Anda di halaman 1dari 34

TENTARA NASIONAL INDONESIA

PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA


NOMOR 48 TAHUN 2014

TENTANG

PERATURAN DINAS GARNISUN


TENTARA NASIONAL INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA

Menimbang: a. bahwa untuk mengawasi dan melaksanakan penegakan


disiplin dan tata tertib di lingkungan TNI, diperlukan peraturan tentang
dinas Garnisun;

b. bahwa Surat Keputusan Panglima ABRI Nomor Skep/556/IX/1990


tanggal 20 September 1990 tentang Pengesahan Peraturan Dinas
Garnisun Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PDG-ABRI),
kurangsesuai lagi maka perlu dilakukan perubahan; dan

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a


dan b, perlu menetapkan Peraturan Panglima Tentara Nasional Indonesia
tentang Peraturan Dinas Garnisun Tentara Nasional Indonesia.

Mengingat:

1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional


Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439);

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa dan


Tanda Kehormatan;

3. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang Keprotokolan


(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2010 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5166);
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1959 tentang Pencabutan Undang-Undang
Nomor74 Tahun 1957(Lembaran Negara Nomor 160 Tahun 1957) dan
Penetapan Keadaan Bahaya;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi


Prajurit Tentara Nasional Indonesia;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang


Disiplin Pegawai Negeri Sipil;

7. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang Susunan


Organisasi Tentara Nasional Indonesia;

8. Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 25 Tahun 2010 tentang


Perawatan dan Pemakaman Jenazah Prajurit TNI/Purnawirawan dan
PNS/Wredatama di lingkungan
Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia;

9. Peraturan Panglima TNI Nomor 174Tahun 2011 tentang


Pembentukan Produk Hukum di lingkungan Tentara Nasional
Indonesia;dan

10. Peraturan Panglima TNI Nomor 28 Tahun 2013 tentang Tata Upacara
Militer Tentara Nasional Indonesia.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA


TENTANG PERATURAN DINAS GARNISUN TENTARA NASIONAL
INDONESIA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan Panglima ini yang dimaksud dengan:

1. Garnisun (Garnizoen) adalah suatu tempat/daerah/wilayah dimana terdapat


penempatan, kedudukan, pemusatan pasukan dan markasmarkas serta kesatuan TNI
terdiri atas kesatuan-kesatuan daritigaangkatan tetap atau sementara, dibawah
pimpinan seorang Perwira, yang bertanggung jawab atas penegakan disiplin, tata
tertib TNIdan PNS di lingkungan TNI/Kemhandengan batas-batas daerah yang
ditentukan olehPanglima.

2. Dinas adalah bagian pekerjaan umum yang mengurus suatu kegiatan tertentu.
3. Dinas jaga Garnisun adalah personel yang ditugaskan untuk melaksanakan penjagaan
dan pengamanan VIP/VVIP termasuk kegiatannya serta penjagaan instalasi/objek
vital di wilayah Garnisun.

4. Dinas Keamanan Garnisun adalah sejumlah pasukan yang dipimpin oleh Bintara yang
diserahi tugas dan kewajiban melaksanakan pengamanan Markas Komando Garnisun
dan tempat lain, berupa rumah, kantor, instalasi/objek vital yang berdasarkan
ketetapan Komandan Garnisun dipandang perlu untuk diberi pengamanan.

5. Patroli Garnisun adalah tugas yang dikeluarkan oleh Garnisun untuk mengawasi dan
melaksanakan penegakan disiplin dan tata tertib TNI serta pengawasan terhadap
penjagaan/pengamanan instalasi/objek vital/VIP/VVIP di wilayah Garnisun.

6. Protokol Garnisun adalah satuan unsur badan pelaksana Komando Garnisun sebagai
pembantu Komandan Garnisun dalam pelaksanaan kegiatan protokoler.

7. Pemakaman Garnisun adalah satuan unsur badan pelaksana Komando Garnisun


sebagai pembantu Komandan Garnisun dalam pelaksanaan kegiatan pemakaman
TNI/PNS di lingkungan TNI/Kemhan.

8. Satuan Lapangan Pengamanan Khusus Garnisun adalah satuan unsur badan pelaksana
Komando Garnisun sebagai pembantu Komandan Garnisun dalam melaksanakan
pengamanan khusus di wilayah Garnisun.

9. Satuan Polisi Militer Garnisunadalah satuan unsur badan pelaksana Komando


Garnisun sebagai pembantu Komandan Garnisun dalammelaksanakan penegakan
disiplin dan tata tertib prajuritdan PNS di lingkungan TNI/Kemhandi wilayah
Garnisun.

10. Gelar adalah penghargaan negara yang diberikan Presiden kepada seseorang yang
telah gugur atau meninggal dunia atas perjuangan, pengabdian, dharma bakti dan
karya yang luar biasa kepada bangsa dan negara.

11. Tanda Jasa adalah penghargaan Negara yang diberikan Presiden kepada seseorang
yang berjasa dan berprestasi luar biasa dalam mengembangkan dan mamajukan suatu
bidang tertentu yang bermanfaat besar bagi bangsa dan negara.

12. Tanda Kehormatan adalah penghargaan Negara yang diberikan Presiden kepada
seseorang, kesatuan, institusi, pemerintah atau organisasi atas dharma bakti dan
kesetian yang luar biasa terhadap bangsa dan Negara.

13. Gugur adalah mati dalam melaksanakan tugas atau tugas petempuran sebagai akibat
tindakan langsung lawan.
14. Tewas adalah mati dalam melaksanakan tugas berdasarkan perintah dinas bukan
akibat tindakan langsung lawan.

15. Meninggal dunia adalah mati tidak dalam rangka melaksanakan tugas dan bukan
karena bunuh diri.
16. Taman Makam Pahlawan Nasional Utama yang selanjutnya disingkat
TMPNU(Kalibata) adalah Taman Makam Pahlawan Nasional Utama diperuntukkan
bagi Pahlawan Nasional/Prajurit TNI/Purnawirawan dan PNS/Wredatama yang
meninggal dunia dan dimakamkan dengan upacara militer,terletak di ibukota negara.

17. Taman Makam Pahlawan Nasional yang selanjutnyadisingkat TMPN adalah Taman
Makam Pahlawan Nasional diperuntukkan bagi Pahlawan
Nasional/PrajuritTNI/Purnawirawan dan PNS/Wredatama yang meninggal dunia dan
dimakamkan dengan upacara militer, berada di provinsi dan kabupaten/kota di seluruh
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

18. Taman Makam Bahagia yang selanjutnyadisingkat TMBadalahTaman Makam


Bahagia yang diperuntukkan bagi Prajurit TNI/Purnawirawan dan PNS/Wredatama
yang meninggal dunia dan tidak mempunyai hak dimakamkan di TMPNU dan
TMPN.

19. Taman PemakamanUmumyang selanjutnyadisingkat TPUadalah Taman Pemakaman


Umum bagi semua warga Negara Indonesia yang meninggal dunia.

20. Panglima Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut Panglima adalah
Perwira Tinggi Militer yang memimpin TNI.

Pasal 2

Macam-Macam Garnisun meliputi:

(1) Garnisun Tetap.


a. Garnisun Tetap merupakan suatu tempat/daerah/wilayah dimana terdapat
penempatan, kedudukan, pemusatan pasukan, markas-markas satuan TNI
yang terdiri dari tiga matra (TNI AD, TNI AL dan TNI AU) secara tetap pada
waktu Negara dalam keadaan damai serta memiliki batas-batas wilayah yang
sudah ditentukan sesuai keputusan Panglima.
b. Garnisun Tetap membawahi beberapa Sub Garnisun yang wilayahnya adalah
satuan komando kewilayahan yang berada dalam wilayah Garnisun Tetap.

