Anda di halaman 1dari 12

Struktur Dinding Sel

Komposisi dinding sel bervariasi pada tiap spesies. Dalam dinding sel bakteri terdiri dari
peptidoglikan. Dinding sel Arkean terbuat dari glikoprotein dan polisakarida. Dalam jamur
dinding sel terbuat dari glukosamin dan kitin. Dalam alga terdiri dari glikoprotein dan
polisakarida. Dinding sel tanaman terutama terdiri dari selulosa, hemiselulosa, glikoprotein,
pektin dan lignin.
Pengertian, Penebalan, Struktur dan Fungsi Dinding Sel Tumbuhan
Ulasan tentang dinding sel tumbuhan akan di mulai dari pengertian dinding
sel tumbuhan lalu dilanjutkan ke bagian penebalan dinding sel tumbuhan.
Setelah mengulas hal diatas, barulah kita akan lebih paham tentang struktur
dan fungsi dinding sel tumbuhan. Mari simak materi tentang dinding sel
tumbuhan dibawah ini

Pengertian Dinding Sel Tumbuhan


Dinding sel tumbuhan adalah matriks ekstraseluler yang memiliki susunan
kompleks yang membungkus setiap sel tumbuhan baik itu sel hidup maupun sel
mati. Robert Hook (1663), mengamati sel pada lapisan gabus batang tumbuhan
menggunakan mikroskop sederhana. Sel yang diamati saat itu seperti yang kita
ketahui sekarang adalah sel tumbuhan yang telah mati sehingga yang teramati
adalah ruang kosong yang dibatasi lapisan tebal, yang kemudian dia namakan
cella (latin) atau kytos (yunani) yang berarti ruangan kosong (baca sejarah
biologi sel).

Penebalan Dinding Sel Tumbuhan


(Dinding Sel) Pada sel tumbuhan yang masih muda khususnya meristem
memiliki dinding sel yang tipis atau sering disebut dinding sel primer. Tingkat
ketebalan dan komposisi unsur dalam dinding sel tumbuhan juga tergantung
pada jenis sel yang dilindunginya.
Perlu diketahui bahwa dinding sel primer pada tumbuhan muda masih tipis dan
belum terlalu kaku. Selama pertumbuhan sel, dinding sel akan terus menebal
membentuk dinding sel sekunder yang lebih kaku. Pembentukan dinding sel
sekunder dapat terjadi melalui dua cara yaitu:

1. Penebalan dinding primer sel tumbuhan


2. Terjadi penambahan pada lapisan dibawah dinding primer yang komposisi unsurnya
berbeda dengan dinding primer.

Struktur Dinding Sel Tumbuhan


Dinding sel tumbuhan adalah bagian paling luar dari sel tumbuhan. Dinding sel juga
merupakan salah satu perbedaan antara sel tumbuhan dan sel hewan.
Pada dasarnya dinding sel tumbuhan tersusun atas serabut serabut panjang dan keras yang
masing masing terbenam dalam matriks protein dan polisakarida. Serabut serabut ini

umumnya tersusun atas selulose (selulosa), dan matriksnya sebagian besar tersusun atas
hemiselulose (hemiselulosa) dan pektin.

Molekul selulosa tersusun atas rangkaian linear ribuan unit glukose. Setiap
rangkain linear yang berbentuk sebagai pita ini masing masing
dihubungkan oleh ikatan hidrogen sehingga terbentuk agregat panjang
yang tersusun dari 60-70 molekul selulose membentuk mikrofibril.
Mikrofibril ini dikelilingi oleh rantai selulose yang padat tetapi memiliki
jumlah lebih banyak.
Hemiselulosa adalah kumpulan molekul yang terdiri atas campuran
polisakarida yang heterogen.
Pektin adalah salah satu dari polisakharida pada matriks dinding sel
tumbuhan. Molekul glikoprotein dinding sel akan beranyaman dengan
molekul-molekul pektin.

Dinding sel tumbuhan setelah mengalami pertumbuhan sekunder akan membentuk tiga
lapisan yaitu lamela tengah, dinding primer dan dinding sekunder.

