Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

PADA NY. D DENGAN OSTEOARTRITIS GENU


TANGGAL 22-24 JUNI 2021
DI JALAN NANGKA DENPASAR

OLEH:
KADEK DWI KARTIKA WIJAYANTI
NIM. C2120032

PROGRAM STUDI PROFESI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BINA USADA BALI
2021
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
BINA USADA BALI
SK MENDIKNAS RI. NOMOR 122/D/O/2012
TERAKREDITASI BAN PT.NOMOR 351/SK/BAN-PT/ Akred/ PT/IV/2015
Kompleks Kampus MAPINDO Jl. Padang Luwih, Tegal Jaya Dalung - Badung
Telp. (0361) 9072036, Fax. 419959 Email: binausada@yahoo.com Web: binausadabali.ac.id

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


PADA NY. D DENGAN OSTEOARTRITIS GENU
PADA TANGGAL 22-24 JUNI 2021
DI JALAN NANGKA DENPASAR

Nama Mahasiswa : Kadek Dwi Kartika Wijayanti


NIM : C 2120032
Ruang :-
Tanggal Pengkajian : 22 juni 2021 Pukul 13.00 WITA
Tanggal Praktik :
Paraf :

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
a. Klien
Nama klien : Ny. D
No. Rekam Medis :-
Tempat/ tanggal lahir : Denpasar, 31-12-1939
Umur : 82 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : Jl. Nangka Gg Kutilang No 7 Denpasar
Tgl. Masuk ke RS :-
Diagnosa medis :-

b. Penanggung jawab
Nama : Bp. S
Jenis kelamin : Laki - Laki
Umur : 56 tahun
Pendidikan terakhir : S1
Pekerjaan : Pensiunan BUMN
Alamat : Jl. Nangka Gg Kutilang No 7 Denpasar
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri pada lutut

3. GENOGRAM

: Laki – Laki - - - - : Tinggal bersama : Pasien


: Perempuan X : Meninggal

4. RIWAYAT KESEHATAN
Pasien mengatakan nyeri pada kedua lutut sudah dirasakan sejak lama kurang lebih
sejak 5 bulan yang lalu, hanya saja keluhan yang dirasakan hilang timbul, biasanya
pasien diajak berobat ke puskesmas apabila nyeri dirasakan sangat mengganggu.

5. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Anak pasien mengatakan apabila ada anggota keluarga yang sakit, biasanya berobat ke
puskesmas atau dokter.

6. RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


Anak pasien mengatakan untuk pengelolaan sampah biasanya diambil oleh petugas
setiap 2x seminggu, dan air menggunakan air sumur.
7. RIWAYAT REKREASI
Pasien mengatakan apabila merasa jenuh dirumah, pasien akan jalan-jalan keluar dekat
rumahnya.
8. SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN
Pasien mengatakan anak, menantu dan cucu sangat menyayanginya, keluarga sangat
perhatian ketika Ny. D apalagi saat sakit seperti sekarang
9. DESKRIPSI HARI KHUSUS
Pasien mengatakan rainan (hari raya umat hindu adalah hari penting. Dimana untuk
persiapan pembuatan banten dilakukan oleh pasien dan dibantu menantunya.
10. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami sakit sebelumnya, tidak ada riwayat
hipetensi, DM, TBC dan penyakit lainnya.
11. TINJAUAN SISTEM
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos Mentis
c. TTV : S: 36 o C, N: 84x/menit, TD: 12O/8O mmHg
d. IMT : 22,8
e. Integumen
S : pasien mengatakan tidak pernah menglami gata-gatal pada kulit ataupun
masalah kulit lainya.
O: warna kulit sawo matang, kulit tampak bersih dan keriput
I : warna kulit sawo mantang, terdapat bintik hitam pada tangan, kulit
tampak bersih, dan kulit pasien sudah keriput.
P : turgor kulit elastis, tampak lembab, tidak ada edema
f. Kepala
S : pasien mengatakan tidak ada keluhan nyeri kepala
O : kepala tampak bersih, rambut berwarna putih dan hitam
I : bentuk mesocepale, kulit kepala tampak bersih, luka tidak ada, lesi
tidak ada, sebaran rambut merata.
P : tidak teraba benjolan, nyeri tekan tidak ada.

g. Mata
S : pasien mengatakan tidak ada masalah pada pengelihatan, hanya saja kadang
keluar air.
O : mata simetris, sclera tidak icterik, pupil isokor
I : mata tampak simetris, sclera unikterik, pupil isokor, konjungtiva merah
muda
P : nyeri tekan tidak ada,
h. Telinga
S : pasien mengatakan tidak ada masalah pada pendengaran
O : telinga tampak bersih
I : bentuk dan posisi simetris kanan kiri, warna kulit sama dengan kulit
yang lain, tidak ada secret,cairan atau darah
P : nyeri tekan tidak ada, dan tidak teraba nodul
i. Hidung dan Sinus
S : pasien mengatakan tidak ada kesulitan saat bernafas, pilek tidak ada
O : hidung tampak bersih, polip tidak ada
I : bentuk normal, tidak ada secret/ darah, tidak ada sumbatan, tidak ada
tarikan cuping hidung
P : tidak ada pembengkakan dan nyeri tekan

j. Mulut dan tenggorokan


S : pasien mengatakan sudah tidak memiliki gigi geraham, tidak ada masalah pada
mulut dan nyeri saat menelan
O : mulut tampak bersih, mukosa bibir lembab, sudah tidak memiliki gigi
geraham, stomatitis tidak ada, tidak ada penggunaan gigi palsu, tidak ada
peradangan gusi dan perdarahan
I : mulut tampak bersih, tidak tampak peradangan pada tenggorokan
P : nyeri tekan tidak ada

