Anda di halaman 1dari 136

Lampiran Peraturan Kasad

Nomor Perkasad/
-02/
Tanggal

TENTARA NASIONAL INDONESIA


MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT

/2010
2010

BUKU PETUNJUK ADMINISTRASI

tentang
PENYELENGGARAAN ADMINISTRASI PERSONEL PRAJURIT ANGKATAN DARAT

BAB I
PENDAHULUAN

1.

Umum.
a.
Ajudan Jenderal sebagai salah satu fungsi teknis militer umum Angkatan
Darat diantaranya bertugas menyelenggarakan pengurusan administrasi personel
prajurit untuk mendukung terciptanya iklim pembinaan personel yang berdaya dan
berhasil guna dalam rangka mendukung terlaksananya tugas pokok Angkatan
Darat.
b.
Ketentuan penyelenggaraan administrasi personel prajurit Angkatan Darat
bertujuan untuk memberikan pedoman dalam pelaksanaan kegiatan administrasi
personel pada tataran operasional, sehingga dapat memberikan pelayanan
administrasi personel yang efektif dan efisien. Dengan perkembangan zaman dan
adanya perubahan stratifikasi Doktrin/Bujuk Ajudan Jenderal, menuntut adanya
buku petunjuk yang dapat mengelola administrasi personel prajurit sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
c.
Guna mewujudkan pengurusan administrasi personel prajurit yang lancar
dan tepat sasaran, maka perlu disusun buku petunjuk administrasi tentang
penyelenggaraan administrasi personel prajurit Angkatan Darat.

2.

Maksud dan Tujuan.


a.
Maksud. Bujukmin tentang Penyelenggaraan Administrasi Personel Prajurit
Angkatan Darat (Garminperspra AD) ini dimaksudkan untuk memberikan petunjuk
tentang penyelenggaraan administrasi personel prajurit Angkatan Darat baik di
tingkat pusat maupun daerah.
b.
Tujuan.
Bujukmin tentang Garminperspra AD ini agar dapat dijadikan
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan administrasi personel prajurit sehingga
diperoleh keseragaman dan ketertiban dalam pelaksanaannya.

3.

Ruang Lingkup dan Tata Urut.


a.
Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan Bujukmin tentang Garminperspra
AD ini, meliputi tata cara penyelenggaraan dalam pengurusan administrasi
personel prajurit Angkatan Darat, kecuali ketentuan pengurusan administrasi
kenaikan pangkat dan penempatan jabatan perwira akan diatur tersendiri dalam
Bujuknik tentang Pembinaan Karier Perwira.
b.

4.

Tata Urut.

Bujukmin ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :

1)
2)
3)
4)
5)
6)

I
II
III
IV
V
VI

Bab
Bab
Bab
Bab
Bab
Bab

Pendahuluan.
Ketentuan Umum Pelaksanaan.
Pengorganisasian.
Pelaksanaan Kegiatan.
Pengawasan dan Pengendalian.
Penutup.

Landasan.
a.
Peraturan Kasad Nomor Perkasad/6/II/2009 tanggal 24 Februari 2009
tentang Buku Petunjuk Induk tentang Ajudan Jenderal.
b
Peraturan Kasad Nomor Perkasad/104/XII/2009 tanggal 15 Desember 2009
tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Ajudan Jenderal.
c.
Peraturan Kasad Nomor Perkasad/2/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 tentang
Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan dan Penerbitan Doktrin/Buku
Petunjuk Angkatan Darat.
d.
Peraturan Kasad Nomor Perkasad/1/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 tentang
Buku Petunjuk Administrasi tentang Tulisan Dinas di Lingkungan Angkatan Darat.
e.
Peraturan Kasad Nomor Perkasad/33/V/2008 tanggal 28 Mei 2008 tentang
Buku Pedoman tentang Sistem Seleksi Calon Siswa Pendidikan Reguler Seskoad.
f.
Peraturan Kasad Nomor Perkasad/34/V/2008 tanggal 28 Mei 2008 tentang
Buku Pedoman tentang Sistem Seleksi Calon Siswa Pendidikan Diklapa.
g.
Surat Keputusan Kasad Nomor Skep/24/II/2006 tanggal 3 Februari 2006
tentang Buku Petunjuk Pembinaan tentang Doktrin TNI AD.
h.
Petunjuk Pelaksanaan Kasad Nomor Juklak/1/III/2003 tanggal 13 Maret
2003 tentang Penyelenggaraan Seleksi Secapa Reguler TNI AD.
i.
Petunjuk Pelaksanaan Kasad Nomor Juklak/2/III/2003 tanggal 13 Maret
2003 tentang Penyelenggaraan Seleksi Secaba Reguler TNI AD.

5.

Pengertian (Sublampiran A).

BAB II
KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN

6.
Umum.
Penyelenggaraan administrasi personel prajurit menitikberatkan pada
kegiatan pengurusan administrasi personel yang sesuai dengan ketentuan, serta
berpedoman pada pokok-pokok pembinaan sebagaimana tertuang dalam Buku Petunjuk
Pembinaan tentang Ajudan Jenderal.
Agar diperoleh penyelenggaraan administrasi
personel prajurit yang optimal, maka perlu dipedomani ketentuan umum pelaksanaan
yang meliputi sasaran, prinsip-prinsip dan ketentuan administrasi.
7.

Sasaran.
a.
Terwujudnya penyelenggaraan pengurusan administrasi penyediaan calon
prajurit yang tertib dan benar sesuai ketentuan yang berlaku, meliputi penerimaan
calon prajurit perwira, bintara dan tamtama.
b.
Terwujudnya penyelenggaraan pengurusan administrasi pengangkatan
prajurit.
c.
Terwujudnya penyelenggaraan pengurusan administrasi karier prajurit
sesuai norma yang berlaku, meliputi :
1)

Kenaikan pangkat.

2)

Penempatan jabatan.

3)

Seleksi pendidikan.

d.
Terwujudnya penyelenggaraan pengurusan administrasi pelayanan personel
yang baik dan benar, meliputi :
1)

Pengurusan penganugerahan tanda kehormatan negara.

2)

Pengurusan administrasi korban tempur.

3)
Pengurusan Kartu Penunjukan Istri/Suami (KPI/KPS) dan Surat
Persetujuan Penunjukan Istri/Suami (SPPI/SPPS).
4)

Pengurusan ganti nama, pindah agama dan tambah gelar.

e.
Terwujudnya penyelenggaraan pengurusan administrasi
personel prajurit secara terencana, tertib, cepat dan tepat, meliputi :
1)

Pemberhentian prajurit.

2)

Pensiun prajurit.

pemisahan

f.
Terwujudnya penyelenggaraan dosir personel yang benar, lengkap, absah
dan mutakhir (BLAM).

8.

Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Administrasi.


a.
Manfaat. Penyelenggaraan administrasi personel prajurit senantiasa dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi prajurit Angkatan Darat.
b.
Cepat.
Penyelenggaraan administrasi personel prajurit dilaksanakan
dalam waktu yang singkat dengan berpedoman pada sistem dan prosedur yang
benar.
c.
Tepat. Penyelenggaraan administrasi personel prajurit dilaksanakan sesuai
rencana dan program yang telah ditentukan serta diselesaikan dengan tepat waktu
dan tepat sasaran.
d.
Teliti.
Penyelenggaraan administrasi personel prajurit senantiasa
memperhatikan unsur kecermatan dan ketelitian sehingga terhindar dari kesalahan
informasi dan penafsiran.
e.
Sederhana. Penyelenggaraan administrasi personel prajurit dilaksanakan
melalui persyaratan yang sederhana dan proses pengurusan yang mudah tidak
melalui birokrasi yang terlalu panjang.
f.
Keterpaduan/Sinergi.
Penyelenggaraan administrasi personel prajurit
dilaksanakan secara terpadu dan terkoordinasi dengan baik antara pembina fungsi
Ajudan Jenderal di dalam maupun di luar satuan penyelenggara fungsi Ajen.

9.

Ketentuan Administrasi.
a.
Ketentuan Administrasi Penyediaan Calon Prajurit.
Administrasi
penyediaan calon prajurit merupakan bagian dari kegiatan penerimaan yang harus
dilaksanakan secara
benar dan dapat dipertanggungjawabkan. Ketentuan
administrasi dalam penyediaan calon prajurit diantaranya adalah :
1)

Warga Negara Republik Indonesia dan beragama.

2)

Sehat jasmani dan rohani.

3)
Tidak sedang kehilangan hak menjadi prajurit berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
4)

Ketentuan pendaftaran.
a)
Dalam tahap pendaftaran, calon harus dapat menunjukkan
dokumen yang asli dan menyediakan fotokopi persyaratan
administrasi sesuai ketentuan.
b)
Petugas pendaftar memeriksa kelengkapan
tersebut sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.

administrasi

5)
Pemeriksaan/Pengujian (Rik/Uji). Rik/Uji dapat dilaksanakan sesuai
dengan kebijaksanaan Kasad yang diatur dalam rencana pelaksanaan
kegiatan (Renlakgiat).

6)
Ketentuan lain yang secara rinci dijelaskan dalam
Pemeriksaan Administrasi Seleksi Prajurit Angkatan Darat.

Bujuknik

b.
Ketentuan Administrasi Pengangkatan Prajurit. Pengangkatan prajurit
merupakan tindakan resmi yang dilakukan oleh pejabat berwenang untuk
memberikan kepastian hukum bagi prajurit siswa/siswa yang telah lulus pendidikan
sebagai dasar penyelesaian administrasi dalam pembinaan prajurit selanjutnya.
Kegiatan administrasi yang dilakukan dalam pengangkatan prajurit meliputi
pengangkatan pertama menjadi prajurit, pemberian NRP/Korps/Spesialisasi,
penetapan gaji pokok/Inpassing prajurit, pengangkatan kembali dan pengaktifan
kembali menjadi prajurit.
1)
Pengangkatan pertama menjadi prajurit diselenggarakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a)
Untuk prajurit siswa yang dinyatakan lulus pendidikan pertama
diangkat menjadi prajurit dan diberi pangkat pertama. Sedangkan
untuk siswa yang dinyatakan lulus pendidikan pembentukan
perwira/bintara diangkat dalam pangkat baru sesuai golongan/jenis
pendidikannya.
b)
Bagi lulusan pendidikan pertama Perwira Prajurit Karier (Pa
PK)/Prajurit Sukarela Dinas Pendek (PSDP) yang bersumber dari
lulusan S-1, diangkat dengan pangkat pertama dan diberi masa dinas
keprajuritan penyesuaian.
c)
Pengangkatan golongan pangkat perwira ditetapkan dengan
Keputusan Presiden. Sedangkan pengangkatan untuk golongan
pangkat bintara/tamtama ditetapkan dengan Keputusan Kasad yang
dalam pelaksanaannya didelegasikan kepada Dirajenad.
2)
Pemberian Nomor Register Pusat (NRP) prajurit dan penentuan
Korps. Dalam pengangkatan pertama selain diberikan NRP, juga ditetapkan
Korps untuk pangkat perwira.
a)
Pemberian NRP dan penentuan korps/kecabangan merupakan
kewenangan Kasad yang dalam pelaksanaannya didelegasikan
kepada Dirajenad.
b)
Struktur NRP disusun sedemikian rupa sehingga mengandung
elemen data yang menunjukkan golongan pangkat, status/suku
prajurit, tahun pengangkatan, jumlah prajurit yang diterima, angka
koreksi, serta bulan dan tahun kelahiran prajurit.
3)
Penetapan Gaji Pokok/Inpassing pertama prajurit. Penetapan gaji
pokok prajurit diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut :
a)
Diberikan kepada prajurit yang diangkat setelah lulus
pendidikan pertama/pembentukan atau setelah prajurit dinaikkan/
diturunkan pangkatnya.

b)
Penetapan gaji pokok/Inpassing pertama dinyatakan dalam
suatu keputusan dan merupakan kewenangan Kasad yang dalam
pelaksanaannya didelegasikan kepada Dirajenad.
c)
Waktu Terhitung Mulai Tanggal (TMT) berlakunya penetapan
gaji pokok ditentukan tanggal 1 (satu) dalam bulan yang sama
dengan bulan penutupan pendidikan.
d)
Dalam penetapan gaji pokok ditetapkan juga penghitungan
masa kerja prajurit.
4)
Pengangkatan Kembali. Pengangkatan kembali Pa PSDP dan alih
status Militer Wajib (Milwa) menjadi Milsuk diselenggarakan dengan
ketentuan sebagai berikut :
a)
Berlaku bagi prajurit Sukarela dan prajurit Wajib yang telah
berakhir menjalani dinas keprajuritan.
b)
Bersedia melanjutkan pengabdian, dan dibutuhkan oleh
Angkatan Darat.
c)

Memenuhi persyaratan yang berlaku.

5)
Pengaktifan Kembali.
Bila negara menghadapi keadaan bahaya,
dapat diselenggarakan kegiatan pengaktifan kembali mantan prajurit
menjadi prajurit dengan ketentuan sebagai berikut :
a)
Berlaku wajib bagi setiap prajurit yang telah berakhir menjalani
dinas keprajuritan dalam batas waktu 2 tahun sejak
pemberhentiannya.
b)
Pengaktifan kembali untuk menjalani dinas keprajuritan
berlangsung selama-lamanya 2 tahun.
c)
Pengaktifan
kembali
prajurit
dilaksanakan
mendapatkan keputusan terlebih dahulu dari Presiden.
c.

setelah

Ketentuan Administrasi Karier Prajurit.


1)

Ketentuan Kenaikan Pangkat Bintara dan Tamtama.


a)

Kenaikan Pangkat Reguler.


(1)
Setiap prajurit yang dipromosikan pada jabatan yang
lebih tinggi pada dasarnya disetujui kenaikan pangkatnya dan
merupakan penyesuaian dengan jabatan yang dipangkunya.

(2)
Seleksi kenaikan pangkat pada dasarnya dilaksanakan
pada waktu pemilihan seseorang prajurit untuk diangkat pada
jabatan keprajuritan tertentu, namun untuk meyakinkan
penilaian dalam pemilihan tersebut diperlukan masa
peninjauan selama 6 (enam) bulan semenjak menduduki
jabatan tersebut.
(3)
Kenaikan pangkat merupakan penghargaan negara atas
pengabdian dan prestasi kerja seorang prajurit.
(4)
Kenaikan pangkat hanya berlaku pangkat efektif dengan
memperhitungkan Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP).
b)

Kenaikan Pangkat Khusus.


(1)
Kenaikan
(KPMT/KPMTA).

Pangkat

Medan

Tempur/Anumerta

(a)
KPMT dianugerahkan kepada prajurit yang telah
berjasa dan berhasil melakukan tindakan kepahlawanan
dalam pertempuran dengan melampaui panggilan
tugasnya tanpa mempedulikan keselamatan jiwanya.
Bagi yang gugur dapat dianugerahkan KPMTA.
(b)
KPMT/KPMTA dapat dianugerahkan satu tingkat
lebih tinggi dari pangkat semula dan berlaku bagi
golongan pangkat bintara dan tamtama. KPMT bagi
golongan pangkat perwira diberikan penghargaan
berupa prioritas pendidikan, jabatan atau penambahan
MDP sebanyak 6 bulan.
(c)
Penilaian
terhadap
keberhasilan
dan
kepahlawanan seorang prajurit serta tingkatannya
didasarkan kepada hasil penilaian yang dilakukan oleh
Komisi/Tim penilai yang dibentuk oleh Panglima
Komando Operasi.
(d)
Komisi/Tim Penilai serendah-rendahnya diketuai
oleh seorang perwira dan berpangkat lebih tinggi dari
prajurit yang dinilai.
(e)
Prajurit yang gugur tidak seketika setelah berjasa
dan berhasil melakukan tindakan kepahlawanan dan
belum mendapat KPMT, dapat dianugerahkan KPMTA
setingkat lebih tinggi dari pangkat semula. KPMTA
ditetapkan pada saat prajurit tersebut gugur.
(f)
Saat ditetapkan KPMT diperhitungkan sebagai
awal Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP).

10

(g)
Pada saat penganugerahan disertai dengan
berita acara yang memuat riwayat kepahlawanan
prajurit yang bersangkutan dan dibacakan pada saat
diserahkan. Berita acara tersebut dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang mengeluarkan Keputusan
KPMT/KPMTA.
(2)
Kenaikan
KPLBA).

Pangkat

Luar

Biasa/Anumerta

(KPLB/

(a)
KPLB dianugerahkan kepada prajurit yang telah
berjasa dan berhasil melakukan tindakan kepahlawanan
dalam melaksanakan tugas khusus dengan pertaruhan
jiwa dan raganya serta melampaui panggilan tugas
tanpa mempedulikan keselamatan jiwanya. Bagi yang
gugur dapat dianugerahkan KPLBA.
(b)
KPLB/KPLBA dianugerahkan satu tingkat lebih
tinggi dari pangkat semula dan berlaku bagi semua
golongan pangkat yang diberikan secara selektif.
(c)
Penilaian terhadap jasa, keberhasilan dan
kepahlawanan seorang prajurit dilaksanakan oleh
Komisi/Tim Penilai yang dibentuk oleh Kasad atau
perwira yang ditunjuk.
(d)
Komisi/Tim Penilai serendah-rendahnya diketuai
oleh seorang perwira dan berpangkat lebih tinggi dari
prajurit yang dinilai.
(e)
Anugerah KPLB/ KPLBA lebih diutamakan untuk
diberikan kepada bintara dan tamtama.
(f)
Saat ditetapkan KPLB diperhitungkan sebagai
awal Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP).
(g)
Pada saat penganugerahan disertai dengan
berita acara yang memuat riwayat kepahlawanan
prajurit yang bersangkutan dan dibacakan pada saat
diserahkan. Berita acara tersebut dikeluarkan oleh
pejabat yang berwenang mengeluarkan Keputusan
KPLB/KPLBA.)
(3)

Kenaikan Pangkat Penghargaan (KPH).


(a)
KPH merupakan kenaikan pangkat efektif terakhir
kecuali yang bersangkutan mendapatkan KPLB/KPMT
dan berlaku untuk prajurit baik yang menjalani MPP
maupun tidak.

11

(b)
Diberikan kepada prajurit karier dengan sangat
selektif dan bukan semata-mata karena pertimbangan
kesejahteraan, sehingga tidak setiap prajurit yang akan
menjalani pensiun dapat diberikan kenaikan pangkat
penghargaan.
(c)
Kenaikan
pangkat
penghargaan
yang
mengakibatkan pindah golongan dari bintara ke perwira,
tidak berarti mengakibatkan bertambahnya usia pensiun
untuk golongan pangkat tersebut dan selanjutnya tetap
dipensiunkan.
(d)
Kenaikan pangkat
akibat administrasi penuh.
2)

penghargaan

mempunyai

Ketentuan Penempatan Jabatan Bintara dan Tamtama.


a)
Penempatan Jabatan/Kesatuan Bintara dan Tamtama Lulusan
Pendidikan Pertama (Dikma) Tahap II, serta Bintara Lulusan
Pendidikan Pembentukan (Diktuk).
(1)
Penempatan personel dalam suatu jabatan harus
mampu mengembangkan potensi yang bersangkutan sehingga
dapat
menunjang
peningkatan/pengembangan
karier
selanjutnya.
(2)
Penempatan bintara dan tamtama dapat ditugaskan di
dalam maupun di luar organisasi Angkatan Darat sesuai
kebutuhan baik secara organik pasukan, staf, pelatih, peneliti,
tenaga ahli/spesialis maupun tugas lainnya.
(3)
Bintara dan tamtama yang baru diangkat prioritas
penempatannya diarahkan di Satpur/Banpur sesuai dengan
kejuruan/spesialisasi/keahliannya. Hal ini dimaksudkan agar
setiap prajurit memiliki pengalaman dan kesempatan untuk
mengembangkan kariernya.
(4)
Penempatan bintara wanita (Kowad) dapat ditugaskan
di dalam maupun di luar organisasi Angkatan Darat sesuai
dengan kebutuhan organisasi dengan tetap memperhatikan
kodrat kewanitaannya.
(5)
Lulus Dikma tahap II bagi Bintara/Tamtama PK dan
lulus Diktuk Secaba bagi Bintara Reguler.

12

b)

Penempatan/Pemindahan Jabatan Bintara dan Tamtama.


(1)

Ketentuan Umum.
(a)
Setiap Satminkal harus memiliki dan memelihara
peta jabatan sesuai Tabel Organisasi dan Perlengkapan
(TOP) dan Daftar Susunan Personel dan Perlengkapan
(DSPP).
(b)
Lama penugasan pada suatu jabatan berkisar
antara 2 sampai 5 tahun, dengan mempertimbangkan
kepentingan organisasi dan pembinaan karier prajurit.
(c)
Berdasarkan kebutuhan organisasi, bintara dan
tamtama dapat dialihtugaskan ke bidang lain setelah
mendapatkan pendidikan kejuruan yang sesuai dengan
bidang kejuruan yang baru.
(d)
Penempatan/pemindahan jabatan di Satminkal
diselenggarakan melalui sidang Panitia Jabatan
Satminkal (Panjabsat).
(e)
Dalam penempatan/pemindahan jabatan perlu
dipertimbangkan
tingkat
kejuruan/keterampilan/
kepangkatan yang dipersyaratkan oleh tugas/pekerjaan
yang akan didudukinya.

(2)

Ketentuan khusus.
(a)
Bintara dan tamtama yang akan ditempatkan/
dipindahkan dalam jabatan tidak terlibat pelanggaran
hukum atau tidak sedang dalam proses hukum.
(b)
Bintara dan tamtama yang berprestasi lebih, bisa
diberikan percepatan pada suatu jabatan tertentu
dengan tetap memperhatikan batasan norma yang ada.
(c)
Bintara berpangkat Serma, Pelda dan Peltu
dapat diangkat dalam suatu jabatan dengan status
sebagai pejabat penuh, Pemangku Sementara (PS),
Pengganti Sementara (Pgs) dan atau Wakil Sementara
(WS).
(d)
Lulus Uji Terampil Perorangan Jabatan (UTPJ)
dalam jabatan yang sedang didudukinya.

13

3)

Ketentuan Administrasi Seleksi Pendidikan (Seldik).


a)

Seleksi pendidikan Seskoad.


(1)

Ketentuan umum.
(a)

Konduite dan prestasi kerja baik.

(b)
Tidak
(Litpers).

terlibat

masalah

penelitian

personel

(c)
Lulus pemeriksaan kesehatan (Rikkes) yang
dinyatakan oleh PPBPAD.
(d)
Nilai kesamaptaan jasmani dan postur tubuh
minimal 61.
(e)
Bagi Kowad harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
i)
Tidak dalam keadaan hamil selama
pelaksanaan seleksi dan tidak boleh hamil
selama dalam pendidikan.
ii)
Tidak menyusui anak berusia di bawah 18
bulan atau 1,5 tahun.
iii)
Bagi yang sudah berkeluarga dilengkapi
dengan surat izin dari suami.
(2)

Ketentuan khusus.
(a)

Pangkat Mayor s.d. Letnan Kolonel.

(b)

Menduduki Jabatan Gol VI atau V (telah definitif).

(c)
MDP minimal 13 Tahun pada saat pembukaan
pendidikan (tidak termasuk MDP Fiktif).
(d)
Usia Maksimal 45 Tahun pada saat pembukaan
pendidikan.
(e)
Lulus Diklapa/Diklapa-2 setingkat (TNI AL dan
TNI AU) minimal telah 2 tahun pada saat pembukaan
pendidikan.
(f)
Maksimal 3 kali mengikuti seleksi Seskoad
TK II/1.

14

b)

Seleksi Pendidikan Diklapa II dan I.


(1)

Ketentuan umum.
(a)

Konduite dan prestasi kerja baik.

(b)
Berbadan sehat yang dinyatakan oleh PPBPAD
setempat.
(c)

Nilai kesamaptaan jasmani minimal 61.

(d)

Tidak terlibat masalah Litpers.

(e)
Bagi Kowad harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
i)
Tidak dalam keadaan hamil selama
pelaksanaan seleksi dan tidak boleh hamil
selama dalam pendidikan.
ii)
Tidak menyusui anak berusia di bawah 18
bulan atau 1,5 tahun.
iii)
Bagi yang sudah berkeluarga dilengkapi
dengan surat izin dari suami.
(2)

Ketentuan khusus Diklapa II dan I.


(a)

Pangkat Kapten s.d. Mayor (untuk Diklapa II).

(b)
Pangkat
Diklapa I).

Lettu/Kapten

multi

korps (untuk

(c)
Masa Dinas Perwira (MDP) untuk Casis Diklapa
II minimal pada saat pengusulan :
i)

Untuk Abit Akmil 9 tahun.

ii)
Untuk Abit Sepa Sarjana 9 tahun (tidak
termasuk MDP Fiktif).
iii)
Untuk Abit Secapa Reg dan Sepa Sarmud
10 tahun.
(d)
Masa Dinas Perwira (MDP) untuk Casis Diklapa I
minimal 4 tahun.
(e)
Usia maksimal pada saat pembukaan pendidikan
44 tahun (untuk Casis Diklapa II) dan 40 tahun (untuk
casis Diklapa I).

15

(f)
Minimal memiliki 1 (satu) Suspa/Dikbangspes,
khusus pendidikan Spesialisasi kedokteran dianggap
sudah mengikuti Dikbangspes.
(g)
Telah
kecabangan.
c)

mengikuti

Sesarcab/Sekalihpa

Seleksi pendidikan Secapa Reguler (Reg) Angkatan Darat.


(1)

Ketentuan umum.
(a)

Konduite dan prestasi kerja baik.

(b)
Berbadan sehat yang dinyatakan oleh PPBPAD
setempat.
(c)

Tidak bertato dan ditindik.

(d)

Tidak terlibat masalah Litpers.

(e)

Nilai kesegaran jasmani minimal 61.

(f)

Ijazah minimal SLA sederajat.

(g)
Bagi Kowad harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut :
i)
Tidak dalam keadaan hamil selama
pelaksanaan seleksi dan tidak boleh hamil
selama dalam pendidikan.
ii)
Tidak menyusui anak berusia di bawah 18
bulan atau 1,5 tahun.
iii)
Bagi yang sudah berkeluarga dilengkapi
dengan surat izin dari suami.
(2)

Ketentuan khusus.
(a)

Pangkat minimal Serka.

(b)
Masa Dinas Bintara TMT 1 April pada tahun
pengusulan :

(c)

i)

Abituren Ba PK 13 tahun.

ii)

Abituren Ba Reg 12 tahun.

iii)

Abituren Ba PK berijazah S1/D3 12 tahun.

Usia minimal 33 tahun dan maksimal 44.

16

d)

Seleksi pendidikan Secaba Reguler Angkatan Darat.


(1)

Ketentuan Umum.
(a)

Konduite dan prestasi kerja baik.

(b)
Berbadan sehat yang dinyatakan oleh PPBPAD
setempat.

(2)

(c)

Tidak bertato dan ditindik.

(d)

Tidak terlibat masalah Litpers.

(e)

Nilai kesegaran jasmani minimal 61.

(f)

Ijazah minimal SLA sederajat.

Ketentuan Khusus.
(a)

Pangkat minimal Kopda.

(b)
Masa Dinas Tamtama 12 tahun TMT 1 April pada
tahun pengusulan.
(c)
d.

Usia minimal 30 tahun dan maksimal 40.

Ketentuan Administrasi Pelayanan Personel.


1)

Ketentuan Administrasi Penganugerahan Tanda Kehormatan Negara.


a)

Ketentuan umum.
(1)
WNI atau seseorang yang berjuang di wilayah yang
sekarang menjadi wilayah NKRI.
(2)

Memiliki integritas moral dan keteladanan.

(3)

Berjasa terhadap bangsa dan negara.

(4)

Berkelakuan baik.

(5)

Setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara.

(6)
Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap
karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara paling sedikit lima tahun.

17

b)

Ketentuan khusus.
(1)

Untuk jenis Bintang.


(a)
Bintang Gerilya. Setiap WNI yang berjuang
mempertahankan kedaulatan NKRI dari agresi Negara
asing dengan cara bergerilya.
(b)

Bintang Sakti :
i)
Anggota
TNI
yang
menunjukkan
keberanian dan ketabahan tekad melampaui dan
melebihi panggilan kewajiban dalam pelaksanaan
tugas operasi militer tanpa merugikan tugas
pokoknya.
ii)
WNI
bukan
anggota
TNI
yang
menunjukkan keberanian dan ketabahan tekad
melampaui dan melebihi panggilan kewajiban
dalam pelaksanaan tugas operasi militer.

(c)
Bintang Dharma.
Anggota TNI atau WNI
bukan anggota TNI yang menyumbangkan jasa bakti
dengan melebihi dan melampaui panggilan kewajiban
dalam pelaksanaan tugas militer sehingga memberikan
keuntungan luar biasa untuk kemajuan TNI.
(d)

Bintang Yudha Dharma.


i)
Anggota TNI yang mendarmabaktikan diri
melebihi dan melampaui panggilan kewajiban
dalam pelaksanaan tugas pembinaan dan
pengembangan
sehingga
memberikan
keuntungan luar biasa untuk kemajuan,
perkembangan, dan terwujudnya integrasi TNI.
ii)
Pegawai
Negeri
Sipil
kementerian
pertahanan atau TNI yang dalam tugasnya
menghasilkan karya yang benar-benar dirasakan
manfaatnya oleh pemerintah dan NKRI dalam
rangka perwujudan dan pembinaan untuk
keutuhan dan kesempurnaan TNI.
iii)
WNI bukan anggota TNI atau Pegawai
Negeri Sipil TNI berjasa besar dalam bidang
pembangunan TNI dengan hasil yang benarbenar dirasakan manfaatnya oleh pemerintah
dan NKRI.

18

(e)

Bintang Kartika Eka Paksi terdiri dari :


i)
Anggota Angkatan Darat yang di bidang
tugas kemiliteran menunjukkan kemampuan,
kebijaksanaan, dan jasa luar biasa melebihi
panggilan kewajiban untuk kemajuan dan
pembangunan Angkatan Darat tanpa merugikan
tugas pokoknya.
ii)
WNI yang bukan anggota Angkatan Darat
yang berjasa luar biasa untuk kemajuan dan
pembangunan Angkatan Darat.

(2)

Untuk jenis Satyalancana :


(a)
Satyalancana Bhakti.
Prajurit TNI yang telah
berjasa luar biasa menjadi pembela bangsa dan
kedaulatan rakyat dalam melaksanakan tugas militer
sehingga mendapat luka-luka sebagai akibat langsung
tindakan musuh dan di luar kesalahannya yang
memerlukan perawatan kedokteran.
(b)
Satyalancana Teladan.
Prajurit TNI yang telah
berjasa dalam usaha menjadi pembela bangsa dan
kedaulatan negara.
(c)
Satyalacana Kesetiaan.
Prajurit
TNI
yang
berjasa luar biasa menunjukkan kesetiaannya kepada
TNI, bangsa dan negara dengan ketentuan telah
melakukan tugas dinas ketentaraan selama 8 tahun, 16
tahun, 24 tahun atau 32 tahun penuh secara terusmenerus.
(d)
Satyalacana Santi Dharma.
Prajurit
TNI
yang telah selesai melaksanakan tugas Internasional
sebagai kontingen Garuda atau military observer.
(e)
Satyalancana Dwidya Sistha.
Prajurit TNI dan
WNI bukan prajurit TNI berjasa dalam kemajuan dan
pertumbuhan TNI yang karena jabatannya selaku
dosen/guru/instruktur/pelatih pada lemdik TNI .
(f)
Satyalancana Dharma Nusa.
Prajurit TNI,
Anggota Polri dan PNS yang berjasa di dalam
melaksanakan tugas operasi pemulihan keamanan,
serta WNI lainnya yang telah berjasa dalam membantu
operasi pemulihan keamanan di daerah bergejolak
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

19

(g)
Satyalancana Dharma Bantala.
Prajurit
Angkatan Darat yang telah mendarmabaktikan diri
kepada Angkatan Darat secara paripurna, telah
memiliki Tanda Kehormatan Satyalancana Kesetiaan
24 tahun, dan bertugas paling singkat 30 tahun.
(h)
Satyalancana Wira Nusa.
Prajurit TNI yang
telah
bertugas
mendarmabaktikan
diri
untuk
pengamanan pulau terluar Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(i)
Satyalancana Wira Dharma. Prajurit TNI yang
telah
bertugas
mendarmabaktikan
diri
untuk
pengamanan perbatasan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
(j)
Satyalancana Wira Siaga.
Prajurit TNI yang
telah
bertugas
mendarmabaktikan
diri
untuk
pengamanan Presiden dan Wakil Presiden RI.
(k)
Satyalancana Ksatria Yudha.
Prajurit
TNI
yang telah menunjukkan pengabdian, kecakapan dan
kedisiplinan dalam melaksanakan tugas khusus di
kesatuan khusus.
(3)
Samkaryanugraha. Kesatuan di lingkungan TNI yang
telah berjasa dalam suatu operasi militer dan pembangunan
dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
2)

Ketentuan Administrasi Korban Tempur.


a)
Pengurusan korban tempur merupakan tugas dan tanggung
jawab Komando satuan yang dilaksanakan sesuai rantai Komando.
b)
Tindakan pengurusan korban tempur disesuaikan dengan
situasi dan kondisi serta kemampuan dukungan yang ada.
c)
Dalam pelaksanaannya, pengurusan korban tempur dikerjakan
secara terpadu antara satuan tempur, bantuan tempur dan bantuan
administrasi serta satuan teritorial dengan melaksanakan koordinasi
dengan aparat pemerintah setempat.
d)
Penyelesaian administrasi dan hak-hak korban tempur
berdasarkan ketentuan perundang-undangan dan peraturan yang
berlaku dalam pembinaan personel, yang meliputi hak pensiun,
tunjangan bersifat pensiun, tunjangan cacat dsb.
e)
Pemberian tanda kehormatan negara.
Kepada korban
tempur yang memenuhi syarat berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku dapat diberikan tanda kehormatan negara

20

berupa tanda jasa kenegaraan dan penghargaan disesuaikan tempat


daerah operasi yang dilaksanakan. Tanda jasa kenegaraan dan
penghargaan tersebut dapat berupa :
(1)

Bintang Sakti dan Bintang Dharma.

(2)

Satyalencana Bhakti.

(3)
Kenaikan Pangkat Medan Tempur/Anumerta (KPMT/
KPMTA).
(4)

Pemakaman di Taman Makam Pahlawan (TMP).

3)
Ketentuan Administrasi Kartu Penunjukan Istri/Suami (KPI/KPS) dan
Surat Persetujuan Penunjukan Istri/Suami ( SPPI/SPPS).
a)

KPI/KPS.
(1)
Setiap istri/suami prajurit berhak dan wajib untuk
memiliki KPI/KPS sebagai tanda bukti administrasi atas
istri/suami yang ditunjuk.
(2)
KPI/KPS prajurit diberikan kepada seorang istri/suami
yang menikah secara sah sesuai ketentuan yang berlaku dan
ditunjuk oleh prajurit yang bersangkutan.
(3)

b)

Memenuhi ketentuan lain yang berlaku.

SPPI/SPPS.
(1)
Setiap istri/suami purnawirawan bila menikah setelah
purna dinas berhak dan wajib untuk memiliki SPPI/SPPS
purnawirawan sebagai tanda bukti administrasi atas istri/suami
yang ditunjuk.
(2)
SPPI/SPPS purnawirawan diberikan kepada seorang
istri/suami purnawirawan yang menikah secara sah dan
ditunjuk oleh purnawirawan yang bersangkutan.
(3)
Purnawirawan yang menikah secara sah semasa dinas
aktif sebagai prajurit namun istri/suami yang bersangkutan
belum memiliki KPI/KPS, maka kepada yang bersangkutan
dapat diberikan SPPI/SPPS.
(4)

Memenuhi ketentuan lain yang berlaku.

4)
Ketentuan Administrasi Ganti Nama, Pindah Agama dan Tambah
Gelar.
a)
Penggantian nama prajurit didasarkan pada keputusan/penetapan
Pengadilan Negeri setempat.

21

b)
Untuk pindah agama didasarkan pada surat pernyataan pindah
agama yang disahkan oleh pejabat agama yang berwenang.
c)
Penambahan gelar prajurit didasarkan pada ijazah perguruan
tinggi yang diperoleh prajurit dan dilegalisasi oleh pejabat yang
berwenang sesuai ketentuan yang berlaku.
e.

Ketentuan Administrasi Pemisahan Prajurit.


1)
Ketentuan Administrasi Pemberhentian Prajurit. Penyelenggaraan
pemberhentian prajurit dilaksanakan melalui pemberian Masa Persiapan
Pensiun (MPP), pemberhentian dengan hormat dan Pemberhentian Dengan
Tidak Hormat (PDTH).
a)

Pemberian Masa Persiapan Pensiun (MPP).


(1)
Prajurit yang telah mencapai masa dinas keprajuritan 20
tahun atau lebih, diberikan Masa Persiapan Pensiun selama
satu tahun.
(2)
Prajurit yang telah mencapai masa dinas keprajuritan
sekurang-kurangnya 15 tahun hingga kurang dari 20 tahun,
diberikan Masa Persiapan Pensiun selama enam bulan.
(3)
Prajurit yang telah mencapai masa dinas keprajuritan
sekurang-kurangnya 10 tahun hingga kurang dari 15 tahun,
diberikan Masa Persiapan Pensiun selama tiga bulan.

b)

Pemberhentian dengan hormat.


(1)

Atas permintaan sendiri.

(2)

Telah berakhirnya masa ikatan dinas keprajuritan.

(3)

Tidak memenuhi persyaratan jasmani atau rohani.

(4)

Gugur, tewas atau meninggal dunia.

(5)

Alih status menjadi Pegawai Negeri Sipil.

(6)
Menduduki jabatan yang menurut peraturan perundangundangan tidak dapat diduduki oleh seorang prajurit aktif.
(7)
Berdasarkan pertimbangan khusus untuk kepentingan
dinas.
(8)
Tidak ada kepastian atas dirinya setelah satu tahun
sejak dinyatakan hilang dalam tugas.

22

(9)
Kehilangan kewarganegaraan bukan karena tindakan
pidana.
(10)
c)

Menjalani masa Pensiun.

Pemberhentian dengan tidak hormat (PDTH).


(1)
Berdasarkan
Administrasi :

Hukum

Tata

Usaha

Militer/Hukum

(a)
Menganut ideologi, pandangan atau ajaran yang
bertentangan dengan Pancasila.
(b)
Melakukan tindakan yang membahayakan
keamanan dan keselamatan Negara dan Bangsa.
(c)
Diketahui kemudian bahwa untuk dapat diterima
menjadi prajurit, yang bersangkutan dengan sengaja
memberi keterangan palsu, tidak benar atau tidak
lengkap.
(d)
Mempunyai
tabiat/sifat
yang
nyata-nyata
merugikan atau dapat merugikan disiplin keprajuritan.
(e)
Bunuh diri dengan maksud menghindari
penyidikan, tuntutan hukum atau menghindari tugas
yang dibebankan kepadanya.
(f)
Meninggal dunia dalam melakukan tindakan
kejahatan atau sebagai akibat dari tindakan kejahatan
yang dilakukannya.
(g)
Hidup bersama dengan wanita/pria tanpa dasar
perkawinan yang sah dan sesudah ditegur atau
diperingatkan oleh atasannya atau pejabat agama tetapi
tetap mempertahankan status hidup bersama tanpa
dasar perkawinan yang sah.
(h)
Melakukan pelanggaran susila dengan jenis
kelamin yang sama (homoseksual/lesbian)
(i)
Melakukan pelanggaran susila yang melibatkan
sesama prajurit, istri/suami/anak prajurit atau melibatkan
PNS, istri/suami/anak PNS di lingkungan TNI.
(j)
Melakukan tindak pidana yang diancam dengan
pidana penjara 12 tahun atau lebih atau pidana mati.
(k)
Melakukan ketidakhadiran tanpa izin di
kesatuannya (desersi) lebih lama dari tiga bulan dan
tidak diketemukan lagi.

23

(2)
Berdasarkan Hukum Disiplin Prajurit.
Prajurit yang
sudah dijatuhi hukuman disiplin minimal empat kali dalam
pangkat yang sama dan atau nyata-nyata tidak mempedulikan
segala hukuman disiplin yang dijatuhkan, sehingga dipandang
tidak patut lagi dipertahankan sebagai prajurit.
(3)

Berdasarkan Putusan Pengadilan :


(a)
Sebagai pelaksanaan putusan pengadilan yang
sudah berkekuatan hukum tetap terhadap prajurit yang
dijatuhi hukuman pidana tambahan pemecatan dari
dinas keprajuritan.
(b)
Putusan pengadilan yang sudah berkekuatan
hukum tetap terhadap prajurit yang dijatuhi hukuman
pidana penjara lebih dari tiga bulan tanpa pidana
tambahan pemecatan dari dinas keprajuritan dan
menurut pertimbangan pejabat yang berwenang yang
bersangkutan tidak patut lagi dipertahankan dalam
dinas keprajuritan.

2)
Ketentuan Administrasi Pensiun Prajurit. Penyelenggaraan
pensiun
prajurit dibagi dalam beberapa kategori antara lain : Pensiun, tunjangan
sebagai pensiun, tunjangan bersifat pensiun, tunjangan dan pesangon,
dengan ketentuan sebagai berikut :
a)

Pensiun.
(1)
Diberikan kepada mantan prajurit yang telah menjalani
dinas keprajuritan sekurang-kurangnya 20 tahun.
(2)
Mantan prajurit yang mengalami cacat jasmani/rohani di
dalam dan atau oleh karena dinas berdasarkan keputusan
Panglima TNI.

b)
Tunjangan sebagai pensiun. Diberikan kepada mantan prajurit
siswa yang cacat di dalam dan oleh karena dinas berdasarkan
keputusan pejabat yang berwenang yang telah diberhentikan dengan
hormat dari pendidikan pertama untuk selama hidupnya dan apabila
yang bersangkutan meninggal dunia istri/suami dan anak-anaknya
berhak menerima pensiun warakawuri/duda dan tunjangan anak
yatim/piatu atau tunjangan anak yatim-piatu.
c)
Tunjangan bersifat pensiun. Diberikan kepada prajurit
Angkatan Darat yang telah diberhentikan dengan hormat dari dinas
keprajuritan yang memenuhi syarat sebagai berikut :
(1)
Telah menjalani dinas keprajuritan antara 15 tahun
kurang dari 20 tahun.

24

(2)
Telah mencapai batas usia tunjangan bersifat pensiun
yang ditentukan dan telah menjalani dinas keprajuritan antara
10 hingga kurang dari 15 tahun.
(3)
Cacat berat atau sedang yang didapat bukan di dalam
dan oleh karena dinas berdasarkan keputusan dari pejabat
yang berwenang.
d)
Tunjangan.
Diberikan kepada prajurit AD yang telah
diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan yang belum
mencapai batas usia tunjangan bersifat pensiun akan tetapi telah
menjalani dinas keprajuritan genap 5 tahun hingga kurang dari 15
tahun.
e)
Pesangon.
Diberikan kepada prajurit AD
diberhentikan dengan hormat dari dinas keprajuritan
menjalani dinas keprajuritan kurang dari 5 tahun yang
sekaligus sebesar gaji terakhir dikalikan dengan jumlah
dinas keprajuritan.
f.

yang telah
yang telah
diterimakan
tahun masa

Ketentuan Pengurusan Dosir Personel.


1)

Ketentuan Pengurusan.
a)
Pengurusan dosir prajurit yang masih aktif masing-masing
dilaksanakan oleh
Ditajenad, Kotama/Balakpus dan Satminkal
tempat bertugas.
b)
Pengurusan dosir prajurit yang pensiun dilaksanakan oleh
Ditajenad dan Ajendam di mana yang bersangkutan berdomisili.

2)
Ketentuan Peminjaman. Untuk menjaga keabsahan dan kerahasiaan
dokumen autentik dalam pelaksanaan peminjaman terbatas hanya untuk
hal-hal yang sangat penting dengan permohonan resmi dari pejabat yang
berkepentingan/memerlukan. Badan pelaksanaan pengurusan dosir dapat
meminjamkan data kepada pejabat terkait untuk kepentingan pengacaraan
personel, dengan syarat tidak boleh mengubah data. Adapun data yang
tidak boleh dipinjamkan (keluar dari ruangan dosir) adalah periode
penyediaan/data awal, sedangkan data yang boleh dipinjamkan adalah data
lanjutan.
3)

Ketentuan Peminjaman Data/Dokumen.


a)
Setiap peminjaman salah satu dokumen autentik harus disertai
bon peminjaman.
b)
Setiap bon peminjaman dicatat dalam buku peminjaman data
personel.
c)
Apabila dokumen autentik yang dipinjam dikembalikan, maka
bon peminjaman dicabut.

25

d)
Lama peminjaman dokumen autentik satu hari kerja dan dapat
diperpanjang dengan terlebih dahulu memberitahu kepada pejabat
pengurus dosir.
e)
Bilamana peminjaman dokumen autentik belum dikembalikan
lebih dari satu hari maka petugas dosir harus menanyakan kepada
peminjam.
f)
Dokumen autentik yang akan dikopi, pengkopiannya hanya
dapat dilakukan oleh petugas dosir.
4)
Ketentuan Pemindahan Dosir.
Pemindahan dosir adalah suatu
kegiatan yang dilakukan oleh badan pengurus dosir yang disebabkan :
a)
Pemindahan secara organik seseorang sejumlah personel
antar Satminkal, atau dari Kotama/Balakpus ke Kotama/Balakpus
lain.
b)
Pemindahan secara organik seseorang/sejumlah personel dari
suatu Satminkal ke Balakpus yang tidak mempunyai Satminkal.
c)
Pemindahan dari Satminkal ke badan pelaksana pengurusan
dosir pensiun untuk penyelesaian administrasi pensiun janda/duda,
anak yatim piatu, di Ajendam dimana yang bersangkutan berdomisili.
d)
Badan Pengurusan Dosir Purnadinas Satminkal setelah
menyimpan dosir selama 30 tahun sejak dinyatakan personel yang
bersangkutan pensiun/diberhentikan kemudian mengirimkan dosir ke
Kotama/Balakpus ke Subditbindospers Ditajenad.

BAB III
PENGORGANISASIAN

10.
Umum.
Untuk mewujudkan keberhasilan pengurusan administrasi personel
prajurit diperlukan adanya organisasi penyelenggara yang tersusun secara hierarki dan
didukung dengan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas. Penyelenggaraan
pengurusan administrasi personel prajurit Angkatan Darat disusun dalam suatu organisasi
yang bersifat temporer maupun tetap, dimana tugas dan tanggung jawabnya telah
ditentukan sesuai dengan fungsinya.
11.

Organisasi Penyelenggara.
a.

Organisasi Penyelenggara Penyediaan Calon Prajurit.


1)

Organisasi Pelaksana.
a)

Panitia Penerimaan Calon Perwira.

26

(1)
Penerimaan Catar Akmil. Panitia penerimaan meliputi
panitia pusat dan panitia daerah, dengan susunan organisasi
sebagai berikut :
(a)
Panitia Pusat (Panpus) terdiri dari : Ketua, Wakil
Ketua I/II, Sekretaris I/II serta Para Ketua Tim
Pemeriksa/Penguji bidang Administrasi, Kesehatan,
Jasmani, Wawancara, Psikologi dan Akademik.
i)
ii)
iii)
iv)
v)
vi)

Ketua
:
Wakil Ketua I :
Wakil Ketua II :
SekretarisI
:
Sekretaris II :

Aspers Kasad.
Waasperskasad.
Dirajenad.
Paban I/Ren Spersad.
Kasubditbinmindiasahpra
Ditajenad.
Ketua Tim Pemeriksa/Penguji :
aa)
Administrasi : Kasubditbinmindiasahpra Ditajenad.
bb)
Kesehatan : Dirkesad.
cc)
Jasmani
: Kadisjasad.
dd)
Wawancara : Danpusintelad.
ee)
Psikologi
: Kadispsiad.
ff)
Akademik
: Kadep Mipatek
Akmil.

(b)
Panitia
Subpandasus)
i)

Daerah

(Panda

Panda.
aa)
Ketua
bb)
Wakil Ketua
cc)
Sekretaris I
dd)
ee)

dan

Subpanda/

: Pangdam.
: Kasdam.
: Aspers
Kasdam.
Sekretaris II
: Kaajendam.
Ketua Tim Pemeriksa/Penguji :
(i)
Administrasi : Kaajendam.
(ii)
Kesehatan : Kakesdam.
(iii)
Jasmani
: Kajasdam.
(iv)
Wawancara : Asintel
Kasdam.
(v)
Psikologi
: Pamen
Dispsiad.

27

ii)

Subpanda.
aa)
Ketua
: Danrem.
bb)
Wakil Ketua
: Kasrem.
cc)
Sekretaris I
: Kasi Persrem
dd)
Sekretaris II
: Kaajenrem.
ee)
Ketua Tim Pemeriksa/Penguji :
(i)
Administrasi : Kaajenrem.
(ii)
Kesehatan : Dandenkesyah.
(iii)
Jasmani
: Kajasrem.
(iv)
Wawancara : Kasintelrem.
(v)
Psikologi
: Pamen
Dispsiad.

iii)
Subpandasus.
Subpandasus adalah
organisasi kepanitiaan penerimaan yang dibentuk
di Panda yang tidak memiliki Subpanda atau
Subpanda yang berada di Makodam, dengan
tugas melaksanakan kegiatan seleksi tingkat
Subpanda. Susunan Subpandasus sebagai
berikut.
aa)
bb)
cc)
dd)
ee)

Ketua

: Aspers
Kasdam.
Wakil Ketua
: Kaajendam.
Sekretaris I
: Waapers
Kasdam.
Sekretaris II
: Waka
Ajendam.
Ketua Tim Pemeriksa/Penguji :
(i)
Administrasi : Waka
Ajendam.
(ii)
Kesehatan : Kakesdam.
(iii)
Jasmani
: Kajasdam.
(iv)
Wawancara : Asintel
Kasdam.
(v)
Psikologi
: Pamen
Dispsiad.

(2)
Penerimaan Perwira Prajurit Sukarela Dinas Pendek
(Pa PSDP) Penerbang, Perwira Prajurit Karier (Pa PK) dan
Mahasiswa Beasiswa calon Pa PK. Panitia penerimaan
meliputi panitia pusat dan panitia daerah.
(a)

Panitia Pusat (Panpus).


i)

Ketua merangkap anggota : Aspers


Panglima
TNI.

28

ii)

Wakil Ketua :
aa)
Wakil Ketua I merangkap anggota :
(i)
Aspers Kasad.
(ii)
Aspers Kasal.
(iii)
Aspers Kasau.
bb)

iii)

Wakil Ketua II merangkap anggota:


(i)
Dirpersvet Ditjen Kuathan
Kemhan RI.
(ii)
Dirajenad.
(iii)
Kadisminpersal.
(iv)
Kadisminpersau.

Sekretaris merangkap anggota :


aa)
bb)
cc)

Paban-I/Ren Spersad.
Kalapetal Disminpersal.
Kasubdis Diajurit Disminpersau.

iv)
Ketua Tim Pemeriksa/Penguji merangkap
anggota :
aa)

Administrasi
(i)
Kasubditbinmindiasahpra
Ditajenad.
(ii)
Kasubdisdisminpersal.
(iii)
Kasubdis Diajurit Disminpersau.

bb)

Kesehatan

: Kapuskes
TNI.
cc)
Jasmani
: Kadisjasad.
dd)
Mental Ideologi
: Dir D Bais
TNI.
ee)
Psikologi
: Kadispsial.
ff)
Akademik
: Kasubdis
Dikbangspes Disdikau (khusus Pa PSDP
Penerbang).
(b)

Panitia Daerah (Panda).


i)
ii)

Ketua merangkap anggota : Pangdam.


Wakil Ketua :
aa)
Wakil Ketua I merangkap anggota :
Kasdam.
bb)
Wakil Ketua II merangkap anggota :
(i)
Danlantamal/Danlanal.
(ii)
Danlanud.

29

iii)

Sekretaris
:
aa)
Sekretaris I : Aspers Kasdam.
bb)
Sekretaris II merangkap anggota :
(i)
Kaajendam.
(ii)
Pejabat Pers Lantamal/
Lanal.
(iii)
Pejabat Pers Lanud.

iv)

Tim Pemeriksa/Penguji
:
aa)
Tim Pemeriksa Administrasi.
bb)
Tim Pemeriksa Kesehatan.
cc)
Tim Pemeriksa Jasmani.
dd)
Tim Pemeriksa Mental Ideologi.

Masing-masing terdiri dari unsur TNI yang


berada di wilayahnya.
(c)

Subpanda.
i)
Ketua merangkap anggota
Danlantamal/Danlanal/Danlanud.

Danrem/

ii)
Wakil Ketua merangkap anggota
:
Kasrem/Wadanlantamal/Wadanlanal/Kadispers
Lanud
iii)
Sekretaris I merangkap anggota
:
Kasipers Korem/Kadispers Lantamal/Kadispers
Lanal/Kasibinpersman Lanud.
iv)
Sekretaris II merangkap anggota :
Kaajenrem/Pejabat Spers Lantamal/Lanal dan
Lanud.
v)

Tim Pemeriksa/Penguji
aa)
bb)
cc)
dd)

Tim Pemeriksa Administrasi.


Tim Pemeriksa Kesehatan .
Tim Pemeriksa Jasmani.
Tim Pemeriksa Mental Ideologi.

Masing-masing terdiri dari unsur TNI yang


berada di wilayahnya dan untuk penunjukan
keanggotaan Panda/Subpanda ditentukan/diatur
oleh Ketua Panda/Subpanda.
b)
Panitia Penerimaan Calon Bintara PK.
meliputi panitia pusat dan panitia daerah.

Panitia penerimaan

30

(1)
Panitia Pusat (Panpus).
Organisasi panitia pusat
penerimaan Ba PK terdiri dari para pejabat fungsional di
lingkungan Mabesad sebagai berikut :
(a)
(b)
(c)
(d)

Penanggung jawab
Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris I

:
:
:
:

Aspers Kasad
Waaspers Kasad.
Dirajenad.
Paban I/Ren
Spersad.

(e)

Sekretaris II

: Kasubditbinmindiasahpra
Ditajenad.

(f)

Ketua Tim Pemeriksa/Penguji :


i)
Administrasi : Kasubditbinmindiasahpra
Ditajenad.
ii)
Kesehatan : Kasubditbindukkes
Ditkesad
iii)
Jasmani
: Kasubdisbinmaptajas
Disjasad
iv)
Wawancara : Kabalaklitpers Pusintelad
v)
Psikologi
: Kasubdisselklas Dispsiad

(g)

Panitia Tidak Tetap :


i)
Dirkesad.
ii)
Danpusintelad.
iii)
Kadispsiad.
iv)
Kadisjasad.
v)
Irpersitjenad.

(2)
Sub Panitia Pusat (Subpanpus). Organisasi Subpanpus
penerimaan Ba PK terdiri dari pejabat/personel fungsional di
lingkungan Mabesad, Pusintelad, Ditajenad, Ditkesad,
Dispsiad, dan Disjasad serta diperkuat personel fungsional dari
Kodam. Subpanpus Caba PK Pria berkedudukan di daerah
(masing-masing Rindam) setempat dan untuk Subpanpus
Caba PK Wanita berkedudukan di Pusdikajen Kodiklat TNI AD,
dengan susunan kepanitiaan sebagai berikut :
(a)
Ketua Subpanpus : Pejabat terkait yang ditunjuk
dengan pangkat Brigjen/Kolonel.
(b)
Wakil Ketua Subpanpus : Pejabat yang ditunjuk,
berpangkat Letkol.
(c)
Sekretaris Subpanpus : Pejabat yang ditunjuk
berpangkat Letkol/Mayor dari Ditajenad (merangkap
sebagai Ketua Tim Rik/Uji Min).

31

(d)
Ketua Tim Rik/Uji Administrasi : Pejabat yang
ditunjuk berpangkat Letkol/Mayor dari Ditajenad
merangkap Sekretaris Subpanpus.
(e)
Ketua Tim Rik/Uji Kesehatan : Pejabat yang
ditunjuk berpangkat Kolonel/Letkol dari Ditkesad.
(f)
Ketua Tim Rik/Uji Jasmani : Pejabat yang
ditunjuk berpangkat Letkol/Mayor dari Disjasad.
(g)
Ketua Tim Tes Wawancara : Pejabat yang
ditunjuk berpangkat Letkol/Mayor dari Pusintelad.
(h)
Ketua Tim Pemeriksa Psikologi : Pejabat yang
ditunjuk berpangkat Letkol/Mayor dari Dispsiad.
(3)
Panitia Daerah (Panda).
Organisasi panitia daerah
penerimaan Ba PK terdiri dari para pejabat fungsional di
lingkungan Kodam dengan susunan sebagai berikut :
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)

Ketua
: Pangdam.
Wakil Ketua
: Kasdam.
Sekretaris I
: Aspers Kasdam.
Sekretaris II
: Kaajendam.
Ketua Tim Pemeriksa/Penguji :
i)
Administrasi : Waka Ajendam.
ii)
Kesehatan : Karumkit/Ka PPBPAD.
iii)
Jasmani
: Kajasdam.
iv)
Wawancara : Asintel Kasdam.
v)
Psikologi
: Pejabat yang ditunjuk
dari Dispsiad.

c)
Panitia penerimaan calon Tamtama PK.
Panitia penerimaan
meliputi Panitia Daerah dan Sub Panitia Daerah.
(1)
Panitia Daerah (Panda).
Organisasi panitia daerah
penerimaan Tamtama PK terdiri dari para pejabat fungsional di
lingkungan Kodam dengan susunan sebagai berikut :
(a)
(b)
(c)
(d)
(e)

Ketua
: Pangdam.
Wakil Ketua
: Kasdam.
Sekretaris I
: Aspers Kasdam
Sekretaris II
: Kaajendam.
Ketua Tim Pemeriksa/Penguji :
i)
Administrasi : Waka Ajendam.
ii)
Kesehatan : Kakesdam.
iii)
Jasmani
: Kajasdam.
iv)
Wawancara : Asintel Kasdam.
v)
Psikologi
: Pejabat yang ditunjuk dari
Dispsiad.

32

(2)
Sub Panitia Daerah (Subpanda).
Organisasi
Subpanitia daerah penerimaan Ta PK terdiri dari para pejabat
fungsional di lingkungan Kodam/Korem dengan susunan
sebagai berikut :
(a)
(b)
(c)

Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris I

(d)

Sekretaris II

(e)

2)

: Aspers Kasdam/Danrem.
: Kaajendam/Kasrem.
: Waka Ajendam/
Kasipersrem

: Kasimindiasahpra
Ajendam/Kaajenrem.
Ketua Tim Pemeriksa/Penguji :
i)
Administrasi : Kaajenrem.
ii)
Kesehatan : Karumkit/Danden
Kesyah.
iii)
Jasmani
: Kajasrem.
iv)
Wawancara : Kasi Intel Korem.
v)
Psikologi
: Pejabat yang ditunjuk dari
Dispsiad.

Tugas dan Tanggung Jawab.


a)

Ketua Panitia.
(1)
Menyelenggarakan penerimaan prajurit, memberikan
pengarahan, mengawasi, memimpin rapat dan koordinasi,
memutuskan calon prajurit yang lulus dan terpilih.
(2)
Mekanisme pertanggungjawaban Ketua Panitia dalam
pelaksanaan tugas diatur sebagai berikut :
(a)

Ketua Panpus bertanggung jawab kepada Kasad.

(b)
Ketua Subpanpus bertanggung jawab kepada
Ketua Panpus.
(c)
Ketua Panda bertanggung jawab kepada Ketua
Panpus.
(d)
Ketua Subpanda/Pandasus bertanggung jawab
kepada Ketua Panda.
b)

Wakil Ketua I.
(1)
Mengkoordinasikan,
memberikan
pengarahan,
mengawasi pelaksanaan dan memimpin prasidang.
(2)
Dalam pelaksanaan
kepada Ketua Panitia.

tugasnya

bertanggung

jawab

33

c)
Wakil Ketua II. Memberikan saran, melaksanakan koordinasi,
memberikan pengarahan dan bertanggung jawab kepada Ketua
Panitia.
d)

Sekretaris I.
(1)
Merencanakan, menyusun, mengatur, mengkoordinasikan dan melaksanakan pengawasan serta menghimpun hasil
pemeriksaan/pengujian.
(2)
Menyiapkan bahan rapat koordinasi, prasidang dan
sidang.
(3)
Menyelesaikan administrasi pengembalian calon yang
tidak lulus/tidak terpilih.
(4)
Menyelesaikan administrasi penyerahan calon yang
lulus/terpilih ke Lemdik.
(5)
Membuat
prajurit.

laporan

pelaksanaan

penerimaan

calon

(6)
Dalam pelaksanaannya bertanggung jawab kepada
Ketua Panitia.
e)

Sekretaris II
(1)

Memberikan pengarahan dan membantu Sekretaris I.

(2)
Memberikan pengarahan dan petunjuk kepada calon
tentang tata tertib dan ketentuan dalam kegiatan seleksi
penerimaan.
(3)
Menghimpun dan menyiapkan data calon untuk
penerbitan keputusan prajurit siswa (untuk Ba PK), dan surat
perintah pengangkatan sebagai Taruna (untuk Catar Akmil).
(4)
Meneliti kelengkapan
nomor peserta seleksi.
(5)
Dalam pelaksanaan
kepada Ketua Panitia.
f)

administrasi

tugasnya

dan

pemberian

bertanggung

jawab

Ketua Tim Pemeriksa/Penguji


(1)

Menyusun rencana dan memberikan pengarahan.

(2)
Menyusun,
mengawasi
dan
mengendalikan
pelaksanaan pemeriksaan/pengujian yang dilakukan oleh
anggotanya.

34

(3)
Melaporkan hasil pemeriksaan/pengujian kepada Ketua
Panitia
(4)
Dalam pelaksanaannya para Ketua
bertanggung jawab kepada Ketua Panitia.
b.

Tim

Rik/Uji

Organisasi Penyelenggara Pengangkatan Prajurit.


1)
Organisasi Pelaksana. Kegiatan pengangkatan prajurit dilaksanakan
secara fungsional oleh organisasi yang melaksanakan tugas dibidang
administrasi personel sesuai kewenangannya.
a)
Tingkat Pusat. Atas nama Kasad Dirajenad dibantu Kasubditbinminperspra secara fungsional menyelenggarakan pengangkatan
bintara/tamtama, penetapan gaji pokok/Inpassing pertama dan
pemberian NRP prajurit.
b)

Tingkat Kotama/Balakpus/Lemdikpus.
(1)
Pangkotama/Kabalakpus dibantu oleh Kaajendam/Ses/
Dirbinsen/Kasubditbincab secara fungsional mengusulkan
pengangkatan bintara/tamtama dan Alih Status Milwa/
pengangkatan kembali PSDP ke Milsuk yang ada di jajaran/
lingkungan tugasnya.
(2)
Gubernur Akmil dibantu Kaajen Akmil secara fungsional
mengusulkan pemberian NRP dan pengangkatan perwira dan
Alih Status Milwa/pengangkatan kembali Pa PSDP ke Milsuk
yang ada di lingkungan tugasnya.
(3)
Dansecapa AD dibantu Dirbinlem secara fungsional
mengusulkan
pengangkatan
dan
penetapan
gaji
pokok/Inpassing perwira lulusan diktuk perwira dan Alih Status
Milwa/ pengangkatan kembali Pa PSDP ke Milsuk yang ada di
lingkungan tugasnya.

c)
Tingkat Satminkal.
Dansatminkal dibantu pejabat personel
mengusulkan Alih Status Milwa ke Milsuk/pengangkatan kembali Pa
PSDP ke Milsuk.
2)

Tugas dan Tanggung Jawab.


a)
Tingkat Pusat.
Dirajenad dibantu Kasubditbinminperspra
memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
(1)
Tugas. Menyelenggarakan pengangkatan bintara/
tamtama, penetapan gaji pokok/Inpassing pertama dan
pemberian NRP prajurit.

