Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

Biologi Sel
“Struktur dan Fungsi Dinding Sel”

DOSEN PENGAMPU

Agusminarti.,M.Pd
Nama Kelompok
 Atika Mardatillah (220205043)
 Salna Oktaviani (220205078)
 Selviani (220205075)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca. Makalah ini bejudul
“Struktur dan Fungsi Dinding Sel” yang dibuat untuk memenuhi tugas
kami dalam mata kuliah Biologi Sel. Makalah ini kami akui masih
banyak kekurangan. Oleh karena itu kami harapkan kepada para
pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun agar kami dapat menyusun makalah lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................... 1

DAFTAR
ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ..................................................................................................1 B.
Rumusan Masalah..............................................................................................2 C.
Tujuan ...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Struktur Dinding
Sel .........................................................................................3 B. Fungsi Dinding
Sel ..........................................................................................11 BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan.....................................................................................................14
B. Saran.................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel merupakan unit satuan dasar kehidupan yang berperan secara
fisiologis dan struktural dalam setiap aktivitas makhluk hidup. Berbeda
dengan sel-sel pada binatang, sel pada tumbuhan dikelilingi oleh dinding
sel yang tebal dan rigid. Dinding sel terletak pada bagian luar membran
sel. ( Sumadi, 2007 )
Dinding sel merupakan salah satu pembeda antara sel tumbuhan
dengan sel hewan. Dinding sel dari berbagai spesies tumbuhan dapat
berbeda mengenai tebal dan tipisnya, lunak dan kerasnya, kelakuannya,
mungkin komposisinya, dan seterusnya. Pada tumbuhan air dinding sel
berguna untuk melindungi protoplas agar tidak lisis serta sebagai penguat
tanaman, sedangkan bagi umbuhan yang hidup di darat atau udara
dinding sel berfungsi sebagai pencegah terjadinya dehidrasi.
Dinding sel merupakan suatu eksoskeleton yang berperan untuk
memberi bentuk pada sel, melindungi, sekaligus sebagai penyokong
mekanik. Selain itu dinding sel juga berperan dalam
memeliharakeseimbangan tekanan osmosis antara cairan intraseluler dan
kecenderungan air untuk memasuki sel. Dinding sel pada tumbuhan
memiliki struktur yang kompleks dan berlapis-lapis untuk membangun
kekuatan dan rigiditasnya. Karena tumbuhan tidak memiliki tulang,
dinding sel berfungsi struktural untuk menahan beban dan
mempertahankan bentuknya.
Dinding sel dapat ditemukan pada tumbuhan dan jamur. Fungsi lain
dinding sel yaitu melindungi sitoplasma dan membran sitoplasma. Pada
beberapa sel tumbuhan sel yang satu dengan sel yang lainnya
dihubungkan dengan suatu celah yang disebut plasmodesmata. Bahan
utama pada dinding sel tumbuhan adalah selulosa sedangkan pada jamur
umumnya khitin.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur dari dinding sel ?
2. Apa fungsi dari dinding sel ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur dari dinding sel.
2. Untuk mengetahui fungsi dari dinding sel

