Anda di halaman 1dari 52

TENTARA NASIONAL INDONESIA Lampiran Keputusan Kasad

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Nomor Kep/542/VI/2018


Tanggal 29 Juni 2018

PETUNJUK TEKNIS

tentang

PEMBERHENTIAN SEMENTARA DARI JABATAN


(SCHORSING)

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Pemberhentian sementara dari jabatan (schorsing) merupakan bagian dari


hukum administrasi militer yang berlaku di lingkungan Tentara Nasional Indonesia
(TNI). Schorsing dilakukan untuk memudahkan proses penyidikan atau
pemeriksaan, dan tidak terganggunya organisasi militer dikarenakan anggota
militer yang bersangkutan sedang dalam penahanan karena proses hukum.
Schorsing di lingkungan TNI AD mengatur tentang penetapan, pembatalan,
pencabutan, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan, sehingga dapat
dijadikan pedoman bagi pejabat yang berwenang untuk mewujudkan kepastian
hukum. Petunjuk Teknis (Juknis) tentang Pemberhentian Sementara Dari Jabatan
(Schorsing) merupakan jabaran dari Petunjuk Administrasi (Jukmin) tentang
Perundang-Undangan.

b. Penerapan schorsing selama ini menggunakan Petunjuk Pelaksanaan


(Juklak) tentang Pemberhentian Sementara Dari Jabatan (Schorsing) yang
disahkan dengan Perkasad/96/XII/2008 tanggal 19 Desember 2008. Substansi
Juklak tentang schorsing sebagian sudah tidak valid dihadapkan dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2010 tentang Administrasi Prajurit
TNI. Perbedaan persepsi dalam penerapan schorsing menjadi penyebab keraguan
bagi pejabat yang berwenang untuk mengambil suatu keputusan. Kondisi tersebut
sangat mempengaruhi proses administrasi bagi anggota militer dalam pengusulan
kenaikan pangkat atau penempatan jabatan selanjutnya karena tidak adanya
kepastian hukum.

c. Mengingat pentingnya Juknis tentang Pemberhentian Sementara Dari


Jabatan (Schorsing), maka Direktorat Hukum Angkatan Darat (Ditkumad) perlu
merevisi Juklak tentang Pemberhentian Sementara Dari Jabatan (Schorsing).
Revisi dilakukan agar proses schorsing di lingkungan TNI AD dapat berjalan secara
efektif, efisien dan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Revisi Juknis tentang Pemberhentian Sementara Dari Jabatan (Schorsing)
diharapkan dapat diperoleh kesamaan pemahaman dan tindakan bagi satuan di
jajaran TNI AD dalam melaksanakan schorsing, sekaligus sebagai sumber bahan
ajaran bagi lembaga pendidikan di lingkungan TNI AD.
4
2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Petunjuk teknis ini dimaksudkan agar dapat memberikan


gambaran dan penjelasan kepada pejabat yang berwenang dalam menerapkan
schorsing bagi anggota militer.

b. Tujuan. Petunjuk teknis ini bertujuan untuk dijadikan pedoman bagi


pejabat yang berwenang dalam menerapkan schorsing bagi anggota militer.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan Juknis ini meliputi tentang


penetapan, pembatalan, pencabutan, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan bagi anggota militer.

b. Tata Urut. Petunjuk teknis ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:

1) Bab I Pendahuluan.

2) Bab II Ketentuan Umum.

3) Bab III Kegiatan yang Dilaksanakan.

4) Bab IV Hal-hal yang perlu diperhatikan.

5) Bab V Pengawasan dan Pengendalian.

6) Bab VI Penutup.

4. Dasar. Dasar yang digunakan dalam penyusunan Petunjuk Teknis tentang


Pemberhentian Sementara Dari Jabatan (Schorsing) sebagai berikut:

a. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer;

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1997 tentang


Peradilan Militer (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3713);

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara


Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4439);

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2014 tentang Hukum


Disiplin Militer.(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 257,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5591);

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2010 tentang


Administrasi Prajurit Tentara Nasional Indonesia;

f. Peraturan Panglima TNI Nomor 44 Tahun 2015 tanggal 10 Desember 2015


tentang Peraturan Disiplin Militer;

g. Peraturan Panglima TNI Nomor 45 Tahun 2015 tanggal 10 Desember 2015


tentang Atasan Yang Berhak Menghukum;
5
h. Keputusan Kasad Nomor Kep/430/X/2013 tanggal 31 Oktober 2013 tentang
Penyelenggaraan Administrasi Umum Angkatan Darat;

i. Keputusan Kasad Nomor Kep/542/VIII/2015 tanggal 12 Agustus 2015


tentang Petunjuk Teknis tentang Stratifikasi Petunjuk TNI AD;

j. Keputusan Kasad Nomor Kep/428/VI/2016 tanggal 23 Juni 2016 tentang


Petunjuk Teknis tentang Kewenangan Papera Dan Ankum di lingkungan Angkatan
Darat;

k. Keputusan Kasad Nomor Kep/548/VI/2016 tanggal 27 Juni 2016 tentang


Petunjuk Teknis tentang Tulisan Dinas;

l. Keputusan Kasad Nomor Kep/827/X/2016 tanggal 3 Oktober 2016 tentang


Petunjuk Administrasi tentang Perundang-Undangan;

m. Keputusan Kasad Nomor Kep/632/VIII/2017 tanggal 29 Agustus 2017


tentang Petunjuk Teknis tentang Tata Cara Penyusunan Doktrin dan Petunjuk TNI
AD; dan

n. Keputusan Kasad Nomor Kep/633/VIII/2017 tanggal 29 Agustus 2017


tentang Petunjuk Administrasi tentang Penyusunan, Penerbitan Doktrin dan
Petunjuk TNI AD.

5. Pengertian. (Lampiran A).

BAB II
KETENTUAN UMUM

6. Umum. Ketentuan umum merupakan pedoman bagi pejabat yang berwenang


dalam menerapkan schorsing di lingkungan TNI AD berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan ini diperlukan agar kegiatan yang
berkaitan dengan pelaksanaan schorsing memperoleh hasil yang optimal dan terwujudnya
kepastian hukum. Ketentuan ini berisikan tujuan, sasaran, sifat, peranan, organisasi,
tugas, dan tanggung jawab, syarat personel, teknis, sarana dan prasarana serta faktor-
faktor yang memengaruhi.

7. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Menerapkan schorsing mulai dari penetapan, pembatalan,


pencabutan, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan bagi anggota militer
agar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
tercapainya kepastian hukum.

b. Sasaran.

1) terlaksananya penetapan schorsing bagi anggota militer berdasarkan


ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tercapainya
kepastian hukum;
6
2) terlaksananya pembatalan schorsing bagi anggota militer
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
tercapainya kepastian hukum;

3) terlaksananya pencabutan schorsing bagi anggota militer


berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
tercapainya kepastian hukum; dan

4) terlaksananya pengangkatan kembali dalam suatu jabatan bagi


anggota militer berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dan tercapainya kepastian hukum.

8. Sifat.

a. Normatif. Penerapan schorsing berpedoman pada peraturan perundang-


undangan yang berlaku.

b. Sistematis. Penerapan schorsing dilakukan secara tertib administrasi,


teratur, berurutan, dan berjenjang sesuai pentahapannya.

c. Sederhana. Pedoman schorsing dibuat sesederhana mungkin, guna


memudahkan bagi pejabat yang berwenang untuk memahami dan
melaksanakannya.

d. Sinergitas. Penerapan schorsing harus dikoordinasikan kepada semua


pihak yang terkait guna mendukung kelancaran proses schorsing untuk
mendapatkan hasil yang terbaik.

e. Kepentingan militer. Penerapan schorsing harus memperhatikan


kepentingan tugas dan organisasi.

f. Kepastian Hukum. Penerapan schorsing harus memperhatikan syarat-


syarat dan prosedur yang benar dengan memperhatikan asas keadilan untuk
segera ditindak lanjuti sehingga diperoleh adanya kepastian hukum bagi anggota
militer yang bersangkutan.

9. Peranan. Petunjuk teknis ini berperan sebagai pedoman dalam proses


penerapan schorsing bagi militer di lingkungan TNI AD sebagai berikut:

a. Menciptakan rasa keadilan. Penetapan schorsing bagi anggota militer


TNI AD yang sedang menjalani penahanan akan menumbuhkan rasa keadilan
dikalangan militer.

b. Pembinaan satuan. Penetapan schorsing bagi anggota militer TNI AD


yang sedang menjalani penahanan merupakan salah satu bagian dari pembinaan
personel untuk memberikan efek jera dan ada rasa takut bagi anggota militer yang
belum melanggar.
7
10. Organisasi.

a. Struktur Organisasi.