35

(2)
Tanggung Jawab.
Kasubditbinminperspra Ditajenad
dalam pelaksananaan tugasnya bertanggung jawab kepada
Dirajenad.
b)

Tingkat Kotama/Balakpus/Lemdikpus.
(1)
Pangkotama/Kabalakpus dibantu Kaajen/Dirbinsen/
Kasubditbincab Kotama/Balakpus memiliki tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
(a)
Tugas.
Menyiapkan data dan mengusulkan
pengangkatan bintara/tamtama kepada Kasad U.p.
Dirajenad dilengkapi dengan bahan administrasi.
(b)
Tanggung Jawab.
Kaajen/Dirbinsen/Kasubditbincab Kotama/Balakpus dalam pelaksanaan tugasnya
bertanggung jawab kepada Pangkotama/Kabalakpus.
(2)
Gubernur Akmil dibantu Kaajen Akmil memiliki tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut :
(a)
Tugas. Menyiapkan data dan mengajukan usul
pemberian NRP prajurit kepada Kasad U.p. Dirajenad.
Selanjutnya secara
hierarki
mengajukan
usul
pengangkatan perwira kepada Presiden RI dan
mengajukan usul penetapan gaji pokok/Inpassing
pertama perwira kepada Kasad U.p. Dirajenad.
(b)
Tanggung Jawab. Kaajen
Akmil
dalam
pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada
Gubernur Akmil.
(3)
Dansecapaad dibantu Dirbinlem memiliki tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
(a)
Tugas. Mengajukan usul pengangkatan kepada
Kasad dan mengajukan usul penetapan gaji pokok/
Inpassing pertama kepada Kasad U.p. Dirajenad
dilengkapi dengan bahan administrasi yang diperlukan.
(b)
Tanggung Jawab. Dirbinlem bertanggung jawab
atas pelaksanaan tugasnya kepada Dansecapaad.

c)
Tingkat Satminkal. Pejabat personel Satminkal memiliki tugas
dan tanggung jawab sebagai berikut :
(1)
Menyiapkan data dan mengajukan usul Alih Status
Milwa ke Milsuk/pengangkatan kembali Pa PSDP ke Milsuk
kepada Pangkotama/Kabalakpus.

36

(2)
Pejabat personel Satminkal bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada Dansatminkal.
c.

Organisasi Penyelenggara Karier Bintara dan Tamtama.


1)

Organisasi Pelaksana.
a)
Penempatan Jabatan/Kesatuan Ba/Ta Lulusan Dikma Tahap II
dan Bintara Lulusan Diktuk.
(1)
Tingkat Pusat. Diselenggarakan secara fungsional oleh
Ditajenad.
(2)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(a)
Organisasi pelaksana penempatan jabatan
bintara lulusan Diktuk dan tamtama lulusan Dikma tahap
II kejuruan Infanteri, terdiri dari : Penanggung jawab
(Pangdam), Ketua (Aspers Kasdam), Wakil Ketua
(Kaajendam), Sekretaris (Kasiminperspra Ajendam) dan
Anggota (pejabat terkait sesuai bidang/fungsi).
(b)
Organisasi pelaksana penempatan jabatan
bintara/tamtama lulusan Dikma tahap II, kejuruan non
Infanteri dan bintara lulusan Diktuk kejuruan non
Infanteri, terdiri dari : Penanggung jawab (Dan/Dir),
Ketua
(Dirbinsen/Kasubditbincab),
Sekretaris
(Kabagbinsat/Kabag Binman Korps) dan Anggota
(pejabat terkait sesuai bidang/fungsi).

b)

Penempatan/Pemindahan Jabatan Bintara dan Tamtama.


(1)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(a)
Tingkat Kotama. Organisasi pelaksana/Panitia
Jabatan Tingkat Kotama meliputi Kodiklat TNI
AD/Kostrad/Kopassus/Kodam, terdiri dari : Penaggung
jawab ( Pang/Dan), Ketua (Aspers/Kabagpers), Wakil
Ketua (Kaajen), Sekretaris (Kasiminperspra Ajen) dan
Anggota (pejabat terkait sesuai bidang/fungsi).
(b)
Tingkat Balakpus. Organisasi pelaksana/Panitia
Jabatan Tingkat Balakpus, terdiri dari : Penaggung
jawab(Gub/Ir/Dan/Dir/Ka),
Ketua (Dirbinlem/Sesdit/
Sekpus/Sesitjenad/Dandenma),Sekretaris
(Kaajen/
Pabandya/Irdapers/ Kabagpers/Kasipers) dan Anggota
(pejabat terkait sesuai bidang/fungsi).

37

(2)
Tingkat Satminkal. Organisasi
pelaksana/Panitia
Jabatan Tingkat Satminkal (Panjabsat),terdiri dari: Penaggung
jawab
(Dan/Ka),
Ketua
(Wadan/Waka),
Sekretaris
(Kasipers/Kasituud/Katuud) dan Anggota (pejabat terkait
sesuai bidang/fungsi).
c)
Pemindahan antar Kesatuan.
Organisasi pelaksana
pemindahan antar kesatuan untuk bintara dan tamtama dilaksanakan
secara fungsional oleh organisasi struktural yang melaksanakan
tugas pembinaan karier sesuai kewenangannya.
(1)
Tingkat Pusat.
Untuk pemindahan antar Kotama/
Balakpus dan pemindahan ke luar/ke dalam organisasi
Angkatan Darat diselenggarakan secara fungsional oleh
Ditajenad.
(2)
Tingkat Kotama/Balakpus.
Pemindahan di dalam
dan ke luar Kotama/Balakpus dilaksanakan secara fungsional
oleh Aspers/Dirbinlem/Sesdit/ Sesitjenad/Dandenma Mabesad.
(3)
Tingkat Satminkal.
Pemindahan di dalam/ke luar
Satminkal, dilaksankan oleh pejabat personel Satminkal.
d)

Kenaikan Pangkat Reguler Bintara dan Tamtama.


(1)
Organisasi Pelaksana/Panitia Kepangkatan Pusat
(Pankatpus), terdiri dari : Penanggung Jawab (Dirajenad),
Ketua (Wadirajenad), Wakil Ketua (Kasubditbinminperspra
Ditajenad),
Sekretaris
(Kabagbinkar
Ba/Ta
Subditbinminperspra) dan Anggota (Pabandya Spamad,
Sopsad dan Spersad terkait, sesuai bidang/fungsi).
(2)

Organisasi Panitia Kepangkatan Daerah (Pankatda).


(a)
Untuk Tingkat Kostrad/Kodam/Kopassus, terdiri
dari Penanggung Jawab (Pang/Danjen), Ketua (Kaajen),
Sekretaris (Kasiminperspra) dan Anggota (Pabandya
terkait, sesuai bidang /fungsi).
(b)
Untuk Tingkat Itjenad/Denma Mabesad terdiri
dari
:
Penanggung
Jawab
(Ir/Dan),
Ketua
(Irdapers/Wadan),
Sekretaris
(Pabandya
IV
Urdal/Kasipers) dan Anggota (pejabat terkait sesuai
bidang/fungsi).
(c)
Untuk Tingkat Balakpus terdiri dari: Penanggung
Jawab (Dan/Dir/Ka), Ketua (Sesdit/Sesdis), Sekretaris
(Kabagpers/um/min) Anggota (pejabat terkait sesuai
bidang/fungsi).

38

(d)
Untuk Tingkat Kodiklat TNI AD/Akmil/Seskoad/
Secapa terdiri dari : Penanggung Jawab (Dan/Gub),
Ketua
(Dirbinlem/Sekretaris),
Sekretaris
(Kaajen/Kabagpers/Kasipers) dan Anggota (pejabat
terkait sesuai bidang/fungsi).
(e)
Organisasi Panitia Kepangkatan Satminkal
(Pankatsat), terdiri dari : Penanggung Jawab (Dan/Ka),
Ketua (Wadan/Waka), Sekretaris (Kasipers/Tuud) dan
Anggota (pejabat terkait sesuai bidang/fungsi).
e)
Kenaikan Pangkat Khusus. Organisasi penyelenggara KPMT/
KPMTA dan KPLB/KPLBA diatur secara khusus oleh Panglima TNI.
f)

Seleksi Pendidikan (Seldik).


(1)

Organisasi Seldik Seskoad.


(a)
Panitia Pusat (Panpus). Penunjukan Panpus
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan
mempertimbangkan efektivitas serta efisiensi anggaran
dan ditunjuk berdasarkan surat perintah Kasad dengan
susunan : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris dan anggota
yang terdiri dari : Ketua bidang Administrasi, Ketua
bidang Pengamanan dan Ketua bidang Pullahta.
(b)
Panitia Seleksi (Pansel). Penunjukan Pansel
disesuaikan dengan kebutuhan organisasi dan
mempertimbangkan efektivitas serta efisiensi anggaran
dan ditunjuk berdasarkan surat perintah Kasad dengan
susunan : Ketua Pansel, Wakil Ketua bidang Akademik,
Wakil Ketua bidang Kesehatan, Wakil Ketua bidang
Jasmani, Wakil Ketua bidang Psikologi, Perwira
Pelaksana dan Sekretaris Pansel.
(c)
Panitia Daerah (Panda). Penunjukan Panda
disesuaikan efektivitas kerja dan efisiensi anggaran
Panda dan ditunjuk berdasarkan surat perintah
Pangdam dengan susunan : Ketua, Wakil Ketua,
Sekretaris dan anggota yang terdiri dari : Ketua bidang
Administrasi, Ketua bidang Kesehatan, Ketua bidang
Jasmani, Ketua bidang Pullahta, Ketua bidang
Pengamanan.

(2)

Organisasi Seldik Diklapa.


(a)
Panitia Pusat (Panpus). Penunjukan Panpus
disesuaikan dengan
kebutuhan
organisasi dan
mempertimbangkan efektivitas serta efisiensi anggaran
dan ditunjuk berdasarkan surat perintah Kasad dengan
susunan : Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Katim

39

Administrasi, Katim Kesehatan, Katim Jasmani, Katim


Psikologi, Katim Akademik, Kapok Pengamanan, Ketua
Pullahta.
(b)
Panitia Daerah (Panda). Penunjukan Panda
disesuaikan efektivitas kerja dan efisiensi anggaran
Panda dan ditunjuk berdasarkan surat perintah
Pangdam dengan susunan : Ketua, Wakil Ketua,
Sekretaris, Katim Administrasi, Katim Kesehatan, Katim
Jasmani, Kapok Pengamanan, Ketua Pullahta.
(c)
Sub Panitia Daerah (Subpanda). Penunjukan
Subpanda disesuaikan efektivitas kerja dan efisiensi
anggaran Panda dan ditunjuk berdasarkan surat
perintah Pangdam dengan susunan : Ketua, Wakil
Ketua, Sekretaris, Katim Administrasi, Katim Kesehatan,
Katim Jasmani, Kapok Pengamanan, Ketua Pullahta.
(3)

Organisasi Seldik Secapa Reguler.


(a)
Panitia Pusat.
Penunjukan Panitia Pusat
berdasarkan Surat Perintah Kasad, dengan susunan :
Ketua, Wakil, Sekretaris dan anggota yang terdiri dari :
Tim Seleksi Administrasi, Tim Seleksi Kesehatan, Tim
Seleksi Jasmani, Tim Seleksi Akademik, Tim Seleksi
Psikologi, Kelompok Pengamanan, Kelompok Pullahta.
(b)
Susunan Panitia Daerah dengan susunan :
Ketua, Wakil, Sekretaris dan anggota yang terdiri dari :
Tim Seleksi Administrasi, Tim Seleksi Kesehatan, Tim
Seleksi
Jasmani,
Penguji
Daerah,
Kelompok
Pengamanan, Kelompok Pullahta.
(c)
Pembentukan Panitia Daerah berdasarkan Surat
Perintah Pangdam/Pangkostrad.

(4)

Organisasi Seldik Secaba Reguler.


(a)
Panitia Pusat.
Penunjukan Panitia Pusat
berdasarkan Surat Perintah Kasad, dengan susunan :
Ketua, Wakil, Sekretaris dan anggota yang terdiri dari :
Tim seleksi Administrasi, Tim Seleksi Kesehatan, Tim
Seleksi Jasmani, Tim Seleksi Akademik, Tim Seleksi
Psikologi, Kelompok Pengamanan, Kelompok Pullahta.
(b)
Susunan Panitia Daerah sebagai berikut : Ketua,
Wakil, Sekretaris dan anggota yang terdiri dari : Tim
Seleksi Administrasi, Tim Seleksi Kesehatan, Tim
Seleksi Jasmani, Tim Pengganda naskah ujian dan
koreksi hasil ujian akademik, Kelompok Pengamanan,
Kelompok Pullahta.

40

2)

Tugas dan tanggung jawab.


a)
Penempatan Jabatan/Kesatuan bintara dan tamtama lulusan
Dikma tahap II dan bintara lulusan Diktuk.
(1)
Tingkat Pusat.
Dirajenad dibantu Kasubditbinminperspra menerbitkan dan mendistribusikan keputusan
penempatan jabatan/kesatuan beserta salinan dan petikannya
kepada pengusul.
Dalam
pelaksanaannya Dirajenad
bertanggung jawab kepada Kasad.
(2)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(a)
Ketua.
Mengendalikan
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan
sidang
penempatan jabatan Ba/Ta lulusan Dikma dan bintara
lulusan Diktuk, serta bertanggung jawab kepada
Pangkotama/
Kabalakpus
dalam
pelaksanaan
tugasnya.
(b)
Wakil Ketua. Mengkoordinir penyelenggaraan
sidang dan bertanggung jawab kepada Ketua Panjab
dalam pelaksanaan tugasnya.
(c)
Sekretaris. Merencanakan dan menyiapkan
penyelenggaraan sidang serta bertanggung jawab
kepada Ketua Panjab dalam pelaksanaan tugasnya.
(d)
Anggota.
Memberikan saran dan pendapat
kepada ketua dalam sidang penempatan jabatan Ba/Ta,
serta bertanggung jawab kepada Ketua Panjab dalam
pelaksanaan tugasnya.

b)

Penempatan/Pemindahan Jabatan Bintara dan Tamtama.


(1)
Tingkat Kotama/Balakpus.
Panjab tingkat Kotama/
Balakpus berkewajiban memberikan pertimbangan dan saran
kepada
Pangkotama/Kabalakpus
tentang
penetapan/
pemindahan jabatan bintara dan tamtama. Adapun tugas dan
tanggung jawab jabatan dalam kepanitiaan sebagai berikut :
(a)
Ketua.
Mengendalikan
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan
sidang
penempatan/pemindahan jabatan bintara dan tamtama
serta bertanggung jawab kepada Pangkotama/
Kabalakpus dalam pelaksanaan tugasnya
(b)
Wakil Ketua. Mengkoordinir penyelenggaraan
sidang dan bertanggung jawab kepada Ketua Panjab
dalam pelaksanaan tugasnya

41

(c)
Sekretaris.
Merencanakan/menyiapkan
penyelenggaraan sidang
penempatan/pemindahan
jabatan Ba/Ta serta bertanggung jawab kepada Ketua
Panjab dalam pelaksanaan tugasnya.
(d)
Anggota.
Memberikan
saran/
pendapat
kepada Ketua dalam sidang penempatan/pemindahan
jabatan Ba/Ta serta bertanggung jawab kepada Ketua
Panjab dalam pelaksanaan tugasnya.
(2)
Tingkat Satminkal. Panitia jabatan tingkat Satminkal
berkewajiban memberikan pertimbangan dan saran kepada
Dansatminkal tentang penetapan/pemindahan jabatan bintara
dan tamtama.
Adapun tugas dan tanggung jawab jabatan
dalam kepanitiaan sebagai berikut :
(a)
Ketua.
Mengendalikan
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan
sidang
penempatan dan pemindahan jabatan Ba/Ta serta
bertanggung jawab kepada Dansatminkal dalam
pelaksanaan tugasnya.
(b)
Sekretaris.
Merencanakan/menyiapkan
penyelenggaraan sidang penempatan dan pemindahan
dalam jabatan Ba/ Ta serta bertanggung jawab kepada
Ketua Panjab dalam pelaksanaan tugasnya.
(c)
Anggota. Memberikan saran dan pendapat
kepada Ketua dalam sidang penempatan/ pemindahan
jabatan Ba/Ta serta bertanggung jawab kepada Ketua
Panjab dalam pelaksanaan tugasnya.
c)

Pemindahan antar Kesatuan.


(1)

Pemindahan antar Kotama/Balakpus.


(a)
Tingkat
Pusat.
Dirajenad
dibantu
Kasubditbinminperspra
menerbitkan
dan
mendistribusikan keputusan pemindahan kesatuan
beserta salinan dan petikannya kepada pengusul.
Dalam pelaksanaan tugasnya Dirajenad bertanggung
jawab kepada Kasad.
(b)
Tingkat Kotama/Balakpus. Aspers/ Sekretaris/
Dirbinlem menyelenggarakan pengurusan pemindahan
Ba/Ta antar Kotama/Balakpus, dan bertanggung jawab
kepada Pangkotama/Kabalakpus dalam pelaksanaan
tugasnya.

42

(c)
Tingkat Satminkal. Dansatminkal menghimpun
dan mempertimbangkan permohonan pindah kesatuan
dari
pemohon
serta
mengeluarkan
Sprinlak
pemindahan untuk yang bersangkutan. Dalam
pelaksanaan tugasnya Dansatminkal
bertanggung
jawab kepada Pangkotama/Kabalakpus.
(2)

Pemindahan kesatuan di dalam Kotama/ Balakpus.


(a)
Tingkat Kotama/Balakpus.
Aspers/Sekretaris/
Dirbinlem menghimpun dan mempertimbangkan
permohonan pindah kesatuan serta menerbitkan dan
mendistribusikan keputusan pemindahan beserta
salinan/petikannya kepada Satminkal pengusul. Dalam
pelaksanaan tugasnya Aspers/Sekretaris/Dirbinlem
bertanggung jawab kepada Pangkotama/Kabalakpus.
(b)
Tingkat Satminkal. Dansatminkal mengajukan
permohonan persetujuan pemindahan kepada kesatuan
yang dituju dan memberikan tanggapan persetujuan
pemindahan kepada kesatuan yang mengajukan
permohonan.
Dalam
pelaksanaan
tugasnya
Dansatminkal bertanggung jawab kepada Pangkotama/
Kabalakpus.

(3)
Pemindahan kesatuan ke luar/ke dalam organisasi
Angkatan Darat.
(a)
Tingkat Pusat. Dirajenad dibantu Kasubditbinminperspra
menerbitkan
dan
mendistribusikan
keputusan pemindahan beserta salinan dan petikannya.
Dalam pelaksanaan tugasnya Dirajenad bertanggung
jawab kepada Kasad.
(b)
Tingkat
Kotama/Balakpus.
Pangkotama/
Kabalakpus
dibantu
Aspers/Sekretaris/Dirbinlem
menghimpun dan mempertimbangkan pemindahan
yang masuk ke Kotama/Balakpus serta usul
pemindahan dari Satminkal, selanjutnya mengajukan
usul pemindahan ke luar organisasi Angkatan Darat
kepada Kasad U.p. Aspers Kasad. Dalam pelaksanaan
tugasnya Pangkotama/Kabalakpus bertanggung jawab
kepada Kasad.
(c)
Tingkat Satminkal. Dansatminkal menghimpun
dan mempertimbangkan permohonan pindah kesatuan
dari anggotanya serta mengajukan usul pemindahan
kepada Pangkotama/Kabalakpus. Dalam pelaksanaan
tugasnya
Dansatminkal bertanggung jawab kepada
Pangkotama/Kabalakpus.

43

d)

Kenaikan Pangkat Reguler Bintara dan Tamtama.


(1)
Pankatpus.
Pankatpus ditetapkan dan diberhentikan
oleh Aspers Kasad atas nama Kasad, dengan tugas dan
tanggung jawab sebagai berikut :
(a)
Ketua.
Mengendalikan
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan
sidang
Pankatpus, dan bertanggung jawab kepada Dirajenad
atas pelaksanaan tugasnya.
(b)
Wakil Ketua. Mengkoordinir penyelenggaraan
sidang Pankatpus dan bertanggung jawab kepada
Ketua dalam pelaksanaan tugasnya.
(c)
Sekretaris. Merencanakan dan menyiapkan
penyelenggaraan sidang Pankatpus serta bertanggung
jawab kepada ketua dalam pelaksanaan tugasnya
(d)
Anggota. Memberikan saran/penilaian kepada
ketua sidang tentang pencalonan bintara dan tamtama
yang
dinaikkan/diusulkan
kenaikan
pangkatnya.
Anggota bertanggung jawab kepada ketua Pankatpus
dan atasannya dalam pelaksanaan tugasnya.
(2)
Pankatda. Pankatda ditetapkan dan diberhentikan oleh
Ir/Pang/Dan/Gub/Dir/Ka, dengan tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
(a)
Ketua.
Mengendalikan
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan
sidang
kenaikan pangkat daerah, dan bertanggung jawab
kepada Ir/Pang/Dan/Gub/Dir/Ka dalam pelaksanaan
tugasnya.
(b)
Sekretaris. Merencanakan, menyiapkan dan
menyelenggarakan sidang Pankatda serta bertanggung
jawab kepada ketua dalam pelaksanaan tugasnya
(c)
Anggota. Memberikan saran/penilaian kepada
ketua tentang pencalonan bintara dan tamtama yang
dinaikkan/diusulkan pangkatnya, serta bertanggung
jawab kepada ketua Pankatda dalam pelaksanaan
tugasnya.

44

(3)
Pankatsat. Pankatsat ditetapkan dan diberhentikan oleh
Dan/Ka, dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
(a)
Ketua.
Mengendalikan
kegiatan
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan
sidang
Pankatsat dan bertanggung jawab kepada Dan/Ka
dalam pelaksanaan tugasnya.
(b)
Sekretaris. Merencanakan dan menyiapkan
penyelenggaraan sidang Pankatsat serta bertanggung
jawab kepada ketua dalam pelaksanaan tugasnya.
(c)
Anggota. Memberikan saran/penilaian kepada
ketua Pankatsat tentang pencalonan bintara dan
tamtama untuk diusulkan pangkatnya serta bertanggung
kepada ketua Pankatsat atas pelaksanaan tugasnya.
e)

Seleksi Pendidikan.
(1)

Seleksi Pendidikan Seskoad.


(a)

Panitia Pusat.
i)
Ketua Panpus. Menetapkan kebijakan
umum, menetapkan peserta seleksi pendidikan,
melaksanakan pengawasan dan pengendalian
yang berhubungan dengan penyelenggaraan
seleksi pendidikan Casis Seskoad. Ketua Panpus
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Kasad.
ii)
Wakil Ketua Panpus. Membantu tugastugas Ketua yang berhubungan dengan kegiatan
seleksi pendidikan serta bertanggung jawab
dalam pelaksanaan tugasnya kepada Ketua
Panpus Seldik Seskoad.
iii)
Sekretaris
Panpus.
Merencanakan,
menyiapkan pelaksanaan sidang/rapat panitia
dan menyusun laporan kegiatan Panpus sesuai
tahapan pelaksanaan seleksi pendidikan Casis
Seskoad. Sekretaris Panpus bertanggung jawab
dalam pelaksanaan tugasnya kepada Ketua
Panpus Seldik Seskoad.
iv)
Anggota.
Melaksanakan
kegiatan
pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan
bidang masing-masing yang meliputi bidang
akademik, kesehatan, jasmani, psikologi dan
administrasi. Anggota Panpus Seldik Seskoad

45

bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya


kepada Ketua Panpus Seldik Seskoad
(b)

Panitia Seleksi.
i)
Ketua
Pansel.
Menentukan
sistem
penilaian bidang akademik, psikologi, kesehatan,
jasmani dan postur tubuh serta melaksanakan
pengawasan
dan
pengendalian
terhadap
penyelenggaraan seleksi Tk. II Casis Seskoad.
Ketua Pansel bertanggung jawab dalam
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Panpus.
ii)
Sekretaris Pansel. Merencanakan dan
melaksanakan kegiatan administrasi Panitia
Seleksi Tk. II serta bertanggung jawab dalam
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Pansel.
iii)
Anggota Pansel. Melaksanakan kegiatan
pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan
bidang masing-masing yang meliputi bidang
akademik, kesehatan, jasmani, psikologi dan
administrasi. Anggota Pansel Seldik Seskoad
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Ketua Pansel.

(c)

Panitia Daerah.
i)
Ketua. Mengendalikan dan mengkoordinir
seluruh kegiatan seleksi pendidikan Casis
Seskoad yang dilaksanakan di daerah serta
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Ketua Panpus.
ii)
Wakil Ketua. Mengkoordinir kegiatan
unsur staf dan anggota Tim Seleksi Panda serta
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Ketua Panda.
iii)
Sekretaris
Panda.
Merencanakan,
mengkoordinir,
menyiapkan
dan
mengoperasionalkan kegiatan seleksi pendidikan
Casis Seskoad serta menghimpun hasil seleksi
dan menyiapkan buku sidang seleksi tingkat
Panda. Sekretaris Panda bertanggung jawab
dalam pelaksanaan tugasnya kepada Ketua
Panda.

46

iv)
Ketua Bidang Administrasi. Meneliti ulang
persyaratan administrasi peserta seleksi dan
melaporkan hasil pemeriksaan administrasi
kepada Ketua Panda U.p Sekretaris. Ketua
Bidang Administrasi bertanggung jawab dalam
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Panda.
v)
Ketua Bidang Kesehatan. Melaksanakan
kegiatan Rik/Uji kesehatan peserta seleksi dan
melaporkan hasil pemeriksaan kesehatan Ketua
Panda U.p Sekretaris. Ketua Bidang Kesehatan
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Ketua Panda.
vi)
Ketua Bidang Jasmani. Melaksanakan
kegiatan Rik/Uji Jasmani peserta seleksi dan
melaporkan hasil pelaksanaan Rik/Uji Jasmani
Ketua Panda U.p Sekretaris. Ketua Bidang
Jasmani bertanggung jawab dalam pelaksanaan
tugasnya kepada Ketua Panda.
(2)

Seleksi Pendidikan Diklapa/Secapa/Secaba Reguler.


(a)

Panitia Pusat.
i)
Ketua Panpus. Merumuskan kebijakan
umum, mengkoordinasikan penyelenggaraan
seleksi dan melaporkan hasil seleksi pendidikan
kepada Kasad U.p. Aspers Kasad. Ketua Panpus
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Kasad.
ii)
Wakil Ketua Panpus. Mengkoordinir
pekerjaan dan kegiatan unsur staf dan anggota
Panpus serta bertanggung jawab dalam
pelaksanaan tugasnya kepada Ketua Panpus.
iii)
Sekretaris Panpus. Merencanakan dan
menyiapkan pelaksanaan sidang/rapat panitia
yang berhubungan dengan seleksi pendidikan
Diklapa/Secapa/Secaba
Reguler,
serta
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Ketua Panpus.
iv)
Anggota.
Melaksanakan
kegiatan
pemeriksaan dan pengujian sesuai dengan
bidang masing-masing yang meliputi bidang
akademik, kesehatan, jasmani, psikologi dan
administrasi
serta
mengirimkan
hasil
pemeriksaan/pengujian kepada Ketua Panpus
U.p. Sekretaris. Anggota Panpus bertanggung

47

jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Ketua


Panpus.
(b)

Panitia Daerah.
i)
Ketua.
Mengendalikan
dan
mengkoordinasikan seluruh kegiatan seleksi
pendidikan yang dilaksanakan di daerah serta
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Ketua Panpus.
ii)
Wakil Ketua. Mengkoordinir kegiatan
unsur staf dan anggota Tim Seleksi Panda serta
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Ketua Panda.
iii)
Sekretaris. Merencanakan, mengkoordinir, menyiapkan dan mengoperasionalkan
kegiatan seleksi pendidikan serta menghimpun
hasil seleksi dan menyiapkan/membuat buku
sidang seleksi tingkat Panda serta bertanggung
jawab dalam pelaksanaan tugasnya kepada
Ketua Panda.
iv)
Ketua Tim Administrasi. Meneliti ulang
persyaratan administrasi peserta seleksi dan
melaporkan hasil pemeriksaan administrasi dan
hal-hal menonjol kepada Ketua Panda pada
kesempatan pertama serta bertanggung jawab
dalam pelaksanaan tugasnya kepada Ketua
Panda.
v)
Ketua Bidang Kesehatan. Melaksanakan
kegiatan Rik/Uji kesehatan peserta seleksi dan
melaporkan hasil pemeriksaan kesehatan Ketua
Panda U.p Sekretaris. Ketua Bidang Kesehatan
bertanggung jawab dalam pelaksanaan tugasnya
kepada Ketua Panda.
vi)
Ketua Bidang Jasmani. Melaksanakan
kegiatan Rik/Uji Jasmani peserta seleksi dan
melaporkan hasil pelaksanaan Rik/Uji Jasmani
Ketua Panda U.p Sekretaris. Ketua Bidang
Jasmani bertanggung jawab dalam pelaksanaan
tugasnya kepada Ketua Panda.

48

d.

Organisasi Penyelenggara Administrasi Pelayanan Personel.


1)

Organisasi Penyelenggara Penganugerahan Tanda Kehormatan.


a)

Organisasi Pelaksana.
(1)
Tingkat Pusat Mabesad (Dewan
Penganugerahan Tanda Kehormatan Negara).

Pertimbangan

(a)
Ketua merangkap : Aspers Kasad
Anggota.
(b)
Wakil Ketua
: Dirajenad.
merangkap Anggota.
(c)
Sekretaris I me- : Paban IV/Binwatpers
rangkap Anggota
Spersad.
(d)
Sekretaris II me- : Kasubditminperspra
merangkap Anggota
Ditajenad
(e)
Anggota
: Irpers Itjenad.
(f)
Anggota
: Waaspam.
(2)
Tingkat Kotama/Balakpus (Panitia Tanda Kehormatan
Negara)
(a)
Untuk tingkat Kotama (Kodam/Kostrad/Kodiklat/
Kopassus) terdiri dari :
i)
ii)
iii)
iv)
v)
vi)
vii)
(b)

Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota

:
:
:
:
:
:
:

Aspers/Sekko.
Kaajen.
Kasiminperspra.
Pabandya Kumtatib/Jahril.
Pabandya Pam Sintel.
Pabandya Ops Sops.
Irdaum.

Untuk tingkat Pussen/Akmil/Seskoad terdiri dari :


i)
ii)
iii)
iv)

Ketua
Wakil Ketua
Sekretaris
Anggota

:
:
:
:

Wadan/Wagub.
Sespus/Dirbinlem.
Kabagpers/Kaajen.
Kabagpam.

v)
Anggota
: Satu atau lebih Pejabat
yang diperlukan kehadirannya.
(c)

Untuk tingkat Itjenad/Denmabesad terdiri dari :


i)
ii)
iii)

Ketua
: Wair/Wadan.
Wakil Ketua : Irdapers/Kasipers.
Sekretaris
: Pabandya IV/Kasiurdal.

49

iv)
Anggota
: Ka Tuud Suad/Kasipam.
v)
Anggota
: Satu atau lebih Pejabat
yang diperlukan kehadirannya.
(d)

Untuk tingkat Direktorat/Dinas terdiri dari :


i)
ii)
iii)

Ketua
Sekretaris
Anggota

: Sekretaris.
: Kabagpers/Kabagum.
: Kabagpam/Irdaum.

iv)
Anggota
: Satu atau lebih
yang diperlukan kehadirannya.
(3)

pejabat

Tingkat Satminkal.
(a)
Ketua
: Wadan/Waka/yang sederajat.
(b)
Sekretaris
: Pejabat personel.
(c)
Anggota
: Para Kasi atau Pejabat yang
dianggap perlu di lingkungan Satminkal masing-masing.

b)

Tugas dan Tanggung Jawab.


(1)
Tingkat Pusat Mabesad (Dewan Pertimbangan
Penganugerahan Tanda Kehormatan Negara Angkatan Darat).
(a)

Tugas.
i)
Membantu
Kasad
dalam
hal
melaksanakan penelitian pertimbangan seleksi
serta penentuan usul penganugerahan Tanda
Kehormatan Negara (Tahorneg) yang diajukan
oleh Ditajenad kepada Kasad agar dapat
dilaksanakan secara cepat, tepat dan akurat.
ii)
Membantu
Kasad
dalam
hal
penganugerahan Tahorneg jenis Bintang dan
Satyalencana kepada anggota TNI/WNI/WNA
dalam rangka pemupukan jiwa kepahlawanan,
semangat pengabdian, kesetiaan serta ketulusan
berbakti
kepada
TNI,
sehingga
dapat
meningkatkan moril anggota/kesatuan serta
menciptakan Binpers yang sehat.
iii)
Setiap keputusan Dewan, baik penolakan
maupun penangguhan terhadap usul Tanda
Kehormatan Kenegaraan harus disertai alasan
dan
penjelasan
penolakan/penangguhan
dimaksud.

50

iv)
Anggota Dewan Pertimbangan Penganugerahan Tanda Kehormatan Negara tingkat
Mabesad tersebut di atas ditunjuk/ditetapkan oleh
Kasad dengan suatu Surat Keputusan yang akan
dikeluarkan tersendiri dan penugasannya bersifat
fungsional.
(b)
Tanggung Jawab. Dewan Pertimbangan Penganugerahan Tanda Kehormatan Negara Angkatan Darat
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab
kepada Kasad.
(2)

Tingkat Kotama/Balakpus (Panitia Tahorneg).


(a)

Tugas.
i)
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka
mempunyai
wewenang untuk mengusulkan atau memberikan
Tahorneg kepada anggota TNI/WNI yang ada di
jajarannya dan yang berkaitan dengan tugas
kewenangannya.
ii)
Diminta atau tidak Panitia untuk tingkat
Kotama/Balakpus
memberikan
saran
dan
pertimbangan
kepada
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka
tentang Prajurit/WNI yang akan diusulkan/
dianugerahkan Tahorneg tersebut.
iii)
Susunan anggota Panitia Tahorneg
ditunjuk/ditetapkan dengan Surat Perintah.

(b)
Tanggung Jawab. Panitia Tahorneg Kotama/
Balakpus dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung
jawab kepada Pangkotama/Kabalakpus.
(3)

Tingkat Satminkal (Panitia Tahorneg).


(a)

Tugas.
i)
Komandan/Kepala mempunyai wewenang
penuh untuk mengusulkan dan memberikan
Tahorneg kepada anggotanya.
ii)
Diminta atau tidak Panitia tingkat
Satminkal memberikan pertimbangan dan saran
kepada Dan/Ka perihal anggota prajurit yang
akan diusulkan/dianugerahkan Tahorneg.
iii)
Susunan anggota Panitia Tahorneg
ditunjuk/ditetapkan
oleh
Dan/Ka
yang
bersangkutan dengan Surat Perintah.

51

(b)
Tanggung Jawab. Panitia Tahorneg Satminkal
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada
Dan/Ka Satminkal.
2)

Organisasi Penyelenggara Pengurusan Administrasi Korban Tempur.


a)

Organisasi Pelaksana.
(1)

Penanggung Jawab : Dan Sat/Satgas/Yon.

(2)
Pelaksana
: Perwira Staf Personel, Perwira
Staf Operasi, Perwira Staf Logistik dan Perwira Staf Khusus.
b)

Tugas dan Tanggung Jawab.


(1)
Dan Sat/Satgas/Yon. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan pengumpulan, evakuasi,
pencatatan maupun pemakaman serta penyelesaian korban
tempur. Dan Sat/Satgas/Yon bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada Pangkotama/Pangkoops.
(2)
Perwira Staf Personel. Merencanakan dan merumuskan
kebijaksanaan pengurusan korban tempur yang meliputi cara
pengumpulan dan evakuasi, perawatan korban yang luka-luka,
pencarian yang hilang dan pemakaman bagi yang
gugur/tewas. Perwira personel bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada Dan Sat/Satgas/Yon.
(3)
Perwira Staf Operasi. Memberikan saran tentang lokasi
perawatan, pemakaman dan pelaksanaan evakuasi serta
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Dan
Sat/Satgas/Yon.
(4)
Perwira Staf Logistik. Memberikan saran tentang tempat
perawatan, perbekalan dan kemudahan angkutan serta
bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Dan
Sat/Satgas/Yon.
(5)
Perwira Staf Khusus. Menyiapkan pelayanan dan
kemudahan
sesuai
bidangnya
masing-masing
dan
memberikan saran pengurusan korban tempur sesuai
bidangnya masing-masing serta bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada Dan Sat/Satgas/Yon.

52

3)
Organisasi Penyelenggara Pengurusan KPI/KPS, SPPI/SPPS, Ganti
Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar.
a)

Organisasi Pelaksana.
(1)
Tingkat Pusat.
Atas nama Kasad Dirajenad dibantu
Kasubditbinminperspra
Ditajenad
secara
fungsional
menyelenggarakan pengurusan administrasi KPI/KPS dan
SPPI/SPPS Prajurit/ Purnawirawan serta pengurusan Ganti
Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar bagi prajurit
Angkatan Darat.
(2)
Tingkat Kotama/Balakpus. Pangkotama/Kabalakpus
dibantu Kaajen/Ses secara fungsional menyelenggarakan
pengurusan KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/Purnawirawan
serta pengusulan Ganti Nama, Pindah Agama dan Tambah
Gelar prajurit di Kotama/Balakpus.
(3)
Tingkat Satminkal.
Dansatminkal dibantu pejabat
personel sebagai pejabat pengusul KPI/KPS dan SPPI/SPPS
Prajurit/Purnawirawan, serta pengusul Ganti Nama, Pindah
Agama dan Tambah Gelar prajurit di satuannya.

b)

Tugas dan Tanggung Jawab.


(1)

Tingkat Pusat.
(a)
Tugas. Dirajenad atas nama Kasad memiliki
tugas dan kewenangan untuk
menerbitkan dan
mendistribusikan KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/
Purnawirawan berpangkat Kolonel dan Pati serta Ganti
Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar prajurit.
(b)
Tanggung Jawab. Dirajenad dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Kasad.

(2)

Kotama/Balakpus.
(a)
Tugas.
Kaajen/Ses atas nama Pangkotama/
Kabalakpus memiliki tugas dan kewenangan untuk
menerbitkan dan mendistribusikan KPI/KPS dan
SPPI/SPPS Prajurit/Purnawirawan yang menjadi
kewenangannya serta mengajukan usul penerbitan
KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/Purnawirawan serta
Ganti Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar prajurit
yang menjadi kewenangan pusat kepada Kasad U.p.
Dirajenad dilengkapi dengan bahan administrasi yang
diperlukan.

53

(b)
Tanggung Jawab.
Kaajen/Ses
Kotama/
Balakpus dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung
jawab kepada Pangkotama/Kabalakpus.
(3)

Satminkal.
(a)
Tugas.
Pejabat personel satuan mengajukan
usul Pengurusan KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/
Purnawirawan serta Ganti Nama, Pindah Agama dan
Tambah Gelar prajurit sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
(b)
Tanggung Jawab. Pejabat personel satuan
dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab
kepada Dansatmikal.

e.

Organisasi Penyelenggara Administrasi Pemisahan Personel.


1)

Pemberhentian Prajurit.
a)

Organisasi Pelaksana.
(1)
Tingkat Mabesad dilaksanakan oleh Kasad atau Aspers
Kasad dan dapat didelegasikan kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka
Kotama/Balakpus.
(2)
Tingkat Kotama/Balakpus dilaksanakan oleh Pang/Gub/
Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus atau pejabat personel Kotama/
Balakpus.
(3)
Tingkat Satminkal dilaksanakan oleh Dan/Ka Satuan
atau pejabat personel satuan.

b)

Tugas dan Tanggung Jawab.


(1)

MPP dan/atau Pemberhentian Dengan Hormat.


(a)

Tingkat Mabesad.
i)

Spersad.
aa)

Tugas.
(i)
Meneliti data administrasi
personel
prajurit
yang
bersangkutan.
(ii)
Memberitahukan
tentang
waktu MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan serta kelengkapan

54

administrasi yang harus disiapkan


dalam
rangka
pemberhentian
dengan hormat bagi Pati.
(iii)
Menerbitkan Kep sementara
tentang pemberian MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat bagi
Letkol dan Mayor, Pama yang
mengakhiri/diakhiri ikatan dinas dan
Pama di luar struktur Angkatan
Darat serta mengusulkan Kep
definitif kepada Panglima TNI U.p.
Aspers Panglima TNI.
(iv)
Mengusulkan Kep tentang
pemberian MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan bagi Kolonel dan Pati
kepada Panglima TNI.
(v)
Mengusulkan Kep definitif
tentang pemberhentian dengan
hormat karena meninggal dunia
bagi perwira kepada Panglima TNI
U.p. Aspers.
(vi)
Menerbitkan Sprin pelaksanaan MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat bagi
Kolonel dan Pati.
bb)
Tanggung Jawab.
Bertanggung
jawab atas kebenaran dan kelengkapan
data personel dari prajurit yang diberikan
MPP dan/atau pemberhentian dengan
hormat dari dinas keprajuritan.
ii)

Ditajenad
aa)

Tugas.
(i)
Meneliti data administrasi
personel prajurit yang bersangkutan.
(ii)
Melaporkan kebenaran data
autentik personel Mayor ke atas
yang akan diberikan MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat dari
dinas keprajuritan kepada Kasad
U.p. Aspers.

55

(iii)
Menyampaikan
kebenaran
data autentik personel Pama ke
bawah yang akan diberikan MPP
dan/atau pemberhentian dengan
hormat dari dinas keprajuritan
sesuai dengan kewenangannya
kepada Kotama/Balakpus.
(iv)
Dirajenad atas nama Kasad
menerbitkan Kep definitif tentang
pemberhentian dengan hormat dari
dinas keprajuritan bagi Ba/Ta.
bb)
Tanggung Jawab.
Bertanggung
jawab atas kebenaran data personel dari
prajurit yang diberikan MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan.
(b)

Tingkat Kotama/Balakpus.
i)

Tugas.
aa)
Meneliti data administrasi personel
prajurit yang bersangkutan.
bb)
Memberitahukan tentang waktu
MPP dan/atau pemberhentian dengan
hormat dari dinas keprajuritan dengan
hormat dari dinas keprajuritan bagi Kolonel
serta kelengkapan administrasi yang harus
disiapkan dalam rangka pemberhentian.
cc)
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka
Kotama/
Balakpus atas nama Kasad menerbitkan
Kep sementara tentang pemberian MPP
dan/atau pemberhentian dengan hormat
dari dinas keprajuritan bagi Pama dan
Ba/Ta di lingkungannya dan mengusulkan
Kep definitif kepada Kasad U.p. Aspers
bagi Pama dan kepada Kasad U.p.
Dirajenad bagi Ba/Ta.
dd)
Mengusulkan pemberian MPP
dan/atau pemberhentian dengan hormat
dari dinas keprajuritan bagi Pamen kepada
Kasad U.p. Aspers bagi Pama yang
mengakhiri/diakhiri
ikatan
dinasnya
kepada Kasad U.p. Aspers serta kepada
Kasad U.p. Dirajenad bagi Ba/Ta yang

56

mengakhiri/diakhiri
keprajuritannya.

ikatan

dinas

ee)
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka
Kotama/
Balakpus atas nama Kasad menerbitkan
Kep sementara tentang pemberhentian
dengan hormat dari dinas keprajuritan
karena meninggal dunia bagi Kolonel ke
bawah dilingkungannya dan mengusulkan
Kep definitif kepada Kasad U.p. Aspers
bagi Pamen dan Pama serta kepada
Kasad U.p. Dirajenad bagi Ba/Ta.
ii)
Tanggung Jawab. Bertanggung
jawab
atas kebenaran dan kelengkapan data personel
dari prajurit yang diberikan MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan.
(c)

Tingkat Satminkal.
i)

Tugas.
aa)
Pejabat personel satuan meneliti
data administrasi personel prajurit yang
bersangkutan.
bb)
Memberitahukan tentang waktu
MPP dan/atau pemberhentian serta
kelengkapan administrasi yang harus
disiapkan dalam rangka pemberhentian
dengan hormat.
cc)
Mengusulkan
MPP
dan/atau
pemberhentian dengan hormat bagi
prajurit yang akan diberhentikan dengan
hormat dari dinas keprajuritan kepada
Kotama/Balakpus.

ii)
Tanggung jawab. Pejabat
personel
satuan bertanggung jawab atas kebenaran dan
kelengkapan data personel yang diusulkan MPP
dan/atau pemberhentian dengan hormat dari
dinas keprajuritan.

57

(2)

Pemberhentian Dengan Tidak Hormat.


(a)

Tingkat Mabesad.
i)

Tugas.
aa)
Meneliti data administrasi personel
prajurit yang bersangkutan.
bb)
Menyiapkan kelengkapan administrasi yang harus disiapkan dalam
rangka pemberhentian dengan tidak
hormat.
cc)
Menerbitkan Kep definitif tentang
pemberhentian dengan tidak hormat dari
dinas keprajuritan bagi Ba/Ta.
dd)
Menerbitkan
Kep
sementara
tentang pemberhentian dengan tidak
hormat dari dinas keprajuritan bagi Letda
s.d.
Letkol
berdasarkan
putusan
pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap dengan pidana tambahan pemecatan
dan mengusulkan Kep definitif kepada
Panglima TNI U.p. Aspers Kasum.
ee)
Mengusulkan
pemberhentian
dengan
tidak
hormat
dari
dinas
keprajuritan bagi Letda s.d. Letkol
berdasarkan pendapat DKP kepada
Panglima TNI.
ff)
Melaporkan kepada Panglima TNI
disertai bukti-bukti dan saran, segera
setelah diketahui bahwa seorang Pati
melakukan pelanggaran salah satu sebabsebab pemberhentian dengan tidak
hormat.
gg)
Mengusulkan
pemberhentian
dengan
tidak
hormat
dari
dinas
keprajuritan bagi Kolonel dan Pati, disertai
dengan putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap dengan pidana
tambahan pemecatan atau pendapat DKP
kepada Panglima TNI.

58

ii)
Tanggung Jawab. Bertanggung
jawab
atas kebenaran dan kelengkapan data personel
dari prajurit yang diusulkan pemberhentian
dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan.
(b)

Tingkat Kotama/Balakpus.
i)

Tugas.
aa)
Meneliti data administrasi personel
prajurit yang bersangkutan.
bb)
Menyiapkan kelengkapan administrasi yang harus disiapkan dalam
rangka pemberhentian dengan tidak
hormat.
cc)
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka
Kotama/
Balakpus atas nama Kasad menerbitkan
Kep sementara tentang pemberhentian
dengan
tidak
hormat
dari
dinas
keprajuritan bagi Ba/Ta dilingkungannya
yang telah memiliki putusan pengadilan
yang berkekuatan hukum tetap dengan
pidana
tambahan
pemecatan
dan
mengusulkan Kep definitif kepada Kasad
U.p. Aspers.
dd)
Mengusulkan pemberhentian tidak
dengan hormat dari dinas keprajuritan
disertai dengan putusan pengadilan yang
telah berkekuatan hukum tetap dengan
pidana
tambahan
pemecatan
atau
pendapat DKP bagi perwira dan saran Staf
bagi Ba/Ta kepada Kasad U.p. Aspers.

ii)
Tanggung Jawab. Bertanggung
jawab
atas kebenaran dan kelengkapan data personel
dari prajurit yang diusulkan pemberhentian.
(c)

Tingkat Satuan.
i)

Tugas.
aa)
Meneliti data administrasi personel
prajurit yang bersangkutan.
bb)
Menyiapkan kelengkapan administrasi yang harus disiapkan dalam rangka
pemberhentian dengan tidak hormat.

59

cc)
Mengusulkan
pemberhentian
dengan tidak hormat bagi prajurit yang
akan diberhentikan tidak dengan hormat
dari dinas keprajuritan disertai dengan
putusan
pengadilan
yang
telah
berkekuatan hukum tetap dengan pidana
tambahan pemecatan atau pendapat DKP
bagi perwira dan saran Staf bagi Ba/Ta
kepada Kotama/Balakpus.
ii)
Tanggung Jawab. Bertanggung
jawab
atas kebenaran dan kelengkapan data personel
dari prajurit yang diusulkan pemberhentian
dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan.
(3)

Pemberhentian prajurit siswa.


(a)

Tingkat Mabesad.
i)

Tugas.
aa)
Meneliti data administrasi personel
prajurit siswa yang bersangkutan.
bb)
Menyiapkan kelengkapan administrasi dalam rangka pemberhentian
dengan hormat atau pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai prajurit siswa.
cc)
Menerbitkan Kep definitif tentang
pemberhentian dengan hormat atau
pemberhentian dengan tidak hormat
prajurit siswa golongan Ba/Ta.

ii)
Tanggung Jawab. Bertanggung
jawab
atas kebenaran dan kelengkapan data personel
dari prajurit siswa yang diusulkan pemberhentian
dengan hormat atau pemberhentian dengan tidak
hormat.
(b)

Tingkat Kotama/Balakpus.
i)

Tugas.
aa)
Meneliti data administrasi personel
prajurit siswa yang bersangkutan.
bb)
Menyiapkan kelengkapan administrasi dalam rangka pemberhentian
dengan hormat atau pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai prajurit siswa.

60

cc)
Atas nama Kasad menerbitkan Kep
sementara tentang pemberhentian dengan
hormat atau pemberhentian dengan tidak
hormat prajurit siswa golongan Pa/Ba/Ta.
dd)
Mengusulkan Kep definitif tentang
pemberhentian dengan hormat atau
pemberhentian tidak dengan hormat
prajurit siswa golongan Pa kepada
Panglima TNI dengan tembusan Aspers
Kasad dan prajurit siswa golongan Ba/Ta
kepada Kasad U.p. Aspers.
ii)
Tanggung Jawab. Bertanggung
jawab
atas kebenaran dan kelengkapan data personel
dari prajurit siswa yang diusulkan pemberhentian
dengan hormat atau pemberhentian dengan tidak
hormat.
(c)

Tingkat Satuan.
i)

Tugas.
aa)
Meneliti data administrasi personel
prajurit siswa yang bersangkutan.
bb)
Menyiapkan kelengkapan administrasi dalam rangka pemberhentian
dengan hormat atau pemberhentian tidak
dengan hormat sebagai prajurit siswa.
cc)
Mengusulkan
Kep
tentang
pemberhentian dengan hormat atau
pemberhentian dengan tidak hormat
sebagai prajurit siswa golongan perwira
kepada Dankodiklat TNI AD/Pangdam/
Gub Akmil.

ii)
Tanggung Jawab. Bertanggung
jawab
atas kebenaran dan kelengkapan data personel
dari prajurit siswa yang diusulkan pemberhentian
dengan hormat atau pemberhentian dengan tidak
hormat.

61

2)

Pensiun prajurit.
a)

Organisasi Pelaksana.
(1)
Tingkat Pusat. Dirajenad dibantu Kasubditbinmindiasahpra secara fungsional bertanggung jawab dalam
pelaksanaan pengurusan pensiun prajurit dan keluarganya.
(2)
Tingkat Kotama/Balakpus. Kaajen/Kabagpers sebagai
pelaksana pengurusan pensiun prajurit dan keluarganya di
tingkat Kotama/Balakpus.
(3)
Tingkat Satminkal. Dan/Ka sebagai pejabat pengusul
pensiun menyiapkan Data Calon Penerima Pensiun
(DCPP)/Data Calon Penerima Pensiun Warakawuri (DCPPW)/
Data Calon Penerima Pensiun Duda (DCPPD)/Data Calon
Penerima Tunjangan (DCPT), administrasi pensiun dan
sebagai penerima tembusan salinan keputusan pensiun.

b)

Tugas dan Tanggung Jawab.


(1)
Tingkat Pusat.
Dirajenad dibantu Kasubditbinmindiasahpra Ditajenad memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
(a)

Tugas.
i)
Menginventarisasi
dipensiunkan.

prajurit

yang

akan

ii)
Memproses usul pensiun dari Kotama/
Balakpus.
iii)
Melaksanakan
verifikasi
terhadap
keputusan pensiun yang telah diterbitkan oleh
Kotama/Balakpus.
iv)
Menerbitkan
keputusan
peninjauan apabila ada kesalahan.

pensiun/

(b)
Tanggung Jawab. Dirajenad dalam pelaksanaan
tugasnya bertanggung jawab kepada Kasad.
(2)
Tingkat Kotama/Balakpus. Kaajen/Kabagpers memiliki
tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
(a)

Tugas.
i)
Menyiapkan
pensiun.

data

prajurit

yang

akan

62

ii)
Memproses usul pensiun dan Satminkal
serta mengusulkan ke tingkat pusat yang bukan
kewenangannya.
iii)
Menerbitkan keputusan pensiun sesuai
kewenangannya.
(b)
Tangung Jawab.
Bertanggung jawab kepada
Pang/Dan/Dir/Gub/Ka Kotama/Balakpus A.n. Kasad.
(3)

Tingkat Satminkal.
(a)

Tugas.
i)
Menyiapkan
persyaratan
pensiun dan formulir DCPP.
ii)

administrasi

Mengajukan usul pensiun ke PDW

(b)
Tanggung
Jawab.
Dan/Ka
Satminkal
bertanggung jawab atas kebenaran dan keabsahan isi
DCPP dan persyaratan administrasi lainnya.
3)

Pensiun Warakawuri/Duda Purnawirawan.


a)

Organisasi Pelaksana.
(1)
Tingkat Pusat.
Dirajenad dibantu Kasubditbinmindiasahpra Ditajenad secara fungsional bertanggung jawab
dalam penyelenggaraan pengurusan pensiun warakawuri/duda
purnawirawan prajurit Angkatan Darat dan keluarganya.
(2)
Tingkat Kotama.
Kepala Ajudan Jenderal Kodam
(Kaajendam) sebagai pejabat penyelenggara pengurusan
pensiun warakawuri/duda purnawirawan prajurit Angkatan
Darat di tingkat Kotama/Kodam.
(3)
Kantor Bayar.
PT. Taspen (Persero)/PT. Asabri
(Persero) sebagai instansi pengusul pensiun warakawuri/duda
purnawirawan prajurit Angkatan Darat.

b)

Tugas dan Tanggung Jawab.


(1)
Tingkat Pusat.
Dirajenad dibantu Kasubditbinmindiasahpra Ditajenad memiliki tugas dan tanggung jawab
sebagai berikut :
(a)

Tugas.
i)
Memproses usul pensiun warakawuri/duda
purnawirawan prajurit Angkatan Darat dari kantor

63

bayar PT.
(Persero).

Taspen

(Persero)/PT.

Asabri

ii)
Menerbitkan
dan
mendistribusikan
keputusan
pensiun
warakawuri/duda
purnawirawan prajurit Angkatan Darat yang
menjadi kewenangannya.
(b)
Tanggung Jawab. Bertanggung
pelaksanaan tugasnya kepada Kasad.
(2)
Tingkat Daerah.
Kaajendam
tanggung jawab sebagai berikut :
(a)

memiliki

jawab

tugas

atas

dan

Tugas.
i)
Memproses usul pensiun warakawuri/duda
purnawirawan prajurit Angkatan Darat dari kantor
bayar PT. Taspen (Persero)/PT. Asabri
(Persero).
ii)
Menerbitkan
dan
mendistribusikan
keputusan
pensiun
warakawuri/duda
purnawirawan prajurit Angkatan Darat yang
menjadi kewenangannya.

(b)
Tanggung Jawab. Bertanggung jawab
pelaksanaan tugasnya kepada Pangdam.

atas

(3)
Kantor Bayar. PT. Taspen (Persero) dan PT. Asabri
(Persero) memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
(a)

Tugas.
i)
Menyiapkan bahan administrasi pensiun
warakawuri/duda purnawirawan prajurit Angkatan
Darat.
ii)
Meneliti
tentang
kebenaran
dan
keabsahan bahan administrasi dengan data
autentik yang ada di kantor bayar.
iii)
Bertanggung jawab atas kebenaran dan
keabsahan bahan administrasi.
iv)
Mengajukan usul sesuai kewenangan
penerbit keputusan ke Ditajenad bagi yang
terkena peraturan UU RI Nomor 2 tahun 1959
atau ke Ajendam bagi yang terkena peraturan
UU RI Nomor 6 tahun 1966.

64

(b)
Tanggung Jawab. Bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugasnya kepada Kepala Kantor Bayar PT.
Taspen (Persero)/PT. Asabri (Persero) Pusat.
f.

Organisasi Penyelenggara Pengurusan Dosir Personel.


1)

Organisasi Pelaksana.
a)
Ditajenad.
Ditajenad
sebagai
pengurusan dosir personel tingkat III.

badan

penyelenggara

b)
Kotama/Balakpus.
Kotama/Balakpus
sebagai
penyelenggara pengurusan dosir personel tingkat II.

badan

c)
Satuan Administrasi Pangkal (Satminkal). Satminkal sebagai
badan penyelenggara pengurusan dosir personel tingkat I.
2)

Tugas dan Tanggung Jawab.


a)
Ditajenad.
Sebagai badan pelaksana pengurusan dosir
personel tingkat III mempunyai tugas dan tanggung jawab :
(1)

Tugas.
(a)
Merawat, memelihara dan mengurus seluruh
dosir personel Angkatan Darat yang masih aktif maupun
yang telah mengakhiri/diakhiri kedinasannya dan
diproses menjadi data elektronik/komputer oleh
Subditbindospers Ditajenad.
(b)
Mengurus kartu induk/buku induk personel jenis
A11-010, A11-025 semua prajurit.
(c)
Dalam kedudukannya, sebagai Satminkal dan
Balakpus, Ditajenad memelihara dan mengurus dosir
personel di lingkungan Ditajenad.
(d)
Ditajenad mengirimkan dokumen autentik produk
Ditajenad masing-masing satu eksemplar ke Satminkal,
Kotama/Balakpus dan Subditbindospers Ditajenad.

(2)
Tanggung Jawab.
Bertanggung
pelaksanaan tugasnya kepada Kasad.
b)

jawab

atas

Tingkat Kotama/Balakpus.
(1)

Tugas.
(a)
Ajudan Jenderal Komando Daerah Militer
mengurus dosir personel prajurit dosir pensiun wilayah
Kodam.

65

(b)
Ajudan Jenderal Komando Cadangan Strategis
Angkatan Darat mengurus dosir personel prajurit
Kostrad.
(c)
Ajudan Jenderal Akademi Militer mengurus dosir
personel prajurit Akmil.
(d)
Bagian Personel
prajurit di lingkungannya.

Balakpus

mengurus

dosir

(e)
Ajudan Jenderal Komando Pasukan Khusus
mengurus dosir personel prajurit Kopassus.
(f)
Ajudan Jenderal Komando Pembinaan Doktrin
Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat mengurus dosir
personel prajurit di lingkungan Kodiklat TNI AD
termasuk Pusdik-Pusdik di jajaran Angkatan Darat.
(g)
Seksi Personel Denmabesad mengurus dosir
personel prajurit Staf Umum dan Denma Mabesad.
(h)
Bagian Umum mengurus dosir personel prajurit
untuk Balakpus yang tidak mempunyai Bagpers.
(i)
Kotama/Balakpus mengirimkan dokumen autentik
produk administrasi personel Kotama/Balakpus masingmasing satu eksemplar ke Bagpers/Bagum/Seksi
Personel Kotama/Balakpus, Satminkal dan Ditajenad.
(j)
Kotama/Balakpus mengurus bentuk U11-230
serta bentuk U11-232.
(2)
Tanggung Jawab.
Bertanggung
pelaksanaan tugasnya kepada Pangkotama.

jawab

atas

c)
Tingkat Satminkal.
Sebagai badan pelaksana pengurusan
dosir personel tingkat I mempunyai tugas dan tanggung jawab :
(1)

Tugas.
(a)
Seksi/Urusan administrasi personel mengurus
dosir personel prajurit Angkatan Darat.
(b)
Bagian Urusan Dalam/Tata Usaha Urusan
Dalam/Detasemen Markas mengurus dosir personel
prajurit Angkatan Darat dilingkungannya.
(c)
Satminkal mengirimkan dokumen autentik
masing-masing satu eksemplar ke Urusan Dosir
Satminkal, Kotama/Balakpus dari Ditajenad.

66

(d)
232.

Satminkal mengurus bentuk U11-230 dan U11-

(2)
Tanggung jawab. Bertanggung jawab atas pelaksanaan
tugasnya kepada Komandan Satuan.

BAB IV
PELAKSANAAN KEGIATAN

12.
Umum.
Keberhasilan tugas penyelenggaraan administrasi personel prajurit
senantiasa dipengaruhi oleh kemampuan personel penyelenggara dalam melaksanakan
tugas pelayanan sesuai tanggung jawabnya, untuk itu diperlukan adanya penempatan
personel dalam jabatan yang tepat, dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan
yang dimiliki. Selain itu dalam rangka mewujudkan pengurusan administrasi personel
prajurit yang optimal diperlukan adanya proses perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan
pengakhiran dalam pelaksanaannya, sehingga dapat terwujud penyelenggaraan
Administrasi personel prajurit yang berdaya guna dan berhasil guna.
13.

Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Penyediaan Calon Prajurit.


a.
Perencanaan.
Perencanaan penyelenggaraan administrasi penyediaan
calon prajurit dilaksanakan melalui kegiatan sebagai berikut :
1)

Tingkat Pusat.
a)

Merencanakan pembentukan panitia.

b)

Merencanakan dan menentukan jumlah alokasi.

c)
Merencanakan kebutuhan anggaran dan menyusun jadwal
kegiatan serta merencanakan tempat pelaksanaan kegiatan.
d)
Melaksanakan koordinasi dengan lembaga/instansi lain dalam
rangka kegiatan penerimaan calon prajurit.
e)
2)

Memberikan pengarahan kepada anggota panitia seleksi.

Tingkat Daerah.
a)

Menyusun rencana pembentukan badan/tim pelaksana.

b)
Merencanakan rincian kebutuhan anggaran dan kegiatan
publikasi serta pendaftaran.
c)

Merencanakan tempat pelaksanaan kegiatan.

d)
Menyusun jadwal dan melaksanakan koordinasi dengan
lembaga/instansi lain.

67

e)
Mengadakan rapat koordinasi dan memberikan pengarahan
kepada anggota panitia seleksi.
b.

Persiapan.
1)

Tingkat Pusat.
a)
Melaksanakan rapat koordinasi, menyiapkan tempat, sarana
dan prasarana yang diperlukan untuk kegiatan seleksi penerimaan
prajurit tingkat pusat.
b)
Menyusun daftar nominatif calon yang akan melaksanakan
pengujian/pemeriksaan tingkat pusat.
c)
Mengatur
kegiatan Rik/Uji.

