Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH EVOLUSI

ASAL USUL KEMUNCULAN EUKARIOTIK


(Dosen pengampu: Prof. Hartati, S.Si. M.Si. Pd.D.)

Kelompok 5:
1. Khusnul Khatimah (210107500006)
2. Nur Mutmainnah AR (210107500012)
3. Ince Rabiah Al Adwiah (210107502019)
4. Ahmad Anugrah (210107502037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN 2024
DAFTAR ISI

Halaman judul…………………………………………………………………………...…..
Kata Pengatar……………………………………………………………………………....ii

Daftar Isi…………………………………………………………………………………....i

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………....1

A. Latar Belakang…………………………………………………………………...1

B. Rumusan Masalah………………………….……………………………………..2

C. Tujuan…………………………………….……………………………………….2

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………….4

A. Sel Eukariotik……………………………………………………………………

B. Asal Usul Kemunculan Eukariotik………………………………………………

C. Bukti Kemunculan Eukariotik………………………………………………….

BAB III PENUTUP………………………………………………………………….

A. Kesimpulan……………………………………………………………….

B. Saran…………………………………………………………………........
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji dan syukur saya ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat-NYA, sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Tidak lupa shalawat serta salam selalu kami
curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
membimbing umatnya di jalan yang besar.
Kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang sudah
membantu dalam penyusunan makalah ini. Makalah ini kami susun
berdasarkan tugas dari mata kuliah Evolusi yang berjudul ”Asal Usul
Kemunculan Eukariotik”. Dalam makalah ini berisi tentang definisi
dari sel eukariotik, bagaimana sel eukariotik muncul, dan apa saja
bukti-bukti dadri kemunculan sel eukariotik.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Maret 2024

Kelompok 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel merupakan unti terkecil dari makhluk hidup yang berarti sel
mampu atau dapat tetap hidup tanpa kehadiran sel lain. Sel merupakan
struktur terkecil yang mampu melakukan pertumbuhan dan
reproduksi .struktur sel sangat kompleks dan terorganisasi.
Kompleksitas struktur sel sangat nyata dan teratur. Seluruh organel-
organel sel mempunyai struktur sendiri dan terjadi interaksi antar
bagian sel ataupun antar organel agar dapat memelihara
keberlangsungan aktivitas dan pertumbuhan sistem sel.
Sel akan terorganisir dengan baik sehingga proses sintesis protein,
proses pembentukan energi, pembentukan membran sel, dan
pembentukan organel lainnya akan terjadi dengan baik. Sel
mempunyai materi genetik yang akan mengekspresikan protein
berdasarkan informasi yang dikode dalam gen. Gen bukanlah untaian
DNA yang berperan membentuk struktur sel dan mengatur aktivitas
sel.
Struktur sel dibagi menjadi struktur sel prokariotik dan eukariotik.
sel eukariotik adalah sel yang memiliki membran nukleus (membran
inti) yang mana perannya adalah sebagai lapisan pemisah antara inti
sel dari sitoplasma yang mengelilinginya. Membran ini tersusun oleh
lipoprotein serta memiliki pori yang memungkinkan beberapa macam
substansi dapat melintasinya, baik dari dalam nukleus maupun
sebaliknya. Adanya membran inti ini juga menyebabkan materi
genetik tidak tersebar ke seluruh sitoplasma sel, namun terbungkus
rapi di dalam inti sel.
Perbedaan pokok antara sel prokariotik dengan sel eukariotik
adalah sel eukariotik memiliki membran inti sedangkan sel prokariotik
tidak memiliki membran inti. Selain itu, sel eukariotik memiliki
sistem endomembran yakni memiliki organel-organel bermembran
seperti retikulum endoplasma, kompleks golgi, mitokondria dan
lisosom. Sel eukariotik juga memiliki sentirol, sedangkan sel
prokariotik tidak memiliki sentriol.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini, yaitu:
1. Apakah definisi dari sel eukariotik?
2. Bagaimana asal usul kemunculan sel eukariotik?
3. Apa saja bukti-bukti dari kemunculan sel eukariotik?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi dari sel eukariotik?
2. Untuk mengetahui asal usul kemunculan sel eukariotik?
3. Untuk mengetahui bukti-bukti dari kemunculan sel eukariotik?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sel Eukariotik
1. Definisi Sel Eukariotik
Berdasarkan terminologi, istilah eukariotik berasal dari bahasa
Yunani yaitu “eu” yang berarti benar dan “karyon” yang berarti
inti/membran inti suatu sel. Jadi, sel eukariotik adalah sel yang
mempunyai membran inti yang bertugas sebagai lapisan pemisah
antara inti sel dengan sitoplasma disekitarnya. Membran inti tersusun
dari lipoprotein dan memiliki pori-pori yang memungkinkan lewatnya
berbagai zat, baik dari inti sel maupun sebaliknya. Adanya membran
inti ini juga berarti materi genetik tidak tersebar ke seluruh sitoplasma
sel.
Organel umumnya dibatasi oleh satu lapisan membran, namun ada
pula yang dibatasi oleh dua membran, misalnya inti sel. Dinding sel
kaku yang terbuat dari selulosa dan polimer lain mengelilingi sel
tumbuhan, menjadikannya kuat dan tangguh. Jamur juga mempunyai
dinding sel, namun komposisinya berbeda dengan dinding sel bakteri
dan tumbuhan. Diantara dinding sel tumbuhan yang berdekatan
terdapat saluran yang disebut plasmodesmata.
Eukariota adalah salah satu dari tiga domain kehidupan yang
ada di Bumi, selain domain Bakteri dan Archaea. Eukariota mengacu
pada organisme yang memiliki sel eukariotik, yaitu sel yang memiliki
membran inti yang memisahkan materi genetik (DNA) dari sitoplasma
sel. Organisme eukariota memiliki beragam kompleksitas dan
termasuk dalam berbagai kerajaan atau kingdom, seperti hewan,
tumbuhan, jamur, dan protista.
2. Ciri-ciri Sel Eukariotik
Sel eukariotik adalah sel yang memiliki sistem endomembran.
Secara struktural, jenis sel ini memiliki beberapa organel di
sitoplasma. Organel-organel tersebut memiliki fungsi yang sangat
berbeda-beda yang saling berhubungan dan berperan penting dalam
mendukung fungsi seluler. Organisme dengan tipe sel ini antara lain
hewan, tumbuhan, jamur, dan protista. Beberapa sel eukariotik bersifat
uniseluler, yang lainnya multiseluler.
Jenis sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan hewan.
Sel hewan tidak memiliki dinding sel di luar selnya. Namun, dinding
sel tumbuhan dan sel jamus berbeda secara kimiawi dalam komposisi.
Kitin mendominasi pada jamur dan selulosa pada tumbuhan. Organel
kloroplas terdapat pada tumbuhan sedangkan organel kloroplas tidak
terdapat pada jamur dan hewan. Gterlepas dari perbedaan-perbedaan
ini, sel hewan, tumbuhan, dan jamur pada dasarnya memiliki struktur
yang serupa.
Perbedaan nyata lainnya antara sel eukariotik dan sel prokariotik
adalah ukuran selnya yang jauh lebih besar. Misalnya kita melihat sel
hati hewan berukuran kurang lebih 20-30 pikometer, sedangkan sel
bakteri hanya berukuran 1-2 pikometer. Meskipun volumenya sangat
bervariasi, volume sel eukariotik bisa seribu hingga puluhan ribu kali
lebih besar dibandingkan volume sel prokariotik.
3. Karakteristik Sel Eukariotik
Karakteristik utama eukariota meliputi:
a. Membran Inti: Eukariota memiliki membran inti yang melindungi
dan memisahkan DNA dari sitoplasma sel. DNA eukariota
terorganisasi dalam kromosom yang berada di dalam nukleus.
b. Organel Sel: Sel eukariotik memiliki berbagai organel dalam
sitoplasmanya, seperti mitokondria (tempat penghasilan energi),
retikulum endoplasma (tempat sintesis protein), kompleks Golgi
(tempat pemrosesan dan pengangkutan molekul), dan vakuola
(tempat penyimpanan dan degradasi bahan).
c. Sistem Endomembran: Eukariota memiliki sistem endomembran
yang kompleks, terdiri dari membran yang membentuk berbagai
organel dalam sel dan berperan dalam sintesis, modifikasi, dan
transportasi molekul.
d. Reproduksi Seksual: Eukariota memiliki kemampuan untuk
bereproduksi secara seksual, yaitu dengan menggabungkan materi
genetik dari dua individu yang berbeda untuk menghasilkan
keturunan yang beragam.
Karakteristik yang ada di sel eukariotik tetapi tidak ada pada sel
prokariotik diantaranya:
a. Selama pembelahan sel, selubung inti dibuat, yang berisi struktur
berpori kompleks selama pembentukan inti dan sitoplasma.
b. Adanya kompleks kromosom yang terdiri dari DNA dan
kombinasi protein yang mampu berkondensasi.
c. Terdapat kelompok organel membran sitoplasma (yaitu retikulum
endoplasma, aparatus golgi, aparatus golgi, lisosom, endosom,
peroksisom, dan glikosom).
d. Mereka memiliki organel sitoplasma khusus untuk respirasi
aerobik (mitokondria) dan sel tumbuhan memiliki kloroplas untuk
fotosintesis.
e. Mereka memiliki sistem pendukung seluler yang kompleks yang
mencakup mikrofilamen, filamen perantara, dan mikrotubulus
dengan flagela dan silia.
f. Proses endositosis dan fagositosis terjadi ketika cairan atau
partikel melewati membran plasma.
g. Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang mengandung selulosa.
h. Mikrotubulus terlibat dalam pembelahan sel, yang mengatur
proses pembelahan sel.
i. Ada dua salinan gen per sel (diploid) melalui mitosis, dan gamet
memiliki salinan gen setengah dari jumlah salinan gen induknya
(haploid) melalui meiosis. Pada sel prokariotik, pembelahan sel
terjadi melalui amitosis.
4. Struktur Sel Eukariotik
Secara struktural, umumnya sel hewan dan sel tumbuhan memiliki
struktur dasar yang sama yaitu membran sel, sitoplasma dan inti
sel. Akan tetapi terdapat organel sel yang hanya dapat ditemukan
pada masing-masing sel sehingga dapat dijadikan sebagai penanda
untuk sel tersebut.
 Membran Sel: Membran sel, juga disebut membran plasma,
melapisi sel eukariotik dan berfungsi untuk melindungi serta
mengatur pergerakan zat-zat ke dalam dan keluar sel.
 Inti Sel (Nukleus): Inti sel adalah organel yang mengandung
materi genetik (DNA) sel. Nukleus memiliki membran inti
(dinding inti) yang memisahkannya dari sitoplasma. Di dalam
nukleus, DNA disusun dalam bentuk kromatin, yang dapat
mengalami kondensasi menjadi kromosom saat sel membagi
diri.
 Retikulum Endoplasma (RE): Retikulum endoplasma adalah
jaringan membran yang bercabang di sel eukariotik. Terdapat
dua jenis RE: RE kasar (berlapis ribosom) yang terlibat dalam
sintesis protein dan RE halus (tanpa ribosom) yang terlibat
dalam sintesis lipid dan detoksifikasi.
 Ribosom: Ribosom adalah struktur kecil yang terlibat dalam
sintesis protein. Ribosom dapat ditemukan di sitoplasma dan
pada RE kasar.
 Aparatus Golgi: Aparatus Golgi berperan dalam pemrosesan,
modifikasi, dan pengepakan molekul-molekul seperti protein
dan lipid yang akan dibawa keluar dari sel. Terdiri dari
tumpukan kantong membran yang disebut saku Golgi.
 Mitokondria: Mitokondria adalah organel yang menghasilkan
energi dalam bentuk ATP melalui respirasi seluler. Mitokondria
memiliki membran dalam dan membran luar yang membentuk
lipatan-lipatan yang disebut krista.
 Lisosom: Lisosom adalah organel yang berisi enzim
pencernaan yang digunakan untuk mengurai bahan-bahan yang
tidak dibutuhkan atau rusak dalam sel.
 Vakuola (Hanya pada Sel Tumbuhan): Vakuola adalah
organel besar yang berfungsi untuk menyimpan air, nutrisi, dan
limbah dalam sel tumbuhan. Vakuola juga memberikan turgor
pada sel tumbuhan.
 Sitoskeleton: Sitoskeleton adalah jaringan serat-serat protein
yang memberikan struktur dan dukungan pada sel. Ini juga
berperan dalam pergerakan sel dan transportasi intraseluler.
 Membran Seluler: Sel eukariotik memiliki membran seluler
yang beragam, termasuk membran plasma, membran organel,
dan membran vesikel. Membran ini mengatur transportasi zat-
zat di dalam sel dan antara sel dan lingkungan eksternal.