MABESAD Tk. Pusat.

SPAMAD SPERSAD DITKUMAD

KOTAMA/ Tk. Kotama/Balakpus.


BALAKPUS

SPERS/SET/
INTEL/PAM KUM
BINUM

Tk. Satuan/Lemdik.
SATUAN

INTEL/PAM SPERS KUM

b. Susunan organisasi.

1) Tingkat Pusat.

a) Mabesad : Kasad.

b) Spamad : Aspam Kasad.

c) Spersad : Aspers Kasad.

d) Ditkumad : Dirkumad.

2) Tingkat Kotama.

a) Kotama/Balakpus : Pang/Dan/Gub/Dir/Ka.

b) Intel/Pam : Asintel/Pam.

c) Spers/Set/Binum : Aspers/Ses/Kasubditbinum.

d) Kum : Kakum.

3) Tingkat Satuan.

a) Satuan : Dan/Ka Satuan.

b) Intel/Pam : Kasi Intel/Pam.


8
c) Pers : Kasi Pers.

d) Kum : Kakum.

11. Tugas dan Tanggung Jawab.

a. Tingkat Pusat.

1) Kasad:

a) menerima berkas pengusulan schorsing bagi anggota militer


yang berpangkat perwira menengah (pamen) TNI AD;

b) menerima dan/atau meminta data pelanggaran/kejahatan serta


keterangan dari Aspam Kasad terkait pamen TNI AD yang diusulkan
schorsing;

c) menerima dan/atau meminta pendapat serta saran hukum dari


Dirkumad terkait pamen TNI AD yang diusulkan schorsing;

d) mengusulkan schorsing kepada Panglima TNI bagi anggota


militer yang berpangkat perwira tinggi (pati) TNI AD;

e) menerbitkan keputusan schorsing bagi anggota militer yang


berpangkat pamen TNI AD;

f) memerintahkan Aspers Kasad untuk mengeluarkan surat


perintah pelaksanaan schorsing;

g) Kasad bertanggungjawab kepada Panglima TNI atas


pelaksanaan kegiatan schorsing di lingkungan TNI AD.

2) Aspam Kasad:

a) menghimpun dan mempelajari berkas pelanggaran/kejahatan


dan keterangan terkait pengusulan schorsing bagi anggota militer
yang berpangkat pamen dan pati TNI AD;

b) melaporkan data pelanggaran/kejahatan dan keterangan


terkait pengusulan schorsing bagi anggota militer yang berpangkat
pamen dan pati TNI AD kepada Kasad;

c) memberikan saran dan tanggapan tentang data serta fakta


pelanggaran/kejahatan terkait pengusulan schorsing bagi anggota
militer yang berpangkat pamen dan pati TNI AD kepada Kasad; dan

d) bertanggungjawab kepada Kasad tentang data dan fakta


pelanggaran/kejahatan dalam pelaksanaan pengusulan schorsing
bagi anggota militer yang berpangkat pamen dan pati TNI AD.

3) Aspers Kasad:

a) menghimpun dan meneliti data administrasi terkait pengusulan


schorsing bagi anggota militer yang berpangkat pamen dan pati TNI
AD;
9
b) melakukan koordinasi dengan Aspam Kasad dalam
menghimpun data pelanggaran/kejahatan terkait pengusulan
schorsing bagi anggota militer yang berpangkat pamen dan pati TNI
AD;

c) melakukan koordinasi dengan Dirkumad dalam menghimpun


pendapat dan saran hukum terkait pengusulan schorsing bagi
anggota militer yang berpangkat pamen dan pati TNI AD;

d) menyiapkan data personel dan administrasi bagi anggota


militer yang berpangkat pamen dan pati TNI AD yang diusulkan
schorsing;

e) menyiapkan berkas pengusulan schorsing bagi anggota militer


yang berpangkat pati kepada Panglima TNI;

f) menyiapkan keputusan schorsing bagi anggota militer yang


berpangkat pamen;

g) atas nama Kasad mengeluarkan surat perintah pelaksanaan


schorsing bagi anggota militer yang berpangkat pamen dan pati; dan

h) bertanggungjawab kepada Kasad terkait administrasi


pengusulan schorsing bagi anggota militer yang berpangkat pamen
dan pati TNI AD.

4) Dirkumad:

a) menerima dan mempelajari berkas pengusulan schorsing bagi


anggota militer yang berpangkat pamen dan pati TNI AD;

b) memberikan pendapat dan saran hukum kepada Kasad


tentang pengusulan schorsing bagi anggota militer yang berpangkat
pamen dan pati; dan

c) bertanggungjawab kepada Kasad atas pendapat dan saran


hukum tentang pengusulan schorsing bagi anggota militer yang
berpangkat pamen dan pati TNI AD.

b. Tingkat Kotama/Balakpus.

1) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka:

a) menerima berkas pengusulan schorsing bagi anggota militer


berpangkat tamtama sampai dengan pamen yang berada dalam
wewenang komandonya;

b) menerima dan/atau meminta data pelanggaran/kejahatan serta


keterangan dari Asintel/pam terkait anggota militer yang berada dalam
wewenang komandonya yang diusulkan schorsing;

c) menerima dan/atau meminta pendapat serta saran hukum dari


Kakum terkait anggota militer yang berada dalam wewenang
komandonya yang diusulkan schorsing;
10
d) mengusulkan schorsing kepada Kasad bagi anggota militer
berpangkat pamen yang berada dalam wewenang komandonya;

e) menerbitkan keputusan schorsing bagi anggota militer


berpangkat perwira pertama (pama), bintara, dan tamtama yang
berada dalam wewenang komandonya;

f) memerintahkan Aspers untuk mengeluarkan surat perintah


pelaksanaan schorsing;

g) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka bertanggungjawab kepada Kasad atas


pelaksanaan kegiatan schorsing di lingkungan Kotama/Balakpus
masing-masing.

2) Asintel/Pam:

a) menghimpun dan mempelajari berkas pelanggaran/kejahatan


dan keterangan terkait pengusulan schorsing bagi anggota militer di
lingkungan Kotama/Balakpus masing-masing;

b) melaporkan data pelanggaran/kejahatan dan keterangan


terkait pengusulan schorsing bagi anggota militer di lingkungan
Kotama/Balakpus masing-masing kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka;

c) memberikan saran dan tanggapan tentang data serta fakta


pelanggaran/kejahatan terkait pengusulan schorsing bagi anggota
militer di lingkungan Kotama/Balakpus masing-masing kepada
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka; dan

d) bertanggungjawab kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka tentang data


dan fakta pelanggaran/kejahatan dalam pelaksanaan pengusulan
schorsing bagi anggota militer di lingkungan Kotama/Balakpus
masing-masing.

3) Aspers/Ses/Kasubditbinum:

a) menghimpun dan meneliti data administrasi terkait pengusulan


schorsing bagi anggota militer di lingkungan Kotama/Balakpus
masing-masing;

b) melakukan koordinasi dengan Asintel/pam dalam menghimpun


data pelanggaran/kejahatan terkait pengusulan schorsing bagi
anggota militer di lingkungan Kotama/Balakpus masing-masing;

c) melakukan koordinasi dengan Kakum dalam menghimpun


pendapat dan saran hukum terkait pengusulan schorsing bagi
anggota militer di lingkungan Kotama/Balakpus masing-masing;

d) menyiapkan data personel dan administrasi bagi anggota


militer di lingkungan Kotama/Balakpus masing-masing yang diusulkan
schorsing;

e) menyiapkan berkas pengusulan schorsing bagi anggota militer


yang berpangkat pamen kepada Kasad;
11
f) menyiapkan keputusan schorsing bagi anggota militer yang
berpangkat pama, bintara dan tamtama di lingkungan
Kotama/Balakpus masing-masing;

g) atas nama Pang/Dan/Gub/Dir/Ka mengeluarkan surat perintah


pelaksanaan schorsing bagi anggota militer yang berpangkat pama,
bintara, dan tamtama di lingkungan Kotama/Balakpus masing-masing;
dan

h) bertanggungjawab kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka terkait


administrasi pengusulan schorsing bagi anggota militer yang berada
dalam wewenang komandonya di lingkungan Kotama/Balakpus
masing-masing.

