TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
10. Perwira tinggi yang selanjutnya disebut Pati adalah Prajurit TNI
dengan pangkat Brigadir Jenderal/Laksamana Pertama/Marsekal
Pertama sampai dengan Jenderal/Laksamana/Marsekal.
11. Perwira menengah yang selanjutnya disebut Pamen adalah Prajurit TNI
dengan pangkat Mayor sampai dengan Kolonel.
12. Perwira pertama yang selanjutnya disebut Pama adalah Prajurit TNI
dengan pangkat Letnan Dua sampai dengan Kapten.
13. Bintara adalah Prajurit TNI dengan pangkat Sersan Dua sampai
dengan Pembantu Letnan Satu.
14. Tamtama adalah Prajurit TNI dengan pangkat Prajurit Dua/Kelasi Dua
sampai dengan Kopral Kepala.
15. Pegawai negeri sipil TNI yang selanjutnya disebut PNS TNI adalah
Pegawai Negeri Sipil Kemhan yang berdinas di lingkungan TNI.
16. Atasan adalah setiap prajurit TNI yang karena pangkat dan/atau
jabatannya berkedudukan lebih tinggi dari pada pangkat dan atau
jabatan prajurit Tentara Nasional Indonesia yang lain.
18. Bawahan adalah setiap prajurit TNI yang karena pangkat dan/atau
jabatannya berkedudukan lebih rendah dari pada pangkat dan atau
jabatan prajurit Tentara Nasional Indonesia yang lain.
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
(3) Kelompok pada saat membawa Bendera Merah Putih tidak diwajibkan
menyampaikan penghormatan pada saat bertemu Atasan.
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Setiap Prajurit TNI yang sedang melaksanakan tugas mengatur lalu lintas,
tidak diwajibkan memberikan penghormatan kepada atasan yang lewat,
kecuali keadaan memungkinkan untuk memberikan penghormatan.
Pasal 10
(1) Setiap Prajurit TNI yang mengiringi atasan dalam acara resmi, tidak
wajib melakukan penghormatan apabila atasannya tersebut
menerima/memberikan penghormatan.
(2) Setiap Prajurit TNI yang mengiringi atasan dalam acara tidak resmi,
wajib turut memberikan/membalas penghormatan, apabila
penghormatan tersebut berlaku baginya.
Pasal 11
Pasal 12
(1) Macam Hormat Tangan terdiri atas Hormat Tangan dengan bertutup
kepala dan Hormat Tangan dengan tidak bertutup kepala.
7
Pasal 13
(2) Hormat senjata laras panjang popor tetap posisi senjata disamping
badan dilaksanakan sebagai berikut:
(3) Hormat senjata laras panjang popor dilipat posisi senjata dikalungkan
dilaksanakan sebagai berikut:
(7) Senjata senapan dan pedang dalam keadaan terhunus hanya untuk
menyampaikan penghormatan, tidak untuk membalas penghormatan.
d. Pelaksanaan:
d. Senjata pedang.
e. Bendera Penjuru.
1) Apabila Pasukan terdiri dari 3 banjar atau lebih maka pada saat
Hormat Kanan/Kiri seluruhnya memalingkan kepala lebih kurang
45° kearah yang diberi hormat kecuali banjar paling kanan/kiri.
2) Apabila barisan hanya terdiri dari satu banjar saja, maka pada
saat hormat kanan/kiri seluruhnya memalingkan kepala lebih
kurang 45° kearah yang diberi hormat kecuali orang terdepan
untuk menjaga kelurusan arah gerak pasukan/barisan tersebut.
BAB II
PENGHORMATAN PERORANGAN
Bagian pertama
Penghormatan Perorangan Tanpa Bersenjata
Pasal 14
Pasal 15
(1) Penghormatan perorangan tanpa bersenjata posisi berjalan/berlari
terhadap Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berhenti, sikap sempuna menghadap penuh.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
Pasal 16
Bagian kedua
Penghormatan Perorangan Bersenjata
Paragraf 1
Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap
Posisi Berjalan/berlari Depan Senjata terhadap Pati dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Berhenti tegak senjata di samping badan.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
18
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
Pasal 28
Pasal 29
Pasal 30
Pasal 31
Pasal 32
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Tangan kiri tetap berada di samping badan.
e. Setelah mendapat balasan kembali ke sikap semula.
Pasal 33
Pasal 34
Paragraf 2
Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Dilipat
Pasal 35
Pasal 36
Pasal 37
Pasal 38
Pasal 39
Pasal 40
Paragraf 3
Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Pistol
Pasal 41
Paragraf 4
Perorangan Membawa Senjata SMR dan Senjata Mortir
Pasal 42
Paragraf 5
Penghormatan Perorangan Membawa Pedang
Pasal 43
Pasal 44
Bagian ketiga
Penghormatan Perorangan Membawa Alat
Paragraf 1
Penghormatan Perorangan Membawa Bendera Penjuru.
Pasal 45
Pasal 46
Paragraf 2
Penghormatan Perorangan Membawa Tongkat Komando/Pelatih
Pasal 47
Pasal 48
Pasal 49
Paragraf 3
Penghormatan Perorangan Membawa Barang
Pasal 50
Pasal 51
Pasal 52
BAB III
PENGHORMATAN KELOMPOK/PASUKAN
Bagian pertama
Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata
Pasal 53
Pasal 54
Pasal 55
Bagian kedua
Penghormatan Kelompok/Pasukan Bersenjata
Paragraf 1
Pasal 56
Pasal 57
Paragraf 2
Pasal 58
Pasal 59
Pasal 60
Pasal 61
Pasal 62
Pasal 64
Pasal 65
Bagian ketiga
Penghormatan Kelompok/Pasukan Sedang Belajar/Berlatih/Bekerja dan
kegiatan lainnya
Pasal 66
Bagian keempat
Penghormatan Kelompok/Pasukan Sedang Beristirahat
Pasal 67
Bagian kelima
Penghormatan Antar Kelompok/PasukanSedang Berjalan
Pasal 68
BAB IV
PENGHORMATAN DALAM KEADAAN KHUSUS
Bagian pertama
Penghormatan Berkuda
Pasal 69
Pasal 70
Bagian kedua
Penghormatan Berkendaraan Roda 2 dan 3
Pasal 71
Bagian ketiga
Penghormatan Berkendaraan Roda 4 atau Lebih
Pasal 72
(2) Apabila di dalam kendaraan terdapat lebih dari satu orang, maka
Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan oleh yang tertua.
40
Bagian keempat
Penghormatan Masuk/Keluar KRI
Pasal 73
(1) Semua prajurit TNI yang mengunjungi kapal perang pada siang hari
harus menyampaikan penghormatan kepada Bendera Kebangsaan
pada waktu tiba di geladak melalui tangga kapal, baik dari arah darat
maupun dari tempat lain.
Bagian kelima
Penghormatan Berkendaraan Sekoci
Pasal 74
Bagian keenam
Penghormatan di Kapal ADRI
Pasal 75
Bagian ketujuh
Penghormatan di RuangDiskam
Pasal 76
Bagian kedelapan
Penghormatan di Rumah Ibadah
Pasal 77
BABV
PENGHORMATAN KEPADA LAMBANG KESATUAN
Pasal 78
Pasal 79
(3) Apabila hanya salah satu saja yang membawa Lambang Kesatuan,
maka pasukan lainnya menyampaikan penghormatan secara Defile
(seluruhnya langkah tegap hormat kanan/kiri).
(4) Dalam keadaan jalan sempit dan berada di persimpangan jalan, maka
setiap prajurit TNI/pasukan wajib memberikan keutamaan terhadap
pasukan yang membawa Lambang Kesatuan untuk terus berjalan.
BAB VI
DEPUTASI DAN PENGHORMATAN DALAM PENERBANGAN
Pasal 80
(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Presiden RI.
b. Wakil Presiden RI.
c. Kepala Negara/Wakil Kepala Negara Tamu yang mempunyai
hubungan diplomatik dengan RI.
d. Istri Presiden RI dan Putra-putrinya.
e. Istri Wakil Presiden RI dan Putra-putrinya.
f. Pejabat lain yang berdasarkan ketentuan perundang-undangan
termasuk penumpang VVIP.
(3) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. Para Menteri Kabinet.
b. Panglima TNI.
44
c. Kapolri.
d. Kas Angkatan.
e. Tamu negara asing yang memiliki jabatan setingkat yang
mempunyai hubungan diplomatik dengan RI.
f. Pejabat negara yang memiliki kedudukan setingkat Menteri.
(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas:
a. Perwira Tinggi TNI/Polri.
b. Tamu negara asing yang memiliki jabatan setingkat yang
mempunyai hubungan diplomatik dengan RI.
c. Istri Panglima TNI/Kapolri, dan Istri Kas Angkatan.
Pasal 81
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 82
(1) Peraturan penghormatan militer ini tidak berlaku bagi PNS yang
bekerja di lingkungan TNI.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 83
Pasal 84
Pasal 85
Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 31Desember 2014
PANGLIMA TNI,
Dr. MOELDOKO
JENDERAL TNI