(2) Garnisun Sementara.


a. Garnisun Sementara merupakan suatu tempat/daerah/wilayah dimana
penempatan, kedudukan,pemusatan pasukan, markas-markas satuan TNI
terdiri dari lebih satu matra untuk sementara waktu pada waktu Negara dalam
keadaan darurat militer.
b. Keberadaan Garnisun Sementara dibentuk apabila suatu
tempat/daerah/wilayah tersebut tidak terdapat Garnisun Tetap.

(3) Garnisun Fungsional.


• Garnisun Fungsional merupakan suatu tempat/daerah/wilayah dimana terdapat
penempatan, kedudukan, pemusatan pasukan, markas-markas satuan TNI
yang terdiri dari tiga matra (TNI AD, TNI AL dan TNI AU) atau kurang
secara tetap pada waktu Negara dalam keadaan damai namun bukan
merupakan Garnisun Tetap.
• Apabila dianggap perlu, Panglima dapat menetapkan suatu Garnisun
Fungsional menjadi Garnisun Tetap.

Pasal 3

Ketentuan Pimpinan Garnisun sebagai berikut:

(1) Untuk setiap tempat/daerah/wilayah yang dinyatakan sebagai suatu Garnisun hanya
terdapat satu organisasi pengendali Peraturan Dinas Garnisun, disebut Komando
Garnisun yang menyelenggarakan fungsi kegarnisunan yang berlaku bagi seluruh
prajurit/PNS di lingkungan TNI/Kemhan yang berdomisili/berkedudukan dalam
wilayah
Garnisun tersebut.

(2) Komandan Garnisun Tetap dijabat rangkap oleh Pangdam setempat.

(3) Dalam pelaksanaan tugas hariannya, Komandan Garnisun Tetap dibantu oleh seorang
Kepala Staf GarnisunTetap dijabat Perwira Tinggi Bintang Satu.

(4) Komandan Sub garnisun Tetap dijabat rangkap oleh Dandim yang berada di wilayah
Kogartap.

(5) Dalam pelaksanaan tugas hariannya, Komandan Sub Garnisun Tetap dibantu oleh
seorang Kepala Staf Sub Garnisun Tetap dijabat Perwira Menengah berpangkat
Mayor.

(6) Komandan Garnisun Sementara merupakan jabatan fungsional dijabat rangkap oleh
Pangkoops dibantu oleh staf sesuai kebutuhan.

(7) Pimpinan Garnisun Fungsional dijabat rangkap oleh Pang/Dan Komando wilayah
yang pangkatnya tertinggi.

BAB II
KEDUDUKAN,TUGAS DAN FUNGSI

Pasal 4

(1) Komando Garnisun Tetap disebut Kogartap, merupakan satuan pelaksana Mabes TNI
di daerah yang berkedudukan langsung dibawah Panglima, dilaksanakan oleh
Komandan Garnisun Tetap terdiri dari:
a. Kogartap I/Jakarta.
b. Kogartap II/Bandung.
c. Kogartap III/Surabaya.

(2) Komando Garnisun Tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk
disetiap daerah/wilayah sesuai kebutuhan organisasi TNI, ketentuan lebih lanjut
mengenai pembentukan Komando Garnisun Tetap diatur dengan Keputusan Panglima.

(3) Komando Garnisun Sementara disebut Kogartara, merupakan satuan pelaksana Mabes
TNI di daerah/wilayah darurat militer yang berkedudukan langsung di bawah
Panglima, dilaksanakan oleh Pangkoops setempat.

(4) Komando Garnisun Fungsional disebut Kogarfung, merupakan satuan pelaksana


fungsi kegarnisunan di daerah/wilayah yang tidak terdapat Kogartap, kewenangan
pengendalian dan operasional kegarnisunan berada di Panglima, dilaksanakan dan
berkedudukan langsung di bawah Pang/Dan yang pangkatnya tertinggi di Komando
kewilayahan setempat.

Pasal 5

Garnisun mempunyai tugas memelihara dan menegakkan ketentuanketentuan pokok


kemiliteran untuk meningkatkan soliditas persatuan dan kesatuan antar satuan TNI di wilayah
Garnisun.

Pasal 6 Fungsi
Garnisun meliputi:

(1) Menyelenggarakan Dinas Kegarnisunan meliputi Dinas Jaga, Dinas Keamanan,


Patroli, Protokoler, Pemakaman, Satlappamsus dan Satpom.

(2) Melaksanakan pencegahan dan penindakan terhadap setiap prajurit TNI yang
melanggar disiplin dan tata tertib sebagai tindakan awal Kepolisian Militer di wilayah
Garnisun selanjutnya dilimpahkan ke Polisi Militer Angkatan masing-masing.

(3) Pengawasan pelaksanaan siaga pasukan dalam memelihara pemantapan situasi


keamanan dan ketertiban di wilayahnya.

(4) Menyelenggarakan pemeliharaan moril, pergeseran pasukan dan pengawasan anggota


TNI di wilayahnya.

BAB III
PEMELIHARAAN DISIPLIN DAN TATA TERTIB

Bagian pertama
Ketertiban

Pasal 7
(1) Setiap prajurit TNI dan PNS di lingkungan TNI/Kemhan, baik secara perorangan
maupun kesatuan wajib mentaati, mematuhi dan menepati semua perundang-
undangan dan peraturan yang berlaku, termasuk semua perintah kedinasan dengan
tertib, tepat dan sempurna.

(2) Setiap prajurit TNI dan PNS di lingkungan TNI/Kemhan, dalam pergaulan sehari-
hari, memperhatikan norma-norma kehidupan TNI, sedangkan dalam kehidupan
bermasyarakat harus memperhatikan adat istiadat yang berlaku.

(3) Setiap prajurit TNI dan PNS di lingkungan TNI/Kemhan agar membatasi pergaulan
dengan perorangan, kelompok dan organisasi yang mempunyai reputasi kurang baik
dalam hukum Negara dan hukum sosial masyarakat karena dapat menimbulkan
penilaian yang kurang menguntungkan TNI.
(4) Setiap prajurit TNI dan PNS di lingkungan TNI/Kemhan menjaga tingkah laku dalam
kehidupan bermasyarakat berpedoman kepada Delapan Wajib TNI dan Panca
Prasetya Korpri.

Bagian kedua
Wajib Lapor

Paragraf 1
Perorangan

Pasal 8

(1) Setiap prajurit TNIdan PNS di lingkungan TNI/Kemhanyang keluar/masuk wilayah


garnisun wajib melaporkan diri ke Komando Garnisun/satuan TNI terdekat dalam
waktu 1 x 24 jam sebelum berangkat/sesudah datang di wilayah setempat.

(2) Didaerah-daerah yang tidak terdapat Komando Garnisun, wajib lapor ke Satuan TNI
terdekat.

(3) Dalam keadaan sakit/berhalangan, laporan dapat dilakukan secara tertulis,


menggunakan alat komunikasi yang ada atau dapat dilakukan oleh orangyang
ditunjuk.

(4) Apabila pangkat yang melaporkan diri lebih tinggi dari pada Komandan Satuan TNI
yang terdekat, maka pelaporan dapat dilakukan oleh orang yang ditunjuk atau secara
tertulis.

(5) Setiap prajurit TNI dan PNS di lingkungan TNI/Kemhanapabila menghadapi atau
menemui suatu permasalahan yang tidak dapat diselesaikannya sendiri dapat
melaporkan dan meminta pertolongan/bantuan keKomandan Satuan TNI yang
terdekat apabila diperlukan.

Paragraf 2
Pasukan

Pasal 9

(1) Pasukan yang datang dalam daerah Garnisun.


a. Paling lambat dalam waktu 3 x 24 jam sebelum pasukan datang, Komandan
Pasukan harus melaporkan tentang kekuatan dari saat kedatangan pasukannya
kepada Komandan Garnisun dan atau Satuan TNI terdekat.
b. Apabila pangkat Komandan Pasukan lebih tinggi dari pada pangkat
Komandan Garnisun dan atau Satuan TNI terdekat, maka Komandan Pasukan
tersebut mengirim seorang Perwira untuk melaporkan rencana kedatangan
pasukan serta minta keterangan yang diperlukan, paling lambat3 x 24 jam
sebelumnya.
• Pasukan yang kembali dari tugas operasi militer disambut oleh Komandan Garnisun
atau perwira yang ditunjuk.

(2) Pasukan yang meninggalkan daerah Garnisun.


a. Paling lambat1 x 24 jam sebelum meninggalkan daerah Garnisun, Komandan
Pasukan harus melaporkan dengan cara menghadap sendiri, dengan
perantaraan utusan atau dengan telpon.
b. Pada saat keberangkatannya pasukan yang akan meninggalkan Garnisun
diantarkan oleh Komandan Garnisun atau perwira yang ditunjuk.

(3) Apabila pasukan telah berangkat masih terdapat anggota yang tertinggal tanpa izin
dari komandan pasukannya, maka terhadap mereka dapat dilakukan penahanan dan
kemudian diberitahukan kepada atasannya untuk mendapatkan ketentuan yang lebih
lanjut.

(4) Kegiatan pasukan di wilayah Garnisun yang tidak bersifat rutin harus dilaporkan
kepada Komandan Garnisun.

Bagian ketiga
Penyelenggaraan Latihan, Perayaan dan Berburu

Pasal 10

Bagi Satuan TNI yang akanmelaksanakan latihan, terlebih dahulu


memberitahukan/melaporkan kepada Komandan Garnisun/Komandan
Satuan TNI setempat, antara lain:
a. Latihan menembak, mencoba senjata atau latihan lain-lain dengan
menggunakan munisi tajam dan munisi hampa dengan kaliber besar.
b. Latihan yang menggunakan ledakan baik Handak militer, komersil dan
improvisasi.
c. Latihan kemiliteran diluar lapangan kesatrian baik siang maupun malam.
Pasal 11

(1) Kesatuan yang akan mengadakan perayaan/peringatan hari-hari besar TNI yang
melibatkan konsentrasi massa, maka selambatlambatnya 1 x 24 jam terlebih dahulu
memberitahukan/melaporkan rencana kegiatannya kepada Komandan
Garnisun/Komandan Satuan TNI setempat.

(2) Prajurit TNI yang berburu dengan menggunakan senjata api harus dapat menunjukkan
surat ijin kepemilikan senjata api dan surat ijin berburu dari pihak yang berwenang.

BAB IV
MACAM-MACAM DINAS GARNISUN

Bagian pertama
Dinas Jaga Garnisun

Pasal 12

(1) Dinas Jaga Garnisun terdiri atas:


a. Pamen sebagai Perwira Jaga.
b. Pama sebagai Wakil Perwira Jaga. c. Bintara sebagai Bintara Jaga.
d. Tamtama sebagai Tamtama Jaga.
e. Petugas Dinas Jaga terdiri dari Personel ketiga Angkatan secara bergantian.

(2) Perlengkapan Dinas Jaga Garnisun terdiri dari:


a. Pakaian PDH, sepatu PDH dengan kopel rim.
b. Tanda Pengenal menurut PUDD TNI.

(3) Perwira dan Bintara Jaga bersenjata pistol organik kesatuan masingmasing serta
Tamtama Jaga tidak bersenjata.

Pasal 13

(1) Tugas dan Kewajiban Perwira Menengah (Pamen) Jaga yaitu:


a. Mengambil tindakan terhadap setiap prajurit TNI atau PNS di lingkungan
TNI/Kemhanyang melakukan pelanggaran sendisendi hukum masyarakat
umum dan hukum militer.
b. Menerima, memeriksa dan meneruskan laporan atas pengaduan dari
masyarakat/instansi yang mempunyai permasalahan berkaitan dengan anggota
TNI atau PNS di lingkungan TNI/Kemhan.
c. Mengendalikan Patroli Garnisun yaitu Patroli Rutin ke pos-pos penjagaan
satuanTNI dan kediaman VIP/VVIP dan instalasi/objek vital yang berada di
wilayah Garnisun. Patroli dilaksanakan sesuai dengan perintah Komandan
Garnisun/Kasgar.
d. Melaporkan situasi wilayah Garnisun kepada Komandan Garnisun/Kasgar
setiap pukul 05.00 atau sewaktu-waktu, apabila ada kegiatan penting dan hal-
hal yang menonjol.
e. Melaporkan situasi wilayah Garnisun ke Siaga Mabes TNI, setiap pukul 06.00
atau sewaktu-waktu apabila ada kegiatan penting danhal-hal yang menonjol,
sesuai dengan perintah Komandan Garnisun/Kasgar.
f. Mengawasi, mengoordinasikan dan mengarahkan tugas-tugas jaga yang
berada dibawahnya.
g. Dalam segala kegiatannya, Perwira Jaga Garnisun bertanggung jawab kepada
Komandan Garnisun/Kasgar atau Perwira yang ditunjuk.

(2) Tugas dan KewajibanPerwira Pertama (Pama) Jaga yaitu:


a. Mewakili Pamen Jaga Garnisun apabila yang bersangkutan berhalangan atau
tidak ada di tempat.
b. Mencatat kejadian-kejadian penting dalam jurnal yang
disediakan.
c. Dalam segala kegiatannya, Pama Jaga Garnisun bertanggung jawab kepada
Pamen Jaga Garnisun.

(3) Bintara dan Tamtama Jaga:


a. Melaksanakan urusan administrasi Dinas Jaga Garnisun.
b. Membantu Perwira Jaga dalam melakukan tugasnya.
c. Dalam pelaksanaan tugasnya, Bintara dan Tamtama Jaga diatur dan
bertanggung jawab kepadaPamen Jaga.

Pasal 14

(1) Dinas Jaga bertugas selama 1 x 24 jam mulai pukul 08.00 s.d. pukul
08.00 keesokan harinya.

(2) Dinas Jaga melaksanakan kegiatannya dirumah jaga yang telah ditentukan di Markas
Komando Garnisun.

(3) Ketentuan serah terimaDinas Jaga sebagai berikut:


a. Pamen Jaga melaksanakan serah terima di hadapan Komandan
Garnisun/Kasgar pada pukul 08.00 setiap harinya.
b. Pama Jaga, Bintara dan Tamtama Jaga melakukan Serah Terima di hadapan
PamenJaga baru setelah serah terima Pamen jaga.
c. Tata cara serah terima berpedoman pada PUDDTNI.

Bagian Kedua
Dinas Keamanan Garnisun
Pasal 15

(1) Jumlah anggota Dinas Keamanan dari personel organik minimal sepuluh orang,
dengan susunan sebagai berikut:
a. Komandan Dinas Keamanan dijabat oleh Ba.
b. Wakil Komandan Dinas Keamanan dijabat oleh Bintara/Kopral.
c. Anggota Dinas Keamanan dijabat oleh Tamtama.

(2) Pakaian Dinas Keamanan berpedoman pada PUDD TNI (PDL dengan dragrim) atau
pakaian lain yang ditentukan.

(3) Persenjataan Dinas Keamanan Garnisun terdiri atas:


a. Senjata organik satuan masing-masing.
b. Sangkur senjata organik.

Pasal 16

(1) Tugas dan Kewajiban Komandan Dinas Keamanan yaitu:


a. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagaimana telah diatur dalam buku
PUDDTNI.
b. Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Perwira Jaga Garnisun
atau Komandan Garnisun/Kasgaruntuk melaksanakan pengamanan terhadap
instalasi/objek vital sesuai dengan sifat, situasi dan kondisi objek yang
diamankan.

(2) Tugas dan Kewajiban Wakil Komandan Dinas Keamanan yaitu:


a. Melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk Komandan Dinas Keamanan.
b. Mewakili Komandan Dinas Keamanan apabila yang bersangkutan berhalangan
atau tidak ada di tempat.
c. Membantu mengawasi anggota Dinas Keamanan dalam melaksanakan tugas
Dinas Keamanan.

(3) Tugas dan KewajibanAnggota Dinas Keamanan yaitu:


a. Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Melaporkan hal-hal yang luar biasa kepada Komandan/Wakil Komandan
Dinas Keamanan selama menjalankan tugas dinas keamanan.

Pasal 17

(1) Dinas Keamanan bertugas selama 1 x 24 jam mulai pukul 17.00 s.d.
pukul 17.00 keesokan harinya.

(2) Dinas keamanan melaksanakan di tempat yang telah ditentukan oleh Komandan
Garnisun.
(3) Ketentuan serah terima Dinas Keamanan sebagai berikut:
a. Komandan Dinas Keamanan melaksanakan serah terima dihadapan Perwira
Jaga pada pukul 17.00 keesokan harinya.
b. Tata cara serah terima dilaksanakan dengan berpedoman pada PUDD TNI.
Bagian Ketiga
Patroli Garnisun

Pasal 18

(1) Patroli Garnisun terdiri atas dua unit, yaitu unit patroli penegakan disiplin dan tata
tertib, serta unit pengawasan penjagaan/pengamanan instalasi/objek vital dan
VIP/VVIP. Setiap unit patroli terdiri atas:
a. Komandan Patroli dijabat oleh Pama.
b. Wakil Komandan Patroli dijabat oleh Bintara.
c. Anggota Patroli dijabat oleh Tamtama.

(2) Perlengkapan yang digunakan yaitu:


a. Pakaian Patroli berpedoman pada PUDD TNI (PDL dengan dragrim) atau
pakaian lain yang ditentukan.
b. Tanda pengenal dilengan kiri.

(3) Seluruh anggota Patroli bersenjata pistol/laras panjang organik dari satuan masing-
masing.
Pasal 19

(1) Tugas dan KewajibanKomandan Unit Patroli yaitu:


a. Memimpin patroli sesuai dengan tugas yang diberikan.
b. Mengambil tindakan awal bagi prajurit TNI yang berada diluar kesatrian dan
melakukan perbuatan yang bertentangan dengan disiplin/tata tertibTNI yang
berlaku. Bila perlu menahan sementara, selanjutnya melaporkan kepada
Komandan Satuannya dalam waktu 1 x 24 jam.
c. Memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui kepada tiap-tiap pos keamanan
yang dilewatinya.
d. Melaporkan pelaksanaan patroli kepada Perwira Jaga Garnisun.

(2) Tugas dan Kewajiban Wakil Komandan Unit Patroli yaitu membantu Komandan
Patroli dalam pelaksanaan tugas patroli.

(3) Tugas dan KewajibanAnggota Patroli yaitu melaksanakan tugas Patroli dan
menjalankan petunjuk/perintah Komandan Patroli.

Pasal 20

(1) Patroli Garnisun bertugas selama 1 x 24 jam antara pukul 17.00 s.d.
pukul 17.00 keesokan harinya.

(2) Patroli Garnisun melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk Pamen Jaga
diwilayah Garnisun berdasarkan prosedur yang telah ditentukan oleh Komandan
Garnisun.

(3) Ketentuan Serah Terima sebagai berikut:


a. Komandan Patroli melaksanakan serah terima dihadapan Perwira Jaga
Garnisun, sedangkan anggota patroli melaksanakan serah terima dihadapan
Komandan Patroli.
b. Tata cara serah terima dilaksanakan dengan berpedoman pada PUDDTNI.

Pasal 21

(1) Keharusan-keharusan dalam melaksanakan tugas Patroli Garnisun sebagai berikut:


a. Melewati rute yang sudah ditentukan.
b. Mentaati segala peraturan yang berlaku.
c. Bersikap tegas dan berpakaian rapi.
d. Memberi bantuan kepada satuan-satuan TNI apabila
diperlukan.
e. Melaporkan pelaksanaan patroli kepada Perwira jaga.

(2) Larangan-larangan dalam melaksanakan tugas Patroli Garnisun sebagai berikut:


a. Memasuki perumahan dan lapangan milik perorangan atau bangunan, kantor
dan lain-lain kecuali ada kejadian mendadak atau atas permintaan pihak yang
berkepentingan.
b. Memasuki tempat-tempat terlarang kecuali ditentukan dalam tugas.
c. Bertindak melebihi kewenangan dan main hakim sendiri dalam melaksanakan
tugas.

Bagian Keempat
Protokol Garnisun

Pasal 22

(1) Kegiatan protokol meliputi:


a. Upacara bendera.
b. Upacaraupacara TNI.
c. Upacara upacara Nasional.
d. Upacara penyambutan/pengantaran Pejabat Negara/Tamu
Negara.
e. Upacara penyambutan/pengantaran pasukan.
f. Upacara-upacara ziarah.

(2) SusunanOrganisasi Protokol Garnisun terdiri dari:


a. Kepala Protokol dijabat oleh Pamen.
b. Kaurprot VIP/VVIP dijabat oleh Pama.
c. Kaurprot Um dijabat oleh Pama.
d. Anggota Protokol dijabat oleh Bintara dan Tamtama.

(3) Perlengkapan Protokol Garnisun yaitu pakaian upacara disesuaikan dengan jenis dan
sifat upacara.

(4) Persenjataan yang digunakan dalam upacara disesuaikan dengan jenis dan sifat
upacara.

Pasal 23

Tugas dan Kewajiban Protokol Garnisun yaitu:


a. Menyiapkan tata upacara dan mengoordinasikan, mengatur dan
mengendalikan pelaksanaan upacara-upacara TNI dan upacara-upacara
nasional lainnya, serta pengantaran dan penyambutan Tamu Negara,
VIP/VVIP dan pasukan yang akan memasuki/keluar Garnisun.
b. Mengoordinasikan dukungan pelaksanaan upacara yang meliputi alkomlek,
angkutan, pengamanan dan fasilitas lainnya.

Pasal 24

(1) Waktu tugas Protokol Garnisun disesuaikan dengan kegiatan upacara.

(2) Tempat tugas Protokol Garnisun disesuaikan dengan ketentuan pelaksanaan upacara.

Bagian Kelima
Pemakaman Garnisun

Pasal 25

(1) Kegiatan pemakaman meliputi:


a. Upacara pemakaman Prajurit/Purnawirawan/PNS/Wredatama TNI/Kemhan
dan orang-orang yang berhak dimakamkan dengan upacara militer sesuai
ketentuan yang berlaku.
b. Upacara penyambutan/pengantaran jenazah.
c. Upacara persemayaman.
d. Tata upacara pemakaman TNI sesuai dengan PTUM TNI.

(2) Susunan organisasi Pemakaman Garnisun sebagai berikut:


a. Kepala pemakaman dijabat oleh Pamen.
b. Kepala tim pemakaman (4 Tim) dijabat oleh Pama.
c. Anggota pemakaman dijabat oleh Bintara dan Tamtama.
(3) Perlengkapan yang digunakan yaitu:
a. Undangan PDUI.
b. Pasukan sesuai PTUM TNI.

(4) Persenjataan.
a. Undangan tidak bersenjata.
b. Pasukan bersenjata sesuai PTUM TNI.

Pasal 26

Tugas dan kewajiban Pemakaman Garnisun yaitu:


a. Melaksanakan pemeriksaan administrasi tentang hak-hak
almarhum/almarhumah.
b. Menyiapkan,mengatur dan mengendalikan tata upacara pemakamansesuai
dengan PTUM TNI.
c. Mengoordinasikan dukungan pelaksanaan upacara yang meliputi alkomlek,
angkutan, pasukan dan kelengkapan upacara lain.
d. Mengoordinasikan kepada kesatuan yang terkait dalam rangka turut berkabung
dan deputasi.
e. Mengatur tempat pemakaman di TMPNU, TMPN, TMB dan TPU.

Pasal 27

(1) Waktu Pemakaman Garnisun disesuaikan dengan pelaksanaan upacara pemakaman.

(2) Tempat Pemakaman Garnisun disesuaikan dengan tempat pelaksanaan upacara


pemakaman.

(3) Tata cara upacara pemakaman sesuai dengan PTUM TNI.

Pasal 28

(1) Hak pemakaman di TMPNU diberikan kepada Prajurit TNI/Purnawirawan dan


PNS/Wredatama yang meninggal dunia dan dimakamkan dengan upacara militer,
apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Penerima gelar.
b. Memiliki salah satu Tanda Kehormatan berupa:
1. Bintang Republik Indonesia.
2. Bintang Mahaputera.

(2) Hak pemakaman di TMPN diberikan kepada:


a. Prajurit TNI/Purnawirawan dan PNS/Wredatama yang meninggal dunia dan
dimakamkan dengan upacara militer apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
1. Diangkat sebagai pahlawan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
2. Pernyataan gugur atau tewas bagi prajurit TNI di lingkungan
TNI/Kemhan diberikan oleh Komandan/Ka Satker yang bersangkutan,
paling rendah setingkat Batalyon/Satker.
3. Prajurit TNI/Purnawirawan yang memiliki salah satu Tanda
Kehormatan berupa: a) Bintang Gerilya.
b) Bintang Sakti.
c) Bintang Dharma.
d) Bintang Yudha Dharma.
e) Bintang Kartika Eka Paksi.
f) Bintang Jalasena.
g) Bintang Swa Bhuwana Paksa.
b. Prajurit TNI/Purnawirawan yang memiliki Bintang Kartika Eka Paksi
Nararya/Bintang Jalasena Nararya/Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya,
yang diperoleh atas dasar prestasi atau jasa luar biasa melebihi panggilan
kewajiban tanpa merugikan tugas pokok, yang disumbangkan untuk kemajuan
dan pembangunan Kemhan dan TNI serta bukan atas dasar pengabdian selama
24 (dua puluh empat) tahun terus-menerus.
c. PNS/Wredatama yang meninggal dunia dan dimakamkan dengan upacara
militer apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Diangkat sebagai pahlawan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
2. Pernyataan gugur bagi PNSdi lingkungan TNI/Kemhan diberikan oleh
Komandan/Ka Satker yang bersangkutan, paling rendah setingkat
Batalyon/Satker.
3. PNS/Wredatama yang memiliki salah satu Tanda Kehormatan RI
berupa:
a) Bintang Republik Indonesia.
b) Bintang Mahaputera.
c) Bintang Jasa.
d) Bintang Kemanusiaan.
e) Bintang Penegak Demokrasi.

f) Bintang Budaya Parama Dharma.


g) Bintang Bhayangkara.

d. Veteran yang terdiri dari Veteran Pejuang Kemerdekaan RI dan Veteran


Perdamaian RI.

(3) Hak pemakaman di TMB diberikan kepada Prajurit


TNI/Purnawirawan dan PNS/Wredatama yang meninggal dunia dan dimakamkan
dengan upacara militer apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Prajurit TNI aktif termasuk yang sedang masa persiapan pensiun (MPP) yang
tidak memenuhi persyaratan untuk dimakamkan di TMPNU atau TMPN.
b. Purnawirawan TNI yang memiliki salah satu Tanda Kehormatan Negara
berbentuk Bintang selain Bintang yang mempersyaratkan untuk dimakamkan
di Taman Makam Pahlawan.

(4) Hak pemakaman di TPU diberikan kepada Prajurit TNI/Purnawirawan dan


PNS/Wredatama yang meninggal dunia apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
a. Prajurit TNI/Purnawirawan dan PNS/Wredatama yang meninggal dunia dapat
dimakamkan dengan upacara militer di TPU apabila memenuhi persyaratan
untuk dimakamkan di TMPNU, TMPN atau TMB, tetapi karena permohonan
keluarga, maka pemakaman dapat dilakukan di TPU.
b. Prajurit TNI/Purnawirawan atau PNS/Wredatama yang tidak mempunyai hak
dimakamkan di TMPNU,TMPN atau di TMB dan pemakamannya tidak
dengan upacara militer.

(5) Prajurit TNI/Purnawirawan dan PNS/Wredatama kehilangan hak pemakaman di


TMPNU, TMPN, atau TMB dengan upacara militer apabila yang bersangkutan:
a. Dicabut Tanda Jasa dan/atau Tanda Kehormatan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
b. Meninggal dunia akibat melakukan perbuatan yang merusak citra TNI maupun
PNS dan dinyatakan oleh pejabat yang berwenang.

(6) Pemakaman jenazah Prajurit TNI/Purnawirawan atau PNS/Wredatama di TMPNU,


TMPN, atau TMB dilaksanakan dengan upacara militer sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, demikian juga apabila pemakaman dilakukan di
TPU, maka pelaksanaannya tetap dengan upacara militer.

(7) Apabila jenazah Prajurit TNI/Purnawirawan atau PNS/Wredatama telah terlanjur


dimakamkan di TMPNU, TMPN atau TMB,dikemudian hari diketahui data
almarhum/almarhumah tidak memenuhi syarat/tidak layak dimakamkan di TMPNU,
TMPN atau TMB, maka jenazah tersebut harus dipindahkan.

Pasal 29

(1) Perawatan bagi jenazah prajurit TNI/Purnawirawan dan


PNS/Wredatama dibiayai oleh Negara.

(2) Bagi daerah yang tidak termasuk wilayah garnisun, biaya pemakaman disalurkan
lewat satuan TNI tempat jenazah akan dimakamkan.

(3) Biaya pemakaman dimaksud a. dan b. di atas terdiri dari:


a. Biaya pengadaan peti jenazah.
b. Biaya perawatan jenazah.
c. Biaya upacara pemakaman.
d. Bantuan kepada keluarga/ahli waris.

(4) Biaya perawatan jenazah dan bantuan kepada keluarga/ahli waris diberikan kepada
keluarga/ahli waris yang menyelenggarakan perawatan jenazah.

Bagian Keenam
Satuan Lapangan Pengamanan Khusus Garnisun

Pasal 30

(1) Susunan organisasiSatuan Lapangan Pengamanan Khusus Garnisun sebagai berikut:


a. Komandan Satuan Lapangan Pengamanan Khusus, dijabat oleh Pamen.
b. Komandan Tim A, dijabat oleh Pama.
c. Komandan Tim B,dijabat oleh Pama.

(2) Tugas dan Kewajiban Satuan Lapangan Pengamanan Khusus Garnisun sebagai
berikut:
a. mengoordinasikan dan membantu kegiatan pengamanan khusus yang
diselenggarakan oleh instansi terkait di wilayah Garnisun.
b. melaksanakan kegiatan penyelidikan terhadap daerah rawan yang berdampak
keterlibatan prajuritTNI danPNSdi lingkungan TNI/Kemhan di wilayah
Garnisun.

Bagian Ketujuh
Satuan Polisi Militer Garnisun

Pasal 31

(1) Susunan organisasiSatuan Polisi Militer Garnisun sebagaiberikut:


a. Komandan Satuan Polisi Militer, dijabat oleh Pamen.
b. Paur Idik, dijabat oleh Pama.
c. Paur Hartib. dijabat oleh Pama.
d. Dantimlap, dijabat oleh Pama.

