Anda di halaman 1dari 11

RAHASIA

KOMANDO DAERAH MILITER IX/UDAYANA


KESEHATAN

PROSEDUR TETAP
Nomor :R/04/PROTAP/I/2022

tentang

BANTUAN KESEHATAN
KEPADA POLRI DAN PEMDA

I. PENDAHULUAN.

1. Umum.

a. Berdasarkan instruksi Presiden Nomor: 2 Tahun 1999 Pimpinan


Dephankan/TNI telah mengambil kebijaksanaan untuk memisahkan sistem dan
penyelenggaraan kekuatan dan operasional Polri dari sistem dan
penyelenggaraan pembinaan kekuatan dan operasional ABRI dan
menempatkannya untuk sementara pada Dephankam sampai ditetapkan
peraturan perundang-undangan yang baru;

b. Kebijaksanaan tersebut mengakibatkan terpisahnya Polri dari struktur


organisasi ABRI, yang selanjutnya disebut TNI; dan

c. Kekuatan dan kemampuan Polri yang ada dewasa ini masih dirasakan
sangat terbatas, baik dari segi kwantitas maupun kwalitas, oleh sebab itu
apabila Polri dihadapkan pada semakin meningkatnya ancaman terhadap
keamanan dan ketertiban masyarakat, maka untuk mengatasinya berdasarkan
undang-undang Nomor 28 Tahun 1997 dalam keadaan sangat mendesak dan
terpaksa, Polri dapat meminta bantuan dengan menggunakan unsur TNI.
Sementara itu peraturan pemerintah yang mengatur pelaksanaan ketentuan
undang-undang tersebut masih belum tersedia sehingga untuk keperluan yang
mendesak dipandang perlu mengatur tata cara perbantuan dimaksud.

2. Maksud dan tujuan.

a. Maksud. Protap Bantuan Perkuatan ini dimaksudkan untuk


memberikan penjelasan tentang ketentuan yang mengatur bantuan kesehatan
unsur / Satuan Kesdam IX/Udayana kepada Polri dan Pemda; dan

RAHASIA
2
RAHASIA
b. Tujuan. Dapat digunakan sebagai pedoman dalam pelibatan
Unsur / Satuan Kesdam IX/Udayana untuk mengatasi masalah keamanan dan
ketertiban menurut hukum yang berlaku.

3. Ruang lingkup dan tata urut. Ruang lingkup protap ini meliputi tata cara
permintaan, pemberian/ penggunaan bantuan perkuatan dari unsur/satuan Kesdam
IX/Udayana kepada Polda Bali, dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan;
b. Ketentuan umum;
c. Pengorganisasian;
d. Prosedur bantuan kesehatan kepada Polri;
e. Komando dan pengendalian; dan
f. Penutup.

4. Dasar.

a. Surat Telegram Pangam IX/Udayana Nomor STR/407/2010 tanggal 28


Oktober 2010 tentang mengecek jumlah standar minimal protap satuan dan
merevisi kembali;

b. Surat Pangdam IX/Udayana Nomor B/224/II/2012 tanggal 6 Pebruari


2012 tentang format protap, format rencana binsat dan laporan pelaksanaan
evaluasi Binsat; dan

c. Pertimbangan Kepala dan Staf Kesdam IX/Udayana.

II. KETENTUAN UMUM.

1. Umum. Dalam pelaksanaan bantuan kesehatan kepada Polri dan Pemda


harus berpedoman pada prinsip – prinsip sebagai berikut :

a. Keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu kondisi dinamis


dalam masyarakat sebagai salah satu persyaratan terselenggaranya proses
pembangunan nasional dalam rangka terciptanya tujuan nasional, yang
ditandai oleh tegaknya hukum serta terbinanya ketentraman yang mengandung
kemampuan membina serta mengembalikan kondisi dan kekuatan masyarakat
dalam menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran
hukum dan bentuk bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan
masyarakat;

b. Ketertiban umum adalah suatu kondisi dimana pemerintah dan


masyarakat dapat melaksanakan kegiatan secara aman tertib dan teratur;

c. Kepentingan umum adalah kepentingan Bangsa dan Negara atau


kepentingan masyarakat luas demi terpeliharanya keamanan dan ketertiban
masyarakat serta terciptannya tujuan pembangunan nasional;
RAHASIA
3
RAHASIA

d. Keadaan damai adalah kondisi keadaan Negara dimana tidak terdapat


adanya pernyataan Presiden RI bahwa sebagian atau seluruh wilayah RI dalam
keadaan darurat;

