sebagai fragmentation.

Dalam pembelahan cara ini terdapat gejala-gejala bahwa inti sel telah

mengalami kemunduran, sehingga inti sel mulai terbelah, yang dalam pembelahan ini

dapat menjadi dua bagian atau lebih. Masing-masing bagian pembelahan ini dapat

berwujud bagian yang sama besar yang dalam hal ini tidak ada kepastian apakah

masing-masing akan membawa sifat-sifat keturunan yang sama atau tidak.

Pembelahan sel secara amitosis (langsung) disebut demikian dikarenakan

terjadinya pembelaha itu tidak mengalami tahap-tahap perubahan terlebih dahulu,

melainkan langsung saja membelah. Pembelahan sel sedemikian biasanya terdapat


pada Phaeophyceae atau ganggang coklat, Characeae atau ganggang chara, serta

pada sel-sel dari tumbuh-tumbuhan famili Liliaceae. Cara amitosis pada tumbuhan

menunjkkan bahwa sel/inti masih berada dalam tingkat kemunduran.

2.   Pembelahan Secara Mitosis (Homoiotypic Division )

Pembelahan sel secara mitosis adalah pembelahan secara tidak langsung, atau

dengan istilah lain cykenesis. Pembelahan sel secara mitosis ini lazimnya berlangsung

pada sel-sel somatis (sel-sel badan ). Disebut secara tidak langsung (mitosis) karena

sebelum terjadinya pembelahan inti sel, telah didahului dengan terjadinya beberapa

perubahan yang dapat diperhatikan sebagai perubahan yang sangat penting, yaitu

terbentuknya kromosom dalam inti sel selama berlangsungnya proses pembelahan

tersebut. Kromosom-kromososm ini ternyata dapat membagi inti sel menjadi dua

bagian yang sama besar dan sam dalam segal-galanya. Dengan demikian maka bagian-

bagian (masing-masing inti anak) akan memiliki sifat-sifat induknya yang sama.

Berkat penyelidikan yang dilakukan para ahli terhadap irisan titik tumbuh

( yang dilakukan dengan fiksasi dan pewarnaan tertentu) maka dapat dikemukakan

gambaran tentang tahap-tahap proses pembelahan inti sel secara mitosis. Tahap-

tahap tersebut antara lain :

a.    Interfase

Interfase adalah tahapa sebelum terjadinya pembelahan inti sel. Dalam tahapan ini

tampaknya seolah-olah tidak terjadi apa-apa sehingga disebut sebagai tahapan

istirahat. Padahal keadaan yang sebenarnya sedang terjadi didalam sel yaitu inti sel

tengah demikian aktifnya mengadakan metabolisme, sehingga dapat dikatakan

sebagai tahap persiapan menjelang berlangsungnya profase awal

b.   Profase

 Profase awal
Sebagai pemula dari profase ini, inti sel mulai dengan pembelahan pendahuluan.

Kalau dilihat dengan mikroskop elektron, tampak dalam inti sel terjadi pengeruhan

yang disebabkan terjadinya butiran-butiran yang sangat kecil, yang selanjutnya

butiran-butiran halus ini akan berubah menjadi benang-benang halus yang bentuknya

tidak menentu. Dalam waktu yang tidak lama mulai tampak bahwa benang-benang

halus tersebut makin lama mulai menebal dan terbelah-belah seperti spiral terdiri

dari dua kromatid. Tampaknya seperti benang-benang yang rangkap.

 Profase akhir

Dalam tahap ini benang-benang tersebut akan terputus-putus, berubah menjadi

batang-batang halus yang disebut kromososm. Selanjutnya karena pengaruh

dehidrasi atau kekurangan air didalam sel serta pengendapan asam nukleat yang

terus bertambah, maka benag-benag kromosom akan memendek.

Dapat dijelaskan bahwa :

 Pengendapan asam nukleat akan menyebabkan penyerapan zat warna lebih banyak

 Terjadinya pemendekan dan penebalan kromosom karena kromatid mengerut

menajadi dua spiral yang halus.

Terjadinya pengerutan spiral-spiral matriks yang mengelilinginya menyebabkan tak

tampaknya dengan jelas pengerutan-pengerutan tersebut. Kromosom selanjutnya

akan berkumpul ditengah-tengah nukleus dan didalam plasma sel diluar intinya akan

terbentuk benda-benda seperti jala, pada tempat berlawanan yang disebut kutub,

yaitu kutub atas dan kutub bawah yang dihubungkan oleh benag-benang plasma yang

keluar dari masing-masing kutub tersebut. Bersamaan dengan terbentuknya

kromososm tersebut, membran inti bersama butir halusnya (nukleolus ) akan

menghilang sehingga kromosom tersebut tampak berkumpul ditengah-tenagh sel

didalam sitoplasma. Kemungkinan benang-benang plasma yang keluar dari masing-

masing kutub itu hanya sebagai pendorong kromosom, hal ini karena benang-benang
plasma itu hanya sampai pada kromososm-kromosom tersebut. Jadi, benag-benang

plasma (phragmoplast) akan mendesak kromosom ketengah-tenagh. Pada akhir

profase ini pada tiap kromososm dapat terlihat adamya sentromer ( tempat pada

kromososm dimana bagian-bagiannya belum jelas menunjukkan rangkap dua). Adapun

semua sentromer letaknya berdekatan antara satu dengan lainnya yaitu pada sisi

inti selnya.

c.    Metafase

 Metafase awal

Metafase awal merupakan tahapan dalam proses pembelahan sel, dimana

terjadi perubahan besar antara dinding inti dan butir halus atau nukleolus menjadi

hilang sama sekali, berganti dengan terbentuknya gelendong inti seperti halnya

kumparan dengan kutub atas dan kutub bawah tadi. Dalam kejadian ini tampak

dengan jelas hubungan antara benang-benang fragmoplas ( yang menghubungkan

kutub-kutub) dengan sentromer dari kromosom. Selanjutnya dalam gelendong inti

terjadi gerakan bagian- bagian lain dari kromosom yang berlangsung secara pasif.

 Metafase akhir

Dalam tahap ini terjadi penempatan kromosom pada bidang ekuatorial.

Sentromer-sentromer akan berada di ekuator sedangkan benang-benang kromosom

yang panjang terletak jauh diluar ekuator. Dalam keadaan demikian sentromer-

sentromer masih tetap belum membagi serta menghubungkan kedua kromatid.

Bagian sentromer ini manghadap ke kutub dapat dikatakan lebihh dekat jika

dibandingkan dengan bagoan-bagian kromosom lainnya yang telah saling terbelit

atau berkelokan. Bila diamati degan mikroskop akan tampak pada bidang

ekuatorsuatu wujud bagaikan bintang, inilah maka tahapan ini sering pula disebut

tahapan bintang (statium aster ).

d.   Anafase
 Anafase awal

Pada tahap ini ternyata bahwa tiap-tiap kromatid yang berada pada bidang

ekuator mulai tertarik ke kutub-kutubnya seakan-akan telah menujukkan terjadinya

pemisahan-pemisahan, yang berlangsung dari kromatid-kromatid tadi pada

sentromer-sentromer yang kenyataannya sekarang telah membelah.

Dalam kejadian-kejadian diatas tampak seakan-akan sentromer-sentromer

itulah yang mengatur gerakan-gerakannya, seakan-akan telah terjadi tarikan-

tarikan kekutub oleh benang fragmoplas yang melekat pada sentromer, sedangkan

benang dari kromososm mengikutnya secara pasif

 Anafase akhir

Pada tahap ini pembelahan telah berlangsung dengan tegas,dimana kedua

kromatid dari masing-masing kromososm tampak dengan jelas saling menjauhi

bidang ekuatordan terkumpul pada kutub-kutubnya.

Dengan menggunakan mikroskop tampak dengan jelas ditengah-tengah sel

seakan-akan telah terbentuk dua buah bintang maka tahapan ini sering disebut

stadium diaster.

e.    Telofase

 Telofase awal

pada tahapan ini kromatid atau belahan kromososm seperrti telah berada

dikutub masingmasing dari gelendong inti. Dan disekitar kromososm dinding baru

pada inti tela terbentuk pula, yang selanjutnya kromososm itupuun menjadi satu

serta membentuk lagi benang-benang yang tidak menentu bentuknya. Demikian pula

halnya dengan nukleolus yang biasa terdapat pada inti menjadi tampak kembali dan

terbentuk pada suatu penggentingan dari satu pasangan kromosom tertentu. Adanya

kadar air yang bertambah dan berkurangnya nukleo protein menjadikan kromososm

pada tahap ini berkurang kemampuannya untukk mnyerap warna.


 Telofase akhir

Tahapan ini ditandai dengan terbentuknya dua buah inti sel baru yang

merupakan inti sel annak sebagai hasil pembelahan.tentang terbentuknya membran

pada sel-sel baru dapat dikemukakan bahwa benang-benang fragmoplas yang ada

disekitar ekuator mengalami penebalan, dan penebalan ini pada akhirnya akan saling

mendekati sehingga selanjutnya bersentuhan antara satu dengan lainnya. Dengan

demikian maka antara kedua inti anak sel itu dapat terbentuk membran

baru,sehingga dari satu sel induk menjadi dua sel anak yang merupakan sel baru

dengan jumlahh kromososm masing-masing sama dengan sel induk. Selanjutnya sel

anak tersebut setelah melalui periode tertentu akan menjadi sel dewasa yang siap

untuk melakukan pembelahan dan demikian seterusnya.

Dalam pembentukan membran sel yang baru sehubungan dengan berlangsungnya

pembelahan sel secara mitosis dapat terjadi secara simultan (sekaligus) disamping

dapat tejradi secara berangsur-angsur yang disebut succedan (suksedan).

 Simultan : pembentukan membran sel baru umumnya barlangsung pada sel-sel yang

kecil dimana vakuola pun kecil-kecil.

 Suksedan : pembentukan membran sel baru umumnya berlangsung pada sel-sel yang

besar dimana vakuolanya juga besar. Dalam pembelahan inti selnya akan bergerak

dari kiri kekanan diikuti dengan terbentuknya membran sel baru. pada sel-sel

kambium misalnya , pembelahan inti sel berlangsung secara membujur ,

membranselnya berlangsung secara suksedan yang dimulai dari bagian tengah selnya.

Selanjutnya dalam hal ini benang-benang fragmoplas mulai melangsungkan

penebalan-penebalan baru, baik kebagian kiri dan kebagian kanan dari selnya.

Dalam hal berlangsungnya pembelahan sel somatis dari ujung-ujung akar

tumbuhan dapat dikatakan bahwa setiap inti sel yang membelah mengalami semua

tahapan berlangsungnya pembelahan dari interfase keinterfase berikutnya.


3.   Pembelahan Secara Miosis ( Reduksi = Heterotypic Division )

Pembelahan sel secara miosis atau reduksi yang sering pula dinyatakan sebagai

pembelahan “heterotypic division “, berlangsung dalam pembentukan sel-sel kelamin.

Dengan demikian sangat berkaitan dengan tumbuhan yang melangsungkan

pembiakannya secara generatif.

Mengenai sel kelamin ini dpat dikemukakan bahwa sel-sel tersebut mempunya

inti haploid yaitu inti dengan jumlah n kromososm,sedangkan dalam zigot atau hasil

peleburan dua sel kelamin ternyata kromososmnya tidak bersatu. Denagn demikian

maka tentunya dalam inti zigot akan terdapat diploid yaitu 2n kromososm. Seluruh

kromososm dalam satu kelamin adalah satu genom, dengan demikian maka sel yang

diploid merupakan dua genom dan dari dua genom ini akan terdapat dua kromososm

yang memiliki kesamaan-kesamaan dalam bentuk, besar, serta jumlah gen yang ada

padanya.kromosom demikian disebut kromososm homolog (geminus ). Kromososmnya

itu berasal dari sel kelamin jantan dan satunya lagi dari sel kelamin betina.

Tentang sel somatis yang telah diterangkan dibagian muka bahwa biasanya

bersifat diploid. Dengan demikian maka dalam pembentukan sel-sel kelamin berasal

dari sel ini tentunya jumlah kromososmnya harus mengalami pengurangan, jelasnya

dari 2n menjadi n. Sebab tanpa berlangsungnya reduksi maka bila terjadi

perkawinan , jumlah kromosomnya kan menjadi berlipat ganda. Dalam garis besarnya

pembelahan sel secara miosis berlangsung malalui dua tingkatan.

  Tingkat pertama

Pada tingkat pertama ini pengurangan (reduksi ) dalam jumlah kromososm

memang benar-benar terjadi dan kegiatannya berlangsung dalam 4 tahap sebagai

berikut :

a.       Profase I

Pada tahap ini kegiatan-kegiatannya dapat dibedakan atas 5 subfase yakni :


1.          Leptonema, dalam subfase ini sel memperlihatkan adanya benag-benang halus

yang keadaannya belekuk-lekuk, tapi masih sulit untuk menentukan apakah benang-

benang halus itu tunggal atau rangkap dua.

2.          Zygonema, permulaan terbentuknya kromosom yang homolog, pada tingakat ini

mulai terlihat gerakn saling mendekati dari kromososm homolog, selanjutnya

membentuk suatu geminus. Peristiwa perkawinan kromososm tersebut disebut

sinapsis. Geminus yang dibentuknya itu bermula dari sentromer dan berlanjut pada

ujung-ujungnya.

3.          Pachynema, (pakhinema), pada tingkat ini dapat dinyatakan bahwa pembentukan

geminus telah sempurna, yang dalam keadaan ini tampaknya dalam inti terdapat

setengah dari jumlah kromosom yang seharusnya ada.

4.          Diplonema,kromosom yang telah membentuk geminus pada tingkat ini melakukan

pembelahan secara membujur, dengan demikian akan tampak terbentuknya 4 buah

kromatid dari masing-masing geminus. Keempatnya akan berpasangan kemudian tiap

pasangan akan saling menjauhkan diri. Walaupun tampaknya demikian, terdapat

suatu tempat pada geminus yang memperlihatkan tetap adanya hubungan. Pada

tempat yang dimaksud letak dua kromatid yang berada disebelah dalam persilangan

sedangkan dua kromatid lagi yaitu letaknya dibagian luar barada dalam keadaan

bebas. Tempat titik persilangan tersebut disebut chiasma. Dalam ilmu genetika

disebut crossing over.

5.          Diakenes , gulungan-gulungan bagaikan spiral tampak pada tingkat ini, yang makin

lama tampak makin rapat, disebut kromonema. Kromososm-kromososm tampak

bertambah tebal, letak geminus-geminusnya pada bidang ekuator terdapat dipinggir

inti dan belum teratur.

b.      Metafase I
Pada permulaan dari tahap ini membran nukleus dan nukleolusnya (butir-butir inti)

keadaanya seperti tidak tampak lagidan selanjutnya merupakan awal terbentuknya

benang-benag fragmoplas, sedangkan geminus-geminus dengan sentromernya

tampak mulai bergerak ke arah bagian-bagian kutubnya, yangselanjutnya malakukan

penenmpatan diri pada bidang ekuatornya. Ekulibrium atau keadaan yang seimbang

dimana geminus-geminus telah berhasil menempatkan diri secara keseluruhan pada

bidang ekuator ternyata lebih ternyata lebih tercapai pada akhir dari tahapan ini.

c.       Anafase I

Pada tahap ini tampak masing-masing bagian seperduanya dari geminus malakukan

gerakan kearah kutub masing-masing yang selanjutnya berkumpul pada masing-

masing kutubnya tersebut.

d.      Telofase I ( interkenese )

Kegiatan-kegiatan selanjutnya yang berlangsung dalam tahapan ini adalah

pmbentukan dua buah inti sell didalam selnya. Kromosom-kromososm yang

terkandung dalam inti sel anak masing-masing adalah n, yang jumlahnya seperdua

dari jumlah kromososm induk selnya. Jumlah yang demikian ini jelas telah

merupakan reduksi yang telah berlangung pada jumlah kromosom yang sebenarnya.