2)

dan

mengkoordinasikan

jadwal

pelaksanaan

Tingkat Daerah.
a)
Melaksanakan rapat, melaksanakan publikasi dan
pendaftaran serta penyiapan blanko/formulir.

kegiatan

b)
Pengumpulan data dan pemanggilan calon yang akan
melaksanakan pengujian/pemeriksaan tingkat daerah.
c)

Menyiapkan tempat, sarana dan prasarana yang diperlukan.

d)
Menyusun daftar nominatif calon yang akan melaksanakan
pengujian/pemeriksaan.
e)
Mengatur
kegiatan Rik/Uji.
c.

dan

mengkoordinasikan

jadwal

pelaksanaan

Pelaksanaan.
1)

Penerimaan Calon Perwira.


a)

Tingkat Pusat.
(1)
Panitia pusat melaksanakan seleksi penerimaan untuk
Catar Akmil bertempat di Pusdikajen Kodiklat TNI AD dan
untuk Pa PK bertempat di Lanud Sulaiman Bandung.
(2)
Sekretaris Panpus menerima calon yang telah lulus dan
terpilih dari Panda sejumlah kelipatan alokasi, lengkap dengan
persyaratan administrasinya.
(3)
Sesuai
dengan
jadwal
masing-masing
melaksanakan seleksi sesuai dengan bidangnya.

tim

68

(4)
Pemeriksaan administrasi dilakukan terhadap bahan
persyaratan administrasi calon yang dihimpun dalam dosir
diserahkan melalui petugas Panda dengan sasaran sebagai
berikut :
(a)
Kelengkapan dokumen administrasi asli dan
salinan/fotokopi.
(b)
Kebenaran dan keabsahan data autentik yang
dimiliki.
b)
Tingkat Daerah.
Sekretaris Panda melaksanakan kegiatan
pendaftaran, penelitian, pemanggilan dan penampungan serta
pengujian/pemeriksaan administrasi calon.
2)

Penerimaan Calon Bintara.


a)

Tingkat Pusat.
(1)
Panitia Subpanpus melaksanakan seleksi di setiap
Rindam untuk calon Pria dan di Pusdikajen Kodiklat TNI AD
untuk calon wanita secara bersamaan serta melaksanakan
penampungan calon.
(2)
Sekretaris Subpanpus menerima calon yang telah lulus
dan terpilih dari Panda sejumlah kelipatan alokasi lengkap
dengan persyaratan administrasinya.
(3)
Sesuai
dengan
jadwal,
masing-masing
melaksanakan seleksi sesuai dengan bidangnya.

tim

(4)
Pemeriksaan administrasi dilakukan terhadap bahan
persyaratan administrasi calon yang dihimpun dalam dosir
diserahkan melalui petugas Panda dengan sasaran sebagai
berikut :
(a)
Kelengkapan dokumen administrasi asli dan
salinan/fotokopi.
(b)
Kebenaran dan keabsahan data autentik yang
dimiliki.
b)
Tingkat Daerah. Sekretaris Panda melaksanakan kegiatan
pendaftaran, penelitian persyaratan, pemanggilan, penampungan dan
pengujian/pemeriksaan administrasi calon.
3)
Penerimaan Calon Tamtama (pelaksanaan pemeriksaan/pengujian
hanya dilaksanakan di tingkat daerah). Panitia daerah melaksanakan
kegiatan sebagai berikut :

69

a)
Pendaftaran, penelitian, pemanggilan dan penampungan
calon.
b)
d.

Pengujian/pemeriksaan administrasi calon.

Pengakhiran.
1)

Penerimaan Calon Perwira.


a)

Tingkat Pusat.
(1)
Sekretaris Panpus menghimpun hasil nilai masingmasing Rik/uji untuk dibuat buku daftar ranking sebagai bahan
prasidang/sidang pemilihan tingkat pusat.
(2)
Dilaksanakan sidang pemilihan yang dipimpin oleh
Ketua Panpus dihadiri Sekretaris, anggota tetap, anggota tidak
tetap dan pejabat yang ditunjuk.
(3)
Bagi calon yang dinyatakan lulus sidang pemilihan
diterbitkan surat keputusan lulus untuk mengikuti pendidikan
pertama.
(4)

b)

Pengiriman calon ke lembaga pendidikan.

Tingkat Daerah.
(1)
Sekretaris Panda menghimpun hasil nilai masingmasing Rik/Uji untuk dibuat buku daftar rangking sebagai
bahan prasidang/sidang pemilihan tingkat daerah.
(2)
Melaksanakan sidang pemilihan yang dipimpin oleh
ketua Panda dihadiri sekretaris, anggota tetap, anggota tidak
tetap dan pejabat yang ditunjuk.
(3)
Bagi calon yang dinyatakan lulus sidang pemilihan
tingkat daerah diterbitkan surat perintah untuk mengikuti
seleksi tingkat Pusat.
(4)

2)

Pengiriman calon ke seleksi tingkat pusat.

Penerimaan Calon Bintara.


a)

Tingkat Pusat.
(1)
Sekretaris Subpanpus menghimpun hasil nilai masingmasing Rik/Uji untuk dibuat buku daftar ranking sebagai bahan
prasidang/sidang pemilihan tingkat pusat.

70

(2)
Melaksanakan sidang pemilihan yang dipimpin oleh
ketua Subpanpus dihadiri sekretaris, anggota tetap, anggota
tidak tetap dan pejabat yang ditunjuk.
(3)
Bagi calon yang dinyatakan lulus sidang pemilihan
diterbitkan surat keputusan lulus untuk mengikuti pendidikan
pertama di Rindam bagi pria dan Pusdik Kowad Kodiklat TNI
AD untuk wanita.
(4)
b)

Pengiriman calon ke lembaga pendidikan.

Tingkat Daerah.
(1)
Sekretaris Panda menghimpun hasil nilai masingmasing Rik/Uji untuk dibuat buku daftar ranking sebagai bahan
prasidang/sidang pemilihan tingkat daerah.
(2)
Melaksanakan sidang pemilihan yang dipimpin oleh
Ketua Panda dihadiri sekretaris, anggota tetap, anggota tidak
tetap dan pejabat yang ditunjuk.
(3)
Bagi calon yang dinyatakan lulus sidang pemilihan
tingkat daerah diterbitkan surat perintah untuk mengikuti
seleksi tingkat Pusat di Rindam bagi pria dan Pusdikajen
Kodiklat TNI AD untuk wanita.
(4)

Pengiriman calon ke seleksi tingkat Pusat.

3)
Penerimaan Calon Tamtama. Sekretaris menghimpun hasil nilai
masing-masing Rik/Uji untuk dibuat buku daftar ranking sebagai bahan
prasidang/sidang pemilihan.
a)
Melaksanakan sidang pemilihan yang dipimpin oleh ketua
panitia dihadiri sekretaris, anggota tetap, anggota tidak tetap dan
pejabat yang ditunjuk.
b)
Bagi calon yang dinyatakan lulus sidang pemilihan diterbitkan
surat keputusan lulus untuk mengikuti pendidikan pertama di Rindam.
c)
14.

Pengiriman calon ke lembaga pendidikan.

Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Pengangkatan Prajurit.


a.

Perencanaan.
1)
Tingkat Pusat. Ditajenad merencanakan program dan pelaksanaan
kegiatan pengangkatan prajurit berdasarkan pangkat dan jenis pendidikan
sesuai jumlah alokasi calon prajurit yang ditentukan dari Komando Atas dan
usulan dari Kotama/Balakpus.

71

2)
Kotama/Balakpus/Lemdikpus.
Kotama/Balakpus/Lemdikpus
merencanakan kegiatan dalam rangka pengangkatan prajurit berdasarkan
pangkat dan jenis pendidikan sesuai ketentuan yang berlaku.
3)
Satminkal. Merencanakan pelaksanaan pengusulan alih status
prajurit dari Milwa ke Milsuk dan pengangkatan kembali Pa PSDP ke Milsuk
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b.

Persiapan.
1)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


a)
Menerima dan memeriksa kelengkapan usul pengangkatan
dan alih status prajurit dari Kotama/Balakpus.
b)
Menyiapkan
proses
penerbitan
pengangkatan dan alih status prajurit.

2)

keputusan

tentang

Kotama/Balakpus/Lemdikpus.
a)
Menerima dan memeriksa usul alih status prajurit dari Milwa ke
Milsuk dan pengangkatan kembali Pa PSDP ke Milsuk.
b)
Menyiapkan dan memeriksa kebenaran data personel serta
kelengkapan bahan administrasi yang diperlukan dalam proses
pengangkatan prajurit.

3)
Satminkal.
Menyiapkan dan memeriksa kebenaran data personel
serta kelengkapan bahan administrasi yang diperlukan dalam proses
pengusulan alih status prajurit dari Milwa ke Milsuk dan pengangkatan
kembali Perwira PSDP ke Milsuk.
c.

Pelaksanaan.
1)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


a)
Menetapkan, menerbitkan dan mendistribusikan pemberian
NRP, penetapan gaji pokok/inpassing pertama, alih status dan
pengangkatan bintara/tamtama
b)

2)

Mengajukan usul alih status kepada Kasad U.p. Aspers Kasad.

Kotama/Balakpus/Lemdikpus.
a)

Mengajukan usul :
(1)
Permohonan NRP untuk lulusan Dikma perwira kepada
Kasad U.p. Dirajenad dan pengangkatan perwira kepada
Kasad U.p. Aspers.

72

(2)
Pengangkatan bintara/tamtama lulusan Dikma/Diktuk
kepada Kasad U.p. Dirajenad.
(3)
Menerima dan mengajukan usul alih status prajurit dari
Milwa ke Milsuk dan pengangkatan kembali Pa PSDP ke
Milsuk.
b)
Menerima, memeriksa dan mendistribusikan salinan/petikan
keputusan tentang pengangkatan prajurit dan penetapan gaji pokok/
inpassing pertama.
3)

Satminkal.
a)
Mengajukan usul alih status prajurit dari Milwa ke Milsuk dan
pengangkatan kembali Pa PSDP ke Milsuk.
b)
Menyampaikan petikan keputusan dan membuat surat perintah
pelaksanaan kepada yang bersangkutan.

d.

Pengakhiran.
1)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


a)
Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengangkatan/alih status
prajurit.
b)
Membuat laporan kepada Kasad U.p. Aspers Kasad tentang
pelaksanaan kegiatan pengangkatan prajurit.

2)

Kotama/Balakpus.
a)
Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengangkatan/alih status
prajurit.
b)
Membuat laporan kepada Kasad U.p. Dirajenad
pelaksanaan kegiatan pengangkatan/alih status prajurit.

tentang

3)
Satminkal. Mengevaluasi
dan
membuat
laporan
kepada
Pangkotama/Kabalakpus tentang pelaksanaan kegiatan pengangkatan/alih
status prajurit.
15.

Kegiatan Penyelenggaraan Pengurusan Administrasi Karier.


a.
Kegiatan Penempatan Jabatan/Kesatuan Bintara dan Tamtama Lulusan
Dikma Tahap II dan Bintara Diktuk.
1)

Perencanaan.
a)

Tingkat Pusat (Ditajenad).

73

(1)
Mempelajari peta jabatan dan alokasi penempatan yang
ditetapkan oleh Spersad.
(2)
Merencanakan
jabatan/kesatuan.
b)

kebutuhan

administrasi

penetapan

Tingkat Kotama/Balakpus.
(1)
Mempelajari dan memeriksa peta jabatan dan alokasi
penempatan yang ditetapkan oleh Spersad.
(2)
Merencanakan kebutuhan bintara dan tamtama sesuai
kekurangan dalam TOP/DSPP.

2)

Persiapan.
a)

Tingkat Pusat.
(1)
Memeriksa kebenaran data personel yang diusulkan
Kotama/Balakpus.
(2)

b)

Melaksanakan koordinasi dengan kesatuan terkait.

Tingkat Kotama/Balakpus.
(1)

Membuat surat perintah kepanitiaan.

(2)
Memeriksa data personel bintara dan tamtama yang
akan ditempatkan.
3)

Pelaksanaan.
a)

Tingkat Pusat.
(1)
Pembuatan salinan dan petikan keputusan penempatan
jabatan/kesatuan.
(2)
Mendistribusikan salinan kepada pengusul dan kepada
Pangkotama/Kabalakpus terkait.
(3)

b)

Mendistribusikan petikan kepada yang terkait.

Tingkat Kotama/Balakpus.
(1)
Melaksanakan sidang untuk menentukan penempatan
jabatan.
(2)
Mengajukan usul penempatan jabatan sesuai hasil
keputusan sidang kepada Kasad U.p. Dirajenad.

74

4)

Pengakhiran.
a)

Tingkat Pusat.
(1)
Mengevaluasi pelaksanaan penyelesaian administrasi
penempatan jabatan/kesatuan.
(2)
Membuat laporan pelaksanaan penempatan jabatan/
kesatuan bintara/tamtama kepada Kasad.

b)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(1)
Mengevaluasi pelaksanaan penyelesaian administrasi
penempatan jabatan bintara dan tamtama lulusan Dikma tahap
II dan bintara lulusan Diktuk.
(2)
Membuat laporan pelaksanaan penempatan jabatan/
kesatuan bintara dan tamtama kepada Kasad.

b.
Kegiatan Administrasi Penempatan/Pemindahan Jabatan Bintara dan
Tamtama.
1)

Perencanaan.
a)

Tingkat Kotama/Balakpus
(1)
Mempelajari dan memeriksa peta jabatan bintara dan
tamtama.
(2)
Menghimpun/menyusun Jumlah jabatan bintara dan
tamtama yang tersedia dalam TOP/DSPP.

b)

Tingkat Satminkal.
(1)
Mempelajari dan memeriksa peta jabatan bintara dan
tamtama yang tersedia sesuai TOP/DSPP Satminkal.
(2)
Mendata bintara dan tamtama yang direncanakan untuk
ditempatkan dalam jabatan atau dipindahkan dari jabatan.

2)

Persiapan.
a)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(1)
Menghimpun dan meneliti data personel bintara dan
tamtama yang akan ditempatkan/dipindahkan jabatannya.
(2)
Menyusun daftar nominatif sidang pemindahan jabatan
atas dasar penelitian data personel dan pertimbangan
terhadap usul Satminkal.

75

b)

Tingkat Satminkal.
(1)
Menghimpun dan meneliti data personel bintara dan
tamtama yang akan ditempatkan/dipindahkan jabatannya.
(2)
Menyusun daftar
pemindahan jabatan.

3)

nominatif

sidang

penempatan/

Pelaksanaan.
a)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(1)
Panitia jabatan melaksanakan sidang untuk membahas
dan mempertimbangkan usul penempatan/pemindahan
jabatan dari Dansatminkal dalam rangka menentukan
persetujuan/penolakan terhadap usul tersebut.
(2)
Pangkotama/Balakpus
A.n.
Kasad
menerbitkan
keputusan pemindahan jabatan bintara dan tamtama.

b)

Tingkat Satminkal.
(1)
Panitia jabatan melaksanakan sidang untuk membahas
dan mempertimbangkan rencana penempatan/pemindahan
jabatan yang diajukan dalam rangka menentukan persetujuan/
penolakan terhadap rencana tersebut.
(2)
Dansatminkal
mengajukan
usul
penempatan/
pemindahan jabatan bintara dan tamtama kepada
Pangkotama/Kabalakpus U.p. Kaajen Kotama/Balakpus atau
Sesdit/Sekdis/Sekpus Balakpus.

4)

Pengakhiran.
a)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(1)
Mengevaluasi pelaksanaan penyelesaian administrasi
penempatan/pemindahan jabatan bintara dan tamtama.
(2)
Membuat
laporan
pelaksanaan
penempatan/
pemindahan jabatan bintara dan tamtama kepada
Pangkotama/Kabalakpus.

b)

Tingkat Satminkal.
(1)
Setelah menerima keputusan penempatan/pemindahan
jabatan
dari
Pangkotama/Kabalakpus,
Dansatminkal
mengeluarkan surat perintah pelaksanaan penempatan/
pemindahan jabatan.

76

(2)
Membuat
laporan
pelaksanaan
penempatan/
pemindahan jabatan bintara dan tamtama kepada
Dansatminkal
c.

Kegiatan Administrasi Pemindahan Kesatuan.


1)
Kegiatan
Balakpus.
a)

Administrasi

Pemindahan

Kesatuan

Antar

Kotama/

Perencanaan.
(1)

Tingkat Pusat
(a)
Menghimpun
usul
penerbitan
pemindahan antar Kotama/Balakpus.
(b)
Mempelajari
Kotama/Balakpus.

(2)

dan

memeriksa

keputusan

peta

jabatan

Tingkat Kotama/Balakpus.
(a)
Menghimpun usul pemindahan kesatuan dari
para Dansatminkal.
(b)
Mempelajari dan memeriksa
Satminkal jajaran Kotama/Balakpus.

(3)

jabatan

Tingkat Satminkal.
(a)

Mempelajari dan memeriksa TOP/DSPP Satuan.

(b)

Merencanakan pemindahan anggota

(c)
Menerima/menghimpun
pindah kesatuan dari anggota.
b)

peta

surat

permohonan

Persiapan.
(1)

Tingkat Pusat.
(a)
Memeriksa kebenaran
diusulkan Kotama/Balakpus.
(b)
Membuat
dipindahkan.

(2)

daftar

data

nominatif

personel

yang

personel

yang

Tingkat Kotama/Balakpus
(a)
Meneliti
dan
mempertimbangkan
pemindahan kesatuan dari para Dansatminkal.

usul

77

(b)
Memeriksa kebenaran
diusulkan Satminkal.

data

personel

yang

(c)
Mengajukan permohonan persetujuan kepada
Pangkotama/Kabalakpus yang dituju.
(3)

Tingkat Satminkal.
(a)
Meneliti dan
pemindahan anggota.

mempertimbangkan

rencana

(b)
Meneliti dan mempertimbangkan permohonan
pindah kesatuan dari anggota.
(c)
Membuat
kesatuan.
c)

konsep

surat

usul

pemindahan

Pelaksanaan.
(1)

Tingkat Pusat.
(a)
Membuat
konsep/net
pemindahan kesatuan.

konsep

keputusan

(b)
Menerbitkan salinan dan petikan keputusan
pemindahan kesatuan.
(2)

Tingkat Kotama/Balakpus
a)
Untuk yang disetujui, Pangkotama/Kabalakpus
mengajukan usul pemindahan kesatuan bintara dan
tamtama kepada Kasad U.p. Dirajenad dengan
melampirkan bahan administrasi sesuai ketentuan.
b)
Untuk yang ditolak, Pangkotama/Kabalakpus
menyampaikan pemberitahuan penolakannya kepada
Satminkal yang mengusulkan.

(3)
Tingkat Satminkal.
Mengajukan usul pemindahan
kesatuan kepada Pangkotama/Kabalakpus.
d)

Pengakhiran.
(1)

Tingkat Pusat.
(a)
Mengevaluasi
pelaksanaan
administrasi pemindahan kesatuan
Balakpus.

penyelesaian
antar Kotama/

(b)
Membuat laporan pelaksanaan pemindahan
kesatuan bintara dan tamtama kepada Kasad.

78

(2)

Tingkat Kotama/Balakpus
(a)
Mengevaluasi
pelaksanaan
administrasi pemindahan kesatuan
Balakpus.

penyelesaian
antar Kotama/

(b)
Membuat laporan pelaksanaan pemindahan
kesatuan bintara dan tamtama kepada Kasad U.p.
Dirajenad secara periodik.
(3)
Tingkat Satminkal. Setelah menerima Sprin pemindahan
dari Pangkotama/Kabalakpus, selanjutnya Dansatminkal
mengeluarkan surat perintah pelaksanaan pemindahan.
2)

Kegiatan Administrasi Pemindahan Kesatuan di Dalam Kotama.


a)

Perencanaan.
(1)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(a)
Mempelajari dan memeriksa
Satminkal jajaran Kotama/Balakpus.

peta

jabatan

(b)
Menghimpun usul pemindahan kesatuan dari
Satminkal.
(2)

Tingkat Satminkal.
(a)

Mempelajari dan memeriksa TOP/DSPP Satuan.

(b)
Merencanakan
kebutuhan.

pemindahan

personel

(c)
Menerima/menghimpun permohonan
kesatuan yang diajukan anggota.
b)

sesuai

pindah

Persiapan.
(1)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(a)
Memeriksa kebenaran
diusulkan Satminkal.
(b)
Menyiapkan
kesatuan.

(2)

konsep

data

personel

keputusan

yang

pemindahan

Tingkat Satminkal.
(a)
Meneliti dan mempertimbangkan permohonan
pemindahan kesatuan yang diajukan anggota.

79

(b)
Memeriksa kebenaran data personel yang akan
dipindahkan.
c)

Pelaksanaan.
(1)

Tingkat Kotama/Balakpus
(a)
Menyusun dan mengajukan konsep keputusan
pemindahan kesatuan.
(b)
Setelah konsep mendapatkan persetujuan
Pangkotama/Kabalakpus,
dilaksanakan
proses
penerbitan/pencetakan
keputusan,
salinan
dan
petikannya.

(2)
Tingkat Satminkal. Setelah Dansatminkal yang dituju
mengirimkan tanggapan persetujuan/penolakan kepada
Satminkal pemohon, maka :
(a)
Untuk yang disetujui, Dansatminkal mengajukan
usul pemindahan kesatuan kepada Pangkotama/
Kabalakpus U.p. Kaajen Kotama/Sekpus/Sesdit/Sekdis/
Sesitjenad/Dandenma Mabesad dengan melampirkan
bahan administrasi sesuai ketentuan.
(b)
Untuk yang ditolak, Dansatminkal menyampaikan
pemberitahuan penolakannya kepada anggota yang
mengajukan pindah kesatuan.
d)

Pengakhiran.
(1)

Tingkat Kotama/Balakpus
(a)
Mengevaluasi
pelaksanaan
penyelesaian
administrasi pemindahan kesatuan di dalam Kotama/
Balakpus.
(b)
Membuat laporan pelaksanaan pemindahan
kesatuan bintara dan tamtama kepada Kasad U.p.
Dirajenad.

(2)
Tingkat Satminkal. Setelah
menerima
keputusan
definitif pemindahan kesatuan dari Pangkotama/Kabalakpus
A.n. Kasad, selanjutnya Dansatminkal menerbitkan surat
perintah pelaksanaan.
3)
Kegiatan Administrasi Pemindahan Kesatuan keluar dan ke dalam
Organisasi Angkatan Darat.
a)

Pemindahan keluar organisasi Angkatan Darat.

80

(1)

Perencanaan.
(a)

Tingkat Pusat.
i)
Spersad.
Menerima/menghimpun usul
pemindahan kesatuan dari Kotama/Balakpus
serta memeriksa peta jabatan Kotama/Balakpus.
ii)
Ditajenad.
Menerima surat dari Aspers
Kasad
tentang
penerbitan
keputusan
pemindahan kesatuan ke luar Angkatan Darat.

(b)
Tingkat
Kotama/Balakpus.
Menerima/
menghimpun usul pemindahan kesatuan dari para
Dansatminkal, selanjutnya mempelajari dan memeriksa
peta jabatan Satminkal jajaran Kotama/Balakpus.
(c)
Tingkat Satminkal. Menerima/menghimpun surat
permohonan pindah kesatuan dari anggota, selanjutnya
mempelajari dan memeriksa TOP/DSPP Satuan.
(2)

Persiapan.
(a)

Tingkat Pusat.
i)
Spersad. Meneliti dan mempertimbangkan
usul pemindahan kesatuan dari Kotama/Balakpus
serta membuat konsep dan net konsep surat
permohonan persetujuan pindah kesatuan
kepada Kasum TNI U.p. Aspers.
ii)
Ditajenad. Mempersiapkan data personel
yang diusulkan serta membuat konsep/net
konsep keputusan pindah kesatuan.

(b)
Tingkat Kotama/Balakpus.
Meneliti dan
mempertimbangkan usul pemindahan kesatuan dari
Satminkal serta membuat konsep dan net konsep surat
permohonan pindah kesatuan kepada Kasad U.p.
Aspers.
(c)
Tingkat Satminkal. Meneliti dan mempertimbangkan personel yang akan pindah kesatuan serta
membuat konsep surat usul pemindahan kesatuan.

81

(3)

Pelaksanaan.
(a)

Tingkat Pusat.
i)
Spersad. Membuat permohonan pindah
kesatuan kepada Kasum TNI U.p. Aspers.
ii)
Ditajenad. Penerbitan salinan dan petikan
keputusan
pemindahan
kesatuan
serta
mendistribusikan salinan dan petikan kepada
pengusul dan kepada Aspers Panglima TNI/
Pangkotama/Kabalakpus terkait.

(b)
Tingkat
Kotama/Balakpus.
Mengajukan
permohonan pindah kesatuan kepada Kasad U.p.
Aspers.
(c)
Tingkat Satminkal. Mengajukan usul pemindahan
kesatuan kepada Pangkotama/Kabalakpus.
(4)

Pengakhiran.
(a)

Tingkat Pusat.
i)
Spersad.
Mengevaluasi
pelaksanaan
penyelesaian administrasi pemindahan kesatuan
ke luar Organisasi Angkatan Darat.
ii)
Ditajenad. Mengevaluasi pelaksanaan
penyelesaian administrasi pemindahan ke luar
organisasi Angkatan Darat serta membuat
laporan pelaksanaan pemindahan kesatuan
bintara dan tamtama kepada Kasad.

(b)
Tingkat
Kotama/Balakpus.
Mengevaluasi
pelaksanaan penyelesaian administrasi pemindahan
kesatuan ke luar organisasi Angkatan Darat serta
membuat laporan pelaksanaan pemindahan kesatuan
bintara dan tamtama kepada Kasad U.p. Dirajenad.
(c)
Tingkat Satminkal. Mengevaluasi pelaksanaan
penyelesaian administrasi pemindahan kesatuan ke luar
Organisasi Angkatan Darat serta membuat laporan
pelaksanaan
pemindahan
kepada
Pangkotama/
Kabalakpus.
b)

Pemindahan ke dalam organisasi Angkatan Darat.


(1)

Perencanaan.
(a)

Tingkat Pusat.

82

i)

Spersad.
aa)
Menerima
usul
pemindahan
kesatuan dari Spers Kasum TNI.
bb)
Merencanakan penempatan jabatan
sesuai dengan peta jabatan di tingkat
Kotama/Balakpus jajaran Angkatan Darat.

ii)

Ditajenad.
aa)
Mempelajari dan memeriksa peta
jabatan Kotama/Balakpus.
bb)
Menerima surat dari Aspers Kasad
tentang penerbitan keputusan pemindahan
ke dalam organisasi Angkatan Darat.

(b)

cc)
Merencanakan
nistrasi.

kebutuhan

admi-

dd)
Merencanakan
pelaksanaan.

waktu

untuk

Tingkat Kotama/Balakpus.
i)
Menerima
keputusan
pemindahan
kesatuan dari Dirajenad A.n. Kasad.
ii)
Mempelajari dan memeriksa peta jabatan
Satminkal jajaran Kotama/Balakpus.
iii)
Merencanakan
penempatan
jabatan
sesuai dengan peta jabatan di tingkat Satminkal.

(c)

Tingkat Satminkal.
i)
Menerima surat perintah dari Pangkotama/
Kabalakpus tentang penempatan/pemindahan
personel, selanjutnya Dansatminkal menindaklanjuti dengan menerbitkan Sprinlak.
ii)
Meneliti
penempatan
kualifikasinya.

dan
personel

mempertimbangkan
sesuai
dengan

iii)
Merencanakan
penempatan
jabatan
sesuai dengan peta jabatan dan TOP/DSPP.

83

(2)

Persiapan.
(a)

Tingkat Pusat.
i)

Spersad.
aa)
Meneliti dan mempertimbangkan
penempatan personel sesuai dengan
kualifikasinya.
bb)
Memeriksa
personel.

kebenaran

data

cc)
Membuat konsep/net konsep surat
persetujuan kepada Mabes TNI.
ii)

Ditajenad.
aa)
Mempersiapkan data personel yang
diusulkan.
bb)
Memeriksa
personel.
cc)

kebenaran

Koordinasi dengan kesatuan terkait.

dd)
Membuat
konsep/net
keputusan pindah kesatuan.
(b)

data

konsep

Tingkat Kotama/Balakpus.
i)
Meneliti
penempatan
kualifikasinya.
ii)

dan
personel

mempertimbangkan
sesuai
dengan

Memeriksa kebenaran data personel.

iii)
Membuat konsep dan net konsep Sprinlak
penempatan.
(c)
Tingkat Satminkal. Memantau dan menilai
kemampuan
personel
serta
membuat
konsep
penempatan jabatan sesuai dengan peta jabatan dan
TOP/DSPP.
(3)

Pelaksanaan.
(a)

Tingkat Pusat.
i)
Spersad. Atas pertimbangan kebutuhan
organisasi, Aspers Kasad A.n. Kasad membuat

84

surat kepada Dirajenad


keputusan pemindahan.
ii)

untuk

menerbitkan

Ditajenad.
aa)
Membuat
konsep/net
konsep
keputusan pemindahan kesatuan.
bb)
Menerbitkan salinan dan petikan
keputusan pemindahan kesatuan.
cc)
Mendistribusikan
salinan
dan
petikan kepada pengusul dan kepada
Aspers Kasum TNI AD/Pangkotama/
Kabalakpus terkait.

(b)

Tingkat Kotama/Balakpus.
i)
Atas pertimbangan kebutuhan organisasi,
Pangkotama/Kabalakpus selanjutnya menerbitkan Sprinlak penempatan jabatan.
ii)
Mendistribusikan Sprinlak
jabatan kepada Satminkal terkait.

(c)

penempatan

Tingkat Satminkal.
i)
Setelah menerima Sprinlak pemindahan
dari Pangkotama/Kabalakpus, maka panitia
jabatan tingkat Satminkal melaksanakan sidang
untuk membahas konsep penempatan jabatan.
ii)
Mengajukan usul penempatan jabatan
kepada Pangkotama/Kabalakpus U.p. Kaajen/
Sekpus/Sesdit/Sekdis/Sesitjenad/Dirbinlem/Dan
denma Mabesad.

(4)

Pengakhiran.
(a)

Tingkat Pusat.
i)
Spersad.
Mengevaluasi
pelaksanaan
penyelesaian administrasi pemindahan kesatuan
ke dalam Organisasi Angkatan Darat.
ii)
Ditajenad. Mengevaluasi pelaksanaan
penyelesaian administrasi pemindahan ke dalam
organisasi Angkatan Darat serta membuat
laporan pelaksanaan pemindahan kesatuan
bintara dan tamtama kepada Kasad.

85

(b)
Tingkat
Kotama/Balakpus.
Mengevaluasi
pelaksanaan penyelesaian administrasi pemindahan
kesatuan ke dalam organisasi Angkatan Darat serta
membuat laporan pelaksanaan pemindahan kesatuan
bintara dan tamtama kepada Kasad U.p. Dirajenad.
(c)
Tingkat Satminkal. Mengevaluasi pelaksanaan
penyelesaian administrasi pemindahan kesatuan ke
dalam Organisasi Angkatan Darat serta membuat
laporan pelaksanaan pemindahan kepada Pangkotama/
Kabalakpus.
d.

Kegiatan Administrasi Kenaikan Pangkat.


1)

Kenaikan Pangkat Bintara dan Tamtama.


a)

Perencanaan.
(1)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


(a)
Mempelajari tugas tentang administrasi kenaikan
pangkat.
(b)
Merencanakan kebutuhan administrasi kenaikan
pangkat.
(c)

(2)

Koordinasi dengan satuan atasan.

Tingkat Kotama/Balakpus.
(a)
Mempelajari
tugas
tentang
administrasi kenaikan pangkat.

penyelesaian

(b)
Merencanakan
pelaksanaan
penyelesaian
kenaikan pangkat agar sesuai dengan kepentingan
organisasi.
(c)
Merencanakan kebutuhan administrasi kenaikan
pangkat.
(d)
(3)

Koordinasi dengan satuan terkait.

Tingkat Satminkal.
(a)
Mempelajari tugas dan
administrasi kenaikan pangkat.
(b)
Merencanakan
pangkat.
(c)

ketentuan

pelaksanaan

usul

Koordinasi dengan satuan atasan.

tentang

kenaikan

86

b)

Persiapan.
(1)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


(a)

Memeriksa data dan bahan administrasi UKP.

(b)
Mengeluarkan ketentuan kenaikan pangkat yang
bersifat penegasan/tuntunan/arahan yang ditujukan
kepada para Pangkotama/Kabalakpus.
(c)
Mempersiapkan
sidang Pankatpus :
i)

semua

kelengkapan

bahan

Penyusunan daftar nominatif.

ii)
Pencetakan/pendistribusian daftar nominatif.
iii)

Menetapkan tanggal dan waktu sidang.

iv)

Pendistribusian undangan sidang.

v)

Menyusun konsep norma sidang.

(d)
Melaporkan kesiapan dan mekanisme sidang
kepada Dirajenad.
(2)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(a)

Memeriksa data dan bahan administrasi UKP.

(b)
Mengeluarkan ketentuan kenaikan pangkat yang
bersifat pemberitahuan yang ditujukan kepada para
Dan/Ka Satminkal.
(c)
Mempersiapkan
sidang Pankatda :
i)

semua

kelengkapan

bahan

Penyusunan daftar nominatif.

ii)
Pencetakan/pendistribusian daftar nominatif.
iii)

Menetapkan tanggal dan waktu sidang.

iv)

Pendistribusian undangan sidang.

v)

Menyusun konsep norma sidang.

87

(d)
Melaporkan kesiapan dan mekanisme sidang
kepada Pangkotama/Kabalakpus.
(3)

Tingkat Satminkal.
(a)
Memeriksa data personel yang akan diusulkan
kenaikan pangkat.
(b)
Memberikan penjelasan tentang ketentuan
kenaikan pangkat kepada bintara dan tamtama.
(c)
Mempersiapkan
sidang Pankatsat :
i)

semua

kelengkapan

bahan

Penyusunan daftar nominatif.

ii)
Pencetakan/pendistribusian daftar nominatif.

c)

iii)

Pendistribusian undangan sidang.

iv)

Koordinasi pelaksanaan sidang.

Pelaksanaan.
(1)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


(a)

Pelaksanaan sidang :
i)
Pembacaan laporan singkat pelaksanaan
sidang.
ii)

Pengarahan Ketua sidang.

iii)

Pembahasan norma sidang.

iv)

Pembahasan materi sidang.

v)
Laporan
Sekretaris.

singkat

vi)
Penandatanganan
sidang.
(b)

hasil

sidang

oleh

berita

acara

hasil

Penyelesaian hasil sidang :


i)

Penerbitan Skep KP hasil sidang.

ii)
Penjelasan tentang penolakan KP kepada
Pangkotama/Kabalakpus.

88

iii)
Pendistribusian
Kep
Pangkotama/Kabalakpus.
(2)

KP

kepada

Tingkat Kotama/Balakpus.
(a)

Pelaksanaan sidang :
i)
Pembacaan laporan singkat pelaksanaan
sidang.
ii)

Pengarahan Ketua sidang.

iii)

Pembahasan norma sidang.

iv)

Pembahasan materi sidang.

v)
Laporan
Sekretaris.

singkat

vi)
Penandatanganan
sidang.
(b)

hasil

sidang

oleh

berita

acara

hasil

Penyelesaian hasil sidang :


i)
Penerbitan
Kep
KP
wewenang Kotama/ Balakpus.

hasil

sidang

ii)
Penjelasan tentang penolakan KP kepada
Pangkotama/Kabalakpus.
iii)
Pendistribusian Kep KP dan penjelasan
penolakan kepada Dan/Ka Satminkal.
iv)
Pembuatan usul
kenaikan
wewenang Dirajenad A.n. Kasad.

pangkat

v)
Pembuatan Sprin KP berdasarkan Kep KP
yang diterima dari pusat.
(3)

Tingkat Satminkal.
(a)

Pelaksanaan sidang :
i)

Laporan Sekretaris kepada Ketua.

ii)
Pembacaan laporan singkat pelaksanaan
sidang.
iii)

Pengarahan Ketua sidang.

iv)

Pembahasan norma sidang.

89

v)

Pembahasan materi sidang.

vi)

Pembacaan hasil sidang.

vii)
Penandatanganan
sidang.
viii)
(b)

berita

acara

hasil

Laporan Sekretaris kepada Ketua.

Penyelesaian hasil sidang :


i)
Mengusulkan hasil sidang baik KP
Reguler, KPH, KP Khusus Penyandang Cacat
kepada Pangkotama/Kabalakpus.
ii)
Penjelasan
kenaikan pangkat.

d)

tentang

penolakan

usul

Pengakhiran.
(1)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


(a)
Mengevaluasi
kenaikan pangkat.

pelaksanaan

penyelesaian

(b)
Membuat laporan tentang pelaksanaan kenaikan
pangkat kepada Kasad U.p. Aspers.
(c)
Menghimpun laporan kenaikan pangkat dari
tingkat daerah.
(2)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(a)
Mengevaluasi
kenaikan pangkat.

pelaksanaan

penyelesaian

(b)
Membuat laporan pelaksanaan kenaikan pangkat
kepada tingkat pusat.
(c)
Memberikan masukan dan saran tentang
pelaksanaan kenaikan pangkat kepada Kasad U.p.
Dirajenad.
(3)

Tingkat Satminkal.
(a)
Pembuatan Sprin KP berdasarkan Kep KP yang
diterima dari Pangkotama/Kabalakpus dan Pusat.
(b)
Mengevaluasi
kenaikan pangkat.

pelaksanaan

penyelesaian

90

(c)
Memberikan masukan dan saran tentang
penyelesaian kenaikan pangkat kepada Pangkotama/
Kabalakpus.
2)
Kenaikan Pangkat Khusus KPMT/KPMTA dan KPLB/KPLBA. Dalam
kegiatannya bersifat khusus dan insidentil, sehingga proses pengurusannya
tidak melalui tahap perencanaan, persiapan dan pengakhiran.
a)

KPMT/KPMTA.
(1)
Pangkoops mengajukan usul KPMT/KPMTA kepada
Kasad untuk dilanjutkan kepada Panglima TNI U.p. Aspers
Panglima TNI.
(2)
Aspers Panglima TNI meneliti persyaratan usulan untuk
selanjutnya menetapkan KPMT/KPMTA dengan surat
keputusan Panglima TNI.
(3)
Penyematan tanda pangkat dilakukan oleh Panglima
TNI atau pejabat yang ditunjuk.

b)

KPLB/KPLBA.
(1)
Kasad mengajukan usul KPLB/KPLBA kepada Panglima
TNI U.p. Aspers Panglima TNI.
(2)
Aspers Panglima TNI meneliti persyaratan usulan untuk
selanjutnya menetapkan KPLB/KPLBA dengan surat
keputusan Panglima TNI.
(3)
Penyematan tanda pangkat dilakukan oleh Panglima
TNI atau pejabat yang ditunjuk.

e.

Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Seleksi Pendidikan.


1)

Perencanaan.
a)

Seleksi Administrasi Pendidikan Casis Seskoad.


(1)

Tingkat I/1 ( Seleksi di Satminkal).


(a)
Merencanakan dan menentukan personel yang
sudah memenuhi persyaratan untuk mengikuti seleksi
pendidikan Seskoad.
(b)
Menghimpun dan menginventarisir bahan
administrasi yang diperlukan sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan panitia pusat.

91

(2)

Tingkat I/2 (oleh Pemangku Delegasi Wewenang).


(a)
Mengirim surat pemberitahuan rencana kegiatan
Seldik Casis Seskoad ke Satminkal di lingkungannya,
dan permintaan data personel yang memenuhi syarat
untuk diikutsertakan dalam seleksi pendidikan Seskoad.
(b)
Menyusun rencana kegiatan seleksi administrasi
pendidikan Seskoad tingkat I/2 sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan Panpus Seldik Casis
Seskoad.

(3)

Tingkat II/1 (oleh Pansel di masing-masing Rayon).


(a)
Merencanakan
seleksi tingkat II/1

kegiatan

administrasi

panitia

(b)
Menyiapkan laporan yang berhubungan dengan
kegiatan seleksi administrasi Casis Seskoad tingkat II/1.
(4)

Tingkat II/2 (oleh Pansel di Seskoad).


(a)
Merencanakan
dan
menentukan
bahan
persyaratan administrasi yang harus disiapkan oleh
peserta Seldik Casis Seskoad.
(b)
Merencanakan kegiatan seleksi administrasi
Casis Seskoad tingkat II/2.

b)

Seleksi Administrasi Pendidikan Casis Diklapa II/I.


(1)

Tingkat I/1 (Seleksi di Satminkal/PDW).


(a)
Merencanakan dan menentukan personel yang
sudah memenuhi persyaratan untuk mengikuti seleksi
pendidikan Diklapa II/I.
(b)
Menghimpun dan menginventarisir bahan
administrasi yang diperlukan sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan panitia pusat.

(2)

Tingkat I/2 (oleh Pemangku Delegasi Wewenang).


(a)
Mengirim surat pemberitahuan rencana kegiatan
Seldik Diklapa ke Satminkal di lingkungannya, dan
permintaan data personel yang memenuhi syarat untuk
diikutsertakan dalam seleksi pendidikan Diklapa II/I.
(b)
Menyusun rencana kegiatan seleksi administrasi
pendidikan Diklapa tingkat I/2 sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan Panpus.

92

(3)

Tingkat II (oleh Panpus di masing-masing Panda).


(a)
Merencanakan
dan
menentukan
bahan
persyaratan administrasi yang harus disiapkan oleh
peserta Seldik Diklapa II/I.
(b)
Merencanakan
tingkat Panpus.

kegiatan

seleksi

administrasi

(c)
Menyiapkan laporan yang berhubungan dengan
kegiatan seleksi administrasi Casis Diklapa II/I tingkat
Pusat.
c)

Seleksi Administrasi Pendidikan Secapa/Secaba Reg.


(1)

Tingkat Pusat.
(a)
Merencanakan
dan
menentukan
bahan
persyaratan administrasi yang harus disiapkan oleh
peserta Seldik Secapa/Secaba Reg.
(b)
Merencanakan
tingkat Pusat.

kegiatan

seleksi

administrasi

(c)
Menyiapkan laporan yang berhubungan dengan
kegiatan seleksi administrasi Secapa/Secaba Reg
tingkat pusat.
(2)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(a)
Mengirim surat pemberitahuan rencana kegiatan
Seldik Secapa/Secaba Reg ke Satminkal di
lingkungannya, dan permintaan data personel yang
memenuhi syarat untuk diikutsertakan dalam seleksi
pendidikan Secapa/Secaba Reg.
(b)
Menyusun rencana kegiatan seleksi administrasi
pendidikan Secapa/Secaba Reg sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan Panpus.

(3)

Tingkat Satminkal.
(a)
Merencanakan dan menentukan personel yang
sudah memenuhi persyaratan untuk mengikuti seleksi
pendidikan Secapa/Secaba Reg.
(b)
Menghimpun dan menginventarisir bahan
administrasi yang diperlukan sesuai dengan ketentuan
yang ditetapkan panitia pusat.

93

2)

Persiapan.
a)

Seleksi Administrasi Pendidikan Casis Seskoad.


(1)

Tingkat I/1 (Seleksi di Satminkal).


(a)
Menyiapkan bahan administrasi (salinan/fotokopi)
yang telah dilegalisir oleh pejabat personel satuan.
(b)
Rekomendasi dari Pangkotama/Kabalakpus bagi
yang telah mengikuti seleksi lebih dari tiga kali.

(2)

Tingkat I/2 (oleh PDW).


(a)
Mengadakan sidang Pankar (Panitia Penentu
Karier) di tingkat Kotama/PDW.
(b)
Menyusun daftar nominatif
dengan format yang telah ditentukan.

(3)

peserta

sesuai

Tingkat II/1 (oleh Pansel di masing-masing Rayon).


(a)
Panda menyiapkan pelaksanaan Seldik tingkat
II/1 di daerah.
(b)
Ketua Pansel tingkat II menyiapkan pelaksanaan
Seldik tingkat II/1.

(4)

Tingkat II/2 (oleh Pansel di Seskoad).


(a)
Menerima bahan administrasi calon peserta yang
dikirim dari Kotama/PDW.
(b)
Menyiapkan pelaksanaan kegiatan
administrasi Casis Seskoad tingkat II/2.

b)

seleksi

Seleksi Administrasi Casis Diklapa II/I.


(1)

Tingkat I/1 (Seleksi di Satminkal/PDW).


(a)
Menyiapkan bahan administrasi (salinan/fotokopi)
yang telah dilegalisir oleh pejabat personel satuan.
(b)
Rekomendasi dari Pangkotama/Kabalakpus bagi
yang belum pernah mengikuti Dikbangspes.
(c)
Mengusulkan calon
memenuhi
persyaratan
Pangkotama/PDW.

peserta seleksi yang


administrasi
kepada

94

(2)

Tingkat I/2 (oleh PDW).


(a)
Mengadakan sidang Pankar (Panitia Penentu
Karier) di tingkat Kotama/PDW.
(b)
Menyusun daftar nominatif
dengan format yang telah ditentukan.

(3)

peserta

sesuai

Tingkat II (oleh Panpus dimasing-masing Panda).


(a)
Panda menyiapkan pelaksanaan Seldik tingkat
II/1 di daerah.
(b)
Ketua Pansel tingkat II menyiapkan pelaksanaan
Seldik tingkat II/1.

c)

Seleksi Administrasi Pendidikan Casis Secapa/Secaba Reg.


(1)
Tingkat Pusat. Menerima bahan administrasi calon
peserta yang dikirim dari Kotama/PDW serta menyiapkan
pelaksanaan kegiatan seleksi administrasi calon peserta
tingkat pusat.
(2)
Tingkat Kotama/Balakpus. Menentukan
peserta
sesuai kecabangan (sesuai kejuruan Ba/Ta atau Susjurcab
yang diperoleh selama berdinas).
(3)
Tingkat Satminkal. Menyiapkan bahan administrasi
(salinan/fotokopi) yang telah dilegalisir oleh pejabat personel
satuan.
(4)
Tingkat Panda/Subpanda.
Subpanda mengirim hasil
pemeriksaan administrasi ke Panda yang bersangkutan
disertai bahan administrasi sesuai ketentuan.

3)

Pelaksanaan.
a)

Administrasi Seleksi Pendidikan Casis Seskoad.


(1)

Tingkat I/1 (Seleksi di Satminkal).


(a)
Meneliti data personel calon peserta seleksi dan
melaksanakan penilaian kepribadian sesuai ketentuan
yang berlaku.
(b)
Mengusulkan calon peserta seleksi yang
memenuhi
persyaratan
administrasi
kepada
Pangkotama/PDW
dengan
melampirkan
bahan
administrasi untuk Panda dan Panpus.

95

(2)

Tingkat I/2 (oleh PDW).


(a)
Memeriksa administrasi calon peserta yang
dikirim dari Satminkal.
(b)
Mengirim daftar nominatif ke Kasad U.p. Aspers
Kasad dan Dirajenad U.p. Kasubditbinminperspra
Ditajenad.

(3)
Tingkat II/1 (oleh Pansel di masing-masing Rayon).
Panda melaksanakan Seldik tingkat II/1 di daerah.
(4)

Tingkat II/2 (oleh Pansel di Seskoad).


(a)
Ketua bidang administrasi Panpus melaksanakan
penilaian bahan persyaratan administrasi calon siswa
sesuai ketentuan yang berlaku.
(b)
Nilai administrasi berupa nilai kualitatif ditulis
dalam bentuk MS (Memenuhi Syarat) dan TMS (Tidak
Memenuhi Syarat).

b)

Seleksi Administrasi Pendidikan Casis Diklapa II/I.


(1)
Tingkat I/1 (Seleksi di Satminkal/PDW). Meneliti data
personel calon peserta seleksi dan melaksanakan penilaian
kepribadian sesuai ketentuan yang berlaku dan mengusulkan
calon peserta seleksi yang memenuhi persyaratan administrasi
kepada Pangkotama/PDW.
(2)

Tingkat I/2 (oleh PDW).


(a)
Memeriksa administrasi calon peserta yang
dikirim dari Satminkal.
(b)
Mengirim daftar nominatif ke Kasad U.p. Aspers
Kasad dan Dirajenad U.p. Kasubditbinminperspra
Ditajenad dengan melampirkan bahan persyaratan
administrasi masing-masing satu rangkap beserta CD.

(3)

Tingkat II (oleh Panpus di masing-masing Panda).


(a)
Ketua bidang administrasi Panpus melaksanakan
penilaian bahan persyaratan administrasi calon siswa
sesuai ketentuan yang berlaku.
(b)
Nilai administrasi berbentuk nilai kualitatif ditulis
dalam bentuk MS (Memenuhi Syarat) dan TMS (Tidak
Memenuhi Syarat).

96

c)

Seleksi Administrasi Pendidikan Secapa/Secaba Reg.


(1)

Tingkat Pusat.
(a)
Menentukan peserta seleksi yang memenuhi
persyaratan dan tidak memenuhi persyaratan sesuai
ketentuan.
(b)
Mengirimkan hasil pemeriksaan administrasi
tingkat pusat kepada Ketua Panpus U.p. Pabandya-2/
Seldik Paban II/Bindik Spersad.
(c)
Penilaian terhadap calon peserta yang memenuhi
syarat administrasi atau tidak memenuhi syarat
administrasi.

(2)
Tingkat Kotama/Balakpus. Meneliti data personel yang
dikirim Satminkal sesuai dengan persyaratan yang ditentukan
serta menerbitkan surat perintah bagi anggota yang akan
melaksanakan seleksi di tingkat Panda/Subpanda.
(3)

Tingkat Panda/Subpanda.
(a)
Meneliti ulang daftar nominatif calon peserta
seleksi dan memeriksa kelengkapan bahan administrasi
(termasuk blangko nilai kepribadian dan prestasi) yang
diajukan oleh Kotama/Balakpus melalui Satminkal
(b)
Panda mengirim daftar nominatif peserta yang
telah dinyatakan lulus seleksi Panda kepada Dirajenad
U.p. Kasubditbinminperspra selaku Ketua Tim Seleksi
administrasi pusat disertai bahan administrasi satu
eksemplar.
(c)
Daftar nominatif lengkap hasil rekaman komputer
dikirim ke Panpus tanpa bahan administrasi.

(4)
Tingkat Satminkal. Komandan atau Kepala Satminkal
melaksanakan penilaian kepribadian dan prestasi calon
peserta selanjutnya mengirimkan daftar nominatif calon
peserta dari Satminkal ke Kotama/Balakpus.
4)

Pengakhiran.
a)

Seleksi Administrasi Pendidikan Casis Seskoad.


(1)

Panpus.
(a)
Membuat
laporan
administrasi Casis Seskoad.

pelaksanaan

seleksi

97

(b)
Penyelesaian administrasi pelaksanaan seleksi
Casis Seskoad.
(2)

Pansel.
(a)
Membuat
laporan
administrasi Casis Seskoad.

pelaksanaan

seleksi

(b)
Mengevaluasi pelaksanaan seleksi administrasi
Casis Seskoad.
(3)

Panda.
(a)
Membuat
laporan
pelaksanaan
administrasi Casis Seskoad Tingkat II Tahap 2.

seleksi

(b)
Mengevaluasi pelaksanaan seleksi administrasi
Casis Seskoad di wilayahnya.
b)

Seleksi Administrasi Pendidikan Diklapa II/I.


(1)

Mabesad.
(a)
Membuat laporan pelaksanaan seleksi Casis
Pendidikan Diklapa II/I.
(b)
Penyelesaian administrasi pelaksanaan seleksi
Casis Pendidikan Diklapa II/I.

(2)

Kotama.
(a)
Membuat laporan pelaksanaan seleksi Casis
Pendidikan Diklapa Tingkat II Tahap 2.
(b)
Mengevaluasi
pelaksanaan
Pendidikan Diklapa II/I di wilayahnya.

c)

seleksi

Casis

Seleksi Administrasi Pendidikan Casis Secapa/Secaba Reg.


(1)

Tingkat Pusat.
(a)
Membuat
laporan
pelaksanaan
pendidikan Casis Secapa/Secaba Reguler.

seleksi

(b)
Penyelesaian administrasi pelaksanaan seleksi
pendidikan Casis Secapa/Secaba Reguler.
(2)

Kotama.
(a)
Membuat
laporan
pelaksanaan
pendidikan Casis Secapa/Secaba Reguler.

seleksi

98

(b)
Mengevaluasi pelaksanaan seleksi pendidikan
Casis Secapa/Secaba Reguler di wilayahnya.
16.

Kegiatan Penyelenggaraan Pengurusan Administrasi Pelayanan Personel.


a.

Pengurusan Penganugerahan Tanda Kehormatan Negara.


1)

Perencanaan.
a)

Tingkat Pusat.
(1)

Spersad.
(a)
Menyusun
program
kegiatan
penganugerahan tanda kehormatan negara.

sidang

(b)
Menyusun anggaran untuk kegiatan sidang
penganugerahan tanda kehormatan negara.
(2)

Ditajenad.
(a)
Menyesuaikan kegiatan dengan program dan
anggaran yang tersedia.
(b)
Menentukan waktu dan tempat serta susunan
acara dalam pelaksanaan Sidang Dewan Pertimbangan
Penganugerahan Tanda Kehormatan Negara.

b)

Kotama/Balakpus.
(1)
Menentukan waktu dan tempat serta susunan acara
dalam pelaksanaan penganugerahan tanda kehormatan
negara.
(2)
Merencanakan dan menyelaraskan dengan anggaran
yang tersedia.
(3)

Menentukan kepanitiaan

(4)
Menghimpun data prajurit yang akan diberi tanda
kehormatan negara
c)

Satminkal.
(1)
Menentukan waktu dan tempat serta susunan acara
dalam pelaksanaan penganugerahan tanda Kehormatan
Negara.
(2)
Merencanakan dan menyelaraskan dengan anggaran
yang tersedia.

99

(3)

Menentukan kepanitiaan.

(4)
Menghimpun data prajurit yang akan diberikan Tanda
Kehormatan Negara.
2)

Persiapan.
a)

Tingkat Pusat.
(1)

(2)

Spersad.
(a)

Menerima buku sidang yang disiapkan Ditajenad.

(b)

Menerima laporan kesiapan sidang.

Ditajenad.
(a)
Menerima usul dari Kotama/Balakpus
meneliti kelengkapan bahan administrasinya.

dan

(b)
Menyeleksi personel yang memenuhi syarat
untuk diajukan penganugerahan tanda kehormatan
negara.
(c)
Membuat daftar nominatif tentang nama, tanggal
lahir, pangkat, korps, jabatan dan TMT TNI.

b)

(d)

Menyiapkan buku sidang.

(e)

Menyiapkan surat undangan.

(f)

Menyiapkan laporan kesiapan sidang.

(g)

Membuat surat perintah kepanitiaan.

Kotama/Balakpus.
(1)
Menerima usul dari Satminkal dan meneliti kelengkapan
bahan administrasinya.
(2)
Menyeleksi personel yang memenuhi syarat untuk
diajukan penganugerahan Tanda Kehormatan Negara.
(3)
Membuat daftar nominatif tentang nama, tanggal lahir,
pangkat, korps, NRP, jabatan dan TMT TNI.
(4)

Menyiapkan buku sidang.

(5)

Menyiapkan surat undangan.

100

c)

(6)

Menyiapkan laporan kesiapan sidang.

(7)

Membuat surat perintah kepanitiaan.

Satminkal.
(1)
Menyeleksi personel yang memenuhi syarat untuk
diajukan penganugerahan tanda kehormatan Negara.
(2)
Membuat daftar nominatif tentang nama, tanggal lahir,
pangkat, korps, NRP, jabatan dan TMT TNI.

3)

(3)

Menyiapkan buku sidang.

(4)

Menyiapkan surat undangan.

(5)

Menyiapkan laporan kesiapan sidang.

(6)

Membuat surat perintah kepanitiaan.

Pelaksanaan.
a)

Tingkat Pusat.
(1)

Spersad.
(a)
Melaksanakan pencocokan data atau penelitian
personel yang akan dianugerahi tanda kehormatan
Negara.
(b)

(2)

Melaksanakan sidang tanda kehormatan Negara.

Ditajenad.
(a)
Menerima, menghimpun usulan penganugerahan
tanda kehormatan negara dari seluruh Kotama/
Balakpus.
(b)
Mengadakan
penelitian/pemeriksaan
dan
pencocokan data terhadap kelengkapan bahan
administrasi serta daftar nominatif atas usulan tersebut.
(c)
Membuat buku sidang yang berisi daftar
nominatif personel yang diusulkan sesuai jenis macam
tanda kehormatan Negara sebagai bahan sidang.
(d)
Mengirimkan buku daftar nominatif tersebut
kepada peserta/sidang dewan tanda kehormatan
Negara dalam rangka pencocokan data atau penelitian
khusus.

101

(e)
Dalam pelaksanaan sidang dibuatkan kriteria
sidang dan dilengkapi buku daftar nominatif, berita
acara sidang dan tanda tangan peserta yang hadir.
(f)
Membuat nota pemberitahuan kepada Dan/Ka
Satminkal tentang usulan penganugerahan tanda
kehormatan yang disetujui/ditolak dalam sidang beserta
alasannya.
b)

Kotama/Balakpus.
(1)
Menerima pengajuan/usulan tanda kehormatan Negara
dari seluruh Satminkal/Satuan Kerja dengan kelengkapan
daftar nominatif dan bahan administrasinya.
(2)
Melaksanakan penelitian, pencocokan, pengolahan
seluruh usul dan disesuaikan data serta peraturan yang ada di
tingkat Kotama/Balakpus.
(3)
Membuat daftar nominatif calon penerima tanda
kehormatan Negara perjenis dan dikirim ke Kesatuan/Unit
Kerja yang terkait (Siintel/Bag Pam, Sops, Ster, Inspektorat,
Setdit, Setdis, Dirbinlem, Pom, Kum dan Bintal) atau pejabat
lain yang dianggap penting dalam rangka pencocokan data
untuk persiapan sidang.
(4)
Melaksanakan sidang di tingkat Kotama/Balakpus
(Panitia Tanda Kehormatan) dihadiri pejabat sesuai susunan
yang sudah ditentukan.
(5)
Dalam pelaksanaan sidang dibuatkan daftar acara
sidang, kriteria sidang dan berita acara sidang tanda
kehormatan Negara yang disahkan serta ditandatangani
peserta yang hadir.
(6)
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus mengajukan
usul kepada Kasad U.p. Dirajenad untuk proses selanjutnya
bagi yang memenuhi syarat dengan dilampiri daftar nominatif,
berita acara sidang, serta bahan administrasi yang telah
ditentukan.
(7)
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka
menerbitkan surat perintah
pelaksanaan pemakaian setelah ada surat keputusan dari
Komando Atas dan menyalurkan kepada Dan/Ka Satminkal
berikut medali, piagam dan petikan Skep Penganugerahan
Tanda Kehoramatan Negara.
(8)
Penyematan dan penganugerahan tanda kehormatan
negara dilaksanakan pada waktu upacara militer (terutama
pada saat ulang tahun kesatuan, hari-hari nasional/bersejarah,
upacara tujuh belasan dan upacara yang dianggap penting).

102

c)

Satminkal.
(1)
Dan/Ka Satminkal menyiapkan data anggota yang akan
diusulkan penganugerahan tanda kehormatan Negara.
(2)
Meneliti data dan membuat daftar nominatifnya untuk
disidangkan panitia tanda kehormatan negara.
(3)
Pelaksanaan sidang panitia tanda kehormatan harus
dibuat berita acara sidang dan ditandatangani peserta yang
hadir.
(4)
Hasil sidang dibuatkan daftar nominatif dan dilengkapi
bahan administrasi serta berita acara sidang untuk diajukan
pengusulan ke Kotama/Balakpus.
(5)
Dan/Ka
Satminkal
mengajukan
usul
Kotama/Balakpus U.p. Kaajen/Kabagpers dengan
pengantar setelah diteliti dan ditandatangani.

4)

ke
surat

Pengakhiran.
a)

Tingkat Pusat.
(1)

Spersad.
(a)
Mengevaluasi
pelaksanaan
pengurusan
penganugerahan Tanda Kehormatan Negara.
(b)
Menghimpun laporan pelaksanaan hasil sidang
Dewan Tanda Kehormatan.

(2)

Ditajenad.
(a)
Dirajenad membuat laporan kepada Kasad
melalui Aspers tentang pelaksanaan hasil sidang
Dewan Tanda Kehormatan.
(b)
Membuat laporan tentang pelaksanaan penganugerahan Tanda Kehormatan Negara.
(c)
Mendistribusikan petikan keputusan Presiden,
piagam dan medali untuk Kotama/ Balakpus.

b)

Kotama/Balakpus.
(1)
Mengevaluasi pelaksanaan pengurusan
gerahan Tanda Kehormatan Negara.

penganu-

(2)
Membuat laporan tentang pelaksanaan
gerahan Tanda Kehormatan Negara.

penganu-

103

(3)
Menghimpun
laporan
pelaksanaan
pengurusan
penganuderahan Tanda Kehormatan Negara dari Satmikal.
c)

Satminkal.
(1)
Dan/Ka Satminkal, Satker menyerahkan/menyematkan
penganugerahan Tanda Kehormatan Negara kepada yang
bersangkutan/yang berhak setelah ada keputusan dari
Komando Atas (Prinlak).
(2)
Penyematan/penganugerahan
Tanda
Kehormatan
Negara dilaksanakan dengan upacara militer, terutama pada
saat ulang tahun satuan.

b.

Pengurusan Administrasi Korban Tempur.


1)

Perencanaan.
(a)
Tingkat Pusat (Ditajenad).
Menghimpun
data
personel
(sesuai surat perintah) yang terlibat operasi tempur dalam rangka
pengurusan Pemberhentian dengan hormat dan Penganugerahan
Tanda Kehormatan Negara (Tahorneg).
(b)

Tingkat Kotamaops.
(1)
Memperkirakan
dan
merencanakan
pengurusan korban tempur dan tenaga pengganti.

kegiatan

(2)
Menghimpun data dalam rangka usul penyelesaian
Pemberhentian Dengan Hormat dan usul pensiun, pensiun
cacat, santunan cacat serta pengurusan Tahorneg.
(c)
Tingkat Satgas/Yon. Merencanakan pelaksanaan pengurusan
korban tempur termasuk diantaranya usul pemberhentian dan hak
pensiun, pensiun cacat dan santunan cacat serta pengurusan
Tahorneg.
2)

Persiapan.
(a)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


(1)
Menerima usul permohonan hak-hak korban tempur
yang meliputi pemberhentian definitif dengan hormat Ba/Ta
dan hak pensiun prajurit, serta Tahorneg.
(2)
Melaksanakan Koordinasi dengan Kotamaops berkaitan
dengan kebenaran dan kelengkapan bahan Administrasi
Personel korban tempur.

104

(3)
Pengecekan data personel dicocokkan dengan data
yang ada di dosir Ditajenad.
(b)
Kotamaops.
Menyiapkan data personel yang berkaitan
dengan korban tempur antara lain sebagai berikut :
(1)
Menerima dan memeriksa usul pengurusan Administrasi
korban tempur temasuk diantaranya usul pemberhentian
definitif dan pensiun, pensiun cacat, santunan cacat, tunjangan
cacat serta pengurusan Tahorneg.
(2)
Menyiapkan usul pengurusan hak korban tempur yang
meliputi Pemberhentian dengan hormat dan hak pensiun,
pensiun cacat, tunjangan cacat serta santunan cacat.
(c)
Satgas/Yon. Menyiapkan data Personel serta kelengkapan
bahan Administrasi yang diperlukan dalam proses pengurusan
Administrasi korban tempur termasuk diantaranya Pemberhentian
dengan hormat dan hak pensiun, pensiun cacat, tunjangan cacat,
santunan cacat serta pengurusan Tahorneg.
3)

Pelaksanaan.
(a)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


(1)
Menerima usul administrasi korban tempur selanjutnya
memproses pengajuan usul pengurusan administrasi korban
tempur sesuai dengan kewenangannya yang meliputi
pemberhentian definitif prajurit korban tempur bagi Ba/Ta.
(2)
Menerbitkan Keputusan pemberhentian definitif bagi
prajurit korban tempur Ba/Ta A.n. Kasad.
(3)
Melaksanakan pengurusan penganugerahan tanda
kehormatan negara sesuai mekanisme yang telah ditentukan.