(2) Tugas dan KewajibanSatuan Polisi Militer Garnisun yaitu:


a. Melaksanakan kegiatan operasi penegakan ketertiban dalam rangka
menegakkan disiplin dan tata tertib personel TNI dan PNS di lingkungan
TNI/Kemhan di wilayah Garnisun.
b. Melaksanakan tindakan pertama dalam pelaksanaan fungsi kepolisian militer,
sedangkan proses tindakan selanjutnya diserahkan kepada Polisi Militer
Angkatan masing-masing.

BAB V
KETENTUAN DALAM KEADAAN BAHAYA
Pasal 32

(1) Ketentuan siaga secara nasional ditetapkan oleh Panglima TNI,sedangkan untuk
daerah/wilayah ditetapkan oleh Pang/Dan setempat disesuaikan dengan situasi
kondisi daerah/wilayah dan dilaporkan ke Panglima TNI.

(2) Siaga terdiri dari tiga tingkatan:


a. Siaga I.Dalam keadaan Siaga I semua prajurit TNI tidak boleh meninggalkan
satuan/markas tanpa seijin Komandan satuanatau yang
berwajib/berwenang.Semua satuan TNI harus dalam keadaan siap sedia selama
24 jam, pasukan-pasukan berada didalam kesatrian, asrama dan markas.Semua
personel dikantor/staf selalu disiapkan untuk menghadapi bahaya. Pejabat-
pejabat penting dalam keadaan Siaga I diketahui oleh Dinas Jaga satuan
masing-masing dimana mereka berada.
b. Siaga II. Siaga II merupakan siaga yang berlaku bagi suatu pasukan/kesatuan
atau sebagian dari pasukan yang diperintahkan oleh Pang/Dan setempat.
c. Siaga III. Perintah Siaga III diberikan kepada suatu pasukan/kesatuan untuk
keperluan khusus.

Pasal 33

Kewajiban dalam Keadaan Bahaya sebagai berikut:

(1) Komandan Garnisun atau Pang/Dan setempat menetapkan keharusan-keharusan bagi


suatu pasukan/kesatuan pada waktu dalam keadaan bahaya, tempat dan kekuatan
pasukan yang harus disiapkan dalam keadaan bahaya.
(2) Dinas keamanan keluar dalam keadaan siap dan bersenjata.

(3) Semua petugas yang melaksanakan patroli harus segera kembali ke tempat masing-
masing.

(4) Semua prajurit TNI berkumpul di kesatuan masing-masing, apabila tidak mungkin
kembali ke kesatuan masing-masing dapat menggabungkan
diri pada kesatuan-kesatuan TNI yang terdekat.

BAB VI
PEMELIHARAAN MORIL

Pasal 34

(1) Komando Garnisun bertugas mengoordinasikan Pembinaan Mental prajuritTNI dan


PNS di lingkungan TNI/Kemhandi wilayah Garnisun.
(2) Mempelajari perkembangan lingkungan yang dapat mempengaruhi mental prajurit
TNI dan PNS di lingkungan TNI/Kemhan di wilayah Garnisun.

(3) Mengajukan pertimbangan dan saran mengenai berbagai upaya pemeliharaan dan
peningkatan mental prajuritTNI dan PNS di lingkungan TNI/Kemhandi wilayah
Garnisun.

(4) Melaksanakan pembinaan mental spiritual dan pelayanan rohani bagi prajurit TNI dan
PNS di lingkungan TNI/Kemhan di wilayah Garnisun.

Pasal 35

(1) Komando Garnisun bertugas mengoordinasikan,melaksanakandan mengendalikan


kegiatan, latihan, kompetisi olah raga antar perorangan/kesatuan TNI di wilayah
Garnisun.

(2) Memelihara sarana olah raga yang tersedia dan mengupayakan berbagai sarana olah
raga lainnya guna mendukung kegiatan olah raga garnisun maupun satuan TNI yang
berada di wilayah Garnisun.

Pasal 36

Komando garnisun mengupayakan, mengoordinasikan, melaksanakan dan mengendalikan


pelaksanaan hiburan prajurit di wilayah Garnisun.

BAB VII
KETENTUANLAIN-LAIN

Pasal 37

(1) Ketentuan tentang Organisasi dan Tugas Komando Garnisun baik Tetap maupun
Sementara ditetapkan dengan Peraturan Panglima TNI, sedangkan untuk Organisasi
Garnisun Fungsional secara langsung melekat pada Komando Kewilayahan yang
pangkatnya tertinggi di wilayah tersebut.

(2) Komandan Garnisun berwenang menentukan peraturan-peraturan yang berhubungan


dengan disiplin, tata tertib dan keamanan diwilayah garnisun sepanjang belum diatur
atau ditentukan dalam Peraturan Dinas Garnisun ini.

(3) Fungsi kegarnisunan di daerah/wilayah yang mempunyai satuansatuan TNI yang lebih
dari satu Angkatan dan tidak memenuhi persyaratan sebagai suatu garnisun
dilaksanakan oleh Pang/Dan yang pangkatnya tertinggi di wilayah tersebut.

Pasal 38
Bahwa lampiran dalam peraturan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan
Panglima tentang Peraturan Dinas Garnisun ini.

BAB VIII
KETENTUANPENUTUP

Pasal 39

Pada saat Peraturan Panglima ini mulai berlaku, maka Buku Peraturan Dinas Garnisun
Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PDG-ABRI) sebagaimana diatur dalam Surat
Keputusan Pangab Nomor: Skep/556/IX/1990 tanggal 20 September 1990 dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 40

Peraturan Panglima ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal


Desember 2014

PANGLIMA TNI,

Dr. MOELDOKO
JENDERAL TNI

LAMPIRAN
PERATURAN PANGLIMA TNI
NOMOR …….. TAHUN………
TENTANG DINAS GARNISUN
TENTARA NASIONAL INDONESIA

FORMULIR-FORMULIR UPACARA PEMAKAMAN MILITER

TENTARA NASIONAL INDONESIA Contoh a


MARKAS BESAR
RIWAYAT HIDUP

I. Nama : Pangkat : NRP : Jabatan


: Kesatuan :

II. PENDIDIKAN :
a. Umum :
b. Militer :

III. Dilahirkan di ……. Pada Tanggal ……. Bulan…….. Tahun………


Putra/i Ke …….. dari Bapak …………. Dan Ibu ……., Almarhum/Almarhumah
meninggalkan Seorang Istri /suami dan …… orang anak, ……. Orang anak laki-laki dan
…… orang anak perempuan.

IV. Bintang Jasa / Tanda Jasa yang dimiliki:

1. Satyalancana Kesetiaan 8 Thn


2. Satyalencana Kesetiaan 16 Thn
3. Satyalencana Kesetiaan 24 Thn
4. ……………………………………
5. ……………………………………

…………….., ……………………..
a.n. Komandan Garnisun……..
Asisten Administrasi,

Nama
Pangkat/Korps/NRP

V. Meninggal Di Rumah / Rumah Sakit ………….. Pada hari ………… tanggal ……..
bulan ……. tahun ……. pukul …….. WIB, Karena Sakit.
TENTARA NASIONAL INDONESIA Contoh b
MARKAS BESAR

APEL PERSADA

Saya :………………………………………………………………..………..

Atas Nama Negara dan Tentara Nasional Indonesia dengan ini mempersembahkan kepada
Persada Ibu Pertiwi jiwa dan raga dan jasa-jasa Almarhum/Almarhumah:

Nama :………………………………………………………………..………..

Pangkat/Gol :………………………………………………………………..………..

NRP/NIP :………………………………………………………………..………..
Jabatan :………………………………………………………………..………..

Kesatuan :………………………………………………………………..………..

Putra/putri dari :………………………………………………………………..………..