k. Leher
S : pasien mengatakan tidak ada masalah pada leher
O : leher tampak simetris, tidak tampak pelebaran pada vena jugularis,
hiperpigmentasi kulit tidak ada, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
I : leher tampak simetris, tidak tampak pelebaran pada vena jugularis,
hiperpigmentasi kulit tidak ada, tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
P : nyeri tekan tidak ada, tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan
limfoid
l. Payudara
S : pasien mengatakan tidak ada nyeri pada payudara
O : payudara tampak simetris, kulit kendur, hiperpigmentasi pada areola tidak ada,
putting tampak menonjol
I : payudara tampak simetris, kulit kendur, hiperpigmentasi pada areola
tidak ada, putting susu tampak menonjol
P : benjolan tidak ada, nyeri tekan tidak ada
m. Pernapasan
S : pasien mengatakan tidak ada masalah saat bernafas
O : pasien bernafas dengan menggunakan hidung, pernafasan cuping hidung tidak
ada, RR: 18x/ menit
I : dada simetris, retraksi dinding dada tidak ada, jejas tidak ada, luka
bekas operasi tidak ada
P : perkusi dada sonor pada kedua lapang paru
P : tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapa massa atau benjolan
A : suara nafas vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan
n. Kardiovaskuler
S : pasien mengatakan tidak pernah merasa berdebar
O : tidak terdapat pembesaran pada dada kiri
I : tidak terdapat pembesaran pada dada kiri
P : suara perkusi pekak
P : tidak ada nyeri tekan
A : S1/S2 tunggal regular
o. Gastrointestinal
S : pasien mengatakan nyeri perut tidak ada
O : tidak ada lesi, warna kulit sama seperti warna kulit lainnya
I : tidak ada lesi, warna kulit sama seperti warna kulit lainnya
A : bising usus 8x/mnt
P : nyeri tekan tidak ada, edema tidak ada, pembesaran organ tidak ada
P : suara perkusi timpani
p. Perkemihan
S : pasien mengatakan tidak ada nyeri saat berkemih
O : BAK spontan
I : tidak terkaji
P : buli-buli kosong
q. Muskuloskeletal
S : pasien mengatakan nyeri pada kedua lutut, nyeri dirasakan hilang timbul,
pasien mengatakan nyeri dirasakan sejak 1 bulan yang lalu.
P : nyeri dirasakan bertambah saat berjalan
Q : nyeri hilang timbul
R : pada kedua lutut
S : skala 5
T : kurang lebih 5 mnt
O : edema tidak ada, bengkak tidak ada, pasien tampak hati- hati saat bergerak
I : edema tidak ada, bengkak tidak ada
P : akral teraba hangat, CRT < 3 dtk, edema tidak ada, ada nyeri tekan
pada lutut
r. Reproduksi
S : pasien mengatakan memiliki 4 orang anak, pasien sudah tidak menstruasi sejak
lama
O : -
I : tidak terkaji
P : tidak terkaji

12. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


a. Psikososial
Pasien mengatakan bila ada masalah akan bercerita kepada anak, menantu atau cucu,
dan akan sembahyang agar dapat merasa lebih tenang.
b. Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1
 Apakah klien mengalami kesulitan tidur? Tidak
 Apakah klien sering merasa gelisah? Tidak
 Apakah klien sering merasa murung dan menangis sendiri? Tidak
 Apakah klien sering was-was dan khawatir? Tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban “ya”
Pernyataan tahap 2
 Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? ………………
 Ada atau banyak pikiran? ………………
 Ada gangguan/ masalah dengan keluarga lain? ………………
 Menggunakan obat tidur/ penenang atas anjuran dokter? ………………
 Cenderung mengurung diri? ………………
Bila lebih dari atau sama 1 jawaban “ya”
MASALAH EMOSIONAL POSITIF (+) / NEGATIF (-)
Kesimpulan : Tidak ada masalah emosional
c. Spiritual
Pasien mengatakan pasien menganut agama hindu, pasien biasanya melakukan
persembahyangan 1x sehari setelah membanten.

13. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN


Modifikasi Indeks Barthel
Dengan
No Kriteria Mandiri Keterangan
Bantuan
1 Makan Frekuensi: 3 kali sehari
10 Jumlah: 1 piring nasi
Jenis: lauk pauk, sayur
2 Minum Frekuensi: 5-6 kali
10 Jumlah: ± 1500cc
Jenis: air mineral
3 Berpindah dari kursi roda ke
15
tempat tidur/ sebaliknya
4 Personal toilet (cuci muka, Frekuensi: 2 kali sehari
menyisir rambut, menggosok 5
gigi)
5 Keluar masuk toilet (mencuci
pakaian, menyeka tubuh, 10
menyiram)
6 Mandi 15 Frekuensi: 2 kali sehari
7 Jalan di permukaan datar 5
8 Naik turun tangga 10
9 Menggunakan pakaian 10
10 Kontrol bowel (BAB) Frekuensi: 1- 2 hari sekali
10
Konsistensi: normal
11 Kontrol bladder (BAK) Frekuensi: 3 – 4 kali
10 sehari
Warna:kuning
12 Olahraga/latihan Frekuensi: 2 hari sekali
10
Jenis: senam
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu Frekuensi: 1 minggu
luang sekali
10
Jenis: jalan jalan di dekat
rumah

Keterangan :
130 : mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
≤ 60 : Ketergantungan total
Kesimpulan:
Skore 130 yaitu pasien dapat melakukan secara mandiri

