OLEH
KELOMPOK 1
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang Hyang
Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat beliau penulis mampu
menyelesaikanPatofisiologi dengan membahas tentang Mekanisme adaptasi sel
proses cedera fisik,penyembuhan dan pemulihan dan kematian jaringan/nekrosis sel
meliputi:atropi,hypertropi,iskhemik, thrombosis, embolisme dalam bentuk
makalah.Dalam penyusunan tugas atau materi ini,tidak sedikit hambatan yang penulis
hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua sehingga kendala-kendala yang
penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.3 Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
A. Organisasi Sel........................................................................................................3
C. Adaptasi Sel...........................................................................................................6
F. Pemulihan Jaringan...........................................................................................10
3.1 Simpulan................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................22
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Organisasi Sel
The cell is the basic structural and fungsinal unit of all living things. Yaitu unit
kehidupan, kesatuan lahiriah yang terkecil yang menunjukan bermacam-macam
fenomena yang berhubungan dengan hidup.
- Bereproduksi
- Tumbuh
- Melakukan metabolisme
- Beradaptasi terhadap perubahan internal dan eksternal
1. Membran Sel, merupakan struktur elastis yang sangat tipis, penyaring selektif zat-
zat tertentu.
2. Membran inti, merupakan dua membrane yang saling mengelilingi. Pada kedua
membrane yang bersatu merupakan tempat yang permiabel sehingga hampir semua
zat yang larut dapat bergerak antara cairan inti dan sitoplasma.
3. Retikulum endoplasma, terdiri dari
a. RE granular yang pada permukaannya melekat ribosom yang terutama
mengandung RNA yang berfungsi dalam mensintesa protein.
3
b. RE agranular, tidak ada ribosom. Berfungsi untuk sintesa lipid dan enzimatik
sel.
4. Komplek golgi.Berhubungan dgn RE berfungsi memproses senyawa yang
ditransfer RE kemudian disekresikan.
5. Sitoplasma, yaitu suatu medium cair banyak mengandung struktur organel sel..
6. Mitokondria, adalah organel yg disediakan untuk produksi energi dalam sel. Di sini
dioksidasi berbagai zat makanan. katabolisme / pernafasan sel
7. Lisosom, adalagh bungkusan enzim pencernaan yg terikat membrane. Dan
merupakan organ pencernaan sel.
8. Sentriol, merupakan struktur silindris kecil yg berperan penting pada pembelahan
sel.
9. Inti, adalah pusat pengawasan atau pengaturan sel. Mengandung DNA yg disebut
gen.
10. Nukleoli, merupakan struktur protein sederhana mengandung RNA. Jumlah dapat
satu atau lebih,
- Beradaptasi,
- Jejas / cidera reversible
- Kematian
Contoh :
4
Penyempitan arteri femoralis yaitu hipoksia, otot-otot skelet akan atropi. Atropi
ini mencapai keseimbangan antara kebutuhan metabolic dan perbekalan oksigen
yang tersedia.Hipoksia yang lebih berat yaitu jejas atau kematian sel.
3. Agen fisik
- Traumamekanik, yang dapat menyebabkan pergeseran organisasi organel
intra sel yang dapat merusak sel.
- Suhu rendah, vasokontriksi, gangguan suplai darah.
- Suhu tinggi dapat membakar jaringan
- Perubahan medadak tekanan atmosfir, menyebabkan gangguan perbekalan
darah untuk sel-sel.
- Tenaga radiasi, jejas akibat ionisasi langsung senyawa kimia yg ada di
dalam sel atau karena ionisasi sel yg menghasilkan radikal panas yg
secara sekunder bereaksi dgn komponen intra sel
- Tenaga listrik, jika melewati tubuh akan menyebabkan: luka bakar. Serta
gangguan jalur konduksi saraf menyebabkan aritmi jantung
4. Agen mikrobiologi : Bakteri, virus, mikoplasma, klamidia , jamur dan protozoa.
Bateri mengeluarkan eksotoksin yang merusak sel-sel penjamu atau mengeluarkan
endotoksin yang merangsang respon peradangan. Timbul reaksi hipersensitivitas
tehadap agen yang reaksi immunologi yang merusak sel.
Contoh penyakit :
5. Mekanisme Imun
5
Reaksi imun sering dikenal sebagai penyebab kerusakan dan penyakit pada
sel. Antigen penyulut dapat eksogen maupun endogen. Antigen endogen ( misal
antigen sel) menyebabkan penyakit autoimun.
6. Gangguan genetik
C. Adaptasi Sel
6
E. Perubahan Morfologi Pada Sel Yang Cidera Subletal.
Sel cidera perubahan morfologis.Perubahan pada sel cidera subletal bersifat
reversible.Yaitu jika rangsangan dihentikan, maka sel kembali sehat.Tetapi
sebaliknya jika tidak dihentikan kematian sel. Perubahan subletal pada sel disebut
degenerasi atau perubahan degeneratif.Perubahan degeneratif cenderung melibatkan
sitoplasma sel, sedangkan nukleus mempertahankan integritas sel selama sel tidak
mengalami cidera letal.
Bentuk perubahan degeneratif sel :
1. Pembengkakan sel
Gangguan metabolisme pembentukan energi dan kerusakan membrane sel,
kemampuan memompa ion Na menurun peningkatan konsentrasi Na, influk air
ke dalam sel, pembengkakan sel. Bengkak keruh, menggambarkan perubahan sel
yang menunjukan keadaan setengah matang dan secara mikroskopik terlihat
sitoplasmanya granular. Organel sel juga menyerap air yg tertibun dalam
sitoplasma pembengkakanmitokondria., pembesaran RE dan lain-lain. Pada
pemeriksaan mikroskopik akan tampak sitoplasma bervakuola. Ini disebut
perubahan hidropik atau perubahan vacuolar.
F. Pemulihan Jaringan
Pemulihan ialah proses dimana sel-sel yang hilang atau rusak diganti dengan
sel-sel hidup (sel-sel parenkim asal atau fibroblast).
1. Regenerasi sel parenkim yang rusak.
Kemampuan regenerasi tergantung pada jenis sel :
- Sel labil, dapat berproliferasi secara terus menerus dan mengganti sel yang
lepas atau mati melaui proses difaali.
Contoh : sel epitel permukaan tubuh : epidermis, eptel traktus digestivus,
urinarius, sel limfa, dan lain-lain.
7
Pemulihan terjadi bilamana terdapat sel labil yang cukup.
- Sel stabil, mempunyai kapasitas regenerasi terbatas, mengganti sel yang
mati. Sel berada pada fase istirahat yang lama tetapi mampu bermitosis
jika dibutuhkan.
Contoh sel hati, pancreas, ginjal, pembuluh darah, dan lain-lain.
- Sel permanent, tidak dapat diganti jika rusak.
Contoh neuron saraf pusat dan saraf tepi, otot jantung.
Pemulihan hanya melalui pembentukan jaringan ikat jika kerusakan luas
akan meninmbulkan gangguan fungsional permanent.
2. Pemulihan dengan pembentukan jaringan granulasi
Jaringan yg rusak akan diganti oleh jaringan granulasi
Mekanisme Perbaikan :
a. Penyatuan Primer
Penyembuahan sebagai tujuan utama.Terjadi pada tempat dimana hanya
kehilangan jaringan, misal pada insisi bedah.
Stadium :
1) Eksudasi darah ke dalam ruang diantara sayatan, tetapi dengan jaringan
yang berhadapan dengan erat.
2) Koagulasi dari cairan dengan pembentukan fibrin.
3) Invasi dari koagulum oleh ansa kapiler dan fibroblast yg berasal dari
jaringan marginal.
4) Proliferasi sel epitel yang berdekatan dan migrasi kearah cacat untuk
pemulihan kontinuitas.
5) Pematangan dari fibroblast yang fibril fibrilnya melekatkan kolagen.
6) Pematangan progresifdari kolagen dan penurunan vaskularitasyang
menimbulkan jaringan parut avaskular.
3. Penyatuan sekunder penyembuhan sekunder / dengan granulasi
a. Jika penyebab infeksi diatasi dengan respon peradangan dan debris harus
dibuang oleh makrofag. Jika karena trauma, cacat akan diisi oleh bekuan
darah.
b. Perbaikan dimulai pada dasar dari cacatdengan invasi dari permukaan
koagulum oleh ansa kapiler dan fibroblast.
c. Jaringan ini berwarna merah dan granular yang disebabkan ansa-ansa kapiler
jaringan granulasi
d. sel-sel epitel berproliferasi dan migrasi menutupi permukaan jaringan
granulasi.
8
e. Pematangan jaringan granulasi vascular sehingga menjadi jar fibrosa.
f. Pengecilan parut dari cacat semula akibat konntraksi luka selama
penyembuhan.
Pemulihan dilakukan dengan cara : pemusnahan dan pembuangan jaringan
rusak, regnerasi sel atau pembentukan jaringan granulasi.
9
b. Liquefactive nekrosis (atau nekrosis colliquative) biasanya berhubungan
dengan kerusakan seluler dan nanah formasi (misalnya pneumonia). Ini
khas infeksi bakteri atau jamur, kadang-kadang, karena kemampuan
mereka untuk merangsang reaksi inflamasi. Iskemia (pembatasan pasokan
darah) di otak menghasilkan liquefactive, bukan nekrosis coagulative
karena tidak adanya dukungan substansial stroma.
c. Gummatous nekrosis terbatas pada nekrosis yang melibatkan spirochaetal
infeksi (misalnya sifilis).
d. Dengue nekrosis adalah karena penyumbatan pada drainase vena dari
suatu organ atau jaringan (misalnya, dalamtorsi testis).
e. Nekrosis Caseous adalah bentuk spesifik dari nekrosis koagulasi
biasanyadisebabkan oleh mikobakter (misalnya tuberkulosis), jamur, dan
beberapa zat asing. Hal ini dapat dianggap sebagai kombinasi dari nekrosis
coagulative dan liquefactive.
f. Lemak nekrosis hasil dari tindakan lipasedi jaringan lemak (misalnya,
pankreatitis akut,payudara nekrosis jaringan).
g. Nekrosis fibrinoid disebabkan oleh kekebalanyang diperantarai kerusakan
vaskular. Hal ini ditandai dengan deposisi fibrinseperti protein bahan di
arteri dinding, yang muncul buram dan eosinofilik pada mikroskop cahaya.
3. Kematian jaringan atau Nekrosis Sel
Berikut ini beberapa kematian jaringan atau nekrosis sel:
a. Atropi
Atropi adalah suatu pengecilan ukuran sel bagian tubuh yang pernah
berkembang sempurna dengan ukuran normal.Merupakan bentuk reaksi
adaptasi.Bila jumlah sel yg terlibat cukup, seluruh jaringan dan alat tubuh
berkurang atau mengalami atropi.
Sifat atropi :
Penyebab atropi :
10
- berkurangnya beban kerja
- hilangnya persarafan
- berkuranhnya perbekalan darah
- hilangnya rangsangan hormone
Pengobatan
Gangguan atrofi ini dapat diatasi dengan cara sebagai berikut:
a. Pemijatan
b. Rangsangan Listrik
c. Program olahraga (di bawah bimbingan seorang terapis atau dokter)
sangat dianjurkan
d. Latihan dalam air untuk mengurangi beban kerja otot.
Selain itu, gangguan atrofi dapat dicegah dengan cara mengkonsumsi
makanan bergizi dan sering beraktivitas
b. Hipertropi
Yaitu peningkatan ukuran sel dan perubahan ini meningkatkan ukuran
alat tubuh.Ukuran sel jaringan atau organ yg menjadi lebih besar dari ukuran
normalnya.Bersifat fisiologik dan patologik, umum atau local.
Hipertrofi biasanya ditandai dengan; Bertambah besar ukuran sel karena
bertambahnya jumlah ultrastruktur dalam sel bukan disebabkan karena
bertambahnya cairan didalam sel, meningkatnya ukuran sel meningkatkan
ukuran alat tubuh, hipertrofi sering terjadi pada otot skelet dan otot jantung.
Oleh karena keduanya tidak mampu meningkatkan metabolisme untuk
melakukan mitosis dan pembentukan lebih banyak sel untuk menghadapi
kerja. Selain itu hepertrofi ini dapat disebabkan karena otot dilatih secara
berlebihan yang mengakibatkan peningkatan volume organ atau jaringan
Pencegahan untuk gangguan hipertrofi dapat dengan cara melatih otot
sewajarnya dan mengurangi aktivitas yang berlebihan, jika telah terlanjur
mengalami hipertrofi dapat diatasi dengan cara terapi akupuntur.
Hipertropi dapat memberi variasi fungsional :
- meningkat jika yang sel parenkim yg membesar
- menurun jika hipertropi akibat proliferasi unsure stroma atau substansi
antar sel, sel parenkim terdesak terjadi penurunan fungsi.
- Normal -- > hipertropi murni jika terjadi pada jaringan atas sel
permanent dan dipicu oleh pengngkatan fungsi misal otot rangka pada
binaragawan.
c. Iskhemi
11
Iskemia adalah ketidakcukupan suplai darah ke jaringan atau organ
tubuh.Iskemia timbul oleh adanya permasalahan pada pembuluh
darah.Iskemia juga dapat diartikan sebagai anemia lokal yang umumnya
terjadi pada area tubuh tertentu saja, misalnya jantung, usus, otak, dan
ekstrimitas (tangan dan kaki).Kondisi ini menyebabkan jaringan atau organ
mengalami defisiensi nutrisi dan oksigen yang diperlukan untuk proses
metabolisme sel sekaligus menjaganya tetap hidup. Bila tidak ditangani
dengan tepat, kematian sel-sel dapat terjadi.
Penyebab Iskemia
Pengobatan Iskemia
12
4. Bedah revaskularisasi
5. Kateter angiografi
6. Amputasi
d. Trombosis
Trombosis adalah peristiwa aktivasi pembuluh darah yang tidak tepat
dalam pembuluh darah yang tidak mengalami jejas atau merupakan oklusi
trombotik pembuluh darah setelah terjadi jejas yang relatif ringan.Massa
bekuan darah itu disebut trombus, dan jika masa bekuan darah tersebut
terlepas dan mengikuti ikut aliran darah maka disebut embolus.
Ada 3 faktor primer yang mempengaruhi pembentukan trombus, yang disebut
dengan trias Virchow:
1) Jejas endotel
2) Perubahan dalam aliran darah yang normal dalam menyebabkan
trombosis.
3) Hiperkoagulabilitas
Berikut adalah keadaan yang dapat menyebabkan terbentuknya trombus :
a) Imobilitas (Keadaan Tak Bergerak)
b) Hypercoagulability (Pembekuan darah lebih cepat daripada biasanya)
c) Trauma pada vena
Thrombosis dapat terjadi pada arteri, disebut sebagai thrombosis arteri
(arterial thrombosis), dapat juga terjadi pada vena disebut sebagai thrombosis
vena (venous thrombsis).Thrombus arteri berbeda sifatnya dengan thrombus
vena.Komponen thrombus arteri sebagian besar terdiri dari platelet
(thrombosit) diselingi oleh anyaman fibrin, komponen eritrositnya sangat
rendah sehingga thrombus berwarna putih disebut sebagai hhite
trombus.Sedangkan thrombus vena sebagian besar terdiri dari sel darah merah
disela- sela anyaman fibrin, komponen thrombosit sangat sedikit, thrombus
berwarna merah disebut sebagai red trombus.Trombus dapat terbentuk
dimana saja di dalam sistem kardiovaskular.
1. Trombosis vena dalam
Trombosis Vena Dalam (Deep Vein Thrombosis (DVT)) adalah
suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya bekuan darah di
dalam vena dalam.Bekuan yang terbentuk di dalam suatu pembuluh
darah disebut trombus.Trombus bisa terjadi baik di vena superfisial (vena
permukaan) maupun di vena dalam, tetapi yang berbahaya adalah yang
terbentuk di vena dalam.Trombosis vena dalam sangat berbahaya karena
seluruh atau sebagian dari trombus bisa pecah, mengikuti aliran darah
13
dan tersangkut di dalam arteri yang sempit di paru-paru sehingga
menyumbat aliran darah.Trombus yang berpindah-pindah disebut
emboli.
Semakin sedikit peradangan di sekitar suatu trombus, semakin
longgar trombus melekat ke dinding vena dan semakin mudah
membentuk emboli. Darah di dalam vena tungkai akan mengalir ke
jantung lalu ke paru-paru, karena itu emboli yang berasal dari vena
tungkai bisa menyumbat satu atau lebih arteri di paru-paru. Keadaan ini
disebut emboli paru.Emboli paru yang besar bisa menghalangi seluruh
atau hampir seluruh darah yang berasal dari jantung sebelah kanan dan
dengan cepat menyebabkan kematian.
Penyebab
Ditemukan 3 faktor yang berperan dalam terjadinya trombosis vena
dalam:
Cedera pada lapisan vena
Meningkatnya kecenderungan pembekuan
Melambatnya aliran darah di dalam .
2. Trombosis Aterial
Disamping konsekuensi obstruksi yang ditimbulkan oleh trombus
arterial, trombus mural kardiak dan aorta dapat pula mengadakan
embolisasi ke perifer, oetk, ginjal, dan lien merupakan target
primer.Infark miokardium dengan diskinesia dan kerusakan endokardium
dapat menyebabkan trombus mural.Penyakit katup reumatik stenosis
dapat menyebabkan katup mural yang diikuti oleh dilatasi atrium kiri dan
pembentukan trombus dalam atrium atau apendiks aurikular. Fibrilasi
atrium yang terjadi secara bersamaan akan menambahsatatis darah
atrium. Ateroskelerosis merupakan penyebab utama trombus
arterial.Aliran vaskuler abnormal terkait dan kehilangan integritas
endotel.
B. Embolisme
Embolisme merupakan oklusi/ sumbatan beberapa bagian sistem
kardiovaskuler oleh suatu massa (embolus) yang tersangkut dalam
perjalanannya ke suatu tempat melalui aliran darah. Embolisme mengacu
pada setiap masa intravakuler yang padat, cair atau berbentuk gas dan
terbawa oleh aliran darah ketempat yang jauh dari asal terbentuknya
14
emboli tersebut.Sebagian besar keadaan yang terjadinya dari trombus
istilah yang digunakan adalah tromboemboli.Emboli berasal dari
trombus. Bentuk-bentuk emboli yang lain meliputi butir-butir lemak,
gelembung-gelembung gas, debris ateroskelerotik, fragmen tumor,
sumsum tulang atau benda asing seperti peluru. Emboli yang terjepit
didalam pembuluh darah berukurn terlalu kecil untuk bisa berjalan lebih
lanjut sehingga terjadi okulasi vaskuler persial atau total dan nekrosis
iskemik pada jaringan disebelah distal (infark).
dapat mengakibatkan :
Obstruksi mekanis / regangan masif jantung
Gangguan nafas / paru
Infark paru, jantung, ginjal, dll
Kematian
asal emboli :
1. Trombus (> 95 %) = tromboemboli
2. Tetesan lemak (co: pada patah tulang panjang)
3. Gelembung udara / gas (penyakit Caison)
4. Debris aterosklerotik (kolesterol)
5. Pecahan tumor
6. Sum-sum tulang
7. Bahan lain (peluru dll)
8. Cairan amnion
Macam-macam Emboli
1. Tromboemboli paru
2. Tromboemboli sistemik
3. Emboli Lemak
4. Emboli Udara
5. Emboli Cairan Amnion
4. Akibat Nekrosis
Sekitar 10% kasus terjadi pada bayi dan anak-anak. Pada bayi baru lahir,
nekrosis kortikalis terjadi karena:
a. Persalinan yang disertai dengan abruptio placentae
b. Sepsis bakterialis
c. Pada anak-anak, nekrosis kortikalis terjadi karena:Infeksi, dehidrasi,
syok, sindroma hemolitik-uremik
Pada dewasa, 30% kasus disebabkan oleh sepsis bakterialis. Sekitar 50%
kasus terjadi pada wanita yang mengalami komplikasi kehamilan:
- Abruptio placenta
- Placenta previa
- Perdarahan rahim
- Infeksi yang terjadi segera setelah melahirkan (sepsis puerpurium)
15
- Penyumbatan arteri oleh cairan ketuban (emboli)
- Kematian janin di dalam rahim
- Pre-eklamsi (tekanan darah tinggi disertai adanya protein dalam air
kemih atau penimbunan cairan selama kehamilan)
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Jejas sel (cedera sel) terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap
rangsangan.Hal ini dapat terjadi bila rangsangan tersebut terlalu lama atau terlalu
berat.Sel dapat pulih dari cedera atau mati bergantung pada sel tersebut dan besar serta
jenis cedera.Apabila suatu sel mengalami cedera, maka sel tersebut dapat mengalami
perubahan dalam ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan genetik, dan sifat
transportasinya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Pringgoutomu, dkk. 2002. Buku Ajar Patologi I (umum), Edisi 1. Jakarta: Sagung Seto.
Price SA dan Wilson LM, 1995 Patofisiologi, Konsep Klinik Proses- Proses Penyakit,
Jakarta: EGC
18