DEFINISI
1. Bangunan: wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukan
baik sebagian maupun seluruhnya berada di atas atau dalam tanah dan atau air.
2. Bencana: peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor non-alam
maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan
lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
3. Darurat: suatu keadaan tidak normal/ tidak diinginkan yang terjadi pada suatu tempat/
kegiatan, yang cenderung membahayakan bagi manusia, merusak peralatan/ harta-benda, atau
merusak lingkungan sekitarnya.
4. Kesiapsiagaan
pada
bangunan
gedung:
aktivitas-aktivitas
yang
dirancang
untuk
gedung yang rentan terhadap bahaya kebakaran, yang direfleksikan dengan adanya indikator
panas atau asap.
10. Evakuasi : perpindahan penghuni bangunan secara paksa akibat keadaan darurat dari ruangan
menuju ke tempat yang aman.
11. Titik Berkumpul : area dimana penghuni bangunan gedung berkumpul.
12. Area Pengungsian : area dimana pasien dan keluarganya berkumpul pada setiap lantai dalam
suatu bangunan.
13. Evakuasi Horizontal : evakuasi penghuni bangunan secara lateral pada lantai yang sama ke area
pengungsian yang telah ditentukan.
14. Evakuasi Vertikal : evakuasi penghuni bangunan secara vertikal dari lantai atas menuju ke titik
berkumpul yang telah ditentukan.
15. Pos Komando : area dimana jajaran komando berkumpul, yang terletak di area depan lobi gedung
pelayanan medis
KEBIJAKAN
1. Keadaan darurat yang disebabkan kegagalan teknologi, manusia, atau alam dapat terjadi
setiap saat dan dimana saja, untuk itu perlu dipersiapkan suatu cara penanggulangan guna
mengurangi dampak kerugian yang mungkin terjadi.
2. Pada kondisi darurat, dibutuhkan waktu dan tindakan segera untuk mengurangi dampak.
Untuk itu, diperlukan proses pelaksanaan penyelamatan secara teknis dalam waktu singkat.
Perencanaan dan persiapan kesiapsiagaan tanggap darurat merupakan kunci keberhasilan
dalam penanganan keadaan darurat secara efektif.
3. Pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
dengan segera setelah terjadi kejadian darurat. Yang termasuk kegiatan tanggap darurat adalah
tindakan penyelamatan penghuni bangunan dan aset perusahaan, evakuasi penghuni
bangunan dan penyelamatan korban dan pemberian pertolongan pada pasien yang
membutuhkan pertolongan dengan segera, pemenuhan kebutuhan pasien selama proses
menunggu sampai dinyatakan kondisi normal serta pemulihan kegiatan menjadi normal.
4. Pemeran utama dalam pelaksanaan keadaan darurat adalah organisasi tanggap darurat dengan
dipimpin oleh Koordinator Keadaan Darurat dengan dibantu oleh Koordinator Area
Pengungsian, Koordinator Titik Berkumpul, Koordinator Penghubung, Koordinator Lantai,
Koordinator Tehnik, Koordinator Keamanan dan Koordinator Logistik.
5. Koordinator Keadaan Darurat dijabat oleh Kepala Instalasi Gawat Darurat untuk keadaan
darurat pada jam kerja, dan Supervisor Incharge untuk di luar jam kerja.
6. Kepala Instalasi Gawat Darurat mempunyai kewenangan untuk menetapkan nama-nama
personil organisasi tanggap darurat, dan akan diperbaharui secara berkala jika ada
penggantian nama. Pencantuman nama personil tanggap darurat sebagai bagian yang
terpisah dari buku ini.
7. Organisasi Tanggap Darurat hanya berfungsi dalam keadaan darurat dan untuk menjaga
kesiagaan terhadap kemungkinan terjadi keadaan darurat maka perlu dilaksanakan pelatihan
simulasi tanggap darurat secara berkala berdasarkan skenario yang telah ditetapkan dan
laporan evaluasi pelaksanaannya.
8. Koordinator Tehnik berkewajiban untuk memastikan bahwa semua sarana darurat siap
pakai dan handal ketika dibutuhkan dalam keadaan darurat.
rambu-rambu darurat, denah evakuasi dan peta area aman darurat gempa, jalur evakuasi,
sistem/ peralatan proteksi kebakaran, sarana komunikasi.
9. Buku kesiapsiagaan tanggap darurat harus disosialisasikan ke seluruh unit kerja agar
semua pegawai mengerti dan memahami tindakan yang harus dilakukan jika terjadi
keadaan darurat.
10. Pimpinan unit kerja bertanggung jawab untuk memastikan semua pegawai yang berada
dalam pengawasannya telah mengerti dan memahami tindakan yang harus dilakukan jika
terjadi keadaan darurat.
11. Semua pegawai dan mitra kerja di dalam gedung diwajibkan untuk membantu evakuasi
pasien.
12. Semua pegawai gedung rumah sakit berkewajiban untuk mematuhi BUKU
KESIAPSIAGAAN TANGGAP DARURAT.
13. Setiap pertemuan yang diikuti minimal 15 orang harus dibacakan prosedur tanggap
darurat sebelum acara dimulai oleh panitia penyelenggara acara.
14. Semua perawat disarankan mempunyai keterampilan memadamkan api dengan menggunakan
Alat Pemadam Api Ringan dan pelatihan praktek pemadaman akan dilaksanakan secara
berkala.
TUJUAN
1. Penanggulangan keadaan darurat dapat dilaksanakan secara efektif dan terpadu.
2. Kecelakaan dan kerusakan peralatan, fasilitas, bangunan dan lingkungan bisa ditekan
seminimal mungkin.
