Anda di halaman 1dari 22

SEJARAH TNI

MICHAEL LOREANTZ STEVEN


XI IPA 2
October 15, 2017
Tentara Nasional Indonesia atau biasa disingkat TNI adalah nama
sebuah angkatan perang dari negara Indonesia. Pada awal dibentuk
bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR) kemudian berganti nama
menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan kemudian diubah lagi
namanya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga saat ini.

Tentara Nasional Indonesia (TNI) terdiri dari tiga angkatan bersenjata,


yaitu TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara.
TNI dipimpin oleh seorang Panglima TNI, sedangkan masing-masing
angkatan dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan. Panglima TNI saat
ini adalah Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Pada masa Demokrasi Terpimpin hingga masa Orde Baru, TNI pernah
digabungkan dengan POLRI. Penggabungan ini disebut dengan ABRI
(Angkatan Bersenjata Republik Indonesia).

Sesuai Ketetapan MPR nomor VI/MPR/2000 tentang pemisahan TNI


dan POLRI serta Ketetapan MPR nomor VII/MPR/2000 tentang Peran TNI
dan peran POLRI maka pada tanggal 30 September 2004 telah disahkan
Rancangan Undang-Undang TNI oleh Dewan Perwakilan Rakyat yang
selanjutnya ditandatangani oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada
tanggal 19 Oktober 2004.

PAGE 1
1. Sejarah
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, otoritas militer di
Hindia Belanda diselenggarakan oleh (KNIL). Meskipun KNIL tidak
langsung bertanggung jawab atas pembentukan angkatan bersenjata
Indonesia pada masa depan, (sebaliknya berperan sebagai musuh
selama Revolusi Nasional Indonesia 1945-1949), KNIL juga telah
memberikan andil berupa pelatihan militer dan infrastruktur untuk
beberapa perwira TNI pada masa depan. Ada pusat-pusat pelatihan
militer, sekolah militer dan akademi militer di Hindia Belanda. Di
samping merekrut relawan Belanda dan tentara bayaran Eropa, KNIL
juga merekrut orang-orang pribumi Indonesia.

Pada tahun 1940 saat Belanda di bawah pendudukan Jerman, dan


Jepang mulai mengancam akses pasokan minyak bumi ke Hindia
Belanda, Belanda akhirnya membuka kesempatan penduduk pribumi
di Pulau Jawa untuk masuk sebagai anggota KNIL.

Selama Perang Dunia Kedua dan pendudukan Jepang di Indonesia


perjuangan rakyat Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan mulai
memuncak. Untuk mendapatkan dukungan dari rakyat Indonesia
dalam perang melawan pasukan sekutu, Jepang mulai mendorong dan
mendukung gerakan nasionalis Indonesia dengan menyediakan
pelatihan militer dan senjata bagi pemuda Indonesia. Pada tanggal 3
Oktober 1943, militer Jepang membentuk tentara relawan Indonesia
yang disebut PETA (Pembela Tanah Air). Jepang membentuk PETA
dengan maksud untuk membantu pasukan mereka menentang
kemungkinan invasi oleh Sekutu ke wilayah Asia tenggara.

PAGE 2
Pelatihan militer Jepang untuk pemuda Indonesia awalnya
dimaksudkan untuk menggalang dukungan lokal bagi Kekaisaran
Jepang, tetapi kemudian menjadi sumber daya yang sangat berarti
untuk Republik Indonesia selama Perang Kemerdekaan Indonesia
tahun 1945-1949 dan juga berperan dalam pembentukan Tentara
Keamanan Rakyat pada tahun 1945.

2. Pembentukan
Negara Indonesia pada awal berdirinya sama sekali tidak
mempunyai kesatuan tentara. Badan Keamanan Rakyat yang dibentuk
dalam sidang PPKI tanggal 22 Agustus 1945 dan diumumkan oleh
Presiden pada tanggal 23 Agustus 1945 bukanlah tentara sebagai suatu
organisasi kemiliteran yang resmi.