14. PENGKAJIAN STATUS MENTAL GERONTIK


Mini Mental Status Examination (MMSE)
Aspek Nilai Nilai
No Kriteria
Kognitif Maks Klien
1 ORIENTASI 5 4 Menyebutkan dengan benar:
a. Tahun 2021
b. Musim : -
c. Bulan : Juni
d. Tanggal : 22
e. Hari : Selasa
2 ORIENTASI 5 3 Dimana kita sekarang?
a. Negara Indonesia
b. Provinsi Bali
c. Kota Denpasar
d. Panti werda : -
e. Wisma : -
3 REGISTRASI 3 3 Pemeriksa menyebutkan 3 objek yang
berbeda kelompoknya selang 1 detik (misal
apel, uang, meja), kemudian tanyakan
kepada klien ketiga objek tadi (untuk
disebutkan)
a. Objek pulpen
b. Objek buku
c. Objek kertas
4 ATENSI DAN 5 5 Minta klien untuk memulai dari angka 100
KALKULASI kemudian dikurangi 7 sampai 5 kali
a. 93 benar
b. 86 benar
c. 79 benar
d. 72 benar
e. 65 benar
5 MENGINGAT 3 2 Minta klien untuk mengulangi ketiga objek
pada nomor 2 (registrasi) tadi, bila benar 1
poin untuk 1 objek
6 BAHASA 2 2 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan namanya pada klien (misal jam
tangan atau pensil)

1 1 Minta kepada klien untuk mengulangi kata


berikut “tanpa kalau dan atau tetapi”

3 3 Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri dari 3 langkah : “ambil
kertas ditangan anda, lipat dua dan
letakkan di lantai”
a. Ambil kertas
b. Lipat dua
c. Letakkan di lantai

1 1 Minta klien membaca dan melakukan yang


dibacanya:
“Pejamkanlah mata anda”

1 1 Minta klien untuk menulis satu kalimat


secara spontan

1 1 Minta klien menyalin gambar

Nilai Total 26

Interpretasi hasil :
0-10 : fungsi kognitif global buruk
11-20 : fungsi kognitif global sedang
21-30 : fungsi kognitif global masih relative baik
Kesimpulan:
Fungsi kognitif global masih relative baik

c. Status Psikologis (skala depresi pada lansia)


Pilih jawaban yang sesuai sebagaimana yang anda rasakan dalam seminggu terakhir
No Pertanyaan Jawaban Skor
1 Pada dasarnya puaskah anda dengan hidup
YA TIDAK*
anda saat ini?
2 Apakah anda membatalkan banyak dari
YA* TIDAK
rencana kegiatan/minat anda?
3 Apakah anda merasa hidup anda ini hampa? YA* TIDAK
4 Seringkah anda merasa kebosanan? YA* TIDAK
5 Apakah anda memiliki suatu harapan dimasa 1
YA TIDAK*
depan?
6 Apakah anda terganggu dengan memikirkan YA* TIDAK
kesulitan anda tanpa jalan keluar?
7 Apakah anda sering kali merasa bersemangat? YA TIDAK*
8 Apakah anda mengkhawatirkan sesuatu hal
YA* TIDAK
buruk bakal menimpa anda?
9 Apakah anda sering kali merasa gembira? YA TIDAK*
10 Apakah anda sering kali merasa tak
YA* TIDAK
terbantukan?
11 Apakah anda sering kali merasa gelisah dan
YA* TIDAK
resah?
12 Apakah anda lebih menyukai tinggal dirumah 1
daripada keluar rumah dan melakukan sesuatu YA* TIDAK
hal baru?
13 Apakah anda sering kali mengkhawatirkan
YA* TIDAK
masa depan anda?
14 Apakah anda merasa kesulitan dengan daya
YA* TIDAK
ingat anda?
15 Apakah anda berpikir/ bersyukur masih hidup
YA TIDAK*
saat ini?
16 Apakah anda sering kali merasa sedih dan
YA* TIDAK
putus asa?
17 Apakah anda merasa tidak berguna saat ini? YA* TIDAK
18 Apakah anda sering menyesalkan masa lalu
YA* TIDAK
anda?
19 Apakah menurut anda kehidupan ini penuh
YA TIDAK*
tantangan yang menyenangkan?
20 Apakah anda merasa kesulitan untuk
YA* TIDAK
mengawali suatu kegiatan tertentu
21 Apakah anda merasa diri anda penuh energi? YA TIDAK*
22 Apakah menurut anda keadaan yang dihadapi
YA* TIDAK
tanpa harapan?
23 Apakah menurut anda keadaan orang lain
YA* TIDAK
lebih baik dari anda?
24 Apakah anda seringkali merasa marah hanya
YA* TIDAK
karena alasan sepele?
25 Apakah anda sering merasakan bagaikan
YA* TIDAK
menangis?
26 Apakah anda kesulitan berkonsentrasi? YA* TIDAK 1
27 Apakah anda bangun pagi dengan perasaan
YA TIDAK*
menyenangkan?
28 Apakah anda lebih suka menghindari
YA* TIDAK
acara/sosialisasi?
29 Apakah mudah bagi anda dalam mengambil 1
YA TIDAK*
suatu keputusan?
30 Apakah anda berpikiran jernih sebagaimana
YA TIDAK*
biasanya?
TOTAL 4
*Tiap jawaban yang bertanda bintang dihitung 1 poin
Interpretasi hasil:
0-9 : normal
10-19 : depresi ringan
20-30 : depresi berat
Kesimpulan: Tidak terjadi depresi pada Ny. D

15. Pemeriksaan Laboratorium/Lainnya


Tidak ada
16. Terapi Medis
Tidak ada
17. Terapi Lainnya
Tidak ada
ANALISA DATA
Nama : Ny. D Ruang :-
Usia : 82 tahun Tanggal : 22 Juni 2021

