Anda di halaman 1dari 45

TENTARA NASIONAL INDONESIA

PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA


NOMOR 45 TAHUN 2014

TENTANG

PERATURAN PENGHORMATAN MILITER


TENTARA NASIONAL INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa untuk mengatur ketertiban dan keseragaman dalam


melaksanakan penghormatan di lingkungan TNI,
diperlukan peraturan tentang penghormatan militer;
b. bahwa Surat Keputusan Panglima ABRI Nomor
Skep/610/X/1985 tanggal 8 Oktober 1985 tentang
Pengesahan Peraturan Penghormatan Militer Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (PPM-ABRI), kurang sesuai
lagi dengan ketentuan perundang-undangan dan
perkembangan organisasi TNI, sehingga perlu dilakukan
perubahan; dan
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan
Panglima Tentara Nasional Indonesia tentang
Penghormatan Militer Tentara Nasional Indonesia (PPM-
TNI).
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara
Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4439);
2. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2010 tentang
Keprotokolan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2010 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5166);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum
Disiplin Militer (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 257, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5591);
2

4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010 tentang


Adminitrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 50,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5120);
5. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2010 tentang
Susunan Organisasi Tentara Nasional Indonesia;
6. Peraturan Panglima TNI Nomor 174 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum di lingkungan Tentara
Nasional Indonesia; dan
7. Peraturan Panglima TNI Nomor 28 Tahun 2013 tentang
Tata Upacara Militer Tentara Nasional Indonesia.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA


TENTANG PENGHORMATAN MILITER TENTARA NASIONAL
INDONESIA.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan Panglima TNI yang dimaksud dengan:


1. Penghormatan adalah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang
terhadap orang lain maupun suatu benda atas dasar tata krama/etika
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dengan tulus ikhlas serta
penuh kesadaran.
2. Penghormatan Militer adalah suatu perwujudan dari penghargaan
terhadap anggota Militer lainnya dan/atau orang lain
maupunsuatubenda yang dilakukandengantulusikhlassesuai dengan
kepribadianbangsa Indonesia.
3. Peraturan Penghormatan Militer adalah peraturan yang berisi
tentangketentuan-ketentuan atau kewajiban-kewajiban dalam
pelaksanaan penghormatan militer.
4. Penghormatan dalam keadaan khusus adalah tata cara penghormatan
militer yang dilaksanakan bila keadaan akan membahayakan personel
yang menyampaikan maupun membalas penghormatan atau dalam
keadaan yang tidak biasa.
5. Hormat tangan adalah penghormatan yang dilaksanakan oleh prajurit
TNI dengan menggunakan tangan.
6. Hormat senjata adalah penghormatan yang dilaksanakan oleh prajurit
TNI dengan menggunakan senjata.
7. Hormat pedang adalah penghormatan yang dilaksanakan oleh prajurit
TNI denganmenggunakan pedang.
3

8. Hormat kepala adalah penghormatan yang dilaksanakan oleh prajurit


TNI dalam situasi/keadaan yang mengharuskan memberikan
penghormatan dengan cara menegakkan dan memalingkan kepala
yang diberi hormat.

9. Hormat bendera penjuru adalah penghormatan yang dilaksanakan


oleh prajurit TNI dengan menggunakan bendera penjuru pada saat
parade dan defile.

10. Perwira tinggi yang selanjutnya disebut Pati adalah Prajurit TNI
dengan pangkat Brigadir Jenderal/Laksamana Pertama/Marsekal
Pertama sampai dengan Jenderal/Laksamana/Marsekal.

11. Perwira menengah yang selanjutnya disebut Pamen adalah Prajurit TNI
dengan pangkat Mayor sampai dengan Kolonel.

12. Perwira pertama yang selanjutnya disebut Pama adalah Prajurit TNI
dengan pangkat Letnan Dua sampai dengan Kapten.

13. Bintara adalah Prajurit TNI dengan pangkat Sersan Dua sampai
dengan Pembantu Letnan Satu.

14. Tamtama adalah Prajurit TNI dengan pangkat Prajurit Dua/Kelasi Dua
sampai dengan Kopral Kepala.

15. Pegawai negeri sipil TNI yang selanjutnya disebut PNS TNI adalah
Pegawai Negeri Sipil Kemhan yang berdinas di lingkungan TNI.

16. Atasan adalah setiap prajurit TNI yang karena pangkat dan/atau
jabatannya berkedudukan lebih tinggi dari pada pangkat dan atau
jabatan prajurit Tentara Nasional Indonesia yang lain.

17. Atasan langsung adalah atasan yang mempunyai wewenang komando


langsung terhadap bawahan yang bersangkutan.

18. Bawahan adalah setiap prajurit TNI yang karena pangkat dan/atau
jabatannya berkedudukan lebih rendah dari pada pangkat dan atau
jabatan prajurit Tentara Nasional Indonesia yang lain.

19. Kelompok anggota adalah sekumpulan personel yang berjumlah tiga


orang dan/atau kurang dari satu regu.

20. Penerbangan VVIP/VIP adalah penerbangan yang membawa


penumpang VVIP/VIP atau penumpang lainnya yang dikategorikan
sebagai VVIP/VIP.
4

Pasal 2

(1) Macam Penghormatan Militer terdiri atas penghormatan militer biasa


dan penghormatan militer kebesaran.

(2) Penghormatan militer biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ditujukan kepada sesama pangkat dan semua atasan kecuali Perwira
Tinggi.

(3) Penghormatan militer kebesaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


ditujukan kepada:

a. Jenazah dalam upacara Militer.


b. Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi.
c. Presiden/Wakil Presiden RI.
d. Tamu negara setingkat kepala pemerintahan/wakil kepala
pemerintahan yang mempunyai hubungan diplomatik dengan RI.
e. Penganugerahan tanda kehormatan sesuai dengan Keputusan
Presiden Republik Indonesia.
f. Lambang kesatuan (Panji-Panji TNI dan Panji-Panji Angkatan,
Pataka, Dhuaja, Tunggul, Pusara, Sempana, Patola).
g. Menhan dan Menkopolhukam.
h. Panglima TNI.
i. Para Kepala Staf Angkatan.
j. Perwira tinggi di lingkungan Kemhan dan TNI.
k. Pembacaan Teks Proklamasi pada upacara HUT RI.
l. Pejabat negara setingkat menteri yang berdasarkan peraturan
perundang-undangan berhak menerima penghormatan militer
kebesaran.
m. Pembacaan teks Pancasila pada upacara hari Kesaktian
Pancasila.

(4) Penghormatan militer kebesaran sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


huruf a, b, c, d, e, k dan huruf m, dilaksanakan bersenjata dengan
sangkur terpasang.

(5) Penghormatan militer kebesaran sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


berlaku terhadap jenazah dalam upacara resmi, bendera kebangsaan,
dan presiden/wakil presiden negara asing yang mempunyai hubungan
diplomatik dengan RI.

Pasal 3

(1) Penghormatan militer biasa dilakukan dengan pandangan tertuju


kepada pihak yang diberi hormat dan yang menerima penghormatan
wajib membalas penghormatan tersebut dengan pandangan tertuju
kepada pihak yang memberi hormat, kecuali terdapat keadaan yang
tidak memungkinkan untuk menyampaikan atau membalas
penghormatan.
5

(2) Pelaksanaan penghormatan militer kepada Pati, dilakukan


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan tambahan sebelum
memberikan penghormatan, terlebih dahulu berhenti lebih kurang 6
langkah menghadap penuh kepada yang diberi hormat dan
penghormatan selesai jika yang diberi hormat telah membalas atau
melewatinya.

(3) Dalam pelaksanaan penghormatan pada malam hari, baik perorangan


maupun kelompok/pasukan tetap dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam PPM TNI ini.

Pasal 4

(1) Setiap Prajurit TNI yang melaksanakan penghormatan tidak


dibenarkan membuat gerakan tambahan maupun berbicara kecuali
pada saat memberikan aba-aba penghormatan.

(2) Setiap Prajurit TNI yang akan memberikan penghormatan


diperbolehkan menyampaikan ucapan salam (selamat pagi, siang, sore
dan malam) kepada atasan yang akan diberi hormat.

(3) Dalam menyampaikan ucapan salam seperti ayat (2) pengucapan


salam kebanggaan dapat dilaksanakan hanya dilingkungan
kesatuannya saja.

Pasal 5

(1) Kewajiban memberikan penghormatan kepada atasan pada dasarnya


hanya sebanyak 2 (dua) kali yaitu pada saat pertama kali bertemu dan
pada saat akan berpisah.

(2) Penyampaian penghormatan kepada atasan yang bertemu berulang-


ulang hanya wajib disampaikan satu kali saat bertemu pertama kali.

Pasal 6

(1) Setiap Prajurit TNI baik perorangan maupun dalam hubungan


kelompok, wajib memberikan penghormatan kepada lambang-lambang
satuan tanpa melihat tingkatan lambang-lambang tersebut.

(2) Kewajiban memberikan penghormatan sebagaimana dimaksud dalam


ayat (1), dilakukan menurut tata cara penghormatan yang diatur
dalam peraturan penghormatan militer ini.

(3) Kelompok pada saat membawa Bendera Merah Putih tidak diwajibkan
menyampaikan penghormatan pada saat bertemu Atasan.

Pasal 7

(1) Pada saat berjalan, setiap bawahan yang akan melewati/mendahului


atasan, wajib memberikan penghormatan.
6

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan lebih


kurang 1 langkah sebelum melewati/mendahului dan penghormatan
selesai sesudah melewati/mendahului lebih kurang dua langkah.

Pasal 8

(1) Prajurit TNI wajib memberikan penghormatan kepada setiap atasan


yang berpakaian seragam, termasuk kepada anggota militer negara
asing yang mempunyai hubungan diplomatik dengan Negara RI.

