OLEH:
KADEK DWI KARTIKA WIJAYANTI
NIM. C2120032
A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Klien
Nama klien : Ny. D
No. Rekam Medis :-
Tempat/ tanggal lahir : Denpasar, 31-12-1939
Umur : 82 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Jl. Nangka Gg Kutilang No 7 Denpasar
Tgl. Masuk ke RS :-
Diagnosa medis :-
b. Penanggung jawab
Nama : Bp. S
Jenis kelamin : Laki - Laki
Umur : 56 tahun
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Pensiunan BUMN
Alamat : Jl. Nangka Gg Kutilang No 7 Denpasar
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri pada lutut
3. GENOGRAM
4. RIWAYAT KESEHATAN
Pasien mengatakan nyeri pada kedua lutut sudah dirasakan sejak lama kurang lebih
sejak 5 bulan yang lalu, hanya saja keluhan yang dirasakan hilang timbul, biasanya
pasien diajak berobat ke puskesmas apabila nyeri dirasakan sangat mengganggu.
g. Mata
S : pasien mengatakan tidak ada masalah pada pengelihatan, hanya saja kadang
keluar air.
O : mata simetris, sclera tidak icterik, pupil isokor
I : mata tampak simetris, sclera unikterik, pupil isokor, konjungtiva merah
muda
P : nyeri tekan tidak ada,
h. Telinga
S : pasien mengatakan tidak ada masalah pada pendengaran
O : telinga tampak bersih
I : bentuk dan posisi simetris kanan kiri, warna kulit sama dengan kulit
yang lain, tidak ada secret,cairan atau darah
P : nyeri tekan tidak ada, dan tidak teraba nodul
i. Hidung dan Sinus
S : pasien mengatakan tidak ada kesulitan saat bernafas, pilek tidak ada
O : hidung tampak bersih, polip tidak ada
I : bentuk normal, tidak ada secret/ darah, tidak ada sumbatan, tidak ada
tarikan cuping hidung
P : tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan
k. Leher
S : pasien mengatakan tidak ada masalah pada leher
O : leher tampak simetris, tidak tampak pelebaran pada vena jugularis,
hiperpigmentasi kulit tidak ada, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
I : leher tampak simetris, tidak tampak pelebaran pada vena jugularis,
hiperpigmentasi kulit tidak ada, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
P : nyeri tekan tidak ada, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan
limfoid
l. Payudara
S : pasien mengatakan tidak ada nyeri pada payudara
O : payudara tampak simetris, kulit kendur, hiperpigmentasi pada areola tidak ada,
putting tampak menonjol
I : payudara tampak simetris, kulit kendur, hiperpigmentasi pada areola
tidak ada, putting susu tampak menonjol
P : benjolan tidak ada, nyeri tekan tidak ada
m. Pernapasan
S : pasien mengatakan tidak ada masalah saat bernafas
O : pasien bernafas dengan menggunakan hidung, pernafasan cuping hidung tidak
ada, RR: 18x/ menit
I : dada simetris, retraksi dinding dada tidak ada, jejas tidak ada, luka
bekas operasi tidak ada
P : perkusi dada sonor pada kedua lapang paru
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapa massa atau benjolan
A : suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
n. Kardiovaskuler
S : pasien mengatakan tidak pernah merasa berdebar
O : tidak terdapat pembesaran pada dada kiri
I : tidak terdapat pembesaran pada dada kiri
P : suara perkusi pekak
P : tidak ada nyeri tekan
A : S1/S2 tunggal regular
o. Gastrointestinal
S : pasien mengatakan nyeri perut tidak ada
O : tidak ada lesi, warna kulit sama seperti warna kulit lainnya
I : tidak ada lesi, warna kulit sama seperti warna kulit lainnya
A : bising usus 8x/mnt
P : nyeri tekan tidak ada, edema tidak ada, pembesaran organ tidak ada
P : suara perkusi timpani
p. Perkemihan
S : pasien mengatakan tidak ada nyeri saat berkemih
O : BAK spontan
I : tidak terkaji
P : buli-buli kosong
q. Muskuloskeletal
S : pasien mengatakan nyeri pada kedua lutut, nyeri dirasakan hilang timbul,
pasien mengatakan nyeri dirasakan sejak 1 bulan yang lalu.
P : nyeri dirasakan bertambah saat berjalan
Q : nyeri hilang timbul
R : pada kedua lutut
S : skala 5
T : kurang lebih 5 mnt
O : edema tidak ada, bengkak tidak ada, pasien tampak hati- hati saat bergerak
I : edema tidak ada, bengkak tidak ada
P : akral teraba hangat, CRT < 3 dtk, edema tidak ada, ada nyeri tekan
pada lutut
r. Reproduksi
S : pasien mengatakan memiliki 4 orang anak, pasien sudah tidak menstruasi sejak
lama
O : -
I : tidak terkaji
P : tidak terkaji
Keterangan :
130 : mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
≤ 60 : Ketergantungan total
Kesimpulan:
Skore 130 yaitu pasien dapat melakukan secara mandiri
Nilai Total 26
Interpretasi hasil :
0-10 : fungsi kognitif global buruk
11-20 : fungsi kognitif global sedang
21-30 : fungsi kognitif global masih relative baik
Kesimpulan:
Fungsi kognitif global masih relative baik
Penyebab
No Tanggal /Jam Data Fokus Masalah
(pathway)
1 22 Juni 2021 DS: Pasien mengeluh nyeri Nyeri akut Agen cedera
pada lutut dirasakan biologis
sejak 5 bulan yang lalu
P : nyeri dirasakan
bertambah saat berjalan
Q: nyeri hilang timbul
R : pada kedua lutut
S : skala 5
T : kurang lebih 5 mnt
Dx Nama/
No Hari, Tanggal/Jam Implementasi Respon Klien
Kep TTD
1 22 Juni 2021 1 1. Mengkaji secara komprehensip S: P: nyeri dirasakan bertambah saat
15.OO wita terhadap nyeri termasuk lokasi, berjalan
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, Q: nyeri hilang timbul
intensitas nyeri dan faktor presipitasi R: pada kedua lutut
S: skala 5
T: kurang lebih 5 mnt
O: pasien tampak berhati-hati saat bergerak
TD: 12O/8O mmHg
N : 84x/ menit
S: 36
Tanggal/ Dx Nama/
No Evaluasi
Jam Kep Paraf
24 Juni 1 S: pasien mengatakan nyeri dirasakan sudah
1 2021 berkurang
16.00 P : nyeri saat bergerak
wita Q : seperti ditusuk
R : kedua lutut
S : skala 2 (O-1O)
T : hilang timbul kurang lebih 2 menit
O : pasien tampak rileks dan tenang TD: 12O/8O
mmHg, N : 84x/ menit, S: 36o Celsius
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Anjurkan pemberian terapi nonfarmakologi di
berikan secara rutin (Latihan Quadriceps)
LAMPIRAN
Lampiran 1
MODUL LATIHAN QUADRICEPS
A. Pengertian
Exercise therapy merupakan salah satu usaha dalam pengobatan yang didalam
pelaksanaanya menggunakan latihan-latihan gerak baik aktif maupun pasif dengan
sasaran orang yang sehat maupun sakit (Luklukaningsih, 2010). Latihan quadriceps
adalah latihan-latihan baik aktif maupun pasif yang diberikan pada otot quadriceps.
B. Tujuan
Tujuan dari latihan adalah untuk penguatan otot quadriceps, meningkatkan
peredaran darah pada sendi, sehingga nutrisi pada tulang rawan terpenuhi.
C. Manfaat
1. Meningkatkan kekuatan otot
2. Meningkatkan daya tahan
3. Meningkatkan koordinasi
4. Menurunkan spasme
5. Memelihara ROM
6. Memperbaiki sikap
7. Mendidik kembali aktifitas fungsional (Ariani, 2018).
1. Latihan Quadriceps
a. Langkah 1
Pasien duduk diatas alas yang rata dengan posisi kaki ditekuk.
b. Langkah 2
Gunakan handuk yang digulung untuk menyangga kaki yang nyeri (di bawah lutut)(Jo,
2013).
c. Langkah 3
Lakukan gerakan menekan kebawah searah gaya gravitasi dengan menegangkan otot
paha dalam 3 hitungan kemudian rileks, dilakukan 10 kali(Jo, 2013).
d. Langkah 4
Pasien masih dalam posisi duduk dan kaki di tekuk, dan telapak kaki tidak menyentuh
alas, lakukan penarikan tumit 3 hitungan kemudian rileks, dilakukan 10 kali(Jo, 2013).
e. Langkah 5
Pegang kursi dengan 1 tangan, kemudian lipat salah satu kaki kebelakang dengan
dipegang menggunakan tangan yang bebas, tahan gerakan selama 10 hitungan di ulang
sebanyak 3 kali. Lakukan pada kedua kaki secara bergiliran (Nimedez, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, A. P. (2018). Fisioterapi (Edisi 1; J. Budi, ed.). Yogyakarta: Nuha Medika.
Jo, D. (2013). Knee Isometric/ Knee Setting Exercises. Retrieved July 8, 2019, from
Ask Doctor Jo website: http://www.askdoctorjo.com
Kelompok I
melalui antidromik yang bermanfaat untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses
80 Nyeri
60 Diam recovery jaringan lunak melalui respon
40
Nyeri
20
Tekan vasodilatasi kapiler, dan efek prodomik
0
Pretest Post Post Nyeri yang bermanfaat terhadap aktivasi beta
test mg test mg Gerak
2 4
endorphin, serotonin untuk membantu
menurunkan keluhan nyeri pada kondisi Kelompok II
musculoskeletal termasuk OA lutut. 100
Nyeri
Diam
Penelitian ini sejalan dengan penelitian 50
Nyeri
Jametvedt dan Law (2004) yang 0 Tekan
Pretest Post test Post test Nyeri
menunjukkan TENS yang dikombinasikan mg 2 Gerak
dengan latihan dapat mengurangi nyeri mg 4
Gambar 2.
pada osteoarthritis lutut. Berdasarkan grafik
Perubahan Nyeri
2 dijelaskan terdapat penurunan nyeri
signifikan terutama pada nyeri gerak dari
post test minggu ke 2 ke post test minggu
ke 4.
Hinman RS, Crossley KM, Mc Connel J, and Bennell KL. 2003. Efficacy of Knee Tape
in the Management of Osteoarthritis of the Knee : Blinded Randomised Controlled
Trial. British Medial Journal. Vol 327 p 135
Ilyas, Elida. 2002; Pendekatan Terapi Fisik Pada Osteoartritis. Dalam: Bunga Rampai
Rehabilitasi Medik, Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan I Perdosri,
Jakarta, Perhimpunan Dokter Spesialis Rehab Medik Indonesia (PERDOSRI);
2002.
Kalim H dan Handono K. 2000; Masalah Penyakit Reumatik di Indonesia
Serta Upaya-upaya Penanganannya;Dalam: Setyohadi B,
Kasjmir YI, Mahfudzoh S, eds. Temu Ilmiah Reumatologi. Jakarta:
6-8
Oktober 2003, hal 3-4.
Lateur J. de. 1996; Therapeutic Exercise. Braddom, randall L; Physical Medicine and
Rehabilitation; W.B. Sounders Company, USA, hal. 401-418.
Suyono, Yudhi. 2000; Terapi Latihan pada Osteoarthritis Sendi Lutut; Titafi XV,
Semarang.
Warden s, Hinman R, Watson M, Avin K, Bialocerkowski A, Crossley
K. 2008. Patellar Taping and Bracing for the Treatment of Chronic Knee Pain : A
Systematic Review and Meta- Analysis. Arthritis and Rheumatology. Vol. 59 No 1.
73- 83.