Penyebab
No Tanggal /Jam Data Fokus Masalah
(pathway)
1 22 Juni 2021 DS: Pasien mengeluh nyeri Nyeri akut Agen cedera
pada lutut dirasakan biologis
sejak 5 bulan yang lalu
P : nyeri dirasakan
bertambah saat berjalan
Q: nyeri hilang timbul
R : pada kedua lutut
S : skala 5
T : kurang lebih 5 mnt

DO: pasien tampak berhati-


hati saat bergerak
TD: 12O/8O mmHg
N : 84x/ menit
S : 36
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS
Nama : Ny. D Ruang :-
Usia : 82 tahun Tanggal : 22 Juni 2021
Tanggal
No Tanggal/Jam Diagona Keperawatan Paraf
Teratasi
1 22 Juni 2021 Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera 24 Juni
Pukul 16.00 biologis dibuktikan dengan pasien mengeluh 2021
WITA nyeri pada kedua lutut
P: nyeri dirasakan bertambah saat berjalan
Q: nyeri hilang timbul
R: pada kedua lutut
S: skala 5
T: kurang lebih 15 mnt
pasien tampak berhati-hati saat bergerak
TD: 12O/8O mmHg
N : 84x/ menit
S: 36
C. RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny. D Ruang :-
Usia : 82 tahun Tanggal : 22 Juni 2021
N Diagnosa Nama/
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi Rasional
o Keperawatan Paraf
Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan
berhubungan dengan keperawatan selama 3x 24 jam
agen cedera biologis diharapkan nyeri teratasi
dibuktikan dengan dengan kriteria hasil:
pasien mengeluh nyeri
pada kedua lutut NOC Label NIC Label
P: nyeri dirasakan
1. Pain Level Pain Management
bertambah saat berjalan
Q: nyeri hilang timbul a. Melaporkan nyeri skala 3 1. Kaji secara komprehensip 1. Untuk mengetahui
R: pada kedua lutut (sedang) menjadi skala 5 (tidak terhadap nyeri termasuk tingkat nyeri pasien dan
S: skala 5 ada) ditadai pasien mengatakan lokasi, karakteristik, durasi, mempermudah melakukan
T: kurang lebih 5 mnt nyeri terkontrol frekuensi, kualitas, intensitas jenis terapi atau tindakan
pasien tampak berhati-
nyeri dan faktor presipitasi selanjutnya
hati saat bergerak b. Ekspresi wajah dari skala 3
TD: 12O/8O mmHg sedang) menjadi skala 5 (tidak 2. Berikan informasi tentang
N : 84x/ menit ada) ditadai pasien tampak nyeri termasuk penyebab 2. Pemberian HE dapat
S: 36 nyaman (pasien tidak berhati- nyeri, berapa lama nyeri akan mengurangi tingkat
hati dalam bergerak) hilang, antisispasi terhadap kecemasan dan membantu
ketidaknyamanan dari pasien dalam membentuk
2. Pain control
prosedur mekanisme koping terhadap
a. Melaporkan nyeri yang nyeri
3. Evaluasi pengalaman nyeri
terkontrol (5) secara konsisten
masa lampau 3. Untuk mengetahui
menunjukkan
bagaiman ambang batas
4. Ajarkan penggunaan terapi
b. Menggunakan tindakan pasien terhadap nyeri
non farmakologis : Latihan
pengurangan nyeri tanpa
Quadriceps 4. Mengurangi nyeri
analgetik (5) secara konsisten 5. Observasi reaksi supaya tidak bertambah
menunjukkan nonverbal ketidaknyamanan
5. Mengetahui apabila
dalam pemberian latihan
pasien merasa tidak nyaman
D. CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : Ny. D Ruang :-
Usia : 82 tahun Tanggal : 22 Juni 2021

Dx Nama/
No Hari, Tanggal/Jam Implementasi Respon Klien
Kep TTD
1 22 Juni 2021 1 1. Mengkaji secara komprehensip S: P: nyeri dirasakan bertambah saat
15.OO wita terhadap nyeri termasuk lokasi, berjalan
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, Q: nyeri hilang timbul
intensitas nyeri dan faktor presipitasi R: pada kedua lutut
S: skala 5
T: kurang lebih 5 mnt
O: pasien tampak berhati-hati saat bergerak
TD: 12O/8O mmHg
N : 84x/ menit
S: 36

2. Memberikan informasi tentang nyeri S: -


15.3O wita termasuk penyebab nyeri, berapa lama O: pasien tampak mengerti tentang
nyeri akan hilang, antisispasi terhadap penjelasan yang diberikan
ketidaknyamanan dari prosedur
16.OO wita 3. Mengajarkan penggunaan terapi non S: -
farmakologis : Latihan Quadriceps O: pasien kooperatif
2 23 Juni 2021 1 1. Mengkaji secara komprehensip S : pasien mengatakan nyeri sudah mulai
Pk. 15.00 wita terhadap nyeri termasuk lokasi, berkurang
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, P : nyeri dirasakan bertambah saat
intensitas nyeri dan faktor presipitasi berjalan
Q : nyeri hilang timbul
R : pada kedua lutut
S : skala 3
T : kurang lebih 3 mnt
O : pasien tampak berhati-hati saat
bergerak
TD : 11O/8O mmHg
N : 8Ox/ menit
S : 36
15.2O Wita 2. Mengajarkan penggunaan terapi non S : -
farmakologis : Latihan Quadriceps O : pasien kooperatif

15.40 Wita 3. Observasi reaksi nonverbal S :-


ketidaknyamanan O : pasien tampak nyaman melakukan
gerakan latihan, walaupun masih
agak berhati-hati
3 24 Juni 2021 1 1. Mengkaji secara komprehensip S: pasien mengatakan nyeri sudah mulai
15.20 wita terhadap nyeri termasuk lokasi, berkurang
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, P: nyeri dirasakan bertambah saat berjalan
intensitas nyeri dan faktor presipitasi Q: nyeri hilang timbul
R: pada kedua lutut
S: skala 2
T: kurang lebih 1 mnt
O: pasien tampak rileks
TD: 11O/8O mmHg
N : 8Ox/ menit
S: 36

15.45 Wita 2. Mengajarkan penggunaan terapi non S: -


farmakologis : Latihan Quadriceps O: pasien kooperatif
EVALUASI

Nama : Ny. D Ruang :-


Usia : 82 tahun Tanggal : 24 Juni 2021

Tanggal/ Dx Nama/
No Evaluasi
Jam Kep Paraf
24 Juni 1 S: pasien mengatakan nyeri dirasakan sudah
1 2021 berkurang
16.00 P : nyeri saat bergerak
wita Q : seperti ditusuk
R : kedua lutut
S : skala 2 (O-1O)
T : hilang timbul kurang lebih 2 menit
O : pasien tampak rileks dan tenang TD: 12O/8O
mmHg, N : 84x/ menit, S: 36o Celsius
A : Tujuan tercapai sebagian
P : Anjurkan pemberian terapi nonfarmakologi di
berikan secara rutin (Latihan Quadriceps)
LAMPIRAN
Lampiran 1
MODUL LATIHAN QUADRICEPS

A. Pengertian
Exercise therapy merupakan salah satu usaha dalam pengobatan yang didalam
pelaksanaanya menggunakan latihan-latihan gerak baik aktif maupun pasif dengan
sasaran orang yang sehat maupun sakit (Luklukaningsih, 2010). Latihan quadriceps
adalah latihan-latihan baik aktif maupun pasif yang diberikan pada otot quadriceps.

B. Tujuan
Tujuan dari latihan adalah untuk penguatan otot quadriceps, meningkatkan
peredaran darah pada sendi, sehingga nutrisi pada tulang rawan terpenuhi.

C. Manfaat
1. Meningkatkan kekuatan otot
2. Meningkatkan daya tahan
3. Meningkatkan koordinasi
4. Menurunkan spasme
5. Memelihara ROM
6. Memperbaiki sikap
7. Mendidik kembali aktifitas fungsional (Ariani, 2018).

D. Persiapan Alat dan Bahan


1. Handuk
2. Kursi

E. Langkah- langkah Latihan Quadriceps


Sesi terapi latihan biasanya dilakukan 2-3 kali per minggu dengan
pengulangan latihan sebanyak enam kali disesuaikan dengan kondisi umum pasien.
Apabila keadaan umum pasien baik, maka latihan dapat diulang sampai sepuluh kali
pengulangan (Ariani, 2018).
Sebelum melakukan latihan dilakukan pemanasan yaitu cukup dengan berjalan 3-5
menit. Kemudian dilanjutkan dengan latihan otot quadriceps kurang lebih 10-15
menit.

1. Latihan Quadriceps
a. Langkah 1
Pasien duduk diatas alas yang rata dengan posisi kaki ditekuk.

b. Langkah 2
Gunakan handuk yang digulung untuk menyangga kaki yang nyeri (di bawah lutut)(Jo,
2013).

c. Langkah 3
Lakukan gerakan menekan kebawah searah gaya gravitasi dengan menegangkan otot
paha dalam 3 hitungan kemudian rileks, dilakukan 10 kali(Jo, 2013).
d. Langkah 4
Pasien masih dalam posisi duduk dan kaki di tekuk, dan telapak kaki tidak menyentuh
alas, lakukan penarikan tumit 3 hitungan kemudian rileks, dilakukan 10 kali(Jo, 2013).

e. Langkah 5
Pegang kursi dengan 1 tangan, kemudian lipat salah satu kaki kebelakang dengan
dipegang menggunakan tangan yang bebas, tahan gerakan selama 10 hitungan di ulang
sebanyak 3 kali. Lakukan pada kedua kaki secara bergiliran (Nimedez, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, A. P. (2018). Fisioterapi (Edisi 1; J. Budi, ed.). Yogyakarta: Nuha Medika.
Jo, D. (2013). Knee Isometric/ Knee Setting Exercises. Retrieved July 8, 2019, from
Ask Doctor Jo website: http://www.askdoctorjo.com

Luklukaningsih, Z. (2010). Sinopsis Fisioterapi Untuk Terapi Latihan (Edisi 2; A.


Setiawan, Ed.). yogjakarta: Nuha Medika.
Nimedez, A. (2013). Quadriceps Exercises For Osteoarthritis: Total Workout Tips.
Retrieved August 8, 2019, from LIVESTRONG.COM website:
http://www.youtube.com/Livestrong
Lampiran 2

PENGURANGAN NYERI MENGGUNAKAN LATIHAN OTOT QUADRICEPS


DAN TENS DENGAN LATIHAN OTOT QUADRICEPS DAN FISIOTAPING
PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT

Heru Purbo Kuntono, Pajar Haryatno, Slamet Parjoto


Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Fisioterapi

Abstract: TENS, Fisiotaping, Complaints Pain, Osteoarthritis knee. The study


objective was to determine the reduction of pain in osteoarthritis of the knee as a result
of application of the quadriceps muscle strengthening exercises isotonic method,
fisiotaping and TENS. The research used a quasi experiment with the design of two
group pretest-posttest design. Data analysis techniques used Wilcoxon and Mann
Whitney Test with a significance level of 95%. Results of this study was no significant
reduction in pain and a group Fisiotaping quadriceps exercises quadriceps exercises
with TENS and the silent pain, tenderness, and motion (0.005> 0.05), but of the two
treatment groups did not provide significant differences.