Lamela tengah adalah lapisan dinding sel yang memiliki fungsi sebagai
lem atau perekat untuk membentuk jaringan tumbuhan. Lamela tengah
tersusun dari zat kitin. Terjadi lignifikasi pada lamela tengah tumbuha
berkayu atau penambahan zat lignin yang akan menguatkan atau
membuat tumbuhan lebih kaku dan kokoh..
Dinding primer, adalah bagian dinding sel yang dibentuk paling awal dan
selama
sel
tumbuhan
dalam
fase
perkembangan.
Lapisan
dinding sel ini disusun oleh selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Pada
dinding primer ini terkadang ditemukan lignin.
Dinding sekunder adalah lapisan yang terletak dibagian dalam dari
dinding sel primer tumbuhan (lihat gambar struktur dinding sel
tumbuhan). Lapisan yang terbentuk setelah terjadi pertumbuhan ini
mengandung zat selulosa, lignin dan hemiselulosa dan tidak mengandung
lignin.

Fungsi Dinding Sel


Di bawah ini adalah fungsi dinding sel:

Memberikan struktur dan bentuk sel yang pasti.


Memberikan dukungan struktural.

Perlindungan terhadap infeksi dan stres mekanik.

Memisahkan bagian dalam sel dari lingkungan luar.

Dinding sel memungkinkan transportasi zat dan informasi dari bagian dalam sel ke
eksterior.

Juga membantu dalam regulasi osmotik.

Mencegah kehilangan air.

Kegiatan fisiologis dan biokimia dari dinding sel membantu dalam komunikasi selsel.

Dinding sel mencegah sel tidak pecah karena tekanan tugor.

Membantu difusi gas masuk dan keluar dari sel.

Juga memberikan perlindungan mekanik dari serangga dan patogen.

Pembelahan Sel Pada Tumbuhan

Proses pembelahan sel terjadi secara mitosis dan meiosis.


Mitosis merupakan periode pembelahan sel yang berlangsung pada
jaringan titik tumbuh (meristem), seperti pada ujung akar atau
pucuk tanaman. Proses mitosis terjadi dalam empat fase, yaitu
profase, metafase, anafase, dan telofase. Fase mitosis tersebut
terjadi pada sel tumbuhan maupun hewan. Terdapat perbedaan
mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan
terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel
pada saat telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah.
Mitosis
Mitosis adalah proses pembahagian genom yang telah digandakan oleh sel ke
dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua

sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang nyaris
sama. Mitosis dan sitokenesis merupakan fasa mitosis (fase M) pada siklus sel, di
mana sel awal terbagi menjadi dua sel anakan yang memiliki genetik yang sama
dengan sel awal.
Mitosis terjadi hanya pada sel eukariot. Pada organisme multisel, sel somatik
mengalami mitosis, sedangkan sel kelamin (yang akan menjadi sperma pada jantan
atau sel telur pada betina) membelah diri melalui proses yang berbeda yang disebut
meiosis. Sel prokariot yang tidak memiliki nukleus menjalani pembelahan yang
disebut pembelahan biner.
Karena sitokinesis umumnya terjadi setelah mitosis, istilah "mitosis" sering
digunakan untuk menyatakan "fase mitosis". Perlu diketahui bahwa banyak sel yang
melakukan mitosis dan sitokinesis secara terpisah, membentuk sel tunggal dengan
beberapa inti. Hal ini dilakukan misalnya oleh fungi dan slime moulds. Pada hewan,
sitokinesis dan mitosis juga dapat terjadi terpisah, misalnya pada tahap tertentu pada
perkembangan embrio lalat buah.
Profase.
Pada awal profase, sentrosom dengan sentriolnya mengalami
replikasi dan dihasilkan dua sentrosom. Masing-masing sentrosom
hasil pembelahan bermigrasi ke sisi berlawanan dari inti. Pada saat
bersamaan, mikrotubul muncul diantara dua sentrosom dan
membentuk benang-benang spindle, yang membentuk seperti bola
sepak. Pada sel hewan, mikrotubul lainnya menyebar yang
kemudian membentuk aster. Pada saat bersamaan, kromosom
teramati dengan jelas, yaitu terdiri dua kromatid identik yang
terbentuk pada interfase. Dua kromatid identek tersebut bergabung
pada sentromernya. Benang-benang spindel terlihat memanjang
dari sentromer
Metafase.
Masing-masing sentromer mempunyai dua kinetokor dan
masing-masing kinetokor dihubungkan ke satu sentrosom oleh
serabut kinetokor. Sementara itu, kromatid bersaudara begerak ke
bagian tengah inti membentuk keping metafase (metaphasic plate)
Anafase
Masing-masing kromatid memisahkan diri dari sentromer dan
masing-masing kromosom membentuk sentromer. Masing-masing
kromosom ditarik oleh benang kinetokor ke kutubnya masingmasing
Telofase.
Selama fase telofase, benang-benang plasma (fragmoplas)
meluas ke bagian tengah sel dan di bidang ekuatorial terbentuk juga
sekat sel yang baru. Dengan demikian terjadilah pemisahan dua
protoplas baru. Sekat bersal dari peleburan vesikel-vesikel hasil
sekresi diktiosom yang ada disekitar fragmoplas dan mungkin juga
dari reticulum endoplasma. Peleburan vesikel-vesikel menjadi
dinding sekat meninggalkan lubang kecil, yaitu saluran
plasmodesmata. Suatu lamela tipis kemudian diletakkan pada kedua