BAB II
2 .PEMBAHASAN

A. Struktur Dinding Sel Berdasarkan organ internal sel dibedakan


menjadi dua sel eukariotik dan sel prokariotik disebut prokariot
jika inti selnya tidak dibatasi dengan selaput (tidak mempunyai
membran inti) , misalnya ganggang biru pada kelas chenophyta
dan bakteri. Pada sel eukatriotik berkebalikan dengan prokariotik
dimana pada sel ini mempunyai membran inti (selput inti) sel ini
dapat ditemukan pada hewan maupun tumbuhan. Pada sel
mempunyai beberapa bagian salah satunya dinding sel. Adanya
dinding sel pada tumbuhan meruapakan ciri penting yang
membedakan dengan sel hewan. Dinding sel ditemukan pada abad
ke 17 sebelum ditemukannya protoplas sejak itu, ada banyak
penelitian berbagai metode baik secara ilmiah, fisika, maupun
morflogi penelitian ini didukung dengan kemajuan dalam bidang
kimia, organik, sinar x, penggunaan mikroskop cahaya dan
mikroskop pemolaran bahkan pada saat ini dapat menggunakan
mikroskop elektron. Dinding sel adalah lapisan kaku dan kuat yang
mengelilingi beberapa jenis sel. Dinding sel merupakan ciri khas
dari tumbuhan, bakteri, jamur, alga dan beberapa archae.
Komposisi dinding sel bervariasi pada setiap spesies. Dalam
dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan (perpaduan antara
protein dengan polisakarida). Dinding sel archae dan alga terbuat
dari glikoprotein (protein yang bersenyawa dengan karbohidrat)
dan polisakarida (polimer yang tersusun atas ratusan bahkan ribuan
monosakarida yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik atau
ikatan kovalen yang terbentuk antara gabungan dua monoskarida).
Dalam jamur dinding sel terbuat dari glukosamin (yang dimana hal
ini yang menyebabkan karateristik jamur menajadi sangan
fleksibelitas pada jamur) dan kitin (yang memiliki karateristik
tidak laurt dalam air). Sedangkan dinding sel tumbuhan terutama
terdiri dari selulosa, hemiselulosa, glikoprotein, pektin dan lignin.

Pada pembentukan dinding sel diawali dengan pembelahan nukleus


(kariokinesis). Mikrotubula berikatan dengan Retikulum Endoplsma
membentuk fragmoplas, pada waktu yang sama dibidang ekuator
dibentuk fesikula-fesikula yang terbentuk dari badan golgi. Kemudian
lamela tengah terbentuk dari lenyapnya fesikula-fesikula dan
terbentuk dari fragmoplas yang melebur bersama fesikula-fesikula
sehingga menyebabkan kekentalan meningkat hal ini yang
menyebabkan terbentuknya lamela tengah. Setelah itu membran sel
menisitesis selulosa untuk pembentukan dinding primer baru. Sel
mengalami pembesaran dan mengakibatkan tekanan dalam sel
meningkat yang dinamakan tekanan turgor. Tekanan ini menyebabkan
dinding sel lama hancur dan digantikan dinding sel baru atau dinding
sel primer. Tahap selanjutnya, sel berpisah pada lamela tengah
sehingga membentuk ruangan diantara kedua sel, pada proses ini
disebut masrasi. Pada beberapa bagian dinding sel terdapat bagian
yang tidak mengalami penebalan, pada bagian ini yang disebut dengan
noktah atau biasa cela ini disebut juga dengan plasmodesmata yang
berfungsi sebagai jalan penghubung diantara kedua sel yang
memungiinkan sel ini dapat berinteraksi Dinding sel tumbuhan jauh
lebih tebal daripada membran plasma, berkisar dari 0,1 μm sampai
beberapa mikrometer. Komposisi dinding sel yang pasti bervariasi
antara spesies yang satu dengan spesies yang lain dan bahkan antar
tipe sel yang satu dengan tipe sel yang lain pada tumbuhan yang sama,
namun rancangan dinding sel konsisten.

Gambar.1 Struktur Dinding Sel

Dinding sel pada tumbuhan juga mengandung enzim seperti hidrolase,


esterase, peroksidase dan transglycolase dan juga mengandung protein
struktural dan kristal silika. Dinding sel pada tumbuhan terdiri dari tiga
lapisan yaitu lamella tengah, dinding sel primer dan dinding sel sekunder.