Keywords: TENS, fisiotaping, pain, knee osteoarthritis.

Abstrak: TENS, Fisiotaping, Keluhan Nyeri, Osteoarthritis lutut. Tujuan Penelitian


ini adalah untuk mengetahui pengurangan nyeri pada osteoarthritis lutut sebagai hasil
aplikasi latihan penguatan otot quadriceps metode isotonic, fisiotaping dan TENS. Jenis
penelitian yang digunakan quasi experiment dengan rancangan two group pretest –post
test design. Teknik analisis data yang digunakan Wilcoxon Test dan Mann Whitney
dengan taraf kemaknaan 95%. Hasil penelitian ini adalah ada pengurangan nyeri yang
bermakna kelompok Fisiotaping dan latihan quadriceps dengan TENS dan latihan
quadriceps pada keluhan nyeri diam, nyeri tekan, dan gerak (0.005<0.05), namun dari
kedua kelompok perlakuan tidak memberikan perbedaan yang bermakna.

Kata kunci : TENS, fisiotaping, nyeri, Osteoarthritis lutut.


PENDAHULUAN kuadrisep dapat mengakibatkan semakin
Osteoarthritis (OA) merupakan parahnya OA lutut. Sebaliknya dengan
penyakit sendi degeneratif yang paling penguatan otot kuadrisep dapat membantu
banyak dijumpai dibanding dengan melindungi serta memperbaiki problem
penyakit sendi lainnya. Semua sendi dapat yang muncul akibat instabilitas atau rasa
terserang, tetapi yang paling sering adalah sakit yang diakibatkan oleh kelemahan otot
sendi penyokong berat badan (Ilyas, 2002). tersebut (Suyono, 2000). Untuk
Nyeri merupakan gejala klinik OA lutut. meningkatkan kekuatan otot kuadrisep
Akibat adanya keluhan nyeri pasien akan dapat dilakukan dengan latihan gerak
mengurangi aktivitasnya tersebut. menggunakan tahanan tanpa ada
Pembatasan aktivitas ini dalam waktu yang penumpuan pada sendi lutut. Terapi latihan
lama menimbulkan problem rehabilitasi adalah salah satu modalitas yang
seperti gangguan fleksibilitas, stabilitas, direkomendasikan untuk meningkatkan
pengurangan massa otot, penurunan kekuatan otot kuadrisep pada kasus ini.
ketahanan dan penurunan otot lokal seperti Sedangkan tujuan dari terapi latihan adalah
hamstring dan kuadrisep, dimana peran otot meningkatkan kekuatan otot lokal,
ini sangat penting pada sebagian aktifitas memperbaiki lingkup gerak sendi,
fungsional yang melibatkan anggota gerak meningkatkan ketahanan sehingga fungsi
bawah seperti mendaki, molompat, bangkit dan kinerja menjadi lebih baik. Meskipun
dari posisi duduk, berjalan, naik dan turun terapi latihan tidak bisa menghentikan
tangga dan dalam waktu lama bahkan proses degeneratif, tetapi diharapkan dapat
akan menimbulkan kecacatan (Kalim, memperlambat progresivitasnya,
2000). meringankan gejala yang timbul, mencegah
Rasa sakit dan ketidakmampuan komplikasi yang timbul akibat proses
akan bertambah dengan munculnya degeneratif. Salah satu faktor yang
kelemahan otot kuadrisep. Otot merupakan menentukan keberhasilan terapi latihan
komponen yang penting menstabilisasi dengan beban yang dipadukan dengan
pada persendian, dan kelemahan pada otot
jumlah pengulangan dan masa istirahat yang berarti tidak terdapat perbedaan yang
(Lateur, 1996). bermakna diantara kedua kelompok
perlakuan. Uji perbedaan kelompok diatas
METODE PENELITIAN semua variabel diperoleh hasil p > 0.05
Jenis penelitian ini adalah sehingga dapat dimaknai subyek dalam
eksperimen semu, dengan rancangan two potensi awal yang homogen atau setara. Uji
group pretest-postest design. Tehnik Wilcoxon pada saat pretest dengan post test
pengumpulan data dilakukan dengan cara, minggu 2 diperoleh nyeri diam diperoleh Z
subyek penelitian yang digunakan dalam = -2.271 dengan p = 0.023 dimana p <0.05
penelitian ini adalah 20 pasien yang yang berarti terdapat perbedaan bermakna
mempunyai keluhan nyeri OA lutut yang dalam kelompok I (Fisiotaping+LQ) pada
memenuhi persyaratan sebagai subyek pretest dan post test minggu 2 untuk nyeri
penelitian (kriteria inklusi). Alat penelitian diam, sedangkan pada nyeri tekan diperoleh
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Z = -2.823 dengan p = 0.005 dimana p
TENS, Gambar dan petunjuk program <0.05 yang berarti terdapat perbedaan
latihan otot quadriceps metode Holten. Alat bermakna dalam kelompok I
ukur derajat nyeri menggunakan Visual (Fisiotaping+LQ) pada pretest dan post test
Analogue Scale (VAS). Kelompok I dan II minggu 2 untuk nyeri tekan, selanjutnya
sebanyak 20 pasien diberikan intervensi 9 pada nyeri gerak diperoleh Z = -2.850
kali terapi. dengan p = 0.004 dimana p<0.05 yang
berarti terdapat perbedaan yang bermakna
HASIL PENELITIAN dalam kelompok I (Fisiotaping + LQ) pada
Sebelum diberikan perlakuan, pretest dan post test minggu 2 untuk nyeri
kelompok yang terbentuk dalam penelitian gerak. Uji Wilcoxon pada saat post test
ini dilakukan uji perbedaan terlebih dahulu. minggu 2 dengan post test minggu 4
Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan diperoleh nyeri diam diperoleh
uji dengan uji Mann Whitney. Dari hasil uji Z=0.000 dengan p= 1.000 dimana p >0.05
Mann Whitney diperoleh U hitung sebagai yang berarti tidak terdapat perbedaan yang
berikut : pretest nyeri diam diperoleh U= bermakna dalam kelompok I
38.000 dengan p= 0.346, sedangkan pretest (Fisiotaping+LQ) pada post test minggu 2
nyeri tekan diperoleh U= 39.500 dengan p= dan post test minggu 4 untuk nyeri diam,
0.393, selanjutnya pretest nyeri gerak sedangkan pada nyeri tekan diperoleh Z=-
diperoleh U= 45.500 dengan p = 0.723. 2.388 dengan p= 0.017 dimana p<0.05
Dari seluruh variabel diperoleh p > 0.05, yang berarti ada perbedaan yang bermakna
kelompok I (Fisiotaping + LQ) pada post dengan p= 0.007 dimana p <0.05 yang
test minggu 2 dan post test minggu 4 untuk berarti terdapat perbedaan bermakna dalam
nyeri tekan, selanjutnya pada nyeri gerak kelompok II (TENS + LQ) pada post test
diperoleh Z=-2.701 dengan p=0.007 minggu 2 dan post test minggu 4 untuk
dimana p <0.05 yang berarti ada perbedaan nyeri tekan, selanjutnya pada nyeri gerak
yang bermakna dalam kelompok I diperoleh Z=-2.842 dengan p = 0.004
(Fisiotaping+LQ) pada post test minggu 2 dimana p <0.05 yang berarti terdapat
pretest dan post test minggu 4 untuk nyeri perbedaan yang bermakna dalam kelompok
gerak. Uji Wilcoxon pada saat pretest II (TENS + LQ) pada post test minggu 2
dengan post test minggu 2 diperoleh nyeri pretest dan post test minggu 4 untuk nyeri
diam diperoleh Z= -2.220 dengan p= 0.026 gerak.
dimana p <0.05 yang berarti terdapat Uji Man Whitney diperoleh
perbedaan yang bermakna kelompok II Pengurangan nyeri diam diperoleh hasil
(TENS+LQ) pada pretest dan post test pada post test minggu ke 2 adalah U
minggu 2 untuk nyeri diam, sedangkan hitung=48.000 dengan p=0.873, sedangkan
pada nyeri tekan diperoleh Z = -2.848 untuk post test minggu ke 4 diperoleh U
dengan p = 0.004 dimana p <0.05 yang hitung = 50.000 dengan p=1.000, dimana p
berarti ada perbedaan yang bermakna > 0.05 yang berarti tidak ada perbedaan
dalam kelompok II (TENS+LQ) pada yang bermakna antara kelompok I
pretest dan post test minggu 2 untuk nyeri (Fisiotaping dan LQ) dengan kelompok II
tekan, selanjutnya nyeri gerak diperoleh Z (TENS dan LQ) pada post test minggu ke 2
= -2.871 dengan p = 0.004 dimana p <0.05 dan post test minggu ke 4. Pengurangan
yang berarti terdapat perbedaan yang nyeri tekan diperoleh hasil pada post test
bermakna dalam kelompok II (TENS + LQ) minggu ke 2 adalah U hitung = 43.000
pada pretest dan post test minggu 2 untuk dengan p=0.575, sedangkan untuk post test
nyeri gerak. Uji Wilcoxon pada saat post minggu ke 4 diperoleh U hitung= 42.500
test minggu 2 dengan post test minggu 4 dengan p = 0.558, dimana p > 0.05 yang
diperoleh nyeri diam diperoleh Z= -1.000 berarti tidak terdapat perbedaan yang
dengan p= 0.317 dimana p >0.05 yang bermakna antara kelompok I (Fisiotaping
berarti tidak terdapat perbedaan yang dan LQ) dengan kelompok II (TENS dan
bermakna dalam kelompok II (TENS+LQ) LQ) pada post test minggu ke 2 dan
pada post test minggu 2 dan post test post test minggu ke 4. Pengurangan nyeri
minggu 4 untuk nyeri diam, sedangkan gerak diperoleh hasil pada post test minggu
pada nyeri tekan diperoleh Z= -2.682 ke 2 adalah U hitung = 32.500 dengan p =
0.141, sedangkan untuk post test minggu ke Gambar 1.
Perubahan Nyeri
4 diperoleh U hitung = 30.000 dengan p =
0.120, dimana p>0.05 yang berarti tidak TENS banyak digunakan untuk
terdapat perbedaan bermakna antara solusi kasus nyeri lutut yang diakibatkan
kelompok I (Fisiotaping dan LQ) dengan osteoarthritis. TENS merupakan
kelompok II (TENS dan LQ) pada post test pengabungan perangkat kecil untuk
minggu ke 2 dan post test minggu ke 4. mengarahkan pulsa listrik ringan ke saraf di
area yang sakit. Selama penanganan
PEMBAHASAN stimulasi denganTENS, elektroda
Hasil penelitian ini sejalan dengan diletakkan atau ditempelkan pada kulit
penelitian Warden (2008) dan Hinman dkk didaerah yang mengalami keluhan nyeri
(2003) yang menjelaskan bahwa taping (triggerpoint). Elektroda dihubungkan
secara signifikan dapat mengurangi keluhan dengan kabel ke stimulator bertenaga
nyeri lutut akibat osteoarthritis. Fisiotaping listrik. Beberapa unit TENS bekerja dengan
sistem otot bermanfaat dapat mengaktivasi cara memblokir impuls nyeri melalui
atau memfasilitasi kontraksi serabut otot stimulasi serabur saraf besar. Jenis lain
sehingga kontraksi otot dapat dilakukan TENS bekerja dengan menyebabkan tubuh
secara optimal. Pada instabilitas sendi lutut melepaskan endorphin (zat kimia saraf
akibat kelemahan otot fisiotaping dengan yang terjadi secara alami dalam otak yang
teknik fasilitasi dan stabilisasi sangat memiliki sifat menghilangkan rasa sakit).
bermanfaat diberikan. Di sisi lain TENS dapat mengurangi nyeri lutut
fisiotaping dapat diberikan dengan metode dimana aktifitas sel nosiseptor di kornu
inhibisi, sehingga pada kondisi nyeri otot dorsalis saat TENS diaplikasikan pada area
(myalgia) otot tetap dalam kemampuan somatic dalam bentuk inhibisi pre dan post
optimal untuk dapat berkontraksi. sinapsis, hal ini sesuai penelitian yang
Berdasarkan gambar 1 dapat disimpulkan dilakukan Garrison dan Foreman (1994).
ada penurunan yang signifikan terutama TENS dengan segmental simpatis dapat
pada pretest dan post test minggu ke 2. mengurangi nyeri kronis pada OA lutut