BKR baik di pusat maupun di daerah berada di bawah wewenang


Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan KNI Daerah dan tidak
berada di bawah perintah presiden sebagai panglima tertinggi
angkatan perang. BKR juga tidak berada di bawah koordinasi Menteri
Pertahanan. BKR hanya disiapkan untuk memelihara keamanan
setempat agar tidak menimbulkan kesan bahwa Indonesia
menyiapkan diri untuk memulai peperangan menghadapi Sekutu.

Akhirnya, melalui Maklumat Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945


(hingga saat ini diperingati sebagai hari kelahiran TNI), BKR diubah
menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Pada tanggal 7 Januari 1946,
Tentara Keamanan Rakyat berganti nama menjadi Tentara
Keselamatan Rakyat. Kemudian pada 26 Januari 1946, diubah lagi
menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).

PAGE 3
Karena saat itu di Indonesia terdapat barisan-barisan bersenjata
lainnya di samping Tentara Republik Indonesia, maka pada tanggal 15
Mei 1947, Presiden Soekarno mengeluarkan keputusan untuk
mempersatukan Tentara Republik Indonesia dengan barisan-barisan
bersenjata tersebut menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Penyatuan itu terjadi dan diresmikan pada tanggal 3 Juni 1947.

3. Perkembangan
Dari tahun 1950 hingga 1960-an Republik Indonesia berjuang untuk
mempertahankan persatuan negara terhadap pemberontakan lokal
dan gerakan separatis di beberapa provinsi. Dari tahun 1948 hingga
1962, TNI terlibat dalam perang lokal di Jawa Barat, Aceh, dan Sulawesi
Selatan melawan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII),
sebuah gerakan militan yang bertujuan mendirikan negara Islam di
Indonesia. TNI juga membantu menumpas pemberontakan Republik
Maluku Selatan pada tahun 1963. Kolonel Bayu

Dari tahun 1961 sampai 1963, TNI terlibat dalam operasi militer
untuk pengembalian Irian Barat ke Indonesia, dari tahun 1962-1965
TNI terlibat dalam Konfrontasi Indonesia-Malaysia.

Indonesia mengembangkan hubungan baik dengan Uni Soviet pada


periode tahun 1961-1965. Uni Soviet memberikan 17 kapal untuk
Angkatan Laut Indonesia. Kapal terbesar yang diberikan adalah kapal
penjelajah kelas Sverdlov dengan bobot mati 16.640 ton, sangat besar
juga dibandingkan dengan kapal korvet kelas Sigma yang hanya 1.600
ton. Indonesia memperoleh 12 kapal selam kelas Whiskey ditambah 2
kapal pendukung. Di Angkatan Udara Indonesia memiliki lebih dari
seratus pesawat militer, 20 supersonik MiG-21s, 10 supersonik MiG-19,
49 MiG-17 dan 30 MiG-15.

PAGE 4
4. Masa Orde Baru
Pada masa Orde Baru, militer di Indonesia lebih sering disebut
dengan ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia). ABRI adalah
sebuah lembaga yang terdiri dari unsur angkatan perang dan
kepolisian negara (Polri). Pada masa awal Orde Baru unsur angkatan
perang disebut dengan ADRI (Angkatan Darat Republik Indonesia),
ALRI (Angkatan Laut Republik Indonesia) dan AURI (Angkatan Udara
Republik Indonesia). Namun sejak Oktober 1971 sebutan resmi
angkatan perang dikembalikan lagi menjadi Tentara Nasional
Indonesia, sehingga setiap angkatan sebut dengan TNI Angkatan
Darat, TNI Angkatan Laut dan TNI Angkatan Udara.

Pada masa Orde Baru ketika Presiden Soeharto berkuasa, TNI ikut
serta dalam dunia politik di Indonesia. Keterlibatan militer dalam
politik Indonesia adalah bagian dari penerapan konsep Dwifungsi
ABRI yang kelewat menyimpang dari konsep awalnya. Pada masa ini
banyak sekali orang-orang militer ditempatkan di berbagai perusahaan
dan instansi pemerintahan. Di lembaga legislatif, ABRI mempunyai
fraksi sendiri di Dewan Perwakilan Rakyat dan Majelis
Permusyawaratan Rakyat, yang anggota-anggota diangkat dan tidak
melalui proses pemilu yang disebut dengan Fraksi ABRI atau biasa
disingkat FABRI.

Dari tahun 1970 hingga tahun 1990-an militer Indonesia bekerja


keras untuk menekan gerakan separatis bersenjata di provinsi Aceh
dan Timor Timur. Pada tahun 1991 terjadi Peristiwa Santa Cruz di
Timor Timur yang menodai citra militer Indonesia secara
internasional. Insiden ini menyebabkan Amerika Serikat
menghentikan dana IMET (International Military Education and
Training), yang mendukung pelatihan bagi militer Indonesia.

PAGE 5
5. Masa Reformasi
Setelah jatuhnya Soeharto pada tahun 1998, gerakan demokratis
dan sipil tumbuh mengganti peran militer dalam keterlibatan politik
di Indonesia. Sebagai hasilnya, TNI di masa ini telah mengalami
reformasi tertentu, seperti penghapusan Dwifungsi ABRI. Reformasi
ini juga melibatkan penegak hukum dalam masyarakat sipil umum,
yang mempertanyakan posisi polisi Indonesia di bawah payung
angkatan bersenjata. Reformasi ini menyebabkan pemisahan
kepolisian dari militer. Pada tahun 2000, Kepolisian Negara Republik
Indonesia secara resmi kembali berdiri sendiri dan merupakan sebuah
entitas yang terpisah dari militer. Nama resmi militer Indonesia juga
berubah dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) menjadi
kembali Tentara Nasional Indonesia (TNI). Di bentuklah 3 peraturan
perundang-undangan baru yaitu UU 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia, UU no. 3 tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara, dan UU 34 tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia.
Calon Panglima TNI saat ini harus diajukan Presiden dari Kepala Staf
Angkatan untuk mendapat persetujuan DPR. Hak politik TNI pun
dihilangkan serta dwifungsi ABRI dihilangkan.

Tugas pokok TNI saat ini dapat berupa operasi militer untuk perang
atau operasi militer selain perang, yaitu untuk :

1. Mengatasi gerakan separatis bersenjata;


2. Mengatasi pemberontakan bersenjata;
3. Mengatasi aksi terorisme;
4. Mengamankan wilayah perbatasan;
5. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis;
6. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan
politik luar negeri;
7. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta
keluarganya;

PAGE 6
8. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan
pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan
semesta;
9. Membantu tugas pemerintahan di daerah;
10. Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka
tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam
undang-undang;
11. Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara
dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di
Indonesia;
12. Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian,
dan pemberian bantuan kemanusiaan;
13. Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search
and rescue); serta
14. Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan
penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan
penyelundupan.

Militer Indonesia melanjutkan keterlibatan dan kontribusinya misi


penjaga perdamaian PBB melalui Kontingen Garuda. Setelah tahun
1999, pasukan Indonesia dikirim ke Afrika sebagai bagian dari Misi PBB
di Republik Demokratik Kongo. TNI juga telah menjadi bagian dari
Pasukan Sementara PBB di Lebanon, UNAMID, UNSMIS, MINUSTAH,
UNISFA, UNMISS, UNMIL.

Setelah darurat militer Aceh 2003-2004 & tsunami Aceh tahun 2004,
pemerintah Amerika Serikat menghentikan embargo suku cadang
yang telah berjalan terhadap senjata yang tidak mematikan dan
kendaraan militer, untuk mendukung upaya kemanusiaan di daerah
yang terkena dampak tsunami di Aceh dan Nias. Pada tanggal 22
November 2005, Amerika Serikat mengumumkan bahwa hubungan
militer dengan Indonesia akan dipulihkan secara penuh.

PAGE 7
Pada tahun 2009 dikeluarkan Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun
2009 tentang pengambilalihan aktivitas bisnis TNI. Semua bisnis TNI
akan dikelola oleh sebuah badan khusus yang akan didirikan yang
merupakan amanat dari Undang Undang No.34/2004 tentang Tentara
Nasional Indonesia (TNI).

6. Jati Diri
Berdasarkan Surat Keputusan Panglima TNI nomor Kep/21/I/2007,
pada tanggal 12 Januari 2007, doktrin TNI ditetapkan menjadi Tri
Dharma Eka Karma yang disingkat dengan TRIDEK.

Jati diri Tentara Nasional Indonesia adalah (Pasal 2 UU TNI) :


1. Tentara Rakyat, yaitu tentara yang anggotanya berasal dari warga
negara Indonesia;
2. Tentara Pejuang, yaitu tentara yang berjuang menegakkan
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan tidak mengenal
menyerah dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya;
3. Tentara Nasional, yaitu tentara kebangsaan Indonesia yang
bertugas demi kepentingan negara di atas kepentingan daerah,
suku, ras, dan golongan agama; dan
4. Tentara Profesional, yaitu tentara yang terlatih, terdidik,
diperlengkapi secara baik, tidak berpolitik praktis, tidak
berbisnis, dan dijamin kesejahteraannya, serta mengikuti
kebijakan politik negara yang menganut prinsip demokrasi,
supremasi sipil, hak asasi manusia, ketentuan hukum nasional,
dan hukum internasional yang telah diratifikasi.

PAGE 8
7. Kecabangan Militer TNI: TNI Angkatan Darat
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (atau biasa disingkat
TNI Angkatan Darat atau TNI-AD) adalah salah satu cabang angkatan
perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik
Indonesia di darat.

TNI Angkatan Darat dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945


bersamaan dengan dibentuknya TNI yang pada awal berdirinya
bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

TNI Angkatan Darat dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan


Darat (KASAD) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Besar
Angkatan Darat (MABESAD). KASAD saat ini dijabat oleh Jenderal TNI
Mulyono.

Kekuatan TNI-AD saat ini terdiri dari 2 komando utama (kotama)


tempur yaitu Kostrad, dan Kopassus. Di wilayah TNI-AD memiliki 13
Komando Daerah Militer, 44 Komando Resort Militer yang masing-
masing wilayah memiliki satuan tempur tersendiri. Selain komando
utama tempur, TNI-AD juga memiliki komando utama pendidikan
yang mendidik para perwira dan calon perwira.

7.a. Tugas TNI AD


Sebagai bagian dari TNI, sesuai dengan pasal 7 ayat (1) UU nomor
34 tahun 2004, tugas pokok TNI AD adalah menegakkan kedaulatan
negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari ancaman
dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara.

PAGE 9
7.b. Kecabangan TNI AD
1. Satuan Tempur (Satpur)

A. Infanteri (INF): adalah pasukan pejalan kaki. Merupakan


pasukan terbesar dan tempur utama di TNI AD. Sedangkan Kostrad
dan Kopassus merupakan bagiannya. Di Indonesia terdapat lebih
dari 100 Batalyon Infanteri. Satuan ini dapat dibedakan dari Warna
Baretnya Hijau. Infanteri berada di bawah Pusat Kesenjataan
Infanteri (Pussenif) yang komandannya berpangkat Mayor Jenderal.

B. Kavaleri (KAV): adalah pasukan lapis baja. Fungsi utamanya


sebagai Bantuan Tempur (Banpur) yang mobile. Pasukan Kavaleri
tidak hanya mengandalkan Tank dan Panser sebagai alat tempur
melainkan juga Kuda yang dilatih khusus berperang. Satuan ini
dapat dibedakan dari Warna Baretnya Hitam. Kavaleri berada di
bawah Pusat Kesenjataan Kavaleri (Pussenkav) yang komandannya
berpangkat Brigadir Jenderal.

C. Artileri Medan (ARM): adalah kesatuan senjata berat. Juga


merupakan Banpur seperti halnya Kavaleri. Fungsi utamanya adalah
bantuan tempur darat dalam misi membantu pasukan Infanteri.
Satuan ini dapat dibedakan dari Warna Baretnya Coklat. Artileri
Medan atau Armed berada di bawah Pusat Kesenjataan Artileri
Medan (Pussenarmed) yang komandannya berpangkat Brigadir
Jenderal.

D. Artileri Pertahanan Udara (ARH): adalah pasukan anti


serangan udara. Fungsi utamanya adalah sebagai penangkis
serangan udara dan membantu mengamankan objek darat dari
perusakan. Satuan ini dapat dibedakan dari Warna Baretnya Coklat
Artileri Pertahanan Udara atau Arhanud berada di bawah Pusat
Kesenjataan Artileri Pertahanan Udara (Pussenarhanud) yang
komandannya berpangkat Brigadir Jenderal.

PAGE 10
2.Satuan Bantuan Tempur (Satbanpur)

A. Zeni (CZI): adalah pasukan yang fungsi utamanya sebagai


bantuan tempur, konstruksi dan bangunan perang. Fungsi lain
adalah sebagai pasukan yang memperluas gerak kesatuan kawan
dan mempersempit gerak lawan. Satuan ini dapat dibedakan dari
Warna Baretnya Hijau. Zeni berada di bawah Direktorat Zeni
Angkatan Darat (Ditziad) yang komandannya berpangkat Brigadir
Jenderal.

B. Penerbang (CPN): adalah kesatuan yang fungsinya sebagai


mobil udara, menembak untuk target dibalik bukit, serta
pengintaian udara. Satuan ini dapat dibedakan dari Warna Baretnya
Merah Tua. Penerbang berada di bawah komando Pusat
Penerbangan Angkatan Darat yang komandannya berpangkat
Brigadir Jenderal.

C. Peralatan (CPL): adalah kesatuan yang fungsi utamanya


merawat dan menguji coba alat-alat tempur. Peralatan berada di
bawah Direktorat Peralatan Angkatan Darat (Ditpalad) yang
komandannya berpangkat Brigadir Jenderal.

D. Perhubungan (CHB): adalah kesatuan yang fungsi utamanya


menyampaikan dan menjaga informasi sebaik mungkin kepada
kesatuan tempur. Satuan ini dapat dibedakan dari Warna Baretnya
Hijau. Perhubungan berada di bawah komando Direktorat
Perhubungan Angkatan Darat (Dithubad) yang komandannya
berpangkat Brigadir Jenderal.

PAGE 11
3.Satuan Bantuan Administrasi (Satbanmin)

A. Polisi Militer (CPM): adalah kesatuan Bantuan Administrasi


(Banmin). Fungsi utamanya membantu tugas kesatuan lain dalam
hal administrasi dan pengurusan hukum militer. Satuan ini dapat
dibedakan dari Warna Baretnya Biru Muda. Polisi Militer berada di
bawah Pusat Polisi Militer Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Darat (Puspomad) yang komandannya berpangkat Mayor Jenderal.

B. Ajudan Jenderal (CAJ): adalah kesatuan yang fungsi utamanya


mengurus administrasi militer dan umum (PNS) serta urusan dalam
lainnya. Ajudan Jenderal atau Ajen berada di bawah komando
Direktorat Ajudan Jenderal Angkatan Darat (Ditajenad) yang
komandannya berpangkat Brigadir Jenderal.

C. Pembekalan Angkutan (CBA): adalah kesatuan yang fungsi


utamanya menyediakan pelayanan persediaan logistik tempur dan
angkutan perang. Satuan ini dapat dibedakan dari Warna Baretnya
Biru Tua. Pembekalan Angkutan atau Bekang berada di bawah
komando Direktorat Pembekalan Angkutan TNI Angkatan Darat
(Ditbekangad) yang komandannya berpangkat Brigadir Jenderal.

D. Topografi (CTP): adalah kesatuan yang fungsi utamanya


membuat peta tempur dan kepengurusan topografi. Topografi
berada di bawah komando Direktorat Topografi Angkatan Darat
(Dittopad) yang komandannya berpangkat Brigadir Jenderal.

E. Kesehatan Militer (CKM): adalah kesatuan yang fungsi


utamanya membina kesehatan prajurit. Kesehatan Militer berada di
bawah komando Direktorat Kesehatan Angkatan Darat (Ditkesad)
yang komandannya berpangkat Brigadir Jenderal.

PAGE 12
F. Keuangan (CKU): adalah kesatuan yang fungsi utamanya
membina administrasi keuangan militer. Keuangan berada di
bawah komando Direktorat Keuangan Angkatan Darat (Ditkuad)
yang komandannya berpangkat Brigadir Jenderal.

G. Hukum (CHK): adalah kesatuan yang fungsi utamanya


membina hukum dan peradilan militer. Hukum berada di bawah
komando Direktorat Hukum Angkatan Darat (Ditkumad) yang
komandannya berpangkat Brigadir Jenderal.

7.c. Gambar
1. Seragam

2. Baret

PAGE 13
8. Kecabangan Militer TNI: TNI Angkatan Laut
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (atau biasa disingkat
TNI Angkatan Laut atau TNI-AL) adalah salah satu cabang angkatan
perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik
Indonesia di laut.

TNI Angkatan Laut dibentuk pada tanggal 10 September 1945 yang


pada saat dibentuknya bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR Laut)
yang merupakan bagian dari Badan Keamanan Rakyat.

TNI Angkatan Laut dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan


Laut (KASAL) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Besar
Angkatan Laut (MABESAL). Sejak 31 Desember 2014 KSAL dijabat oleh
Laksamana Madya TNI Ade Supandi yang menggantikan Laksamana
TNI Marsetio yang memasuki masa pensiun.

Kekuatan TNI-AL saat ini terbagi dalam 2 armada, Armada Barat


yang berpusat di Tanjung Priok, Jakarta dan Armada Timur yang
berpusat di Tanjung Perak, Surabaya, serta satu Komando Lintas Laut
Militer (Kolinlamil). Selain itu juga membawahi Korps Marinir.

8.a. Sejarah
Sejarah TNI-AL dimulai tanggal 10 September 1945, setelah masa
awal diproklamasikannya kemerdekaan negara Indonesia,
administrasi pemerintah awal Indonesia mendirikan Badan
Keamanan Rakyat Laut (BKR Laut). BKR Laut dipelopori oleh
pelaut-pelaut veteran Indonesia yang pernah bertugas di jajaran
Koninklijke Marine (Angkatan Laut Kerajaan Belanda) pada masa
penjajahan Belanda dan Kaigun pada masa pendudukan Jepang.

PAGE 14
Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR
Laut yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Angkatan Laut Republik
Indonesia (ALRI), dengan segala kekuatan dan kemampuan yang
dimilikinya. Sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal-
kapal peninggalan Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan, dan
personel pengawaknya pun direkrut untuk memenuhi tuntutan
tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu.
Kekuatan yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk
menggelar Operasi Lintas Laut dalam rangka menyebarluaskan
berita proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai
tempat di Indonesia. Disamping itu mereka juga melakukan
pelayaran penerobosan blokade laut Belanda dalam rangka
mendapatkan bantuan dari luar negeri.

Selama 1949-1959 ALRI berhasil menyempurnakan kekuatan dan


meningkatkan kemampuannya. Di bidang Organisasi ALRI
membentuk Armada, Korps Marinir yang saat itu disebut sebagai
Korps Komando Angkatan Laut (KKO-AL), Penerbangan Angkatan
Laut dan sejumlah Komando Daerah Maritim sebagai komando
pertahanan kewilayahan aspek laut.

Pada 1990-an TNI AL mendapatkan tambahan kekuatan berupa


kapal-kapal perang jenis korvet kelas Parchim, kapal pendarat tank
(LST) kelas 'Frosch', dan Penyapu Ranjau kelas Kondor.
Penambahan kekuatan ini dinilai masih jauh dari kebutuhan dan
tuntutan tugas, lebih-lebih pada masa krisis multidimensional ini
yang menuntut peningkatan operasi namun perolehan
dukungannya sangat terbatas. Reformasi internal di tubuh TNI
membawa pengaruh besar pada tuntutan penajaman tugas TNI AL
dalam bidang pertahanan dan keamanan di laut.

PAGE 15
8.b. Tugas
Sesuai Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang TNI
Pasal 9, Angkatan Laut bertugas:

1. Melaksanakan tugas TNI matra laut di bidang pertahanan;


2. Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah laut
yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan
hukum internasional yang telah diratifikasi;
3. Melaksanakan tugas diplomasi Angkatan Laut dalam rangka
mendukung kebijakan politik luar negeri yang ditetapkan oleh
pemerintah;
4. Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan
pengembangan kekuatan matra laut;
5. Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan laut.

8.c. Kecabangan TNI AL


1. Korps Pelaut (Laut "P"): Berkemampuan dasar sebagai Perwira Jaga
Laut, dan berpotensi disiplin Ilmu dan Teknologi Kelautan/Teknik
Manajemen/Sosial Politik tertentu.

2. Korps Teknik (Laut "T"): Berkemampuan dalam bidang Teknik,


mampu bertugas sebagai Asisten Perwira Jaga Mesin, dan berpotensi
disiplin Ilmu dan Teknologi.

3. Korps Elektronika (Laut "E"): Berkemampuan dalam bidang


Elektronika, memahami tugas-tugas Perwira Divisi Elektronika di KRI,
dan berpotensi disiplin Ilmu dan Teknologi.

PAGE 16
4. Korps Suplai atau Administrasi (Laut "S"): Berkemampuan dasar
Administrasi, memahami tugas Perwira Keuangan, Perbekalan,
Kesekretariatan dan Perwira Administrasi Personel serta tugas Kepala
Departemen Logistik di KRI, dan juga ber potensi disiplin Ilmu
Ekonomi.

5. Korps Marinir (Mar): Berkemampuan dasar prajurit amfibi marinir,


mampu bertugas sebagai Komandan Peleton Infanteri Marinir,
Komandan Peleton Senjata Bantuan Infanteri, dan memahami tugas
Komandan Kompi Infanteri Marinir, serta berpotensi disiplin Ilmu
Sosial Politik.

6. Korps Kowal (Laut "K/W")

7. Korps Kesehatan (Laut "K")

8. Korps Khusus (Laut "KH"): Berkemampuan dalam bidang Jasmani


Militer.

9. Korps Polisi Militer (Laut "PM"): Berkemampuan dasar dalam hal


administrasi dan pengurusan hukum militer.

8.d. Gambar
1. Seragam

PAGE 17
9. Kecabangan Militer TNI: TNI Angkatan Udara
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (atau biasa disingkat
TNI Angkatan Udara atau TNI-AU) adalah salah satu cabang angkatan
perang dan merupakan bagian dari Tentara Nasional Indonesia (TNI)
yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara Republik
Indonesia di udara.

TNI Angkatan Udara pada awalnya merupakan bagian dari TNI


Angkatan Darat yang dulunya bernama Tentara Keamanan Rakyat
(TKR Jawatan Penerbangan). TNI Angkatan Udara dibentuk dan mulai
berdiri sendiri pada tanggal 9 April 1946 bersamaan dengan
dibentuknya Tentara Republik Indonesia (TRI Angkatan Udara) sesuai
dengan Penetapan Pemerintah Nomor 6/SD Tahun 1946.

