LIPID
Dosen Pengampu : Ns. Sri Astutik
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lipid merupakan senyawa kimia yang tidak larut dalam air dan merupakan Salah satu
unsur membran sel. Lipid plasma terdiri atas kolesterol, trigliserida, Fosfolipid dan ester
kolesterol. Lipid yang bersifat hidrofobik ini dalam sirkulasi Berada dalam bentuk kompleks
lipid-protein atau lipoprotein. Lipoprotein plasma Terdiri atas kilomikron, very low density
lipoprotein (VLDL), low densit Lipoprotein (LDL), dan high density lipoprotein (HDL)
(Yulinah,2009).
Dislipidemia merupakan gangguan metabolisme lipoprotein yang ditandai Dengan
meningkatnya trigliserida, LDL, dan kolesterol total dalam darah, serta Penurunan HDL.
Dislipidemia dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti pola Hidup yang sedentary,
merokok, meminum alkohol, sering memakan makanan Yang berlemak dengan tidak
diimbangi olahraga rutin, kelainan genetik, dan lain-lain. Dislipidemia biasanya tidak
menimbulkan gejala, tetapi dapat menyebabkan Aterosklerosis yang berakibat terjadinya
penyakit kardiovaskular seperti penyakit Jantung koroner, infark miokard, dan stroke. Salah
satu faktor risiko Aterosklerosis Utama adalah Dislipidemia. Di Indonesia prevalensi
Dislipidemia semakin Meningkat (Anwar, 2004). Penelitian MONICA di Jakarta 1988
menunjukkan Bahwa kadar rata-rata kolesterol total pada wanita adalah 206.6 mg/dl dan pria
199,8 mg/dl, tahun 1993 meningkat menjadi 213,0 mg/dl pada wanita dan 204,8 Mg/dl pada
pria. Nilai kolesterol di beberapa daerah adalah sebagai berikut, di Surabaya (1985) : 195
mg/dl, di Ujung Pandang (1990) : 219 mg/dl dan di Malang (1994) : 206 mg/dl (Anwar,
2004). Hal ini menunjukkan kadar kolesterol yang Tinggi di daerah-daerah tersebut.
Penatalaksanaan Dislipidemia secara konvensional ditanggulangi dengan diet Dan
dibantu dengan mengonsumsi obat yang menurunkan kadar lipid darah(Brunzell, 2007).
Dislipidemia harus ditangani dengan baik untuk mencegah Komplikasi-komplikasi yang
mungkin ditimbulkannya. Oleh karena itu, pengembangan obat untuk mengatasi Dislipidemia
terus dilakukan, antara lain Menggunakan obat golongan statin, asam nikotinat, dan fibrat.
Penggunaan obat-obat tersebut sebagai contoh golongan statin memiliki keterbatasan dapat
Menimbulkan berbagai efek samping seperti rhabdomyolisis, oleh karena itu Masih terus
dilakukan usaha pengembangan obat alternatif dengan efek samping Yang minimal. Salah
satu obat alternatif yang dapat digunakan adalah daun jati Belanda (Guazuma ulmifolia
Lamk.). Hasil penelitian sebelumnya mengenai Pemberian ekstrak air daun jati belanda
terhadap kadar lipid darah pada tikus Jantan (Yulinah, 2009) menunjukkan bahwa ekstrak air
daun jati belanda dengan Dosis 25 & 50 mg/kgBB dapat menurunkan kadar trigliserida pada
hewan uji. Efek jati belanda terhadap kadar trigliserida pada manusia belum ada
Penelitiannya.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Lipid
2. Mengetahui Macam-Macam Lipid
3. Mengetahui Tahap-Tahap Pencernaan Lipid
4. Mengetahui Fungsi Lipid
5. Mengetahui Tahap-Tahap Lipid
BAB II
PRMBAHASAN
2.1 Pengertian Lipid
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di
dalam Pelarut-pelarut organik. Sering kali ketika kita bilang lemak dan minyak keduanya kita
Anggap sama yaitu merupakan trigliserida.
Ketika kita sebut kata lemak (lipid), maka kita cenderung akan mengasosiasikan
dengan orang obesitas dan kolesterol. Dengan demikian, kita akhirnya Mengatakan bahwa
lipid sangat berbahaya dan kita akan menghindari makanan berlemak, sementara makanan
yang mengandung karbohidrat tetap kita konsumsi. Padahal ketika kita bilang obesitas atau
kegemukan maka sebenarnya diakibatkan kelebihan karbohidrat yang Akhirnya di simpan
dalam bentuk gliserol untuk cadangan energi. Berdasarkan tingkat kejenuhannya atau
keberadaan ikatan rantai ganda atom karbon, Lipid dibedakan atas dua bagian yaitu: 1) lipid
jenuh; tidak mempunyai ikatan rantai ganda pada gugus karbon, 2) lipid tidak jenuh;
mempunyai ikatan rantai ganda pada gugus atom Karbonnya. Dari kedua jenis lipid tersebut
maka kita sangat memerlukan lipid yang tidak jenuh (unsaturated lipid).
Namun demikian sebenarnya kita dapat Membedakan keduanya berdasarkan sifat-
sifat secara umumnya yaitu:
2.1.1 Lemak
Umumnya diperoleh dari hewan.
Berwujud padat pada suhu ruang.
Tersusun dari asam lemak jenuh.
Lipid di rongga mulut dihancurkan secara mekanik, diubah oleh HCl lambung dan
Garam empedu menjadi molekul lemak, diserap jonjot usus halus dan di ubah menjadi
Gliserol dan asam lemak bebas untuk ditranspor ke hepar dan jaringan lemak.
Ketika kita mengonsumsi lipid yang terdapat di makanan kita merupakan campuran
Lipid yang sederhana (terpena dan steroidal) dan yang kompleks (triasilgliserol, fosfolipid,
Sfingolipid, dan lilin) berasal dari tanaman maupun jaringan hewan. Dalam mulut dan
Lambung, lipid tadi belum mengalami pemecahan yang berarti. Setelah berada dalam usus
Halus, lipid kompleks terutama triasilgliserolnya dihidrolisis oleh lipase menjadi asam lemak
Bebas dan sisa. Enzim lipase diaktifkan oleh hormon epineprin. Enzim ini dibantu oleh
garam Asam empedu (terutama asam kholat dan taurokholat) yang disekresikan oleh hati ke
duodenum. Fungsi garam tersebut ialah mengemulsi makanan berlemak sehingga
Terbentuklah emulsi partikel lipid yang sangat kecil. Oleh karena itu, permukaan lipid
Menjadi lebih besar dan lebih mudah dihidrolisis oleh lipase.
Berdasarkan reaksi tersebut diketahui bahwa lipase pankreas hanya bisa
Menghidrolisis ikatan ester pada atom C nomor 1 dan 3 yang hasilnya asam lemak bebas dan
Monoasil gliserol. Dengan bantuan misel-misel garam empedu maka asam lemak bebas,
Monoasil gliserol, kolesterol, dan vitamin membentuk sebuah kompleks yang kemudian
Menempel (diabsorpsi) pada permukaan sel mukosal. Senyawa-senyawa tersebut Selanjutnya
menembus membran sel mukosal dan masuk ke dalamnya. Misel-misel garam Empedu
melepaskan diri dan meninggalkan permukaan sel mukosal.
Dalam sel mukosal, asam lemak bebas Monoasil gliserol disintesis kembali menjadi
Triasil gliserol yang setelah bergabung dengan albumin, kolesterol, dan lain-lain membentuk
Siklomikron. Siklomikron tersebut pada akhirnya masuk ke dalam darah, kemudian sampai
Ke hati dan jaringan lain yang memerlukannya. Sebelum masuk ke dalam sel, Triasil gliserol
Dipecah dulu menjadi asam lemak bebas dan gliserol oleh lipoprotein lipase.
Proses pembentukan energi dari lipid mempunyai hasil samping berupa keton bodies
Yang berbahaya bagi tubuh jika dalam porsi yang Tinggi. Dalam oksidasi beta, asam lemak
masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan Proses dan pada setiap proses, diangkat 2
atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus
asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon β Asam lemak dioksidasi menjadi keton. Telah
dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu Menjadi asil-
KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P). Setelah berada Di dalam
mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan sebagai berikut:
a) Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai
respirasi Dengan menghasilkan energi 2P (+2P).
b) Delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA.
c) L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini
terjadi rantai Respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P).
d) Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-
KoA yang Telah kehilangan 2 atom C.
Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali
Oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C, maka
Asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom
C Karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2
Asetil-KoA. Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus
asam Sitrat
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan pembahasan dari makalah di atas, maka dapat di tarik suatu
kesimpulan bahwa:
1. Secara umum dapat dikatakan bahwa lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia, yaitu:
Menjadi cadangan energi dalam bentuk sel lemak, sebagai fungsi selular dan komponen
struktural pada membran sel yang berkaitan dengan karbohidrat dan protein demi
menjalankan aliran air, ion dan molekul lain, keluar dan masuk ke dalam sel, menopang
fungsi senyawa organik sebagai penghantar sinyal, menjadi suspensi bagi vitamin A, D, E
dan K yang berguna untuk proses biologis, sebagai penahan guncangan demi melindungi
organ vital dan melindungi tubuh dari suhu luar yang kurang bersahabat.
2. Lipid merupakan suatu senyawa organik tidak larut air dan sangat penting terutama lipid
yang tidak jenuh.
3. Lipid jenuh sering kita temukan pada lemak hewani dan nabati yang melalui proses
pemanasan lebih dari 60oC, sedangkan lemak tidak jenuh banyak terdapat pada minyak ikan
laut dan nabati.
4. Lipid dalam tubuh kita akan di cerna menjadi asam lemak bebas dan gliserol untuk di
Transport ke hepar guna dilakukan metabolisme.
5. Pada proses katabolisme lipid menghasilkan energi paling besar di antara karbohidrat dan
protein, namun menghasilkan produk sisa berupa benda-benda keton yang berbahaya jika
banyak terdapat dalam tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur C. Guyton, John E. Hall, Textbook Of Medical Physiology 11th ed, elsevier, USA.
Champe Pamela C, Harvey Richard A. 1994. Lippincot’s ilustraced Biochemistry, edisi ke-2.
Joyce Y. Johnson. 2008. Fluids and Electrolytes Demystified. McGraw-Hill Companies,
USA.
Macdonald Richard G. 2007. USMLE Road Map, McGraw-Hill Companies, Inc, USA.
Mark D, Marks Allan MD, SmithCollen. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar, Sebuah
Pendekatan Klinis.
Murray R K, et al. 2009. Biokimia Harper. Edisi 27, EGC Kedokteran: Jakarta
Marshal william J. 2004. Clinical Biochemistry. London: Mosby.
Sue C. DeLaune, and Patricia K. Ladner. 2003.foundamental of nursing: Standards &
Practice 2nd ed. Thomson Learning, Inc, USA.
Wahyudi.2006.Biomedik Dasar. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.