Kelompok I
melalui antidromik yang bermanfaat untuk
memperbaiki dan meningkatkan proses
80 Nyeri
60 Diam recovery jaringan lunak melalui respon
40
Nyeri
20
Tekan vasodilatasi kapiler, dan efek prodomik
0
Pretest Post Post Nyeri yang bermanfaat terhadap aktivasi beta
test mg test mg Gerak
2 4
endorphin, serotonin untuk membantu
menurunkan keluhan nyeri pada kondisi Kelompok II
musculoskeletal termasuk OA lutut. 100
Nyeri
Diam
Penelitian ini sejalan dengan penelitian 50
Nyeri
Jametvedt dan Law (2004) yang 0 Tekan
Pretest Post test Post test Nyeri
menunjukkan TENS yang dikombinasikan mg 2 Gerak
dengan latihan dapat mengurangi nyeri mg 4
Gambar 2.
pada osteoarthritis lutut. Berdasarkan grafik
Perubahan Nyeri
2 dijelaskan terdapat penurunan nyeri
signifikan terutama pada nyeri gerak dari
post test minggu ke 2 ke post test minggu
ke 4.

KESIMPULAN DAN SARAN


Ada perbedaan bermakna antara pre test dengan post test minggu ke 2 untuk nyeri
diam, nyeri tekan, dan gerak, dan antara post test minggu ke 2 dengan post test minggu ke 4
untuk nyeri tekan dan nyeri gerak pada kelompok I (Fisiotaping dan latihan quadriceps) pada
pengurangan keluhan nyeri pada osteoarthritis lutut, dan ada perbedaan bermakna pre test
dengan post test minggu ke 2 untuk nyeri diam, nyeri tekan, dan gerak, dan antara post test
minggu ke 2 dengan post test minggu ke 4 untuk nyeri tekan dan nyeri gerak pada kelompok
II (TENS dan latihan quadriceps) pengurangan nyeri pada osteoarthritis lutut, dan tidak ada
perbedaan bermakna antara kelompok I (Fisiotaping dan latihan quadriceps) dengan
kelompok II (TENS dan latihan quadriceps) untuk post test minggu ke 2 dan post test minggu
ke 4 pada keluhan nyeri diam, nyeri tekan, dan nyeri gerak, akan tetapi dari kedua perlakuan
dapat memberikan perbaikan yang bermakna. Saran diharapkan untuk mendapatkan hasil
penelitian yang lebih baik perlu diperluas pada pengambilan sampel, distribusi lokasi,
terutama pada nyeri lutut yang disebabkan osteoarthritis lutut menggunakan pendekatan
yang aktual dan aplikatif yang lain untuk menyelesaikan problematic nyeri lutut.
DAFTAR RUJUKAN

Hinman RS, Crossley KM, Mc Connel J, and Bennell KL. 2003. Efficacy of Knee Tape
in the Management of Osteoarthritis of the Knee : Blinded Randomised Controlled
Trial. British Medial Journal. Vol 327 p 135
Ilyas, Elida. 2002; Pendekatan Terapi Fisik Pada Osteoartritis. Dalam: Bunga Rampai
Rehabilitasi Medik, Naskah Lengkap Pertemuan Ilmiah Tahunan I Perdosri,
Jakarta, Perhimpunan Dokter Spesialis Rehab Medik Indonesia (PERDOSRI);
2002.
Kalim H dan Handono K. 2000; Masalah Penyakit Reumatik di Indonesia
Serta Upaya-upaya Penanganannya;Dalam: Setyohadi B,
Kasjmir YI, Mahfudzoh S, eds. Temu Ilmiah Reumatologi. Jakarta:
6-8
Oktober 2003, hal 3-4.
Lateur J. de. 1996; Therapeutic Exercise. Braddom, randall L; Physical Medicine and
Rehabilitation; W.B. Sounders Company, USA, hal. 401-418.
Suyono, Yudhi. 2000; Terapi Latihan pada Osteoarthritis Sendi Lutut; Titafi XV,
Semarang.
Warden s, Hinman R, Watson M, Avin K, Bialocerkowski A, Crossley
K. 2008. Patellar Taping and Bracing for the Treatment of Chronic Knee Pain : A
Systematic Review and Meta- Analysis. Arthritis and Rheumatology. Vol. 59 No 1.
73- 83.

Anda mungkin juga menyukai