TNI Angkatan Udara dipimpin oleh seorang Kepala Staf Angkatan


Udara (KASAU) yang menjadi pemimpin tertinggi di Markas Besar
Angkatan Udara (MABESAU). KASAU saat ini dijabat oleh Marsekal
TNI Hadi Tjahjanto.

Kekuatan TNI-AU saat ini memiliki dua komando operasi yaitu


Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) yang bermarkas di
Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta dan Komando Operasi
Angkatan Udara II (Koops AU II) yang bermarkas di Makassar.

9.a. Sejarah TNI AU


TNI AU lahir dengan dibentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR)
pada Tanggal 23 Agustus 1945, guna memperkuat Armada Udara yang
saat itu berkekurangan pesawat terbang dan fasilitas-fasilitas lainnya.
pada tanggal 5 Oktober 1945 berubah menjadi Tentara Keamanan
Rakyat (TKR) jawatan penerbangan di bawah Komodor Udara Soerjadi
Soerjadarma.

PAGE 18
Pada tanggal 23 Januari 1946 TKR ditingkatkan lagi menjadi TRI,
sebagai kelanjutan dari perkembangan tunas Angkatan Udara. Pada
tanggal 9 April 1946, TRI jawatan penerbangan dihapuskan dan diganti
menjadi Angkatan Udara Republik Indonesia, yang kini diperingati
sebagai hari lahirnya TNI AU yang diresmikan bersamaan dengan
berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Pada 29 Juli 1947 tiga kadet penerbang TNI AU masing-masing


Kadet Mulyono, Kadet Suharnoko Harbani dan Kadet Sutarjo Sigit
dengan menggunakan dua pesawat Cureng dan satu Guntei berhasil
melakukan pengeboman terhadap kubu-kubu pertahanan Belanda di
tiga tempat, masing-masing di kota Semarang, Salatiga, dan
Ambarawa.

Modal awal TNI AU adalah pesawat-pesawat hasil rampasan dari


tentara Jepang seperti jenis Cureng, Nishikoren, serta Hayabusha.
Pesawat-pesawat inilah yang merupakan cikal bakal berdirinya TNI
AU. Setelah keputusan Konferensi Meja Bundar tahun 1949, TNI AU
menerima beberapa aset Angkatan Udara Belanda meliputi pesawat
terbang, hanggar, depo pemeliharaan, serta depot logistik lainnya.
Beberapa jenis pesawat Belanda yang diambil alih antara lain C-47
Dakota, B-25 Mitchell, P-51 Mustang, AT-6 Harvard, PBY-5 Catalina,
dan Lockheed L-12.

Tahun 1950, TNI AU mengirimkan 60 orang calon penerbang ke


California Amerika Serikat, mengikuti pendidikan terbang pada Trans
Ocean Airlines Oakland Airport (TALOA). Saat itu TNI AU mendapat
pesawat tempur dari Uni Soviet dan Eropa Timur, berupa MiG-17, MiG-
19, MiG-21, pembom ringan Tupolev Tu-2, dan pemburu Lavochkin La-
11. Pesawat-pesawat ini mengambil peran dalam Operasi Trikora dan
Dwikora.

PAGE 19
9.b. Tugas
Sesuai dengan UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI pada Pasal
10, Angkatan Udara bertugas:

1. Melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan.


2. Menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara
yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan
hukum internasional yang telah diratifikasi.
3. Melaksanakan tugas TNI dalam pembangunan dan
pengembangan kekuatan matra udara.
4. Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan udara.

9.c. Kecabangan
1. Korps Penerbang (PNB)

2. Korps Navigator (NAV)

3. Korps Teknik (TEK)

4. Korps Administrasi (ADM)

5. Korps Perbekalan (KAL)

6. Korps Pasukan (PAS)

7. Korps Pomau (POM)

8. Korps Kesehatan (KES)

9. Korps Dinas Khusus (SUS)

PAGE 20
9.d. Gambar
1. Seragam

PAGE 21

Anda mungkin juga menyukai