(b)
Kotamaops. Menerima
pengajuan
usul
pengurusan
administrasi korban tempur dan selanjutnya mengajukan usul
pengurusan administrasi korban tempur ke tingkat pusat (Ditajenad),
melalui Kotama dari personel yang bersangkutan berupa usul
pemberhentian definitif Ba/Ta dan mengajukan usul pemberhentian
perwira ke Kasad U.p. Aspers serta mengajukan usul
penganugerahan Tahorneg.
(c)
Satgas/Yon. Mengajukan usul pengurusan administrasi
korban tempur yang meliputi pemberhentian dengan hormat,
pemberian pensiun, pensiun cacat, tunjangan cacat, santunan cacat
serta Tahorneg.

105

4)

Pengakhiran.
(a)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


(1)
Memverifikasi pemberian hak pensiun bagi prajurit dan
keluarganya serta tunjangan dan santunan cacat yang
diterbitkan Kotama/Balakpus.
(2)
Membuat laporan kepada Kasad U.p. Aspers Kasad
tentang pelaksanaan kegiatan administrasi korban tempur.
(3)
Mengevaluasi
Tahorneg.

(b)

pelaksanaan

kegiatan

pengurusan

Tingkat Kotamaops.
(1)
Membuat evaluasi tentang pengurusan administrasi
korban tempur.
(2)
Membuat laporan kepada Kasad dengan tembusan
Dirajenad tentang pelaksanaan kegiatan pengurusan
administrasi korban tempur.

(c)

Tingkat Satgas/Yon.
(1)
Menerima, memeriksa, mencatat dan menyimpan data/
dokumen autentik di arsip/dosir bersangkutan yang berkaitan
dengan korban tempur.
(2)
Membuat laporan pelaksanaan kegiatan administrasi
korban tempur.

c.
Pengurusan Administrasi KPI/KPS dan SPPI/SPPS serta Ganti Nama,
Pindah Agama dan Tambah Gelar.
1)

Perencanaan.
a)
Tingkat Pusat.
Dirajenad merencanakan program dan
pelaksanaan kegiatan Pengurusan KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/
Purnawirawan serta Ganti Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar
prajurit.
b)
Kotama/Balakpus.
Pangkotama/Kabalakpus merencanakan
program dan pelaksanaan kegiatan Pengurusan KPI/KPS dan SPPI/
SPPS Prajurit/Purnawirawan serta Ganti Nama, Pindah Agama dan
Tambah Gelar prajurit sesuai ketentuan yang berlaku.
c)
Satminkal. Merencanakan
pelaksanaan
pengusulan
Pengurusan KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/Purnawirawan serta
Ganti Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar prajurit sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.

106

2)

Persiapan.
a)
Tingkat Pusat (Ditajenad).
Menerima dan memeriksa
kelengkapan usul Pengurusan KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/
Purnawirawan serta Ganti Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar
prajurit dari Kotama/Balakpus.
b)

Kotama/Balakpus.
(1)
Menerima dan memeriksa usul Pengurusan KPI/KPS
dan SPPI/SPPS Prajurit/Purnawirawan serta Ganti Nama,
Pindah Agama dan Tambah Gelar prajurit.
(2)
Mengajukan usul Pengurusan KPI/KPS dan SPPI/SPPS
Prajurit/Purnawirawan serta Ganti Nama, Pindah Agama dan
Tambah Gelar prajurit yang menjadi kewenangan pusat
kepada Kasad U.p. Dirajenad dilengkapi bahan administrasi
yang diperlukan.

c)
Satminkal.
Menyiapkan dan memeriksa kebenaran data
personel serta kelengkapan bahan administrasi yang diperlukan
dalam proses Pengurusan KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/
Purnawirawan serta Ganti Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar
prajurit.
3)

Pelaksanaan.
a)
Tingkat Pusat (Ditajenad). Menerbitkan, mencatat dan
mendistribusikan KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/Purnawirawan
berpangkat Kolonel dan Pati serta Ganti Nama, Pindah Agama dan
Tambah Gelar prajurit.
b)

Kotama/Balakpus.
(1)
Menerbitkan dan mendistribusikan KPI/KPS dan SPPI/
SPPS Prajurit/Purnawirawan berpangkat Letkol ke bawah.
(2)
Mengajukan usul penerbitan KPI/KPS dan SPPI/SPPS
Prajurit/Purnawirawan serta Ganti Nama, Pindah Agama dan
Tambah Gelar prajurit berpangkat Kolonel dan Pati kepada
Kasad U.p. Dirajenad dilengkapi bahan administrasi yang
diperlukan.

c)

Satminkal.
(1)
Mengajukan usul Pengurusan KPI/KPS dan SPPI/SPPS
Prajurit/Purnawirawan serta Ganti Nama, Pindah Agama dan
Tambah Gelar prajurit sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

107

(2)
Menerima, memeriksa, mencatat dan mendistribusikan
KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/Purnawirawan serta Ganti
Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar prajurit kepada yang
bersangkutan.
4)

Pengakhiran.
a)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


(1)
Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengurusan
KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/Purnawirawan serta Ganti
Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar prajurit.
(2)
Membuat laporan kepada Kasad U.p. Aspers Kasad
tentang pelaksanaan kegiatan pengurusan KPI/KPS dan
SPPI/SPPS Prajurit/Purnawirawan serta Ganti Nama, Pindah
Agama dan Tambah Gelar prajurit.

b)

Kotama/Balakpus.
(1)
Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengurusan
KPI/KPS dan SPPI/SPPS Prajurit/Purnawirawan serta Ganti
Nama, Pindah Agama dan Tambah Gelar prajurit.
(2)
Membuat laporan kepada Kasad U.p. Dirajenad tentang
pelaksanaan kegiatan pengurusan KPI/KPS dan SPPI/SPPS
Prajurit/Purnawirawan serta Ganti Nama, Pindah Agama dan
Tambah Gelar prajurit.

c)
Satminkal. Mengevaluasi
dan
membuat
laporan
pelaksanaan kegiatan kepada Pangkotama/Kabalakpus U.p. Kaajen/
Ses Kotama/Balakpus tentang pengurusan KPI/KPS dan SPPI/SPPS
Prajurit/Purnawirawan serta Ganti Nama, Pindah Agama dan Tambah
Gelar prajurit.
17.

Kegiatan Penyelenggaraan Administrasi Pemisahan Personel.


a.

Kegiatan Pemberhentian Prajurit.


1)

Tingkat Mabesad.
a)

Spersad.
(1)

Perencanaan.
(a)
Menginventarisir data personel yang akan
diberhentikan dengan hormat dua tahun sebelumnya.
(b)
Meneliti data administrasi personel prajurit yang
bersangkutan.

108

(c)
Merencanakan perkiraan personel yang akan
diberhentikan dengan hormat setiap triwulan.
(2)

Persiapan.
(a)
Meneliti ulang data administrasi personel prajurit
yang bersangkutan melalui pengecekan data autentik
personel di Ditajenad.
(b)
Menerbitkan surat pemberitahuan tentang waktu
MPP dan/atau pemberhentian bagi Pati serta
kelengkapan administrasi yang harus disiapkan dalam
rangka pemberhentian dengan hormat selambatlambatnya enam bulan sebelum MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat.
(c)
Menyiapkan persyaratan administrasi yang
diperlukan dalam rangka pemberian MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat.

3)

Pelaksanaan.
(a)
Selambat-lambatnya sembilan bulan sebelum
MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat Kasad
menerbitkan Kep sementara tentang pemberian MPP
dan/atau pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan bagi Mayor dan Letkol, Pama yang
mengakhiri/diakhiri ikatan dinasnya dan Pama yang
bertugas di luar struktur Angkatan Darat.
(b)
Selambat-lambatnya enam bulan bagi Pati dan
delapan bulan bagi Kolonel sebelum MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat, Kasad mengusulkan
Kep MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat dari
dinas keprajuritan kepada Panglima TNI.
(c)
Mengusulkan Kep definitif pemberhentian dengan
hormat dari dinas keprajuritan kepada Panglima TNI
U.p. Aspers.
i)
Bagi Mayor dan Letkol selambatlambatnya sembilan bulan sebelum MPP dan/
atau pemberhentian dengan hormat.
ii)
Bagi Pama selambat-lambatnya 10
(sepuluh) bulan sebelum MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat.

109

(d)
Mengusulkan pemberhentian dengan hormat dari
dinas keparjuritan bagi perwira yang meninggal dunia
kepada Panglima TNI U.p. Aspers Kasum selambatlambatnya satu bulan sesudah dinyatakan meninggal
dunia.
(e)
Atas dasar keputusan/surat perintah MPP dan/
atau pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan, Kasad menerbitkan surat perintah
pelaksanaan MPP dan/atau pemberhentian dengan
hormat bagi Kolonel dan Pati kepada yang
bersangkutan.
4)

Pengakhiran.
(a)
Menyusun
laporan
pelaksanaan
kegiatan
pengakhiran dinas keprajuritan kepada Panglima TNI
U.p. Aspers setiap triwulan.
(b)
Menghimpun dan menyimpan data administrasi
personel pengakhiran dinas keprajuritan sebagai data
autentik bila sewaktu-waktu diperlukan.
(c)
Mengevaluasi hasil kegiatan pengakhiran dinas
keprajuritan sebagai masukan guna penyempurnaan
lebih lanjut.

b)

Ditajenad.
(1)

Perencanaan.
(a)
Menginventarisir data personel yang akan
diberhentikan dengan hormat dua tahun sebelumnya.
(b)
Meneliti data administrasi personel prajurit yang
bersangkutan.
(c)
Merencanakan perkiraan personel yang akan
diberhentikan dengan hormat setiap triwulan.

(2)

Persiapan.
(a)
Meneliti ulang data administrasi personel prajurit
yang bersangkutan dan melaporkan hasil pengecekan
data autentik personel Pamen dan Pati di Ditajenad
kepada Kasad U.p. Aspers.
(b)
Menyiapkan persyaratan administrasi yang
diperlukan dalam rangka pemberian MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat.

110

(3)

Pelaksanaan.
(a)
Atas nama Kasad menerbitkan Kep definitif
tentang pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan bagi Ba/Ta.
(b)
Atas nama Kasad menerbitkan Kep definitif
tentang pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan karena meninggal dunia.
(c)
Atas nama Kasad menerbitkan Kep tentang
pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan
bagi Ba/Ta yang mengakhiri/diakhiri ikatan dinasnya.
(d)
Selambat-lambatnya
tiga
bulan
sebelum
pemberhentian dengan hormat, atas dasar Kep
pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan,
atas nama Kasad menerbitkan Kep pemberian hak
rawatan purna dinas bagi Pati.

4)

Pengakhiran.
(a)
Menyusun
laporan
pelaksanaan
kegiatan
pengakhiran dinas keprajuritan kepada Kasad U.p.
Aspers setiap triwulan.
(b)
Menghimpun dan menyimpan data administrasi
personel pengakhiran dinas keprajuritan sebagai data
autentik bila sewaktu-waktu diperlukan.
(c)
Mengevaluasi hasil kegiatan pengakhiran dinas
keprajuritan sebagai masukan guna penyempurnaan
lebih lanjut.

2)

Tingkat Kotama/Balakpus.
a)

Perencanaan.
(1)
Menginventarisir data personel yang akan diberhentikan
dengan hormat dua tahun sebelumnya.
(2)
Meneliti
bersangkutan.

data

administrasi

personel

(3)
Merencanakan
perkiraan
personel
diberhentikan dengan hormat setiap triwulan.
b)

prajurit

yang

yang

akan

Persiapan.
(1)
Meneliti ulang data administrasi personel prajurit yang
bersangkutan.

111

(2)
Menerbitkan surat pemberitahuan tentang waktu MPP
dan/atau pemberhentian dengan hormat bagi Letda sampai
dengan Kolonel serta kelengkapan administrasi yang harus
disiapkan dalam rangka pemberhentian dengan hormat
selambat-lambatnya enam bulan sebelum MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat.
(3)
Menyiapkan persyaratan administrasi yang diperlukan
dalam rangka pemberian MPP dan/atau pemberhentian
dengan hormat.
c)

Pelaksanaan.
(1)
Selaku PDW atas nama Kasad menerbitkan Kep
Sementara tentang pemberian MPP dan/atau pemberhentian
dengan hormat dari dinas keprajuritan :
(a)
Bagi Ba/Ta selambat-lambatnya enam bulan
sebelum MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat.
(b)
Bagi Pama selambat-lambatnya enam bulan
sebelum MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat.
(c)
Bagi Kolonel ke bawah yang meninggal dunia
selambat-lambatnya satu bulan sesudah meninggal
dunia.
(2)
Mengusulkan Kep Definitif pemberhentian dengan
hormat dari dinas keprajuritan kepada Kasad U.p. Dirajenad
bagi Ba/Ta selambat-lambatnya 12 (dua belas) bulan sebelum
MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat.
(3)
Mengusulkan Kep Pemberhentian dengan hormat dari
dinas keprajuritan kepada Kasad U.p. Dirajenad bagi Ba/Ta
yang mengakhiri/diakhiri ikatan dinas keprajuritannya
selambat-lambatnya tiga bulan sebelum MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat.
(4)
Mengusulkan keputusan Definitif pemberhentian dengan
hormat dari dinas keprajuritan kepada Kasad U.p. Aspers bagi
Pama selambat-lambatnya 11 (sebelas) bulan sebelum MPP
dan/atau pemberhentian dengan hormat.
(5)
Mengusulkan MPP dan/atau pemberhentian dengan
hormat dari dinas keprajuritan pada Kasad U.p. Aspers.
(a)
Bagi Mayor dan Letkol selambat-lambatnya 10
(sepuluh) bulan sebelum MPP dan/atau pemberhentian
dengan hormat.

112

(b)
Bagi Kolonel selambat-lambatnya sembilan bulan
sebelum MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat.
(6)
Mengusulkan pemberhentian dengan hormat dari dinas
keprajuritan bagi Letda sampai dengan Kolonel yang
meninggal dunia kepada Kasad U.p. Aspers selambatlambatnya satu bulan sesudah dinyatakan meninggal dunia.
(7)
Atas dasar surat keputusan/surat perintah MPP
dan/atau pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan
dengan hormat dari dinas keprajuritan menerbitkan surat
perintah pelaksanaan MPP dan/atau pemberhentian dengan
hormat kepada yang bersangkutan.
(8)
Atas dasar surat keputusan pemberhentian dengan
hormat dari dinas keprajuritan, selaku PDW atas nama Kasad
menerbitkan Kep pemberian hak rawatan purna dinas bagi
Kolonel ke bawah selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum
pemberhentian dengan hormat.
d)

Pengakhiran.
(1)
Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengakhiran
dinas keprajuritan Kasad U.p. Aspers setiap triwulan.
(2)
Menghimpun dan menyimpan data administrasi
personel pengakhiran dinas keprajuritan sebagai data autentik
bila sewaktu-waktu diperlukan.
(3)
Mengevaluasi hasil kegiatan pengakhiran dinas
keprajuritan sebagai masukan guna penyempurnaan lebih
lanjut.

3)

Tingkat Satuan.
a)

Perencanaan.
(1)
Menginventarisir data personel yang akan diberhentikan
dengan hormat dua tahun sebelumnya.
(2)
Meneliti
bersangkutan.

data

administrasi

personel

(3)
Merencanakan
perkiraan
personel
diberhentikan dengan hormat setiap triwulan.
b)

prajurit

yang

yang

akan

Persiapan.
(1)
Meneliti ulang data administrasi personel prajurit yang
bersangkutan.

113

(2)
Menerbitkan surat pemberitahuan tentang waktu MPP
dan/atau pemberhentian bagi Ba/Ta serta kelengkapan
administrasi
yang
harus
disiapkan
dalam
rangka
pemberhentian dengan hormat selambat-lambatnya enam
bulan sebelum MPP dan/atau pemberhentian dengan hormat.
(3)
Menyiapkan persyaratan administrasi yang diperlukan
dalam rangka pemberian MPP dan/atau pemberhentian
dengan hormat.
c)

Pelaksanaan.
(1)
Mengusulkan MPP dan/atau pemberhentian dengan
hormat dari dinas keprajuritan kepada Pang/Gub/Dan/Ka
Kotama/Balakpus :
(a)
Bagi Ba/Ta selambat-lambatnya 13 (tiga belas)
bulan sebelum MPP dan/atau pemberhentian dengan
hormat.
(b)
Bagi Pama selambat-lambatnya 12 (dua belas)
bulan sebelum MPP dan/atau pemberhentian dengan
hormat.
(c)
Bagi Mayor dan Letkol selambat-lambatnya 11
(sebelas) bulan sebelum MPP dan/atau pemberhentian
dengan hormat.
(2)
Atas dasar keputusan/surat perintah MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat dari dinas keprajuritan
menerbitkan surat perintah pelaksanaan MPP dan/atau
pemberhentian dengan hormat kepada yang bersangkutan.
(3)
Atas dasar keputusan pemberhentian dengan hormat
dari dinas keprajuritan mengusulkan hak perawatan kepada
Pang/Gub/Dir/Ka Kotama/Balakpus disertai kelengkapan
bahan administrasi.

d)

Pengakhiran.
(1)
Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengakhiran
dinas keprajuritan kepada Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/
Balakpus setiap triwulan.
(2)
Menghimpun dan menyimpan data administrasi
personel pengakhiran dinas keprajuritan sebagai data autentik
bila sewaktu-waktu diperlukan.
(3)
Mengevaluasi hasil kegiatan pengakhiran dinas
keprajuritan sebagai masukan guna penyempurnaan lebih
lanjut.

114

b.

Kegiatan Pemberhentian Dengan Tidak Hormat.


1)

Tingkat Mabesad.
a)

Perencanaan.
(1)
Menginventarisir data personel yang akan diberhentikan
dengan tidak hormat.
(2)
Meneliti
bersangkutan.

b)

data

administrasi

personel

prajurit

yang

Persiapan.
(1)
Meneliti ulang data administrasi personel prajurit yang
bersangkutan.
(2)
Meneliti kelengkapan administrasi dalam pemberhentian
dengan tidak hormat, antara lain putusan pengadilan yang
sudah berkekuatan hukum tetap, pendapat DKP (bagi
Perwira), dan saran staf (bagi Ba/Ta).
(3)
Menyiapkan persyaratan administrasi yang diperlukan
dalam rangka pemberhentian dengan tidak hormat.

c)

Pelaksanaan.
(1)
Menerbitkan surat keputusan tentang pemberhentian
dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan bagi Ba/Ta.
(2)
Mengusulkan pemberhentian dengan tidak hormat dari
dinas keprajuritan bagi perwira selambat-lambatnya satu bulan
setelah putusan pengadilan atau pendapat DKP kepada
Panglima TNI disertai kelengkapan administrasi.
(a)
Putusan pengadilan yang sudah berkekuatan
hukum tetap dengan pidana tambahan pemecatan dari
dinas keprajuritan.
(b)
Pendapat DKP bagi perwira untuk diberhentikan
dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan.
(3)
Menerbitkan surat keputusan sementara pemberhentian
dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan bagi Pama, Mayor
dan Letkol berdasarkan putusan pengadilan yang sudah
berkekuatan hukum tetap dengan pidana tambahan
pemecatan dari dinas keprajuritan.

115

(4)
Atas dasar surat keputusan pemberhentian dengan
tidak hormat dari dinas keprajuritan menerbitkan surat perintah
pelaksanaan pemberhentian dengan tidak hormat bagi perwira.
d)

Pengakhiran.
(1)
Menyusun
laporan
pelaksanaan
kegiatan
pemberhentian dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan
kepada Panglima TNI U.p. Aspers Panglima TNI setiap
triwulan.
(2)
Menghimpun dan menyimpan data administrasi
personel pemberhentian dengan tidak hormat dari dinas
keprajuritan sebagai data autentik bila sewaktu-waktu
diperlukan.
(3)
Mengevaluasi hasil kegiatan pemberhentian dengan
tidak hormat dari dinas keprajuritan sebagai masukan guna
penyempurnaan lebih lanjut.

2)

Tingkat Kotama/Balakpus.
a)

Perencanaan.
(1)
Menginventarisir data personel yang akan diberhentikan
dengan tidak hormat.
(2)
Meneliti
bersangkutan.

b)

data

administrasi

personel

prajurit

yang

Persiapan.
(1)
Meneliti ulang data administrasi personel prajurit yang
bersangkutan.
(2)
Meneliti kelengkapan administrasi dalam pemberhentian
dengan tidak hormat, antara lain putusan pengadilan yang
sudah berkekuatan hukum tetap, pendapat DKP (bagi
Perwira), dan saran staf (bagi Ba/Ta).
(3)
Menyiapkan persyaratan administrasi yang diperlukan
dalam rangka pemberhentian dengan tidak hormat.

c)

Pelaksanaan.
(1)
Mengusulkan pemberhentian dengan tidak hormat dari
dinas keprajuritan selambat-lambatnya satu bulan setelah
putusan pengadilan, pendapat DKP, atau saran staf kepada
Kasad U.p. Aspers disertai kelengkapan administrasi :

116

(a)
Putusan pengadilan yang sudah berkekuatan
hukum tetap dengan pidana tambahan pemecatan dari
dinas keprajuritan.
(b)
Pendapat DKP bagi perwira dan saran staf bagi
Ba/Ta, untuk diberhentikan dengan tidak hormat dari
dinas keprajuritan bagi mereka yang tidak berdasarkan
putusan peradilan maupun bagi yang telah memperoleh
putusan pengadilan tanpa pidana tambahan pemecatan
dari dinas keprajuritan.
(2)
Menerbitkan surat keputusan sementara pemberhentian
dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan bagi Ba/Ta
berdasarkan putusan pengadilan yang sudah berkekuatan
hukum tetap dengan pidana tambahan pemecatan dari dinas
keprajuritan.
(3)
Atas
dasar
surat
keputusan/surat
perintah
pemberhentian dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan
menerbitkan surat perintah pelaksanaan pemberhentian
dengan tidak hormat kepada yang bersangkutan.
(4)
Atas dasar surat keputusan pemberhentian dengan
tidak hormat dari dinas keprajuritan mengusulkan hak
sementara hak santunan Nilai Tunai Asuransi dari Asabri dan
Baltab dari BPTWP kepada Dirut PT. Asabri dan Ketua
BPTWP disertai kelengkapan bahan administrasi.
d)

Pengakhiran.
(1)
Menyusun
laporan
pelaksanaan
kegiatan
pemberhentian dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan
kepada Kasad U.p. Aspers setiap triwulan.
(2)
Menghimpun dan menyimpan data administrasi
personel pemberhentian dengan tidak hormat dari dinas
keprajuritan sebagai data autentik bila sewaktu-waktu
diperlukan.
(3)
Mengevaluasi hasil kegiatan pemberhentian dengan
tidak hormat dari dinas keprajuritan sebagai masukan guna
penyempurnaan lebih lanjut.

3)

Tingkat Satuan.
a)

Perencanaan.
(1)
Menginventarisir data personel yang akan diberhentikan
dengan tidak hormat.

117

(2)
Meneliti
bersangkutan.
b)

data

administrasi

personel

prajurit

yang

Persiapan.
(1)
Meneliti ulang data administrasi personel prajurit yang
bersangkutan.
(2)
Meneliti kelengkapan administrasi dalam pemberhentian
dengan tidak hormat, antara lain putusan pengadilan yang
sudah berkekuatan hukum tetap, pendapat DKP (bagi
Perwira), dan saran staf (bagi Ba/Ta).
(3)
Menyiapkan persyaratan administrasi yang diperlukan
dalam rangka pemberhentian dengan tidak hormat.

c)

Pelaksanaan.
(1)
Mengusulkan pemberhentian dengan tidak hormat dari
dinas keprajuritan selambat-lambatnya satu bulan setelah
putusan pengadilan, pendapat DKP, atau saran staf kepada
Kotama/Balakpus disertai kelengkapan administrasi :
(a)
Putusan pengadilan yang sudah berkekuatan
hukum tetap dengan pidana tambahan pemecatan dari
dinas keprajuritan.
(b)
Pendapat DKP bagi perwira dan saran staf bagi
Ba/Ta, untuk diberhentikan dengan tidak hormat dari
dinas keprajuritan bagi mereka yang tidak berdasarkan
putusan peradilan maupun bagi yang telah memperoleh
putusan pengadilan tanpa pidana tambahan pemecatan
dari dinas keprajuritan.
(2)
Atas
dasar
surat
keputusan/surat
perintah
pemberhentian dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan
menerbitkan surat perintah pelaksanaan pemberhentian
dengan tidak hormat kepada yang bersangkutan.
(3)
Atas dasar surat keputusan pemberhentian dengan
tidak hormat dari dinas keprajuritan mengusulkan hak
santunan Nilai Tunai Asuransi dari Asabri dan Baltab dari BP
TWP kepada Kotama/Balakpus disertai kelengkapan bahan
administrasi.

d)

Pengakhiran.
(1)
Menyusun
laporan
pelaksanaan
kegiatan
pemberhentian dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan
kepada
Pang/Gub/Dan/Dir/Ka
Kotama/Balakpus
setiap
triwulan.

118

(2)
Menghimpun dan menyimpan data administrasi
personel pemberhentian dengan tidak hormat dari dinas
keprajuritan sebagai data autentik bila sewaktu-waktu
diperlukan.
(3)
Mengevaluasi hasil kegiatan pemberhentian dengan
tidak hormat dari dinas keprajuritan sebagai masukan guna
penyempurnaan lebih lanjut.
c.

Kegiatan Pemberhentian Prajurit Siswa.


1)

Tingkat Mabesad.
a)

Perencanaan.
(1)
Menginventarisir data prajurit siswa golongan Perwira/
bintara/tamtama yang akan diberhentikan sebagai prajurit
siswa.
(2)
Meneliti
bersangkutan.

b)

data

administrasi

prajurit

siswa

yang

Persiapan.
(1)
Meneliti ulang data administrasi personel prajurit siswa
yang bersangkutan.
(2)
Meneliti kelengkapan administrasi dalam pemberhentian
sebagai prajurit siswa.
(3)
Menyiapkan persyaratan administrasi yang diperlukan
dalam rangka pemberhentian sebagai prajurit siswa.

c)

Pelaksanaan.
(1)
Menerbitkan surat keputusan definitif pemberhentian
sebagai prajurit siswa golongan bintara dan tamtama.
(2)
Menerbitkan surat perintah pelaksanaan pemberhentian
sebagai prajurit siswa golongan perwira dan diterbitkan oleh
Mabes TNI.
(3)
Atas dasar keputusan pemberhentian sebagai prajurit
siswa menyalurkan biaya pengembalian ke daerah asal
penerimaan yang bersangkutan kepada Dankodiklat/Pangdam/
Gub Akmil.

119

d)

Pengakhiran.
(1)
Menyusun
laporan
pelaksanaan
kegiatan
pemberhentian sebagai prajurit siswa kepada Panglima U.p.
Aspers setiap pendidikan.
(2)
Menghimpun dan menyimpan data administrasi
personel pemberhentian sebagai prajurit siswa sebagai data
autentik bila sewaktu-waktu diperlukan.
(3)
Mengevaluasi hasil kegiatan pemberhentian sebagai
prajurit siswa sebagai masukan guna penyempurnaan lebih
lanjut.

2)

Tingkat Kotama/Balakpus.
a)

Perencanaan.
(1)
Menginventarisir data prajurit siswa golongan Perwira/
bintara/tamtama yang akan diberhentikan sebagai prajurit
siswa.
(2)
Meneliti
bersangkutan.

b)

data

administrasi

prajurit

siswa

yang

Persiapan.
(1)
Meneliti ulang data administrasi personel prajurit siswa
yang bersangkutan.
(2)
Meneliti kelengkapan administrasi dalam pemberhentian
sebagai prajurit siswa.
(3)
Menyiapkan persyaratan administrasi yang diperlukan
dalam rangka pemberhentian sebagai prajurit siswa.

c)

Pelaksanaan.
(1)
Menerbitkan surat keputusan sementara pemberhentian
sebagai prajurit siswa golongan perwira/bintara/tamtama.
(2)
Mengusulkan surat keputusan definitif pemberhentian
sebagai prajurit siswa :
(a)
Golongan perwira kepada Panglima TNI U.p.
Aspers Panglima TNI dengan tembusan Aspers Kasad.
(b)
Golongan bintara/tamtama kepada Kasad U.p.
Aspers dengan tembusan Aspers Kasum TNI.

120

(3)
Atas dasar surat keputusan pemberhentian sebagai
prajurit siswa mengusulkan biaya pengembalian ke daerah
asal penerimaan yang bersangkutan kepada Kasad U.p.
Aspers.
d)

Pengakhiran.
(1)
Menyusun
laporan
pelaksanaan
kegiatan
pemberhentian sebagai prajurit siswa kepada Kasad U.p.
Aspers setiap pendidikan.
(2)
Menghimpun dan menyimpan data administrasi
personel pemberhentian sebagai prajurit siswa sebagai data
autentik bila sewaktu-waktu diperlukan.
(3)
Mengevaluasi hasil kegiatan pemberhentian sebagai
prajurit siswa sebagai masukan guna penyempurnaan lebih
lanjut.

3)

Tingkat Satuan Pendidikan (Pusdik/Rindam).


a)

Perencanaan.
(1)
Menginventarisir data prajurit siswa golongan Perwira/
bintara/tamtama yang akan diberhentikan sebagai prajurit
siswa.
(2)
Meneliti data administrasi personel prajurit siswa yang
bersangkutan.

b)

Persiapan.
(1)
Meneliti ulang data administrasi personel prajurit siswa
yang bersangkutan.
(2)
Meneliti kelengkapan administrasi dalam pemberhentian
sebagai prajurit siswa.
(3)
Menyiapkan persyaratan administrasi yang diperlukan
dalam rangka pemberhentian sebagai prajurit siswa.

c)

Pelaksanaan.
(1)
Mengusulkan pemberhentian prajurit siswa golongan
perwira/bintara/tamtama kepada Dankodiklat/Pangdam/Gub
Akmil disertai kelengkapan administrasi.
(2)
Atas dasar surat keputusan sementara pemberhentian
prajurit siswa menerbitkan surat perintah pelaksanaan
pemberhentian sebagai prajurit siswa kepada yang
bersangkutan.

121

(3)
Atas dasar surat keputusan pemberhentian sebagai
prajurit siswa mengusulkan biaya pengembalian ke daerah
asal penerimaan yang bersangkutan kepada Dankodiklat/
Pangdam/Gub Akmil.
d)

Pengakhiran.
(1)
Menyusun
laporan
pelaksanaan
kegiatan
pemberhentian sebagai prajurit siswa kepada Dankodiklat/
Pangdam/Gub Akmil setiap pendidikan.
(2)
Menghimpun dan menyimpan data administrasi
personel pemberhentian sebagai prajurit siswa sebagai data
autentik bila sewaktu-waktu diperlukan.
(3)
Mengevaluasi hasil kegiatan pemberhentian sebagai
prajurit siswa sebagai masukan guna penyempurnaan lebih
lanjut.

d.

Kegiatan Pengurusan Pensiun Prajurit.


1)

Perencanaan.
a)

Tingkat Pusat.
(1)
Membuat daftar nominatif Pati yang akan dipensiunkan
dengan dasar Keputusan Presiden Republik Indonesia.
(2)
Menyiapkan data autentik untuk menguji kebenaran
DCPP/DCPPW/DCPPD/DCPT yang diterima dari Kotama/
Balakpus.

b)

Tingkat Kotama/Balakpus.
(1)
Membuat daftar nominatif prajurit yang akan
dipensiunkan mulai pangkat Prada sampai dengan Kolonel.
(2)
Menyiapkan data autentik untuk menguji kebenaran
DCPP/DCPPW/DCPPD/DCPT yang diterima dari Satminkal.

c)

Tingkat Satminkal.
(1)

Membuat daftar nominatif prajurit yang dipensiunkan.

(2)
Membuat surat pemberitahuan/permintaan kelengkapan
administrasi pensiun serta menyampaikan DCPP/DCPPW/
DCPPD/DCPT untuk dikirim kepada yang bersangkutan.

122

2)

Persiapan.
a)

Tingkat Pusat.
(1)
Menyiapkan dosir prajurit yang benar, lengkap, absah
dan mutakhir.
(2)
Menerima dan menginventarisasi usul pensiun dari
PDW khusus pangkat Pati.
(3)
Koordinasi
dengan
Mabesad
pemberitahuan Pati ke Presiden.

b)

tentang

usul

Tingkat Kotama/Balakpus.
(1)
Menyiapkan dosir prajurit yang benar, lengkap, absah
dan mutakhir.
(2)
Menyiapkan surat pemberitahuan pensiun kepada
prajurit satu tahun sebelum pelaksanaan pensiun.
(3)
Menerima usul dari Satminkal serta meneliti dan
mencocokan data pada DCPP/DCPPW/DCPPD/DCPT sesuai
dengan data autentik pada dosir yang bersangkutan.
(4)
Menyiapkan surat usul ke Dirajenad yang bukan
menjadi kewenangan PDW.

c)

Tingkat Satminkal.
(1)
Menyiapkan dosir personel yang benar, lengkap, absah
dan mutakhir.
(2)
Menerima
DCPP/DCPPW/DCPPD/DCPT
dan
kelengkapan bahan administrasi dari yang bersangkutan.
(3)
Meneliti/mencocokan data dalam DCPP/DCPPW/
DCPPD/DCPT dengan data autentik pada dosir prajurit yang
bersangkutan.
(4)

3)

Menyiapkan surat usul kepada PDW.

Pelaksanaan.
a)

Tingkat Pusat.
(1)
Meneliti
dengan data
bersangkutan.

kebenaran
autentikasi

DCPP/DCPPW/DCPPD/DCPT
dalam dosir prajurit yang

123

(2)
Melaksanakan verifikasi terhadap keputusan pensiun/
tunjangan sebagai pensiun, tunjangan bersifat pensiun dan
tunjangan yang telah diterbitkan.
(3)
Menerbitkan keputusan pensiun prajurit berdasarkan
UU 6/1966 khusus pangkat Pati.
(4)
Pendistribusian salinan keputusan pensiun/tunjangan
kepada :
(a)

Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan.

(b)

Dirjen Anggaran Departemen Keuangan.

(c)
Dirut PT. Asabri (Persero)/Dirut PT. Taspen
(Persero).
(d)
Kepala
Perumahan.

b)

Badan

Pengelola

Tabungan

Wajib

(e)

Kesatuan asal.

(f)

Kepala Kantor Cabang PT. Asabri (Persero).

(g)

Yang bersangkutan.

Tingkat Kotama/Balakpus.
(1)
Menilai
kebenaran
DCPP/DCPPW/DCPPD/DCPT
dengan data autentik dalam dosir.
(2)
Mengirimkan usul pensiun/tunjangan sebagai pensiun
tunjangan bersifat pensiun dan tunjangan yang merupakan
kewenangan tingkat pusat.
(3)
Menerbitkan keputusan pensiun prajurit berdasarkan
UU 6/1966 dan tunjangan prajurit yang meninggal dunia dalam
dinas aktif berdasarkan PP 36/1968.
(4)
Pendistribusian salinan keputusan pensiun/tunjangan
kepada :
(a)

Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan.

(b)

Dirjen Anggaran Departemen Keuangan.

(c)
Dirut PT. ASABRI (Persero)/Dirut PT. TASPEN
(Persero).
(d)
Kepala
Perumahan.

Badan

Pengelola

Tabungan

Wajib

124

(e)

Kesatuan asal.

(f)

Kepala Kantor Cabang PT. ASABRI (Persero).

(g)

Yang bersangkutan.

(5)
Mengirimkan keputusan pensiun/tunjangan sebagai
pensiun, tunjangan bersifat pensiun dan tunjangan kepada
Dirajenad untuk verifikasi.
c)
Tingkat Satminkal.
Mengirimkan usul pensiun prajurit 6
(enam) bulan sebelum pensiun terhitung mulai bulan (TMB) pensiun
kepada Kaajen Kotama/Balakpus dengan melampirkan DCPP/
DCPPW/DCPPD/ DCPT, Pasfoto 4 x 6 cm hitam putih/berwarna
untuk prajurit memakai PDH dan istrinya memakai PSK masingmasing 8 lembar pakaian PDH dan persyaratan administrasi lainnya
yang dibutuhkan sesuai ketentuan.
4)

Pengakhiran.
a)
Mengadakan evaluasi tentang pengurusan pensiun prajurit
untuk tingkat Pusat, Kotama/Balakpus dan Satminkal.
b)
Membuat laporan tentang pengurusan
Angkatan Darat ke tingkat yang lebih tinggi.

e.

pensiun

prajurit

Kegiatan Pengurusan Pensiun Warakawuri/Duda Purnawirawan.


1)

Perencanaan.
a)

b)

c)

Tingkat Pusat.
(1)

Menyiapkan data autentik (dosir purnawirawan).

(2)

Menerima dan memproses usul dari kantor bayar.

Tingkat Daerah.
(1)

Menyiapkan data autentik (dosir purnawirawan).

(2)

Menerima dan memproses usul dari kantor bayar.

Kantor Bayar.
(1)
Menghimpun
perorangan.

dan

meneliti

bahan

administrasi

(2)
Membuat surat pemberitahuan tentang kelengkapan
bahan administrasi yang harus dipenuhi.

125

2)

Persiapan.
a)

Tingkat Pusat.
(1)
Meneliti kebenaran bahan administrasi dengan dosir
yang bersangkutan.
(2)
Mengirimkan surat pemberitahuan apabila terdapat
kekurangan bahan administrasi.
(3)

b)

Menyiapkan konsep Keputusan.

Tingkat Daerah.
(1)
Meneliti kebenaran bahan administrasi dengan dosir
yang bersangkutan.
(2)
Mengirimkan surat pemberitahuan apabila terdapat
kekurangan bahan administrasi.
(3)

c)

Menyiapkan konsep Keputusan.

Kantor Bayar.
(1)
Menyiapkan bahan administrasi pensiun warakawuri/
duda purnawirawan prajurit Angkatan Darat.
(2)

Menyiapkan surat usul ke.


(a)
Ditajenad bagi yang terkena peraturan UU RI
No. 2 tahun 1959.
(b)
Ajendam bagi yang terkena peraturan UU RI
No. 6 tahun 1966.

3)

Pelaksanaan.
a)

Tingkat Pusat.
(1)
Menerbitkan keputusan pensiun warakawuri/duda/
tunjangan anak yatim/piatu dan anak yatim-piatu berdasarkan
Undang-Undang Nomor 2 tahun 1959 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 2 tahun 1951.
(2)
Melaksanakan pendistribusian
pensiun warakawuri/duda kepada :

salinan

keputusan

(a)

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan.

(b)

Dirjen Anggaran Departemen Keuangan.

126

(c)
Dirut PT. Asabri (Persero)/Dirut PT. Taspen
(Persero).
(d)
Kaajen Kotama dimana warakawuri/duda yang
bersangkutan berdomisili.
(e)
Kepala Kantor Cabang PT. Taspen (Persero)/PT.
Asabri (Persero).
(f)
b)

Yang bersangkutan.

Tingkat Daerah.
(1)
Menerbitkan keputusan pensiun warakawuri/duda/
tunjangan anak yatim/piatu dan anak yatim-piatu berdasarkan
Undang-Undang Nomor 6 tahun 1966 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 36 tahun 1968.
(2)
Melaksanakan pendistribusian
pensiun/tunjangan kepada :

salinan

keputusan

(a)

Ketua Badan Pemeriksa Keuangan.

(b)

Dirjen Anggaran Departemen Keuangan.

(c)

Dirut PT. Asabri (Persero)/PT. Taspen (Persero).

(d)

Dirajenad (Tembusan keputusan untuk verifikasi).

(e)
Kepala Kantor Cabang PT. Asabri (Persero)/PT.
Taspen (Persero).
(f)

Yang bersangkutan.

c)
Kantor Bayar.
Mengirimkan usul pensiun warakawuri/duda
kepada
Dirajenad/Kaajendam
disertai
kelengkapan
bahan
administrasi.
4)
Pengakhiran. Kegiatan yang dilaksanakan tingkat pusat, daerah dan
kantor bayar sebagai berikut :
a)
Mengadakan
evaluasi
tentang
pengurusan
warakawuri/duda purnawirawan prajurit Angkatan Darat.

pensiun

b)
Membuat
laporan
tentang
pengurusan
warakawuri/duda purnawirawan prajurit Angkatan Darat.

pensiun

127

18.

Kegiatan Pengurusan Dosir Personel.


a.

Perencanaan.
1)
Tingkat Pusat. Dirajenad dibantu Kasubditbindospers merencanakan
kebutuhan pengurusan dosir personel Angkatan Darat yang disesuaikan
dengan jumlah personel yang diurus, rencana penambahan dan pemisahan
baik perwira, bintara, tamtama maupun PNS.
2)
Tingkat Kotama/Balakpus. Pangkotama/Kabalakpus merencanakan
pengurusan dosir personel yang disesuaikan dengan jumlah personel yang
diurus serta rencana penambahan dan pemisahan, baik tamtama, bintara,
perwira, maupun PNS di tingkat Kotama/Balakpus.
3)
Tingkat Satminkal. Dansatminkal merencanakan kebutuhan
pengurusan dosir personel yang disesuaikan dengan jumlah personel yang
diurus serta rencana penambahan dan pemisahan, baik tamtama, bintara,
perwira maupun PNS di tingkat Kotama Satminkal.

b.

Persiapan.
1)
Tingkat Pusat.
Untuk mendukung pelaksanaan pengurusan dosir
personel perlu mempersiapkan prasarana dan sarana, disesuaikan dengan
jumlah dosir, adapun prasarana dan sarana sebagai berikut :
a)

Prasarana.

Prasarana yang diperlukan antara lain :

(1)

Ruangan dosir.

(2)

Lemari dosir/Roll o pact.

(3)

Filing Cabinet (lemari arsip).

(4)

Meja tulis.

(5)

Kursi.

(6)

Alsintor.

(7)

Komputer dan perangkat pendukungnya.

(8)

Kapur barus.

(9)

Alat penyemprot insekta.

(10)

Alat pemadam kebakaran.

(11)

Masker.

(12)

Sarung tangan.

128

(13)

Oto (eyfreon)/pakaian pengunjung dosir.

(14)

Jas lab/pakaian petugas dosir.

(15)

Alat penghisap debu.

(16)

Lemari kartu.

(17)

Mesin fotokopi.

(18)

Alat pengatur peredaran udara (aschaustfan).

(19)

Alat pendingin (air conditioner).

(20)

Mesin laminating.

(21)

Faksimile.

(22)

Kaca pembesar.

(23)

Scanner.

(24) Hard disk external, CD/DVD


elektronik)

(penyimpanan dosir

b)
Sarana.
Sarana yang dibutuhkan untuk pengurusan dosir
sebagai berikut :
(1)

Buku agenda (Bentuk A10-001).

(2)

Buku register prajurit (Bentuk A11-011).

(3)

Daftar isi dosir prajurit (Bentuk A11-013).

(4)

Map KIP (Bentuk A11-020).

(5)
Buku
peminjaman
(Bentuk A10-004)

data

pegawai

PNS/Prajurit

(6)

Bon peminjaman data prajurit (Bentuk U11-237).

(7)

Kartu induk prajurit (Bentuk U11-230).

(8)

Sampul dosir prajurit (Bentuk U11-001).

(9)

Kartu petunjuk (Bentuk A11-012).

(10)

Buku induk prajurit (Bentuk U11-231).

129

2)
Tingkat Kotama/Balakpus. Guna
mendukung
pelaksanaan
pengurusan dosir personel, Kotama/Balakpus mempersiapkan prasarana
dan sarana, disesuaikan dengan jumlah dosir, adapun prasarana dan
sarana sebagai berikut :
a)
Prasarana. Adapun prasarana yang dibutuhkan Kotama/
Balakpus seperti yang tercantum di Ditajenad, dikurangi :
(1)

Mesin laminating.

(2)

Faksimile.

(3)

Kaca pembesar.

(4)

Scanner.

b)
Sarana. Sarana yang dibutuhkan untuk pengurusan dosir
Kotama/Balakpus, seperti di Ditajenad.
3)
Tingkat Satminkal. Guna mendukung pelaksanaan pengurusan dosir
personel Dansatminkal menyiapkan prasarana dan sarana, disesuaikan
dengan jumlah personel. Adapun prasarana dan sarana sebagai berikut :
a)
Prasarana. Adapun prasarana yang diperlukan di Satminkal
seperti yang tercantum di Kotama/Balakpus dikurangi :
(1)

Lemari kartu.

(2)

Mesin fotokopi.

(3)

Alat pengatur udara (aschaustfan).

(4)

Alat pendingin (air conditioner).

b)
Sarana.
Sarana yang dibutuhkan untuk pengurusan dosir
Satminkal seperti yang tercantum di Kotama/Balakpus dikurangi kartu
petunjuk (Bentuk A11-012B).
c.

Pelaksanaan.
1)
Tingkat Pusat.
Setelah tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai untuk memudahkan penyimpanan, perawatan, dan penyajian,
maka pelaksanaan kegiatan dosir disusun sebagai berikut :
a)
Pencatatan.
menggunakan :
(1)

Dokumen personel yang diterima dicatat dengan

Buku agenda.

(2)
Buku register untuk mencatat data perorangan yang
relatif tidak berubah.

130

(3)
Kartu induk prajurit Angkatan Darat untuk mencatat data
perorangan prajurit yang relatif berubah dan yang
mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap
keadaan prajurit yang bersangkutan.
(4)
Untuk dokumen autentik tertentu (foto depan, foto
samping, KPI, akte kelahiran, lamaran, pengangkatan dan
inpasing) dilaksanakan penyimpanan/scan data pada komputer
untuk dijadikan dosir elektronik.
b)

Penataan.
(1)
Dokumen autentik yang telah dicatat, ditata dengan
maksud :
(a)
Data yang dicatat dalam buku register dan kartu
induk prajurit sesuai dengan kenyataan.
(b)
Mudah dicocokkan dengan data hasil pengolahan
komputer sesuai data personel perorangan yang
disajikan oleh Disinfolahtad.
Apabila ditemukan data yang berbeda dilakukan
tindakan sebagai berikut :
i)
Data dari Disinfolahtad lebih mutakhir,
daripada yang ada di dosir maka diminta
kekurangan dokumen autentik atas nama prajurit
yang bersangkutan ke Badan pembuat produk.
ii)
Data dari Disinfolahtad tidak mutakhir
maka dicatat dan dilaporkan ke satuannya atau
ke Disinfolahtad sesuai dengan data mutakhir
dari dosir yang bersangkutan.
iii)
Data dari Disinfolahtad dengan dosir yang
bersangkutan berbeda, misalnya perbedaan
tanggal lahir, maka untuk kebenarannya
dicocokkan dengan data yang ada di Ditajenad.
(2)
Pelaksanaan penataan dokumen autentik di dalam
sampul dosir disusun menurut urutan waktu penerimaan,
sesuai dengan yang tercantum dalam daftar isi dosir personel.

c)

Penyimpanan.
(1)
Dosir personel dimasukkan dalam sampul dan disimpan
di lemari/rak dosir agar terjamin keamanan, kerahasiaan dan
terhindar dari segala sesuatu yang merugikan. Penyimpanan
diatur sebagai berikut :

131

(a)
Dokumen autentik dimasukkan dalam sampul
dosir.
(b)
Semua dokumen yang akan dimasukkan
ke
dalam sampul dosir, dibubuhi cap khusus untuk dosir.
(c)
Sampul dosir personel disusun menurut golongan
pangkat/NRP/NIP satuan disimpan dalam lemari dosir.
(d)
Kartu induk personel dimasukkan dalam map
kartu induk personel, disusun menurut golongan
pangkat NRP/NIP serta disimpan dalam lemari.
(2)
Dosir Elektronik untuk dokumen autentik data awal (foto,
KPI, akte kelahiran, pengangkatan, surat lampiran dan
Inpassing) disimpan dalam Hardisk Servers/Hardisk external.
d)
Pemeliharaan.
Prasarana dan sarana dosir dipelihara setiap
saat, agar data autentik tetap terawat dengan baik, kegiatan
pemeliharaan meliputi :
(1)

Penyedotan debu secara berkala.

(2)
Penyemprotan anti insekta dan pemberian kapur barus
secara periodik.
(3)
Sirkulasi/pergantian
memadai.
(4)

udara

dan

penerangan cukup

Anti virus untuk komputer secara periodik.

e)
Penyajian Data Personel.
Badan pelaksana pengurusan
dosir
personel Ditajenad berperan sebagai badan yang dapat
menyajikan data personel secara cepat, benar, lengkap, absah dan
mutakhir untuk kepentingan pengacaraan personel, kenaikan
pangkat, sidang jabatan dan pensiun.
f)

Penilaian dan Pemisahan.


(1)
Bagian pengurusan dosir dalam dinas menilai/
memisahkan dosir personel yang telah diberhentikan/pensiun
dan memindahkan ke dosir purnadinas setelah diterbitkan
Kep/Salinan Skep pemberhentian/pensiun.
(2)
Bagian pengurusan dosir purnadinas memisahkan dosir
yang telah pensiun selama 30 tahun sejak yang bersangkutan
pensiun/diberhentikan.

132

(3)
Dosir yang diterima dari Kotama/Balakpus digabung
dengan dosir yang ada di Subditbindospers yang telah
tersimpan selama 30 tahun sejak yang bersangkutan
diberhentikan/pensiun untuk dinilai dan dinyatakan inaktif
kemudian
dibuat
pertelaan
untuk
dipindahkan
ke
Subditbinminu Ditajenad sebagai Badan Arsip III.
(4)
Dokumen yang tidak termasuk dalam daftar pertelaan
dimusnahkan, tata cara pemusnahan sesuai dengan peraturan
pemusnahan arsip.
2)
Tingkat Kotama/Balakpus. Setelah tersedia prasarana dan sarana
yang memadai untuk memudahkan penyimpanan, perawatan dan penyajian,
maka pelaksanaan kegiatan dosir disusun sebagai berikut :
a)
Pencatatan.
Mutasi personel yang diterima menurut urutan
waktu oleh bagian pengurusan dosir dicatat dengan menggunakan :
(1)

Buku agenda.

(2)
Buku register untuk mencatat data perorangan yang
relatif tidak berubah.
(3)
Kartu induk prajurit Angkatan Darat untuk mencatat data
perorangan prajurit yang relatif berubah dan yang
mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap
keadaan prajurit yang bersangkutan.
b)

Penataan.
(1)
Dokumen autentik yang telah dicatat, ditata dengan
maksud agar :
(a)
Data yang dicatat dalam buku register dan kartu
induk prajurit sesuai dengan kenyataan.
(b)
Mudah dicocokkan dengan data hasil pengolahan
komputer sesuai dengan data personel perorangan
yang disajikan oleh Disinfolahtad. Apabila ditemukan
data yang berbeda, dilakukan tindakan sebagai berikut :
i)
Data dari Disinfolahtad lebih mutakhir,
dimintakan kekurangan dokumen autentik atas
nama
prajurit
yang
bersangkutan
ke
Kotama/Balakpus yang bersangkutan.
ii)
Data dari Disinfolahtad tidak mutakhir
dicatat dan dilaporkan ke Disinfolahtad sesuai
dengan data mutakhir dari dosir yang
bersangkutan.

133

iii)
Data dari Disinfolahtad dengan dosir yang
bersangkutan berbeda, misalnya perbedaan
tanggal lahir, maka untuk kebenarannya
dicocokkan dengan data yang ada di Ditajenad,
selanjutnya data di Disinfolahtad dan Kotama/
Balakpus disesuaikan dengan data tersebut.
(2)
Pelaksanaan penataan dokumen autentik di dalam
sampul dosir disusun menurut urutan waktu penerimaan,
sesuai dengan yang tercantum dalam daftar isi dosir personel.
c)
Penyimpanan.
Dosir personel setelah dimasukkan dalam
sampul dosir dan disimpan di lemari/rak dosir agar terjamin
keamanan, kerahasiaan dan terhindar dari segala sesuatu yang
merugikan. Penyimpanan diatur sebagai berikut :
(1)

Dokumen autentik dimasukkan dalam sampul dosir.

(2)
Semua dokumen yang akan dimasukkan
sampul dosir, dibubuhi cap khusus untuk dosir.

ke dalam

(3)
Sampul dosir personel disusun menurut golongan
pangkat/NRP, satuan, disimpan dalam lemari dosir.
(4)
Kartu induk personel dimasukkan dalam map kartu
induk personel, disusun menurut golongan pangkat NRP serta
disimpan dalam lemari.
d)
Pemeliharaan. Prasarana dan sarana dosir Kotama/Balakpus
dipelihara setiap saat, agar data autentik tetap terawat dengan baik,
kegiatan pemeliharaan meliputi :
(1)

Penyedotan debu secara berkala.

(2)
Penyemprotan anti insekta dan pemberian kapur barus
secara periodik.
(3)
Sirkulasi/pergantian
memadai.

udara

dan

penerangan cukup

e)
Penyajian Data Personel. Badan pelaksana pengurusan dosir
personel Kotama/Balakpus berperan sebagai badan yang dapat
menyajikan data personel secara cepat, benar, lengkap, absah dan
mutakhir untuk kepentingan pengacaraan personel dan pensiun.
f)

Penilaian dan Pemisahan.


(1)
Bagian pengurusan dosir dalam dinas menilai/
memisahkan dosir personel yang telah diberhentikan/pensiun
dan memindahkan ke dosir purnadinas setelah diterbitkan
Kep/salinan pemberhentian/pensiun.

134

(2)
Bagian pengurusan dosir Kotama/Balakpus purnadinas
memisahkan dosir yang telah 30 tahun sejak yang
bersangkutan pensiun/diberhentikan.
(3)
Dosir yang diterima dari Satminkal digabung dengan
dosir yang tersimpan selama 30 tahun di Kotama/Balakpus
sejak yang bersangkutan dinyatakan pensiun/diberhentikan
kemudian dibuat surat pengiriman dosir dan dikirim ke
Subditbinminu Ditajenad.
(4)
Dokumen yang tidak dikirim karena terdapat dokumen
rangkap, tata cara pemusnahan sesuai dengan peraturan
pemusnahan arsip.
3)
Tingkat Satminkal. Setelah tersedianya prasarana dan sarana yang
memadai untuk memudahkan pengurusan, maka pelaksanaan kegiatan
dosir disusun sebagai berikut :
a)
Pencatatan.
Mutasi personel yang diterima menurut urutan
waktu oleh bagian pengurusan dosir dicatat dengan menggunakan :
(1)

Buku agenda.

(2)
Buku register untuk mencatat data perorangan yang
relatif tidak berubah.
(3)
Kartu induk prajurit Angkatan Darat untuk mencatat data
perorangan prajurit yang relatif berubah dan yang
mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung terhadap
keadaan Prajurit/PNS yang bersangkutan.
b)

Penataan.
(1)
Dokumen autentik yang telah dicatat, supaya ditata
dengan maksud agar :
(a)
Data yang dicatat dalam buku register dan kartu
induk prajurit sesuai dengan kenyataan.
(b)
Mudah dicocokkan dengan data hasil pengolahan
komputer sesuai dengan data personel perorangan
yang disajikan oleh Disinfolahtad.
(c)
Apabila ditemukan data yang berbeda dilakukan
tindakan sebagai berikut :
i)
Data dari Disinfolahtad lebih mutakhir,
dimintakan kekurangan dokumen autentik atas
nama Prajurit/PNS yang bersangkutan ke
Satminkal yang bersangkutan.

135

ii)
Data dari Disinfolahtad tidak mutakhir,
dicatat dan dilaporkan ke Disinfolahtad sesuai
dengan data mutakhir dari dosir yang
bersangkutan.
iii)
Data dari Disinfolahtad dengan dosir yang
bersangkutan berbeda, misalnya perbedaan
tanggal lahir, maka untuk kebenarannya
dicocokkan dengan data yang ada di Ditajenad,
selanjutnya data di Disinfolahtad dan Satminkal
disesuaikan dengan data tersebut.
(2)
Pelaksanaan penataan dokumen autentik di dalam
sampul dosir disusun menurut urutan waktu penerimaan
sesuai dengan yang tercantum dalam daftar isi dosir personel.
c)
Penyimpanan.
Dosir personel setelah dimasukkan dalam
sampul dosir dan disimpan di lemari/rak dosir agar terjamin
keamanan, kerahasiaan dan terhindar dari segala sesuatu yang
merugikan. Penyimpanan diatur sebagai berikut :
(1)

Dokumen autentik dimasukkan dalam sampul dosir.

(2)
Semua dokumen yang akan dimasukkan
sampul dosir, dibubuhi cap khusus untuk dosir.

ke dalam

(3)
Sampul dosir personel disusun menurut golongan
pangkat/NRP satuan disimpan dalam lemari dosir.
(4)
Kartu induk personel dimasukkan dalam map kartu
induk personel, disusun menurut golongan pangkat NRP/NIP
serta disimpan dalam lemari.
d)
Pemeliharaan. Prasarana dan sarana dosir dipelihara setiap
saat, agar data autentik tetap terawat dengan baik. Kegiatan
pemeliharaan meliputi :
(1)

Penyedotan debu secara berkala.

(2)
Penyemprotan anti insekta dan pemberian kapur barus
secara periodik.
(3)
Pengaturan sirkulasi/pergantian udara dan penerangan
cukup memadai.
e)
Penyajian Data Personel.
Badan pelaksana pengurusan
dosir
personel Satminkal berperan sebagai badan yang dapat
menyajikan data personel secara cepat, benar, lengkap, absah dan
mutakhir untuk kepentingan pengacaraan personel, kenaikan
pangkat, sidang jabatan dan pensiun.

136

f)

Penilaian dan Pemisahan.


(1)
Bagian pengurusan dosir dalam dinas menilai/
memisahkan dosir personel yang telah diberhentikan/pensiun
dan memindahkan ke dosir purnadinas setelah diterbitkan
Skep pemberhentian/pensiun.
(2)
Bagian pengurusan dosir Purnadinas memisahkan dosir
yang telah tersimpan selama 30 tahun sejak yang
bersangkutan pensiun/diberhentikan.
(3)
Satminkal membuat surat pengiriman dosir ke
Purnadinas yang telah tersimpan selama 30 tahun sejak
dinyatakan pensiun/diberhentikan, ke Kotama/Balakpus.
(4)
Dokumen yang tidak dikirim karena terdapat dokumen
rangkap, tata cara pemusnahan sesuai dengan peraturan
pemusnahan arsip.

d.

Pengakhiran.
1)

Tingkat Pusat (Ditajenad).


a)
Bagian pengurusan dosir Subditbindospers mengevaluasi
kelengkapan dosir personel.
b)
Apabila isi dosir personel tidak lengkap, Kasubditbindospers
membuat surat ke Kotama/Balakpus untuk dilengkapi.
c)
Kasubditbindospers membuat laporan pelaksanaan tugas
kepada Dirajenad.

2)

Tingkat Kotama/Balakpus.
a)
Bagian Pengurusan Dosir mengevaluasi kelengkapan isi dosir
personel.
b)
Apabila ditemukan isi dosir yang tidak lengkap,
Kotama/Balakpus membuat surat ke Satminkal untuk dilengkapi.
c)
Bagian pengurusan dosir membuat laporan pelaksanaan tugas
pengurusan dosir kepada Pang, Dan, Dir, Ka Kotama/Balakpus.

3)

Tingkat Satminkal.
a)
Bagian pengurusan dosir mengevaluasi pelaksanaan
pengurusan dosir dengan jalan mengecek kelengkapan isi dosir.

137

b)
Apabila diketemukan isi dosir personel tidak lengkap, bagian
pengurusan dosir minta kepada yang bersangkutan untuk melengkapi
dosirnya.
c)
Bagian pengurusan dosir Satminkal
pelaksanaan tugas kepada Dansatminkal.

membuat

laporan

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

19.
Umum.
Agar penyelenggaraan pengurusan administrasi personel prajurit
dapat berjalan dengan lancar dan mencapai hasil yang optimal, maka diperlukan adanya
pengawasan dan pengendalian dari pembina LKT Ajudan Jenderal sesuai dengan
mekanisme yang telah ditentukan. Pengawasan dan pengendalian merupakan kegiatan
untuk menjamin pelaksanaan kegiatan pengurusan administrasi personel prajurit yang
benar sehingga dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Tugas dan tanggung
jawab pengawasan dan pengendalian disesuaikan dengan tataran kewenangan
sebagaimana ditetapkan dalam Buku Petunjuk Pembinaan Ajudan Jenderal.
20.

Pengawasan.
a.

Tingkat Pusat.
1)
Kasad. Menentukan dan menetapkan kebijakan terhadap
pengawasan penyelenggaraan administrasi personel prajurit Angkatan
Darat.
2)
Aspers Kasad. Membantu Kasad dalam penyelenggaraan
pengawasan penyelenggaraan administrasi personel prajurit Angkatan
Darat.
3)
Dirajenad. Menyelenggarakan pengawasan terhadap pelaksanaan
administrasi personel prajurit Angkatan Darat sesuai kewenangannya.

b.

Tingkat Kotama/Balakpus.
1)
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka.
Menentukan
kebijakan
terhadap
pengawasan kegiatan administrasi personel prajurit di Kotama/Balakpus.
2)
Aspers/Sekretaris/Dirbinlem.
Menyelenggarakan dan melakukan
pengawasan kegiatan administrasi personel prajurit di Kotama/Balakpus.

c.
Tingkat Satuan.
Dan/Ka Satuan menyelenggarakan dan melakukan
pengawasan kegiatan administrasi personel prajurit di Satuannya.

138

21.

Pengendalian.
a.

Tingkat Pusat.
1)
Kasad.
Menentukan
kebijakan
terhadap
pengendalian
penyelenggaraan administrasi personel prajurit Angkatan Darat.
2)
Aspers Kasad. Membantu Kasad dalam pelaksanaan pengendalian
kegiatan administrasi personel prajurit Angkatan Darat.
3)
Dirajenad. Melaksanakan pengendalian terhadap penyelenggaraan
administrasi personel prajurit Angkatan Darat sesuai kewenangannya.

b.

Tingkat Kotama/Balakpus.
1)
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka.
Melakukan
pengendalian
terhadap
pelaksanaan kegiatan administrasi personel prajurit Kotama/Balakpus.
2)
Aspers/Sekretaris/Dirbinlem. Membantu Pang/Dan/Gub/Dir/Ka dalam
melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan administrasi personel
prajurit Kotama/Balakpus.
3)
Kaajen/Kabagpers. Membantu Aspers/Sekretaris/Dirbinlem Kotama/
Balakpus dalam melakukan pengendalian terhadap pelaksanaan
administrasi personel prajurit di tingkat Kotama/Balakpus.

c.
Tingkat Satuan.
Dan/Ka Satuan menyelenggarakan dan melakukan
pengendalian pengurusan administrasi personel prajurit di tingkat Satuan.

BAB VI
PENUTUP

22.
Keberhasilan.
Disiplin untuk mentaati ketentuan yang ada dalam Naskah
Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Administrasi Personel Prajurit
Angkatan Darat ini oleh pembina dan pengguna, akan sangat berpengaruh terhadap
keberhasilan pelaksanaan penyelenggaraan pengurusan administrasi personel prajurit di
lingkungan Angkatan Darat.
23.
Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasakan perlu dalam rangka penyempurnaan
Naskah Buku Petunjuk Administrasi tentang Penyelenggaraan Personel Prajurit Angkatan
Darat ini, agar disarankan kepada Kasad melalui Komandan Kodiklat TNI AD sesuai
mekanisme umpan balik.
A.n. Kepala Staf Angkatan Darat
Direktur Ajudan Jenderal

S. Aritonang
Brigadir Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai