Anda di halaman 1dari 5

RAHASIA

KOMANDO DAERAH MILITER IX/UDAYANA


KESEHATAN

PROSEDUR TETAP
Nomor : R/03/PROTAP/I/2022

Tentang

PENANGGULANGAN BAHAYA BENCANA ALAM


GEMPA BUMI DAN GUNUNG MELETUS

I. PENDAHULUAN.

1. Umum.

a. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang berjiwa sosial yang


mengutamakan kerukunan dan berjiwa gotong royong tidak membedakan suku
maupun agama, dalam membantu sesama; dan

b. Dilihat dari wilayah Kodam IX/Udayana mengingat pulau Bali yang dikelilingi
oleh lautan dengan struktur alam dengan tanah yang berbukit-bukit, maka tidak
menutup kemungkinan akan terjadinya bencana alam gempa bumi yang
diakibatkan oleh pergeseran kerak bumi/lempengan-lempengan bumi yang
berakibat terjadinya guncangan tanah yang disebut gempa bumi, dan
kemungkinan akan mengakibatkan kerusakan bangunan fisik maupun korban
jiwa.

2. Maksud dan tujuan.

a. Maksud. Protap ini dibuat untuk memberikan gambaran kepada


seluruh anggota Kesdam IX/Udayana dalam melaksanakan tugas dan kegiatan
bila terjadi bencana alam kususnya gempa bumi dan gunung meletus; dan

b. Tujuan. Dengan adannya prosedur tetap ini agar dijadikan


pedoman bagi anggota dalam menangani dan mengatasi bencana alam gempa
bumi dan gunung meletus yang terjadi di pulau bali.

3. Ruang lingkup dan tata urut.

Ruang lingkup protap ini meliputi tekhnis penanggulangan waktu terjadi


bencana alam gempa bumi dan gunung meletus disusun dengan tata urut sebagai
berikut :

a. Pendahuluan;
b. Bencana alam yang mungkin terjadi;
c. Cara menanggulangi;
RAHASIA
2
RAHASIA
d. Pencegahan untuk memperkecil terjadinya korban bencana alam; dan
e. Penutup.

4. Dasar.

a. Surat Telegram Pangam IX/Udayana Nomor STR/407/2010 tanggal 28


Oktober 2010 tentang mengecek jumlah standar minimal protap satuan dan
merevisi kembali; dan

b. Surat Pangdam IX/Udayana Nomor B/224/II/2012 tanggal 6 Februari 2012


tentang format Protap satuan yang dibuat setahun sekali pada awal tahun yang
merupakan hasil penyempurnaan dari tahun-tahun sebelumnya; dan

c. Pertimbangan Kepala dan staf Kesdam IX/Udayana perlu adanya Protap


tentang penanggulangan bahaya gempa bumi.

5. Pengertian.

a. Gempa bumi adalah pergerakan atau goncangan dipermukaan bumi.


b. Gempa bumi dibedakan menjadi 2 antara lain :

1) Gempa bumi Tektonik adalah pergeseran lapisan bumi atau


pergeseran kerak bumi yang mengakibatkan terjadinya pergerakan atau
goncangan permukaan tanah sehingga menimbulkan kerusakan bangunan
fisik maupun korban jiwa; dan

2) Gempa bumi Vulkanik adalah gempa yang diakibatkan dari gunung


meletus/gunung berapi.

II. BENCANA ALAM YANG MUNGKIN TERJADI.

Pulau Bali adalah merupakan daerah tujuan wisata dunia baik domestik maupun
mancanegara dengan memiliki struktur tanah yang berbukit-bukit dengan keindahan
alamnya yang eksotik dikelilingi dengan pesona lautan tidak menutup kemungkinan akan
terjadi gempa bumi dan gunung meletus yang berdampak pada kerusakan bangunan fisik
dan korban jiwa. Terjadinya gempa dan gunung meletus ini tidak dapat diramalkan oleh
manusia kapan akan terjadi hal tersebut, dikarenakan alam mencari keseimbangannya
sendiri dikarenakan kerusakan struktur tanah/alam serta kerusakan ekosistem yang
disebabkan oleh ulah manusia akibat dari penambangan-penambangan dsb, maka
kemungkinan gempa yang terjadi adalah gempa bumi tektonik dan gempa bumi vulkanik.
Kerusakan bangunan fisik yang terjadi akibat gempa tersebut mungkin akan terjadi di
Kesdam IX/Udayana, bila terjadi bencana alam yang besar untuk mengantisipasi
terjadinya bencana tersebut maka perlu adanya protap penanganan bencana gempa bumi
dan gunung meletus di lingkungan Kesdam IX/Udayana.

III. CARA MENANGGULANGI.

1. Bahaya Bencana Alam. Adalah bahaya yang tidak dapat diramalkan pada
hakekatnya akan menimbulkan kerugian-kerugian yang sangat besar baik harta

RAHASIA
3
RAHASIA
benda maupun jiwa manusia, maka Kesdam IX/Udayana membuat prosedur tetap
bencana alam tentang penanggulangan bencana alam gempa bumi dan
membentuk kelompok sebagai berikut:

a. Kelompok pengamanan;
b. Kelompok penanggulangan;
c. Kelompok penyingkir; dan
d. Kelompok bantuan / cadangan.

2. Kelompok-kelompok tersebut mempunyai tugas dan kewajiban yang berbeda-


beda untuk mengetahui adanya bencana alam satuan akan membunyikan alarm
maupun peluit sesuai aturan yang berlaku di Makesdam IX/Udayana.

Contoh : O O O . . . . . O O O . . . . . O O O dan seterusnya selama dua menit


terus menerus. Bila terjadi bencana tersebut dilingkungan Kesdam IX/Udayana
pada jam dinas maka tugas-tugas anggota sebagai berikut :

a. Anggota harus tanggap dan terampil, dan juga mengetahui arti bunyi
lonceng dan peluit yang dibunyikan piket;

b. Anggota diruang perawatan segera dan sebisanya mengambil sikap


menenangkan pasien agar tidak panik dan membawa pasien serta
menghimbau keluarga pasien segera keluar dari gedung dan menjauh dari
bangunan fisik;

c. Seluruh anggota baik Militer maupun PNS segera mengamankan daerah


masing- masing sesuai tugas kelompok-kelompok penanggulangan bencana.

1) Kelompok Pengaman. Bertugas mengamankan seluruh komplek


bangunan yang ada di Makesdam IX/Udayana;

2) Kelompok Penanggulangan. Menangani dan membantu memindahkan


pasien ketempat yang aman dan menjauh dari bangunan fisik seperti di
lapangan serta memindahkan, mencari dan menyelamatkan korban yang
masih tertimbun di balik reruntuhan/puing-puing bangunan;

3) Kelompok penyingkir.Bertugas mengangkut/mengamankan barang-


barang dan dokumen penting ke tempat yang lebih aman dan meyerahkan
kepada kelompok pengamaan untuk didata; dan

4) Kelompok bantuan/cadangan. Disiapkan untuk membantu kelompok


yang saat itu membutuhkan penambahan personel/tenaga.

d. Evakuasi. Bila terjadi korban jiwa baik luka ringan dan berat serta meninggal
dunia anggota kelompok penyingkir segera mengamankan dan memberikan
pertolongan pertama pada personel yang terluka maupun yang meninggal
dunia dan segera membawa ke tempat terbuka/lapangan atau tempat yang
lebih aman untuk mendapatkan perawatan yang memadai Bila selesai
pengamanan baik personel/materiil, maka kelompok pengamanan segera
mendata dan menginventarisasikan semua personel dan materiil yang
diselamatkan dari bencana tersebut; dan

RAHASIA
4
RAHASIA
e. Rehabilitasi. Setelah terjadinya bencana maka perlu diadakan
pengecekan terhadap bangunan-bangunan dan menilai tingkat kerusakannya ,
bila dapat diatasi satuan maka pihak satuan untuk mengadakan rehabilitasi bila
satuan tidak mampu untuk melaksanakan perbaikan maka diajukan ke
Komando Atas. Bila terjadi diluar jam dinas, maka petugas piket/jaga segera
membunyikan lonceng dan peluit sebagai tanda bahaya, maka anggota yang
berada dirumah dekat Satuan segera ke kesatuan dan mengadakan
pengamanan sementara, piket segera melaporkan ke Karumkit/Waka Kesdam
IX/Udayana maupun semua perwira tentang adanya bencana tersebut dan
segera melaporkan ke satuan-satuan terkait guna meminta bantuan
personel/alat peralatan untuk menanggulangi.

3. Kegiatan-kegiatan anggota sama dengan pelaksanaan waktu terjadi pada jam


dinas, tetapi yang diutamakan pengamanan dokumen-dokumen penting satuan.
Bila semua sudah selesai pengamanannya, maka kelompok pengaman mendata
dan menginventarisasikan semua personel dan materiil yang dapat diselamatkan
untuk diamankan.

IV. PENCEGAHAN UNTUK MEMPERKECIL TERJADINYA KORBAN AKIBAT


BENCANA GEMPA BUMI DAN GUNUNG MELETUS.

Untuk mencegah dan memperkecil terjadinya korban jiwa dan kerugian material
antara lain:

a. Memelihara bangunan fisik Kesdam IX/Udayana secara berkala dan periodik


serta mengadakan perbaikan segera pada bangunan yang mengalami
kerusakan;

b. Mengadakan pemangkasan dahan serta ranting-ranting pohon besar yang


dekat dengan bangunan fisik agar tidak menimpa bangunan;

c. Menghimbau pada anggota jangan panik bila terjadi/menghadapi gempa


bumi segera meninggalkan dan menjauhi bangunan-bangunan fisik yang
sekiranya bangunan tersebut tidak tahan terhadap goncangan gempa;

d. Segera mengevakuasi pasien yang dirawat di bangsal perawatan untuk


memperkecil jatuhnya korban jiwa; dan

e. Amankan material yang ada untuk menghindari kemungkinan kerusakan


yang lebih besar akibat dari gempa bumi.

V. PENUTUP.

1. Demuikian Protap ini dibuat, untuk dijadikan sebagai pedoman


penanggulangan bencana alam gempa bumi dan gunung meletus satuan Kesdam
IX/Udayana dan apabila terdapat hal-hal yang belum tercantum dalam protap ini
akan diatur kemudian hari demi penyempurnaan Protap ini; dan

RAHASIA
5
RAHASIA
2. Protap ini berlaku sejak tanggal dikeluarkan.

Dikeluarkan di Denpasar
Pada tanggal Januari 2022
Kepala Kesdam IX/Udayana,

dr. Jusron Iriawan, Sp.PD


Kolonel Ckm NRP 32551

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai