B
DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES
MILITUS DI LAPAS KELAS IIA KEROBOKAN
OLEH :
NI MADE SUSANTI, Amd.Kep
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Klien
Nama klien : Tn. B
No. Rekam Medis : 303212
Tempat/ tanggal lahir : Denpasar, 12-06-1956
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Pendidikan terakhir : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Banjarangkan
Tgl. Masuk : 3 Oktober 2022
Diagnosa medis : Diabetes Militus
b. Penanggung jawab
Nama : Tn. W
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 30 tahun
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Banjarangkan
2. KELUHAN UTAMA
Klien mengatakan nyeri pada bagian sendi.
3. GENOGRAM
KETERANGAN:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Tinggal Serumah
: Meninggal
4. RIWAYAT KESEHATAN
Pasien mengatakan lima tahun yang lalu baru terdiagnosa diabetes melitus tipe 2. Paisen
mengatakan gejala atau keluhan awal saat terdiagnosa diabetes melitus adalah pasien selalu
merasa lemas dan cepat terasa lelah saat melakukan aktivitas berkebun di beranggang. Biasanya
pasien pergi pukul 09.00 pagi sampai 12.00 siang, tetapi saat itu baru pukul 10.00 pasien sudah
merasa lelah dan lemas. Pasien juga mengatakan kakinya selalu merasa kesemutan, dan lebih
cepat merasa lapar. Pasien mengatakan lebih sering buang air kecil dan merasa berat badannya
menurun. Pada siang hari pasien memeriksakan kondisinya ke Klinik Lapas, dokter meminta
pasien untuk puasa dari pukul 10.00 malam sampai pukul 08.00 besok pagi. Keesokannya
harinya pasien pergi ke klinik untuk mengecek gula darah puasa sesuai anjuran yang disarankan
oleh dokter, dan ternyata hasil gula darah puasa pasien saat itu 248 mg/dL, kemudian Dokter
menyuruh pasien untuk makan terlebih dahulu, setelah itu 2 jam kemudian pasien diminta
kembali untuk mengecek ulang gula darahnya. Pasien mengatakan 2 jam setelah makan, pasien
kembali ke klinik untuk mengecek ulang gula darah dan hasil gula darah pasien 2 jam setelah
makan saat itu adalah 368 mg/dL. Semenjak saat itulah pasien di diagnosa diabetes melitus tipe
2, dan disarankan untuk mengonsumsi obat gula metformin 2x500 mg.
5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Pasien mengatakan kedua orang tuanya telah meninggal sejak pasien masih kecil dan pasien
tidak mengetahui penyebab kedua orang tuanya meninggal karena pasien tidak pernah
menanyakannya. Pasien adalah anak bungsu dari 4 bersaudara. Pasien mengatakan tidak
mengetahui apakah dikeluarganya ada yang menderita penyakit yang sama seperti pasien yaitu
diabetes melitus.
Klien mengatakan tinggal dirumah tipe permanen 6 kamar, penerangan yang cukup, lingkungan
yang bersih, tinggal dengan anak dan cucunya, dengan luas tanah 4 are.
7. RIWAYAT REKREASI
Klien mengatakan ada rekreasi dengan jalan-jalan di sekitar lapangan lapas Kerobokan
Klien mengatakan menganut Agama Hindu, biasanya klien berdoa di padmasana lapas setiap
hari dan saat hari besar keagamaan.
Pasien mengatakan lima tahun yang lalu baru terdiagnosa diabetes melitus tipe 2. Paisen
mengatakan gejala atau keluhan awal saat terdiagnosa diabetes melitus adalah pasien selalu
merasa lemas dan cepat terasa lelah saat melakukan aktivitas bertani disawah. tetapi klien
hanya menggunakan obat tradisional seperti boreh tetapi tidak kunjung sembuh.
11. TINJAUAN SISTEM
a. Keadaan umum:
b. Kesadaran:
- Compos mentis
c. TTV:
- Suhu : 37oC
- Nadi : 90 x/menit
- Respirasi : 20 x/menit
d. IMT:
- Berat badan : 55 kg
e. Integumen
S : klien mengatakan kulitnya kering, keriput dan ada kemerahan pada kulit lutut .
O : kulit klien tampak kering dan kasar, terdapat kemerahan pada lutut klien
I : warna kulit klien sawo mateng, tidak ada lesi, terdapat kulit bergelambir, tampak
keriput kulit klien terlihat kering.
P : tekstur kulit kasar, tidak elastis, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
f. Kepala
I : bentuk kepala pasien messocephal, warna rambut hitam diselingi uban. Distribusi rambut
merata, kepala tampak bersih, tidak ada lesi, tidak ada kutu.
P : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada pembengkan, tidak ada
perdarahan
g. Mata
S : klien mengatakan matanya mulai kabur tidak dapat melihat benda jauh.
I : klien menggunakan kaca mata, bentuk bola mata bulat, konjungtiva berwana merah
muda, sclera ankterik, kornea berwarna hitam, gerakan bola mata simetris.
h. Telinga
S : klien mengatakan tidak ada gangguan pendengaran.
I : bentuk dan ukuran daun telinga simetris kanan dan kiri, warna telinga merata dengan
wajah, tidak ada lesi, tidak ada penumpukan serumen.
I : bentuk tulang hidung kanan dan kiri simetris, tidak ada luka, distribusi rambut hidung
normal, warna hidung sama dengan area kulit wajah, tidak ada secret dan pendarahan.
I : bentuk bibir klien normal, warna bibir klien merah muda disertai kecoklatan, tidak
terdapat lesi, tidak ada massa, membrane mukosa bibir sedikit kering, warna gigi
putih kekuningan, tidak ada peradangan di tongsil dan faring.
P : tidak ada nyeri tekan pada daerah pipi kanan dan kiri, langit-langit dan di lidah.
k. Leher
S : klien mengatakan tidak ada gangguan pada leher
I : bentuk leher simetris, warna kulit leher sawo matang, tidak ada pembengkaan kelenjar
tiroid, tidak tampak parut, tidak ada massa.
P : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, pada saat menelan terasa pergerakan, tidak ada
nyeri tekan.
l. Payudara
S : klien mengatakan tidak ada ganguan pada payudara.
I :bentuk payudara kanan dan kiri simetris, warna kulit merata, tidak ada lesi.
P : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan di daerah payudara.
m. Pernapasan
S : klien mengatakan tidak ada gangguan pada system pernafasan.
I : bentuk thorax kanan dan kiri simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada nafas cuping
hidung, tidak ada jejas.
n. Kardiovaskuler
S : klien mengatakan mengatakan bahwa tidak ada gangguan pada jantung.
O : klien tampak tenang.
I : ictus cordis sama sekali tidak terlihat
P : ictus cordis teraba di ICS 5 mid klavikularis yang terletak digaris sinistra.
P : batas jantung kiri atas klien terletak di ICS 2 parasternal line sinistra terdengar suara
pekak, batas jantung kiri bawah klien terletak di ragion ictus cordis, terdengar suara sonor
di batas jantung kanan atas terletak di ICS 2 parasternal dextra, terdengar suara pekak di
batas jantung kanan terletak di ICS 3-4 parasternal line sinistra.
A: terdengar bunyi seperti “lub-dub” atau S1,S2 tidak ada bunyi lainnya yang terdengar.
o. Gastrointestinal
S : klien mengatakan BAB 1 kali sehari, dengan bau khas feses, tidak ada lendir atau darah
I : warna kulit abdomen sawo matang, bentuk abdomen simetris, kulit abdomen elastis, tidak
ada lesi, umbilicus tidak menonjol.
p. Perkemihan
S : klien mengatkan BAK 5-6 kali dalam sehari dengan warna kencing kuning dan bau
kencing khas.
I : terdapat warna kemerahan pada lutut pasien, bengkak pada lutut, tidak ada lesi dan
bekas luka
P : terdapat nyeri tekan pada lutut, dan terdapat bengkak pada lutut.
I : klien masih mampu menggerakan lidah, dapat membedakan bau, dapat membedakan rasa,
mampu menggerakan mata, mengangkat kelopak mata, klien masih mampu mengunyah
makanan, menggerakan rahang, menelan, mampu mengangkat bahu dan menolehkan
kepala dengan normal.
s. Reproduksi
S : klien mengatakan tidak ada gangguan reproduksi, klien mengatakan sudah menopause
I : jenis kelamin klien perempuan, tidak ada lesi, tidak menggunakan alat bantu reprodusi
c. Spiritual
Klien mengatakan beragama hindu , klien percaya adanya ida sang hyang widhi wasa, ketika
hari raya klien akan pergi ke pura untuk melakukan persembhyangan bersama dengan
keluarga, klien sering melakukan sembahyang 2 kali sehari di sanggah, jika klien merasa
banyak pikiran klien akan mendengarkan gayatri mantra agar rasa ketakutannya hilang.
13. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN
Modifikasi Indeks Barthel
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan Frekuensi: 3 kali
5 10 Jumlah: 1 porsi
Jenis: nasi, daging,
sayur, tahu, tempe
2 Minum Frekuensi: 8 gelas
5 10 Jumlah:1600 cc
Jenis:air mineral dan kopi
3 Berpindah dari kursi roda ke Klien tidak menggunakan
5 10 kursi roda tetapi jika
tempat tidur/ sebaliknya
beraktifitas dibantu oleh
keluarga
4 Personal toilet (cuci muka, Frekuensi:2 kali
menyisir rambut, menggosok 0 5
gigi)
5 Keluar masuk toilet (mencuci Klien dibantu oleh keluarga
ketika ingin ke toilet.
pakaian, menyeka tubuh, 5 15
menyiram)
6 Mandi 5 15 Frekuensi: 2 kali
7 Jalan di permukaan datar 0 5 Klien masih bisa berjalan
tetapi dibantu oleh keluarga
8 Naik turun tangga 5 10 Klien dibantu oleh anak
dikarenakan lutut kaki klien
merasa nyeri
9 Menggunakan pakaian 5 10 Klien masih bisa
menggunakan pakaian
sendiri
10 Kontrol bowel (BAB) Frekuensi: 1 kali
5 10
Konsistensi: lembek,
berwarna kecoklatan, tidak
ada lender dan perdarahan
11 Kontrol bladder (BAK) Frekuensi: 6 kali
5 10
Warna: kuning
12 Olahraga/latihan 5 10 Frekuensi: 1 kali seminggu
Jenis: senam lansia
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu Frekuensi: 1 kali seminggu
5 10
Luang Jenis: berlibur dengan anak
Keterangan :
130 : mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
≤ 60 : Ketergantungan total
Kesimpulan:
Dari indentifikasi Indeks Barthel klien memiliki nilai 95 yang berarti ketergantungan sebagian.
Nilai Total 24
Interpretasi hasil :
0-10 : fungsi kognitif global buruk
11-20 : fungsi kognitif global sedang
21-30 : fungsi kognitif global masih relative baik
Kesimpulan:
Dari identifikasi pengkajian Mini Mental Status Examination (MMSE) klien mendapatkan nilai
24 yang berarti fungsi kognitif global masih relative baik.
1. Kelelahan/keletihan Setelah di berikan asuhan Edukasi Aktivitas/Istirahat 1. Informasi yang tepat dapat
berhubungan dengan keperawatan selama 3 hari, 1. Identifikasi kesiapan dan memberikan motivasi untuk
kondisi fisiologis yang setiap pertemuannya 1x60 kemampuan dalam menerima meningkatkan tingkat aktivitas
menurun
menit, diharapkan masalah informasi. meskipun klien sangat lemah.
kelelahan/keletihan pasien 2. Identifikasi aktivitas yang 2. Dengan mengetahui penyebab
dapat menurun, dengan kriteria dapat menimbulkan keletihan, dapat menyusun jadwal
hasil : kelelahan/keletihan. aktivitas.
1. Verbalisasi kepulihan 3. Jadwalkan pemberian 3. Pendidikan kesehatan dapat
tenaga cukup meningkat pendidikan kesehatan sesuai memberikan motivasi untuk
2. Kemampuan melakukan kesepakatan bersama klien meningkatkan tingkat aktivitas
aktivitas rutin cukup dan salah satu anggota meskipun klien sangat lemah.
meningkat keluarga. 4. Menggali antusias pasien dan
3. Verbalisasi lelah dan lesu 4. Berikan kesempatan kepada keluarga dalam menerima informasi
cukup menurun dan pendidikan
pasien dan keluarga untuk
4. Gelisah menurun Bertanya 5. kesehatan yang diberikan.
5. Frekuensi nafas cukup 5. Jelaskan pentingnya Aktivitas fisik/olahraga secara rutin
menurun melakukan aktivitas dapat meingkatkan kemampuan
fisik /olahraga secara
6. Pola istirahat membaik 6. rutin.
tulang, otot, dan peredaran darah
sehingga dapat meminimalkan rasa
Anjurkan dan bantu klien serta
lelah yang berlebih.
keluarga dalam menyusun
Aktivitas yang sudah terjadwal dan
jadwal aktivitas dan istirahat 6.
istirahat yang maksimal dapat
yang maksimal.
mencegah kelelahan/keletihan yang
Ajarkan cara mengidentifikasi
7.
berlebih.
kebutuhan istirahat (mis.
Meningkatkan kebutuhan istirahat
kelelahan, sesak nafas saat
7. klien untuk mencegah
beraktivitas).
kelelahan/keletihan.
Ukur/pantau nadi, frekuensi
Mengindikasikan tingkat aktivitas
nafas, dan tekanan darah
yang dapat ditoleransi secara
8. sebelum dan sesudah 8.
fisiologis.
melakukan aktivitas.
26
2. Risiko cedera Setelah di berikan asuhan Manajemen 1. Mengidentifikasi kebutuhan
berhubungan keperawatan selama 5 hari, Keselamatan Lingkungan keselamatan pasien dapat
dengan fungsi
penglihatan yang berkurang setiap pertemuannya 1x60 1. Identifikasi kebutuhan mempermudah dalam menentukan
menit, diharapkan risiko keselamatan klien (mis. intervensi.
cedera yang dapat terjadi pada kondisi fisik, fungsi kognitif, 2. Menghindarkan klien dari
pasien menurun, dengan dan riwayat perilaku). kemungkinan bahaya yang dapat
kriteria hasil : 2. Hilangkan bahaya membuatnya cedera.
1. Toleransi aktivitas yang keselamatan lingkungan Lansia sudah mengalami penurunan
3.
dapat dilakukan pasien (mis. fisik, kimia, biologi). dalam fisik, sehingga dalam
meningkat melakukan aktivitas sehari diperlukan
3. Anjurkan keluarga untuk
2. Pemeliharaan bantuan dari orang lainsesuai dengan
membantu klien dalam
lingkungan rumah yang dapat ditoleransi.
melakukan aktivitas
meningkat Menganjurkan klien menggunakan
seharihari.
alas kaki dan memberi informasi
3. Terjadinya 4. Anjurkan klien untuk tentang komplikasi gangren yang
luka/lecet menurun menggunakan alas kaki saat 4. dapat terjadi pada penderita diabetes
melakukan segala aktivitas melitus dapat mencegah terjadinya
dan berikan informasi kepada cedera luka pada kaki.
klien komplikasi
27
gangren yang dapat terjadi 5. Memberikan informasi kepada klien,
pada penderita diabetes 6. sehingga pasien dapat menghindari
28
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Tn. B Ruang : Lapas Kelas IIA
Kerobokan
Usia : 64 tahun Tanggal : 3-4 Oktober 2022
29
3 Oktober 2022 1.Mengidentifikasi aktivitas yang dapat DS :
menimbulkan kelelahan dan yang
Pukul 16.10 Wita 1. Pasien mengatakan semenjak terdiagnosa diabetes
bisa menyebabkan klien cedera.
melitus ia merasa cepat lelah dan lemas saat beraktivitas
terutama ketika pasien membantu suaminya di sawah.
2. Pasien mengatakan sudah jarang ikut bertani ke sawah
bersama suaminya, hanya saja sesekali ia
30
3 Oktober 2022 1.Mengajarkan pasien untuk DS :
Pukul 16.30 Wita mengidentifikasi kebutuhan istirahat. 1.Suami pasien mengatakan saat istrinya ikut membantunya
2.Menganjurkan dan membantu disawah, ketika istrinya sudah terlihat lelah dan lemas, ia
akan meminta istrinya selesai
klien serta keluarga dalam menyusun bekerja dan beristirahat digubug sembari menunggu
jadwal aktivitas dan istirahat yang suaminya menyelesaikan pekerjaannya.
maksimal.
2.Menantu pasien mengatakan akan mulai mengingatkan
pasien untuk lebih memperhatikan kondisinya saat merasa
lelah, ia mengatakan akan mulai meminta pasien untuk
selalu dapat beristirahat tidur siang.
3 Oktober 2022 1.Membuat janji dengan pasien dan Pasien dan keluarga sepakat akan mengikuti pendidikan
keluarga untuk memberikan kesehatan yang diberikan oleh perawat pada keesokan
Pukul 17.00 Wita
pendidikan kesehatan dan informasi harinya yaitu pada hari Minggu, 8 Maret 2020 pukul 16.00
khusus seputar penyakit diabetes Wita.
melitus serta senam kaki diabetik.
31
2. 4 Oktober 2022 1.Memberikan pendidikan kesehatan DS :
Pukul 16.00 Wita tentang diabetes melitus, pentingnya
1.Pasien dan keluarga mengatakan cukup paham dan
aktivitas fisik yang teratur, serta
pentingnya menggunakan alas kaki mengerti tentang pendidikan kesehatan yang diberikan
saat melakukan aktivitas untuk oleh perawat mengenai diabetes melitus.
menghindari komplikasi gangren.
2.Anak pasien mengatakan akan mengajak ibunya untuk
rutin mengecek gula darah di Rutan Kelas IIB
Klungkungserta mengikuti kegiatan prolanis setiap
minggunya agar
32
3. 4 Oktober 2022 1.Mengajarkan pasien dan keluarga 1.Pasien dan keluarga tampak antusias menyaksikan
Pukul 16.40 Wita senam kaki diabetik. perawat mengajarkan senam kaki diabetik kepada NY.B
2.Melakukan kontrak waktu bersama dan juga keluarga tampak ikut mempraktekkannya supaya
pasien dan keluarga jika perawat diterapkan sehari-hari di rumah.
akan datang besok pagi pukul 07.00
untuk mengecek tekanan darah 2.Pasien dan keluarga sepakat dan memberikan ijin untuk
Ny.Bsebelum datang besok pagi dan ke sawah untuk
4. 4 Oktober 2022 1.Mengecek TTV pasien sebelum Tekanan darah : 110/80 mmHg
Pukul 07.00 Wita melakukan aktivitas bertani di sawah
Nadi : 80 x/menit
bersama suaminya.
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,5 °C
33
4 Oktober 2022 2.Mengecek TTV pasien setelah Tekanan darah : 130/90 mmHg
Pukul 09.00 Wita melakukan aktivitas bertani di sawah Nadi : 92 x/menit
bersama suaminya. Respirasi : 24 x/menit
3.Melakukan kontrak waktu bersama Suhu : 36,9 °C
pasien jika perawat akan datang Pasien sepakat dan memberi ijin untuk melakukan evaluasi
kembali ke rumah besok sore pada bersama perawat besok sore.
hari Selasa, 10 Maret
2020 pukul 16.00 untuk melakukan
evaluasi.
34
35
EVALUASI
36
Nadi : 80 x/menit
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36,5 °C
A : Masalah
kelelahan/keletihan pasien
teratasi, tujuan tercapai.
P : Pertahankan kondisi pasien
dan ingatkan kembali
keluarga untuk
mempertahankan pola
istirahat yang maksimal
untuk pasien dan membatasi
aktivitas yang dapat
menimbulkan keletihan
berlebih.
2. 4 Oktober 2. Risiko cedera S : Pasien Ny.Bmengatakan saat
2022 berhubungan dengan ikut suaminya bertani ke
Pukul 16.00 fungsi penglihatan yang sawah kemarin (Senin, 9
Wita berkurang ditandai dengan Maret 2020) ia bisa ikut
pasien mengatakan fungsi membantu suaminya
penglihatannya sudah menanam padi, tetapi pukul
berkurang, ia merasa 09.00 suaminya
penglihatannya sudah mengingatkan untuk
mulai kabur, tidak mampu berhenti bekerja dan
lagi melihat jarak jauh beristirahat digubug sambil
dengan jelas dan tampak menunggu suaminya
seperti menyelesaikan
pekerjaannya.
37
rumah didekat kamar mandi.
Pot-pot bunga besar yang
sebelumnya juga terdapat
dihalaman rumah juga sudah
ditata dengan baik dan rapi,
sehingga akses jalan dari teras
rumah ke dapur dan kamar
mandi dapat dilalui
Ny.Bdengan baik. Pada telapak
kaki Ny.Bmasih terdapat
pecah-pecah yang mengelupas.
A : Masalah risiko cedera pada
pasien belum teratasi, tujuan no.1
dan 2 tercapai namun tujuan
38