KEPERAWATAN
”RESPON RADANG”
OLEH :
Dengan memanjatkan Puja dan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa atas Rahmat serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah patologi dengan judul “RESPON RADANG” ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dr. I Nyoman Suartha, M.Repro.
selaku dosen pembimbing mata kuliah. Dan kepada teman-teman yang ikut
membantu menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas patologi “RESPON
RADANG” karena ini adalah salah satu mata ajar di dunia keperawatan oleh karena
itu,pada penyusunan makalah ini kami berusaha menggunakan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami. Terutama bagi pembaca mahasiswa akademi
keperawatan khususnya.
Kami menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin
mencurahkan pikiran dan kemampuan yang kami miliki, makalah ini masih sangat
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi tercapainya suatu kesempurnaan dalam makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1.Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
1.3. Tujuan Makalah.................................................................................. 2
1.4. Manfaat Penulisan.............................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................... 3
2.1. Definisi Radang.................................................................................. 3
2.2. Sel-sel Radang.................................................................................... 3
A. Sel Polimornukleusnetrofil............................................................... 3
B. Sel Fagositik Besar Berinti Bulat...................................................... 3
2.3. Tanda dan Gejala................................................................................ 4
2.4. Penyebeb Radang................................................................................ 4
2.5. Patofisiologi Radang........................................................................... 4
2.6. Proses terjadinya Radang Akut.................................... ...................... 5
2.7. Proses terjadinya Radang Kronik........................................................ 5
2.8. Respon Tubuh...................................................................................... 6
2.9. Akibat Radang Akut dan Kronik.......................................................... 7
ii
2.10. Proses Penyembuhan dan Perbaikan Jaringan .................................. 7
BAB III PENUTUP..................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan........................................................................................... 11
3.2. Kritik dan Saran.................................................................................... 11
DAFTAR ISI .............................................................................................. 12
BAB I
PENDAHULUAN
iii
e. Apa Patofisiologi Radang ?
f. Bagaimana Proses Terjadinya Radang Akut?
g. Bagaimana Proses Terjadinya Radang Kronik?
h. Bagaimana Respons Tubuh saat terjadi radang?
I. Apa saja akibat dari radang akut dan kronik?
j. Bagaimana Proses Penyembuhan dan Perbaikan Jaringan?
Makalah ini dibuat dengan tujuan sebagai pemenuhan tugas mata kuliah
Patologi sekaligus sebagai literatur tambahan bagi mahasiswa atau pembaca
yang ingin menambah wawasan yang mencakup peradangan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
o Dalam darah : Monosit (sebagian juga dari jaringan)
o Dalam jaringan : Makrofag, histiosit, sel kurrer, sel retikuendotel, sel datia.
o Sel kupffer: makrofag yang melapisi sinus-sinus pada hati, daya fagosit
sangat besar sehingga darah yang melalui hati steril
o Sel retikuendotel: sel yang melapisi sinus-sinus kelenjar getah bening,
sumsum tulang dan limpa
o Sel datia: sel besar berinti banyak, perubahan dari makrofag pada keadaan-
keadaan tertentu,Beberapa sel bersatu krn pembelahan inti yang tidak
disertai pembelahan protoplasma
o Limfosit: dapat menghasilkan gammaglobulin (bag protein dari zat anti),
Meningkat pada radang menahun.
o Sel plasma: tidak terdapat di dalam darah, membuat gamma globulin yang
berfungsi sebagai zat anti.
4
o Radang Akut
o Radang Sub Akut
o Radang Kronik
5
sel plasma beraksi. Urutan kejadian yang dialami oleh leukosit
adalah sebagai berikut:
o Penepian, leukosit bergerak ketepi pembuluh (margination)
o Pelekatan, leukosit melekat pada dinding pembuluh darah (sticking)
o Diapedesis, leukosit keluar dari pembuluh darah (emigrasi)
o Fagositosis, leukosit menelan bakteri dan debris jaringan
6
o Monosit memperbesar pertahanan dengan menambahkan fungsi
fagosit mereka sendiri ke daerah injuri, sementara limfosit
membawa kemampuan immunologik untuk berespons terhadap
agen asing dengan fenomenhumoral dan seluler spesifik.
o makrofag, limfosit dan sel plasma yang memberikan gambaran
patologik dari inflamasi kronik.
o Dalam inflamasi kronik, monosit dan makrofag mempunyai 2
peranan penting sebagai berikut :
7
Proses Penyembuhan dan perbaikan jaringan terjadi dalam 4 tahap yaitu :
Resolusi
Resolusi adalah hasil penyembuhan ideal & terjadi pada respons radang
akut hingga cedera minor atau cedera dengan nekrosis sel parenkim
minimal. Jaringan dipulihkan ke keadaan sebelum cedera. Proses resolusi
meliputi :
o Pembuluh darah kecil di daerah peradangan kembali ke
o Permeabilitas normalnya.
o Aliran cairan yang keluar pembuluh darah berhenti
o Cairan yang sudah dikeluarkan dari pembuluh darah diabsorpsi oleh
limfatik
o Sel-sel eksudat mengalami disintegrasi keluar melalui limfatik atau
benar-benar dihilangkan dari tubuh.
o Namun, apabila jumlah jaringan yang dihancurkan cukup banyak
maka resolusi tidak terjadi.
Regenerisasi.
Regenerasi adalah penggantian sel parenkim yang hilang dengan
pembelahan sel parenkim yang bertahan di sekitarnya. Hasil akhirnya
adalah penggantian unsur-unsur yang hilang dengan jenis sel-sel yang sama.
Faktor-faktor penentu regenerasi :
8
granulasi yang berasal dari fibroblas dan kapiler di sekelilingnya
yang sebelumnya ada.
o Organisasi terjadi jika :
o Banyak sekali jaringan yang menjadi nekrotik.
o Eksudat peradangan menetap & tidak menghilang.
o Massa darah (hematom) atau bekuan-bekuan darah tidakcepat
menghilang
o Bukti organisasi yang paling awal biasanya terjadi beberapa hari
setelah dimulainya eaksi peradangan. Setelah kurang lebih 1
minggu, jaringan granulasi masih cukup longgar & selular. Pada
saatini, fibroblas jaringan granulasi sedikit demi sedikit mulai
menyekresikan prekursor protein kolagen yang larut, saat ini sedikit
demi sedikit akan mengendap sebagai fibril-fibril di dalam ruang
intersisial jaringan granulasi. Setelah beberapa waktu,semakin
banyak kolagen yang tertimbun didalam jaringan granulasi,yang
sekarang secara bertahap semakin matang menjadi jaringan ikat
kolagen yang agak padat atau jaringan parut..Walaupun jaringan
parut telah cukup kuat setelah kira-kira 2 minggu, proses remodeling
masih terus berlanjut,serta densitas & kekuatan jaringan parut ini
juga meningkat. Jaringan granulasi,yang pada awalnya cukup selular
&vaskula, lambat laun kurang selular & kurang vaskular serta
menjadi kolagen yang lebih padat.
Penyembuhan luka
o Proses penyembuhan luka yang mudah dipahami adalah proses
penyembuhan pada luka kulit. Proses penyembuhan luka terbagi
menjadi 2 macam yaitu :
Penyembuhan primer ( healingbyfirstintention)
Penyembuhan Sekunder ( healingbysecondintention )
o Hari pertama pasca bedah.Setelah luka disambung &dijahit,garis
insisi segera
o Terisi oleh bekuan darah yang membentuk kerak yang menutupi
luka. Reaksi radang akut terlihat pada tepi luka. Dan tampak
infiltratpolimorfonuklear yang mencolok.
o Hari kedua, terjadi Reepitelialisasi permukaan & pembentukan
jembatan yang terdiri dari jaringan fibrosa yang menghubungkan
kedua tepi celah subepitel. Keduanya sangat tergantung pada
anyaman fibrin pada bekuan darah., karena ini memberikan
kerangka bagi sel epitel, fibroblas, dan tunas kapiler yang
bermigrasi. Jalur-jalur tipis sel menonjol di bawah permukan kerak,
dari tepi epitel menuju ke arah sentral. Tonjolan ini berhubungan
satu sam lain, dengan demikian luka telah tertutup oleh epitel.
o Hari ketiga, respon radang akut mulai berkurang, neutrofil
digantikan oleh makrofag yang membersihkan tepi luka dari sel-sel
yang rusak dan pecahan fibrin.
9
o Hari kelima, celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang
kaya pembuluh darah dan longgar. Dapat dilihat adanya serabut-
serabut kolagen dimana-mana.
o Akhir minggu pertama, luka telah tertutup oleh epidermis dengan
ketebalan yang lebih kurang normal, dan celah subepitel yang telah
terisi jaringan ikat kaya pembuluh darah ini mulai membentuk
serabut-serabut kolagen.
o Minggu kedua, fibroblas& pembuluh darah berploriferasi terus
menerus, dan tampak adanya timbunan progresif serabut kolagen.
Kerangka fibrin sudah lenyap. Jaringan parut masih tetap berwarna
merah cerah sebagai akibat peningkatan vaskularisasai. Luka belum
memiliki daya rentang yang cukup berarti. Reksi radang hampir
seluruhnya hilang.
o Akhir minggu kedua, struktur jaringan dasar parut telah mantap.
Jaringan parut berwarna lebih muda akibat tekanan pada pembuluh
darah, timbunan kolagen dan peningkatan daya rentang luka.Luka
bedah yang sembuh sempurna tidak akan mencapai
o Kembali daya rentang, ekstensibilitas dan elastisitas yang dimiliki
oleh kulit normal.
10
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Radang (bahasa Inggris: inflammation) adalah respon dari suatu
organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis dalam jaringan, berupa
rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera,
seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari
respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi
distimulasi oleh faktor kimia (histamin, bradikinin, serotonin, leukotrien, dan
prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang berperan sebagai mediator
radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan sekitar dari
penyebaran infeksi.
Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai
berikut :
1. tumor atau membengkak
2. calor atau menghangat
3. dolor atau nyeri
4. rubor atau memerah
5. functiolaesa atau daya pergerakan menurun.
11
pembaca yang sifatnya membangun untuk hasil yang lebih baik dari makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
12