 Nukleolus: Nukleolus adalah area dalam nukleus yang berperan


dalam pembentukan ribosom.
 Peroksisom: Peroksisom adalah organel yang berperan dalam
detoksifikasi senyawa beracun dan metabolisme lipid.

B. Asal Usul Kemunculan Eukariotik

Asal usul eukariota adalah topik yang masih menjadi subjek


penelitian aktif dalam ilmu biologi evolusi. Meskipun belum ada
pemahaman yang sepenuhnya jelas tentang asal usulnya, ilmuwan
telah mengembangkan beberapa hipotesis yang mencoba menjelaskan
bagaimana eukariota muncul dari organisme prokariota yang lebih
sederhana. Berikut adalah beberapa hipotesis yang telah diajukan:
1. Hipotesis Endosimbiotik: Salah satu hipotesis yang paling
terkenal dan mendapat dukungan kuat adalah hipotesis
endosimbiotik. Hipotesis ini pertama kali diajukan oleh ahli
biologi Lynn Margulis pada tahun 1967. Menurut hipotesis ini,
sel-sel eukariota muncul melalui hubungan simbiotik antara
organisme prokariota yang lebih sederhana. Dalam kasus ini,
mitokondria dan kloroplas, organel yang menghasilkan energi
dalam sel eukariota, diyakini merupakan bakteri yang dulunya
hidup secara independen. Mereka kemudian digunakan oleh sel
prokariota lebih besar sebagai "mitosel," yang kemudian
menjadi sel eukariota.
2. Hipotesis Archaea-eukariota: Hipotesis ini mengusulkan bahwa
eukariota berasal dari arkea, kelompok organisme prokariota
yang memiliki karakteristik unik. Beberapa sifat arkea, seperti
kemampuan untuk hidup di lingkungan ekstrem, diyakini
memiliki peran penting dalam perkembangan eukariota.
3. Hipotesis Fagositik: Hipotesis ini mengusulkan bahwa sel
prokariota lebih sederhana (misalnya, bakteri) telah menelan sel
prokariota lain yang kemudian menjadi organel dalam sel
eukariota. Proses fagositik ini kemudian berkembang menjadi
hubungan simbiotik yang menghasilkan sel eukariota.
4. Hipotesis Sintesis Serupa-eukariota: Hipotesis ini mengusulkan
bahwa sel prokariota lebih sederhana mengalami evolusi dan
perkembangan berbagai struktur membran internal, seperti
retikulum endoplasma dan inti sel. Ini menghasilkan
pembentukan sel eukariota dengan berbagai organel yang lebih
kompleks.
5. Teori Predasi: Teori ini mengusulkan bahwa sel eukariotik
muncul melalui proses predasi, di mana sel prokariotik menjadi
"makanan" bagi sel lain. Sel prokariotik yang tertelan kemudian
menjadi organel dalam sel yang memakan mereka. Contohnya
adalah organisme yang disebut amuba yang memangsa bakteri.
6. Teori Sintesis Pasif: Teori ini berpendapat bahwa eukariotik
muncul melalui akumulasi materi pasif genetik dan organel
yang berasal dari lingkungan eksternal. Dalam hal ini, struktur
dan fungsionalitas eukariotik berkembang secara bertahap
melalui proses akumulasi bahan genetik dan organel yang
berasal dari organisme lain atau virus.
7. Teori Internalisasi dan Modifikasi: Teori ini mengusulkan
bahwa eukariotik muncul melalui proses internalisasi dan
modifikasi sel-sel prokariotik yang ada. Sel prokariotik yang
terlibat dalam simbiosis dengan sel inang mengalami perubahan
struktural dan fungsional yang signifikan, yang mengarah pada
evolusi menjadi sel eukariotik.

