Oleh :
a. Latar Belakang
b. Identifikasi Masalah
HanKam sebagai salah satu hal yang penting bagi suatu negara.
c. Rumusan Masalah
d. Tujuan
Agar mengetahui apa itu HanKam dan apa pentingnya bagi negara.
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber 1
Dari pembacaan Pasal 30 secara utuh dapat disimpulkan, meski TNI dan Polri
berbeda dalam struktur organisasi, namun dalam menjalankan tugas dan fungsi
masing-masing keduanya bekerja sama dan saling mendukung dalam suatu
“sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta”. Pengaturan tentang
sinkronisasi tugas pertahanan negara (hanneg) dan keamanan negara (kamneg)
itulah yang seyogianya ditata ulang melalui undang-undang yang membangun
adanya “ke-sistem-an” yang baik dan benar.
Dengan demikian, pada awal Maret 2005 telah ada UU tentang Hanneg, UU
tentang Polri, dan UU tentang TNI. Namun, hingga kini belum ada UU tentang
“Keamanan Negara” guna merangkai “Kamneg” dalam satu sistem dengan
“Hannneg” (kata “dan” antara “han” dan “kam” untuk membedakan dan
memisahkan organisasi TNI dari Polri). Sayang, UU tentang Polri, UU tentang
Hanneg, dan UU tentang TNI sama sekali tidak menyebut “sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta” sebagai landasan pokok pemikiran bahwa ada kaitan
sinergis antara fungsi “pertahanan negara” dan “keamanan negara”.
Oleh karena itu, apabila kita konsisten dengan amanat Pasal 30 Ayat (2), yaitu
membangun sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta, perlu disiapkan UU
tentang Pertahanan dan Keamanan Negara yang lebih bermuatan semangat dan
kinerja “sishankamrata”. Bila penyebutan pertahanan negara (hanneg) dan
keamanan negara (kamneg) dipilih sebagai peristilahan baku sesuai judul Bab XII
UUD 1945, dari logikanya seharusnya ada UU Keamanan Negara yang mewadahi
UU Polri. Sebagaimana pasal-pasal dalam UU Hanneg menyebut, pertahanan
negara bukan sekadar mengurus tentang TNI, maka UU Kamneg perlu
menegaskan, keamanan negara bukan sekadar tugas dan wewenang Polri.
Penjelasan UU tentang TNI menyebutkan, “di masa mendatang TNI akan berada
dalam Departemen Pertahanan (Dephan)”, suatu pengukuhan konsep dan praktik
supremasi sipil serta efisiensi kebijakan, strategi, dan penggunaan kekuatan TNI.
UU Polri pun perlu “ditemani” UU Kamneg yang kelak mengintegrasikan Polri ke
dalam suatu institusi sipil (misalnya, Departemen Dalam Negeri) sebagaimana
Dephan kelak menjadi instansi yang mengintegrasikan TNI di dalamnya.
Yang ada adalah ikhtiar untuk menyebarluaskan pada khalayak ramai bahwa
menurut Bab XII dan Pasal 30 UUD 1945, pertahanan negara tidak sekadar
pengaturan tentang TNI dan bahwa keamanan negara tidak sekadar pengaturan
tentang Polri. Pertahanan negara dan keamanan negara perlu dijiwai semangat
Ayat (2) tentang “sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta”. Makna dari
bunyi Ayat (5), “…hal-hal lain yang terkait pertahanan dan keamanan negara,
diatur dengan undang-undang” adalah bahwa RUU, UU, dan Peraturan
Pemerintah lain seperti RUU Intelijen, UU tentang Keimigrasian, UU tentang
Kebebasan Informasi, UU Hubungan Luar Negeri, RUU tentang Rahasia Negara,
UU tentang Otonomi Daerah, dan hal-hal lain yang terkait pertahanan dan
keamanan negara perlu terjalin dalam semangat kebersamaan “sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta”.
Sejalan dengan tekad itu, perluasan dan pendalaman sekitar makna Bab XII dan
Pasal 30 UUD 1945 adalah salah satu tugas menteri pertahanan. Namun, Bab XII
UUD 1945 bukanlah monopoli departemen dan/atau kementerian negara yang
sehari-hari ada di bawah koordinasi Menko Polhukam. Bab XII UUD 1945 adalah
bagian dari bab dan pasal lain dalam UUD 1945 secara keseluruhan.
Marilah kita baca dengan saksama Bab XII Pasal 30 UUD 1945. Marilah kita
gelar wacana tentang makna Pasal 30 serta ayat-ayat yang terkandung di
dalamnya secara utuh dan lengkap, termasuk kaitannya dengan pasal-pasal lain
dalam UUD 1945. Pertahanan dan keamanan negara yang dijiwai “sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta” adalah hal yang terlalu penting untuk
dibahas hanya di kalangan TNI dan Polri. Dalam negara demokrasi, kepedulian
tentang pertahanan dan keamanan negara dalam arti luas adalah hak dan
kewajiban tiap warga negara , sebagaimana tertuang dalam Ayat (1), Pasal 30
UUD 1945.
Sumber :
http://palmkartika.multiply.com/journal/item/9/PERTAHANAN_DAN_KEAMA
NAN_NEGARA_?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Sumber 2
A. Pengertian HANKAM
Pertahanan Negara di bagi atas dua jenis yaitu pertahanan militer dan pertahanan
non militer.Pertahanan militer merupakan kekuatan utama pertahanan Negara
yang di bangun dan di persiapkan untuk menghadapi ancaman militer,tersusun
dalam komponen utama serta komponen cadangan dan komponen
pendukung.Pendayagunaan lapis pertahanan militer di wujudkan dalam
penyelenggaraan operasi militer,baik dalam bentuk operaasi militer perang (OMP)
maupun operasi militer selain perang (OMSP).Sedangkan pertahanan nonmiliter
disebut juga dengaan pertahanan nirmiliter merupakan kekuatan pertahanan
Negara yang dibangun dalam kerangka pembangunan nasionl untuk mencapai
kesejahtraaaan nasional dan dipersiapkan untuk menghadapi ancaman
nirmiliter..Lapis pertahanan nirmiliter tersusun dalam fungsi keamanan untuk
keselamatan umum yang mencakup penanganan bencana alam dan operasi
kemanusiaan lainnya,social budaya,ekonomi,psikologi pertahanan,yang pada
intinya berkaitan dengan pemikiran kesadaran bela Negara,dan pengembangan
tekhnologi.
TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan
tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.
b. Fungsi TNI
(2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), TNI
merupakan komponen utama sistem pertahanan negara.
c. Tugas TNI
(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:
a. operasi militer untuk perang;
b. operasi militer selain perang, yaitu untuk:
1) Mengatasi gerakan separatis bersenjata;
2) Mengatasi pemberontakan bersenjata;
3) Mengatasi aksi terorisme;
4) Mengamankan wilayah perbatasan;
5) Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;
6) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan
politik luar negeri;
7) Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya;
8) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya
secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta;
9) Membantu tugas pemerintahan di daerah;
10) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka
tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam
undang-undang;
11) Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara
dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di
Indonesia;
12) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan
pemberian bantuan kemanusiaan;
13) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search
and rescue); serta
14) Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan
penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan
penyelundupan.
2. Peran,fungsi dan tugas POLRI
Peran dan fungsi kepolisian suatu Negara selalu berkembang dari waktu
kewaktu.Perkembangannya itu dipengaruhi oleh banyak hal.Beberapa
diantaranyaadalah lingkungan, politik, ketatanegaraan, ekonomi maupun social
budaya.Begitu pula dengan tugas, peran dan fungsi kepolisian Negara Republik
Indonesia(Polri). Dari masa berdirinya Polri sebagaimana disyahkan dalam
Undang ± Undang Dasar (UUD)tanggal 18 Agustus 1945 sampai dengan
sekarang, tugas, peran dan fungsinya mengalami perkembangan. Apabila dahulu
pada masa awaldisyahkannya kepolisian nasional disamping melaksanakan tugas
rutin kepolisian juga secara aktif ikut dalam perang mempertahankan
kemerdekaan, maka padasaat sekarang ini berdasarkan Undang ± Undang No 2
tahun 2002 Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang
berperan dalammemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan
hukum, sertamemberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat dalamrangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.
Tugas, peran dan fungsi Polri sejak masa berdirinya sebagaimana disyahkandalam
Undang - Undang Dasar (UUD) tanggal 19 Agustus 1945 sampai
dengansekarangmengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dapat dilihat
dariketentuan Undang - Undang yang mengatur tentang Polri,sebagai berikut:
Pasal 1, berbunyi :
Pasal6 :
Pasal 2:
Pasal 3:
a. Kepolisian khusus.
b. Penyidik pegawai negeri sipil dan/atauc.
(2) Pengemban fungsi kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
a, b dan c melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.Pasal
5(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban ma
(3) Pengemban fungsi kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
a, b dan c melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.Pasal
5(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat,menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanandalam negeri.(2) Kepolisian Negara Republik
Indonesia adalah Kepolisian Nasional yangmerupakan satu kesatuan
dalam melaksanakan peran sebagaimanadimaksud dalam ayat (1).Pasal
13Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:
a) Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
b. Menegakkan hukum, dan
c. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat. Pasal 14 (1) dalam melaksanakan tugas pokok sebagaiman
dimaksud dalam Pasal 13,Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas
:
a) Melaksanakan pengaturan penjagaan, pengawalan dan patroli
terhadapkegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.
b) Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan,
ketertiban,dan kelancaran lalu lintas di jalan.
c) Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat,kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga
masyarakat terhadaphukum dan peratuaran perundang-undangan.
Ada 3 sub kekuatan udara, yaitu total pesawat militer (seluruh jenis pesawat
militer), jumlah helikopter, dan lapangan udara. Berdasarkan banyak pesawat
militer, Thailand terlihat lebih unggul dengan jumlah pesawat militer yang
mencapai 913 unit. Thailand pun cukup unggul untuk jumlah helikopter yang
paling banyak, yaitu 443 unit. Indonesia bisa dikatakan cukup unggul dengan
memiliki lebih banyak lapangan udara yang berfungsi sebagai pangkalan militer
atau dapat difungsikan menjadi pangkalan militer. Deskrispi mengenai kekuatan
udara masih terlalu abstrak, karena pesawat militer itu sendiri terdiri atas pesawat
tempur, pesawat pembom atau pesawat terpedo, pesawat pengintai, dan pesawat
transport. Indikator yang dituliskan pun masih memungkinkan bias dalam
memberikan gambaran kekuatan udara.
Kekuatan logistik yang dimasukkan ke dalam daftar berikut ini merupakan segala
bentuk sumber daya yang dengan segera dapat dipersiapkan untuk mendukung
pertempuran langsung. Indonesia bisa dikatakan memiliki keunggulan dalam
aspek kekuatan logistik dengan melihat banyaknya angkatan kerja (labor force)
yang paling tinggi. Panjang akses jalan raya maupun kereta api tidak selalu
signifikan ukuran yang terlihat, karena tergantung dengan luas wilayah dan
kondisi pulau atau kepulauan. Dengan memiliki kekuatan angkatan kerja yang
dapat difungsikan menjadi militer atau paramiliter, setidaknya Indonesia masih
akan memiliki kekuatan untuk melakukan strategi gerilya dan perang perkotaan
yang paling sulit, ketika musuh telah masuk menembus ruang wilayah pertahanan
di daratan.
Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia
dengan adanya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa.
Ancaman sparatis dewasa ini ditunjukan dengan banyaknya wilayah atau propinsi
di Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka lepas dari Indonesia, begitu
pula beberapa aksi provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai
terjadinya berbagai kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama dan
gangguan dari luar adalah gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-
pulau kecil yang masih berada di didalam wilayah NKRI namun dekat dengan
wilayah negara lain.
ANALISA DAN HASIL
Warga negara yang memahami tentang HanKam akan lebih mampu dalam
meyaring atau memilah mana hal-hal yang dapat merusak keutuhan negara baik
dari luar maupun dari dalam. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan mutu
pertahanan dan keamanan nasional yang akan berimbas pada perkembangan dan
pertumbuhan bangsa dan negara.
Ancaman keamanan suatu bangsa dapat berasal dari luar maupun dari
dalam. Maka dengan dipahaminya prinsip HanKam sebagai salah satu bentuk dari
bela negara maka masyarakat akan lebih mampu dalam menjaga keamanan dan
pertahanan nasional. Karena ancaman bisa saja berasal dari orang-orang biasa
ataupun orang-orang penting.
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
b. saran
http://palmkartika.multiply.com/journal/item/9/PERTAHANAN_DAN_KEAMANAN_NEG
ARA_?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
http://labanursongo.blogspot.co.id/2011/05/makalah-kewarganegaraan-
ketahanan.html