  Tingkat kedua

a.       Metafase II

Masa interkenese diatas merupakan masa istirahat. Awal metafase II berlangsung

setelah masa interkenese tersebut, dimana kedua inti sel anak itu mulai lagi

melangsungkan kegiatan-kegiatan pembelahan inti yang mengarah pada pembelahan

tingkat dua. Pembelahan ini merupakan pembentukan sel-sel kelamin. Dalam hal ini

prosesnya tidak ada perbedaan dengan pembelahan mitosis dari inti sel anak, kecuali

mengenai letak ekuatornyadimana pada metafase II ini dapat dikatakan bahwa

letaknya agak tegak lurus pada bidang ekuator dari pembelahan tingkat I.
b.      Anafase II

Pada tahap ini tampak kromosom-kromosom inti sel anak masing-masing telah

melakukan pembelahan dan masing-masing telah jelas melakukan pemisahan.

c.       Telofase II ( tetrade )

Pada tahap ini yaitu tahapan setelah selesai pembelahan tingkat dua, selanjutnya

terdapat empat buah sel kelamin yang masing-masing bersifat haploid yang berasal

dari sel induk yang diploid. Reduksi ini disebit tetrade.

Pembelahan gamet pada tumbuhan terdiri dari 2, yaitu mikrosporogenesis dan

megasporogenesis.

1.   Megasporogenesis

Megasporogenesis merupakan proses pembentukan ovum dalam ruang bakal

biji. Prosesnya dimulai dari megasporosit bermeiosis dua kali menjadi megaspore.

Megaspora ini terdiri dari IKL (inti kandung lembaga) Primer dan 3 sel kutub yang

nantinya akan mati. IKL Primer nantinya akan membelah secara mitosis 3 kali dan

menghasilkan 3 antipoda, 2 IKL Sekunder, 2 sinergid, dan 1 ovum.


2.   Mikrosporogenesis

Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan serbuk sari (mikrospora) dalam

kepala sari (anthera). Proses mikrosporogenesis dimulai dengan meiosis I dan

meiosis II dari mikrosporosit (sel induk serbuk sari) menjadi 4 mikrospora yang

haploid yang disebut tetrad. Mikrospora kemudian melakukan pembelahan

kariokinesis menjadi nukleus generatif dan nukleus saluran serbuk sari (inti

generative dan vegetatif). Inti generatif kemudian membelah menjadi 2 sperma.

Inti vegetative pada masa pembuahan hanya menuntun sperma ke ovum dan

spermaakan membuahi ovum menjadi zigot dan IKL Sekunder menjadi endosperma.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sel merupakan unit struktural dan fungional terkecil yang penyusun

makhluk hidup. Tumbuhan termasuk organisme multiseluler yang terdiri dari

berbagai jenis sel yang terspesialisasi dan bekerja sama melakukan fungsinya.

Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Sel tumbuhan

meliputi berbagai organel dan penyusun-penyusun lainnya seperti dinding sel,

membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi, vakuola, peroksisom dan

glioksisom, ribosom, mitokondria, plastida dan nukleus.

Dinding sel merupakan bagian terluar sel tumbuhan atau struktur di luar

membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding sel ada

dua yaitu dinding sel primer dan sekunder. Dinding sel berfungsi memberikan

dukungan, perlindungan dan penyaring bagi struktur dan fungsi sel sendiri,

mencegah kelebihan air yang masuk ke dalam sel, serta bersama-sama dengan

vakuola berperan dalam turgiditas sel atau kekakuan sel.

Membrane sel adalah selaput yang terletak paling luar yang tersusun atas

senyawa kimia lipoprotein (gabungan dari senyawa lemak atau lipid dengan

senyawa protein). Membran berupa struktur yang membatasi sel, terdiri atas

lipid yang mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob. Membran

plasma mengontrol lalulintas ke dalam dan keluar sel yang dikelilinginya. Fungsi

biologis membran sel bergantung pada molekul-molekul penyusunnya, yaitu lipid,

protein, dan karbohidrat. Adapun fungsi membran plasma adalah

kompertemenisasi, interaksi antar sel, perubahan energi, transfer informasi,

penyediaan enzim, sebagai perantara, dan pergerakam substansi melintasi

membran.

Inti sel merupakan organel yang sangat penting bagi kehidupan. Inti sel

berperan mengendalikan seluruh kegiatan sel. Fungsi inti sel dalam mengatur
siklus sel seperti apakah sel tersebut harus membelah, tidak membelah atau

membesar saja. Pembelahan sel merupakan faktor penting dalam kehidupan

mahluk hidup. Setiap sel dapat memperbanyak diri dengan membentuk sel-sel

baru melalui proses pembelahan sel atau reproduksi sel. Pembelahan sel

dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis) dan

pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan meiosis).

Anda mungkin juga menyukai