Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

PERTAHANAN & KEAMANAN

Oleh :

1. Angelia Eka Salsabillah (1615021018)


2. Dame Natalia Panjaitan (1615021020)
3. Abdurrahman Firmansyah (1615021028)
4. Praniko Rayendra Putra (1615021014)
5. Panji Firmanul Hakim (1655021002)
6. Yusf Vian Mahmudi (1615021036)
7. Noviansyah (1615021026)
8. Randa Admiral (1615021052)
9. Deno Ratu Alam (1615021034)
10. Simson Hasudungan H. (1615021046)
11. Dasuri (1615021016)
12. Rizqal Hakim (1615021032)
13. Febrio Anggara (1615021042)

Jurusan Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Lampung
2017
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Dalam membangun negara, banyak faktor yang perlu diperhatikan. Faktor


yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan suatu negara dapat berasal
dari aspek ekonomi, sosial, politik, geografi, SDA, SDM, dan HanKam.
Hankam merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi suatu
bangsa. Hal-hal mengenai HanKam sebaiknya diketahui oleh masyarakat karena
banyak hal yang dapat mengancam pertahanan dan keamanan negara baik itu dari
dalam maupun dari luar.
Semakin tinggi kualitas pertahanan dan keamanan suatu negara maka
makin baik pula kondisi dari negara tersebut. Kondisi yang baik akan membuat
pembangunan dan perkembangan negara akan semakin mudah atau lebih aman
dari berbagai macam gangguan.

b. Identifikasi Masalah

HanKam sebagai salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

c. Rumusan Masalah

1. 1.Apa itu HanKam ?


2. Pentingkah HanKam bagi suatu negara ?

d. Tujuan
Agar mengetahui apa itu HanKam dan apa pentingnya bagi negara.
TINJAUAN PUSTAKA

Sumber 1

PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA

UNDANG-Undang Dasar 1945 Bab XII berjudul “Pertahanan dan Keamanan


Negara”. Dalam bab itu, Pasal 30 Ayat (1) menyebut tentang hak dan kewajiban
tiap warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. Ayat
(2) menyebut “usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia
dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat
sebagai kekuatan pendukung”. (huruf kursif oleh penulis).

Ayat (3) menyebut tugas TNI sebagai “mempertahankan, melindungi, dan


memelihara keutuhan dan kedaulatan negara”. Ayat (4) menyebut tugas Polri
sebagai “melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, dan menegakkan
hukum”. Ayat (5) menggariskan, susunan dan kedudukan, hubungan kewenangan
TNI dan Polri dalam menjalankan tugas, serta hal-hal lain yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan, diatur dengan undang-undang (UU).

Dari pembacaan Pasal 30 secara utuh dapat disimpulkan, meski TNI dan Polri
berbeda dalam struktur organisasi, namun dalam menjalankan tugas dan fungsi
masing-masing keduanya bekerja sama dan saling mendukung dalam suatu
“sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta”. Pengaturan tentang
sinkronisasi tugas pertahanan negara (hanneg) dan keamanan negara (kamneg)
itulah yang seyogianya ditata ulang melalui undang-undang yang membangun
adanya “ke-sistem-an” yang baik dan benar.

TANGGAL 8 Januari Tahun 2002 DPR melahirkan UU No 2 dan UU No 3 Tahun


2002, masing-masing tentang Polri dan tentang Hanneg, hasil dari Ketetapan
MPR No VI dan VII Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dan Polri . Pada 18
Agustus 2000 Komisi Konstitusi meresmikan Amandemen Kedua UUD 1945
yang menghasilkan Ayat (2) Pasal 30 UUD 1945 dengan rumusan sistem “han”
dan “kam” serta “ra” dan “ta” . Pada Agustus 2003 Ketetapan I MPR Tahun 2003
menggugurkan Ketetapan VI dan VII MPR Tahun 2000 setelah ada perundang-
undangan yang mengatur Polri dan tentang Hanneg. Pertengahan Oktober 2004
DPR meluluskan UU No 34 Tahun 2004 tentang TNI.

Dengan demikian, pada awal Maret 2005 telah ada UU tentang Hanneg, UU
tentang Polri, dan UU tentang TNI. Namun, hingga kini belum ada UU tentang
“Keamanan Negara” guna merangkai “Kamneg” dalam satu sistem dengan
“Hannneg” (kata “dan” antara “han” dan “kam” untuk membedakan dan
memisahkan organisasi TNI dari Polri). Sayang, UU tentang Polri, UU tentang
Hanneg, dan UU tentang TNI sama sekali tidak menyebut “sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta” sebagai landasan pokok pemikiran bahwa ada kaitan
sinergis antara fungsi “pertahanan negara” dan “keamanan negara”.

Oleh karena itu, apabila kita konsisten dengan amanat Pasal 30 Ayat (2), yaitu
membangun sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta, perlu disiapkan UU
tentang Pertahanan dan Keamanan Negara yang lebih bermuatan semangat dan
kinerja “sishankamrata”. Bila penyebutan pertahanan negara (hanneg) dan
keamanan negara (kamneg) dipilih sebagai peristilahan baku sesuai judul Bab XII
UUD 1945, dari logikanya seharusnya ada UU Keamanan Negara yang mewadahi
UU Polri. Sebagaimana pasal-pasal dalam UU Hanneg menyebut, pertahanan
negara bukan sekadar mengurus tentang TNI, maka UU Kamneg perlu
menegaskan, keamanan negara bukan sekadar tugas dan wewenang Polri.
Penjelasan UU tentang TNI menyebutkan, “di masa mendatang TNI akan berada
dalam Departemen Pertahanan (Dephan)”, suatu pengukuhan konsep dan praktik
supremasi sipil serta efisiensi kebijakan, strategi, dan penggunaan kekuatan TNI.
UU Polri pun perlu “ditemani” UU Kamneg yang kelak mengintegrasikan Polri ke
dalam suatu institusi sipil (misalnya, Departemen Dalam Negeri) sebagaimana
Dephan kelak menjadi instansi yang mengintegrasikan TNI di dalamnya.

PRAKARSA Dephan menyiapkan naskah akademik melalui undang-undang yang


1) Mencerminkan adanya “kesisteman” antara pertahanan negara dan keamanan
negara; 2) Mengandung adanya semangat kerja sama TNI dan Polri dalam
departemen dengan otoritas sipil yang berbeda; dan 3) Membina kerja sama, baik
antara fungsi TNI dan fungsi Polri di lapangan; diharapkan “merapikan” dan
“menyelaraskan” pasal-pasal yang ada dalam UU tentang Polri, UU tentang
Hanneg serta UU tentang TNI.

Tak ada niat dari Departemen Pertahanan untuk “memadukan”,


“menggabungkan”, apalagi “meleburkan” organisasi TNI dan organisasi Polri ke
dalam pola “hankam” seperti keadaan pada pra Juli 2000, saat Polri masih ada di
bawah kewenangan Departemen Pertahanan.

Yang ada adalah ikhtiar untuk menyebarluaskan pada khalayak ramai bahwa
menurut Bab XII dan Pasal 30 UUD 1945, pertahanan negara tidak sekadar
pengaturan tentang TNI dan bahwa keamanan negara tidak sekadar pengaturan
tentang Polri. Pertahanan negara dan keamanan negara perlu dijiwai semangat
Ayat (2) tentang “sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta”. Makna dari
bunyi Ayat (5), “…hal-hal lain yang terkait pertahanan dan keamanan negara,
diatur dengan undang-undang” adalah bahwa RUU, UU, dan Peraturan
Pemerintah lain seperti RUU Intelijen, UU tentang Keimigrasian, UU tentang
Kebebasan Informasi, UU Hubungan Luar Negeri, RUU tentang Rahasia Negara,
UU tentang Otonomi Daerah, dan hal-hal lain yang terkait pertahanan dan
keamanan negara perlu terjalin dalam semangat kebersamaan “sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta”.

Setelah melantik Kabinet Indonesia Bersatu 21 Oktober 2004, Presiden Susilo


Bambang Yudhoyono menggariskan bahwa sebagai seorang “konstitusionalis” ia
bertekad agar hal-hal yang berhubungan dengan penyelenggaraan negara taat pada
ketentuan UUD 1945.

Sejalan dengan tekad itu, perluasan dan pendalaman sekitar makna Bab XII dan
Pasal 30 UUD 1945 adalah salah satu tugas menteri pertahanan. Namun, Bab XII
UUD 1945 bukanlah monopoli departemen dan/atau kementerian negara yang
sehari-hari ada di bawah koordinasi Menko Polhukam. Bab XII UUD 1945 adalah
bagian dari bab dan pasal lain dalam UUD 1945 secara keseluruhan.

Marilah kita baca dengan saksama Bab XII Pasal 30 UUD 1945. Marilah kita
gelar wacana tentang makna Pasal 30 serta ayat-ayat yang terkandung di
dalamnya secara utuh dan lengkap, termasuk kaitannya dengan pasal-pasal lain
dalam UUD 1945. Pertahanan dan keamanan negara yang dijiwai “sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta” adalah hal yang terlalu penting untuk
dibahas hanya di kalangan TNI dan Polri. Dalam negara demokrasi, kepedulian
tentang pertahanan dan keamanan negara dalam arti luas adalah hak dan
kewajiban tiap warga negara , sebagaimana tertuang dalam Ayat (1), Pasal 30
UUD 1945.

Sumber :
http://palmkartika.multiply.com/journal/item/9/PERTAHANAN_DAN_KEAMA
NAN_NEGARA_?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

Sumber 2

A. Pengertian HANKAM

HANKAM adalah singkatan dari Pertahanan dan Keamanan.Pertahanan adalah


upaya untuk menegakkan kedaulatan Negara,mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari
ancaman militer serta ancaamaan bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan Negara
serta tugas lain yang berkaitan dengan fungsinya sebagai aparat
pertahanan.Sedangkan keamanan adalah upaya penegakkan hukum,menjaga
ketertiban masyarakat,melindungi keselamatan dan ketentraman serta ketertiban
hidup anggota masyarakat.

Pertahanan Negara di bagi atas dua jenis yaitu pertahanan militer dan pertahanan
non militer.Pertahanan militer merupakan kekuatan utama pertahanan Negara
yang di bangun dan di persiapkan untuk menghadapi ancaman militer,tersusun
dalam komponen utama serta komponen cadangan dan komponen
pendukung.Pendayagunaan lapis pertahanan militer di wujudkan dalam
penyelenggaraan operasi militer,baik dalam bentuk operaasi militer perang (OMP)
maupun operasi militer selain perang (OMSP).Sedangkan pertahanan nonmiliter
disebut juga dengaan pertahanan nirmiliter merupakan kekuatan pertahanan
Negara yang dibangun dalam kerangka pembangunan nasionl untuk mencapai
kesejahtraaaan nasional dan dipersiapkan untuk menghadapi ancaman
nirmiliter..Lapis pertahanan nirmiliter tersusun dalam fungsi keamanan untuk
keselamatan umum yang mencakup penanganan bencana alam dan operasi
kemanusiaan lainnya,social budaya,ekonomi,psikologi pertahanan,yang pada
intinya berkaitan dengan pemikiran kesadaran bela Negara,dan pengembangan
tekhnologi.

B. Peran,fungsi dan tugas TNI – POLRI

1. Peran, fungsi dan tugas TNI


a. Peran TNI

TNI berperan sebagai alat negara di bidang pertahanan yang dalam menjalankan
tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara.

b. Fungsi TNI

(1) TNI sebagai alat pertahanan negara, berfungsi sebagai;

a) penangkal terhadap setiap bentuk ancaman militer dan ancaman


bersenjata dari luar dan dalam negeri terhadap kedaulatan, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa;
b) penindak terhadap setiap bentuk ancaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a; dan
c) pemulih terhadap kondisi keamanan negara yang terganggu akibat
kekacauan keamanan.

(2) Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), TNI
merupakan komponen utama sistem pertahanan negara.

c. Tugas TNI

(1) Tugas pokok TNI adalah menegakkan kedaulatan negara,


mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara.

(2) Tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan:
a. operasi militer untuk perang;
b. operasi militer selain perang, yaitu untuk:
1) Mengatasi gerakan separatis bersenjata;
2) Mengatasi pemberontakan bersenjata;
3) Mengatasi aksi terorisme;
4) Mengamankan wilayah perbatasan;
5) Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;
6) Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan
politik luar negeri;
7) Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya;
8) Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya
secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta;
9) Membantu tugas pemerintahan di daerah;
10) Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka
tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam
undang-undang;
11) Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara
dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di
Indonesia;
12) Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan
pemberian bantuan kemanusiaan;
13) Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search
and rescue); serta
14) Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan
penerbangan terhadap pembajakan, perompakan dan
penyelundupan.
2. Peran,fungsi dan tugas POLRI

Peran dan fungsi kepolisian suatu Negara selalu berkembang dari waktu
kewaktu.Perkembangannya itu dipengaruhi oleh banyak hal.Beberapa
diantaranyaadalah lingkungan, politik, ketatanegaraan, ekonomi maupun social
budaya.Begitu pula dengan tugas, peran dan fungsi kepolisian Negara Republik
Indonesia(Polri). Dari masa berdirinya Polri sebagaimana disyahkan dalam
Undang ± Undang Dasar (UUD)tanggal 18 Agustus 1945 sampai dengan
sekarang, tugas, peran dan fungsinya mengalami perkembangan. Apabila dahulu
pada masa awaldisyahkannya kepolisian nasional disamping melaksanakan tugas
rutin kepolisian juga secara aktif ikut dalam perang mempertahankan
kemerdekaan, maka padasaat sekarang ini berdasarkan Undang ± Undang No 2
tahun 2002 Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang
berperan dalammemelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan
hukum, sertamemberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat dalamrangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

Tugas, peran dan fungsi Polri sejak masa berdirinya sebagaimana disyahkandalam
Undang - Undang Dasar (UUD) tanggal 19 Agustus 1945 sampai
dengansekarangmengalami perkembangan. Perkembangan tersebut dapat dilihat
dariketentuan Undang - Undang yang mengatur tentang Polri,sebagai berikut:

a. Undang Undang No 13 tahun 1961 tentang ketentuan -ketentuan pokok


Kepolisian Negara.

Pasal 1, berbunyi :

1) Kepolisian Negara Republik Indonesia, selanjutnya bertugasmemelihara


keamanan di dalam negeri.
2) Kepolisian Negara dalam menjalankan tugasnya selalu menjunjung
tinggihak-hak azasi rakyat dan hukum negara.Pasal 2Dalam melaksanakan
ketentuan-ketentuan dalam pasal 1 maka Kepolisian Negara mempunyai
tugas:

a) Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.


b) Mencegah dan memberantas menjalarnya penyakit-penyakitmasyarakat.
c) Memelihara keselamatan negara terhadap gangguan dari dalam.
d) Memelihara keselamatan orang, benda dan masyarakattermasuk
memberi perlindungan dan pertolongan.
e) Mengusahakan ketaatan warga negara dan masyarakat terhadap
peraturan-peraturan negara.

Dalam bidang peradilan mengadakan penyidikan atas kejahatan dan


pelanggaran menurut ketentuan-ketentuan dalam undang-undangHukum
Acara Pidana dan lain-lain peraturan Negara.
Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai alat negara yang
menjagakeamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi,
mengayomi,melayani masyarakat serta menegakkan hukum.

b. Ketetapan MPR RI NO. VI/MPR/2000 tentang Pemisahan TNI


danKepolisian Negara Republik Indonesia.
Pasal 2 ayat (2) :Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat
negara yang berperandalam memelihara keamanan.

c. Ketetapan MPR RI NO. VII/MPR/2000 tentang Peran TNI dan


peranKepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal6 :

(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara


yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat,menegakkan hukum, memberikan pengayoman dan
pelayanan kepadamasyarakat.
(2) Dalam menjalankan perannya, Kepolisian Negara Republik
Indonesiawajib memiliki keahlian dan keterampilan secara
professional.
d. Undang -Undang No 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.

Pasal 2:

Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang


pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.

Pasal 3:

(1) Pengemban fungsi kepolisian adalah Kepolisian Negara Republik


Indonesia yang dibantu oleh.

a. Kepolisian khusus.
b. Penyidik pegawai negeri sipil dan/atauc.

(2) Pengemban fungsi kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
a, b dan c melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.Pasal
5(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban ma
(3) Pengemban fungsi kepolisian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf
a, b dan c melaksanakan fungsi kepolisian sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang menjadi dasar hukumnya masing-masing.Pasal
5(1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang
berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat,menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan,
pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
terpeliharanya keamanandalam negeri.(2) Kepolisian Negara Republik
Indonesia adalah Kepolisian Nasional yangmerupakan satu kesatuan
dalam melaksanakan peran sebagaimanadimaksud dalam ayat (1).Pasal
13Tugas pokok Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah:
a) Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat.
b. Menegakkan hukum, dan
c. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat. Pasal 14 (1) dalam melaksanakan tugas pokok sebagaiman
dimaksud dalam Pasal 13,Kepolisian Negara Republik Indonesia bertugas
:
a) Melaksanakan pengaturan penjagaan, pengawalan dan patroli
terhadapkegiatan masyarakat dan pemerintah sesuai kebutuhan.
b) Menyelenggarakan segala kegiatan dalam menjamin keamanan,
ketertiban,dan kelancaran lalu lintas di jalan.
c) Membina masyarakat untuk meningkatkan partisipasi
masyarakat,kesadaran hukum masyarakat serta ketaatan warga
masyarakat terhadaphukum dan peratuaran perundang-undangan.

d. Turut serta dalam pembinaan hukum nasional.


e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum.
f. Melakukan koordinasi, pengawasan dan pembinaan teknis
terhadapkepolisian khusus, penyidik pegawai negeri sipil dan bentuk-
bentuk pengamanan swakarsa.
g. Melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap semua tindak
pidanasesuai dengan hukum acara pidana dan peraturan perundang-
undanganlainnya
h. Menyelenggarakan identifikasi kepolisian, kedokteran
kepolisian,laboratorium forensik dan psikologi kepolisian untuk
kepentingan tugaskepolisian.
i. Melindungi keselamatan jiwa raga, harta benda , masyarakat
danlingkungan hidup dari gangguan ketertiban dan/atau bencana termasuk
memberikan bantuan dan pertolongan dengan menjunjung tinggi hak
asasimanusia.
j. Melayani kepentingan warga masyarakat untuk sementara
sebelumditangani oleh instansi dan/atau pihak yang berwenang.
k. Memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan
kepentingannyadalam lingkup tugas kepolisian sertal.Melaksanakan tugas
lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan.(2). Tata cara
pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf f
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

C. Kondisi kekuata HANKAM Indonesia.

Kekuatan militer TNI ,masih di segani secara umum di dunia dan


khususnya di kawasan ASEAN.Hal ini ditandai dengan masuknya TNI dalam
peringkat ke-18 kekuatan militer dunia versi Global Firepower yang
menggunakan 45 variabel perhitungan.Urutan 10 besar kekuatan militer dunia,
menurut lembaga Global Firepower, ditempati Amerika Serikat, Rusia, China,
India, Inggris, Turki, Korea Selatan, Perancis, Jepang, dan Israel.Di tingkat
ASEAN, TNI menempati posisi teratas, diikuti Thailand (ke-19), Filipina (ke-23),
Malaysia (ke-27), dan Singapura (ke-41). Italia menempati urutan ke-17, Taiwan
berada pada urutan ke-14, dan Australia pada urutan ke-24.

Berikut data kekuatan militer Indonesia:

1. Kekuatan Personil (Personnel)

Dengan dukungan jumlah penduduk yang paling besar, Indonesia nampaknya


cukup unggul untuk menopang kekuatan personil. Hal ini terlihat di seluruh sub
personil berselisih cukup signifikan dengan negara-negara tetangga. Indonesia
masih memiliki peluang yang cukup besar untuk mewujudkan bentuk perang
gerilya, termasuk pertempuran kota, apabila pertahanan terluar berhasil ditembus
dan dikuasai musuh.

2. Kekuatan Udara (Air Power)

Ada 3 sub kekuatan udara, yaitu total pesawat militer (seluruh jenis pesawat
militer), jumlah helikopter, dan lapangan udara. Berdasarkan banyak pesawat
militer, Thailand terlihat lebih unggul dengan jumlah pesawat militer yang
mencapai 913 unit. Thailand pun cukup unggul untuk jumlah helikopter yang
paling banyak, yaitu 443 unit. Indonesia bisa dikatakan cukup unggul dengan
memiliki lebih banyak lapangan udara yang berfungsi sebagai pangkalan militer
atau dapat difungsikan menjadi pangkalan militer. Deskrispi mengenai kekuatan
udara masih terlalu abstrak, karena pesawat militer itu sendiri terdiri atas pesawat
tempur, pesawat pembom atau pesawat terpedo, pesawat pengintai, dan pesawat
transport. Indikator yang dituliskan pun masih memungkinkan bias dalam
memberikan gambaran kekuatan udara.

3. Kekuatan Darat (Land Army)

Ada 10 kunci dalam mengukur/mengetahui (potensi) kekuatan darat dalam suatu


pertempuran. Di dalamnya berisikan keseluruhan bentuk sistem persenjataan
darat, termasuk kendaraan logistik. Keseluruhannya akan sangat dibutuhkan
dalam pertempuran darat yang akan menghadapi musuh darat maupun musuh dari
udara. Uniknya, Singapura yang merupakan negara dengan luas wilayah paling
kecil justru cukup dominan memiliki unsur-unsur kekuatan darat, kecuali untuk
kendaraan logistik (logistical vehicles). Banyaknya kendaraan logistik yang
dimiliki Australia berkaitan dengan fungsi militer Australia yang sering
dimanfaatkan untuk pasukan perdamaian (PBB) dan tidak tertutup kemungkinan
difungsingkan untuk keperluan dukungan operasi ofensif. Indonesia yang
memiliki banyak pulau dengan total luas nomor dua setelah Australia justru
terlihat kurang serius memperkuat kekuatan darat. Lihat saja, sekalipun Malaysia
memiliki jumlah tank lebih sedikit dari Indonesia, tetapi Malaysia memiliki
senjata anti tank jauh lebih banyak dan lebih moderen.

4. Kekuatan Laut (Naval Power)

Kekuatan laut menjadi kunci atas setiap kemenangan pertempuran yang


menentukan jalannya sejarah. Ada 10 unsur yang membentuk kekuatan laut
menurut versi GFP seperti yang dilihat pada gambar di bawah. Sebagai negara
kepulauan terbesar dengan luas wilayah laut paling besar di Asia Tenggara,
Indonesia nampaknya justru tidak memiliki keunggulan yang signifikan. Jumlah
kapal pengangkut militer (merchant marine) masih di bawah Singapura. Jumlah
kapal militernya (total navy ships) pun masih dibawah Thailand. Indikator di sini
memang masih terlalu abstrak, karena kekuatan kapal selam (submarines)
Indonesia merupakan kapal perang teknologi 1980 yang telah diremajakan. Lain
ceritanya dengan kapal selam milik Malaysia yang dibeli pada tahun 2000an.
Filipina bisa dikatakan cukup unggul dalam patroli laut/perairan dengan dukungan
128 kapal patroli laut (patrol craft). Australia terlihat lebih unggul untuk
melakukan serangan laut jarak jauh dengan dukungan 12 kapal perang jenis fregat
dan 8 kapal pendaratan amfibi. Sekali lagi, angka-angka di atas masih terlalu
abstrak, karena saat ini sudah ada masuk kapal perang generasi terbaru yagn
seharusnya dipisahkan berdasarkan aspek teknologinya.

5. Kekuatan Logistik (Logistical)

Kekuatan logistik yang dimasukkan ke dalam daftar berikut ini merupakan segala
bentuk sumber daya yang dengan segera dapat dipersiapkan untuk mendukung
pertempuran langsung. Indonesia bisa dikatakan memiliki keunggulan dalam
aspek kekuatan logistik dengan melihat banyaknya angkatan kerja (labor force)
yang paling tinggi. Panjang akses jalan raya maupun kereta api tidak selalu
signifikan ukuran yang terlihat, karena tergantung dengan luas wilayah dan
kondisi pulau atau kepulauan. Dengan memiliki kekuatan angkatan kerja yang
dapat difungsikan menjadi militer atau paramiliter, setidaknya Indonesia masih
akan memiliki kekuatan untuk melakukan strategi gerilya dan perang perkotaan
yang paling sulit, ketika musuh telah masuk menembus ruang wilayah pertahanan
di daratan.

6. Kekuatan Sumber Daya Alam (Resources)

Setiap pertempuran akan membutuhkan sumber daya alam (energi), terutama


untuk keperluan kebutuhan masyarakat sehari-hari. Situasi perang akan
menyebabkan orientasi pemenuhan kebutuhan energi bagi masyarakat sipil akan
dialihkan untuk keperluan militer. Di sinilah salah satu kunci kekuatan dalam
pertempuran, yaitu kekuatan negara dalam menguasai sumber daya alamnya.
Australia terlihat memiliki keunggulan dari aspek penguasaan sumber daya alam.
Dengan cadangan minyak bumi (proven reserves) sebanyak 3,3 miliar barel dan
jumlah penduduk sekitar 22 juta jiwa, Australia masih memungkinkan bertahan
cukup lama dalam kondisi perang dengan ketersediaan minyak di dalam
negerinya. Sekalipun Indonesia dikatakan memiliki paling banyak cadangan
minyak, tetapi jumlah penduduknya pun cukup besar, yaitu mencapai di atas 240
juta jiwa dengan konsumsi per hari di atas 1 juta barel. Data mengenai minyak
bumi di sini tidak sepenuhnya valid, tetapi setidaknya menggambarkan
kemampuan bertahan suatu negara dalam kondisi perang.

7. Kekuatan Finansial (Financial)

Perang ataupun persiapannya membutuhkan biaya yang tidak sedikit, serta


membutuhkan kemampuan pengelolaan keuangan nasional yang memadai. Ada 3
unsur di dalam kekuatan finansial, yaitu anggaran pertahanan (defense budget),
cadangan devisa dan emas (reserve of foreign exchange and gold), dan
kemampuan pembayaran (purchasing power). Unsur yang paling perlu
dipehatikan adalah cadangan devisa dan belanja pertahanan. Dari dua unsur tadi,
Singapura lebih unggul dengan memiliki cadangan devisa maupun belanja
pertahanan paling besar. Ini berarti Singapura memiliki peluang lebih besar untuk
mempersiapkan suatu perang ataupun membiayai peperangan. Indonesia memiliki
kemampuan pembelian paling besar di antara negara-negara yang
diperbandingkan di sini. Ini berarti, dari sisi finansial, Indonesia memiliki peluang
yang paling besar untuk mentrans.

BEBERAPA ANCAMAN KETAHANAN DALAM DAN LUAR NEGERI

Beberapa ancaman dalam dan luar negeri telah dapat diatasi bangsa Indonesia
dengan adanya tekad bersama-sama menggalang kesatuan dan kecintaan bangsa.
Ancaman sparatis dewasa ini ditunjukan dengan banyaknya wilayah atau propinsi
di Indonesia yang menginginkan dirinya merdeka lepas dari Indonesia, begitu
pula beberapa aksi provokasi yang mengganggu kestabilan kehidupan sampai
terjadinya berbagai kerusuhan yang diwarnai nuansa etnis dan agama dan
gangguan dari luar adalah gangguan dari negara lain yang ingin menguasai pulau-
pulau kecil yang masih berada di didalam wilayah NKRI namun dekat dengan
wilayah negara lain.
ANALISA DAN HASIL

Warga negara yang memahami tentang HanKam akan lebih mampu dalam
meyaring atau memilah mana hal-hal yang dapat merusak keutuhan negara baik
dari luar maupun dari dalam. Sehingga hal tersebut dapat meningkatkan mutu
pertahanan dan keamanan nasional yang akan berimbas pada perkembangan dan
pertumbuhan bangsa dan negara.
Ancaman keamanan suatu bangsa dapat berasal dari luar maupun dari
dalam. Maka dengan dipahaminya prinsip HanKam sebagai salah satu bentuk dari
bela negara maka masyarakat akan lebih mampu dalam menjaga keamanan dan
pertahanan nasional. Karena ancaman bisa saja berasal dari orang-orang biasa
ataupun orang-orang penting.
KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

HANKAM adalah singkatan dari Pertahanan dan


Keamanan.Pertahanan adalah upaya untuk menegakkan kedaulatan
Negara,mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman militer serta
ancaamaan bersenjata terhadap keutuhan bangsa dan Negara serta tugas
lain yang berkaitan dengan fungsinya sebagai aparat
pertahanan.Sedangkan keamanan adalah upaya penegakkan
hukum,menjaga ketertiban masyarakat,melindungi keselamatan dan
ketentraman serta ketertiban hidup anggota masyarakat.
Dalam membentuk kekuatan HanKam maka harus meliputi dari
kekuatan militer, polisi, finansial, dan lain-lain.
Maka dapat disimpulakan bahwa pengetahuan akan HanKam adalah
hal yang penting bagi masyarakat.

b. saran

Tidak semua masyarakat mengetahui atau memahami mengenai


HanKam. Atau tidak memahami secara utuh tentang HanKAm. Maka
sebaiknya ada edukasi yang perlu didapatkan oleh masyarakat baik dari
pemerintah, pihak swasta, ataupun perseorangan.
DAFTAR PUSTAKA

http://palmkartika.multiply.com/journal/item/9/PERTAHANAN_DAN_KEAMANAN_NEG
ARA_?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem

http://labanursongo.blogspot.co.id/2011/05/makalah-kewarganegaraan-
ketahanan.html

Anda mungkin juga menyukai