Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ILMU DASAR

KEPERAWATAN
”RESPON RADANG”

OLEH :

NI KADEK LISNA SUSANTI ( C2119149 )

NI KADEK RUSMALA DEWI ( C2119152 )


I KOMANG BUDIARTA ( C2119153 )

NI KADEK KUMARALITA ( C2119141)

I GEDE SUPARTIKA ( C2119144 )

NI WAYAN PUSPAWATI ( C2119159 )


STIKES BINA HUSADA
BALI
TAHUN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puja dan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas Rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah patologi dengan judul “RESPON RADANG” ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dr. I Nyoman Suartha, M.Repro.
selaku dosen pembimbing mata kuliah. Dan kepada teman-teman yang ikut
membantu menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas patologi “RESPON
RADANG” karena ini adalah salah satu mata ajar di dunia keperawatan oleh karena
itu,pada penyusunan makalah ini kami berusaha menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami. Terutama bagi pembaca mahasiswa akademi
keperawatan khususnya.
Kami menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin
mencurahkan pikiran dan kemampuan yang kami miliki, makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan dalam makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1.Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3. Tujuan Makalah.................................................................................. 2
1.4. Manfaat Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
2.1. Definisi Radang.................................................................................. 3
2.2. Sel-sel Radang.................................................................................... 3
A. Sel Polimornukleusnetrofil............................................................... 3
B. Sel Fagositik Besar Berinti Bulat...................................................... 3
2.3. Tanda dan Gejala................................................................................ 4
2.4. Penyebeb Radang................................................................................ 4
2.5. Patofisiologi Radang........................................................................... 4
2.6. Proses terjadinya Radang Akut.................................... ...................... 5
2.7. Proses terjadinya Radang Kronik........................................................ 5
2.8. Respon Tubuh...................................................................................... 6
2.9. Akibat Radang Akut dan Kronik.......................................................... 7

ii
2.10. Proses Penyembuhan dan Perbaikan Jaringan .................................. 7
BAB III PENUTUP..................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan........................................................................................... 11
3.2. Kritik dan Saran.................................................................................... 11
DAFTAR ISI .............................................................................................. 12

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu


organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa
rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera,
seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari
respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi.
Reaksi peradangan merupakan reaksi defensif (pertahanan diri) sebagai
respon terhadap cedera berupa reaksi vaskular yang hasilnya merupakan
pengiriman cairan, zat-zat yang terlarut dan sel-sel dari sirkulasi darah ke
jaringan-jaringan interstitial pada daerah cedera atau nekrosis. Peradangan
dapat juga dimasukkan dalam suatu reaksi non spesifik, dari hospes terhadap
infeksi. Hasil reaksi peradangan adalah netralisasi dan pembuangan agen
penyerang, penghancuran jaringan nekrosis, dan pembentukan keadaan yang
dibutuhkan untuk perbaikan dan pemulihan.

1.2. RUMUSAN MASALAH

a. Apa Defini dari Radang?


b. Apa saja yang termasuk Sel-Sel Radang?
c. Bagaimana Tanda dan Gejala Radang?
d. Apa saja Penyebab Radang?

iii
e. Apa Patofisiologi Radang ?
f. Bagaimana Proses Terjadinya Radang Akut?
g. Bagaimana Proses Terjadinya Radang Kronik?
h. Bagaimana Respons Tubuh saat terjadi radang?
I. Apa saja akibat dari radang akut dan kronik?
j. Bagaimana Proses Penyembuhan dan Perbaikan Jaringan?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Makalah ini disusun bertujuan untuk :

a. Untuk mengetahui definisi dari radang.


b. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk sel-sel radang
c. Untuk mengetahui tanda dan gejala radang
d. Untuk mengetahui beberapa penyebab radang
e. Untuk mengetahui patofisiologi radang
f. Untuk memahami proses terjadinya radang akut
g. Untuk memahami proses terjadinya radang kronik
h. Untuk mengetahui respons tubuh saat terjadi radang
i. Untuk mengetahui apa saja akibat dari radang akut dan radang
kronik
j. Untuk memahami proses penyembuhan dan perbaikan jaringan

1.4 MANFAAT PENULISAN

Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Patologi sekaligus sebagai literatur tambahan bagi mahasiswa atau pembaca
yang ingin menambah wawasan yang mencakup peradangan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Radang


Radang adalah reaksi protektif setempat yang ditimbulkan oleh cidera
atau kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi atau
mengurung (sekuester) baik agen pencidera maupun jaringan yang cidera itu.
(Dorland)
Radang merupakan rangkaian reaksi yang menyebabkan musnahnya
agen yang membahayakan jaringan atau mencegah agen ini menyebar lebih
luas sehingga mengakibatkan jaringan yang cedera diperbaharui atau di ganti
dengan jaringan baru. (Patologi FKUI)
2.2 Sel-Sel Radang
A Sel polimorfonukleusnetrofil (mikrofag) terdiri dari leukosit
polimorfonukleus (netrofil, eosinofil, basofil) :
o Netrofil : Utama untuk fagositosis. Dibantu zat-zat anti, mempererat kontak
leukosit
o Basofil : Pertahanan pertama karena dapat migrasi dengan segera dan dalam
jumlah yang besar. Tidak berdaya pada kuman-kuman tertentu seperti
tuberculosis
o Eosinofil : Jumlahnya bertambah dalam keadaan alergi, asthma,
hipersensitif terhadap kedatangan parasit terutama cacing. Khemoktasis
dan fagositosis lebih rendah dari netrofil
B. Sel fagositik besar berinti bulat (makrofag)

3
o Dalam darah : Monosit (sebagian juga dari jaringan)
o Dalam jaringan : Makrofag, histiosit, sel kurrer, sel retikuendotel, sel datia.
o Sel kupffer: makrofag yang melapisi sinus-sinus pada hati, daya fagosit
sangat besar sehingga darah yang melalui hati steril
o Sel retikuendotel: sel yang melapisi sinus-sinus kelenjar getah bening,
sumsum tulang dan limpa
o Sel datia: sel besar berinti banyak, perubahan dari makrofag pada keadaan-
keadaan tertentu,Beberapa sel bersatu krn pembelahan inti yang tidak
disertai pembelahan protoplasma
o Limfosit: dapat menghasilkan gammaglobulin (bag protein dari zat anti),
Meningkat pada radang menahun.
o Sel plasma: tidak terdapat di dalam darah, membuat gamma globulin yang
berfungsi sebagai zat anti.

2.3 Tanda Dan Gejala


o Rubor (kemerahan), merupakan tanda pertama yang ditemukan di daerah
radang, disebabkan oleh arteriol yang berdilatasi.
o Kalor (panas), terjadi bersamaan dengan rubor karena lebih banyak darah
(pada suhu 37oC) dialirkan dari dalam tubuh kepermukaan daerah yang
terkena dibandingkan ke daerah yang normal.
o Tumor (pembengkakan), pembengkakan lokal yang disebabkan
perpindahan cairan dan sel-sel dari aliran darah kejaringan interstisial.
o Dolor (nyeri), terjadi karena pembengkakan jaringan yang meradang
sehingga menimbulkan peningkatan tekanan lokal yang dapat
menyebabkan nyeri.
o FungsioLaesa (perubahan fungsi), bagian yang bengkak, nyeri disertai
sirkulasi yang abnormal dan lingkungan kimiawi local yang abnormal,
akhirnya berfungsi secara abnormal

2.4 Penyebab Radang


o Agen Kuman, Parasit, Jamur,dll
o Benda-benda tajam
o Suhu
o Berbagai jenis sinar
o Listrik
o Zat-zat kimia

2.5 Patofisiologi Radang


Pembagian radang berdasarkan waktunya:

4
o Radang Akut
o Radang Sub Akut
o Radang Kronik

Pembagian radang berdasarkan kekhasan etiologinya

o Radang spesifik / Radang kronik granulamatosa. Terbentuk jaringan


granulasi yang khas/spesifik. Contoh: Lepra, TBC, MycoticInfections,
Dll.

2.6 Proses Terjadinya Radang Akut


 Perubahan vascular pada radang akut
Urutan peristiwa yang terjadi adalah sebagai berikut :
o Mula- mulakan terjadi vasokonstriksi yaitu penyempitan pembuluh
darah terutama pembuluh darah kecil (arteriol).
o Kemudain akan terjadi vasodilatasi yang dimulai dari pembuluh
arteriol yang tadinya menyempit lalu diikuti oleh bagian lain
pembuluh darah itu. Akibat dilatesiitu,maka aliran darah akan
bertambah sehingga pembuluh darah itu penuh berisi darah dan
tekanan hidrostatiknya meningkat, yang selanjutnya dapat
menyebabkan keluarnya cairan plasma dari pembuluh darah itu.
o Aliran darah menjadi lambat. Karena permeabilitas kapiler juga
bertambah, maka cairan darah dan protein akan keluar dari
pembuluh darah dan mengakibatkan darah menjadi kental.
o Marginasi leukosit.

Berdasarkan perbedaan intensitas jejas, maka reaksi yang terjasi dapat


dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu:

o Reaksi yang terjadi segera dan hanya berlangsung sebentar, akibat


jejas ringan dan hanya mengenai pembuluh kapiler.
o Reaksi segera dan menetap, akibat jejas keras dan mengenai semua
pembuluh darah
o Reaksi lambat dan menetap, akibat jejas ringan tetapi terus-menerus

o Reaksi selular pada radang akut


o Pada fase awal yaitu 24 jam pertama, sel yang paling banyak
bereaksi ialah sel neutrofil atau leukosit PMN. Setelah fase awal
yang bisa berlangsung selama 48 jam, mulailah sel makrofag dan sel
yang berperan dalam system kekebalan tubuh seperti limfosit dan

5
sel plasma beraksi. Urutan kejadian yang dialami oleh leukosit
adalah sebagai berikut:
o Penepian, leukosit bergerak ketepi pembuluh (margination)
o Pelekatan, leukosit melekat pada dinding pembuluh darah (sticking)
o Diapedesis, leukosit keluar dari pembuluh darah (emigrasi)
o Fagositosis, leukosit menelan bakteri dan debris jaringan

2.7 Proses Terjadinya Peradangan Kronik

o Dapat terjadi setelah radang akut, baik karena rangsang pencetus


yang terus-menerus ada, maupun karena gangguan penyembuhan.
o Adanya radang akut yang berulang
o Radang kronik yg mulai secara perlahan tanpa didahului radang akut
klasik akibat dari :
 Infeksi persisten oleh mikroba interseluler yang mempunyai
toksisitas rendah tapi sudah mencetuskan reaksi imunologik.
o Kontak dengan bahan ygtdkdpt hancur ( zat nondegradable)
silikosis &asbestosis pada paru
 Reaksi imun terhadap jaringan tubuh itu sendiri (autoimun)

2.8 Respon Tubuh


Radang akut
o Mencerminkan pengaruh mediator yang bekerja pada pembuluh
darah. Setelah trauma mekanik / injuri panas, perubahan
permeabilitas vasa dapat timbul lebih awal dari respons radang akut.
o Dalam 30-60 menit dari injuri, granulosit neutrofil muncul. Mula-
mula granulosit neutrofil ini tampak mengelompok sepanjang sel-
sel endotel pembuluh darah pada daerah injuri. Setelah itu, leukosit
menyusup keluar pembuluh darah dengan menyelinap keluar
pembuluh darah dengan menyelinap diantara sel-sel endotel.
o Dalam beberapa menit granulosit berada ekstravaskuler dan mulai
mengelompok di daerah injuri.
o Bila telah keluar dari pembuluh darah, neutrofil merupakan garis
pertahanan pertama melawan mikroorganisme yang masuk.
o Dalam empat sampai lima jam, jika respons inflamantoris akut
berjalan terus, maka sel

Mononuklear (termasuk monosit & limfosit) akan muncul pada


daerah Radang kronik.
o Bila inflamasi terkontrol, neutrofil tidak dikerahkan lagi dan
berdegenerasi. Selanjutnya dikerahkan sel mononuklear seperti
monosit, inflamantoris, setelah keluar dari pembuluh darah melalui
cara yang sama

6
o Monosit memperbesar pertahanan dengan menambahkan fungsi
fagosit mereka sendiri ke daerah injuri, sementara limfosit
membawa kemampuan immunologik untuk berespons terhadap
agen asing dengan fenomenhumoral dan seluler spesifik.
o makrofag, limfosit dan sel plasma yang memberikan gambaran
patologik dari inflamasi kronik.
o Dalam inflamasi kronik, monosit dan makrofag mempunyai 2
peranan penting sebagai berikut :

 Memakan dan mencerna mikroba


 Modulasi respon imun dan fungsi sel T melalui presentasi
antigen dan sekresi sitokin
o Bila patogen persisten dalam tubuh, makrofag akan mengalihkan
respons berupa reaksi hipersensitivitas lambat yang melibatkan
limfosit penuh.
o Jadi inflamasi akut ini dapat dianggap sebagai titik membaliknya
respons inflamasi ke arah respons monosit-makrofag.

2.9 Akibat Radang Akut Dan Kronik


Akibat utama radang adalah perubahan jaringan, dapat berupa
degenerasi, lisis jaringan, dan proliferasi jaringan. Dipengaruhi antara lain
oleh faktor-faktor host dan faktor-faktor penyebab.
Keuntungan Radang
o Pengenceran toxin.
o Antibodi masuk jaringan ekstravaskular.
o Transportasi obat.
o Pembentukan fibrin.
o Penyaluran nutrien.
o Stimulasi respons imun.
o Lokasi jaringan yang rusak.
o Persiapan untuk pemulihan jaringan.

Kerugian Pada Radang


o Jaringan normal dirusak.
o Sembab: epiglotis, rongga.
o Nyeri: gangguan fungsi.
o Ruptura organ.
o Fistula.
o Reaksi imun kurang tepat.
o Akibat penyakit: Glomerulonefritis, arthritis, bronchitis.
o Fibrosis berlebihan: keloid, obstruksi usus, steril

2.10 Proses Penyembuhan dan perbaikan Jaringan

7
Proses Penyembuhan dan perbaikan jaringan terjadi dalam 4 tahap yaitu :
Resolusi
Resolusi adalah hasil penyembuhan ideal & terjadi pada respons radang
akut hingga cedera minor atau cedera dengan nekrosis sel parenkim
minimal. Jaringan dipulihkan ke keadaan sebelum cedera. Proses resolusi
meliputi :
o Pembuluh darah kecil di daerah peradangan kembali ke
o Permeabilitas normalnya.
o Aliran cairan yang keluar pembuluh darah berhenti
o Cairan yang sudah dikeluarkan dari pembuluh darah diabsorpsi oleh
limfatik
o Sel-sel eksudat mengalami disintegrasi keluar melalui limfatik atau
benar-benar dihilangkan dari tubuh.
o Namun, apabila jumlah jaringan yang dihancurkan cukup banyak
maka resolusi tidak terjadi.

Regenerisasi.
Regenerasi adalah penggantian sel parenkim yang hilang dengan
pembelahan sel parenkim yang bertahan di sekitarnya. Hasil akhirnya
adalah penggantian unsur-unsur yang hilang dengan jenis sel-sel yang sama.
Faktor-faktor penentu regenerasi :

o kemampuan regenerasi sel yang terkena cedera (kemampuan untuk


membelah)
o Jumlah sel viabel yang bertahan
o Keberadaan/keutuhan kerangka jaringan ikat yang cedera, atau
keutuhan arsitektur stroma.

Perbaikan / pemulihan dengan pembentukan jaringan ikat.

o Pertumbuhan jaringan ikat muda ke arah dalam daerah peradangan


disebut organisasi.Jaringan ikat yang tumbuh itu disebut jaringan
granulasi.
o Secara mikroskopik jaringan Granulasi terdiridari pembuluh-
pembuluh darah kecil yang baru terbentuk (angioblas), fibroblas,
sisa sel radang (berbagai jenis leukosit ; makrofag, limosit, eosinofil,
basofil, &neutrofil) , bagian cairan eksudat dan zat dasar jaringan
ikat longgar setengah cair. Fibroblas&angioblas pada jaringan

8
granulasi yang berasal dari fibroblas dan kapiler di sekelilingnya
yang sebelumnya ada.
o Organisasi terjadi jika :
o Banyak sekali jaringan yang menjadi nekrotik.
o Eksudat peradangan menetap & tidak menghilang.
o Massa darah (hematom) atau bekuan-bekuan darah tidakcepat
menghilang
o Bukti organisasi yang paling awal biasanya terjadi beberapa hari
setelah dimulainya eaksi peradangan. Setelah kurang lebih 1
minggu, jaringan granulasi masih cukup longgar & selular. Pada
saatini, fibroblas jaringan granulasi sedikit demi sedikit mulai
menyekresikan prekursor protein kolagen yang larut, saat ini sedikit
demi sedikit akan mengendap sebagai fibril-fibril di dalam ruang
intersisial jaringan granulasi. Setelah beberapa waktu,semakin
banyak kolagen yang tertimbun didalam jaringan granulasi,yang
sekarang secara bertahap semakin matang menjadi jaringan ikat
kolagen yang agak padat atau jaringan parut..Walaupun jaringan
parut telah cukup kuat setelah kira-kira 2 minggu, proses remodeling
masih terus berlanjut,serta densitas & kekuatan jaringan parut ini
juga meningkat. Jaringan granulasi,yang pada awalnya cukup selular
&vaskula, lambat laun kurang selular & kurang vaskular serta
menjadi kolagen yang lebih padat.

Penyembuhan luka
o Proses penyembuhan luka yang mudah dipahami adalah proses
penyembuhan pada luka kulit. Proses penyembuhan luka terbagi
menjadi 2 macam yaitu :
 Penyembuhan primer ( healingbyfirstintention)
 Penyembuhan Sekunder ( healingbysecondintention )
o Hari pertama pasca bedah.Setelah luka disambung &dijahit,garis
insisi segera
o Terisi oleh bekuan darah yang membentuk kerak yang menutupi
luka. Reaksi radang akut terlihat pada tepi luka. Dan tampak
infiltratpolimorfonuklear yang mencolok.
o Hari kedua, terjadi Reepitelialisasi permukaan & pembentukan
jembatan yang terdiri dari jaringan fibrosa yang menghubungkan
kedua tepi celah subepitel. Keduanya sangat tergantung pada
anyaman fibrin pada bekuan darah., karena ini memberikan
kerangka bagi sel epitel, fibroblas, dan tunas kapiler yang
bermigrasi. Jalur-jalur tipis sel menonjol di bawah permukan kerak,
dari tepi epitel menuju ke arah sentral. Tonjolan ini berhubungan
satu sam lain, dengan demikian luka telah tertutup oleh epitel.
o Hari ketiga, respon radang akut mulai berkurang, neutrofil
digantikan oleh makrofag yang membersihkan tepi luka dari sel-sel
yang rusak dan pecahan fibrin.

9
o Hari kelima, celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang
kaya pembuluh darah dan longgar. Dapat dilihat adanya serabut-
serabut kolagen dimana-mana.
o Akhir minggu pertama, luka telah tertutup oleh epidermis dengan
ketebalan yang lebih kurang normal, dan celah subepitel yang telah
terisi jaringan ikat kaya pembuluh darah ini mulai membentuk
serabut-serabut kolagen.
o Minggu kedua, fibroblas& pembuluh darah berploriferasi terus
menerus, dan tampak adanya timbunan progresif serabut kolagen.
Kerangka fibrin sudah lenyap. Jaringan parut masih tetap berwarna
merah cerah sebagai akibat peningkatan vaskularisasai. Luka belum
memiliki daya rentang yang cukup berarti. Reksi radang hampir
seluruhnya hilang.
o Akhir minggu kedua, struktur jaringan dasar parut telah mantap.
Jaringan parut berwarna lebih muda akibat tekanan pada pembuluh
darah, timbunan kolagen dan peningkatan daya rentang luka.Luka
bedah yang sembuh sempurna tidak akan mencapai
o Kembali daya rentang, ekstensibilitas dan elastisitas yang dimiliki
oleh kulit normal.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu
organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa
rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera,
seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari
respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi
distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan
prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator
radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari
penyebaran infeksi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai
berikut :
1. tumor atau membengkak
2. calor atau menghangat
3. dolor atau nyeri
4. rubor atau memerah
5. functiolaesa atau daya pergerakan menurun.

3.2. KRITIK DAN SARAN


Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran dari

11
pembaca yang sifatnya membangun untuk hasil yang lebih baik dari makalah
ini.

DAFTAR PUSTAKA

Adam, Syamsunir., 1995, DASAR – DASAR PATOLOGI – seri


keperawatan, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

Robbins, Stanley L.; Kumar, Vinay., 1995, BUKU AJAR PATOLOGI I,


edisi 4, EGC, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta
http://id.wikipedia.org/wiki/Radang
http://jenispenyakit.blogspot.com/2009/07/penyakit-radang.html
http://davidd-sastra.blogspot.com/2010/04/pengertian-radang-dan-proses-
terjadinya.html

12

Anda mungkin juga menyukai