3. Panduan ini dapat digunakan sebagai bahan atau materi sosialisasi/ pelatihan bagi
personil terkait guna meningkatkan kesiapan menghadapi keadaan darurat di lingkungan
rumah sakit.
DASAR HUKUM
1. Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
2. Undang-undang No.13 tahun 2003 tentang Ketenagaan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Penanggulangan
Bencana.
POTENSI BAHAYA
1. Potensi Bahaya Kebakaran
Kebakaran adalah api yang tidak dikendaki dan tidak dapat dikendalikan yang dapat
menimbulkan kerugian. Api hanya akan terjadi jika tersedia tiga unsur yaitu adanya bahan
bakar padat, cair atau gas, oksigen dan sumber panas sebagai pemicu. Dalam gedung
perkantoran bahan bakar yang ada adalah kertas, kayu, karpet, meja dan kursi, kain untuk
gordin, dan sumber panas dari instalasi listrik. Berdasarkan Kepmenaker No. 186/1999
tentang unit penanggulangan kebakaran di tempat kerja, untuk hunian gedung perkantoran
dan rumah sakit diklasifikasi sebagai potensi bahaya kebakaran ringan.
2. Potensi Bahaya Gempa
Indonesia merupakan negara yang rawan terhadap bencana gempa bumi tektonik. Hal ini
didasarkan atas wilayah Indonesia terletak pada jalur paling aktif di dunia akan gempa,
akibat pertemuan lempeng tektonik, yaitu lempeng samudra Indo-Australia, Lempeng
Benua Eurasia dan Lempeng Samudra Pasifik.
Berdasarkan dari data sejarah Gempa yang pernah terjadi di Jakarta berdasarkan informasi
dari BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika),
intensitas tingkat
goncangan gempa pada bangunan adalah sekitar VII-VIII pada skala MMI (tabel skala
intensitas dapat dilihat pada tabel berikut). Dimana pada skala kekuatan gempa tersebut,
kerusakan yang terjadi pada konstruksi bangunan yang dibangun dengan konstruksi tahan
gempa akan mengalami sedikit kerusakan, namun gedung yang dibangun tidak
memenuhi persyaratan tahan gempa akan mengalami rusak parah, barang-barang
dalam ruangan akan jatuh jika tanpa penguatan dan tingkat kepanikan yang tinggi pada
penghuni bangunan.
Skala Intensitas Modifikasi Mercalli/MMI (Skala Goncangan) dari FEMA
(Federal Emergency Management Agency-Badan Pengaturan Keadaan Darurat Federal
Amerika)
I.
II.
Orang dalam jumlah sedikit mungkin merasakan gerakan bumi jika mereka dalam keadaan diam
atau berada di lantai-lantai atas bangunan tinggi.
III.
IV.
Kebanyakan orang dalam ruangan merasakan gerakan. Benda tergantung bergoyang-goyang. Alatalat rumah tangga, pintu, jendela bergerak tidak karuan. Gempa terasa seperti truk menabrak
tembok. Orang-orang diluar ruang amat sedikit yang menyadari adanya gerakan. Mobil yang di
parkir bergerak.
V.
Hampir semua orang merasakan gerakan. Orang tidur terbangun. Pintu terbuka dan berputar buka
tutup. Peralatan rumah tangga bisa pecah/ rusak. Bingkai gambar bergerak. Benda kecil bergerak
atau terguling. Pohon mungkin bergetar. Bahan cair mungkin tumpah keluar dari wadah terbuka.
VI.
Setiap orang merasakan gerakan. Orang-orang sulit berjalan. Benda-benda berjatuhan dari
tempatnya diletakkan. Bingkai gambar jatuh dari dinding. Furnitur bergerak. Plesteran di dinding
mungkin retak. Pohon dan tanaman bergetar. Kerusakan sedikit di gedung yang dibangun dengan
tidak baik. Tidak ada kerusakan struktur pada gedung yang dibangun dengan baik.
VII.
Orang-orang kesulitan berdiri. Supir merasakan mobilnya bergetar. Beberapa furniture pecah. Batabata lepas jatuh dari gedung-gedung. Kerusakan sedikit hingga menengah pada bangunan yang
dibangun dengan baik; kerusakan akan sangat terlihat di gedung yang tidak dibangun dengan baik.
VIII.
Supir kesulitan mengendarai. Rumah-rumah yang tidak diikat dengan baik pada pondasinya dapat
bergeser. Struktur yang tinggi seperti menara dan chimney dapat terpuntir dan rubuh. Gedunggedung yang dibangun dengan baik mengalami kerusakan kecil. Gedung yang tidak dibangun
dengan baik dapat mengalami kerusakan parah. Ranting pohon patah. Sisi perbuktian mungkin
retak jika kondisi tanah basah. Ketinggian air dalam sumur mungkin berubah.
IX.
Gedung yang dibangun dengan baik mengalami kerusakan yang signifikan. Rumah-rumah yang
tidak diikat ke pondasi bergeser dari pondasinya. Pipa-pipa di bawah tanah patah. Tanah retak.
Tangki-tangki mengalami kerusakan serius.
X.
Hampir semua gedung dan pondasinya hancur. Beberapa jembatan hancur. Bendungan rusak serius.
Longsor besar terjadi. Air terdesak ke tepi kanal, sungai, dan danau. Tanah retak pada area yang
sangat luas. Jakur kereta api melengkung sedikit.
XI.
Hampir semua gedung rubuh. Beberapa jembatan hancur, Retakan besar terlihat di tanah. Jalur pipa
dalam tanah hancur. Jalur kereta api mengalami bengkok parah.
XII.
Hampir semuanya hancur. Benda-benda terlempar ke udara. Tanah bergerak bergelombang dan
menggelembung. Sejumlah batuan besar mungkin bergeser.
3. Sistem air pemadam (fire hydrant system) dilengkapi dengan reservoir air dengan
kapasitas sekitar 1000 m3 .
4. Unit hose box pada tiap lantai dilengkapi dengan fasilitas pesawat telepon intercom
darurat, pipa tegak & selang 1.5 dan lending valve 2.5, manual fire alarm (push
button), lampu alarm dan alarm bell sebanyak 2 buah pada gedung pelayan medis
dan 1 buah di gedung staf medis.
5. Detektor asap pada area seluruh koridor dan detektor panas pada seluruh ruangan.
Semua detektor bekerja secara otomatis jika dipicu oleh adanya asap (detektor asap)
atau panas (detektor panas) dan indikasi tersebut diinformasikan di panel kendali di
lantai dasar.
6. General fire alarm bell secara manual untuk seluruh lantai tersedia di panel kendali
lantai dasar.
7. Rumah pompa lantai dasar : 3 buah pompa pemadam yang terdiri dari pompa
jockey, pompa listrik dan pompa diesel yang dilengkapi dengan panel pengendali
pompa, dan bekerja secara otomatis sesuai dengan kebutuhan jumlah air dan
tekanan.
8. Power listrik dari PLN dan diesel genset.
Di halaman luar gedung sebaiknya terdapat:
1. 2 buah Hidran pilar, box selang yang isinya kosong, (3 buah selang 2.5 dan nozzle
disimpan di ruang kendali lantai dasar).
2. Koneksi Siamese untuk fasilitas Dinas Pemadam Kebakaran Kota.
SARANA PENYELAMATAN DAN KELENGKAPAN
Bangunan sebaiknya dilengkapi dengan 2 (dua) buah tangga darurat, sebagai sarana jalan
keluar saat terjadi keadaan darurat. Komposisi tangga darurat tersebut adalah sebagai berikut:
1. 1 (satu) unit tangga darurat dan 1 (satu) ramp di bagian sisi kanan Gedung
2. 1 (satu) unit tangga darurat dan 1 (satu) ramp di bagian sisi kiri gedung
Tiap jalan keluar menuju tangga darurat dilengkapi dengan pintu darurat yang tahan api
(lebih kurang 2 jam) dan tiap tangga darurat dilengkapi dengan kipas penekan/ pendorong
udara yang dipasang di atap. Udara pendorong akan keluar melalui grill di setiap lantai yang
terdapat di dinding tangga darurat dekat pintu darurat.
Rambu-rambu keluar (exit signs) di tiap lantai dilengkapi dengan tenaga baterai darurat yang
sewaktu-waktu diperlukan bila sumber tenaga listrik dari PLN padam. Denah evakuasi dan
peta aman sementara ketika terjadi gempa ditempel pada setiap lantai.
SISTEM KOMUNIKASI
1. Paging
Gedung rumah sakit dilengkapi sistem komunikasi internal gedung melalui paging
yang dioperasikan dari ruang kendali di lantai dasar.
2. Komunikasi Interpersonal
Untuk komunikasi personal antar tim tanggap darurat dilengkapi dengan sarana
komunikasi bergerak seperti Handy Talkie.
3. Kode Komunikasi Darurat
Kode yang digunakan seperti pada tabel berikut :
Kode
Pedoman
Code Red
Informasi Kebakaran
Code Green
Informasi Gempa
Code Purple
Perintah Evakuasi
Code Black
Code Yellow
1. Titik Bekumpul I : area di depan pintu keluar masuk atau gerbang utama digunakan untuk
tempat berkumpulnya pasien dan keluarganya.
2. Titik berkumpul II : area di depan tangga darurat samping Instalasi Gawat Darurat dan unit
rawat jalan (Poliklinik) yang digunakan untuk berkumpul pasien dan keluarganya.
3. Titik berkumpul III : area di depan tangga luar samping Gedung ICU dan Musholla untuk
berkumpulnya petugas rumah sakit.
Area Pengungsian yang terletak di pintu gerbang utama digunakan untuk berkumpulnya pasien
dengan kategori not mobile dan keluarganya, khususnya untuk darurat kebakaran.
MITIGASI KEBAKARAN
Fenomena Api
melalui beberapa tahapan seperti pada gambar berikut :
Api
berkembang
menjadi
besar
Perkembangan api dalam ruang tertutup dapat dibagi menjadi 4 (empat) tahap yaitu:
1. Tahap penyalaan, tahap ini ditandai dengan munculnya api dalam ruangan atau tempat
lainnya.
2. Tahap pertumbuhan, pada tahap ini terjadi perambatan panas dan asap yang akan menyebar
ke seluruh ruangan. Tahap pertumbuhan ini merupakan tahap yang paling baik untuk
evakuasi penghuni di dalam ruangan dan upaya pemadam api dengan menggunakan
APAR (Alat Pemadam Api Ringan) dan jika api membesar padamkan dengan air
hidran.
3. Tahap flashover, tahap ini api sudah mencapai langit-langit dan asap hampir memenuhi
ruangan dimana temperatur ruangan mencapai sekitar 500-600O C. Waktu yang diperlukan
sampai terjadi flashover adalah sekitar 2-5 menit tergantung dari bahan yang terbakar.
Untuk tahap ini pemadaman harus menggunakan hidran gedung dan saat paling
tepat untuk evakuasi pasien pada lantai terbakar dan lantai lainnya yang terpapar
asap.
4. Tahap Surut, api sudah mulai padam karena bahan yang terbakar hampir habis.
Penyelamatan Manusia dan Aset
1. Evakuasi
a. Evakuasi untuk penghuni staf adalah dengan mengarahkan semua staf menuju ke
titik berkumpul 3 melalui tangga darurat di dalam maupun di luar gedung.
b. Evakuasi untuk pasien, dengan 2 (dua) metoda evakuasi, yaitu evakuasi secara
vertikal dan evakuasi secara horizontal.
Rincian pembagian jalur evakuasi berdasarkan tipikal pasien, lantai zona dan sarana jalur
evakuasi:
Tipikal Pasien
Evakuasi
Lokasi Evakuasi
Area Pengungsian 1
Area Pengungsian 2
Area Pengungsian 2
Area Pengungsian 3
2. Pemadaman Api
Berdasarkan tahapan perkembangan api, saat yang tepat untuk memadamkan kebakaran
adalah pada saat :
Jika hidran tidak mampu tinggalkan bangunan menuju titik berkumpul/ area
pengungsian.
MITIGASI GEMPA
1. Mitigasi Non-Struktural
Gempa tidak menimbulkan kecelakaan atau kematian dan penyebab kecelakaan atau
kematian adalah karena keruntuhan bangunan atau kejatuhan benda-benda disekitarnya.
Setiap ruangan terdapat berbagai benda-benda, dan kondisi ini rentan untuk terjadinya
kecelakaan pagi penghuni bangunan gedung.
Tingkat kerentanan benda-benda ketika terjadi gempa dibagi menjadi 3 (tiga) kategori
yaitu :
a. Area aman : area dimana penghuni bangunan pada sekitar area tersebut dapat
berlindung atau evakuasi sementara ketika terjadi gempa. Area dimana terdapat
meja untuk berlindung dan berdiri di tempat lekukan bangunan gedung serta
tidak terdapat barang-barang yang dapat jatuh.
b. Area bahaya ringan/ sedang : area dimana penghuni tidak diperbolehkan untuk
tempat berlindung atau evakuasi sementara ketika terjadi gempa, karena bendabenda disekitar area dapat jatuh dan menimpa penghuni dan menimbulkan
kecelakaan ringan/ sedang.
penghuni bangunan dan menimbulkan luka ringan/ sedang: jam dinding, filling
cabinet, printer, dispenser/ lemari pendingin dll.
c. Area bahaya berat : area dimana penghuni bangunan pada sekitar area tersebut
tidak diperbolehkan untuk tempat berlindung atau evakuasi sementara ketika
terjadi gempa karena benda-benda di sekitar area dapat jatuh dan menimbulkan
kecelakaan berat. Contoh benda-benda yang bisa jatuh dan menimpa penghuni
bangunan serta menimbulkan luka berat dan fatal seperti lemari besar dengan
tinggi lebih dari 2 meter berisi file yang terbuat dari kayu atau kaca dan kaca
jendela.
2. Evakuasi
a. Evakuasi Sementara
Gempa tektonik hanya berlangsung selama sekitar 1-2 menit, dan jika terjadi
gempa maka penghuni gedung tidak disyaratkan untuk evakuasi keluar bangunan
namun evakuasi ke area yang aman pada lantai yang sama sesuai dengan peta area
aman. Selanjutnya evakuasi ke luar bangunan, jika terdapat gempa susulan yang
lebih besar.
b. Evakuasi keluar bangunan
Evakuasi untuk penghuni gedung adalah dengan mengarahkan semua penghuni
bangunan menuju ke Titik Berkumpul 3 melalui tangga darurat di dalam maupun
di luar gedung.
Rincian pembagian jalur evakuasi berdasarkan tipikal pasien, lantai zona dan
sarana jalur evakuasi :
Tipikal Pasien
Mampu evakuasi sendiri (mobile)
Mampu evakuasi sendiri, namun geraknya
terbatas (limited mobile)
Untuk evakuasi diperlukan bantuan alat-alat
seperti kursi roda atau ranjang (not mobile)
Tidak bisa dievakuasi karena ketergantungan
alat (pasien yang di isolasi, HCU dll) (not
moveable)*
Evakuasi
Tangga Biasa
Tangga Biasa/
Ramp
Ramp
Lokasi Evakuasi
Area Pengungsian 1
Area Pengungsian 2
Ramp
Area Pengungsian 3
Area Pengungsian 2
Direktur Keadaan
Darurat
Level Korporat
Koordinator Keadaan
Darurat (KKD)
1. Koordinator Area Pengungsian
2. Koordinator Titik Berkumpul 1, 2 & 3
3. Koordinator Penghubung
4. Regu Medis (code blue)
Koordinator
Keamanan
Koordinator
Teknik
Operator
R. Monitor &
Komunikasi
Regu
Pengamanan
Regu
Pengaturan Parkir
Operator
Listrik, AC,
Ventilasi, Lift
Regu
Pemadam
Operator
Pompa Pemadam
dan Tangki Air
Koordinator
Lantai Zona-A.
Koordinator
Lantai Zona-B.
Regu
Pemadam Lantai
zona-A
Regu
Pemadam Lantai
zona-B
Regu
Evakuasi Lantai
Zona-A
Regu
Evakuasi Lantai
Zona-B
Regu
Penyelamat
Dokumen Pasien
Lantai Zona-A
Regu
Penyelamat
Dokumen Pasien
Lantai Zona-B
Koordinator
Lantai Staf Medis
Regu
Pemadam Lantai
staf medis
Regu
Evakuasi Lantai
staf Medis
Regu
Penyelamat Dokumen
Lantai staf Medis
Koordinator
Logistik
Regu Logistik
Alat Kedokteran
Regu Logistik
Makananminuman
Regu Logistik
Perbekalan
Farmasi
Operator
Penyedian Instalasi
Listrik di Titik
Berkumpul,
Penyimpanan oksigen
Koordinator
Lantai Dasar
Regu
Pemadam Lantai
Dasar
Regu
Evakuasi Lantai
Dasar
Regu
Penyelamat
Dokumen
Lantai Dasar
Regu
Medis Lantai Dasar
Keterangan :
= Garis Koordinasi
= Garis Komando
2.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
ii.
iii.
iv.
Menilai kondisi bangunan, apakah layak untuk digunakan rawat inap pasien
setelah terjadi kebakaran pada ruangan/ lantai terbakar
v.
vi.
Terima laporan
Alarm bunyi
Kebakaran
Tidak
Selesai
Ya
Tidak
Laporkan keadaan ke
Top Manajemen
Api membesar
Tidak
Ya
Perintahkan
Koord.Keamanan
menghubungi DPK & Polisi
Ya
Ya
Tidak
Perintahkan
Koordinator Lantai ZonaA Zona B,Koord. Lantai Staf
Medik,dan Koord. Lantai
Bismen untuk evakuasi
pasien/karyawan secara
horizontal/vertikal
Sudah
evakuasi
Tidak
Ya
Api padam
Sudah dikirim
semua
Tidak
Ya
Pindahkan pasien ke
RS lain
Perintahkan pasien/staf
medik/penghuni untuk
masuk ke ruangan
Ya
Gedung layak
huni
Tidak
ii.
iii.
Merasakan
gempa
Evakuasi
sementara
Tidak
Umumkan kode
gempa skala
intensitas & kondisi
aman
Bekerja seperti
kondisi normal
Selesai
Ya
Ya
Evakuasi
Tidak
Perintah Informasikan
kode gempa skala
Intensitas dan posisi
gempa ke penghuni
bangunan
Kondisi
aman
Ya
Perintahkan Umumkan
Evakuasi & skala intensitas
gempa
Periksa
Kondisi Struktur Bangunan
Tidak
Struktur
bangunan
aman
Ya
Perintahkan pasien
kembali ke ruangan
masing-masing
Tidak
ii.
iii.
iv.
v.
- Pastikan
informasi data penelepon/barang yang
mencurigakan
- Koordinasi dengan Koordinator
Keamanan Korporat
Perintahkan Koord.
Keamanan untuk
menghubungi Polisi/Gegana
Laporkan
kondisi kepada
Top Manajemen
Tidak
Ikuti prosedur
kebakaran
Polisi/Gegana
tiba
Ya
Ya
Tidak
Proses
Pencarian
Bom
Meledak/
kebakaran
Ya
Ada indikasi
Bom
Tidak
Ya
Kondisi
aman
Tidak
Monitor keadaan
ii.
iii.
Kordinasi
dengan
Organisasi
Tanggap
Darurat
Korporat
Menerima laporan
Adanya banjir
Instruksi
Pindahkan
dokumen
Selesai
Tidak
Ya
Perintahkan operator
umumkan kondisi
normal
Tidak
Ya
Perlu
evakuasi
Ya
Kondisi sudah
normal
Monitor
keadaan
Tidak
untuk
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
viii.
ix.
x.
xi.
Informasi Keadaan
Darurat
Tidak
Perintah
Evakuasi
Selesai
Ya
Laporkan
Data pasien kpd Koordinator
keadaan darurat
Ya
Ada kebutuhan
logistik untuk
pasien
Ada instruksi
pasien kembali ke
ruangan/pindah ke
gedung RSCM yang
lain
Ada pasien
kondisi
memburuk
Tidak
Hubungi Koordinator
Logistik
Tidak
Tidak
Regu medis
(code blue)
tiba
Kebutuhan
mencukupi
Ya
Ya
Serahkan pasien
tsb ke regu
medis
Serahkan
kebutuhan ke
Koordinator lantai
c. Koordinator Penghubung
i.
ii.
iii.
iv.
v.
Informasi
Keadaan Darurat
Evakuasi
Tidak
Selesai
Ya
Menuju ke Posko ,
- Mendampingi KKD,
- Koordinasi dengan Organisasi
Tanggap Darurat Korporat
- Koordinasi dengan :
- Koord. Titik berkumpul
- Koord. Area pengungsian,
- Koord. Logistik untuk pemenuhan
kebutuhan darurat
Kebutuhan
Darurat
terpenuhi
Ya
Laporkan keadaan ke
KKD
Tidak
d. Koordinator Keamanan
i.
ii.
iii.
iv.
Minta bantuan dari luar seperti Dinas Pemadam Kebakaran, Ambulan dan
tenaga medis dari rumah sakit terdekat, POLRI terdekat untuk pengamanan
area
v.
Mendampingi/membantu
tugas
Instansi
Terkait
(Dinas
Pemadam
Api
padam
Selesai
Ya
Tidak
Laporkan
Kondisi keadaan kpd
Koord. Keadaan darurat
Tidak
Ya
Tidak
Api
padam
Ya
Menuju ke tempat aman sementara sesuai dengan peta aman sementara jika
terjadi gempa.
ii.
Merasakan
gempa
Evakuasi
sementara
Tidak
Bekerja seperti
kondisi normal
Selesai
Ya
Laporkan
keadaan kepada Koordinator
keadaan darurat
ii.
iii.
iv.
v.
Informasi
Keadaan darurat
Selesai
Perintah
Evakuasi
Tidak
Ya
Ikuti
prosedur evakuasi
Laporkan
keadaan kepada Koordinator
Keamanan
f. Regu Parkir
i.
ii.
Mengatur arus mobil masuk dan keluar termasuk mobil unit Dinas Kebakaran
dan Mobil Kepolisian
iii.
iv.
v.
Informasi
Keadaan darurat
Tidak
Instruksi
siapkan jalur
akses DPK &
Polisi
Tidak
Pantau kondisi
area parkir
Api padam
Ya
Ya
Tidak
Ya
Laporkan
Kondisi Area parkir
kepada Koordinator
Keamanan
Selesai
ii.
iii.
iv.
Informasi
Keadaan darurat
Tidak
Ada
Gempa
Ada
Kebakaran
Ya
Tidak
Ya
Lakukan prosedur
darurat kebakaran
Lakukan prosedur
darurat gempa
Hubungi
Koordinator Logistik
Selesai
Ya
Monitor kondisi
keadaan
Tidak
Perintah
Evakuasi
Ada
kebutuhan
logistik utk
pasien
Ya
Tidak
Laporkan
Kondisi keadaan kepada
Koordinator keadaan darurat
Lakukan prosedur
evakuasi
Informasi
Keadaan darurat
Evakuasi
Vertikal
Tidak
Laporkan data penghuni
staf medik kepada
Koordinator Lantai
Selesai
Ya
Kembali ke ruangan
atau meninggalkan
Gedung A
Ya
Perintah
Menyisir
Tidak
Instruksi
penghuni kembali
ke ruangan/
meninggalkan
gedung
Tidak
Ya
Monitor kondisi
penghuni staf medik di
titik berkumpul dan catat
data staf medik
Lakukan penyisiran
di lantainya
Ada
Karyawan/tamu
yang tertinggal
Tidak
Serahkan karyawan/tamu
ke Regu Medis tsb
Ya
Ya
Informasikan ke Koord. Lantai
Staf Medik, dan tunggu instruksi
selanjutnya
Ada karyawan/tamu
kondisi memburuk
Ya
Tidak
Regu Medis
(code blue)
Tiba
Informasikan ke Koord.
Lantai staf medik untuk
Panggil Regu Medis (code
blue)
Tidak
ii.
iii.
Menghitung jumlah pasien yang dievakuasi dari zona yang menjadi tanggung
jawabnya dan menunggu pasien di area pengungsian atau di tempat titik
berkumpul di luar gedung
iv.
v.
vi.
Informasi
Keadaan darurat
Evakuasi
Horizontal &
Vertikal
Tidak
Bekerja
seperti kondisi normal
Selesai
Ya
Laporkan
data pasien kpd
koordinator Lantai
Zona-A/B
Kembali ke ruangan/
pindah ke gedung
RSCM yg lainnya
Ya
Ada pasien
kondisi
memburuk
Tidak
Ya
Informasikan ke Koord.
Lantai Zona-A/B untuk
Panggil Regu Medis
(code blue)
Ya
Tidak
Regu Medis
(code blue)
Tiba
Ada Instruksi
pasien kembali ke
ruangan/pindah ke
gedung RSCM yg
lainnya
Tidak
Serahkan pasien ke
Regu Medis tsb
ii.
iii.
Informasi
Keadaan darurat
Kebakaran
Tidak
Selesai
Ya
Api padam
Ya
Tidak
ii.
iii.
Informasi
Keadaan darurat
Instruksi
Selamatkan
dokumen
pasien
Tidak
Selesai
Ya
Laporkan
Dokumen telah dipindahkan
kpd Koord. Lantai/ Zona
l. Koordinator Logistik
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
Informasi Keadaan
Darurat
Perintah
Evakuasi
Tidak
Selesai
Ya
Tidak
Kebutuhan
logistik sudah
mencukupi
Ya
Laporkan kepada
Koordinator Keadaan
Darurat
(alat kedokteran,
iii.
iv.
Informasi
keadaan darurat
Perintah
Evakuasi
Tidak
Selesai
Ya
- Menuju ke posko
- Dan siapkankebutuhan logistik : alat kedokteran
perbekalan farmasi, makanan &
minuman
Tidak
Instruksi
adanya kebutuhan logistik :
alat kedokteran
perbekalan farmasi,
makanan &
minuman
Ya
n. Koordinator Teknisi
i.
ii.
iii.
iv.
Alarm bunyi
Instruksikan operator
periksa panel alarm
Kebakaran
Tidak
Informasikan kepada
penghuni adanya sinyal
alarm palsu
Ya
Ke posko darurat, dan
instruksikan untuk umumkan
keadaan darurat, serta
berkoordinasi dengan Koord.
Tehnik Korporat
Tidak
Umumkan
keadaan darurat
Selesai
Laporkan
Kondisi keadaan kpd
Koord. Keadaan Darurat
Ya
Memantau kondisi keadaan, Instruksi
Matikan Lift, Listrik/AC parsial atau
keseluruhan, dan instruksi aktifkan
pompa pemadam serta siapkan instalasi
listrik di titik berkumpul serta aktifkan
blower bertekanan
Instruksi Normalkan
aliran listrik, AC, dll
Ya
Monitor kondisi pompa dan air
pemadam, blower bertekanan, dan
tunggu instruksi selanjutnya
Api padam
Tidak
Jika monitor kontrol panel menyala dan alarm berbunyi, segera menghubungi
zona/ lantai yang termonitor dan memastikan penyebab alarm dan melaporkan
ke Koordinator Teknis
ii.
Koordinator
Keadaan
Darurat
dan
Koordinator
Keamanan.
Menyampaikan pengumuman atas perintah Koordinator Keadaan
Darurat ke setiap lantai atau seluruh gedung lewat Public Address.
iii.
Membunyikan general alarm atau alarm per lantai atas perintah Koordinator
Keadaan Darurat
iv.
Mematikan power penggerak lift penumpang dan semua posisi lift di lantai
dasar.
v.
Kebakaran
Laporkan
Adanya sinyal alarm palsu
kpd Koord. Tehnik
Tidak
Selesai
Ya
Informasikan kepada
Koord. Tehnik lokasi yang
terbakar
Tidak
Umumkan
keadaan darurat
Ya
Laporkan
Kondisi keadaan kpd
Koord. Tehnik
Tidak
Kondisi
membahayakan
Ya
Memastikan semua power penggerak A/C dalam posisi On atau Off untuk
memantau penyebaran asap
ii.
iii.
Siaga untuk mengoperasikan on atau off listrik pada lantai tertentu atau
seluruh gedung sesuai instruksi Koordinator Teknisi
iv.
Siaga untuk mengoperasikan genset secara manual bila sistem otomatis tidak
bekerja pada saat pasokan listrik PLN terputus
v.
vi.
vii.
viii.
Informasi
Keadaan darurat
Kebakaran
Tidak
Selesai
Ya
matikan listrik,
AC, dll
Ya
Normalkan aliran listrik,
AC, dll
Ya
Tidak
Kondisi
membahayakan
Hidupkan aliran
listrik, lift, AC dll
Tidak
Siaga untuk mengoperasikan pompa air secara manual bila sistem otomatis
tidak bekerja, agar air selalu tersedia untuk kebutuhan pemadaman kebakaran
ii.
Siaga melihat posisi ketinggian air pada kontrol panel dan melaporkan kondisi
air ke Koordinator Teknis
iii.
Informasi
Keadaan darurat
Kebakaran
Tidak
Selesai
Ya
Tidak
Pompa
pemadam
kondisi
normal
Laporkan
Kondisi keadaan kpd
Koord. Tehnik
Ya
Ya
Monitor kondisi pompa dan
air pemadam, dan monitor
status kebakaran
Kondisi
membahayakan
Tidak
LANGKAH
INSTRUKSI KERJA
PRINSIP EVAKUASI
1.
2.
3.
4.
Tetap tenang
Jangan menggunakan lift
Berjalan cepat tetapi jangan lari
Jangan membawa barang yang lebih besar dari tas
kantor/ tas tangan
Jangan kembali ke ruangan kerja untuk mengambil
barang berharga yang tertinggal
Jangan kembali masuk gedung sampai ada
pemberitahuan lebih lanjut dari Komandan Lantai
Berilah panduan kepada Tamu Pasien dan Pegawai
Ikuti instruksi Petugas Evakuasi
Petugas Evakuasi bertanggung jawab memeriksa dan
menghitung semua pegawai/pasien dan meyakinkan
semua telah meninggalkan tempat dan menutup pintu
ruangan
Petugas Evakuasi melaporkan semua tugasnya ke
Koordinator Lantai
Petugas Cleaning Service membantu evakuasi pasien
Dokter Staf Medik membantu tindakan perawatan
medis dengan menggunakan troley emergency
berdasarkan arahan dari Koordinator Zona
Koordinator Zona menugaskan seorang perawat untuk
bersiaga di Area Pengungsian atau Titik berkumpul
untuk memantau dan melaporkan kondisi pasien ke
Koordinator Titik Berkumpul/Area Pengungsian
Koordinator Lantai Staf Medik mencatat dokter yang
diperbantukan ke Titik Berkumpul/Area Pengungsian
berkoordinasi dengan Koordinator Titik Berkumpul
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
PENANGGUNG JAWAB
Petugas Evakuasi
Petugas Evakuasi
Seluruh Pegawai
Seluruh Pegawai
Seluruh Pegawai
Seluruh Pegawai
Petugas Evakuasi
Petugas Evakuasi
Petugas Evakuasi
Petugas Cleaning Service
Koordinator Zona
Koordinator Zona
Koordinator Zona
II.
2.1.
1.
Petugas Evakuasi
3.
4.
Petugas Evakuasi
5.
Petugas Evakuasi
Petugas Evakuasi
2.
6.
7.
8.
2.2.
Petugas Evakuasi
Petugas Evakuasi
Petugas Evakuasi
Petugas Evakuasi
1.
2.
3.
Petugas Evakuasi
4.
Petugas Evakuasi
5.
Petugas Evakuasi
6.
Kursi roda bagian depan agak diangkat di ujung ramp Petugas Evakuasi
setiap lantai karena ujungnya agak dalam (dilakukan
oleh petugas yang di samping depan)
Dorong kursi roda sampai ke tempat yang telah
Petugas Evakuasi
ditentukan
7.
Petugas Evakuasi
III.
3.1.
1.
2.
3.
3.2.
1.
2.
Lantai yang terbakar, satu lantai diatas dan satu lantai Koordinator Lantai/ Zona
dibawah lantai terbakar di evakuasi bersama-sama
Mengevakuasi pasien yang berada di lantai atasnya
Koordinator Lantai/ Zona
3.
3.3.
INSTRUKSI KERJA
3.3.1.
3.
3.3.2.
1.
kebakaran,
berhenti
Semua Pegawai
Petugas
Petugas
2.
3.
Seluruh Pegawai
4.
5.
IV.
4.1.
1.
2.
3.
4.2.
1
2
3
Semua Pegawai
Koordinator Zona
Petugas Evakuasi
Semua Pegawai
V.
Koordinator Zona
Petugas Evakuasi
Koordinator Zona
Petugas Evakuasi
Semua Pegawai
Jika ada perintah evakuasi, segera evakuasi sesuai Koordinator Lantai/ Zona
arahan dari Regu Pengamanan/ Koordinator Keamanan
VI.
INSTRUKSI KERJA
I.
1.
2.
Evakuasi pasien
Ambil APAR
3.
1.
II.
1
2
3
4
5
III.
1.
2.
PENANGGUNG
JAWAB
Semua perawat
Petugas Pemadam
Lantai
Petugas Pemadam
Lantai
Petugas Pemadam
Lantai
Petugas Pemadam
Lantai
Semua Perawat
Petugas Pemadam
Lantai
Semua Perawat
Semua Perawat
Semua Perawat
Seluruh Pegawai
2.
5.
6
7
8
6.
7.
8.
9.
IV.
sementara,
sambil
Seluruh Pegawai
Petugas Evakuasi
Petugas Penyelamat
Dokumen
Koordinator Lantai /
Zona
Koordinator Area
Pengungsian
Regu Pemadam
Koordinator Keadaan
Darurat
Koordinator Keamanan
Koordinator
Darurat
Keadaan
Koordinator
Darurat
Keadaan
1.
Hentikan kegiatan
instruksi lebih lanjut
menunggu
Semua Pegawai
2.
Petugas Tehnik
3.
Petugas Tehnik
Petugas Tehnik
4.
5.
Petugas Tehnik
6.
Pemadan Lantai/zona
V.
2.
3.
5.
Koordinator Keamanan
Petugas Keamanan
Petugas Keamanan
Dinas Kebakaran
Petugas Keamanan
Dinas Kebakaran
Pimpinan
Kebakaran
Koordinator
Darurat
Dinas
Keadaan
1.
2.
3.
4.
INSTRUKSI KERJA
PENANGGUNG
JAWAB
penghuni
Petugas Evakuasi
5.
II
1.
2.
3.
4.
III
Semua pegawai
Semua pegawai
Semua pegawai
Semua pegawai
Semua pegawai
Semua pegawai
1.
2.
Semua pegawai
Semua pegawai
3.
LANGKAH
I.
1.
2.
3.
4.
INSTRUKSI KERJA
PENANGGUNG
JAWAB
Bila pegawai melihat paket atau bungkusan tak bertuan dan dicurigai
sebagai suatu bahan peledak di area rumah sakit
Segera lapor ke Petugas Keamanan
Jangan disentuh
Petugas Keamanan akan membatasi area dan
mengecek benda tersebut
Laporkan Ke Koordinator Keadaan Darurat
Pegawai
Pegawai
Petugas Keamanan
Petugas Keamanan
5.
6.
Mempertimbangkan
penghuni gedung
7.
8.
9.
10.
II.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
untuk
mengevakuasikan
Koordinator Keadaan
Darurat & Koordinator
Keamanan
Koordinator Keadaan
Darurat & Koordinator
Keamanan
Polisi
Koordinator Keadaan
Darurat & Koordinator
Keamanan
Polisi
Koordinator Keadaan
Darurat, Koordinator
Lantai, Petugas Pemadam
Bila menerima suatu telepon ancaman atau peringatan
Bertanya kepada penelepon informasi sebanyak
mungkin
Segera lapor ke Petugas Keamanan
Laporkan Ke Koordinator Keadaan Darurat,
Koordinasikan Koordinator Keamanan Korporat,
Telepon & dan konsultasi dengan Kepolisian
Mempertimbangkan evakuasi penghuni pada area
yang dicurigai, ikuti instruksi kerja evakuasi
Kepolisian akan memeriksa gedung
Jika tidak ada bom yang ditemukan di gedung,
Koordinator Keadaan Darurat mengumumkan
gedung aman dan meminta penghuni gedung untuk
kembali ke tempat semula
Jika bom ditemui di gedung, Polisi mengevakuasi
bom dan menjinakan di tempat yang aman
Jika bom meledak dan mengakibatkan kebakaran
ikuti instruksi kerja kebakaran
Semua Pegawai
Semua Pegawai
Koordinator
Keadaan
Darurat & Koordinator
Keamanan
Koordinator
Keadaan
Darurat & Koordinator
Keamanan
Polisi
Koordinator
Keadaan
Darurat & Koordinator
Keamanan
Polisi
Koordinator Keadaan
Darurat, Koordinator
Lantai, Petugas Pemadam
4. Prosedur Banjir
Berikut adalah tabel mengenai prosedur tindakan yang harus diambil jika terjadi darurat ancaman
banjir.
LANGKAH
INSTRUKSI KERJA
1.
2.
3.
4.
PENANGGUNG
JAWAB
Petugas
Penyelamat
Dokumen
Petugas
Penyelamat
Dokumen
Petugas Tehnik
Koordinator Tehnik
Petugas Evakuasi
REFERENSI
1.
2.
Schwartz B, Henry B. Hazard risk assessment tool for medixal facilities. The Centre for
Excellence in Emergency Preparedness. 2009.
3.
4.
5.
6.
7.