e. Kejahatan intensitas tinggi adalah perbuatan manusia yang melanggar


hukum dengan menggunakan ancaman/paksaan kekerasan dengan ciri-ciri :
adanya jaringan organisasi, saran mobilitas, menggunakan tehnologi senjata
api atau bahan peledak dan daerah operasinya meliputi wilayah antar provinsi/
negara yang dapat meresahkan masyarakat dan gangguan kamtibmas;

f. Keamanan sangat mendesak adalah keadaan yang ditandai oleh


terjadinya gangguan atau akan segera terjadi gangguan terhadap keamanan
dan ketertiban sedangkan menurut perkiraaan bahwa penambahan kekuatan
dari satuan ke wilayah Polri belum dapat dipenuhi; dan

g. Keadaan terpaksa adalah keadaan tertentu yang menurut perkiraan


kekuatan dan atau kemampuan Polri belum mencukupi untuk menangani dan
mencegah terjadinya gangguan keamanan ketertiban, termasuk
menanggulangi ancaman intensitas tinggi yang belum memenuhi persyaratan
sebagaimana yang dimaksud oleh undang-undang keadaan bahaya.

2. Bentuk-bentuk obyek yang membutuhkan bantuan kesehatan.

a. Masyarakat yang terkena bencana atau ancaman;


b. Posko kesehatan; dan
c. Bantuan personel kesehatan di daerah bencana/wabah.

3. Bentuk-bentuk ancaman, yang membutuhkan bantuan kesehatan.

a. Keadaan tertentu yang ditandai oleh adanya atau kemungkinan adanya


gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat yang apabila tidak
diatasi atau tidak segera diatasi dapat berkembang sehingga mengancam
kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara dalam skala besar;

b. Semakin meningkatnya pelanggaran dan kejahatan yang secara kwalitas


meresahkan masyarakat dan akhirnya dapat merongrong kewibawaan
pemerintah;

c. Keamanan dan ketertiban diseluruh wilayah atau sebagaian wilayah


Negara Republik Indonesia terancam oleh seluruh massa sehingga
diperkirakan tidak dapat diatasi oleh Polri;

d. Adanya kelompok bersenjata pengacau keamanan disuatu wilayah


Negara Indonesia; dan

e. Adanya kegiatan masyarakat atau pemerintah yang bersekala luas/


besar yang memerlukan pengerahan kekuatan aparat secara terpadu dalam
RAHASIA
4
RAHASIA
jumlah yang besar (misalnya pengamanan pertandingan olah raga,
pengamanan Hari Raya, Pemilu, Sidang Umum MPR dan sebagainya).

III. PENGORGANISASIAN.

1 Umum. Dalam pelaksanaan bantuan kesehatan kepada Polri dan Pemda


diperlukan organisasi maupun bentuk struktur kewenangan sehingga dalam sistem
pertanggung jawabannya terkoordinir dan dapat benar – benar terlaksana dengan
baik.

2. Organisasi. Organisasi dalam pengawasan bantuan kesehatan kepada Polri


dan Pemda adalah sebagai berikut :

a. Kakesdam IX/Udayana : Penanggung jawab;


b. Dandenkeslap : Pengawas; dan
c. Perwiran yang ditunjuk : Pelaksana pengawas.

3. Tugas dan tanggung jawab.

a Kakesdam IX/Udayana bertanggung jawab atas pelaksanaan


pengawasan maupun pelaksanaan bantuan kesehatan Kesdam IX/Udayana
kepada Polri dan Pemda;

b. Dandenkeslap Kesdam IX/Udayan melaksanakan pengawasan terhadap


pelaksanaan kegiatan bantuan kesehatan; dan

c. Perwira yang ditunjuk sebagai pelaksana bantuan kesehatan di


lapangan.

IV. PROSEDUR DAN KETENTUAN BANTUAN KESEHATAN KEPADA POLRI DAN


PEMDA.

1. Berbagai perkembangan situasi menunjukan kecenderungan benturan


kepentingan antar kelompok, yang mempengaruhi kehidupan bangsa indonesia. Hal
ini menimbulkan ancaman bagi kepentingan masyarakat, persatuan dan kesatuan
bangsa serta kelangsungan pembangunan nasional. Untuk itu perlu diatasi dengan
perkuatan kepolisian atau bila perlu dengan bantuan perkuatan TNI.

Dalam hal penanggulangan diatasi dengan bantuan perkuatan TNI, maka


sebagai pedoman ditetapkan pokok-pokok kebijaksanaan meliputi tujuan, asas,
prinsip, penuntun, metode dan kriteria keamanan yang memerlukan bantuan unsur
TNI.

2. Asas-Asas. Bantuan perkuatan unsur TNI dilaksanakan berdasarkan asas-


asas sebagai berikut :

RAHASIA
5
RAHASIA
a. Asas kepentingan umum, yaitu bahwa bantuan perkuatan semata-mata
dilakukan untuk kepentingan masyarakat , Bangsa dan Negara;

b. Asas kewajiban, bahwa untuk tindakan atau tidak mengambil tindakan


berdasarkan kewajiban atau kewenangan didalam menjamin keamanan dan
ketertiban umum dengan memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :

1). Tindakan tersebut harus obyektif;


2). Tindakan tersebut harus lugas;
3). Tindakan tersebut harus sesuai dengan tujuan; dan
4). Tindakan tersebut harus seimbang dengan berat ringannya
permasalahan yang dihadapi dan tidak berlebih-lebihan.

c. Asas Legalitas, yaitu bahwa penggunaan kekuatan yang dilakukan tidak


bertentangan dengan ketentuan-ketentuan hukum baik hukum nasional
maupun internasional; dan

d. Asas Efektifitas, yaitu bahwa penggunaan kekuatan bantuan dapat


menjamin tercapainya sasaran sebagaimana diharapkan.

3. Prinsip-prinsip penuntun.

a. Kecepatan dan ketepatan bertindak. Permintaan, pemberian dan


penggunaan bantuan perkuatan dilaksanakan dengan cepat dan tepat serta
tidak mengambil resiko yang dapat menimbulkan kerugian lebih besar. Untuk
itu satuan pemberi bantuan harus memperoleh dan satuan peminta harus
memberikan informasi tentang perkembangan situasi sedini mungkin;

b. Minimalisasi resiko.

1). Menggunakan cara bertindak yang paling ringan dan resiko yang
diakibatkan harus sepadan dengan keadaan yang dihadapi; dan

2). Penggunaan senjata atau tindakan kekerasan lainya hanya


sebagai jalan terakhir karena akan mengancam keselamatan jiwa.

4. Kebijaksanaan khusus di lingkungan Kodam IX/Udayana. Pembuatan protap


terpadu antara Polda Bali dengan Kodam IX/Udayana yang mengatur tentang
pasukan Kodam IX/Udayana yang diperbantukan ke Polda Bali;

5. Pelaksanaan.

a Dengan memperhatikan pokok-pokok kebijaksanaan, sebagaimana


tercantum pada nomor II, bantuan kesehatan unsur/satuan Kesdam IX/Udayana
diwilayah Kodam IX/Udayana kepada Polri dan Pemda dilaksanakan dengan
memedomani ketentuan-ketentuan tentang tugas, proses mekanisme dan
ketentuan hukum yang berlaku; dan

RAHASIA
6
RAHASIA
b. Tugas Perbantuan . Bantuan unsur/satuan kesehatan Kesdam
IX/Udayana di wilayah Kodam IX/Udayana diberikan dan digunakan untuk
mendukung pelaksanaan tugas-tugas Polda Bali dalam rangka mencegah dan
menanggulangi gangguan atau ancaman Kamtibmas dengan tetap berpedoman
pada prosedur dan ketentuan yang telah dikeluarkan dan ditetapkan oleh
Kodam IX/Udayana, adapun tugas-tugas yang dapat diperbantukan sebagai
berikut :

1). Penjagaan dan pengamanan instalasi vital serta sarana dan


prasarana penting bagi masyarakat yang diduga akan menjadi sarana
gangguan atau pengrusakan;

2) Pencegahan dan penaggulangan kerusuhan massa; dan

3) Pencegahan dan penanggulangan gangguan atau ancaman


Kamtibmas lainnya yang dipandang mendesak dan harus segera
diatasi.

6. Prosedur dan ketentuan penggunaan.

a. Prosedur permintaan bantuan.

