Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

“ADAPTASI, JEJAS DAN PENUAAN SEL”

Disusun Oleh:

FITRIANI AMBAR SARI

(142012016007)

Dosen Pembimbing :

Ns. Lela Aini,S.Kep.,M.Bmd

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SITI KHADIJAH PALEMBANG

2020-2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu
untukmenyelesaikan pembuatan makalah Ilmu Dasar Keperawatan II dengan judul
“ADAPTASI. JEJAS DAN PENUAAN PADA SEL’’

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya kepada
dosen Ilmu Dasar Keperawatan II yang telah membimbing dalam menulis makalah
ini.Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Palembang, 20 Mei 2021

Penulis

FITRIANI AMBAR SARI

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................ 4
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH................................................................................................4
C. TUJUAN MASALAH....................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................5
A.pengertian jejas sel.................................................................................................................5
B.pengertian adaptasi sel…………………………………..………………………………......5
C. Pengertian Penuaan Sl..............................................................................................................5
D. penyebab jejas sel Sel……………….…………………………………………………………………………………………………..5

E. mekanisme jejas sel ………….…………………………………………………………………………………………………………..6

F. jenis jejas pada sel ………………………………………………………………………………………………………………………..6

G. proses penuaan…………………………………………………………………………………………………………………………….7

BAB III PENUTUP..................................................................................................................8


A. KESIMPULAN...............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................9

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sel normal merupakan mikrokosmos yang berdenyut tanpa henti, secara tetap
mengubah stuktur dan fungsinya untuk memberi reaksi terhadap tantangan dan
tekanan yang selalu berubah. Bila tekanan atau rangsangan terlalu berat, struktur dan
fungsi sel cenderung bertahan dalam jangkauan yang relatif sempit. Penyesuaian sel
mencapai perubahan yang menetap, mempertahankan kesehatan sel meskipun tekanan
berlanjut. Tetapi bila batas kemampuan adaptasi tersebut melampaui batas maka akan
terjadi jejas sel atau cedera sel bahkan kematian sel. Dalam bereaksi terhadap tekanan
yang berat maka sel akan menyesuaikan diri, kemudian terjadi jejas sel atau cedera sel
yang akan dapat pulih kembali dan jika tidak dapat pulih kembali sel tersebut akan
mengalami kematian sel. Dalam makalah ini akan membahas tentang mekanisme
jejas, adaptasi dan kematian sel.

B. RUMUSAN MASALAH
A. Apa itu pengertian jejas sel?
B. Apa itu pengertian adaptasi sel?
C. Apa itu Penuan sel?
D. Apa penyebab jejas sel?
E. Apa Measime jejas sel?
F. Apa saja Jenis Jejas sel?
G. Bagaimana proses penuaan sel?

C. TUJUAN MASALAH
A. Mengetahui pengertian jejas sel
B. Mengetahui pengertian adaptasi sel
C. Mengetahui Penuan sel
D. Mengetahui penyebab jejas sel
E. Mengetahui Measime jejas sel
F. Mengetahui Jenis Jejas sel
G. Mengetahui proses penuaan sel

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN JEJAS SEL
Jejas sel merupakan keadaan dimana sel beradaptasi secara berlebih atau sebaliknya,
sel tidak memungkinkan untuk beradaptasi secara normal. Hal ini dapat terjadi bila
rangsangan tersebut terlalu lama atau terlalu berat. Sel dapat pulih dari cedera atau mati
tergantung dari sel tersebut dan jenis cedera. Apabila suatu sel mengalami perubahan dalam
ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan genetic, dan sifat transportasinya.
B. PENGERTIAN ADAPTASI SEL
Adaptasi sel adalah penyesuaian sel atau jaringan yang bersifat reversibel yang
diakibatkan karena adanya suatu jejas sel. Sel mampu mengatur dirinya dengan cara
mengubah struktur dan fungsinya sebagai respon terhadap berbagai kondisi fisiologis maupun
patologis. Kemampuan ini disebut dengan adaptasi seL
C. PENGERTIAN PENUAAN SEL
Proses penuaan sel adalah kerusakan progresif struktur dan fungsi makhluk dewasa
karena sudah tua yang akhirnya menyebabkan kematian organisme tersebut. akibat
kurangnya kemampuan dan fungsi ini mengakibatkan makhluk tersebut kurang tahan
terhadap penyakit menular atau sering terjadi gangguan vital yang dapat mempercepat
kematian jaringan sekitarnya.
D. PENYEBAB JEJAS SEL
Penyebab terjadinya jejas sel (cedera sel) dikarenakan hal-hal berikut:
1. Hipoksia (kekurangan oksigen) terjadi akibat dari: a. Iskemia (kehilangan darah), dapat
terjadi bila aliran arteri atau aliran vena dihalangi oleh penyakit vaskuler atau bekuan didalam
lumen. b. Oksigenisasi tidak mencukupi karena kegagalan kardiorespirasi. Misalnya
pneumonia. c. Hilangnya kapasitas pembawa oksigen darah misalnya anemia, keracunan
karbon monoksida.
2. Factor fisik, termasuk trauma, panas, dingin, radiasi, dan renjatan listrik
3. Bahan kimia dan obat-obatan yang berdampak terjadinya perubahan pada beberapa fungsi
vital sel, seperti permeabilitas selaput, homeostasis osmosa atau keutuhan enzim dan
kofaktor. Masing-masing agen biasanya memiliki sasaran khusus dalam tubuh, mengenai
beberapa sel dan tidak menyerang sel lainnya. Misalnya barbiturate menyebabkan perubahan
pada sel hati, karena sel-sel ini yang terlibat dalam degradasi obat tersebut. atau bila merkuri
klorida tertelan, diserap dari lambung dan dikeluarkan melalui ginjal dan usus besar. Jadi
dapat menimbulkan dampak utama pada alat-alat tubuh ini. Bahan kimia dan obat-obatan lain
yang dapat menyebabkan jejas sel:
a. Obat terapeotik, misalnya asetaminofen (Tylenol) b. Bahan bukan obat misalnya timbale
dan alcohol c. Bahan penginfeksi atau mikroorganisme Mikroorganisme yang menginfeksi
manusia mencakup berbagai virus, rickettsia, bakteri, jamur dan parasite.

5
E. MEKANISME JEJAS SEL
Secara jelas, terdapat banyak cara berbeda untuk menginduksi jejas sel. Selain itu,
mekanisme biokimiawi yang menghubungkan setiap cedera tertentu dan manifestasi selular
dan jaringan yang terjadi bersifat kompleks dan saling terjalin erat dengan jalur intrasel lain.
Oleh karena itu, pemisahan antara sebab dan akibat mungkin sukar. Namun demikian,
beberapa prinsip umum relevan dengan sebagian besar bentuk cedera sel:
1. Respons seluler terhadap stimulus yang berbahaya bergantung pada tipe cedera,durasi, dan
keparahannya. Jadi, toksin berdosis rendah atau iskemia berdurasi singkat bisa
menimbulkan jejas yang reversibel dan kematian sel.
2. Akibat suatu stimulus yang berbahaya bergantung pada tipe, status, kemampuan adaptasi,
dan susunan genetic sel yang mengalami jejas.jejas yang sama mempunyai dampak yang
sangat berbeda, bergantung pada tipe sel. Jadi, otot lurik skelet di tungkai
mengakomodasi iskemia kompleks selama dua samapai tiga jam tampa terjadi jejes
ireversibel, sedangkan otot jantung akan mati hanya setelah 20-30 menit. Status nutrisi
(atau hormonal) juga dapat berperang penting, hepatosit yang penuh dengan glikogen
akan menoleransi iskemia jauh lebih baik dibandingkam hepatosit yang baru saja
membakar molekul glukosa akhirnya. Perbedaan yang ditetukan secara genetis pada jalur
metabolik juga penting, saat terpanjang toksin dengan dosisi yang sama, individu dengan
polimorfisme gen enzim dapat mengeatabolisme toksin dengan efikasi (kemanjuran) yang
berbeda. Dengan selesainya proyek genum manusia, sekarang ini upaya yang lebih besar
ditujukan untuk memahami peran polimorfisme genetic para kerentanan penyakit.

F. JENIS JEJAS PADA SEL


Jejas (cedera) terjadi bila sel gagal mempertahankan homeostasis. Jejas pada sel ini
bisa sembuh (reversibel) tapi bisa pula berakibat sel nya mati (irreversibel). Jejas bisa
disebabkan oleh : hipoksia, radikal bebas atau bahan kimia yang besifat toksis, infeksi,
radang, reaksi immune, factor genetic, kekurangan nutrient atau trauma oleh berbagai
sebab.
Yang berperan adalah gangguan pada produksi ATP, dan alat alat penting dalam sel.
· Pada hipoksia biasanya terjadi menyusul iskemia (kekurangan darah kejaringan
hingga suplai oksigen dan nutrient berkurang).
· Radikal bebas menyebabkan ikatan kimia tertentu meracuni sel Jejas pada sel dan
jaringan akibat trauma merupakan masalah kesehatan penting dan terdapat di seluruh ras
manusia.
· Jenis-jenis luka (bisa luka oleh benda tumpul, benda tajam atau energi mekanis
kepada bagian tubuh) antara lain: a. Kotusio (darah tertimbun dibawah kulit = hematoma)
b. Luka abrrasio (luka lecet, permukaan kulit tergesek pasa obyek trauma) c. Laserasi
(luka iris atau luka tembak)

6
· Jejas akibat asfiksia, menyebabkan sel gagal menerima dan memakai oksigen.
Terdapat empat kategori, yakni bekam, cekik, racun kimia dan tenggelam.
.· Sesudah terjadi jejas akan timbul reaksi radang dan imunitas. Bisa jugA infeksi
akibat gangguan biokimiawi yang merusak sel normal.
.· Gangguan genetic akan merubah inti sel, serta struktur lain.
· Kelaparan menyebabkan gangguan fungsi dan struktur.

A. PROSES PENUAAN
Kini diketahui penuaan berkaitan erat dengan proses metabolisme molekuler. Sintesis
protein yang berlangsung dengan tepat sangatlah penting bagi sel-sel yang hidup. Namun
demikian ternyata proses prosesnya sangat rumit dan kompleks. Proses ini harus akurat
dan mempunyai mekanisme-mekanisme yang berkemampuan memeriksa kembali.
Kadang-kadang protein-protein yang tidak berfungsi secara tepat juga dibuat oleh sel-sel,
yang biasanya hal ini disebabkan oleh kesalahan pada DNA genetic atau kesalahan pada
waktu alih informasi dari gen ke protein, sehingga apabila tidak terjadi pembetulan atau
penghancuran dengan cepat, protein yang salah tersebut dapat menyebabkan kesalahan
fungsi metabolik. Proses penyalinan informasi genetic pada DNA ke molekul-molekul
yang mengarah atau berpartisipasi didalam sintesis protein (RNA yaitu asam ribonukleat)
disebut transkripsi. Adapun factor-faktor yang mengakibatkan proses penuaan antara
lain :
1. Factor internal Tertimbunnya produksi lipofuksin yang dikenal sebagai pigmen
penuaan diberbagai bagian tubuh. Terhentinya proses pertumbuhan dan proses
perbaikan sel-sel yang rusak. Kerusakan pada materi inti yang merupakan pusat
control metabolism sel, sehingga sel gagal melaksanakan fungsi yang semestinya.
Terjadinya akumulasi substansi tertentu pada sel yang boleh jadi sangat berbahaya bagi
sel itu sendiri, sehingga melumpuhkan system kekebalan yang secara alamiah dimiliki
oleh tubuh setiap manusia normal.
2. Factor eksternal (lingkungan) Beberapa obyek penelitian terpenting, untuk
menjelaskan proses penuaan adalah ragi, cacing, atau lalat buah. Pada dasarnya
terdapat model penuaan pada jamur atau binatang berderajat rendah itu, yang dapat
ditarik pada model seluler proses penuaan binatang menyusui, termasuk juga manusia.
Pada jamur ragi, proses reproduksi dengan menumbuhkan sel anakan, melambat dan
berhenti pada usia tertentu. Siklus ini mirip dengan siklus reproduksi manusia. Hal
tersebut merupakan aspek biologis dari penuaan, yang nyaris tidak berubah dalam
proses evolusi.
3. Factor kalori Dalam penelitian ditemukan, pengurangan sumber kalori pada medium
tempat ragi tumbuh, yakni glukosa dari dua menjadi setengah persen, justru
memperpanjang umur sel ragi. Dimana, dengan lebih sedikitnya masukan kalori makin
panjang umur sel. Begitupun sebaliknya jika pemasukan kalori berlebihan maka akan
memperpendek umur sel. Demikian pengamatan para peneliti.

7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Jejas sel adalah cedera pada sel karena suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap
rangsangan. Hal ini dapat terjadi bila rangsangan tersebut terlalu lama atau terlalu berat. Sel
dapat pulih dari cedera atau mati bergantung pada sel tersebut dan besar serta jenis cedera.
Apabila suatu sel mengalami cedera, maka sel tersebut dapat mengalami perubahan dalam
ukuran, bentuk, sintesis protein, susunan genetik, dan sifat transportasinya.

8
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/search?q=ADAPTASI+SEL&sahttps://www.google.com/search?
q=PENUUAN+SEL&safe=strict&sxsrf=ALeKk02E8xICAR1kljRmRjEjbYylCY2vLQ
%3fe=strict&sxsrf=ALeKk00wsGSXahWKRROnjFmXCKeHdWcQ7A
%3A1621482844139&ei=XN2lYNTp

Anda mungkin juga menyukai