C. Bukti Kemunculan Eukariotik


1. Teori Endosimbiosis Serial: Salah satu teori yang paling
diterima adalah teori endosimbiosis serial, yang diusulkan oleh
Lynn Margulis pada tahun 1967. Teori ini berpendapat bahwa
eukariota berasal dari hubungan simbiotik antara organisme
prokariota yang lebih sederhana. Beberapa bukti yang
mendukung teori ini antara lain:
 Mitokondria: Mitokondria memiliki ciri-ciri yang mirip
dengan bakteri, seperti ukuran, membran ganda, dan DNA
sirkular yang terpisah dari DNA inti sel. Bukti ini
mendukung ide bahwa mitokondria dulunya merupakan
bakteri prokariota yang hidup sebagai endosimbion dalam
sel eukariota.
 Kloroplas: Kloroplas memiliki struktur dan karakteristik
yang mirip dengan bakteri fotosintetik seperti
Cyanobacteria. Kloroplas memiliki membran ganda, DNA
sirkular, dan kemampuan fotosintesis. Bukti ini
mendukung ide bahwa kloroplas dulunya merupakan
organisme prokariota fotosintetik yang hidup sebagai
endosimbion dalam sel eukariota.
 Organel Lainnya: Selain mitokondria dan kloroplas,
beberapa organel lain dalam sel eukariota juga memiliki
karakteristik yang menyerupai organisme prokariota.
Contohnya adalah hydrogenosome yang mirip dengan
bakteri anaerob.
2. Bukti Genetik:
 Analisis filogenetik menggunakan teknik sekuensing DNA
telah mengungkapkan hubungan evolusioner antara
eukariota dengan organisme prokariota tertentu. Misalnya,
analisis sekuensi genetik menunjukkan bahwa gen-gen
yang terkait dengan mitokondria memiliki kesamaan
dengan bakteri.
 Studi sekuensi gen juga telah mengidentifikasi gen-gen
yang terkait dengan proses yang terjadi pada eukariota,
seperti replikasi DNA dan sintesis protein, yang memiliki
kemiripan dengan organisme prokariota.
3. Bukti Morfologis:
 Beberapa organisme eukariota seperti amoeba memiliki
struktur dalam sel yang menyerupai organisme prokariota,
seperti pseudopodia yang mirip dengan amuba.
 Struktur sel eukariota seperti sistem endomembran dan
kompleks golgi juga menunjukkan kemiripan dengan
organisme prokariota.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam memahami evolusi kehidupan, pemahaman tentang asal-usul
eukariotik memiliki peran yang sangat penting. Teori endosimbiosis
dan teori lainnya serta bukti-bukti yang mendukungnya telah
memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana sel
eukariotik berasal dari organisme prokariotik. Pemahaman ini tidak
hanya memperkaya ilmu pengetahuan kita tentang sejarah kehidupan,
tetapi juga memberikan wawasan tentang kompleksitas dan
keragaman kehidupan yang ada saat ini. Dengan terus melakukan
penelitian dan eksplorasi lebih lanjut, kita dapat terus memperdalam
pemahaman kita tentang asal-usul eukariota dan perjalanan
evolusi kehidupan.

B. Saran
Dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang asal-usul
eukariotik, kita dapat memperoleh wawasan baru tentang evolusi
kehidupan dan bahkan mungkin mengungkap misteri lainnya di dunia
mikroba .Dengan memperluas penelitian ini, diharapkan kita akan
semakin memahami kompleksitas kehidupan dan mungkin
menemukan aplikasi praktis yang bermanfaat dalam berbagai bidang
ilmu pengetahuan. Selain itu, penting bagi para ilmuwan muda untuk
terus menggali pengetahuan dan berinovasi dalam bidang ini,
sehingga dapat memberikan kontribusi berarti bagi ilmu pengetahuan
dan perkembangan manusia secara keseluruhan.
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, D., Ns, S. K., & Delfriana Ayu, A. BIODIMIK I. uwais inspirasi indonesia.
Akmalia, H. A., & Pranatami, D. A. (2021). Biologi Umum untuk Mahasiswa. Alinea Media
Dipantara.
Leksono, A. S. (2012). Sejarah Kehidupan. Universitas Brawijaya Press.
Lukman, A. (2008). Evolusi Sel Sebagai Dasar Perkembangan Makhluk Hidup Saat
ini. Biospecies, 1(2).
NURDIN, G. M., Si, S., & Si, M. Struktur Dan Fungsi Sel. KONSEP DASAR BIOLOGI, 12.
Wulandary, D. T. (2005). Evolusi mitokondria dan pemanfaatannya dalam Penelusuran
Kekerabatan dan Evolusi Organisme. Isjd. pdii. lipi. go. id/admin/jurnal/ed50805255. p
df (Diakses: 8 Januari 2019).

Anda mungkin juga menyukai