(2) Prajurit TNI yang tidak menggunakan pakaian seragam wajib


memberikan penghormatan kepada setiap atasan yang berpakaian
seragam, termasuk kepada anggota militer negara asing yang
mempunyai hubungan diplomatik dengan negara RI. Tata cara
penghormatannya dilaksanakan dengan cara hormat tangan.

(3) Kewajiban memberikan penghormatan kepada atasan yang tidak


menggunakan pakaian seragam, dilakukan apabila bawahan
mengenalinya.

(4) Kewajiban memberikan penghormatan sebagaimana dimaksud dalam


ayat (3), dilakukan menurut tata cara penghormatan yang diatur
dalam peraturan penghormatan militer ini.

Pasal 9

Setiap Prajurit TNI yang sedang melaksanakan tugas mengatur lalu lintas,
tidak diwajibkan memberikan penghormatan kepada atasan yang lewat,
kecuali keadaan memungkinkan untuk memberikan penghormatan.

Pasal 10

(1) Setiap Prajurit TNI yang mengiringi atasan dalam acara resmi, tidak
wajib melakukan penghormatan apabila atasannya tersebut
menerima/memberikan penghormatan.

(2) Setiap Prajurit TNI yang mengiringi atasan dalam acara tidak resmi,
wajib turut memberikan/membalas penghormatan, apabila
penghormatan tersebut berlaku baginya.

Pasal 11

Dalam suatu kegiatan upacara kenegaraan, Prajurit TNI yang mempunyai


tanda jasa berupa Bintang yang dikeluarkan berdasarkan ketentuan
undang-undang yang berlaku, berhak menerima penghormatan dari prajurit
TNI lainnya, dengan tidak memandang pangkat dan jabatan.

Pasal 12

(1) Macam Hormat Tangan terdiri atas Hormat Tangan dengan bertutup
kepala dan Hormat Tangan dengan tidak bertutup kepala.
7

(2) Hormat Tangan dengan bertutup kepala dilaksanakan sebagai berikut:

a. Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis


kanan siku-siku 15º serong kedepan kelima jari lurus dan rapat
satu sama lain, telapak tangan serong kebawah dan kekiri, ujung
jari tengah dan telunjuk menempel pinggir bawah dari tutup
kepala setinggi pelipis kanan. Jika tutup kepala mempunyai
klep, maka ujung jari tengah mengenai pinggir klep.
b. Pergelangan tangan kanan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap
sempurna, pandangan mata tetap tertuju kepada yang diberi
hormat.
c. Posisi tangan kiri berada disamping kiri badan, lurus, telapak
tangan menggenggam.
d. Selesai menghormat, lengan kanan dikembalikan secara cepat ke
sikap sempurna.

(3) Hormat tangan dengan tidak bertutup kepala dilaksanakan sebagai


berikut:

a. Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis


kanan siku-siku 15º serong kedepan kelima jari lurus dan rapat
satu sama lain, telapak tangan serong kebawah dan kekiri, ujung
jari tengah dan telunjuk menempel pelipis kanan.
b. Pergelangan tangan kanan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap
sempurna, pandangan mata tetap tertuju kepada yang diberi
hormat.
c. Posisi tangan kiri berada disamping kiri badan lurus, dengan
telapak tangan kiri menggenggam.
d. Jika selesai menghormat, maka lengan kanan dikembalikan
secara cepat kembali ke sikap sempurna lagi.

Pasal 13

(1) Penghormatan militer dengan senjata terdiri atas:

a. Hormat senjata laras panjang popor tetap posisi senjata


disamping badan.
b. Hormat senjata laras panjang popor terlipat posisi senjata
dikalungkan.
c. Hormat pedang.

(2) Hormat senjata laras panjang popor tetap posisi senjata disamping
badan dilaksanakan sebagai berikut:

a. Sikap sempurna senjata di samping badan.


b. Senjata diangkat dengan tangan kanan ke depan badan dengan
jarak satu kepal dari badan, ujung laras sejajar dengan
pandangan mata, pejera mengarah ke belakang, lengan kanan
merapat pada badan.
c. Bersamaan dengan itu tangan kiri memegang lade dengan jari-
jari rapat satu sama lainnya dan ibu jari menghadap ke atas,
lengan kiri membentuk sudut 90° dan rapat pada badan.
8

d. Setelah tangan kiri memegang lade, tangan kanan diluncurkan


ke bawah menempel hulu popor dengan keempat jari rapat satu
sama lain dan punggung tangan menghadap ke kanan, ibu jari
menjepit hulu popor senjata.

e. Setelah mendapat balasan penghormatan, melaksanakan tegak


senjata dengan cara:

1. Tangan kanan memegang lade senjata di atas tangan kiri.


2. Senjata diturunkan ke samping kanan badan dengan
tangan kanan, dihantar tangan kiri di posisi ujung laras
dengan jari-jari rapat dan punggung tangan menghadap
kedepan, sampai dengan ± 2 cm dari tanah.
3. Popor diturunkan ke tanah tanpa bunyi, ujung depan
popor sejajar dengan ujung kaki, magasen menghadap ke
depan.
4. Tangan kiri kembali ke sikap sempurna senjata di samping
badan.

(3) Hormat senjata laras panjang popor dilipat posisi senjata dikalungkan
dilaksanakan sebagai berikut:

a. Tangan kiri memegang lade bagian atas.


b. Tangan kanan menepuk popor bagian tengah satu kali dengan
jari-jari tangan lurus rapat satu sama lainnya, punggung tangan
menghadap keluar.
c. Setelah mendapat balasan penghormatan, melaksanakantegak
senjata dengan cara:

1. Tangan kanan menepuk popor bagian tengah satu kali


dengan jari-jari tangan lurus rapat satu sama lainnya,
punggung tangan menghadap ke luar, Tangan kanan
kembali ke hulu popor.
2. Tangan kiri kembali ke posisi sikap sempurna.

(4) Hormat pedang posisi terhunus dilaksanakan sebagai berikut:

a. Dari sikap sempurna, pedang dibawa tegak lurus ke atas di


depan dagu hingga genggaman tangan kanan berada lebih
kurang satu kepal di depan dagu, mata pedang menghadap ke
kiri.

b. Lengan kanan diturunkan sehingga lengan bagian atas merapat


di samping kanan badan, pergelangan tangan kanan mengangkat
pedang hingga mata pedang menghadap serong kiri kedepan,
ujung pedang searah dengan telapak kaki kanan (22,5°) pedang
dan lengan kanan membentuk sudut 135°.
c. Tegak penghormatan berpedang saat upacara dengan cara:

1. Pedang dibawa tegak lurus ke atas depan dagu hingga


genggaman tangan berada lebih kurang satu kepal di
depan dagu, mata pedang menghadap ke kiri.
9

2. Punggung pedang diletakkan di atas bahu kanan dengan


tanganagak lurus diajukan ke depan dan setinggi bahu
kanan.
3. Genggaman tangan kanan dipindahkan di tulang pinggang
kanan, siku-siku agak ke belakang dengan tidak terpaksa
(wajar).

(5) Dalam keadaan tidak upacara, penghormatan pedang terhunus


dilaksanakan dengan cara memalingkan kepala pandangan mata ke
arah yang diberi hormat, kecuali terhadap Pati.

(6) Hormat pedang dilakukan dengan menggunakan pedang dengan


spesifikasi sebagai berikut:

a. Ukuran panjang kurang lebih 80 cm sampai dengan 85 cm.


b. Pedang Pama, warna pelindung tangan putih silver dengan
jumbai biru.
c. Pedang Pamen, warna pelindung tangan kuning emas dengan
jumbai merah.

(7) Senjata senapan dan pedang dalam keadaan terhunus hanya untuk
menyampaikan penghormatan, tidak untuk membalas penghormatan.

(8) Hormat bendera penjuru pada saat upacara/parade atau defile


dilaksanakan sebagai berikut :

a. Aba – aba : H o r m a t S e n j a t a = GERAK.


b. Pelaksanaan :

1) Pada aba – aba peringatan tiang bendera penjuru


diangkatkan ke atas oleh tangan kanan setinggi pundak, lengan
atas rapat pada badan, punggung tangan menghadap ke
belakang, jari telunjuk lurus keatas di belakang tiang bendera
penjuru bersamaan dengan itu diterima oleh tangan kiri
(dipegang) punggung tangan menghadap ke depan, lengan atas
dan bawah membentuk sudut 90° .

2) Pada aba – aba pelaksanaan tangan mengangkat tiang


bendera penjuru ke atas sehingga kedudukan tangan kanan
menjadi lurus, bersamaan dengan itu tangan kiri mengangkat
tiang bendera penjuru, selanjutnya tiang bendera penjuru
diayunkan ke depan sehingga tiang bendera lurus mendatar ke
depan. Lengan kanan lurus berada di atas tiang bendera, jari –
jari tangan kanan menggenggam tiang bendera, punggung
tangan menghadap ke atas dan jari telunjuk lurus rapat di atas
tiang bendera. Bersamaan dengan tangan kiri diluncurkan
sehingga lengan bawah rapat pada badan membentuk sudut 90°
dengan lengan atas, tiang bendera setinggi pinggang kanan.

c. Tegak / Tegak Senjata. Aba-aba : T e g a k S e n j a t a/


T e g a k = GERAK.
10

d. Pelaksanaan:

1) Tiang bendera penjuru diayunkan ke atas sehingga


gerakannya sama dengan gerakan pertama pada waktu
penghormatan.

2) Tiang bendera penjuru diturunkan ke samping kaki


kanan + 10 cm di atas tanah, kedudukan tangan kanan tetap
pada tempatnya. Bersamaan dengan itu tangan kiri
dipindahkan di atas tangan kanan memegang tiang bendera
sehingga lengan tangan kiri merapat pada badan, punggung
tangan kiri menghadap ke depan dan jari–jari tangan kiri
merapat menggengam tiang bendera, selanjutnya tiang
diturunkan di atas tanah, kedudukannya berada di ujung luar
sepatu kemudian tangan kiri kembali ke sikap sempurna.

(9) Pelaksanaan Hormat Kanan/Kiri.

a. Tanpa Senjata. Gerakan ini dilakukan pada waktu barisan


berjalan dengan langkah tegap Diawali Aba – aba : “HORMAT
KANAN/KIRI = GERAK”, Aba-aba pelaksanaan diberikan pada
waktu kaki kanan jatuh di tanah, selanjutnya bersamaan kaki
kiri jatuh di tanah melaksanakan hormat tangan, langkah
selanjutnya kepala dipalingkan dan pandangan mata diarahkan
kepada yang diberi hormat sampai 45º hingga ada aba – aba “
TEGAK = GERAK”, lengan kiri tidak melenggang. Banjar
kanan/kiri tetap melihat ke depan untuk memelihara arah.
Gerakan selesai menghormat dengan Aba-aba : TEGAK =
GERAK”, Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan
jatuh di tanah, langkah berikutnya, sambil hormat tangan,
kepala DAN PANDANGAN MATA kembali dipalingkan ke arah
depan, langkah selanjutnya, lengan kanan dilenggangkan ke
belakang, lengan kiri melenggang ke depan (kembali kelangkah
tegap), hingga ada aba – aba “ LANGKAH BIASA = JALAN”.

b. Senjata laras panjang popor tetap. Gerakan ini dilakukan pada


waktu barisan berjalan dengan langkah tegap dengan
pembawaan senjata Pundak/Tangan Kanan/Kiri. Diawali Aba-
aba : HORMAT KANAN/KIRI = GERAK”. Aba-aba pelaksanaan
diberikan pada waktu kaki kanan jatuh di tanah, kemudian
ditambah satu langkah, langkah berikutnya, hormat kepala yaitu
dengan kepala dipalingkan dan pandangan mata diarahkan
kepada yang diberi hormat sampai 45º hingga ada aba – aba “
TEGAK = GERAK”, lengan kiri/kanan tetap melenggang. Banjar
kanan/kiri tetap melihat ke depan untuk memelihara arah.
Gerakan selesai menghormat dengan Aba-aba : TEGAK =
GERAK”, Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan
jatuh di tanah. langkah berikutnya, lengan kiri/kanan tetap
11

melenggang, kemudian langkah selanjutnya kepala dipalingkan


dan pandangan mata diarahkan kembali kedepan hingga ada
aba-aba “ “ LANGKAH BIASA = JALAN”.

c. Senjata laras panjang popor lipat.

1. Gerakan ini dilakukan pada waktu barisan berjalan


dengan langkah biasa dengan pembawaan senjata
dikalungkan. Kelompok/Pasukan berubah langkah
menjadi langkah tegap, pada aba aba peringatan
“LANGKAH TEGAP/DEFILE" tangan kiri diangkat
memegang Lade bagian atas dengan pegangan penuh,
keempat jari merapat terlihat dari depan dan ibu jari
mengapit bagian dalam, lengan kiri bagian diangkat dua
kepal dari badan, selanjutnya aba aba pelaksanaan
“JALAN” jatuh pada kaki kiri ditambah satu langkah,
langkah berikutnya pasukan melaksanakan langkah
tegap/defile.

2. Aba-aba “HORMAT KANAN /KIRI…. GERAK” jatuh pada


kaki kanan, langkah berikutnya tangan kanan menepuk
popor bagian tengah satu kali dengan jari-jari tangan lurus
rapat satu sama lainnya, punggung tangan menghadap ke
luar, kemudian langkah selanjutnya kepala dipalingkan
serong kekanan/kekiri sampai 45° derajat kearah yang
diberi hormat.

3. Aba-aba “TEGAK….GERAK” jatuh pada kaki kanan, pada


langkah berikutnya yaitu kaki kiri, Tangan kanan
menepuk popor bagian tengah satu kali dengan jari-jari
tangan lurus rapat satu sama lainnya, punggung tangan
menghadap ke luar, kemudian pada langkah selanjutnya
yaitu kaki kanan Tangan kanan kembali ke hulu popor
bersamaan dengan itu kepala dipalingkan kembali kearah
depan, sampai diberikan aba aba “LANGKAH BIASA…
JALAN”.

d. Senjata pedang.

1. Gerakan ini dilakukan pada waktu langkah tegap, Diawali


aba-aba peringatan “HORMAT KANAN/KIRI…. ” pedang
ditarik ke pinggang kanan sebagaimana sikap sempurna
bersenjata pedang terhunus (kedua lengan tidak
mengayun), pada Aba-aba pelaksanaan “GERAK” jatuh
pada kaki kanan, bersamaan dengan jatuhnya langkah
12

kaki kiri tangan kanan diangkat kedepan dagu lebih


kurang berjarak satu kepal didepan dagu, dengan
punggung tangan menghadap ke depan, pedang tegak
lurus ke atas mata pedang menghadap ke kiri lengan
kanan atas tetap merapat pada badan, selanjutnya
langkah berikutnya yaitu kaki kanan pedang diturunkan
hingga tangan kanan lurus dan merapat disamping badan,
pedang dengan lengan membentuk sudut kurang lebih
135° (antara pedang dengan lengan kanan) bersamaan
dengan itu pula kepala dipalingkan sampai 45° kearah
yang diberi hormat.

2. Aba-aba pelaksanaan “TEGAK….GERAK” jatuh pada kaki


kanan, kemudian bersamaan dengan jatuhnya kaki kiri
pedang dibawa kedepan dagu, punggung tangan
menghadap kedepan pedang tegak lurus keatas mata
pedang menghadap ke kiri, langkah berikutnya, Punggung
pedang diletakkan di atas bahu kanan dengan tangan agak
lurus diajukan ke depan dan setinggi bahu kanan, pada
langkah berikutnya pedang dibawa ke pinggang kanan
sebagaimana sikap pada sikap sempurna, kemudian pada
langkah berikutnya tangan kanan diluruskan kebawah dan
rapat disamping badan, dilanjutkan langkah berikutnya,
pedang diayunkan kembali sesuai dengan gerakan langkah
tegap

e. Bendera Penjuru.

1. Gerakan ini dilakukan pada waktu langkah tegap, Diawali


aba-aba peringatan “HORMAT KANAN /KIRI…. ” tiang
bendera penjuru diangkat ke atas oleh tangan kanan
setinggi pundak, lengan atas rapat pada badan, punggung
tangan menghadap ke belakang, jari telunjuk lurus keatas
di belakang tiang bendera penjuru bersamaan dengan itu
diterima oleh tangan kiri (dipegang) punggung tangan
menghadap ke depan, lengan atas dan bawah membentuk
sudut 90°.

2. Aba-aba pelaksanaan “GERAK” jatuh pada kaki kanan,


pada langkah kaki kiri, tangan kanan mengangkat tiang
bendera penjuru ke atas sehingga kedudukan tangan
kanan menjadi lurus, bersamaan dengan itu tangan kiri
mengangkat tiang bendera penjuru, dilanjutkan dengan
langkah berikutnya yaitu kaki kanan, tiang bendera
penjuru diayunkan ke depan sehingga tiang bendera lurus
mendatar ke depan. Lengan kanan lurus berada di atas
tiang bendera, jari-jari tangan kanan menggenggam tiang
bendera, punggung tangan menghadap ke atas dan jari
13

telunjuk lurus rapat di atas tiang bendera. tiang bendera


setinggi pinggang kanan dan pandangan tetap lurus ke
depan.

3. Untuk tegaknya Aba-aba pelaksanaan “TEGAK….GERAK”


jatuh pada kaki kanan, kemudian bersamaan dengan
jatuhnya kaki kiri, Tiang bendera penjuru diayunkan ke
atas sehingga gerakannya sama dengan gerakan pertama
pada waktu penghormatan, pada langkah berikutnya tiang
bendera penjuru diturunkan kedudukan tangan kanan
tetap pada tempatnya. Bersamaan dengan itu tangan kiri
dipindahkan di atas tangan kanan memegang tiang
bendera sehingga lengan tangan kiri merapat pada badan,
punggung tangan kiri menghadap ke depan dan jari-jari
tangan kiri merapat menggengam tiang bendera,
dilanjutkan dengan langkah berikutnya, tiang diturunkan
ke samping kaki kanan +10 cm di atas tanah, gerakan
selanjutnya tetap melaksanakan langkah tegap/defile.

e. Ketentuan lain/tambahan tentang pelaksanaan Hormat Kanan/Kiri.

1) Apabila Pasukan terdiri dari 3 banjar atau lebih maka pada saat
Hormat Kanan/Kiri seluruhnya memalingkan kepala lebih kurang
45° kearah yang diberi hormat kecuali banjar paling kanan/kiri.

2) Apabila barisan hanya terdiri dari satu banjar saja, maka pada
saat hormat kanan/kiri seluruhnya memalingkan kepala lebih
kurang 45° kearah yang diberi hormat kecuali orang terdepan
untuk menjaga kelurusan arah gerak pasukan/barisan tersebut.

3) Untuk Danbrig, Danyon, Danki pada saat pelaksanaan Defile


pelaksanaan Hormat Kanan/Kiri kepala dipalingkan lebih kurang
45° kearah yang diberi hormat sedangkan para Danton seluruhnya
memalingkan kepala lebih kurang 45° kearah yang diberi hormat
kecuali Danton yang paling kanan/Kiri dan pembawa bendera
penjuru pandangan tetap lurus ke depan.

BAB II
PENGHORMATAN PERORANGAN

Bagian pertama
Penghormatan Perorangan Tanpa Bersenjata

Pasal 14

(1) Penghormatan perorangan tanpa bersenjata posisi berdiri terhadap


Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna menghadap penuh.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
14

d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan perorangan tanpa bersenjata posisi berdiri terhadap


Pamen, Pama, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 15
(1) Penghormatan perorangan tanpa bersenjata posisi berjalan/berlari
terhadap Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berhenti, sikap sempuna menghadap penuh.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan perorangan tanpa bersenjata posisi berjalan/berlari


terhadap Pamen, Pama, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Berjalan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Tangan kiri tidak melenggang saat menyampaikan
penghormatan.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 16

(1) Penghormatan perorangan tanpa bersenjata posisi duduk terhadap


Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berdiri menghadap penuh.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

2) Penghormatan perorangan tanpa bersenjata posisi duduk terhadap


Pamen/Pama Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berdiri.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(3) Penghormatan perorangan tanpa bersenjata posisi duduk terhadap


Pamen/Pama Bukan Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetap duduk, mengambil sikap sempurna.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
15

Bagian kedua
Penghormatan Perorangan Bersenjata

Paragraf 1
Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap

Pasal 17

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berdiri Senjata Samping Badan terhadap Pati, Pamen dan Pama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna menghadap penuh.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(3) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berdiri Senjata Samping Badan terhadap Bintara dan Tamtama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 18

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Berdiri Depan Senjata terhadap Pati, Pamen dan Pama dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Tegak senjata.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatandengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Berdiri Depan Senjata terhadap Bintara dan Tamtama dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Sikap sempurna depan senjata.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 19

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berdiri Sandang Kanan/Kiri Senjata terhadap Pati, Pamen dan
Pama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap sandang kanan/kiri senjata.
b. Tegak senjata di samping badan.
c. Menghadap penuh.
d. Mengucapkan salam.
16

e. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.


f. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berdiri Sandang Kanan/Kiri Senjata terhadap Bintara dan
Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna sandang kanan/kiri senjata.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 20

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berdiri Pundak Kanan/Kiri Senjata terhadap Pati, Pamen dan
Pama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tegak senjata.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Berdiri Pundak Kanan/Kiri Senjata terhadap Bintara dan Tamtama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. sikap sempurna pundak kanan/kiri senjata.
b. mengucapkan salam.
c. melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 21

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berdiri Tangan Kanan/Kiri Senjata terhadap Pati, Pamen dan
Pama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tegak senjata.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berdiri Tangan Kanan/Kiri Senjata terhadap Bintara dan
Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna tangan kanan/kiri senjata.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
17

Pasal 22

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Berdiri Senjata Dikalungkan terhadap Pati, Pamen dan Pama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Senjata tetap dikalungkan, menghadap penuh.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Tangan kiri tetap berada di samping badan
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan PeroranganBersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Berdiri Senjata Dikalungkan terhadap Bintara dan Tamtama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Senjata tetap dikalungkan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatandengan cara hormat kepala.
d. Tangan kiri tetap berada di samping badan
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 23

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berdiri Senjata dijinjing terhadap Pati, Pamen dan Pama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap jinjing kanan/kiri senjata,tegak senjata di samping
badan.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d, Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Berdiri Senjata Dijinjing terhadap Bintara dan Tamtama dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Sikap sempurna jinjing kanan/kiri senjata.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 24
(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap
Posisi Berjalan/berlari Depan Senjata terhadap Pati dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Berhenti tegak senjata di samping badan.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
18

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


PosisiBerjalan/berlari Depan Senjata terhadap Pamen dan Pama,
Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berjalan depan senjata.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 25

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berjalan Sandang Kanan/Kiri Senjata terhadap Pati
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berhenti tegak senjata di samping badan.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berjalan Sandang Kanan/Kiri Senjata terhadap Pamen, Pama,
Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berjalan sandang kanan/kiri senjata.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 26

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Berjalan Pundak Kanan/Kiri Senjata terhadap Pati dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Berhenti Tegak senjata di samping badan.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berjalan Pundak Kanan/Kiri Senjata terhadap Pamen, Pama,
Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berjalan pundak kanan/kiri senjata.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 27

(1) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Tetap Posisi Berjalan/berlari Tangan Kanan/Kiri Senjata terhadap Pati
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berhenti tegak senjata di samping badan.
19

b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berjalan/berlari Tangan Kanan/Kiri Senjata terhadap Pamen,
Pama, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berjalan.
b. Posisi senjata tetap ditangan kanan/kiri.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 28

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Berjalan/berlari Senjata Dikalungkan terhadap Pati
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berhenti menghadap penuh.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Tangan kiri tetap berada di samping badan.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke posisi sikap sempurna.

2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Berjalan/berlari Senjata Dikalungkan terhadap Pamen dan Pama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berjalan senjata dikalungkan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Tangan kiri tetap berada di samping badan.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(3) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Berjalan/berlari Senjata Dikalungkan terhadap Bintara dan Tamtama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berjalan senjata dikalungkan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Tangan kiri tetap berada di samping badan.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 29

(1) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Tetap Posisi Berjalan Senjata Dijinjing terhadap Pati dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Berhenti, tegak senjata, menghadap penuh.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
20

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Berjalan Senjata Dijinjing terhadap Pamen, Pama, Bintara dan
Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. tetap berjalan, senjata dijinjing kanan/kiri.
b. mengucapkan salam.
c. melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 30

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Duduk di Kursi Senjata Dikalungkan terhadap Pati dan Pamen/Pama
Atasan langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. berdiri menghadap penuh senjata tetap dikalungkan.
b. mengucapkan salam.
c. melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. tangan kiri tetap berada di samping badan.
e. setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Duduk di Kursi Senjata Dikalungkan terhadap Pamen/Pama Bukan
Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetap duduk senjata tetap dikalungkan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 31

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Duduk di Kursi Senjata Diantara Kedua Kaki terhadap Pati dan
Pamen/Pama Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berdiri menghadap penuh senjata di samping badan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Duduk di Kursi Senjata Diantara Kedua Kaki terhadap Pamen/Pama
Bukan Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Tetap duduk senjata tetap diantara kedua kaki.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 32

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Duduk Bersila Senjata Dikalungkan terhadap Pati dan Pamen/Pama
Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berdiri menghadap penuh senjata tetap dikalungkan.
21

b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Tangan kiri tetap berada di samping badan.
e. Setelah mendapat balasan kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Duduk Bersila Senjata Dikalungkan terhadap Pamen/Pama Bukan
Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetap duduk, senjata tetap dikalungkan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 33

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap Posisi


Duduk Bersila Senjata Tersandar di Pundak Kanan/Kiri terhadap Pati
dan Pamen/Pama Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berdiri menghadap penuh senjata di samping badan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Tetap


Posisi Duduk Bersila Senjata Tersandar di Pundak Kanan/Kiri
terhadap Pamen/Pama Bukan Atasan Langsung, Bintara dan
Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetap duduk.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 34

Penghormatan perorangan membawa senjata laras panjang popor tetap


senjata di punggung, dilaksanakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (2) dan (3).

Paragraf 2
Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Dilipat

Pasal 35

(1) Penghormatan Perorangan Bersenjata Laras Panjang Popor Dilipat


Posisi Berdiri Senjata Dikalungkan terhadap Pati, Pamen dan Pama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna, senjata tetap dikalungkan, menghadap penuh.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
22

(2) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat Posisi Berdiri Senjata Dikalungkan terhadap Bintara dan
Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna senjata tetap dikalungkan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Tangan kiri tetap berada di samping badan.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 36

(1) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat Posisi Berdiri Senjata dijinjing terhadap Pati, Pamen dan Pama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Senjata dikalungkan/tegak senjata, mengambil sikap sempurna.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat Posisi Berdiri Senjata dijinjing terhadap Bintara dan Tamtama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Senjata tetap dijinjing, mengambil sikap sempurna.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 37

(1) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat Posisi Berjalan senjata dikalungkan terhadap Pati dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Berhenti, mengambil sikap sempurna.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat Posisi Berjalan senjata dikalungkan terhadap Pamen dan Pama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetap sikap berjalan senjata dikalungkan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(3) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat Posisi Berjalan senjata dikalungkan terhadap Bintara dan
Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetap berjalan senjata dikalungkan.
b. Mengucapkan salam.
23

c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.


d. Tangan kiri tetap berada di samping badan.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 38

(1) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat Posisi Berjalan Senjata dijinjing terhadap Pati dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Berhenti, Senjata dikalungkan/tegak senjata, mengambil sikap
sempurna.
b. Menghadappenuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat Posisi Berjalan Senjata dijinjing terhadap Pamen dan Pama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetap berjalan, senjata jinjing kanan/kiri.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(3) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat Posisi Berjalan Jinjing Kanan/Kiri Senjata terhadap Bintara dan
Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetapberjalan, senjata jinjing kanan/kiri.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 39

(1) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat posisi duduk senjata dikalungkan terhadap Pati dan
Pamen/Pama Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Berdiri, senjata tetap dikalungkan.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat senjata.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat posisi duduk senjata dikalungkan terhadap Pamen/Pama Bukan
Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetap duduk, mengambil sikap sempurna, senjata tetap
dikalungkan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
24

Pasal 40

Pelaksanaan penghormatan perorangan membawa senjata laras panjang


popor dilipat senjata di punggung dilaksanakan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (2) dan (3).

Paragraf 3
Penghormatan Perorangan Membawa Senjata Pistol

Pasal 41

Pelaksanaan penghormatan perorangan membawa senjata pistol


dilaksanakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) dan (3).

Paragraf 4
Perorangan Membawa Senjata SMR dan Senjata Mortir

Pasal 42

Penghormatan perorangan membawa senjata SMR dan senjata mortir,


pelaksanaannya dengan cara mengambil sikap sempurna, senjata tetap
dalam kedudukan pada saat itu dan memalingkan/menganggukkan kepala
kepada yang diberi hormat.

Paragraf 5
Penghormatan Perorangan Membawa Pedang

Pasal 43

(1) Pelaksanaan penghormatan perorangan membawa senjata pedang


tidak terhunus sikap berdiri dan sikap berjalan dilakukan dengan cara
hormat tangan.

(2) Penghormatan perorangan membawa senjata pedang terhunus posisi


berdiri terhadap Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna pedang terhunus.
b. Menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat pedang.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(3) Penghormatan perorangan membawa senjata pedang terhunus posisi


berdiri terhadap Pamen dan Pama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna pedang terhunus.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap sempurna.

(4) Penghormatan perorangan membawa senjata pedang terhunus posisi


berdiri terhadap Bintara dan Tamtama dilaksanakan dengan cara
hormat kepala.
25

Pasal 44

(1) Penghormatan perorangan membawa senjata pedang terhunus posisi


berjalan terhadap Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap berjalan, berhenti.
b. Sikap sempurna menghadap penuh.
c. Mengucapkan salam.
d. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat pedang.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap sempurna.

(2) Penghormatan perorangan membawa senjata pedang terhunus posisi


berjalan terhadap Pamen dan Pama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetap dalam sikap berjalan pedang terhunus.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap sempurna.

(3) Penghormatan perorangan membawa senjata pedang terhunus posisi


berjalan terhadap Bintara dan Tamtama dilaksanakan penghormatan
dengan hormat kepala.

Bagian ketiga
Penghormatan Perorangan Membawa Alat

Paragraf 1
Penghormatan Perorangan Membawa Bendera Penjuru.

Pasal 45

(1) Penghormatan perorangan membawa bendera penjuru posisi berdiri


bendera penjuru di samping badan terhadap Pati dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Sikap berdiri menghadap penuh, bendera penjuru di samping
badan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan perorangan membawa bendera penjuru posisi berdiri


bendera penjuru di samping badan terhadap Pamen, Pama, Bintara
dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. sikap berdiri membawa bendera penjuru di samping badan.
b. mengucapkan salam.
c. melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 46

(1) Penghormatan perorangan membawa bendera penjuru posisi berjalan


bendera penjuru di samping badan terhadap Pati dilaksanakan sebagai
berikut:
26

a. Dari sikap berjalan, berhenti menghadap penuh,bendera penjuru


disamping badan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan perorangan membawa bendera penjuru posisi berjalan


bendera penjuru di samping badan terhadap Pamen, Pama, Bintara
dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetap berjalan, bendera penjuru di samping badan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan kembali ke sikap semula.

Paragraf 2
Penghormatan Perorangan Membawa Tongkat Komando/Pelatih

Pasal 47

(1) Penghormatan perorangan membawa tongkat komando/pelatih posisi


berdiri Terhadap Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna menghadap penuh, tongkat komando/pelatih
berada ditangan kiri.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan perorangan membawa tongkat komando/pelatih posisi


berdiri Terhadap Pamen, Pama, Bintara dan Tamtama dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Sikap sempurna, tongkat komando/pelatih berada ditangan kiri.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 48

(1) Penghormatan perorangan membawa tongkat komando/pelatih posisi


berjalan terhadap Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap berjalan, berhenti menghadap penuh, tongkat
komando/pelatih berada ditangan kiri.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat
tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan perorangan membawa tongkat komando/pelatih posisi


berdiri terhadap Pamen, Pama, Bintara dan Tamtama dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Dari sikap berjalan tongkat komando/pelatih berada ditangan
kiri.
b. Mengucapkan salam.
27

c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.


d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 49

(1) Penghormatan perorangan membawa tongkat komando/pelatih posisi


duduk terhadap Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap duduk, berdiri menghadap penuh,tongkat
komando/pelatih berada ditangan kiri.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan perorangan membawa tongkat komando/pelatih posisi


duduk terhadap Pamen, Pama, Bintara dan Tamtama dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Sikap sempurna duduk, tongkat komando/pelatihdalam posisi
semula.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Paragraf 3
Penghormatan Perorangan Membawa Barang

Pasal 50

(1) Penghormatan perorangan membawa barang posisi berdiri terhadap


Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna, menghadap penuh, barang berada di tangan
kiri.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan perorangan membawa barang posisi berdiri terhadap


Pamen, Pama, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. sikap sempurna, barang berada di tangan kiri.
b. mengucapkan salam.
c. melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(3) Apabila tidak memungkinkan memindahkan barang ke tangan kiri,


maka berlaku penghormatan kepala.

Pasal 51

(1) Penghormatan perorangan membawa barang posisi berjalan terhadap


Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap berjalan berhenti menghadap penuh, barang berada
ditangan kiri.
b. Mengucapkan salam.
28

c. Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat


tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan perorangan membawa barang posisi berjalan terhadap


Pamen, Pama, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap berjalan, barang berada di tangan kiri.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(3) Apabila tidak memungkinkan memindahkan barang ke tangan kiri,


maka berlaku penghormatan kepala.

Pasal 52

(1) Penghormatan perorangan membawa barang posisi duduk terhadap


Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap duduk berdiri menghadap penuh, barang diletakkan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat
tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan perorangan membawa barang posisi duduk terhadap


Pamen, Pama, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Sikap sempurna duduk barang diletakkan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

BAB III
PENGHORMATAN KELOMPOK/PASUKAN

Bagian pertama
Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata

Pasal 53

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Berdiri


terhadap Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Kelompok/pasukan disiapkan oleh pimpinan pasukan atau yang
melihat terlebih dahulu.
b. Kelompok/pasukan menghadap penuh.
c. Pimpinan kelompok/pasukan, memberikan aba-aba
penghormatan.
d. Kelompok/pasukan melaksanakan hormat tangan.
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap sempurnasecara
terpimpin.
29

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilanjutkan


dengan laporan dari pimpinan kelompok/pasukan apabila yang
dihadapi adalah Pati Atasan Langsung.

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Berdiri


terhadap Pamen/Pama Atasan Langsung dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Kelompok/pasukan disiapkan oleh pimpinan pasukan atau yang
melihat terlebih dahulu.
b. Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan cara hormat
tangan, kemudian laporan.
c. Selesai laporan, kelompok/pasukankembali ke sikap semula.

(4) Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata/Alat Posisi


Berdiri terhadap Pamen/Pama Bukan Atasan Langsung, Bintara dan
Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan tidak disiapkan dan tetap melaksanakan kegiatan.
b. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam.
c. Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan cara hormat
tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 54

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Berjalan


terhadap Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari langkah biasa pasukan melaksanakan langkah tegap.
b. Melaksanakan hormat tangan dan memalingkan kepala kearah
yang diberi hormat secara terpimpin.
c. Setelah mendapat balasan, pimpinan kelompok/pasukan
memberi aba-aba tegak selanjutnya kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Berjalan


terhadap Pamen/Pama Atasan Langsung dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Dari langkah biasa pasukan melaksanakan langkah tegap.
b. Pimpinan kelompok/pasukan melaksanakan hormat tangan
sambil memalingkan kepala ke arah yang diberi hormat.
c. Setelah mendapat balasan, pimpinan kelompok/pasukan
kembali ke sikap semula.

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Berjalan


terhadap Terhadap Pamen/Pama Bukan Atasan Langsung, Bintara
dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam, pasukan
tetap langkah biasa.
b. Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan cara hormat
tangan sambil memalingkan kepala ke arah yang diberi hormat.
c. Setelah mendapat balasan, pimpinan kelompok/pasukan
kembali ke sikap semula.
30

Pasal 55

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Duduk


terhadap Pati dan Pamen/Pama Atasan Langsung dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Bila memungkinkan kelompok/pasukan berdiri, Kelompok/
pasukan disiapkan oleh pimpinan pasukan atau yang melihat
terlebih dahulu, terhadap Pati, kelompok/pasukan menghadap
penuh kemudian melaksanakan penghormatan terpimpin.
b. Bila kelompok/pasukan tetap duduk, Pimpinan
kelompok/pasukan berdiri, menghadap penuh menghormat
dengan cara hormat tangan selanjutnya laporan bila atasan
langsung.
c. Selesai laporan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Kelompok/Pasukan Tanpa Bersenjata Posisi Duduk


terhadap Pamen/Pama Bukan Atasan Langsung, Bintara dan
Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Kelompok/pasukan tidak disiapkan.
b. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam.
c. Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan cara hormat
kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Bagian kedua
Penghormatan Kelompok/Pasukan Bersenjata

Paragraf 1

Penghormatan Kelompok/PasukanMembawa Senjata Laras Panjang Popor


Tetap

Pasal 56

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Tetap Posisi Berdiri terhadap Pati dilaksanakan sebagai berikut:
a. Kelompok/pasukan disiapkan oleh pimpinan pasukan atau yang
melihat terlebih dahulu.
b. Kelompok/Pasukan menghadap penuh.
c. Melaksanakan hormat senjata secara terpimpin.
d. Setelah mendapat balasan, melaksanakan tegak senjata kembali
ke sikap sempurna, senjata di samping badan.

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilanjutkan


dengan laporan dari pimpinan kelompok/pasukan apabila yang
dihadapi adalah Pati Atasan Langsung.

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Tetap Posisi Berdiri terhadap Pamen/Pama Atasan Langsung
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan disiapkan oleh pimpinan kelompok/pasukan atau yang
melihat terlebih dahulu.
31

b. Pimpinan kelompok/pasukan melaksanakan hormat senjata,


selanjutnya laporan.
c. Selesai laporan, kembali ke sikap sempurna, senjata di samping
badan.

(4) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Tetap Posisi Berdiri terhadap Pamen/Pama Bukan Atasan
Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Kelompok/pasukan tidak disiapkan.
b. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam.
c. Pimpinan kelompok/pasukan melaksanakan hormat senjata.
d. Setelah mendapat balasan, tegak senjata kembali ke sikap
semula.

Pasal 57

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Tetap Posisi Berjalan terhadap Pati dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Dari langkah biasa, pasukan melaksanakan langkah tegap,
dengan pembawaan senjata pundak/tangan Ki/Ka senjata.
b. Melaksanakan hormat kepala secara terpimpin.
c. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula secara
terpimpin.
d. Selanjutnya melaksanakan langkah biasa secara terpimpin.

(2) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Tetap Posisi Berjalan terhadap Pamen/Pama Atasan Langsung
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari langkah biasa pasukan melaksanakan langkah tegap
dengan pembawaan senjata pundak/tangan Ki/Ka senjata.
b. Pimpinan kelompok/pasukan menyampaikan hormat kepala.
c. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
d. Selanjutnya melaksanakan langkah biasa secara terpimpin.

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Tetap Posisi Berjalan terhadap Pamen/Pama Bukan Atasan
Langsung, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam, pasukan
tetap langkah biasa.
b. Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan cara hormat
kepala.
c. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(4) Untuk penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras


Panjang Popor tetap Posisi Duduk Senjata tersandar dipundak Ka/Ki
pelaksanaan penghormatannya sama dengan pasal 55
32

Paragraf 2

Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang Popor


Dilipat

Pasal 58

(1) Penghormatan kelompok/pasukan membawa senjata laras panjang


popor dilipat posisi berdiri senjata dikalungkan terhadap Pati
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan disiapkan oleh pimpinan kelompok/pasukan atau yang
melihat terlebih dahulu.
b. Kelompok/pasukan menghadap penuh.
c. Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat
senjata secara terpimpin.
d. Setelah mendapat balasan, tegak senjata secara terpimpin.

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilanjutkan


dengan laporan dari pimpinan kelompok/pasukan apabila yang
dihadapi adalah Pati Atasan Langsung.

(3) Penghormatan kelompok/pasukan membawa senjata laras panjang


popor dilipat posisi berdiri senjata dikalungkan terhadap Pamen/Pama
Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan disiapkan oleh pimpinan kelompok/pasukan atau yang
melihat terlebih dahulu.
b. Pimpinan kelompok/pasukan melaksanakan hormatsenjata,
kemudian laporan.
c. Selesai laporan, kembali ke sikap semula.

(4) Penghormatan kelompok/pasukan membawa senjata laras panjang


popor dilipat posisi berdiri senjata dikalungkan terhadap Pamen/Pama
bukan Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Kelompok/pasukan tidak disiapkan.
b. Pimpinan kelompok/pasukan melaksanakan hormat perorangan
dengan cara hormat senjata.
c. Setelah mendapat balasan, tegak kembali ke sikap semula.

(5) Penghormatan kelompok/pasukan membawa senjata laras panjang


popor dilipat posisi berdiri senjata dikalungkan terhadap Bintara dan
Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Kelompok/pasukan tidak disiapkan.
b. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam.
c. Pimpinan kelompok/pasukan melaksanakan hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 59

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berdiri Senjata di Punggung terhadap Pati
dilaksanakan sebagai berikut:
33

a. Pasukan disiapkan oleh pimpinan kelompok/pasukan atau yang


melihat terlebih dahulu.
b. Kelompok/pasukan menghadap penuh.
c. Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat
tangan secara terpimpin.
d. Setelah mendapat balasan, tegak kembali ke sikap sempurna.

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilanjutkan


dengan laporan dari pimpinan kelompok/pasukan apabila yang
dihadapi adalah Pati Atasan Langsung.

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berdiri Senjata di Punggung terhadap
Pamen/Pama Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan disiapkan oleh pimpinan kelompok/pasukan atau yang
melihat terlebih dahulu.
b. Pimpinan kelompok/pasukan melaksanakan hormat perorangan
dengan cara hormat tangan, selanjutnya laporan.
c. Selesai laporan, kembali ke sikap semula. (berubah ayat)

(4) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berdiri Senjata di Punggung terhadap
Pamen/Pama Bukan Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama.
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Kelompok/pasukan tidak disiapkan.
b. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam.
c. Pimpinan kelompok/pasukan melaksanakan hormat tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

Pasal 60

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berdiri Senjata dijinjing terhadap Pati
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan disiapkan oleh pimpinan kelompok/pasukan atau yang
melihat terlebih dahulu.
b. Pimpinan kelompok/pasukan memimpin hormat perorangan
dengan cara hormat kepala, selanjutnya laporan.
c. Setelah laporan, tegak kembali ke posisi sikap semula.

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilanjutkan


dengan laporan dari pimpinan kelompok/pasukan apabila yang
dihadapi adalah Pati Atasan Langsung.

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berdiri Senjata dijinjing terhadap Pamen/Pama
Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan disiapkan oleh pimpinan kelompok/pasukan atau yang
melihat terlebih dahulu.
b. Pimpinan kelompok/pasukan melaksanakan hormat perorangan
dengan cara hormat kepala, selanjutnya laporan.
c. Selesai laporan, tegak kembali ke sikap semula.
34

(4) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berdiri Senjata dijinjing terhadap Pamen/Pama
Bukan Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Pasukan tidak disiapkan.
b. Mengucapkan salam.
c. Pimpinan pasukan/kelompok mengambil sikap sempurna dan
melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, tegak kembali ke sikap semula.

Pasal 61

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berjalan Senjata Dikalungkan terhadap Pati
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap berjalan, langkah tegap.
b. Melaksanakan penghormatan kelompok/pasukan dipimpin oleh
pimpinan kelompok/pasukan dengan cara hormat senjata.
c. Setelah mendapat balasan, melaksanakan tegak kembali ke
posisi sikap berjalan dengan senjata dikalungkan.
d. Pasukan kembali langkah biasa.

(2) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berjalan Senjata Dikalungkan terhadap
Pamen/Pama Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap berjalan, langkah tegap.
b. Pimpinan kelompok/pasukan melaksanakan penghormatan
dengan cara hormat senjata.
c. Setelah mendapat balasan, tegak kembali ke posisi sikap
berjalan senjata dikalungkan.
d. Pasukan kembali langkah biasa dipimpin oleh yang tertua.

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berjalan Senjata Dikalungkan terhadap
Pamen/Pama Bukan Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam, pasukan
tetap langkah biasa.
b. Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan cara hormat
senjata.
c. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(4) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berjalan Senjata Dikalungkan terhadap Bintara
dan Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam, pasukan
tetap langkah biasa.
b. Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan cara hormat
kepala.
c. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
35

Pasal 62

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berjalan Senjata Dipunggung terhadap Pati
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap berjalan, langkah tegap.
b. Melaksanakan penghormatan kelompok/pasukan dipimpin oleh
pimpinan kelompok/pasukan dengan cara hormat tangan.
c. Setelah mendapat balasan, melaksanakan tegak kembali ke
posisi sikap berjalan senjata dipunggung.
d. Pasukan kembali langkah biasa secara terpimpin.

(2) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berjalan Senjata Dipunggung terhadap
Pamen/Pama Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan langkah tegap.
b. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam,
melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
c. Setelah mendapat balasan penghormatan, melaksanakan tegak
kembali ke posisi sikap berjalan senjata dipunggung.
d. Pasukan kembali langkah biasa secara terpimpin.

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berjalan Senjata Dipunggung terhadap
Pamen/Pama Bukan Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam, pasukan
tetap langkah biasa.
b. Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan cara hormat
tangan.
c. Setelah mendapat balasan, melaksanakan tegak kembali ke
sikap semula.
Pasal 63

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berjalan Senjata dijinjing terhadap Pati
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap berjalan, langkah tegap.
b. Melaksanakan penghormatan kelompok/pasukan dipimpin oleh
yang tertua dengan cara hormat kepala.
c. Setelah mendapat balasan,tegak kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berjalan Senjata dijinjing terhadap Pamen/Pama
Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap berjalan, langkah tegap.
b. Melaksanakan penghormatan kelompok/pasukan dipimpin oleh
pimpinan kelompok/pasukan dengan cara hormat kepala.
Setelah mendapat balasan, tegak kembali ke posisi sikap
berjalan jinjing kanan/kiri senjata.
c. Pasukan kembali langkah biasa secara terpimpin.
36

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Berjalan Senjata dijinjing terhadap Pamen/Pama
Bukan Atasan Langsung, Bintara dan Tamtama dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Pimpinan kelompok/pasukan mengucapkan salam, pasukan
tetap langkah biasa.
b. Pimpinan kelompok/pasukan menghormat dengan cara hormat
kepala.
c. Setelah mendapat balasan, melaksanakan tegak kembali ke
sikap semula.

Pasal 64

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Duduk Senjata Dikalungkan terhadap Pati
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan disiapkan oleh pimpinan kelompok/pasukan atau yang
melihat terlebih dahulu.
b. Pimpinan kelompok/pasukan berdiri menghadap penuh.
c. Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat
senjata.
d. Setelah mendapat balasan, tegak kembali ke posisi sikap
sempurna.
e. Bila memungkinkan kelompok/pasukan berdiri, kelompok/
pasukan menghadap penuh kemudian melaksanakan hormat
senjata secara terpimpin.

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilanjutkan


dengan laporan dari pimpinan kelompok/pasukan apabila yang
dihadapi adalah Pati Atasan Langsung.

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Duduk Senjata Dikalungkan terhadap
Pamen/Pama Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan disiapkan oleh pimpinan kelompok/pasukan atau yang
melihat terlebih dahulu.
b. Pimpinan kelompok/pasukan berdiri.
c. Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat
senjata, selanjutnya laporan.
d. Selesai laporan, kembali ke posisi sikap semula.
e. Bila memungkinkan kelompok/pasukan diperintahkan untuk
berdiri

(4) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Duduk Senjata Dikalungkan terhadap
Pamen/Pama Bukan Atasan Langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan tidak disiapkan.
b. Pimpinan kelompok/pasukan berdiri.
c. Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat
senjata.
d. Setelah mendapat balasan, tegak kembali ke posisi sikap
semula.
37

(5) Penghormatan Kelompok/Pasukan Membawa Senjata Laras Panjang


Popor Dilipat Posisi Duduk Senjata Dikalungkan terhadap Bintara dan
Tamtama dilaksanakan sebagai berikut:
a. Tetap sikap duduk di kursi senjata dikalungkan.
b. Pimpinan pasukan/kelompok mengucapakan salam.
c. Melaksanakan penghormatan perorangan oleh yang tertua
dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan penghormatan, melaksanakan tegak
kembali ke posisi sikap semula.

Pasal 65

Ketentuan penghormatan kelompok/pasukan tanpa bersenjata berlaku juga


pada Penghormatan Kelompok/Pasukan Bersenjata Pistol.

Bagian ketiga
Penghormatan Kelompok/Pasukan Sedang Belajar/Berlatih/Bekerja dan
kegiatan lainnya

Pasal 66

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan Sedang Belajar/Berlatih/Bekerja


dan kegiatan lainnya terhadap atasan langsung dilaksanakan sebagai
berikut:
a. Apabila keadaan memungkinkan pasukan disiapkan oleh yang
tertua/yang melihat terlebih dahulu.
b. Selanjutnya yang tertua menyampaikan penghormatan dan
laporan.

(2) Penghormatan Kelompok/Pasukan Sedang Belajar/Berlatih/Bekerja


dan kegiatan lainnya terhadap Pati bukan atasan langsung
dilaksanakan sebagai berikut:
a. Apabila keadaan memungkinkan pasukan disiapkan oleh yang
tertua/yang melihat terlebih dahulu.
b. Selanjutnya yang tertua menyampaikan penghormatan dan tidak
laporan.

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan Sedang Belajar/Berlatih/Bekerja


dan kegiatan lainnya terhadap atasan tidak langsung dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Pasukan tetap berlatih/bekerja.
b. Yang tertua menyampaikan penghormatan dan tidak laporan.

Bagian keempat
Penghormatan Kelompok/Pasukan Sedang Beristirahat

Pasal 67

(1) Penghormatan Kelompok/Pasukan sedang beristirahat terhadap


atasan langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Apabila keadaan memungkinkan pasukan disiapkan oleh yang
tertua/yang melihat terlebih dahulu.
38

b. Selanjutnya yang tertua menyampaikan penghormatan dan


laporan.

(2) Penghormatan Kelompok/Pasukan Sedang Beristirahat terhadap Pati


bukan atasan langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Apabila keadaan memungkinkan pasukan disiapkan oleh yang
tertua/yang melihat terlebih dahulu.
b. Selanjutnya yang tertua menyampaikan penghormatan dan tidak
laporan.

(3) Penghormatan Kelompok/Pasukan sedang beristirahat terhadap


atasan tidak langsung dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pasukan tetap beristirahat.
b. Yang tertua menyampaikan penghormatan dan tidak laporan.

Bagian kelima
Penghormatan Antar Kelompok/PasukanSedang Berjalan

Pasal 68

(1) Apabila dua kelompok/pasukan saling bertemu, maka kedua pasukan


tersebut berjalan dengan “LANGKAH TEGAP“ dan pimpinan pasukan
yang lebih rendah pangkatnya harus memberikan penghormatan
(hanya pimpinan pasukan saja yang menghormat) kepada pimpinan
pasukan yang lebih tinggi pangkatnya.

(2) Apabila dua kelompok/pasukan berjalan searah, yang belakang akan


mendahuluinya, maka pimpinan pasukan wajib menyampaikan
maksudnya kepada pimpinan pasukan yang berjalan di depannya.
dengan perantaraan pimpinan pasukan yang paling belakang dari
pasukan yang berjalan di depannya, untuk meneruskan permintaan
itu kepada pimpinan pasukan yang tertinggi dari pasukan yang
berjalan di depannya. Pimpinan pasukan yang lebih rendah
pangkatnya harus memberikan penghormatan kepada pimpinan
pasukan yang lebih tinggi pangkatnya.

BAB IV
PENGHORMATAN DALAM KEADAAN KHUSUS

Bagian pertama
Penghormatan Berkuda

Pasal 69

(1) Penghormatan saat menuntun kuda terhadap Pati dilaksanakan


sebagai berikut:
a. Dari sikap sempurna menuntun kuda kendali di tangan kanan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.
39

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku terhadap


Pamen, Pama, Bintara, dan Tamtama.

Pasal 70

(1) Penghormatan saat menunggang kuda terhadap Pati dilaksanakan


sebagai berikut:
a. Dari sikap duduk di atas kuda, mengurangi kecepatan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat tangan.
d. Kedua kaki bertumpu pada sanggur di (pijakan kaki).
e. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku terhadap


Pamen, Pama, Bintara, dan Tamtama.

Bagian kedua
Penghormatan Berkendaraan Roda 2 dan 3

Pasal 71

(1) Penghormatan Berkendaraan Roda 2 dan 3 dalam keadaan berjalan


terhadap setiap atasan, dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap duduk di atas kendaraan, mengurangi kecepatan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan dengan cara hormat kepala.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak wajib


dilaksanakan apabila keadaan tidak memungkinkan.

Bagian ketiga
Penghormatan Berkendaraan Roda 4 atau Lebih
Pasal 72

(1) Penghormatan Berkendaraan Roda 4 atau lebih terhadap setiap atasan


dilaksanakan sebagai berikut:
a. Dari sikap duduk di dalam kendaraan, mengurangi kecepatan.
b. Mengucapkan salam.
c. Melaksanakan penghormatan perorangan dengan cara hormat
tangan.
d. Setelah mendapat balasan, kembali ke sikap semula.

(2) Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak wajib


dilaksanakan apabila keadaan tidak memungkinkan.

(2) Apabila di dalam kendaraan terdapat lebih dari satu orang, maka
Penghormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)
dilakukan oleh yang tertua.
40

Bagian keempat
Penghormatan Masuk/Keluar KRI

Pasal 73

(1) Semua prajurit TNI yang mengunjungi kapal perang pada siang hari
harus menyampaikan penghormatan kepada Bendera Kebangsaan
pada waktu tiba di geladak melalui tangga kapal, baik dari arah darat
maupun dari tempat lain.

(2) Penghormatan disampaikan pula kepada Perwira Jaga yang


pangkatnya lebih tinggi dari mereka yang memasuki kapal, setelah
melakukan penghormatan kepada Bendera Kebangsaan. Bagi atasan
yang lebih tinggi pangkatnya dari Perwira Jaga harus memberitahukan
kepada Perwira Jaga, apabila kehadirannya tidak ada pemberitahuan
terlebih dahulu.

(3) Pada saat akan meninggalkan kapal, penghormatan dilakukan di


geladak sebelum melalui tangga kapal.

Bagian kelima
Penghormatan Berkendaraan Sekoci

Pasal 74

(1) Penghormatan berkendaraan sekoci sedang bersandar dilaksanakan


sebagai berikut:
a. Apabila sekoci dayung/bermotor bersandar dan atasan yang
berhak menerima penghormatan kebesaran melaluinya maka
yang berada di dalam sekoci mengambil sikap berdiri dan
menghadap penuh serta menyampaikan penghormatan.
b. Apabila yang melaluinya itu atasan biasa, maka hanya pimpinan
kelompok saja yang menyampaikan penghormatan.

(2) Penghormatan berkendaraan sekoci sedang berjalan dilaksanakan


sebagai berikut:
a. Apabila sekoci bermotor sedang berlayar dan atasan yang berhak
menerima penghormatan kebesaran melaluinya, kecepatannya
dikurangi, kemudian masing-masing menegakkan badannya
dengan pandangan penuh ke depan dan hanya Komandan saja
yang menyampaikan penghormatan.
b. Apabiila sekoci dayung bertemu dengan atasan yang berhak
menerima penghormatan kebesaran, maka melakukan tegak
dayung dengan aba-aba ”TEGAK DAYUNG-GERAK”, pendayung-
pendayung menegakkan badannya dengan pandangan lurus ke
depan dan Komandan saja yang menyampaikan penghormatan.
c. Apabila sekoci layar sedang berlayar dan angin memungkinkan,
maka tali-tali dikendorkan dan hanya Komandan saja yang
menyampaikan penghormatan, sedangkan anggota lainnya
menegakkan badannya dengan pandangan lurus ke depan.
41

Bagian keenam
Penghormatan di Kapal ADRI

Pasal 75

(1) Penghormatan di kapal ADRI sedang bersandar dilaksanakan sebagai


berikut:
a. Apabila kapal bersandar dan atasan yang berhak menerima
penghormatan kebesaran melaluinya maka yang berada di dalam
kapal mengambil sikap berdiri dan menghadap penuh serta
menyampaikan penghormatan.
b. Apabila yang melaluinya itu atasan biasa, maka hanya pimpinan
kelompok saja yang menyampaikan penghormatan.

2) Penghormatan di kapal ADRI sedang berlayar dilaksanakan sebagai


berikut:
a. Apabila kapal sedang berlayar dan atasan yang berhak
menerima penghormatan kebesaran melaluinya, kecepatannya
dikurangi, kemudian masing-masing menegakkan badannya
dengan pandangan penuh ke depan dan hanya Komandan saja
yang menyampaikan penghormatan.
b. Apabila yang melaluinya itu atasan biasa, maka hanya pimpinan
kelompok saja yang menyampaikan penghormatan.

Bagian ketujuh
Penghormatan di RuangDiskam

Pasal 76

(1) Penghormatan di Ruang Diskam terhadap Pati dilaksanakan sebagai


berikut:
a. Anggota Diskam dalam posisi duduk disiapkan oleh Dandiskam.
b. Melaksanakan penghormatan secara terpimpin.
c. Komandan Diskam berdiri melaksanakan hormat tangan dan
anggota Diskam tetap pada posisi duduk melaksanakan hormat
dengan cara menegakkan badan dan kepala.
d. Setelah mendapat balasan, Komandandan anggota Diskam
kembali kesikap semula.

(2) Penghormatan di Ruang Diskam terhadap Pamen/Pama dilaksanakan


sebagai berikut:
a. Anggota Diskam dalam posisi duduk disiapkan oleh Dandiskam.
b. Komandan Diskam berdiri melaksanakan hormat tangan dan
anggota Diskam tetap pada posisi duduk.
c. Setelah mendapat balasan penghormatan, Komandan dan
anggota Diskam kembali kesikap semula.

(3) Penghormatan di Ruang Diskam terhadap terhadap Bintara/Tamtama


dilaksanakan sebagai berikut:
a. Anggota Diskam dalam posisi duduk.
b. Komandan Diskam berdiri melaksanakan hormat tangan dan
anggota Diskam tetap pada posisi duduk.
42

c. Setelah mendapat balasan, Komandan Diskam kembali kesikap


semula.

Bagian kedelapan
Penghormatan di Rumah Ibadah

Pasal 77

(1) Apabila seorang bawahan berpakaian seragam atau sipil/preman,


bertemu/melihat atasan langsung maupun atasan lainnya baik
berpakaian seragam maupun sipil/preman, dalam keadaan
berdiri/duduk, sedangkan peribadatan belum dimulai/sudah selesai
dilaksanakan maka baginya berlaku penghormatan perorangan yang
disesuaikan dengan keadaan saat itu, salam tidak harus diucapkan.

(2) Apabila bertemu/melihat atasan tersebut pada subpasal (1) dimana


peribadatan sudah dimulai/sedang berlangsung, maka penghormatan
tidak perlu dilakukan.

(3) Pelaksanaan penghormatan didalam rumah ibadah semaksimal


mungkin tidak mengganggu ketenangan dan ketertiban pelaksanaan
peribadatan yang sedang berlangsung.

BABV
PENGHORMATAN KEPADA LAMBANG KESATUAN

Pasal 78

(1) Setiap Lambang-lambang kesatuanTNI berhak menerima


penghormatan dari setiap prajurit TNI.

(2) Lambang Kesatuan membalas penghormatan dengan cara:


a. Dari sikap 15º yang telah ditentukan dalam tata cara membawa
Lambang Kesatuan, diberi penambahan 60º condong ke depan
dengan perlahan sehingga menjadi 75º.
b. Setelah mencapai sudut 75º langsung kembali ke sikap semula
secara perlahan-lahan.

Pasal 79

(1) Apabila kedua pasukan yang bertemu membawa Lambang Kesatuan


yang sama tingkatannya, dilakukan dengan “LANGKAH TEGAP“ dan
Pimpinan Pasukan yang lebih rendah pangkatnya harus memberikan
penghormatan (hanya Pimpinan Pasukan saja yang menghormat)
kepada Pimpinan Pasukan yang lebih tinggi pangkatnya, sedangkan
antar Lambang Kesatuan yang sama tingkat/derajatnya tidak
dilakukan penghormatan.

(2) Apabila kedua Pasukan yang bertemu membawa Lambang Kesatuan


yang berbeda tingkatnya, dilakukan dengan “LANGKAH TEGAP“ dan
Pimpinan Pasukan yang membawa Lambang Kesatuan lebih rendah
harus memberikan penghormatan (hanya Pimpinan Pasukan saja yang
43

menghormat) kepada Pimpinan Pasukan yang membawa Lambang


kesatuan lebih tinggi.

(3) Apabila hanya salah satu saja yang membawa Lambang Kesatuan,
maka pasukan lainnya menyampaikan penghormatan secara Defile
(seluruhnya langkah tegap hormat kanan/kiri).

(4) Dalam keadaan jalan sempit dan berada di persimpangan jalan, maka
setiap prajurit TNI/pasukan wajib memberikan keutamaan terhadap
pasukan yang membawa Lambang Kesatuan untuk terus berjalan.

(5) Penghormatan kepada Lambang Kesatuan (Panji s.d. Patola) oleh


pasukan yang bersenjata dilakukan dengan “HORMAT SENJATA“
tanpa sangkur terpasang. Bagi pasukan yang tidak bersenjata
menyampaikan penghormatan tanpa senjata.

(6) Setiap Prajurit TNI baik perorangan maupun dalam hubungan


pasukan, wajib memberikan penghormatan tanpa melihat tingkatan
Lambang, termasuk pada saat Lambang-Lambang Kesatuan masuk
memasuki dan ke luar dari lapangan upacara.

(7) Penghormatan terhadap lambang kesatuan dalam keadaan


terselubung posisi berjalan bertemu dengan kelompok pasukan maka
kelompok pasukan melaksanakan langkah tegap, hanya Komandan
saja yang melaksanakan penghormatan kepada Komandan kelompok
yang pangkatnya lebih tinggi.

BAB VI
DEPUTASI DAN PENGHORMATAN DALAM PENERBANGAN

Pasal 80

(1) Pejabat yang mendapatkan deputasi dan penghormatan dalam


penerbangan adalah:
a. Penumpang VVIP.
b. Penumpang VIP.
c. Penumpang Special Flight.

(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:
a. Presiden RI.
b. Wakil Presiden RI.
c. Kepala Negara/Wakil Kepala Negara Tamu yang mempunyai
hubungan diplomatik dengan RI.
d. Istri Presiden RI dan Putra-putrinya.
e. Istri Wakil Presiden RI dan Putra-putrinya.
f. Pejabat lain yang berdasarkan ketentuan perundang-undangan
termasuk penumpang VVIP.

(3) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:
a. Para Menteri Kabinet.
b. Panglima TNI.
44

c. Kapolri.
d. Kas Angkatan.
e. Tamu negara asing yang memiliki jabatan setingkat yang
mempunyai hubungan diplomatik dengan RI.
f. Pejabat negara yang memiliki kedudukan setingkat Menteri.

(2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c terdiri atas:
a. Perwira Tinggi TNI/Polri.
b. Tamu negara asing yang memiliki jabatan setingkat yang
mempunyai hubungan diplomatik dengan RI.
c. Istri Panglima TNI/Kapolri, dan Istri Kas Angkatan.

Pasal 81

(1) Penghormatan dalam penerbangan terhadap VVIP/VIP dilaksanakan


sebagai berikut:
a. Awak pesawat berdiri berjajar di sebelah kiri dari arah datangnya
VVIP/VIP, sedangkan salah seorang Pramugari berada di dalam
pesawat didekat pintu masuk.
b. Setelah VVIP/VIP yang akan menerima penghormatan
mengambil tempat, maka awak pesawat mengadakan
penghormatan dipimpin oleh Penerbang I (Captain pilot) dan
dilanjutkan laporan di tempat kesiapan pesawat dan awak
pesawat.
c. Pada saat kembalinya, awak pesawat mengambil tempat berjajar
di sebelah kiri dari arah keluarnya VVIP/VIP dan mengadakan
penghormatan dilanjutkan laporan tentang selesai menjalankan
tugas.
d. Pada waktu malam hari, penghormatan hanya dilakukan bila
penerangan di tempat tersebut memungkinkan dan apabila
cuaca hujan, penghormatan menyesuaikan situasi dan kondisi.
e. Apabila ada pasukan kehormatan dalam upacara
pemberangkatan atau penyambutan, maka awak pesawat
mengikuti upacara tersebut dengan berjajar ditempat, apabila
keadaan tidak mengizinkan diusahakan agar crew tetap
ditempat.
f. Untuk penerbangan VVIP Ibu Negara (Istri Presiden/Wakil
Presiden RI) jajar tetap dilaksanakan dipimpin oleh Penerbang I
(Captain pilot) tetapi tidak melaksanakan pengormatan dan
laporan.

(2) Pada pelaksanaan Special Flight tidak melakukan jajar dan


penghormatan seperti pada penerbangan VVIP/VIP, namun hanya
dilaksanakan penghormatan perorangan oleh Penerbang I/Captain Pilot
(ataupun memberi salam kepada istri pejabat tertentu) sebagai laporan
kesiapan awak dan pesawat untuk melaksanakan tugas penerbangan.
45

BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 82

(1) Peraturan penghormatan militer ini tidak berlaku bagi PNS yang
bekerja di lingkungan TNI.

(2) Peraturan penghormatan bagi PNS yang bekerja dilingkungan TNI


diatur dalam peraturan tersendiri.

BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 83

(1) Kas Angkatan berwenang menentukan peraturan-peraturan yang


berhubungan dengan penghormatan militer sepanjang belum diatur
dan tidak bertentangan dengan Peraturan Panglima TNI ini.

(2) Peraturan Kas Angkatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)


berlaku hanya di lingkungan Angkatan masing-masing.

Pasal 84

Pada saat Peraturan Panglima ini mulai berlaku, Buku Peraturan


Penghormatan Militer Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (PPM-ABRI)
sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Pangab Nomor
Skep/610/X/1985 tanggal 8 Oktober 1985 dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.

Pasal 85

Peraturan Panglima ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
padatanggal 31Desember 2014

PANGLIMA TNI,

Dr. MOELDOKO
JENDERAL TNI

Anda mungkin juga menyukai