4) Kakum.

a) menerima dan mempelajari berkas pengusulan schorsing bagi


anggota militer di lingkungan Kotama/Balakpus masing-masing;

b) memberikan pendapat dan saran hukum kepada


Pang/Dan/Gub/Dir/Ka tentang pengusulan schorsing bagi anggota
militer di lingkungan Kotama/Balakpus masing-masing; dan

c) bertanggungjawab kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka atas


pendapat dan saran hukum tentang pengusulan schorsing bagi
anggota militer di lingkungan Kotama/Balakpus masing-masing.

c. Tingkat Satuan.

1) Dan/Ka.

a) mempelajari dan meneliti berkas pengusulan schorsing bagi


anggota militer yang berada dalam wewenang komandonya;

b) meminta dan menerima data pelanggaran/kejahatan serta


keterangan dari Kasi Intel/Pam terkait anggota militer yang berada
dalam wewenang komandonya yang diusulkan schorsing;

c) meminta dan menerima pendapat serta saran hukum dari


Kakum terkait anggota militer yang berada dalam wewenang
komandonya yang diusulkan schorsing;

d) mengusulkan schorsing kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka bagi


anggota militer yang berada dalam wewenang komandonya;

e) mengeluarkan surat perintah pelaksanaan schorsing bagi


anggota militer yang berada dalam wewenang komandonya setelah
diterimanya keputusan schorsing dari komando atas;

f) Dan/Ka bertanggungjawab kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka atas


pelaksanaan kegiatan schorsing bagi anggota militer yang berada
dalam wewenang komandonya di lingkungan satuan masing-masing.
12
2) Kasi Intel/Pam.

a) menghimpun dan mempelajari berkas pelanggaran/kejahatan


dan keterangan terkait pengusulan schorsing bagi anggota militer di
lingkungan satuan masing-masing;

b) melaporkan data pelanggaran/kejahatan dan keterangan


terkait pengusulan schorsing bagi anggota militer di lingkungan
satuan masing-masing kepada Dan/Ka;

c) memberikan saran dan tanggapan tentang data serta fakta


pelanggaran/kejahatan terkait pengusulan schorsing bagi anggota
militer di lingkungan satuan masing-masing kepada Dan/Ka; dan

d) bertanggungjawab kepada Dan/Ka tentang data dan fakta


pelanggaran/kejahatan dalam pelaksanaan pengusulan schorsing
bagi anggota militer yang berada di satuan masing-masing.

3) Kasi Pers.

a) menghimpun dan meneliti data administrasi terkait pengusulan


schorsing bagi anggota militer di lingkungan satuan masing-masing;

b) melakukan koordinasi dengan Kasi Intel/Pam dalam


menghimpun data pelanggaran/kejahatan terkait pengusulan
schorsing bagi anggota militer di lingkungan satuan masing-masing;

c) melakukan koordinasi dengan Kakum dalam menghimpun


pendapat dan saran hukum terkait pengusulan schorsing bagi
anggota militer di lingkungan satuan masing-masing;

d) menyiapkan data personel dan administrasi bagi anggota


militer di lingkungan satuan masing-masing yang diusulkan schorsing;

e) menyiapkan berkas pengusulan schorsing bagi anggota militer


yang berada dalam wewenang komandonya di lingkungan satuan
masing-masing kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka;

f) menyiapkan surat perintah pelaksanaan schorsing bagi


anggota militer yang berada dalam wewenang komandonya di
lingkungan satuan masing-masing; dan

g) bertanggungjawab kepada Dan/Ka terkait administrasi


pengusulan schorsing bagi anggota militer yang berada dalam
wewenang komandonya di lingkungan satuan masing-masing.

4) Kakum.

a) menerima dan mempelajari berkas pengusulan schorsing bagi


anggota militer di lingkungan satuan masing-masing;

b) memberikan pendapat dan saran hukum kepada Dan/Ka


tentang pengusulan schorsing bagi anggota militer di lingkungan
satuan masing-masing; dan
13
c) bertanggungjawab kepada Dan/Ka atas pendapat dan saran
hukum tentang pengusulan schorsing bagi anggota militer di
lingkungan satuan masing-masing.

12. Syarat Personel. Pemberhentian sementara dari jabatan (schorsing) bagi


anggota militer di lingkungan TNI AD diperlukan syarat personel sebagai berikut:

a. pejabat struktural yang membidangi administrasi, harus menguasai materi


tentang prosedur penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, atau
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan;

b. memahami hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait


prosedur penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, atau pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan;

c. mampu menganalisa, memberikan pendapat, dan saran hukum kepada


pejabat yang berwenang terkait pengusulan dan penetapan schorsing bagi anggota
militer TNI AD; dan

d. dalam mengambil keputusan yang terkait dengan prosedur penetapan,


pembatalan, pencabutan schorsing, atau pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan harus mengutamakan hukum dan kepentingan militer.

13. Teknis. Teknis pelaksanaan schorsing bagi anggota militer di lingkungan TNI
AD harus memperhatikan ketentuan sebagai berikut:

a. Penetapan schorsing.

1) Syarat-syarat schorsing:

a) berdasarkan pemeriksaan tingkat Ankum diduga telah


melakukan perbuatan yang merugikan atau yang diduga dapat
merugikan TNI, kepentingan dinas, atau disiplin TNI dengan
ketentuan sebagai berikut:

(1) Penahanan disiplin ringan paling lama 14 (empat belas)


hari; atau

(2) Penahanan disiplin berat paling lama 21 (dua puluh


satu) hari.

b) berada dalam penahanan yustisial dengan ketentuan sebagai


berikut:

(1) kewenangan penahanan oleh Ankum paling lama 20


(dua puluh) hari; atau

(2) kewenangan penahanan oleh Papera setiap kali 30 (tiga


puluh) hari dan dapat diperpanjang sampai 6 (enam) kali atau
paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari;

(3) kewenangan penahanan oleh pengadilan militer


sebagai berikut:
14
(a) kewenangan penahanan oleh hakim ketua
pengadilan militer/pengadilan militer tinggi sesuai
dengan tataran kewenangan untuk mengadili paling
lama 30 (tiga puluh) hari;

(b) kewenangan penahanan oleh kepala pengadilan


militer/pengadilan militer tinggi sesuai dengan tataran
kewenangan untuk mengadili paling lama 60 (enam
puluh) hari; dan

(c) kewenangan penahanan pada poin (a) dan (b) di


atas berlaku juga pada tingkat banding dan kasasi.

c) sedang menjalani pidana penjara atau pidana kurungan paling


singkat 1 (satu) bulan berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap (termasuk pidana bersyarat yang
menjatuhkan pidana percobaan).

2) Saat berlakunya schorsing:

a) terhitung mulai tanggal dijatuhkannya keputusan penahanan


disiplin ringan atau berat yang diterima oleh anggota militer yang
bersangkutan dan bersifat final; atau

b) terhitung mulai tanggal ditetapkan dalam keputusan


penahanan sementara terhadap anggota militer sebagaimana
dimaksud berada dalam penahanan yustisial; atau

c) terhitung mulai tanggal menjalani pidana penjara atau pidana


kurungan terhadap Prajurit sebagaimana dimaksud sedang menjalani
pidana penjara atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.

3) Syarat administrasi.

a) berdasarkan pemeriksaan tingkat Ankum diduga telah


melakukan perbuatan yang merugikan atau yang diduga dapat
merugikan TNI, kepentingan dinas, atau disiplin TNI dengan syarat
administrasi yang diperlukan:

(1) berita acara pemeriksaan (BAP); dan

(2) keputusan penahanan disiplin ringan atau berat.

b) berada dalam penahanan yustisial, syarat administrasi yang


diperlukan adalah keputusan penahanan sementara;

c) sedang menjalani hukuman penjara atau hukuman kurungan


serendah-rendahnya 1 (satu) bulan berdasarkan putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, syarat administrasi
yang diperlukan:
15
(1) putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum
tetap; dan

(2) surat eksekusi dari Oditur.

d) pendapat dan saran hukum dari pejabat hukum pada setiap


tingkatan (dalam hal satuan tidak ada satuan hukum, maka pendapat
dan saran hukum diajukan kepada satuan hukum sesuai area servis).

4) Perpanjangan schorsing. Perpanjangan schorsing dilanjutkan


apabila anggota militer yang bersangkutan terdapat cukup alasan untuk
tetap berada dalam penahanan yustisial, sepanjang yang bersangkutan tidak
diberhentikan dari dinas kemiliteran.

a) adanya pelimpahan penahanan disiplin ke penahanan yustisial


jika terdapat cukup bukti adanya tindak pidana yang dilakukan oleh
anggota militer yang bersangkutan; atau

b) surat permohonan perpanjangan penahanan yustisial dari


penyidik kepada papera jika syarat-syarat penahanan yustisial
terpenuhi dan batas waktu kewenangan penahanan oleh Ankum telah
habis; atau

c) surat penahanan dari hakim ketua atau kepala pengadilan


militer jika anggota militer yang bersangkutan harus ditahan.

b. Pembatalan schorsing.

1) Syarat-syarat pembatalan:

a) berdasarkan keputusan Ankum atau Papera dinyatakan tidak


bersalah; atau

b) berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh


kekuatan hukum tetap, berupa putusan bebas dari segala dakwaan
atau lepas dari segala tuntutan hukum.

2) Saat berlakunya pembatalan schorsing. Pembatalan schorsing


sebagaimana dimaksud di atas terhitung mulai tanggal berlakunya
keputusan pemberhentian sementara dari jabatan.

3) Syarat administrasi:

a) surat keputusan pendapat Ankum atau Papera yang


menyatakan bahwa prajurit yang bersangkutan tidak bersalah.

b) putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap yang


menyatakan bahwa prajurit yang bersangkutan dibebaskan dari
segala dakwaan atau dilepaskan dari segala tuntutan hukum.

c) pendapat dan saran hukum dari pejabat hukum pada setiap


tingkatan (dalam hal satuan tidak ada satuan hukum, maka pendapat
dan saran hukum diajukan kepada satuan hukum sesuai area servis).
16
c. Pencabutan schorsing.

1) Syarat-syarat pencabutan schorsing:

a) telah selesai menjalani penahanan disiplin ringan atau berat;


atau

b) telah selesai menjalani penahanan yustisial; atau

c) telah selesai menjalani pidana penjara atau pidana kurungan


paling singkat 1 (satu) bulan berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

2) Saat berlakunya pencabutan schorsing:

a) terhitung mulai tanggal selesai menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau

b) terhitung mulai tanggal selesai menjalani penahanan yustisial;


atau

c) terhitung mulai tanggal selesai menjalani pidana penjara atau


pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

3) Syarat administrasi:

a) keputusan telah menjalani hukuman disiplin ringan atau berat;


atau

b) keputusan pembebasan dari penahanan yustisial; atau

c) keputusan pembebasan hukuman penjara atau hukuman


kurungan dari Oditur; dan

d) pendapat dan saran hukum dari pejabat hukum pada setiap


tingkatan (dalam hal satuan tidak ada satuan hukum, maka pendapat
dan saran hukum diajukan kepada satuan hukum sesuai area servis).

d. Pengangkatan kembali dalam suatu jabatan.

1) Pengangkatan berdasarkan pembatalan schorsing dapat ditempatkan


pada jabatan semula atau jabatan setingkat dengan melampirkan syarat-
syarat administrasi sebagai berikut:

a) keputusan tidak bersalah dari Ankum atau Papera; atau

b) putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum


tetap, berupa putusan bebas dari segala dakwaan atau lepas dari
segala tuntutan hukum.

2) Pengangkatan berdasarkan pencabutan schorsing dapat dilakukan


apabila anggota militer yang bersangkutan dengan melampirkan syarat-
syarat administrasi sebagai berikut:
17
a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin ringan atau
berat; atau

b) keputusan pembebasan hukuman penjara atau hukuman


kurungan dari Oditur; dan

c) daftar penilaian dari Ankum.

3) Mekanisme pengangkatan kembali dalam suatu jabatan diatur sesuai


ketentuan yang berlaku dalam sidang panitia pertimbangan karier (pankar).

e. Wewenang schorsing. Wewenang penetapan, pembatalan,


pencabutan, dan perpanjangan pemberhentian sementara dari jabatan serta
pengangkatan kembali dalam jabatan berada pada pejabat yang berwenang
mengangkat dan memberhentikan dari jabatan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, sebagai berikut:

1) Presiden berwenang memberhentikan sementara dari jabatan untuk


Kepala Staf Angkatan atas usul Panglima TNI.

2) Panglima TNI berwenang memberhentikan sementara dari jabatan


untuk:

a) Golongan III/Pati atas usul Kepala Staf Angkatan Darat.

b) Anggota militer berpangkat Kolonel namun secara definitif


telah menduduki jabatan Pati.

3) Kasad berwenang memberhentikan sementara dari jabatan untuk:

a) Golongan IV / Kolonel.

b) Golongan V / Letkol.

c) Golongan VI / Mayor.

d) Anggota militer berpangkat Kapten namun secara definitif telah


menduduki jabatan Mayor.

4) Pang/Gub/Dan/Dir/Ka Kotama/Balakpus Angkatan Darat selaku


Pemangku Delegasi Wewenang (PDW) mempunyai kewenangan
memberhentikan sementara dari jabatan untuk:

a) Golongan VII / Kapten.

b) Golongan VIII / Letnan.

c) Bintara dan Tamtama.

5) Dandenma Mabesad berwenang memberhentikan sementara dari


jabatan di lingkungan Mabesad untuk:

a) Golongan VII / Kapten.


18
b) Golongan VIII / Letnan.

c) Bintara dan Tamtama.

f. Hak-hak bagi anggota militer yang dijatuhkan penetapan schorsing.

1) Hak yang diberikan:

a) Anggota militer TNI AD yang diberhentikan sementara dari


jabatan, karena diduga melakukan perbuatan yang merugikan TNI
atau berada dalam penahanan yustisial diberikan penghasilan yang
layak secara rutin setiap bulan yang terdiri atas:

(1) gaji pokok dan kenaikannya secara berkala;

(2) tunjangan keluarga; dan

(3) uang lauk pauk atau natura.

b) Anggota militer TNI AD yang diberhentikan sementara dari


jabatan karena alasan sedang menjalani hukuman penjara atau
hukuman kurungan minimal 1 (satu) bulan berdasarkan putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap diberikan
penghasilan yang layak secara rutin setiap bulan dengan ketentuan
diberikan sebesar 75% (tujuh puluh lima persen) dari penghasilan
(gaji bruto ditambah uang lauk pauk) tanpa tunjangan jabatan dan
tunjangan umum.

2) Hak yang tidak diberikan:

a) Setelah dikeluarkannya keputusan schorsing pejabat yang


berwenang menghentikan hak-hak bagi anggota militer yang
bersangkutan berupa:

(1) tunjangan jabatan;

(2) tujangan operasi;

(3) tunjangan khusus; dan

(4) tunjangan kinerja.

b) Hak yang tidak diberikan tersebut berlaku pada bulan


berikutnya setelah ditetapkan keputusan schorsing.

g. Ketentuan lain.

1) Terhadap anggota militer TNI AD yang tidak memiliki jabatan


struktural atau fungsional yang melakukan pelanggaran dan memenuhi
syarat-syarat untuk dijatuhkan schorsing, tetap diusulkan penjatuhan
schorsing.

2) Pelaksanaan schorsing ini tidak berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil


TNI yang menduduki jabatan struktural militer.
19
3) Setiap keputusan schorsing yang telah diterbitkan oleh pejabat yang
berwenang, maka Paku Satker terkait harus mendapat tembusannya
sebagai dasar untuk menentukan rawatan kedinasan terhadap prajurit yang
bersangkutan.

4) Syarat-syarat penahanan yustisial yang dimaksud adalah diduga


keras melakukan tindak pidana berdasarkan bukti yang cukup, sebagai
berikut:

a) dalam hal adanya keadaan yang menimbulkan kekhawatiran


bahwa tersangka akan melarikan diri;

b) merusak atau menghilangkan barang bukti;

c) mengulangi tindak pidana; atau

d) membuat keonaran; dan

e) yang diancam dengan pidana penjara 3 (tiga) bulan atau lebih.

5) Khusus pelanggaran desersi maka Ankum wajib menghentikan


secara langsung hak-hak anggota militer yang bersangkutan setelah batas
waktu desersi terpenuhi dan segera mengusulkan untuk mengajukan
pemberhentian dari jabatan ke komando atas.

6) Terhadap anggota militer yang sedang bermasalah dengan hukum


namun yang bersangkutan tidak dikenakan penahanan, maka Ankum dapat
mengusulkan untuk diberhentikan dari jabatannya (Luar Formasi/LF) sejak
diterbitkannya surat pelimpahan penyidikan ke Polisi Militer.

14. Sarana dan Prasarana. Untuk mendukung tata cara pelaksanaan dalam
proses schorsing terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD, dibutuhkan antara lain:

a. Sarana.

1) Berkas berita acara pemeriksaan.

2) Surat keputusan penjatuhan hukuman disiplin.

3) Surat keputusan penahanan yustisial.

4) Surat keputusan penahanan dari putusan pengadilan yang


berkekuatan hukum tetap.

5) Pendapat dan saran hukum dari pejabat hukum pada setiap


tingkatan.

6) Alat bukti yang terkait.

7) Referensi.

8) Komputer.

9) ATK sesuai kebutuhan.


20
b. Prasarana.

1) Ruang rapat.

2) Transportasi.

15. Faktor-Faktor yang Memengaruhi.

a. Faktor Internal.

1) Kurangnya pemahaman bagi pejabat struktural dan yang berwenang


dalam penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD.

2) Anggota militer TNI AD yang akan diusulkan schorsing meninggal


dunia atau melakukan disersi dan tidak kembali ke kesatuan.

b. Faktor Eksternal.

1) Perubahan peraturan perundang-undangan sangat mempengaruhi


proses penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD.

2) Putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap


menjatuhkan pidana penjara lebih ringan dari maksimal masa penahanan
yustisial yang telah dijalani terhadap anggota militer TNI AD yang
bersangkutan.

BAB III
KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN

16. Umum. Kegiatan schorsing bagi anggota militer di lingkungan TNI AD


dilaksanakan mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran.
Pelaksanaan schorsing diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas kepada
semua pejabat yang berwenang di lingkungan TNI AD. Tata cara pelaksanaan schorsing
dalam rangka mendukung kelancaran administrasi yang tertib, efektif, efisien,
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tercapainya keadilan serta
kepastian hukum.

17. Penetapan Schorsing.

a. Tingkat Mabesad.

1) Perencanaan:

a) Kasad mempelajari dan meneliti administrasi pengusulan


schorsing terhadap anggota militer TNI AD yang berpangkat pamen
berdasarkan usulan dari PDW atau pati sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk mengecek data


personel pamen atau pati TNI AD yang diusulkan schorsing;
21
c) Kasad memerintahkan Aspam Kasad untuk mengecek data
pelanggaran/kejahatan terhadap pamen atau pati yang diusulkan
schorsing;

d) Kasad meminta pendapat dan saran hukum Dirkumad


terhadap pamen atau pati yang diusulkan schorsing;

e) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk merencanakan


penerbitan keputusan schorsing terhadap anggota militer yang
berpangkat pamen; dan

f) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk merencanakan


berkas persyaratan administrasi dan surat permohonan pengusulan
schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat pati kepada
Panglima TNI.

2) Persiapan:

a) Aspers Kasad meneliti dan menyiapkan berkas pengusulan


schorsing terhadap anggota militer TNI AD yang berpangkat pamen
berdasarkan usulan dari PDW atau pati sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b) Aspers Kasad berkoordinasi dengan Aspam Kasad untuk


menyiapkan kelengkapan berkas pelanggaran/kejahatan terhadap
pamen atau pati yang diusulkan schorsing;

c) Aspers Kasad berkoordinasi dengan Dirkumad untuk


menyiapkan kelengkapan berkas pendapat dan saran hukum
terhadap pamen atau pati yang diusulkan schorsing;

d) Aspers Kasad menyiapkan penerbitan keputusan schorsing


terhadap anggota militer yang berpangkat pamen;

e) Aspers Kasad menyiapkan berkas persyaratan administrasi


dan surat permohonan pengusulan schorsing terhadap anggota militer
yang berpangkat pati kepada Panglima TNI; dan

f) Aspers Kasad menyiapkan surat perintah pelaksanaan


schorsing berdasarkan keputusan schorsing.

3) Pelaksanaan:

a) Kasad menerima berkas dan saran pendapat dari Aspam


Kasad tentang data pelanggaran/kejahatan terhadap pamen atau pati
yang diusulkan schorsing;

b) Kasad menerima pendapat dan saran hukum dari Dirkumad


tentang pelanggaran/kejahatan terhadap pamen atau pati yang
diusulkan schorsing;
22
c) Kasad menandatangani dan menerbitkan keputusan schorsing
terhadap anggota militer yang berpangkat pamen berdasarkan bukti-
bukti serta saran dari Aspam Kasad dan Dirkumad bahwa anggota
militer yang bersangkutan memenuhi syarat-syarat untuk dijatuhi
schorsing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku;

d) Kasad menandatangani surat permohonan pengusulan


schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat pati kepada
Panglima TNI berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Aspam Kasad
dan Dirkumad bahwa anggota militer yang bersangkutan memenuhi
syarat-syarat untuk diusulkan schorsing sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

e) Aspers Kasad atas nama Kasad mengeluarkan surat perintah


pelaksanaan schorsing berdasarkan keputusan schorsing dari Kasad
atau komando atas.

4) Pengakhiran:

a) Aspers Kasad mengarsipkan keputusan schorsing bagi


anggota militer yang berpangkat pamen;

b) Aspers Kasad mengarsipkan dan memonitor berkas


pengusulan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat pati
kepada Panglima TNI;

c) Aspers Kasad mengirimkan surat perintah pelaksanaan


schorsing kepada satuan bawah dengan tembusan Dirajenad dan
Paku Satker terkait; dan

f) Aspers Kasad melaporkan pelaksanaan schorsing kepada


Kasad dan Panglima TNI u.p. Aspers Panglima TNI.

b. Tingkat Kotama/Balakpus.

1) Perencanaan:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka mempelajari dan meneliti administrasi


pengusulan schorsing terhadap anggota militer TNI AD yang berada
di bawah wewenang komandonya atau usulan dari satuan bawah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

b) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/


Kasubditbinum untuk mengecek data anggota militer yang berada di
bawah wewenang komandonya yang diusulkan schorsing;

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Asintel/Pam untuk


mengecek data pelanggaran/kejahatan terhadap anggota militer yang
berada di bawah wewenang komandonya yang diusulkan schorsing;
23
d) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka meminta pendapat dan saran hukum
Kakum terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya yang diusulkan schorsing;

e) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/


Kasubditbinum untuk merencanakan penerbitan keputusan schorsing
terhadap anggota militer yang berpangkat pama, bintara, atau
tamtama; dan

f) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/


Kasubditbinum untuk merencanakan berkas persyaratan administrasi
dan surat permohonan pengusulan schorsing terhadap anggota militer
yang berpangkat pamen kepada Kasad.

2) Persiapan:

a) Aspers/Ses/Kasubditbinum meneliti dan menyiapkan berkas


pengusulan schorsing terhadap anggota militer TNI AD yang berada
di bawah wewenang komandonya atau usulan dari satuan bawah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum berkoordinasi dengan Asintel/Pam


untuk menyiapkan kelengkapan berkas pelanggaran/kejahatan
terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya yang diusulkan schorsing;

c) Aspers/Ses/Kasubditbinum berkoordinasi dengan Kakum untuk


menyiapkan kelengkapan berkas pendapat dan saran hukum
terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya yang diusulkan schorsing;

d) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan penerbitan keputusan


schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat pama, bintara,
atau tamtama yang berada di bawah wewenang komandonya;

e) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan berkas persyaratan


administrasi dan surat permohonan pengusulan schorsing kepada
Kasad terhadap anggota militer yang berpangkat pamen yang berada
di bawah wewenang komandonya; dan

f) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan surat perintah


pelaksanaan schorsing berdasarkan keputusan schorsing yang telah
diterbitkan baik dari Pang/Dan/Gub/Dir/Ka atau komando atas.

3) Pelaksanaan:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menerima berkas dan saran pendapat


dari Asintel/Pam tentang data pelanggaran/kejahatan terhadap
anggota militer yang berada di bawah wewenang komandonya yang
diusulkan schorsing;
24
b) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menerima pendapat dan saran hukum
dari Kakum tentang pelanggaran/kejahatan terhadap anggota militer
yang berada di bawah wewenang komandonya yang diusulkan
schorsing;

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menandatangani dan menerbitkan


keputusan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat pama,
bintara, atau tamtama yang berada di bawah wewenang komandonya
berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Asintel/Pam dan Kakum
bahwa anggota militer yang bersangkutan memenuhi syarat-syarat
untuk dijatuhi schorsing sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;

d) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menandatangani surat permohonan


pengusulan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat
pamen yang berada di bawah wewenang komandonya kepada Kasad
berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Asintel/Pam dan Kakum
bahwa anggota militer yang bersangkutan memenuhi syarat-syarat
untuk diusulkan schorsing sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku; dan

e) Aspers/Ses/Kasubditbinum atas nama Pang/Dan/Gub/Dir/Ka


mengeluarkan surat perintah pelaksanaan schorsing berdasarkan
keputusan schorsing dari Pang/Dan/Gub/Dir/Ka atau komando atas.

4) Pengakhiran:

a) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengarsipkan keputusan schorsing


bagi anggota militer yang berpangkat pama, bintara, atau tamtama
yang berada di bawah wewenang komandonya;

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengarsipkan dan memonitor


berkas pengusulan schorsing terhadap anggota militer yang
berpangkat pamen kepada Kasad yang berada di bawah wewenang
komandonya;

c) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengirimkan surat perintah


pelaksanaan schorsing kepada satuan bawah dengan tembusan
Kajenad dan Paku Satker terkait; dan

d) Aspers/Ses/Kasubditbinum melaporkan pelaksanaan schorsing


kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka dan Kasad u.p. Aspers Kasad.

c. Tingkat Satuan.

1) Perencanaan:

a) Dan/Ka menerima dan mempelajari pengusulan schorsing


terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya;

b) Dan/Ka memerintahkan Kasi Intel/Pam untuk mengecek data


pelanggaran/kejahatan terhadap anggota militer yang berada di
bawah wewenang komandonya yang diusulkan schorsing;
25
c) Dan/Ka meminta pendapat dan saran hukum Kakum terhadap
anggota militer yang berada di bawah wewenang komandonya yang
diusulkan schorsing; dan

d) Dan/Ka memerintahkan Kasi Pers untuk merencanakan berkas


persyaratan administrasi dan surat permohonan pengusulan
schorsing terhadap anggota militer yang berada dalam wewenang
komandonya ke komando atas.

2) Persiapan:

a) Kasi Pers menyiapkan berkas persyaratan administrasi dan


surat permohonan pengusulan schorsing terhadap anggota militer
yang berada dalam wewenang komandonya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

b) Kasi Pers menyiapkan surat perintah pelaksanaan schorsing


terhadap anggota militer yang berada dalam wewenang komandonya
berdasarkan surat perintah pelaksanaan schorsing dari Aspers
Kasad/Aspers/Ses/Kasubditbinum.

3) Pelaksanaan:

a) Dan/Ka menerima berkas dan saran pendapat dari Kasi


Intel/Pam tentang data pelanggaran/kejahatan terhadap anggota
militer yang berada di bawah wewenang komandonya yang diusulkan
schorsing;

b) Dan/Ka menerima pendapat dan saran hukum dari Kakum


tentang pelanggaran/kejahatan terhadap anggota militer yang berada
di bawah wewenang komandonya yang diusulkan schorsing;

c) Dan/Ka menandatangani surat permohonan schorsing


terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Kasi Intel/Pam
dan Kakum bahwa anggota militer yang bersangkutan memenuhi
syarat-syarat untuk dijatuhi schorsing sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

d) Dan/Ka menandatangani surat perintah pelaksanaan schorsing


terhadap anggota militer yang berada dalam wewenang komandonya
berdasarkan surat perintah pelaksanaan schorsing dari Aspers
Kasad/Aspers/Ses/Kasubditbinum.

4) Pengakhiran:

a) Kasi Pers mengarsipkan semua berkas pengusulan schorsing


terhadap anggota militer yang berada dalam wewenang komandonya;
dan

b) Kasi Pers membuat laporan pelaksanaan schorsing kepada


Dan/Ka dan Pang/Dan/Gub/Dir/Ka u.p. Aspers/Ses/Kasubditbinum.
26
18. Pembatalan Schorsing.

a. Tingkat Mabesad.

1) Perencanaan:

a) Kasad mempelajari dan meneliti administrasi pengusulan


pembatalan schorsing terhadap anggota militer TNI AD yang
berpangkat pamen berdasarkan usulan dari PDW, atau pati sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk mengecek data


personel pamen atau pati TNI AD yang diusulkan pembatalan
schorsing;

c) Kasad memerintahkan Aspam Kasad untuk mengecek berkas


pengusulan pembatalan schorsing terhadap pamen atau pati;

d) Kasad meminta pendapat dan saran hukum Dirkumad


terhadap pamen atau pati yang diusulkan pembatalan schorsing;

e) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk merencanakan


penerbitan keputusan pembatalan schorsing terhadap anggota militer
yang berpangkat pamen; dan

f) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk merencanakan


berkas persyaratan administrasi dan surat permohonan pengusulan
pembatalan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat pati
kepada Panglima TNI.

2) Persiapan:

a) Aspers Kasad meneliti dan menyiapkan berkas pengusulan


pembatalan schorsing terhadap anggota militer TNI AD yang
berpangkat pamen berdasarkan usulan dari PDW, atau pati sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b) Aspers Kasad berkoordinasi dengan Aspam Kasad untuk


menyiapkan kelengkapan berkas pengusulan pembatalan schorsing
terhadap pamen atau pati;

c) Aspers Kasad berkoordinasi dengan Dirkumad untuk


menyiapkan kelengkapan berkas pendapat dan saran hukum
terhadap pamen atau pati yang diusulkan pembatalan schorsing;

d) Aspers Kasad menyiapkan penerbitan keputusan pembatalan


schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat pamen;

e) Aspers Kasad menyiapkan berkas persyaratan administrasi


dan surat permohonan pengusulan pembatalan schorsing terhadap
anggota militer yang berpangkat pati kepada Panglima TNI; dan
27
f) Aspers Kasad menyiapkan surat perintah pelaksanaan
pembatalan schorsing berdasarkan keputusan pembatalan schorsing
dari Kasad atau komando atas.

3) Pelaksanaan:

a) Kasad menerima berkas dan saran pendapat dari Aspam


Kasad tentang pengusulan pembatalan schorsing terhadap pamen
atau pati;

b) Kasad menerima pendapat dan saran hukum dari Dirkumad


tentang pengusulan pembatalan schorsing terhadap pamen atau pati;

c) Kasad menandatangani dan menerbitkan keputusan


pembatalan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat
pamen berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Aspam Kasad dan
Dirkumad bahwa anggota militer yang bersangkutan memenuhi
syarat-syarat untuk pembatalan schorsing sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d) Kasad menandatangani surat permohonan pengusulan


pembatalan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat pati
kepada Panglima TNI berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Aspam
Kasad dan Dirkumad bahwa anggota militer yang bersangkutan
memenuhi syarat-syarat untuk pembatalan schorsing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

e) Aspers Kasad atas nama Kasad mengeluarkan surat perintah


pelaksanaan pembatalan schorsing berdasarkan keputusan
pembatalan schorsing dari Kasad atau komando atas.

4) Pengakhiran:

a) Aspers Kasad mengarsipkan keputusan pembatalan schorsing


bagi anggota militer yang berpangkat pamen;

b) Aspers Kasad mengarsipkan dan memonitor berkas


pengusulan pembatalan schorsing terhadap anggota militer yang
berpangkat pati kepada Panglima TNI;

c) Aspers Kasad mengirimkan surat perintah pelaksanaan


pembatalan schorsing kepada satuan bawah dengan tembusan
Dirajenad dan Paku Satker terkait; dan

d) Aspers Kasad melaporkan pelaksanaan pembatalan schorsing


kepada Kasad dan Panglima TNI u.p. Aspers Panglima TNI.

b. Tingkat Kotama/Balakpus.

1) Perencanaan:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka mempelajari dan meneliti administrasi


pengusulan pembatalan schorsing terhadap anggota militer TNI AD
yang berada di bawah wewenang komandonya atau usulan dari
satuan bawah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
28
b) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/
Kasubditbinum untuk mengecek data anggota militer yang berada di
bawah wewenang komandonya yang diusulkan pembatalan
schorsing;

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Asintel/Pam untuk


mengecek berkas pengusulan pembatalan schorsing terhadap
anggota militer yang berada di bawah wewenang komandonya;

d) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka meminta pendapat dan saran hukum


Kakum terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya yang diusulkan pembatalan schorsing;

e) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/


Kasubditbinum untuk merencanakan penerbitan keputusan
pembatalan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat
pama, bintara, atau tamtama; dan

f) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/


Kasubditbinum untuk merencanakan berkas persyaratan administrasi
dan surat permohonan pengusulan pembatalan schorsing terhadap
anggota militer yang berpangkat pamen kepada Kasad.

2) Persiapan:

a) Aspers/Ses/Kasubditbinum meneliti dan menyiapkan berkas


pengusulan pembatalan schorsing terhadap anggota militer TNI AD
yang berada di bawah wewenang komandonya atau usulan dari
satuan bawah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum berkoordinasi dengan Asintel/Pam


untuk menyiapkan kelengkapan berkas pengusulan pembatalan
schorsing terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya;

c) Aspers/Ses/Kasubditbinum berkoordinasi dengan Kakum untuk


menyiapkan kelengkapan berkas pendapat dan saran hukum
terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya yang diusulkan pembatalan schorsing;

d) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan penerbitan keputusan


pembatalan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat
pama, bintara, atau tamtama yang berada di bawah wewenang
komandonya;

e) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan berkas persyaratan


administrasi dan surat permohonan pengusulan pembatalan
schorsing kepada Kasad terhadap anggota militer yang berpangkat
pamen yang berada di bawah wewenang komandonya; dan
29
f) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan surat perintah
pelaksanaan pembatalan schorsing berdasarkan keputusan
pembatalan schorsing yang telah diterbitkan baik dari
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka atau komando atas.

3) Pelaksanaan:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menerima berkas dan saran pendapat


dari Asintel/Pam tentang berkas pengusulan pembatalan schorsing
terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya;

b) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menerima pendapat dan saran hukum


dari Kakum tentang pengusulan pembatalan schorsing terhadap
anggota militer yang berada di bawah wewenang komandonya;

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menandatangani dan menerbitkan


keputusan pembatalan schorsing terhadap anggota militer yang
berpangkat pama, bintara, atau tamtama yang berada di bawah
wewenang komandonya berdasarkan bukti-bukti serta saran dari
Asintel/Pam dan Kakum bahwa anggota militer yang bersangkutan
memenuhi syarat-syarat untuk dilakukan pembatalan schorsing
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

d) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menandatangani surat permohonan


pengusulan pembatalan schorsing terhadap anggota militer yang
berpangkat pamen yang berada di bawah wewenang komandonya
kepada Kasad berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Asintel/Pam
dan Kakum bahwa anggota militer yang bersangkutan memenuhi
syarat-syarat untuk diusulkan pembatalan schorsing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

e) Aspers/Ses/Kasubditbinum atas nama Pang/Dan/Gub/Dir/Ka


mengeluarkan surat perintah pelaksanaan pembatalan schorsing
berdasarkan keputusan pembatalan schorsing dari Pang/Dan/Gub/
Dir/Ka atau komando atas.

4) Pengakhiran:

a) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengarsipkan keputusan


pembatalan schorsing bagi anggota militer yang berpangkat pama,
bintara, atau tamtama yang berada di bawah wewenang
komandonya;

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengarsipkan dan memonitor


berkas pengusulan pembatalan schorsing terhadap anggota militer
yang berpangkat pamen kepada Kasad yang berada di bawah
wewenang komandonya;

c) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengirimkan surat perintah


pelaksanaan pembatalan schorsing kepada satuan bawah dengan
tembusan Kajenad dan Paku Satker terkait; dan
30
d) Aspers/Ses/Kasubditbinum melaporkan pelaksanaan
pembatalan schorsing kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka dan Kasad u.p.
Aspers Kasad.

c. Tingkat Satuan.

1) Perencanaan:

a) Dan/Ka menerima dan mempelajari pengusulan pembatalan


schorsing terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya;

b) Dan/Ka memerintahkan Kasi Intel/Pam untuk mengecek


berkas pengusulan pembatalan schorsing terhadap anggota militer
yang berada di bawah wewenang komandonya;

c) Dan/Ka meminta pendapat dan saran hukum Kakum terhadap


anggota militer yang berada di bawah wewenang komandonya yang
diusulkan pembatalan schorsing; dan

d) Dan/Ka memerintahkan Kasi Pers untuk merencanakan berkas


persyaratan administrasi dan surat permohonan pengusulan
pembatalan schorsing terhadap anggota militer yang berada dalam
wewenang komandonya ke komando atas.

2) Persiapan:

a) Kasi Pers menyiapkan berkas persyaratan administrasi dan


surat permohonan pengusulan pembatalan schorsing terhadap
anggota militer yang berada dalam wewenang komandonya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

b) Kasi Pers menyiapkan surat perintah pelaksanaan pembatalan


schorsing terhadap anggota militer yang berada dalam wewenang
komandonya berdasarkan surat perintah pelaksanaan pembatalan
schorsing dari Aspers Kasad/Aspers/Ses/Kasubditbinum.

3) Pelaksanaan:

a) Dan/Ka menerima berkas dan saran pendapat dari Kasi


Intel/Pam tentang pengusulan pembatalan schorsing terhadap
anggota militer yang berada di bawah wewenang komandonya;

b) Dan/Ka menerima pendapat dan saran hukum dari Kakum


tentang pengusulan pembatalan schorsing terhadap anggota militer
yang berada di bawah wewenang komandonya;

c) Dan/Ka menandatangani surat permohonan pembatalan


schorsing terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Kasi Intel/Pam
dan Kakum bahwa anggota militer yang bersangkutan memenuhi
syarat-syarat untuk diusulkan pembatalan schorsing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
31
d) Dan/Ka menandatangani surat perintah pelaksanaan
pembatalan schorsing terhadap anggota militer yang berada dalam
wewenang komandonya berdasarkan surat perintah pelaksanaan
pembatalan schorsing dari Aspers Kasad/Aspers/Ses/Kasubditbinum.

4) Pengakhiran:

a) Kasi Pers mengarsipkan semua berkas pengusulan


pembatalan schorsing terhadap anggota militer yang berada dalam
wewenang komandonya; dan

b) Kasi Pers membuat laporan pelaksanaan pembatalan


schorsing kepada Dan/Ka dan Pang/Dan/Gub/Dir/Ka u.p. Aspers/Ses/
Kasubditbinum.

19. Pencabutan Schorsing.

a. Tingkat Mabesad.

1) Perencanaan:

a) Kasad mempelajari dan meneliti administrasi pengusulan


pecabutan schorsing terhadap anggota militer TNI AD yang
berpangkat pamen berdasarkan usulan dari PDW, atau pati sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

b) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk mengecek data


personel pamen atau pati TNI AD yang diusulkan pencabutan
schorsing;

c) Kasad memerintahkan Aspam Kasad untuk mengecek


kebenaran berkas pengusulan pencabutan schorsing terhadap pamen
atau pati;

d) Kasad meminta pendapat dan saran hukum Dirkumad


terhadap pamen atau pati yang diusulkan pencabutan schorsing;

e) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk merencanakan


penerbitan keputusan pencabutan schorsing terhadap anggota militer
yang berpangkat pamen; dan

f) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk merencanakan


berkas persyaratan administrasi dan surat permohonan pengusulan
pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat pati
kepada Panglima TNI.

2) Persiapan:

a) Aspers Kasad meneliti dan menyiapkan berkas pengusulan


pencabutan schorsing terhadap anggota militer TNI AD yang
berpangkat pamen berdasarkan usulan dari PDW, atau pati sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
32
b) Aspers Kasad berkoordinasi dengan Aspam Kasad untuk
menyiapkan kelengkapan berkas pengusulan pencabutan schorsing
terhadap pamen atau pati;

c) Aspers Kasad berkoordinasi dengan Dirkumad untuk


menyiapkan kelengkapan berkas pendapat dan saran hukum
terhadap pamen atau pati yang diusulkan pencabutan schorsing;

d) Aspers Kasad menyiapkan penerbitan keputusan pencabutan


schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat pamen;

e) Aspers Kasad menyiapkan berkas persyaratan administrasi


dan surat permohonan pengusulan pencabutan schorsing terhadap
anggota militer yang berpangkat pati kepada Panglima TNI; dan

f) Aspers Kasad menyiapkan surat perintah pelaksanaan


pencabutan schorsing berdasarkan keputusan pencabutan schorsing
dari Kasad atau komando atas.

3) Pelaksanaan:

a) Kasad menerima berkas dan saran pendapat dari Aspam


Kasad tentang pengusulan pencabutan schorsing terhadap pamen
atau pati;

b) Kasad menerima pendapat dan saran hukum dari Dirkumad


tentang pengusulan pencabutan schorsing terhadap pamen atau pati;

c) Kasad menandatangani dan menerbitkan keputusan


pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat
pamen berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Aspam Kasad dan
Dirkumad bahwa anggota militer yang bersangkutan telah memenuhi
syarat-syarat untuk pencabutan schorsing sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku;

d) Kasad menandatangani surat permohonan pengusulan


pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat pati
kepada Panglima TNI berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Aspam
Kasad dan Dirkumad bahwa anggota militer yang bersangkutan telah
memenuhi syarat-syarat untuk pencabutan schorsing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

e) Aspers Kasad atas nama Kasad mengeluarkan surat perintah


pelaksanaan pencabutan schorsing berdasarkan keputusan
pencabutan schorsing dari Kasad atau komando atas.

