Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ISLAM DAN HAK ASASI MANUSIA


(MAKALAH KELOMPOK 5)

DOSEN PENGAMPU : Drs. Gunawan Dulumina.M.Pd

DISUSUN OLEH:
Nama : Aidina Nuraida
NIM : PO7120320002
Prodi : DIV Keperawatan

DIV KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, dengan izinnya kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dengan judul Islam dan Hak Asasi Manusia. Dalam upaya mencapai tujuan
pendidikan nasional sebagaimana dinyatakan dalam garis-garis besar haluan Negara, maka mata kuliah
Pendidikan Agama Islam di masukan dalam struktur kurikulum pendidikan tinggi yang termaksud
komponen mata kuliah dasar umum yang kemudian dalam perkembangan selanjutnya dengan
diberlakukannya kurikulum berbasis kompetensi, maka mata kuliah Pendidikan Agama Islam
dikelompokan dalam mata kuliah pengemban kepribadian bersama dengan mata kuliah Pancasila dan
Kewarganegaraan yang menjadi dasar pembentukan kepribadian yang tinggi, cerdas dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, serta memiliki wawasan yang luas, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran
agamanya dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan dalam melaksanakan tugas pembangunan
nasional. 

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
              A. Latar belakang......................................................................................... iii
              B. Rumusan masalah.................................................................................... 4
              C. Tujuan...................................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN
              A. Pengertian Hak Asasi Manusia................................................................ 5
              B. Sejarah terjadinya Hak Asasi Manusia.................................................... 6
              C. Konsep Hak Asasi Manusia dalam Islam................................................ 9
              D. Pengaturan HAM dalam hukum Islam.................................................... 16
              E. Perlindungan Islam Terhadap HAM........................................................ 17
              F. Contoh-Contoh Pelanggaran HAM dalam Islam..................................... 20
BAB III. PENUTUP
             A. Kesimpulan............................................................................................... 21
             B. Saran.......................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Untuk dapat menjalankan tugas dan fungsi manusia sebagai pemimpin, setiap manusia harus
mengerti terlebih dahulu hak-hak dasar yang melekat pada dirinya seperti kebebasan, persamaan,
perlindungan dan sebagainya. Hak-hak tersebut bukan merupakan pembererian seseorang, organisasi,
atau Negara, tapi adalah anugrah Allah yang sudah dibawanya
Sejak lahir kealam dunia. Hak-hak itulah yang kemudian disebut dengan Hak Asasi Manusia.
Tanpa memahami hak-hak tersebut adalah mustahil ia dapat menjalankan tugas serta kewajibannya
sebagai khalifah Tuhan. Namun persoalannya kemudian, apakah setiap manusia dan setiap muslim sudah
menyadari hak-hak tersebut? Jawabannya, mungkin belum setiap orang, termasuk umat islam
menyadarinya. Hal ini mungkin akibat rendahnya pendidikan atau sistem social politik dan budaya di
suatu tempat yang tidak kondusif untuk anak dapat berkembang dengan sempurna (Ahmad Kosasih,
HAM dalam Perspektif Islam 2003:5).
Dalam sudut pandang Islam Hak Asasi Manusia sudah diatur berdasarkan atau berpedoman pada
Al-Qur’an dan Hadist. Karena Al-Qur’an dan Hadist merupakan pedoman hidup bagi seluruh manusia
yang ada di bumi ini pada umumnya dan bagi umat islam pada khususnya.oleh karena itu umat munusia
pada umumnya dan umat islam pada khususnya apabila tidak ingin hak-haknnya diramapas oleh orang
lain, maka hendaknya ia harus mengetahui hak-haknya dan selalu memperjuangkannya selama tidak
mengambil atau melampui batas dari hak-hak orang lain.
Hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya
berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara
individu atau dengan instansi. Hak juga merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Masalah HAM adalah
sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih
dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu
diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan
orang lain. Jangan sampai kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan
atau pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat
makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.

iii
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:


a. Apa pengertian Hak Asasi Manusia?
b. Bagaimana Sejarah terjadinya Hak Asasi Manusia ?
c. Apa Konsep Hak Asasi Manusia dalam Islam?
d. Bagaimana Pengaturan Hak Asasi Manusia dalam Islam?
e.Bagaimana Perlindungan Islam terhadap Hak Asasi Manusia?
f. Apa saja Contoh-contoh Pelanggaran HAM dalam Islam?

B. Tujuan

Dengan adanya rumusan masalah diatas kami dapat menarik suatu tujuan masalah:
1. Untuk mengetahui pengertian HAM.
2. Untuk mengetahui sejarah HAM
3. Untuk mengetahui HAM dalam perspektif islam
4. Untuk mengetahui contoh-contoh pelanggaran HAM

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia


Hak asasi manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati,
di jungjung tinggi, di lindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat martabat manusia.
Hak Asasi Manusia sebagai anugrah Tuhan yang Maha Esa, biasa dirumuskan sebagai hak
kodratiah yang melekat dimiliki oleh manusia sebagai karunia pemberian Tuhan kepada insan
manusia dalam menopang dan mempertahankan hidup dan prikehidupannya di muka bumi.         
Dalam mukadimah Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia dijelaskan mengenai hak asasi
manusia sebagai berikut:
“Pengakuan atas keseluruhan martabat alami manusia dan hak-hak yang sama dan tidak dapat
dipindahkan kepada orang lain dari semua anggota keluarga kemanusiaan adalah dasar kemerdekaan
dan keadilan di dunia.”
Hak asasi dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Dalam
Islam seluruh hak asasi merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh
diabaikan. Oleh karena itu, negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi tersebut,
melainkan juga mempunyai kewajiban untuk melindungi dan menjamin hak-hak tersebut.
Yang dimana Hak Asasi Manusia itu terbagi lagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1) Hak-hak asasi pribadi atau Personal Right yang meliputi kebebasan menyatakan pendapat,
kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
2) Hak-hak asasi ekonomi atau Property Right, yaitu hak untuk memiliki sesuatu, membeli dan
menjualnya serta memanfaatkannya. 
3) Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan atau
yang biasa disebut Right of Legal Equality. 
4) Hak-hak asasi politik atau Political Right, yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak
pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), dan mendirikan partai politik. 
5) Hak-hak asasi social dan kebudayan atau Social and Cultur Right, misalntya hak untuk
memilih Pendidikan dan mengembangkan kebudayaan. 

5
B. Sejarah terjadinya Hak Asasi Manusia
Latar belakang timbulnya hak asasi manusia, pada dasarnya karena adanya manusia terhadap
harga diri, harkat, dan martabat kemanusiaannya. Kesadaran manusia tersebut muncul karena adanya
tindakan yang sewenang-wenang dari penguasa, perbudakan, penjajahan, ketidak adilan, kezaliman,
dan lain-lain yang melanda umat manusia pada umumnya.

Sejarah umat manusia sejak awal sejarah Mesir kuno sampai sekarang sudah hampir 60 abad atau
600 tahun, sedangkan pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia bararulah berumur 1/3 abad atau 30
tahun. Jadi, pengakuan atau kesadaran manusia akan hak asasinya secara menyeluruh dan meliputi
segenap umat manusia memerlukan waktu perkembangan berpuluh-puluh abad.

Perkembangan sejarah telah memperlihatkan trejadinya penjajahan kelompok manusia yang satu
terhadap kelompok manusia yang lain. Ketika itu, perlakuan kelompok manusia yang memang dalam
peperangan terhadap kelompok yang kalah adalah seperti perlakuan terhadap barang miliknya dan
merupakan hal yang di anggap biasa saja sehingga perbudakan meraja rela. Dalam masyarakat suatu
bangsa terdapat golongan-golongan yang berbeda-beda haknya. Hal itu di karenakan perbedaan
kedudukannya dalam masyarakat. Masyarakat terbagi atas golongan bangsawan atau nikrat, golongan
pendeta, dan golongan rakyat biasa. Kaum bangsawan dan para pendeta mempunyai berbagai hak
istimewa yang tidak mungkin di miliki oleh rakyat biasa. Keadaan itu berlangsung secara turun
temurun.

Adapun dua peristiwa dalam sejarah dunia yang menghasilkan rumusan yang mirip dengan
rumusan hak-hak asasi manusia ialah Revolusi Amerika yang di mulai pada Tahun 1776 dan Revolusi
Prancis yang meletus pada Tahun 1789. Revolusi amerika menghasilkan pernyataan kemerdekaan.
Ketika itu, tiga belas daerah jajahan inggris di pantai timur benua Amerika Utara melepaskan diri dari
kekuasaan kerajaan inggris. Sejak itu berdirilah Negara Amerika Serikat. Dalam pernyataan
kemerdekaan itu terdapat rumusan sebagai berikut, “..bahwa semua orang di ciptakan sama, mereka
di anugrahi hak-hak tertentu oleh Tuhan Maha Pencipta…”

6
Dalam perkembangan Revolusi Prancis menghasilkan beberapa pernyataan yang lazim disebut
pernyataan hak-hak manusia dan warga Negara. Dalam pernyataan itu terdapat rumusan, “…manusia
di lahirkan sama dalam keadaan merdeka dan memiliki hak-hak yang sama….” Dengan adanya
pernyataan itu, hilanglah hak-hak istimewa golongan bangsawan dan gereja. Suasana persamaan hak
di Prancis makin mantap pada zaman Napoleon. Ketika itu di nyatakan bahwa segenap penduduk
Prancis mendapat perlakuan hukum yang sama.
Sepanjang sejarah kehidupan manusia ternyata tidak semua orang memiliki penghargaan yang
sama terhadap sesamanya. Ini yang menjadi latar belakang perlunya penegakan hak asasi manusia.
Manusia dengan teganya merusak, mengganggu, mencelakakan, dan membunuh manusia lainnya.
Bangsa yang satu dengan semena-mena menguasai dan menjajah bangsa lain. Untuk melindungi
harkat dan martabat kemanusiaan yang sebenarnya sama antar umat manusia, hak asasi manusia
dibutuhkan. Berikut sejarah penegakan HAM di Indonesia.

1. Pada Masa Prakemerdekaan


Pemikiran modern tentang HAM di Indonesia baru muncul pada abad ke-19. Orang
Indonesia pertama yang secara jelas mengungkapkan pemikiran mengenai HAM adalah Raden
Ajeng Kartini. Pemikiran itu diungkapkan dalam surat-surat yang ditulisnya 40 tahun sebelum
proklamasi kemerdekaan.

2. Pada Masa Kemerdekaan


     a. Pada Masa Orde Lama
Pada masa orde lama Gagasan mengenai perlunya HAM selanjutnya berkembang dalam
sidang BPUPKI. Tokoh yang gigih membela agar HAM diatur secara luas dalam UUD 1945
dalam sidang itu adalah Mohammad Hatta dan Mohammad Sukiman. Tetapi, upaya mereka
kurang berhasil. Hanya sedikit nilai-nilai HAM yang diatur dalam UUD 1945. Sementara itu,
secara menyeluruh HAM diatur dalam Konstitusi RIS dan UUDS 1950.
    

7
b. Pada Masa Orde Baru
Pada masa orde baru Pelanggaran HAM pada masa orde baru mencapai puncaknya. Ini terjadi
terutama karena HAM dianggap sebagai paham liberal (Barat) yang bertentangan dengan
budaya timur dan Pancasila. Karena itu, HAM hanya diakui secara sangat minimal. Komisi
Hak Asasi Manusia dibentuk pada tahun 1993. Namun, komisi tersebut tidak dapat berfungsi
dengan baik karena kondisi politik. Berbagai pelanggaran HAM terus terjadi, bahkan
disinyalir terjadi pula berbagai pelanggaran HAM berat. Hal itu akhirnya mendorong
munculnya gerakan reformasi untuk mengakhiri kekuasaan orde baru.
c. Pada Masa Reformasi
Pada masa reformasi Masalah penegakan hak asasi manusia di Indonesia telah menjadi tekad
dan komitmen yang kuat dari segenap komponen bangsa terutama pada era reformasi sekarang
ini. Kemajuan itu ditandai dengan membaiknya iklim kebebasan dan lahirnya berbagai
dokumen HAM yang lebih baik. Dokumen itu meliputi UUD 1945 hasil amendemen, Tap
MPR No. XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia, dan UU No. 26 tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia. Pada
tahun 2005, pemerintah meratifikasi dua instrumen yang sangat penting dalam penegakan
HAM, yaitu Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (ICESCR)
menjadi Undang-Undang No. 11 tahun 2005, dan Kovenan Internasional tentang Hak-Hak
Sipil dan Politik (ICCPR) menjadi Undang-Undang No. 12 tahun 2005.

8
C. Konsep Hak Asasi Manusia dalam Islam
HAM merupakan hak yang secara alamiah diperoleh seseorang sejak lahir, karena itu HAM
sejalan dengan ftrah manusia itu sendiri. HAM pada hakikatnya merupakan anugrah Allah kepada
semua manusia.
Menurut Syari’ah, manusia adalah makhluk bebas yang mempunyai tugas dan tanggung jawab,
dan karenanya ia juga mempunyai hak dan kebebasan. Dasarnya adalah keadilan yang ditagakkan
atas dasar persamaan atau egaliter, tanpa pandang bulu. Artinya, tugas yang diemban tidak akan
terwujud tanpa adanya kebebasan, sementara kebebasan secara eksistensial tidak terwujud tanpa
adanya tanggung jawab itu sendiri.
Oleh  Islam manusia di tempatkan sebagai makhluk yang memilki kemuliaan dan keutamaan,
memiliki harkat dan martabat yang tinggi, sebagaimana dinyatakan dalam al-Quran.

‫اه ْم َعلَى َكثِ ي ٍر ِم َّم ْن‬ ِ ‫اهم ِمن الطَّيِّب‬


َّ َ‫ات َوف‬
ُ َ‫ضلْن‬
ِ َ‫آدم وحملْن‬
ُ َ َ َ َ َ ‫َولََق ْد َك َّر ْمنَا بَنِي‬
َ َ ْ ُ َ‫اه ْم في الَْب ِّر َوالْبَ ْح ِر َو َر َزقْن‬
ِ ‫َخلَ ْقنَا َت ْف‬
‫ضياًل‬

“dan sesungguhnya  telah kami muliakan anak-anak adam, kami angkut mereka didaratan dan
dilautan, kami beri  mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan
kelebihan yang sempurna atas kebanyakan mahluk yang telah kami ciptakan.”( Q.S. Al-Isra:70 )

Sistem HAM Islam mengandung prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan
penghormatan terhadap sesama manusia.Persamaan, artinya Islam memandang semua manusia sama
dan mempunyai kedudukan yang sama, satu-satunya keunggulan yang dinikmati atas manusia lainnya
hanya ditentukan oleh tingkat ketakwaannya. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat al-
Hujurat ayat 13:

‫يم َخبِ ٌير‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ


ٌ ‫َّاس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم م ْن ذَ َك ٍر َوأُْنثَى َو َج َعلْنَا ُك ْم ُشعُوبًا َو َقبَائ َل لَت َع َارفُوا إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ع ْن َد اللَّه أَْت َقا ُك ْم إِ َّن اللَّهَ َعل‬
ُ ‫يَا أ َُّي َها الن‬

9
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Sedangkan kebebasan merupakan elemen penting dari ajaran Islam. Kehadiran Islam
memberikan jaminan pada kebebasan manusia agar terhindar dari kesia-siaan dan tekanan, baik yang
berkaitan dengan masalah agama, politik dan ideologi. Namun demikian, pemberian kebebasan
terhadap mansia bukan berarti mereka dapat menggunakan kebebasan tersebut mutlak, tetapi dalam
kebebasan tersebut terkandung hak dan kepentingan orang lain yang harus dihormati juga.
Mengenai penghormatan terhadap sesama manusia, dalam Islam seluruh ras kebangsaan
mendapat kehormatan yang sama. Dasar persamaan tersebut sebenarnya merupakan manifestasi dari
wujud kemuliaan manusai yang sangat manusiawi. Sebenarnya citra kehormatan tersebut terletak
pada keunggulan kemanusiaan, bukan pada superioritas individual dan ras kesukuan. Kehormatan
diterapkan secara global melalui solidaritas persamaan secara mutlak. Semua adalah keturunan Adam,
jika Adam tercipta dari tanah dan mendapat kehormatan di sisi Allah, maka seluruh anak cucunya pun
mendapat kehormatan yang sama, tanpa terkecuali.        
Dalam teologi Islam manusia diciptakan  oleh Allah sebagai golongan genus mahluk yang
dimuliakan (Q.S Al-Israa:70) dan dia harus dihormati sebagai manusia apapun warna kulit. Dari
manapun asalnya, dan apapun agama yang dianut. Sampai-sampai Malaikatpun harus
menghormatinya (Al-Baqarah: 34, Al-a’raf:11). Bersamaan dengan pemberian status sebagai “mahluk
yang unggul”
Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang terangkum dalam al-
dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga al-huquq al-insaniyah fi al-Islam (hak-hak asasi
manusia dalam Islam). Konsep ini mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap
individu, yaitu:

1. Hifdzu al-nafs wa al-ird atau Hak Untuk Hidup

ۖ ‫إِ ْماَل ٍق‬ ‫َت ْق ُتلُوا أ َْواَل َد ُك ْم ِم ْن‬ ‫قُ ْل َت َعال َْوا أَتْ ُل َما َح َّر َم َربُّ ُك ْم َعلَْي ُك ْم ۖ أَاَّل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا ۖ َوبِال َْوالِ َديْ ِن إِ ْح َسانًا ۖ َواَل‬

َّ ‫ْح ِّق ۚ ٰذَلِ ُك ْم َو‬ ِ ‫الن ْف‬ ِ ِ


‫صا ُك ْم‬ َ ‫س الَّتي َح َّر َم اللَّهُ إِاَّل بِال‬
َ َّ ‫ش َما ظَ َه َر م ْن َها َو َما بَطَ َن ۖ َواَل َت ْق ُتلُوا‬ ُ َّ‫نَ ْح ُن َن ْر ُزقُ ُك ْم َوإِي‬
َ ‫اه ْم ۖ َواَل َت ْق َربُوا الْ َف َواح‬

‫بِ ِه ل ََعلَّ ُك ْم َت ْع ِقلُو َن‬


10

Artinya :

Katakanlah: “Marilah kubicarakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu yaitu:
Janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu
bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah
kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu
memahami(nya).”(QS. Al- An’am :151)
     
2. Hifdzu al-‘aql atau Hak Persamaan Derajat

‫يم َخبِ ٌير‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ


ٌ ‫َّاس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم م ْن ذَ َك ٍر َوأُْنثَ ٰى َو َج َعلْنَا ُك ْم ُشعُوبًا َو َقبَائ َل لَت َع َارفُوا ۚ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ع ْن َد اللَّه أَْت َقا ُك ْم ۚ إِ َّن اللَّهَ َعل‬
ُ ‫يَا أ َُّي َها الن‬
Artinya :
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS
AL-Hujurat : 13)

     3. Hifdzu al-nasl  atau Hak memperoleh keadilan

‫ض اًل ِم ْن‬
ْ َ‫ْح َر َام َي ْبَتغُو َن ف‬
َ ‫ت ال‬
َ ‫ين الَْب ْي‬ ِّ ‫ي َواَل الْقَاَل ئِ َد َواَل‬
َ ‫آم‬ َ ‫ْح َر َام َواَل ال َْه ْد‬ َّ ‫آمنُ وا اَل تُ ِحلُّوا َش َعائَِر اللَّ ِه َواَل‬
َ ‫الش ْه َر ال‬ َ ‫ين‬
ِ َّ
َ ‫يَا أ َُّي َه ا الذ‬
ِِ ٍ
‫ْح َر ِام أَ ْن َت ْعتَ ُدوا ۘ َوَت َع َاونُوا َعلَى‬ َ ‫ادوا ۚ َواَل يَ ْج ِر َمنَّ ُك ْم َشنَآ ُن َق ْوم أَ ْن‬
َ ‫ص دُّو ُك ْم َع ِن ال َْم ْس جد ال‬ ْ َ‫ض َوانًا ۚ َوإِ َذا َحلَلْتُ ْم ف‬
ُ َ‫اصط‬ ْ ‫َربِِّه ْم َو ِر‬
ِ ‫ان ۚ َو َّات ُقوا اللَّهَ ۖ إِ َّن اللَّهَ َش ِدي ُد ال ِْع َق‬
‫اب‬ ِ ‫الت ْقو ٰى ۖ واَل َتعاونُوا َعلَى اإْلِ ثْ ِم والْع ْدو‬
َ ُ َ َ َ َ َ َّ ‫الْب ِّر َو‬
ِ

11
Artinya :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah, dan jangan
melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan
binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi
Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah
menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu)
kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam,
mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
(QS. al-Maidah : 2)
     
4. Hifdzu al mal atau Hak Perlindungan harta/Milik (Al-quran surat AL-Baqarah :188)

ِ ‫ْح َّك ِام لِتَأْ ُكلُوا فَ ِري ًقا ِم ْن أ َْم َو ِال الن‬
‫َّاس بِاإْلِ ثْ ِم َوأَْنتُ ْم َت ْعلَ ُمو َن‬ ِ
ُ ‫َواَل تَأْ ُكلُوا أ َْم َوالَ ُك ْم َب ْينَ ُك ْم بِالْبَاط ِل َوتُ ْدلُوا بِ َها إِلَى ال‬

Artinya:

“Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan
jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu
dapat memakan sebahagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa,
padahal kamu mengetahui.”
     
5. Hifdzu al-din atau Hak Kebebasan Beragama 

ِ ِ ِ ِ ِ ِ ُ‫الر ْش ُد ِمن الْغَي ۚ فَمن ي ْك ُفر بِالطَّاغ‬


ُّ ‫اَل إِ ْك َر َاه فِي الدِّي ِن ۖ قَ ْد َتَبيَّ َن‬
َ ‫ك بِالْعُ ْر َوة ال ُْو ْث َق ٰى اَل انْف‬
ۗ ‫ص َام ل ََها‬ ْ ‫وت َو ُي ْؤم ْن بِاللَّه َف َقد‬
َ ‫استَ ْم َس‬ ْ َ ْ َ ِّ َ
‫يم‬ ِ ‫واللَّه س ِم‬
ٌ ‫يع َعل‬
ٌ َ ُ َ
12
Artinya:
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman
kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada tali Allah yang amat kuat
yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.(QS. AL-Baqarah :
256)

ِِ ِ ‫ك آَل َم َن َم ْن فِي اأْل َْر‬


َ ْ‫ض ُكلُّ ُه ْم َج ِم ًيعا ۚ أَفَأَن‬
‫ين‬
َ ‫َّى يَ ُكونُوا ُم ْؤمن‬ َ ‫ت تُ ْك ِرهُ الن‬
ٰ ‫َّاس َحت‬ َ ُّ‫اء َرب‬
َ ‫َول َْو َش‬

Artinya:
“Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi
seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang
yang beriman semuanya?” (QS. Yunus : 99).

Dan masih banyak lagi ayat-ayat al-Quran  yang mengisyaratkan hak asasi manusia yang
dihormati secara universal. Kelima dharurat ini yang menjadi tiang kehidupan manusia. Tidak
akan hidup baik kehidupan manusia kecuali dengan menjaga lima perkara ini.  Bahkan kelima hal
ini adalah HAM yang dijamin syariat Islam.
Secara historis, prinsip-prinsip HAM  sudah di aplikasikan oleh nabi Muhammad saw.
Pada masa awal kepemimpinan beliau di Madinah. Di Madinah di samping berfungsi sebagai
Rasul, Nabi Muhammad saw juga menjabat sebagai kepala negara, yang warganya terdiri atas
berbagai macam aliran dan golongan yang jauh sebelumnya saling bersengketa dan bermusuhan.
Untuk mempersatukan warga majemuk itu diperlukan adanya suatu konsensus yang di wajibakan
semua pihak tunduk pada perstujuan bersama (common platform). 
13
Prinsip-prinsip penghormatan terhadap HAM, seperti yang menyangkut ke-adilan,
persamaan derajat, kebebasan beragama dan lainnya  tanpa diskriminasi atas dasar ras, warna
kulit,  jenis kelamin dan agama dapat dijumpai terutama pada ayat-ayat  Makiyah (yang turun
selama periode Mekah), Kemudian dalam perjalanan peradaban Islam, para ulama dan sarjana
muslim mengembangkan konsep-konsep rasional baik dalam masalah hukum, (yang lazim
disebut fiqih) atau teologia (yang sering disebut ilmu kalam), dan disitu mulai terlihat adanya
banyak perbedaan persepsi dalam menyikapi  HAM di kalangan ulama dan sarjana Islam dan hal
ini berlangsung sampai sekarang, ditambah lagi dengan gencarnya Revivalisme Islam dalam
dekade terakhir ini. Semangat  Revivalisme Islam juga menyentuh tentang HAM. Konsep HAM
yang universal ditolak karena dianggap mengandung Bias kepentingan Barat, sebaliknya
kemudian diajukan prinsip HAM dalam prinsip Islam dan Formulasi paling modern dari HAM
versi Islam ini adalah “Al-Bayan al-alami’an huquq al insan fil islam” (deklarasi Internasional
tentang Hak-hak asasi manusia dalam Islam), yang disampaikan di paris pada tahun 1981.
Islam sebagai agama Samawi, telah meletakkan dasar-dasar teologia dan ajaran-ajaran
yang telah diuji-cobakan oleh sang pembawanya sendiri (Nabi Muhammad SAW) dan berhasil
meletakkan pengalaman social yang menjunjung tinggi prinsip kemanusiaan dan Hak-hak asasi
manusia di tengah-tengah kehidupan masyarakat dengan berbagai tradisi, berbagai agama dan
kemajemukkannya. Suritauladan tersebut juga diteruskan oleh penerus selanjutnya. prestasi yang
seharusnya dipertahankan ini juga mengalami pasang surut, Bukan karena kelemahan dan
kesalahan Teologia atau ajaran Islam yang dibawa dan diajarkan oleh Nabi Muhhammad SAW
akan tetapi karena faktor-faktor seperti disebutkan di atas!
Untuk masalah yang menyangkut penerapan HAM dalam Plurarisme agama. Al-Quran
dan sunnah Nabi Muhammad saw memberikan bimbingan dan teladan implementasinya kepada
para pengikutnya, mulai dari kehidupan berkeluarga hingga kehidupan berbangsa dan bernegara,
bahkan pemerintahan atau negara yang pertama kali didirikan oleh Nabi Muhammad dan
pengikutnya di madinah adalah sebuah negara dengan keragaman Agama dan suku.
Secara  garis  besar  pandangan  para  intelektual  Muslim  dalam  menyikapi tentang
HAM, dapat dikategorikan menjadi empat kelompok, yaitu:
1. Kelompok fundamentalis. tipologi pemikiran kelompok fundamentalis ini menolak HAM
international secara penuh, pemikiran kegamaan mereka lebih bersifat apologis, literalis dan
romantis

14
2. Kelompok reformis sekuler. Tipologi pemikiran kelompok reformis sekuler ini  adalah menerima
HAM Internasional tanpa reserve, mengedepankan unsur rasionalitas dan unsur  kemanusiaan.
Karena kelompok reformis sekuleris ini dalam menyikapi urusan politik dan agama berusaha
untuk memisahkannya. Secara umum kelompok ini menganut dan mengamalkan  sekulerisme.
Tokoh yang paling terkemuka yang dapat dikategorikan kelompok ini adalah Ali Abd Raziq.
3. Kelompok reformis fundamentalis. Kelompok reformis fundamentalis ini menerima  HAM secara
terbatas (kritis). Pada umumnya kelompok ini berupaya mencari sintesis yang memungkinkan
antara nilai-nilai Islam dan nilai-nilai baru (yang datang dari luar Islam) meskipun pada
kenyataannya pemikiran ini masih tetap  berpegang  teguh  pada  ajaran  Islam  (yang   bersikap 
teknis  praktis)  yang bertentangan  dengan  pemikiran  HAM  internasional  dan  nilai-nilai 
kemanusiaan. Pemikiran ini mempunyai kesamaan dengan tipologi pemikiran fundamentalis,
yaitu bersipat teosentris.
4. Tipologi kelompok pemikir mutakhir. Ciri dari tipe ini adalah sikap kritis dan obyektif terhadap
pemikiran Barat (HAM internasional) dan pemikiran Timur (Islam) secara berimbang. Kelompok
ini berupaya mencari nilai autentik dari pemikiran Islam dan Barat. Oleh karena itu tipe ini bisa
digolongkan pada Reformis Super Fundamentalis. Di antara tokoh yang membangun pemikiran
ini adalah Hasan Hanafi.
15
D. Pengaturan HAM dalam hukum Islam
Al-Qur’an dan Sunnah sebagai sumber hukum dalam Islam memberikan penghargaan yang tinggi
terhadap hak asasi manusia. Al-Qur’an sebagai sumber hukum pertama bagi umat Islam telah
meletakkan dasar-dasar HAM serta kebenaran dan keadilan, jauh sebelum timbul pemikiran mengenai
hal tersebut pada masyarakat dunia. Ini dapat dilihat pada ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam
Al-Qur’an, antara lain : 1.) Dalam Al-Qur’an terdapat sekitar 80 ayat tentang hidup, pemeliharaan
hidup dan penyediaan sarana kehidupan, misalnya dalam Surat Al-Maidah ayat 32. Di samping itu, Al-
Qur’an juga berbicara tentang kehormatan dalam 20 ayat. 2.) Al-Qur’an juga menjelaskan dalam
sekitas 150 ayat tentang ciptaan dan makhluk-makhluk, serta tentang persamaan dalam penciptaan,
misalnya dalam Surat Al-Hujarat ayat 13. 3.) Al-Qur’an telah mengetengahkan sikap menentang
kezaliman dan orang-orang yang berbuat zalim dalam sekitar 320 ayat, dan memerintahkan berbuat
adil dalam 50 ayat yang diungkapkan dengan kata-kata : ‘adl, qisth dan qishash. 4.) Dalam Al-Qur’an
terdapat sekitar 10 ayat yang berbicara mengenai larangan memaksa untuk menjamin kebebasan
berpikir, berkeyakinan dan mengutarakan aspirasi. Misalnya yang dikemukakan oleh Surat Al-Kahfi
ayat 29.
16
E. Perlindungan Islam Terhadap HAM
Adapun hak-hak asasi manusia yang dilindungi oleh hukum islam antara lain:
1. Hak Hidup
Hak hidup adalah hak asasi yang paling utama bagi manusia, yang merupakan
karuniadari Allah bagi setiap manusia. Perlindungan hukum Islam terhadap hak hidup manusia
dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan syari’at yang melindungi dan menjungjung tinggi darah
dan nyawa manusia, melalui larangan membunuh, ketentuan qishash dan larangan bunuh diri.

Sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nisa ayat 93 :

ِ َ ‫ب اللَّهُ َعلَْي ِه َول ََعنَهُ َوأ‬ ِ ِ ِ ‫ومن ي ْقتُل م ْؤِمنًا مَتع ِّم ًدا فَجزا ُؤهُ جهن‬
ً ‫َع َّد لَهُ َع َذابًا َعظ‬
‫يما‬ َ ‫َّم َخال ًدا ف َيها َوغَض‬
ُ َ َ ََ َ ُ ُ ْ َ ْ ََ

Artinya :
“Dan barang siapa membunuh seorang muslim dengan sengaja maka balasannya adalah jahannam,
kekal dia didalamnya dan Allah murka atasnya dan melaknatnya serta menyediakan baginya azab
yang berat”.

2. Hak Kebebasan Beragama


Dalam Islam, kebebasan dan kemerdekaan merupakan HAM, termasuk didalamnya kebebasan
menganut agama sesuai dengan keyakinannya. Oleh karena itu, Islam melarang keras adanya
pemaksaan keyakinan agama kepada orang yang telah menganut agama lain. Hal ini dijelaskan dalam
al-Quran surat al-baqarah ayat 256 :

ِ ِ ِ ِ ِ ِ ُ‫ٱلر ْش ُد ِمن ٱلْغَ ِّى فَمن ي ْك ُف ر بِ ٱل ٰطَّغ‬


ُّ ‫اَل إِ ْك َر َاه فِى ٱلدِّي ِن قَ د َّتَبيَّ َن‬
َ ‫ك بِ ٱلْعُ ْر َوة ٱل ُْو ْث َق ٰى اَل ٱنف‬
‫ص َام ل ََه ا‬ ْ ‫وت َو ُي ْؤمن بِٱللَّه َف َق د‬
َ ‫ٱستَ ْم َس‬ ْ َ َ َ
‫يم‬ ِ ‫وٱللَّه س ِم‬
ٌ ‫يع َعل‬
ٌ َ ُ َ

Artinya :
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama Islam, sesungguhnya telah    jelas jalan yang
benar dan jalan yang salah”.

17
Islam telah memberikan respon positif terhadap kebebasan beragama yang tercermin dalam
bentuk kerukunan dan toleransi antar pemeluk agama. Hal ini tercermin dalam bentuk larangan
memaki sembahan penganut agama lain, meskipun menurut pandangan Islam hal itu termasuk
syirik, sebagaimana dikatakan dalam surat al-An’am ayat 108 :

‫َى َربِِّه ْم َم ْر ِجعُ ُه ْم‬ َ ِ‫سبُّوا اللَّهَ َع ْد ًوا بِغَْي ِر ِعل ٍْم ۗ َك َٰذل‬
ٰ ‫ك َز َّينَّا لِ ُك ِّل أ َُّم ٍة َع َملَ ُه ْم ثُ َّم إِل‬ ِ َّ ِ ِ
ُ َ‫ين يَ ْدعُو َن م ْن ُدون الله َفي‬
ِ َّ
َ ‫سبُّوا الذ‬
ُ َ‫َواَل ت‬
‫َف ُينَبُِّئ ُه ْم بِ َما َكانُوا َي ْع َملُو َن‬

Artinya :
“dan jangan kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena
nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan.”

3. Hak atas Keadilan


Keadilan adalah dasar dari cita-cita islam dan merupakan disiplin mutlak untuk menegakan
kehormatan manusia. Dalam hal ini banyak ayat-ayat Quran maupun sunnah yang mengajak untuk
menegakkan keadilan, diantaranya pada surat an-Nahl ayat 90 :

َ‫ان َوإِيتَ ِاء ِذي الْ ُق ْربَ ٰى َو َي ْن َه ٰى َع ِن الْ َف ْح َش ِاء َوال ُْم ْن َك ِر َوالَْب ْغ ِي ۚ يَِعظُ ُك ْم ل ََعلَّ ُك ْم تَ َذ َّك ُرون‬
ِ ‫إِ َّن اللَّهَ يأْمر بِالْع ْد ِل واإْلِ حس‬
َ ْ َ َ ُُ َ

Artinya :
“sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat dan Allah melarang perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.”

4. Hak Persamaan
Islam tidak hanya mengakui prinsup kesamaan derajat mutlak diantara manusia tanpa memandang
warna kulit, ras atau kebangsaan, melainkan menjadikannya realitas yang penting.
18
Al-Quran menjelaskan idealisnya tentang persamaan manusia dalam surat al-Hujurat ayat 13 :

ِ ِ ِ ِ ِ ِ
ٌ ‫َّاس إِنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم م ْن ذَ َك ٍر َوأُْنثَ ٰى َو َج َعلْنَا ُك ْم ُشعُوبًا َو َقبَائ َل لَت َع َارفُوا ۚ إِ َّن أَ ْك َر َم ُك ْم ع ْن َد اللَّه أَْت َقا ُك ْم ۚ إِ َّن اللَّهَ َعل‬
‫يم‬ ُ ‫يَا أ َُّي َها الن‬
‫َخبِ ٌير‬

Artinya:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang
paling bertakwa”

5. Hak mendapatkan Pendidikan


Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan pengajaran. Setiap orang berhak
mendapatkan pendidikan sesuai dengan kesanggupan alminya. Dalam islam, mendapatkan
pendidikan bukan hanya merupakan hak, tapi juga merupakan kewajiban bagi setiap manusia,
sebagaimana yang dinyatakan oleh hadits nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhari :

 ٍ‫ضةٌ َعلَى ُك ِّل ُم ْسلِ ٍم َو ُم ْسلِ َمة‬


ِ ْ‫طَلَبُ اْ ِلعلْم فَ ِري‬
َ

Artinya : “menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim”


19

F. Contoh-Contoh Pelanggaran HAM dalam Islam


Ada beberapa contoh perilaku yang merupakan pelanggaran terhadap HAM, perilaku yang harus
Kita jauhi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Membunuh manusia
2. Membunuh anak-anak meskipun karena takut miskin
3. Mencuri
4. Berzina
5. Menipu atau berlaku curang
6. Melakukan riba
7. Mengambil sesuatu yang bukan hak milik tidak halal
8. Memakan harta anak yatim yang bukan hak
9. Menyuruh atau mendukung kemungkaran dan melarang atau mencegah kebaikan.
10. Menganiaya
11. Membela pengkhianat
12. Berkata-kata palsu dan memberi kesaksian palsu.
13. Menyembunyikan kebenaran
14. Mengumpat
15. Mengejek atau mengolok-olok
16. Mematai-matai orang atau mencari-cari kesalahan orang lain.
17. Memperlakukan anak yatim dan orang miskin dengan buruk
18. Menganggap rendah orang lain atau sombong
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak dapat dimaknai sebagai suatu nilai yang diinginkan seseorang untuk melindungi
dirinya, agar ia dapat ia memelihara dan meningkatkan kehidupannya dan mengembangkan
kepribadiannya. Ketika diberi imbuhan asasi, maka ia sedemikian penting, mendasar, diakui oleh
semua peradaban, dan mutlak pemenuhannya.
Karena Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan
manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib
dihormati, di jungjung tinggi, di lindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat martabat manusia. Oleh karena itu, negara bukan saja
menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi tersebut, melainkan juga mempunyai kewajiban untuk
melindungi dan menjamin hak-hak tersebut.
Manusia dalam Islam di tempatkan sebagai makhluk yang memilki kemuliaan dan
keutamaan, memiliki harkat dan martabat yang tinggi. Pada sistem HAM Islam mengandung
prinsip-prinsip dasar tentang persamaan, kebebasan dan penghormatan terhadap sesama manusia.
Apapun  warna kulit, dari manapun asalnya, dan apapun agama yang dianut. Sampai-sampai
Malaikat pun harus menghormatinya (QS Al-Baqarah: 34, Al-a’raf:11). Bersamaan dengan
pemberian status sebagai “mahluk yang unggul”
Hak-hak asasi manusia memperoleh landasan dalam Islam melalui ajarannya yang paling
utama, yaitu Tauhid (mengesakan Tuhan). Karena itu, hak-hak asasi manusia dalam Islam lebih
dipandang dalam perspektif theosentris. Walau demikian, ajaran tauhid tersebut berimplikasi pada
keharusan prinsip persamaan, persaudaraan dan keadilan antar sesama manusia, dan prinsip
kebebasan manusia. Selain prinsip-prinsip yang bersifat menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia adalah kritik Islam atas ketidakadilan, ketimpangan sosial, ekonomi dalam pernyataan
"kekayaan tidak boleh berputar di kalangan orang-orang kaya saja" (QS 59:7). Jadi, persamaan hak
dan diskriminasi. Al-Qur'an menyampaikan kritik ini seperti ketidakadilan, keadilan, tolong-
menolong, dan persamaan di depan hukum adalah prinsip-prinsip kunci yang sangat diperhatikan
di dalam Syari'ah. Dalam sejarah peradaban Islam, prinsip-prinsip ini dipegang oleh umat Islam
sebagai cara hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Prinsip tersebut telah menjadi
landasan bagi pembentukan peradaban masyarakat Muslim awal, sehingga menempatkan dunia
Islam beberapa abad di depan barat. Wallu a'lam bi al-shawab. 

21
B. Saran

Sebagai makhluk sosial kita harus mampu mempertahankan dan memperjuangkan HAM kita
sendiri. Di samping itu kita juga harus bisa menghormati dan menjaga HAM orang lain jangan
sampai kita melakukan pelanggaran HAM. Dan jangan sampai pula HAM kita dilanggar dan
dinjak-injak oleh orang lain.Jadi dalam menjaga HAM kita harus mampu menyelaraskan dan
mengimbangi antara HAM kita dengan orang lain

22
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahnya.2001. Jakarta: Dep. Agama RI
S.H.,M.H, Dr. Nurul Qamar. Hak Asasi Manusia dalam Negara Hukum Demokrasi ;            
Jakarta Timur; Sinar Grafika, 2014
Harun Nasution dan Bahtiar Effendi. 1987. Hak Asasi Manusia Dalam       Islam.Jakarta : Yayasan
Obor Indonesia.
Hadiansyah, Hak asasi manusia dalam perspektif islam.http://diyanshintaweecai-

23

Anda mungkin juga menyukai