Anda di halaman 1dari 5

Organisasi Pertahanan Sipil biasa disingkat Hansip adalah salah satu

satuan pertahanan dan keamanan yang dibentuk oleh pemerintah di


Indonesia. Berdasarkan Keppres No. 55 tahun 1972 bahwa Organisasi
Pertahanan Sipil dalam sistem Hankamrata merupakan komponen Hankam
dan komplemen ABRI.[1]Organisasi Hansip dibubarkan pada 2014 oleh
Presiden S.B Yudhoyono melalui Perpres Nomor 88 Tahun 2014. Hansip
juga dikenal dengan sebutan Linmas.

Deskripsi
Pembinaan potensi rakyat untuk kepentingan Hankam bertujuan
untuk mengikutsertakan rakyat secara tertib dan teratur dalam
Pertahanan Keamanan Nasional sehingga terwujud satu bentuk
Pertahanan Kemanan Nasional yang berlandaskan potensi Rakyat
Semesta. Lalu menghimpun potensi rakyat dalam Pertahanan Sipil
dan Perlawanan Keamanan Rakyat, serta memberikan latihan-
latihan keterampilan yang bersangkutan dengan tugas kewajiban
dan persiapan.[2]
Pihak militer memberikan pelatihan bagi Hansip dan memberi
mereka persenjataan. Pasukan Hansip dibentuk di setiap desa,
anggotanya diangkat dari masyarakat. Sistem pertahanan dan
keamanan nasional Indonesia diadasarkan atas prinsip "pertahanan
dan keamanan secara menyeluruh" yang berarti bahwa Angkatan
Bersenjata dan masyarakat Indonesia secara keseluruhan sama-
sama bertanggung jawab dapat menjaga keamanan dan pertahanan
negara. Organisasi Pertahanan oleh masyarakat sipil bertanggung
jawab atas hal-hal yang terkait dengan keamanan dan keteraturan
dan harus membantu rakyat di pedesaan dalam kondisi darurat.
Hansip berada di bawah pengawasan Bupati dan Gubernur
pemerintah daerah.

Dasar Hukum
dari pembentukan milisi sipil adalah Undang-undang No. 20/1982
mengenai Pokok-Pokok Keamanan dan Pertahanan Negara, yang
mengakui hak setiap warga negara untuk membela negara.
Berdasarkan Keppres No. 55 tahun 1972 bahwa Organisasi
Pertahanan Sipil dalam sistem Hankamrata merupakan komponen
Hankam dan komplemen ABRI.
Presiden SBY melalui Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2014,
yang ditandatanganinya pada 1 September 2014, mencabut
Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1972 tentang Penjempurnan
Organisasi Pertahanan Sipil (Hansip) dan Organisasi Perlawanan
dan Keamanan Rakjat (Wankamra) Dalam Rangka Penertiban
Pelaksanaan Sistem Hankamrata. Pertimbangan pencabutan
Keppres Nomor 55 Tahun 1972 itu juga dimaksudkan untuk
mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010, yang
menyebutkan tugas dan fungsi yang berkaitan dengan ketertiban
umum, ketentraman masyarakat, dan perlindungan masyarakat saat
ini sudah dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
[2]

Sejarah Hari Pertahanan Sipil (HANSIP) 19 April 1972

Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1972 disebutkan, seluruh rakyat atas dasar kewajiban
dan kehormatan, dan sesuai dengan kemampuan individualnya harus diikutsertakan dalam
segala usaha Pertahanan/Keamanan dan bersama Angkatan Bersenjata Republik Indonesia.
“Organisasi Pertahanan Sipil dan Organisasi Perlawanan dan Keamanan Rakyat dalam
Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta tidak sesuai dengan perkembangan dan
kebutuhan masyarakat”.

Pertimbangan pencabutan Keppres Nomor 55 Tahun 1972 disesuaikan dengan


perkembangan zaman untuk mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2010 tentang
pedoman Satuan Polisi Pamong Praja, yang menyebutkan tugas dan fungsi yang berkaitan
dengan ketertiban umum, ketentraman masyarakat, dan perlindungan masyarakat saat ini
sudah dilaksanakan oleh Satuan Polisi Pamong Praja.

Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2014 ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,
bunyi Pasal 2 Perpres yang diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Amir Syamsudin.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melalui Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun
2014 mencabut Keputusan Presiden Nomor 55 Tahun 1972 tentang Penjempurnan
Organisasi Pertahanan Sipil (Hansip) dan Organisasi Perlawanan dan Keamanan Rakjat
(Wankamra) Dalam Rangka Penertiban Pelaksanaan Sistim Hankamrata. Peraturan Presiden
tersebut ditandatangani pada 1 September 2014.

Pada tanggal 20 Mei 1960, Indonesia secara resmi terdaftar sebagai anggota Internasional
Civil Defence Organisation (ICDO), yang kemudian mengilhami pembentukan organisasi
Pertahanan Sipil secara formal pada tangal 19 April 1962 yang selanjutnya kita jadikan
sebagai Hari Ulang Tahun Pertahanan Sipil (HUT HANSIP).

Pada tahun 1972, berdasarkan keppres No. 55 Tahun 1972, organisasi Pertahanan Sipil
disempurnakan menjadi organisasi Pertahanan Sipil (HANSIP) dan organisasi Perlawanan
Rakyat dan Keamanan Rakyat (WANKAMRA) dalam rangka penertiban pelaksanaan system
Hankamrata. Sesuai dengan Keppres tersebut, fungsi utama Pertahanan Sipil.

Berdasarkan Keppres No.56 Tahun 1972, pembinaan organisasi Pertahanan SIpil yang
bersifat non kombatan diserahkan kepada Departemen Dalam Negeri, sementara
pembinaan organisasi perlawanan rakyat dan keamanan rakyat yang bersifat kombatan
tetap berada di Departemen Pertahanan Keamanan.
Dengan Keppres No. 55 dan 56 Tahun 1972 itulah kita melakukan pembinaan atas
organisasi Pertahanan Sipil kita selama ini, kedua Keppres tersebut hingga kini belum
pernah dirubah ataupun dicabut.

Sebagai tindak lanjut dari dua Keppres di atas, Menhankam / Pangab dan Mendagri dengan
Keputusan Bersama Nomor Kep/37/IX/1975 dan Nomor 240 A Tahun 1975 telah
menggariskan bahwa tugas pokok Hansip, Kamra dan Wanra adalah :

Hansip membantu dan memperkuat pelaksanaan Hankamnas di bidang Perlindungan


Masyarakat; Kamra membantu Polri dalam tugasnya dibidang Pemeliharaan Kamtibmas
serta operasi Kamtibmas; Wanra membantu TNI dalam tugas operasi militer, baik dalam
rangka operasi.

Dengan Undang-Undang No 20 Tahun 1982 tersebut sesung-guhnya keberadaan Pertahanan


Sipil dengan fungsi Perlindungan Masyarakat semakin mendapatkan landasan yuridis yang
kuat, tidak saja sebagai fungsi tetapi juga Satuan dengan posisinya sebagai komponen
khusus pertahanan Negara.

Proses reformasi kemudian membawa implikasi yang signifikan bagi eksistensi Pertahanan
Sipil. Perubahan paradigma di bidang pertahanan dan keamanan antara lain dalam bentuk
pemisahan TNI dan POLRI, telah menghasilkan perubahan Undang-Undang No. 20 Tahun
1982 menjadi Undang-Undang No 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia dan Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.

Dalam dua Undang-Undang tersebut, baik pada Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 maupun
Undang-Undang No. 3 Tahun 2002, keberadaan Perlindungan Masyarakat tidak lagi secara
tegas disebutkan. Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 hanya mengatur bahwa komponen-
komponen Pertahanan Negara dalam menghadapi bahaya ancaman militer dan non militer
terdiri atas tiga komponen yaitu : komponen Utama, Cadangan, dan Pendukung yang
masing-masing komponen akan diatur dengan Undang-Undang. Dengan terbitnya Undang-
Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya pasal 13 yang
menyatakan bahwa urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi
diantaranya adalah penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
termasuk di dalamnya linmas, maka dengan demikian Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.

Dapat kita memahami dan merasakan betapa sesungguhnya kehadiran Hansip / Linmas
sangat sentral dalam perjalanan hidup bangsa dengan kontribusi yang telah diberikan dan
peranan yang telah dimainkan oleh Pertahanan Sipil / Linmas selama ini, mengingat
kebutuhan masyarakat yang begitu kompleks dimasa sekarang dan yang akan dating. Untuk
itu berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 6 Tahun 2010 tentang Satuan Polisi
Pamong Praja pada Pasal 4 menyatakan bahwa Satpol PP mempunyai tugas menegakkan
Perda dan menyelenggarakan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat serta
perlindungan masyarakat dan Peraturan Menteri Dalam Negeri No 44 Tahun 2010 tentang
Ketentraman, 

Ketertiban dan Perlindungan Masyarakat pada Pasal 2 juga menyatakan Aparatur Satuan
Polisi Pamong Praja dan Satuan Perlindungan Masyarakat berlandaskan pada prinsip-prinsip
umum dan khusus dalam rangka pelaksanaan penegakan Hak Asasi Manusia.
Kesimpulanya tugas, fungsi dan wewenang Hansip selama ini merupakan dibawah naungan
TNI, dan Hansip dihapuskan menjadi tugas dari Linmas yang merupakan bagian dari Satpol
PP sesuai dengan Undang-Undang 32 tahun 2004 dan Permendagri no 6 Tahun 2010.

(sumber : https:// id.m wikipedia.org/wiki/Hansip)


 (sumber : Novear Ario – http://www.sumbarprov.go.id/)

Anda mungkin juga menyukai