1). Prosedur permintaan bantuan yang disiapkan dari satuan


Ajendam IX/Udayana meliputi mekanisme permintaan/pemberian
bantuan sebagai berikut :

a) Pada situasi normal, Kesdam IX/Udayana yang berstatus


dipersiapkan, menerima arus informasi dari Makodam
IX/Udayana;

b) Apabila ada perkembangan situasi kritis maka SST


Kesdam IX/Udayana menerima petunjuk persiapan dari Makodam
IX/Udayana guna mempersiapkan diri untuk memberikan bantuan
kepada aparat kepolisian sesuai permintaan. Sementara itu
antara Polri/Pemda, Makodam IX/Udayana dan Kesdam
IX/Udayana tetap memelihara koordinasi mengenai arus informasi
dan tanggung jawab kodal berada dibawah Kakesdam
IX/Udayana; dan

c) Situasi perkembangan menjadi krisis, maka status


pasukan dipersiapkan berubah menjadi BKO Polda Bali secara
otomatis dan tanggung jawab kodal dibawah Kapolda, selama itu
tetap berlangsung mengenai arus informasi dari Polda Bali ke
Makodam IX/Udayana atau sebaliknya.

2). Prosedur pemberian bantuan.

RAHASIA
7
RAHASIA
a). Staf Ops Kodam IX/Udayana mengkoordinasikan dengan
Kakesdam IX/Udayana tentang permintaan bantuan kesehatan
satuan Kesdam IX/Udayana;

b). Staf Ops Kodam IX/Udayana pada kesempatan pertama


secara lisan melaporkan kepada Pangdam IX/Udayana tentang
adanya permintaan bantuan dan ditindak lanjuti dengan laporan
tertulis;

c). Perubahan penggunaaan kekuatan atau pengalihan


sasaran harus ada ijin serendah-rendahnya Asops Kasdam
IX/Udayana; dan

d). Sebagian unsur/satuan Kesdam IX/Udayana dapat


digunakan sebagai kekuatan cadangan.

b. Ketentuan hukum.

1). Dalam rangka menjaga disiplin dan tata tertib, prajurit Kesdam
IX/Udayana yang diperbantukan :

a). Wajib mematuhi segala prosedur dan aturan sesuai


ketentuan hukum yang berlaku dalam pelaksanaan tugas-tugas
kepolisian;

b). Dalam keadaan terpaksa dan pada waktu melaksanakan


tindakan kepolisian, dapat melakukan upaya paksa sesuai
prosedur yang berlaku;

c). Mendapat sanksi/hukuman apabila melakukan tindak


pidana seperti diatur dalam KUHP dan KUHPM; dan

d). Dapat mengambil tindakan pembelaan diri dalam keadaan


darurat sesuai prosedur dan sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan hukum.

2). Sesuai ketentuan hukum, pemberian bantuan TNI kepada Polri


dan Pemda merupakan suatu kewajiban.

7. Administrasi. Dukungan personel dan logistik untuk memenuhi kebutuhan


yang diperbantukan dipersiapkan oleh kesatuan. Dan dalam keadaan tertentu
dukungan adminstrasi dan logistik sudah disiapkan oleh Polri/Pemda. untuk
memudahkan penyelenggaraan dukungan administrasi dalam penyiapkan dan
penggunaan satuan sesuai tuntutan tugas diperlukan ketentuan pengaturannya.

RAHASIA
8
RAHASIA
8. Dukungan personel.

a. Dukungan personel menjadi tanggungjawab masing-masing satuan


sesuai organisasi tugas yang telah ditetapkan; dan

b. Dukungan personel diberikan dengan tetap berpegang pada prinsip-


prinsip pembinaan personel.

9. Dukungan logistik .

a. Tahap persiapan.

1). Bekal kelas I ( beras ). Sesuai petunjuk dari Makodam


IX/Udayana;

2). Bekal kelas II dan IV ( Kaporlap dan ATK Alsatri ).

a. Menggunakan kaporlap masing-masing; dan


b. Perlengkapan menggunakan perlengkapan satuan.

3). Bekal kelas III ( BMP ) menggunakan BMP satuan masing –


masing yang selanjutnya diganti oleh Makodam IX/Udayana;

4). Bakal kelas V ( Munisi/handak ) didukung satuan (saesuai


petunjuk Kodam IX/Udayana); dan

5). Bekal kesehatan, didukung dari Kesdam IX/Udayana.

b. Tahap pelaksanaan.

1). Pembekalan.

a). Bekal ulang kelas I,II,III,IV,V dan kesehatan


diselenggarakan menurut prosedur logistik yang berlaku; dan

b). Persediaan bekal didaerah tugas bersandar pada


Polri/Pemda setempat.

2). Angkutan. Kebutuhan angkutan di daerah tugas untuk


keperluan taktis maupun administrasi dipenuhi dengan menggunakan
angkutan dari Bekangdam IX/Udayana, dan jika terjadi kekurangan
diajukan melalui satuan “ areal service “ setempat atau dikoordinasikan
dengan satuan yang meminta bantuan.

3). Pemeliharaan.

a). Sarana pemeliharaan didukung oleh Polda Bali; dan


b). Suku cadang disediakan oleh Polda Bali.
RAHASIA
9
RAHASIA

10. Tahap akhir. Perbaikan dan penggantian materiil yang rusak/hilang


diproses sesuai ketentuan yang berlaku.

V. KOMANDO DAN PERHUBUNGAN.

1. Komando dan pengendalian.

a. Komando.

1). Kendali operasi ada pada Polda Bali;


2). Pengalihan kodal kepada komandan atas perintah;
3). Masalah-masalah yang menyangkut lintas sektoral diselesaikan
melalui cara koordinasi dengan instansi/ unsur terkait; dan
4). Poskotis dan Posko pengganti ditentukan kemudian.

b. Pengendalian.

1). Polda Bali mengendalikan semua kesatuan BKO dari unsur/


satuan TNI; dan
2). Laporan setiap perkembangan situasi secara hirarkis.

2. Perhubungan.

a. Gunakan komunikasi yang ada; dan


b. Sarana komlek untuk kodal meggunakan jaringan komunikasi yang
sudah digelar.

3. Instruksi dan koordinasi.

a. Penangkalan dan pencegahan harus menjadi prioritas utama;

b. Tingkatkan deteksi dini dan laporkan secara tepat;

c. Hindari tindakan yang dapat memancing kepada pelanggaran HAM;

d. Semua personel unsur/satuan SST Ajendam IX/Udayana yang


melaksanakan tugas bantuan sedapat mungkin diberi tanda khusus yang jelas
bahwa mereka sedang melaksanakan tugas kepolisian;

e. Laporkan pada kesempatan pertama setiap perkembangan yang terjadi;

f. Laksanakan sapta marga, sumpah prajurit dan 8 wajib TNI;

g. Perubahan tingkat siaga satuan dilaksanakan atas perintah;

RAHASIA
10
RAHASIA
h. Apabila terjadi lebih dari satu macam kegiatan dalam waktu bersamaan
prioritas penanggulangan akan ditentukan kemudian; dan

i. Prosedur permintaan dan pemberian bantuan agar tidak ditafsirkan


secara kaku sehingga dapat mengurangi kecepatan dan ketepatan bertindak
serta efektifitas pelaksanaan tugas pengamanan, agar memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut :

1). Apabila dalam suatu hal terjadi gangguan keamanan disekitar


lokasi markas Ajendam IX/Udayana tanpa diminta oleh Polri/Pemda,
berupaya untuk mengambil langkah-langkah penanganan pertama
sambil mengadakan koordinasi dengan kepolisian setempat untuk
tindakan lebih lanjut; dan

2). Dalam keadaan hal yang sangat mendesak dan terpaksa, Polri
setempat/Pemda dapat mengadakan koordinasi dengan Kaajendam
dalam rangka pengambilan tindakan awal terhadap gangguan atau
ancaman Kamtibmas. Setelah itu Polri setempat/Pemda melaporkan
kepada atasannya, sedangkan Kakesdam IX/Udayana melaporkan
kepada Pangdam IX/Udayana.

VI. PENUTUP.

Demikian Prosedur Tetap (Protap) ini dibuat sebagai pedoman dalam pelaksanaan
tugas dilapangan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing. Apabila ada hal yang
berkembang dilapangan disampaikan secara parsial sesuai situasi dan kondisi yang ada.

Dikeluarkan di Denpasar
Pada tanggal Januari 2022
Kepala Kesdam IX/Udayana,

dr. Jusron Iriawan, Sp.PD


Kolonel Ckm NRP 32551

Lampiran :

- Struktur organisasi.

RAHASIA
11
RAHASIA
KOMANDO DAERAH MILITER IX/UDAYANA
KESEHATAN
__

STRUKTUR ORGANISASI
PENGERAHAN SSK/ SST KESDAM IX/UDAYANA

KAPOLDA PANGDAM
IX/UDAYANA

KAKESDAM
IX/UDAYANA

SSK/SST
KESDAM IX/UDAYANA

Kepala Kesdam IX/Udayana,

dr. Jusron Iriawan, Sp.PD


Kolonel Ckm NRP 32551

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai