Muhammad Fadhoil, Nailah Zhafira Balqis, M. Assiraj A.K. Kunggua, Nurlaili Rahmawati
Email: ...., ...., ...., rnurlaili086@uinjkt.ac.id
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Abstrak
Pendahuluan
Cikal bakal berdirinya TNI (Tentara Nasional Indonesia) dimulai sejak masa
perjuangan kemerdekaan Indonesia dari penjajahan Belanda. Pada awal kemerdekaan, para
pejuang yang tergabung dalam Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan Badan Keamanan
Rakyat (BKR) resmi diubah namanya menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) oleh
Presiden Soekarno pada tanggal 5 Oktober 1945.
Pada masa perang kemerdekaan TNI terlibat melawan pasukan Belanda yang
berusaha menguasai kembali wilayah Indonesia. Pasukan TNI ini melakukan perlawanan
melalui gerilya, pertempuran terbuka, dan diplomasi Internasional. Perjuangan ini mencapai
puncaknya pada tanggal 27 Desember 1949.
Pada masa setelah kemerdekaan TNI mengalami proses reorganisasi dan
memodernisasi. Presiden Soekarno pada tanggal 3 Januari 1950 mengeluarkan Surat
Keputusan Presiden (SKP) yang membentuk Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat
(APRIS) yang terdiri dari angkatan udara, laut, dan udara. Pada Orde Baru, TNI mengalami
perubahan struktur organisasi dan peran, serta terlibat dalam politik dan pembangunan
nasional. Di tahun 1985, TNI resmi dibagi menjadi tiga matra, antara lain TNI Angkatan
Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.
Pada masa reformasi pada tahun 1998, terjadi perubahan politik yang berdampak pada
TNI. TNI mengalami transformasi dan reformasi yang menghilangkan keterlibatannya dalam
politik dan hanya berfokus pada perannya yang sebagai alat kemanan negara. TNI (Tentara
Nasional Indonesia) sebagai alat keamanan negara mempunyai peranan yang sangat penting,
yaitu menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia. TNI juga bertanggung jawab
untuk menjaga wilayah udara, laut, dan darat dari wilayah Indonesia, karena itu mempunyai
potensi ancaman baik dari dalam negeri walaupun luar negeri. Fungsi TNI ini melibatkan
segala kegiatan pemeliharaan ketertiban dan keamanan, pengawasan dan pengendalian
perbatasan, dan juga pelaksanaan operasi militer di wilayah yang terancam.
Tujuan dibentuknya angkatan bersenjata dalam hal ini TNI untuk melindungi dan
mempertahankan kedaulatan negara.1 Selain itu fungsi TNI untuk menjaga keamanan,
ketertiban, dan keutuhan wilayah Indonesia, TNI juga berfungsi untuk menjaga keamanan
1
Munsharif Abdul Chalim dan Faisal Farhan, “Peranan dan Kedudukan Tentara Nasional Indonesia
(TNI) di dalam Rancangan Undang-Undang Keamanan Nasional ditinjau dari Perspektif Politik Hukum di
Indonesia”, (Jurnal Pembaharuan Hukum, Volume 11 No. 1, Januari-April 2015), hlm. 102.
2
undang-undang no 34 tahun 2004 tentang TNI, fungsi, dan tujuan TNI, mabes TNI, Jakarta, hlm.5.
3
Hasil Rapat 16 Oktober 2012, Rancangan undang-undang keamanan nasional, komisi lll DPR RI, hlm.3
dan stabilitas politik yang ada di dalam negeri. TNI juga berperan mendukung pemerintah
untuk menangani konflik sosial, menjaga keamanan masyarakat, serta melaksanakan tugas
penegakan hukum. TNI berfungsi juga dalam situasi darurat, misalnya membantu untuk
penanggulangan bencana alam. TNI berfungsi juga dalam pembangunan nasional, contohnya
TNI berperan dalam membangun infrastruktur, memberikan bantuan untuk masyarakat
terpencil, dan melaksanakan program-program yang bersifat kemanusiaan.
Metode Penelitian