sisi sekat pemisah oleh protoplas sel anakan. Terjadilah tingkat awal
perkembangan dinding baru sel anakan. Peleburan vesikel pada
sekat sel diikuti oleh penebalan bahan dinding pada kedua sisi sekat
sel, sehingga menambah tebal. Bahan dinding primer yang baru
juga di timbun pada dinding sel lama, sehingga masing-masing sel
anakan membentuk dinding primer yang lengkap. Perkebangan
dinding sel dalam penebalanya dilakukan melalui 2 cara, yaitu
dengan penempelan bahan dinding selapis demi selapis pada
lamella tengah (aposisi) dan dengan penyisipan bahan baru di
antara bahan yang lama (intususpensi). Berdasarkan arahnya ,
pertumbuhan dinding sel secara aposisi disebut sentripetal,
sedangkan pertumbuhan dinding kearah lumen sel disebut
sentrifugal. Pertumbuhan sentripetal dijumpai pada khas sel-sel
pembentuk jaringan. Sedangkan pertumbuhan sentrifugal dijumpai
pada pembentukan dinding sel serbuk sari atau spora.

Meiosis

Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada


jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom
homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel
anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan
sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II (meiosis II). Meiosis I
dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan. Demikian juga pada sel hewan
terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan meiosis I dan II,
terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal
adanya profase I, metafase I, anafase I , telofase I, profase II, metafase II,
anafase II, dan telofase II. Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel,
maka pada meiosis, satu sel induk akan menghasilkan empat sel baru,
dengan masing-masing sel mengandung jumlah kromosom setengah dari
jumlah kromosom sel induk. Pada tumbuhan meiosis terjadi pada
pembentukan sel telur dan sel serbuk sari.

http://belajarbiologi.com/2014/08/pengertian-penebalan-struktur-fungsi-dindingsel-tumbuhan.html
http://budisma.net/2015/01/struktur-dan-fungsi-dinding-sel-pada-tumbuhan.html
http://andhika-ze.blogspot.co.id/p/blog-page_5475.html

Pengertian vakuola adalah organel sitoplasma yang berisi cairan yang merupakan gabungan
dari vesikel vesikel yang ada dalam sitoplasma. Cairan tersebut dapat berupa asam organik,
asam amino, glukoas, gas, garam garam kristal, minyak atsiri, dan berbagai macam jenis
alkaloid. Kandungan cairan vakuola yang tadi beragam tergantung jenis sel dan metabolisme
sel tersebut. Selanjutnya, organel vakuola diselimuti oleh membran yang disebut tonoplas.

Vakuola sendiri terbentuk karena adanya pelipatan ke dalam dari bagian kecil
membran sel.
Khusus pada sel tumbuhan yang masih muda, terdapat organel vakuola kecil dalam jumlah
besar. Setelah sel tumbuhan tersebut dewasa atau bertambah ukurannya, akan terbentuk
vakuola besar yang terletak ditengah yang sering disebut vakuola sentral.

Jenis Jenis Vakuola Sel dan Fungsinya


Terdapat beberapa jenis vakuola sel yang terbagi menurut struktur dan fungsinya yaitu:
1. Vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai pengatur tekanan dalam sel (Osmoregulator)
2. Vakuola sentral yang berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan dan hasil
metabolisme
3. Vakula nonkontraktil atau vakuola makanan berfungsi untuk mencerna makanan.

Vakuola Kontraktil
Vakuola kontraktil dapat ditemukan pada protozoa seperti Amoeba sp, Paramecium aurelia,
Chaos carolinensis (memiliki vakoula kontraktil dalam jumlah besar).
Vakuola kontraktil membuang sisa makanan dan limbah mikroorganisme dan kelebihan
cairan dalam sel. Ada dua tahap dalam cara kerja vakuola kontraktil yaitu diastol dan sistol.
Fase diastol pada vakuola kontraktil berupa memasukkan air atau mengumpulkan air ke
dalam vakuola (Ekspansi). Kemudian tahap sistol vakuola kontraktil bekerja dengan
mengeluarkan cairan yang telah dikumpulkan ke luar sel berdasarkan kanal atau saluran
khusus pada sitoplasma sel.
Jumlah air yang dikeluarkan oleh sel tergantung oleh jenis sel yang dimiliki. Apabila sel
tersebut cocok dengan sitoplasma yang hiperosmotik atau hipertonik maka, dalam keadaan
lingkungan yang hipotonik maka, kerja vakuola kontraktil akan semakin tinggi. Kemudian
bila hidup dalam lingkungan hipertonik, maka kerja vakuola kontraktil semakin lambat atau
tahap kontraksi cairan berkurang dan lambat. Kondisi hipertonik adalah banyaknya zat
terlarut dalam larutan tersebut.

Vakuola kontraktil

Vakuola Makanan
Vakuola makanan atau food vacuoles adalah vakuola yang berfungsi dalam pencernaan
makanan dan pengedarannya yang dapat ditemukan dalam sistem pencernaan Paramecium
sp. Vakuola makanan dapat juga ditemukan pada organisme yang menyebabkan malaria.
Vakuola makanan menyimpan hemoglobin dalam kondisi malaria.

Ada berbagai zat maupun molekul yang mengisi vakuola, diantaranya adalah:
1. Berbagai macam gas seperti oksigen dan karbondioksida.
2. Asam amino, baik yang merupakan hasil metabolisme maupun sisa metabolisme.
3. Garam-garam organik yang disimpan atau dibuang ke luar sel.
4. Glikosida.
5. Tanin atau z t penyamak.
6. Minyak atsiri, zat yang menimbulkan aroma pada tumbuhan seperti roseine pada
mawar dan zingiberine pada jahe.
7. Zat-zat alkaloid, seperti kafein yang terdapat pada biji kopi, nikotin dalam daun
tembakau, tein yang ditemukan di kandungan daun teh, teobromin pada biji coklat,
solanin yang terdapat pada umbi kentang, dan sebagainya.
8. Berbagai enzim.
9. Dan sejumlah butir-butir pati.

2. Fungsi Vakuola
Bagi tumbuhan, vakuola berperan sangat penting dalam kehidupan karena mekanisme
pertahanan hidupnya bergantung pada kemampuan vakuola menjaga konsentrasi zat-zat
terlarut di dalamnya. Proses pelayuan, misalnya, terjadi karena vakuola kehilangan tekanan
turgor pada dinding sel. Dalam vakuola terkumpul pula sebagian besar bahan-bahan
berbahaya bagi proses metabolisme dalam sel karena tumbuhan tidak mempunyai sistem
ekskresi yang efektif seperti pada hewan. Tanpa vakuola, proses kehidupan pada sel akan
berhenti karena terjadi kekacauan reaksi biokimia.
Vakuola juga dapat membantu melindungi tumbuhan terhadap predator dengan mengandung
senyawa yang beracun atau tidak menyenangkan bagi hewan. itu vakuola memiliki peran
amajor dalam sel pertumbuhan ofplant, yang memperbesar sebagai vakuola mereka menyerap
air, memungkinkan sel untuk menjadi lebih besar dengan investasi minimal dalam sitoplasma
baru. Sitosol sering hanya menempati lapisan tipis antara vakuola pusat dan membran
plasma, sehingga rasio permukaan membran plasma untuk Volume sitosol besar, bahkan
untuk sel pabrik besar.
Berikut adalah fungsi Vakuola:
1. Memasukkan air melalui tonoplas yang bersifat diferensial permiabel untuk
membangun turgor sel.
2. Tempat penyimpanan zat cadangan makanan seperti amilum dan glukosa.
3. Mampu memfasilitasi proses sirkulasi zat dalam sel.
4. Vakuola ada yang berisi pigmen pada daun, bunga, dan buah dalam bentuk larutan,
seperti antosian, termasuk antosianin yang berwarna merah, biru, dan lembayung,
juga warna gading dan kuning. Antosian dapat memberi warna pada bunga, buah,

pucuk, dan daun. Hal ini, berguna untuk menarik serangga, burung, dan hewan lain
yang berjasa bagi penyerbukan atau persebaran biji.
5. Tempat penyimpanan minyak atsirik (golongan minyak yang memberikan bau khas
seperti minyak kayu putih).
6. Vakuola tumbuhan, kadang-kadang mengandung enzim hidrolitik yang dapat
bertindak sebagai lisosom waktu hidup. Setelah sel mati, tonoplas kehilangan sifat
diferensial permiabelnya sehingga enzim-enzimnya lolos keluar menyebabkan
autolisis (penghancuran diri).
7. Mengatur tirgiditas sel (tekanan osmotik sel).
8. Menjadi tempat penyimpanan zat makanan terlarut yang sewaktu-waktu dapat
digunakan oleh sitoplasma. Misalnya, sukrosa, gilikogen, dan garam mineral.
9. Tempat penimbunan sisa metabolisme dan metabolik sekunder seperti getah karet,
alkaloid, tanin, dan kalsium oksalat.
10. Sebagai kelengkapan sel untuk memelihara tekanan osmotik sel.

http://belajarbiologi.com/2015/03/vakuola-sel-organel-sel-eukariotik.html#
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2013/10/vakuola-artikel-lengkap.html

Plastida adalah organel sel yang bermembran ganda yang ditemukan pada sel tumbuhan dan
beberapa alga yang utamanya bertanggung jawab terhadap aktivitas seperti pembuatan energi
dan pembuatan makanan serta penyimpanan makanan. Hampir semua plastida mampu
melakukan fotosintesis, akan tetapi beberapa spesialisasi plastida tidak mampu
berfotosintesis. Terdapat beberapa jenis plastida seperti: Kloroplas, kromoplas, gerontoplas
dan leukoplas.

Tipe dan Fungsi Plastida


Terdapat beberapa tipe plastida yang telah ditemukan yaitu:

a. Plastida Kloroplas
Kloroplas yang merupakan plastida yang telah diketahui banyak orang. Plastida ini
bertanggung jawab terhadap fotosintesis tumbuhan dan kebanyakan alga. Kloroplas sendiri
tersusun atas tilakoid yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis karena mengandung
klorofil.Kloroplas memiliki jumlah mulai dari lebih dari satu, beberapa pada alga dan
berkisar 75-125 pada sel tumbuhan angiosperma. Membran luar yang merupakan turunan dari
retikulum endoplasma tersusun atas 30 % protein dan 70 % lemak sementara membran dalam
tersusun atas 0% protein dan 40 % lipid (lemak) seperti halnya pada bakteri. (0 % artinya ada
tetapi dalam jumlah yang sangat sedikit). Dengan adanaya membran luar kloroplas, plastida
ini mampu melewatkan molekul molekul berukuran kurang dari 10 kilodalton tanpa
selektivitas. Sedangkan dibagian membran dalam terjadi seleksi apa yang dapat masuk dan
keluar menggunakan transport aktif oleh karena itu membran dalam bersifat selektif
permeabel.

Stroma merupakan cairan kloroplas yang berguna untuk menyimpan hasil fotosintesis dalam
bentuk pati (amilum) yang mengandung banyak enzim metabolisme.
Dalam plastida khususnya kloroplas terdapat DNA atau materi genetik yang berbentuk
sirkular dan tidak mempunyai histon. Dalam satu kloroplas terdapat 20-100 DNA sirkular.
Selanjutnya, grana yang merupakan tumpukan tilakoid berjumlah sekitar 40-60 grana untuk
setiap sel tumbuhan dan tiap grana mengandung 2-100 keping tilakoid bersusun.Dalam
plastida khususnya kloroplas mengandung banyak ribosom, oleh karena itu plastida mampu
melakukan sintesis asam amino dan protein. Selain itu plastida juga mampu melakukan
pembentukan RNA dan bersama sama dengan CH-DNA berperan dalam produksi pigmen
pigmen dan kloroplas yang baru.

b. Plastida kromoplas
Kromoplas merupakan hasil perubahan kloroplas yang disebabkan adanya penyimpanan
pigmen pigmen warna dalam kloroplas salah satunya adalah karotenoid. Hal inilah yang
menyebabkan anda dapat melihat warna yang berbeda beda (bukan hanya hijau) dari daun
daunan yang terjatuh dan buah buahan. Salah satu fungsi plastida ini adalah untuk menarik
serangga serangga untuk membantu penyerbukan.
Menurut Camara B, Hugueney, dikatakan bahwa kromoplas dan bahkan plastida jenis lainnya
merupakan turunan atau evolusi dari prokariot. Kromoplas dapat ditemukan pada buah
buahan, bunga bungaan dan akar serta pada daun yang mengalami stress (tekanan) dan
penuaan dan bertanggung jawab terhadap perbedaan warna pada tumbuhan. DNA yang ada
dalam kloroplas dan kromoplas identik kecuali pada bagian terjadi peningkatan metilasi
sitosin.

c. Plastida Gerontoplas
Gerontoplas merupakan plastida yang berasal dari kloroplas akan tetapi mengalami proses
penuaan diakibatkan tidak terjadinya fotosintesis pada bagian tersebut. Hal ini disebabkan
adanya gangguan pada daun tumbuhan atau lokasi kloroplas tersebut sehingga tidak mampu
lagi melakukan fotosintesis (contohnya pada musim tertentu atau tertutupi dibagian
permukaan daun).

4. Plastida Leukoplas
Leukoplas adalah plastida yang tidak berpigmen. Tidak seperti plastida lain yang tadi
disebutkan, plastida yang satu ini tidak memiliki pigmen warna. Mereka ditemukan dalam
bagian tumbuhan yang tidak melakukan fotosintesis seperti akar. Tergantung pada jenis
tumbuhannya dan apa yang dibutuhkannya, platida leukoplas memiliki fungsi utama dalam
penyimpanan amilum, lemak (lipid) dan protein. Selain itu plastidak leukoplas juga berfungsi
dalam sintesis asam amino dan asam lemak.
Kemudian, leukoplas sendiri terbagi atas tiga jenis plastida lagi yaitu amiloplas, proteinoplas
dan elaioplas. Pembagian plastida leukoplas ini tentu saja sesuai dengan namanya
berdasarkan apa yang disimpan didalamnya. Amiloplas adalah plastida leukoplas yang
terbesar dari leukoplas lainnya. Plastida jenis amiloplas ini bertanggung jawab terhadap
penyimpanan amilum. Selanjutnya adalah proteinoplas yang merupakan plastida yang
berperan dalam penyimpanan protein dan utamanya ditemukan dalam biji tumbuhan.

Terakhir, plastida elaioplas merupakan plastida yang berfungsi dalam menyimpan lemak dan
minyak yang dibutuhkan oleh tumbuhan, utamanya terdapat dalam biji tumbuhan.

Jenis jenis plastida

Ringkasan Plastida dan fungsi plastida:


Plastida terbagi atas empat jenis atau tipe yaitu kloroplas, kromoplas, leukoplas, dan
gerontoplas (etioplas). Leukoplas terbagi tiga: amiloplas, proteinoplas, dan elaioplas.
Fungsi plastida adalah sebagai berikut:
1. Fotosintesis. Fungsi plastida ini dilakukan oleh kloroplas sebagai unit yang
mengandung banyak pigmen klorofil untuk melakukan fotosintesis.
2. Perubahan warna. Fungsi plastida ini sangat erat pengaruhnya dalam
proses penyerbukan dan penyebaran biji pada tumbuhan. Dengan
terjadinya perubahan warna, organisme seperti serangga akan berminat
untuk melakukan penyerbukan. Oleh karena itu banyak juga ditemukan
plastida jenis kromoplas pada bunga.
3. Meningkatkan penyimpanan cadangan makanan. Fungsi plastida ini
diperankan oleh kromoplas dan leukoplas. Perubahan kloroplas menjadi
kromoplas mengakibatkan peningkatan kemampuan jaringan dan sel
dalam menyerap bahan bahan yang larut dalam air seperti karbohidrat.

4. Penyimpanan makanan. Fungsi plastida ini diperankan oleh kromoplas


dalam jumlah sedikit dan leukoplas seperti amiloplas untuk penyimpanan
amilum, elaioplas untuk lipid atau lemak dan proteinoplas untuk protein.
5. Produksi asam amino dan protein. Fungsi plastida ini dilakukan oleh
leukoplas.
6. Tempat terjadinya reaksi terang yang penting dalam proses pembentukan
makanan. Fungsi ini tentu saja terjadi utamanya di kloroplas.
7.
Tipe dan
Jenis

Ciri Utama

Kloroplas

Plastida yang mengandung


klorofil sebagai pigmen
Terdapat pada daun yang masih
utama fotosintesis (paling hijau
banyak)

Plastida yang mengandung


klorofil dalam jumlah
Kromoplas sedikit. Pigmen warna
seperti karotenoid lebih
banyak.

Terdapat pada daun yang telah


menguning atau gugur serta pada
buah-buahan masak atau matang
dan bunga serta bagian tanaman
lain yang berwarna selain hijau

Plastida kloroplas yang


Gerontopla mengalami degeneratif.
s
Tidak lagi melakukan
fotosintesis

Berada pada daun yang tidak


terkena matahari atau tertutupi dari
matahari
sehingga
tidak
melangsungkan fotosintesis

Plastida yang hanya


Leukoplas menyimpan makanan
ataupun nutrisi

Terdapat banyak dalam buah buahan


dan jaringan parenkim lainnya

Amiloplas

Plastida leukoplas yang


terpesialisasi menyimpan
amilum atau pati

Elaioplas

Plastida leukoplas yang


terpesialisasi dalam
Terdapat banyak dalam buah dan biji
menyimpan lipid atau lemak

Plastida leukoplas yang


terspesialisasi dalam
Proteionopl
menyimpan asam
as
amino/protein dan
memproduksinya

NO

Contoh letak

Terdapat banyak dalam buah dan biji

Terdapat banyak dalam buah dan biji

Plastida ada bermacam-macam, yaitu:


1) leukoplas adalah plastida yang tidak berwarna;
2) amiloplas, plastida yang berisi amilum;
3) aleuroplas, plastida yang berisi protein;
4) elaioplas, plastida yang berisi lemak;

5) kromoplas, plastida yang mengandung pigmen selain klorofil, seperti pigmen merah,
jingga, dan kuning;
6) kloroplas adalah plastida yang mengandung klorofil.
Kloroplas merupakan salah satu jenis plastida, yaitu organel yang terbungkus oleh dua
lapis membran. Mengandung pigmen klorofil atau zat hijau daun, karoten yang memberikan
warna jingga, dan xantofil untuk warna kuning. Kloroplas berbentuk cakram dengan diameter
dan ketebalan 2 4 m. Organel ini terdapat pada sel-sel fotosintesis tumbuhan dan beberapa
jenis alga. Di sebelah dalam membran terdapat granum, yaitu tumpukan kantungkantung
yang masing-masing berisi pigmen klorofil, karotenoid, protein, dan lemak. Setiap kantung
disebut tilakoid dan ada di antaranya kantung pipih, yang menghubungkan grana yang satu
dengan grana yang lain. Seluruh grana terbenam di dalam stroma, yaitu matriks dasar yang
transparan dan banyak mengandung enzim penyusun karbohidrat, DNA, RNA, dan ribosom.
Beberapa jenis plastida selain klorofil adalah sebagai berikut.
(1) Kromoplas, yakni plastida yang berpigmen merah, jingga atau kuning, dan biasanya
terdapat pada buah tomat dan wortel.
(2) Leukoplas, merupakan plastida yang tidak memiliki pigmen.
Plastida ini terletak pada jaringan yang tidak terkena cahaya. Selain itu, leukoplas terdapat
pula pada sel-sel embrional empulur batang. Kemudian, plastida ini terdapat pula pada
bagian tanaman yang berwarna putih di dalam tanah.
(3) Amiloplas, adalah plastida yang tak berpigmen dan mengandung banyak amilum.

Sumber artikel Plastida dan Fungsi Plastida serta macam macam plastida
http://www2.mcdaniel.edu/Biology/botf99/cellstructure/plastids.html
http://study.com/academy/plans.html
http://belajarbiologi.com/2015/08/plastida-dan-fungsi-plastida.html#
http://www.kehidupankita.com/2015/08/fungsi-kloroplas-plastida-struktur.html

Anda mungkin juga menyukai