Yang telah meninggal dunia demi kepentingan dan keluhuran Negara dan Bangsa
pada hari ……… tanggal ………….. bulan ……… tahun …………. Pukul …….. di ………
karena ………..

Semoga jalan Dharma Bhakti yang ditempuhnya dapat menjadi suri tauladan bagi kita semua
dan arwahnya mendapat tempat yang semestinya di alam baka.
…………….., ……………………..
Inspektur Upacara,

Nama
Pangkat/Korps/NRP
TENTARA NASIONAL INDONESIA Contoh c
MARKAS BESAR

PENYERAHAN JENAZAH

Dengan ini saya atas nama keluarga, menyerahkan jenazah


Almarhum/Almarhumah ………….…… (Nama,
Pangkat/Korps/Gol,NRP/NIP) kepada Pemerintah untuk dimakamkandi Taman Makam
Pahlawan …..…../ Taman Makam Bahagia …., dengan
Upacara Militer.

…………….., ……………………..
Inspektur Upacara,

Nama
Pangkat/Korps/NRP
TENTARA NASIONAL INDONESIA Contoh d
MARKAS BESAR

PENERIMAAN JENAZAH

Saya :Kapten Inf ……………………………...

Jabatan :……………………………………………..
Atas Nama Negara Bangsa dan Tentara Nasional Indonesia menerima jenazah
Almarhum/Almarhumah ………………., selanjutnya jenazah akan saya berangkatkan ke
tempat pemakamannya di Taman Makam Pahlawan/Taman Makam Bahagia, untuk
dimakamkan secara militer.

…………….., ……………………..
Inspektur Upacara,

Nama
Pangkat/Korps/NRP
TENTARA NASIONAL INDONESIA Contoh e
MARKAS BESAR

SAMBUTAN INSPEKTUR UPACARA


PADA UPACARA PERSEMAYAMAN JENAZAH

ASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH


SELAMAT PAGI/SIANG/SORE
DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA

“INNALILLAHI WAINNA ILLAIHI ROJI’UN” (Khusus Islam)


“……………………………………………….” (Selain Islam)

YANG SAYA HORMATI SELURUH KELUARGA


ALMARHUM/ALMARHUMAH …………………..
DAN PARA PESERTA UPACARA PERSEMAYAMAN SERTA HADIRIN SEKALIAN.

SEPERTI KITA KETAHUI BAHWA PADA HARI …….. TANGGAL …….…. BULAN
…… TAHUN……. PUKUL ……. WIB TELAH MENINGGAL DUNIA DENGAN
TENANG ALMARHUM/ALMARHUMAH ………………………….….. DI KEDIAMAN
KARENA
……………………………………………………………….……....

PADA KESEMPATAN YANG PENUH RASA BELA SUNGKAWA INI, SAYA ATAS
NAMA PEMERINTAH DAN YANG HADIR DISINI, MENGUCAPKAN IKUT
BERDUKA CITA YANG SEDALAM-DALAMNYA ATAS MENINGGALNYA
ALMARHUM/ALMARHUMAH.

KEPADA SELURUH HADIRIN, MARILAH KITA BERSAMA-SAMA


MEMANJATKAN DO’A KEHADIRAT TUHAN YANG MAHA KUASA, SEMOGA
SEGALA KESALAHAN DAN KEKHILAFAN SERTA DOSA
ALMARHUM/ALMARHUMAH DAPAT DIAMPUNI DAN AMAL BHAKTINYA
DITERIMA DISISI TUHAN YANG MAHA KUASA.

KEPADA KELUARGA ALMARHUM/ALMARHUMAH YANG DITINGGALKAN


KAMI BERHARAP HENDAKNYA DAPAT MENERIMA KEPERGIAN
ALMARHUM/ALMARHUMAH INI DENGAN TABAH, TAWAKKAL DAN IKHLAS.
KITA SEBAGAI UMAT BERAGAMA YANG PERCAYA KEPADA KEKUASAANNYA,
TENTU KITA MENYADARI BENAR, BAHWA KEPERGIAN
ALMARHUM/ALMARHUMAH ITU SUDAH MENJADI KEHENDAK TUHAN SANG
MAHA PENCIPTA.

HADIRIN SEKALIAN YANG SAYA HORMATI

PADA KESEMPATAN INI KAMI JUGA MENYAMPAIKAN


PENGHARGAAN SERTA UCAPAN TERIMA KASIH YANG SETINGGITINGGINYA
KEPADA SEMUA PIHAK YANG TELAH MEMBERIKAN BANTUAN BAIK MORIL
MAUPUN MATERIIL, SEHINGGA UPACARA PERSEMAYAMAN INI DAPAT
BERJALAN DENGAN TERTIB DAN LANCAR.
KEMUDIAN DENGAN DISERAHKANNYA JENAZAH
ALMARHUM/ALMARHUMAH DARI PIHAK KELUARGA KEPADA PEMERINTAH,
MAKA UNTUK SELANJUTNYA JENAZAH
ALMARHUM/ALMARHUMAH AKAN DIBERANGKATKAN KE TAMAN MAKAM
PAHLAWAN ……./TAMAN MAKAM BAHAGIA ……………………..….…, UNTUK
DIMAKAMKAN SECARA MILITER.

SEKIAN SAMBUTAN SAYA, TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA.

WASSALAMU’ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH.(Khusus


Islam)
…………………………………………………………………………….. (Selain Islam)
…………….., ……………………..
Inspektur Upacara,

Nama
Pangkat/Korps/NRP
TENTARA NASIONAL INDONESIA Contoh f
MARKAS BESAR

SAMBUTAN INSPEKTUR UPACARA


PADA UPACARA PEMAKAMAN JENAZAH

ASSALAMU ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH


SELAMAT PAGI/SIANG/SORE
DAN SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA

“INNALILLAHI WAINNA ILLAIHI ROJI’UN” (Khusus Islam)


“……………………………………………….” (Selain Islam)
YANG SAYA HORMATI SELURUH KELUARGA ALMARHUM/ALMARHUMAH
………….. DAN PARA PESERTA UPACARA PEMAKAMAN SERTA HADIRIN
SEKALIAN.

ATAS RIDHO TUHAN YANG MAHA ESA, PADA HARI INI …….. TANGGAL ……..
BULAN …….. TAHUN ………, KITA BERSAMA-SAMA BERADA DI TAMAN
MAKAM PAHLAWAN ……… /TAMAN MAKAM BAHAGIA ………, UNTUK
MELAKSANAKAN UPACARA PEMAKAMAN JENAZAH,
ALMARHUM/ALMARHUMAH …………. SECARA MILITER, YANG TELAH
MENINGGAL DUNIA PADA HARI …… TANGGAL …. BULAN ….. TAHUN ……
PUKUL …… WIB, DI KEDIAMAN KARENA…..

UPACARA KEBESARAN INI DILAKSANAKAN SEBAGAI PENGHORMATAN DAN


PENGHARGAAN PEMERINTAH ATAS JASA, DHARMA BHAKTI DAN
PENGABDIAN ALMARHUM/ALMARHUMAH KEPADA NEGARA DAN BANGSA
SEMASA HIDUPNYA.

KEPERGIAN ALMARHUM/ALMARHUMAH, SUNGGUH SANGAT MENGEJUTKAN


DAN MENIMBULKAN KESEDIHAN YANG MENDALAM BAGI KITA SEMUA,
KHUSUSNYA BAGI KELUARGA YANG DITINGGALKAN, NAMUN SEBAGAI
UMAT BERAGAMA YANG PERCAYA KEPADA KEKUASAAN-NYA, KITA HARUS
DAPAT MENERIMA SECARA IKHLAS, KARENA KEPERGIAN
ALMARHUM/ALMARHUMAH SUDAH KEPUTUSAN DAN KEHENDAK-NYA.

OLEH KARENA ITU, PADA KESEMPATAN INI SAYA SELAKU INSPEKTUR


UPACARA DAN SELAKU PRIBADI MENYAMPAIKAN BELA SUNGKAWA YANG
SEDALAM-DALAMNYA ATAS WAFAT/MENINGGALNYA
ALMARHUM/ALMARHUMAH, SERAYA MEMANJATKAN DO’A, SEMOGA TUHAN
YANG MAHA ESA MEMBERIKAN KETABAHAN, KESABARAN DAN BIMBINGAN
SERTA PERLINDUNGANNYA KEPADA SELURUH KELUARGA YANG
DITINGGALKAN.

HADIRIN SEKALIAN YANG SAYA HORMATI.

DENGAN KEPERGIAN ALMARHUM/ALMARHUMAH, KITA SEMUA TELAH


KEHILANGAN SEORANG ANAK BANGSA TERBAIK, YANG SELALU MEMEGANG
TEGUH SETIAP PRINSIP-PRINSIP PERJUANGAN, SETIA KEPADA NEGARA
KESATUAN REPUBLIK INDONESIA DAN TELAH BEKERJA KERAS DALAM
MENGEMBAN SETIAP TUGAS NEGARA YANG MENJADI TANGGUNG
JAWABNYA.

TENTU SEMUA YANG DILAKUKAN ALMARHUM/ALMARHUMAH SEMASA


HIDUPNYA TERUTAMA YANG DILAKUKAN
ALMARHUM/ALMARHUMAH SEMASA HIDUPNYA TERUTAMA SAAT BELIAU
MENGEMBAN TUGAS DENGAN PENUH SEMANGAT DAN KEIKHLASAN,
SANGAT BERMANFAAT UNTUK DICONTOH MENJADI SURI TAULADAN BAGI
KITA SEMUA YANG MASIH HIDUP, DALAM MELANJUTKAN TUGAS
PENGABDIAN KEPADA BANGSA DAN NEGARA.

DISISI LAIN KAMI MENYADARI BAHWA ALMARHUM/ALMARHUMAH SEBAGAI


MANUSIA BIASA, SEMASA HIDUPNYA JUGA TIDAK LUPUT DARI SEGALA
KEIKHILAFAN DAN KEALPAAN, UNTUK ITU SAYA MENGAJAK PARA HADIRIN,
SUDILAH KIRANYA MELAPANGKAN DADA, UNTUK MEMAAFKAN SEGALA
KESALAHAN ALMARHUM/ALMARHUMAH SEMASA HIDUPNYA.

AKHIRNYA, MARILAH KITA SEMUA MENDO’AKAN


ALMARHUM/ALMARHUMAH, SEMOGA KESALAHAN DAN KEKHILAFAN, SERTA
DOSA YANG ADA PADA ALMARHUM/ALMARHUMAH DIAMPUNI, DAN
ARWAHNYA DITERIMA OLEH TUHAN YANG MAHA ESA, AMIIN.

SEKIAN SAMBUTAN SAYA, TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA.

WASSALAMU’ ALAIKUM WAROHMATULLAHI WABAROKATUH. (Khusus


Islam)
…………………………………………………………………………….. (Selain Islam)

…………….., ……………………..
Inspektur Upacara,

Nama
Pangkat/Korps/NRP

TENTARA NASIONAL INDONESIA Contoh g


MARKAS BESAR
DO’A PEMAKAMAN
(ISLAM)

BISMILLAHIRROHMAANIRROHIM

ALHAMDULILLAHIROBBIL ‘ALAMIN WA SHOLATU WAS SALAMU ALA


ASY’ROFIL MURSALIIN WA’ALA ALIHI WA SHOHBIHI AJ’MAIIN,
WALHAMDULLILAHI ROBBIL ‘ALAMIIN. ALLOHHUMMAGHFIR LIL
MUSLIMIINA WALMUSLIMAT WAL MU’MINIINA WAL MU’MINAT AL AHYA’I
MINHUM WAL’AMWAAT INNAKA SAMI’UN QO’RIBUN MUJIBUD DA’WAT
ALLOHUMMAGFIRLAHU WAR HAMHU WA’AFIHI WA’FU ANHU.
ALLOHUMMA ANJILIR ROHMATA WALMAGHFIROH, KHUSUSON ILA RUHI
ALMARHUM/ALMARHUMAH ………………………, ROBANA TAQOBBAL MINNA
INNAKA ANTAS SAMII’UL ALIIM WATUB ‘ALA’INA INNAKA ANTAT
TAWWABURROHIIM.

* YA ALLAH TUHAN YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG,


AMPUNILAH DOSA KAMI SEMUA DAN DOSA-DOSA PARA PAHLAWAN YANG
TELAH MENDAHULUI KAMI, KHUSUSNYA BAGI ALMARHUM/ALMARHUMAH
……………….., BERILAH RAHMAT DALAM KUBURNYA, TERIMALAH AMAL
BHAKTINYA, DAN TEMPATKANLAH DI DALAM GOLONGAN SYUHADA DAN
SHOLIHIN DI SURGA JANNATUN
NA’IM.

* YA ALLAH TUHAN YANG MAHA PERKASA, CURAHKANLAH RAHMAT


DAN KESABARAN BAGI KELUARGA YANG DI TINGGALKAN, BERILAH MEREKA
KEKUATAN LAHIR DAN BATIN, SERTA PETUNJUK DAN BIMBINGANMU KE
JALAN YANG BENAR, JAUHKAN MEREKA DARI JALAN YANG SESAT, AGAR
MEREKA SENANTIASA HIDUP DI DALAM NAUNGAN RHIDOMU.

* YA ALLAH TUHAN YANG MAHA BIJAKSANA, HANYA KEPADA ENGKAU


KAMI MENYEMBAH DAN HANYA KEPADA ENGKAU PULA KAMI MEMOHON
PERTOLONGAN, PERKENANKANLAH YA ALLAH DO’A DAN PERMOHONAN
KAMI. AMIN,.

ROBBANA ATINA FIDDUN YA HASANAH WAFIL AKHIROTI HASANAH WAQINA


ADZABANNAR, SHUBHANA ROBBIKA ROBBIL IZZATI AMMA YASIFUUN
WALHAMDULILLAHI ROBBIL ALAMIIN.
…………….., ……………………..
Perwira Rohani,

Nama
Pangkat/Korps/NRP
TENTARA NASIONAL INDONESIA Contoh h
MARKAS BESAR

DO’A PEMAKAMAN
(UMUM)

* YA TUHAN YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG,


AMPUNILAH DOSA KAMI SEMUA DAN DOSA-DOSA PARA PAHLAWAN
YANG TELAH MENDAHULUI KAMI, KHUSUSNYA BAGI
ALMARHUM/ALMARHUMAH ……………….., BERILAH RAHMAT DALAM
KUBURNYA, TERIMALAH AMAL BHAKTINYA.

* YA TUHAN YANG MAHA PERKASA, BERILAH KESABARAN BAGI


KELUARGA YANG DITINGGALKAN, BERILAH MEREKA KEKUATAN LAHIR
DAN BATIN SERTA PETUNJUK DAN BIMBINGANMU KE JALAN YANG
BENAR, JAUHKAN MEREKA DARI JALAN YANG SESAT, AGAR MEREKA
SENANTIASA HIDUP DI DALAM NAUNGANMU.

* YA TUHAN YANG MAHA BIJAKSANA, HANYA KEPADA ENGKAU KAMI


MENYEMBAH DAN HANYA KEPADA ENGKAU PULA KAMI MEMOHON
PERTOLONGAN, PERKENANKANLAH DO’A DAN PERMOHONAN KAMI.
AMIN,.

…………….., ……………………..
Perwira Rohani
Nama
Pangkat/Korps/NRP

Anda mungkin juga menyukai