Lamella tengah adalah lapisan yang pertama terbentuk selama


pembelahan sel. Lapisan ini kaya akan pektin, ini adalah lapisan terluar
bergabung dengan sel-sel tumbuhan yang berdekatan.
Gambar.2 Gambar lamella Tengah

Dinding sel primer dibentuk setelah lamella tengah. Dinding sel terdiri
atas senyawa pektin, hemiselulosa dan glikoprotein. Lapisan ini terdiri dari
kerangka selulosa mikro-fibril dalam matriks gel. Dinding sel primer
adalah lapisan fleksibel tipis dan lapisan yang dapat diperluas. Fungsi
dinding sel primer berkenaan dengan fleksibilitas dan ekstensibilitas
protoplas. Dinding primer memiliki kandnga hemiselulosa yang tinggi bila
dibandingkan dengan selulosanya. Dalam dinding primer terdapat juga
substansi pekat.

Gambar.3 Dinding Sel Primer

Dinding sel sekunder adalah lapisan tebal yang terbentuk didalam


dinding sel primer. Dinding sel sekunder sangat kaku sehigga dapat
memeberikan kekuatan pada tumbuhan. Dinding sel sekunder terdiri atas
selulosa, hemiselulosa dan lignin. Dinding skunder ditandai oleh adanya
struktur yang khas berupa mikrofibril yang tersusun secara paralel dan rapi
untuk setiap lapisnya, kaku, dan non ekstensibel. Kandungan
hemiselulosanya lebih rendah dibandingkan dengan hemiselulosa yang
terdapat pada dinding primer. Penyusun utama dinding skunder adalah
selulosa.

Gambar.4 Gambar Dinding Sel Sekunder

Dinding skunder adalah struktur multilapis terdiri atas tiga lapisan S1,
S2, dan S3. Mikrofibril-mikrofibril ini tersusun paralel yang arahnya
berbeda-beda untuk setiap lapisnya. Tidak semua lapisan S1, S2, dan S3 ini
ada pada setiap dinding skunder tanaman. Sebagai contoh lapisan S2 paling
banyak dijumpai pada sel-sel kayu, yang mendominasi semua struktur
dinding sel tumbuhan. Dinding skunder sering di dominasi oleh lignin dan
hemiselulosa. Baik dinding primer maupun dinding skunder, keduanya
berfungsi sebagai penguat. Dinding primer terdapat pada jaringan yang
masih muda saja atau jaringan pada titik tumbuh. Kalau dinding skunder
telah terbentuk maka dinding primer akan kehilangan ekstensibelitasnya.
Hasil studi terhadap dinding primer tanaman. “sy-camore”, ditemukan
adanya tiga bentuk polisakarida non selulosa, yaitu Rhamnogakturoanan,
xiloglukan dan arabinogalaktan. ( Sumadi, 2007 )

Komponen utama penyusun dinding sel tumbuhan adalah


polisakarida. Dinding sel adalah struktur bifase. Dimana bagian luar
membungkus bagian yang ada disebelah dalam. Bagian dalam berupa
matriks yang amorf. Polisakarida penyusun dinding sel terdiri dari gulagula
(monosakarida) melalui ikatan glikosidik. Monosakarida penyusun
polisakarida dinding sel ini adalah : β -D- glukosa, β -D- galaktosa, β -D-
mannosa, β -D- galakturonat, β -D- Xilosa, β -D- asan glukoronat, β -L-
Rhamnosa, β -L- Fukosa, β -L-arabinosa., semuanya dengan struktur
furanosa. ( Sumadi, 2007 ) Ada tiga macam polisakarida penyusun dinding
sel tumbuhan tinggi, yaitu selulosa, hemiselulosa, dan polisakarida pektat
atau sering disebut substansi pektat, terdapat pula protein structural pada
dinding primer, dan plastik biologik sebagai pengisis dan penutup
permukaan luar dari dinding primer maupun dinding sekunder. ( Sumadi,
2007 )

1. Selulosa

selulosa terdapat baik pada dinding primer maupun pada dinding


skunder. Walaupun selulosa terdapat pada dinding primer maupun dinding
skunder, namun yang paling banyak diperlajari dari dinding skunder. Hal ini
terjadi karena penyusun dinding skunder sebagian besar adalah selulosa.
Kira-kira 48% dari berat kering kayu terdiri atas selulosa, dan serat kapas
kering mengandung kira-kira 98% selulosa. Berat molekulnya sangat besar,
strukturnya linier, polimer dari glukosa dengan ikatan β -1,4-glikosidik,
setiap molekul tersusun dari 8.000-15.000 unit glukosa. Selulosa pada sel
tanaman membentuk
serta atau mikrofilbril. tiap- tiap mikrofibil terdiri atas 40-70 rantai glukan

Gambar.6 Selulosa
2. Hemiselulosa

Hemiselulosa adalah heteropolimer dan sangat bercabang. Yang


termasuk hemiselulosa adalah xilan, arabinoxilan, galaktomannan,
dan xiloglukan. Hemiselulose mempunyai ciri-ciri diantaranya
struktur tulang punggung dengan ikatan β -1,4 rantai pendek, sering
hanya dengan satu macam gula saja, dan struktur tiga dimensinya
yang sukar membentuk Kristal. Walaupun material ini sukar
membentuk Kristal, tetapi dapat membentuk Kristal bila bertemu
dengan selulosa. Fungsi hemiselulosa adalah sebagai pelapis atau
pembungkus mikrofibril selulosa, yang bertindak sebagai substansi
perekat. ( Sumadi, 2007 )

Gambar .7 Hemicellulose

3. Pektin

Pektin adalah polisakarida komplek dengan struktur bervariasi.


Salah satu keistimewaan dari pektin adalah mempunayi gugus asam
yang diberikan oleh asam glukoronat dan asam galakturonat.
Strukturnya sangat bercabang, bersifat asam, mengandung gugusan
karboksil, dan bermuatan negative pada pH fisiologik. ( Sumadi,2007)
Gambar.8 pektin

4. Protein dan struktural dan plastic biologic

Dinding sel juga mengandung komponen nonpolisakarida. Salah satu


diantaranya adalah protein. Protein dapat diisolasi dari dinding primer.
Protein sangat kaya akan hidroksiprolin yang dapat mencapai lebih dari 25%.
Protein juga mengandung peptida triptat terdiri atas Ser-Hyp4 (Serin-
Hidroksiprolin) yang dengan arabinose tetrasakarida glikosdik berikatan
membentuk hidroksiprolin. Di bagian lain hidroksiprolin berikatan dengan
dengan glukosa dan galaktosa. Struktur tiga dimensi protein ini menjadi
sangat kaku, panjang, dan tahan terhadap pemecahan enzim proteolitik.
Walapun fungsinya dalam dinding sel belum diketahui diperkirankan bahwa
makromolekul ini memainkan peran dalam pengorganisasian sel. ( Sumadi,
2007 )

Komponen penysun dinding sel pada setiap spesies tentunya berbeda.


Tidak seperti tumbuhan yang tersusun atas polisakarida jamur tersusun atas
khitin dan glukan. Khitin adalah polimer yang spesifik pada dinding sel
jamur dan khitin inilah yang membedakan dengan dengan dinding sel
tumbuhan.

Khitin merupakan komponen utama penyusun dinding sel fungi yang


berbentuk filamen. Peranannya dalam dinding sel fungi seperti selulosa pada
dinding sel tumbuhan tinggi. Strukturnya mirip dengan selulosa , yaitu
homopolisakarida linier dengan ikatan β(1,4)Glc Nac. Polimer ini berbentuk
fibril dengan tebal antara 10-25 nm.
Biosintesis khitin dibantu oleh enzim khitin sintetase yang
terdapat pada suatu badan atau granula pada membran sel yang
disebut khitosom. Bila enzim di inkubasikan dengan UDP-GlcNAc
rangkaian khitin akan terbentuk berupa mikrofibril. Mikrofibril
tersusun dari rangkaian khitin sejenis.

Glukan adalah polimer D-glukose, polimer yang juga turut


membentuk dinding sel jamur. Polimer ini ditemukan pada berbagai
spesies atau jenis, tetapi terdapatnya pada dinding sel fungi
merupakan kekecualian. Terjadi perbedaan pendapat tentang adanya
glukan pada sel jamur ini, sehingga jamur dianggap sebagai
tumbuhan. Konfigurasi β lebih umum diketahui dalam ikatan
interunit, biasanya kombinasi antara ikatan β-1,3 dengan ikatan β-1,6
glukan. Glukan sangat baik untuk kerangka sel karena sukar larut dan
merupakan material kristal yang sangat keras.

Biosintesis dari β-glukan sampai sekarang belum dengan jelas.


Enxim untuk sintesis β-glukan mungkin terdapat dipermukaan luar
membran, dan menggunakan UDP-glukosa sebagai substrat dalam
polimerisasinya. Yang menarik dalam sintesis khitin maupun glukan

karena enzim yang turut memacu sintesis ini ada dalam bentuk
aktif dan pasif. Mekanisme aksinya sedang dipelajari untuk
memperoleh kejelasan pada dinding fungi yang sedang tumbuh.
Pertumbuhan dinding sel hifa terbatas pada bagian ujung, dan ini
diasumsikan bahwa seluruh biosintesis yang terjadi di seluruh
permukaan hifa juga menggunakan enzim tersebut.

B. Fungsi Dinding Sel

Dinding sel merupakan salah satu komponen penting di dalam suatu


tumbuhan. Karena dinding sel merupakan sebuah fitur khusus dalam sel
yang memiliki berbagai macam fungsi. Berikut beberapa fungsi dari
dinding sel :
1. Menentukan bentuk, kekuatan, serta dukungan pada tumbuhan

Sebagian besar dinding sel terdiri atas selulosa yang di dalamnya


terdapat ribuan molekul D- glukosa, dimana antara molekul yang satu
dan yang lainnya saling terikat melalui ikatan hidrogen yang sangat
kuat, sehingga menciptakan kekakuan serta tekstur sel yang kokoh.
Kondisi tersebut nantinya akan membantu tumbuhan untuk dapat
berdiri dengan tegak meskipun tumbuhan tidak memiliki kerangka
tulang. Oleh karena itulah maka dinding sel sering disebut sebagai
kerangka serta memiliki tanggung jawab dalam menentukan serta
memelihara bentuk sel.
2. Melakukan pengontrolan terhadap tekanan turgor
Tekanan turgor merupakan tekanan yang dipakai oleh konstituen sel
pada dinding sel. Tekanan turgor dapat ditentukan dengan adanya
kuantitas air yang ada pada vakuola.yang sesuai dengan tekanan
osmofotik secara langsung. Gaya yang terjadi pada dinding sel
membuatnya menjadi tidak fleksibel dan gaya tersebut akan
disalurkan kembali ke sel. Kondisi tersebut menyebabkan tumbuhan
menjadi kaku serta dapat berdiri tegak. Namun hal yang perlu
diperhatikan adalah adanya keseimbangan antara tekanan serta
kekakuan pada dinding sel. Karena jika terdapat tekanan yang
berlebihan, hal tersebut akan menyebabkan sel menjadi pecah.
Sedangkan apabila tekanan yang dihasilkan sangat kurang, hal
tersebut akan membuat sel menjadi lembek.
3. Sebagai lalu lintas zat-zat penting bagi tumbuhan
Karena memiliki sifat semi-permeabel, maka fungsi lain dari dinding
sel adalah membantu pengaturan difusi materi melalui apoplast yang
pada akhirnya kondisi tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran
zat, misalnya saja peristiwa keluar masuknya protein serta molekul
kecil dari sel. Selain itu, juga akan terjadi pendistribusian zat penting
lain seperti karbondioksida dan air ke seluruh sel tumbuhan dengan
bantuan dinding sel ke kontak dinding sel. Dengan kata lain, dinding
sel dapat memelihara homeostasis di dalam sel.
4. Melindungi dari ancaman bahaya
Karena tumbuhan memiliki sifat yang tidak dapat bergerak
atau berpindah dari tempatnya, maka tumbuhan tersebut akan lebih
membutuhkan adanya perlindungan dari bahaya apapun. Dengan
kemampuannya yang dapat menjadikan tumbuhan kaku serta serta
dapat melindungi tumbuhan dari adanya stres mekanik sel, maka
dinding sel telah dianggap sebagai garis pertahanan pertama pada
tumbuhan dalam upaya perlindungan dari serangan patogen serta
mikroorganisme berbahaya.
5. Tempat menyimpan karbohidrat
Dinding sel pada tumbuhan juga mampu bertindak sebagai
cadangan karbohidrat yang nantinya dapat digunakan untuk
menghadapi berbagai keadaan yang mengerikan maupun dapat
digunakan oleh tumbuhan pada proses metabolik lainnya.
6. Sebagai sumber signal
Di dalam dinding sel terdapat senyawa oligosaccharins yang
dapat merangsang sintetis etilen, kitinase, serta enzim lainnya di
dalam sel, sehingga senyawa tersebut bertindak sebagai hormon bagi
sel. Dalam sebuah ledakan oksidatif, pelepasan enzim dapat
menghasilkan oksigen yang memiliki keterkaitan dengan peroksida,
superoksida, maupun senyawa lainnya yang dapat menyerang patogen
atau mikroorganisme berbahaya serta dapat membuat dinding sel
menjadi lebih kaku dan tidak mudah untuk ditembus. Dengan kata
lain, dinding sel bertindak sebagai sumber signal molekul biologis
aktif.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dinding sel merupakan struktur luar dari sel tumbuhan yang


membedakannya dengan sel hewan. Dinding sel juga merupakan lapisan
kuat dan kaku yang dapat melindungi dan memberikan bentuk tubuh pada
tumbuhan. Penyusun dinding sel sendiri berbeda di setiap spesies. Dalam
dinding sel bakteri terdiri dari peptidoglikan. Dinding sel archae dan alga
terbuat dari glikoprotein dan polisakarida. Dalam jamur dinding sel terbuat
dari glukosamin dan kitin. Sedangkan dinding sel tumbuhan terutama terdiri
dari selulosa, hemiselulosa, glikoprotein, pektin dan lignin.

Selain itu dinding sel juga mengandung enzim dan juga protein. Dinding sel
pada tumbuhan terdiri dari tiga lapisan yaitu lamella tengah, dinding sel
primer dan dinding sel sekunder.

Dinding sel memiliki banyak fungsi antara lain ; menentukan bentuk,


kekuatan, serta dukungan pada tumbuhan, melakukan pengontrolan terhadap
tekanan turgor, sebagai lalu lintas zat-zat penting bagi tumbuhan,
melindungi dari ancaman bahaya, tempat menyimpan karbohidrat dan
sebagai sumber signal.

B. Saran

Dinding sel merupakan sel yang sangat khusus baik dari segi struktur dan
fungsinya. Oleh karena itu perlu pengkajian yang mendalam mengenai
dinding sel ini. Untuk meningakatkan minat dalam mempelajari dinding sel
seharusnya ada banyak sumbersumber terbaru menganai hal ini. Semoga
makalah mengenai dinding sel ini dapat menjadi salah satu bahan referensi
untuk menambah pengetahuan mengenai struktur dan fungsi dinding sel.
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Maya .2015. 6 fungsi dinding sel pada tumbuhan. https://dosenbiologi.com/


tumbuhan/fungsi-dining-sel-pada-tumbuhan/amp. (Online) . diakses pada tanggal
17 Februari 2017

Campbell, N.A., J.B. Reece, & L. G. Mitchell. 2010. Biologi Edisi ke-8 Jilid 1.
Jakarta: Erlangga.

Sumadi, Marianti Aditya. 2007. Biologi Sel. Yogyakarta: Graha Ilmu Mulyani,
S.2006. Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Yogyakarta: PT Kanisius

Anda mungkin juga menyukai