4) Pengakhiran:

a) Aspers Kasad mengarsipkan keputusan pencabutan schorsing


bagi anggota militer yang berpangkat pamen;

b) Aspers Kasad mengarsipkan dan memonitor berkas


pengusulan pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang
berpangkat pati kepada Panglima TNI;
33
c) Aspers Kasad mengirimkan surat perintah pelaksanaan
pencabutan schorsing kepada satuan bawah dengan tembusan
Dirajenad dan Paku Satker terkait; dan

d) Aspers Kasad melaporkan pelaksanaan pencabutan schorsing


kepada Kasad dan Panglima TNI u.p. Aspers Panglima TNI.

b. Tingkat Kotama/Balakpus.

1) Perencanaan:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka mempelajari dan meneliti administrasi


pengusulan pencabutan schorsing terhadap anggota militer TNI AD
yang berada di bawah wewenang komandonya atau usulan dari
satuan bawah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;

b) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/


Kasubditbinum untuk mengecek data anggota militer yang berada di
bawah wewenang komandonya yang diusulkan pencabutan
schorsing;

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Asintel/Pam untuk


mengecek kebenaran berkas pengusulan pencabutan schorsing
terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya;

d) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka meminta pendapat dan saran hukum


Kakum terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya yang diusulkan pencabutan schorsing;

e) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/


Kasubditbinum untuk merencanakan penerbitan keputusan
pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat
pama, bintara, atau tamtama; dan

f) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/


Kasubditbinum untuk merencanakan berkas persyaratan administrasi
dan surat permohonan pengusulan pencabutan schorsing terhadap
anggota militer yang berpangkat pamen kepada Kasad.

2) Persiapan:

a) Aspers/Ses/Kasubditbinum meneliti dan menyiapkan berkas


pengusulan pencabutan schorsing terhadap anggota militer TNI AD
yang berada di bawah wewenang komandonya atau usulan dari
satuan bawah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku;

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum berkoordinasi dengan Asintel/Pam


untuk menyiapkan kelengkapan berkas pengusulan pencabutan
schorsing terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya;
34
c) Aspers/Ses/Kasubditbinum berkoordinasi dengan Kakum untuk
menyiapkan kelengkapan berkas pendapat dan saran hukum
terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya yang diusulkan pencabutan schorsing;

d) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan penerbitan keputusan


pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang berpangkat
pama, bintara, atau tamtama yang berada di bawah wewenang
komandonya;

e) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan berkas persyaratan


administrasi dan surat permohonan pengusulan pencabutan
schorsing kepada Kasad terhadap anggota militer yang berpangkat
pamen yang berada di bawah wewenang komandonya; dan

f) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan surat perintah


pelaksanaan pencabutan schorsing berdasarkan keputusan
pembatalan schorsing yang telah diterbitkan baik dari
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka atau komando atas.

3) Pelaksanaan:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menerima berkas dan saran pendapat


dari Asintel/Pam tentang berkas pengusulan pencabutan schorsing
terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya;

b) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menerima pendapat dan saran hukum


dari Kakum tentang pengusulan pencabutan schorsing terhadap
anggota militer yang berada di bawah wewenang komandonya;

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menandatangani dan menerbitkan


keputusan pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang
berpangkat pama, bintara, atau tamtama yang berada di bawah
wewenang komandonya berdasarkan bukti-bukti serta saran dari
Asintel/Pam dan Kakum bahwa anggota militer yang bersangkutan
memenuhi syarat-syarat untuk dilakukan pencabutan schorsing
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku;

d) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menandatangani surat permohonan


pengusulan pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang
berpangkat pamen yang berada di bawah wewenang komandonya
kepada Kasad berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Asintel/Pam
dan Kakum bahwa anggota militer yang bersangkutan memenuhi
syarat-syarat untuk diusulkan pencabutan schorsing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

e) Aspers/Ses/Kasubditbinum atas nama Pang/Dan/Gub/Dir/Ka


mengeluarkan surat perintah pelaksanaan pencabutan schorsing
berdasarkan keputusan pencabutan schorsing dari Pang/Dan/Gub/
Dir/Ka atau komando atas.
35
4) Pengakhiran:

a) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengarsipkan keputusan


pencabutan schorsing bagi anggota militer yang berpangkat pama,
bintara, atau tamtama yang berada di bawah wewenang
komandonya;

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengarsipkan dan memonitor


berkas pengusulan pencabutan schorsing terhadap anggota militer
yang berpangkat pamen kepada Kasad yang berada di bawah
wewenang komandonya;

c) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengirimkan surat perintah


pelaksanaan pencabutan schorsing kepada satuan bawah dengan
tembusan Kajenad dan Paku Satker terkait; dan

d) Aspers/Ses/Kasubditbinum melaporkan pelaksanaan


pencabutan schorsing kepada Pang/Dan/Gub/Dir/Ka dan Kasad u.p.
Aspers Kasad.

c. Tingkat Satuan.

1) Perencanaan:

a) Dan/Ka menerima dan mempelajari berkas pengusulan


pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang berada di bawah
wewenang komandonya;

b) Dan/Ka memerintahkan Kasi Intel/Pam untuk mengecek


kebenaran berkas pengusulan pencabutan schorsing terhadap
anggota militer yang berada di bawah wewenang komandonya;

c) Dan/Ka meminta pendapat dan saran hukum Kakum terhadap


anggota militer yang berada di bawah wewenang komandonya yang
diusulkan pencabutan schorsing; dan

d) Dan/Ka memerintahkan Kasi Pers untuk merencanakan berkas


persyaratan administrasi dan surat permohonan pengusulan
pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang berada dalam
wewenang komandonya ke komando atas.

2) Persiapan:

a) Kasi Pers menyiapkan berkas persyaratan administrasi dan


surat permohonan pengusulan pencabutan schorsing terhadap
anggota militer yang berada dalam wewenang komandonya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

b) Kasi Pers menyiapkan surat perintah pelaksanaan pencabutan


schorsing terhadap anggota militer yang berada dalam wewenang
komandonya berdasarkan surat perintah pelaksanaan pencabutan
schorsing dari Aspers Kasad/Aspers/Ses/Kasubditbinum.
36
3) Pelaksanaan:

a) Dan/Ka menerima berkas dan saran pendapat dari Kasi


Intel/Pam tentang pengusulan pencabutan schorsing terhadap
anggota militer yang berada di bawah wewenang komandonya;

b) Dan/Ka menerima pendapat dan saran hukum dari Kakum


tentang pengusulan pencabutan schorsing terhadap anggota militer
yang berada di bawah wewenang komandonya;

c) Dan/Ka menandatangani surat permohonan pencabutan


schorsing terhadap anggota militer yang berada di bawah wewenang
komandonya berdasarkan bukti-bukti serta saran dari Kasi Intel/Pam
dan Kakum bahwa anggota militer yang bersangkutan memenuhi
syarat-syarat untuk diusulkan pencabutan schorsing sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan

d) Dan/Ka menandatangani surat perintah pelaksanaan


pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang berada dalam
wewenang komandonya berdasarkan surat perintah pelaksanaan
pencabutan schorsing dari Aspers Kasad/Aspers/Ses/Kasubditbinum.

4) Pengakhiran:

a) Kasi Pers mengarsipkan semua berkas pengusulan


pencabutan schorsing terhadap anggota militer yang berada dalam
wewenang komandonya; dan

b) Kasi Pers membuat laporan pelaksanaan pencabutan


schorsing kepada Dan/Ka dan Pang/Dan/Gub/Dir/Ka u.p. Aspers/Ses/
Kasubditbinum.

20. Pengangkatan Kembali dalam Suatu Jabatan.

a. Tingkat Mabesad.

1) Perencanaan:

a) Kasad mempelajari dan meneliti administrasi pengusulan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD yang berpangkat pamen berdasarkan usulan dari PDW, atau
pati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan lampiran sebagai berikut:

(1) keputusan pembatalan schorsing dari pejabat yang


berwenang jika anggota militer yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah; atau

(2) keputusan pencabutan schorsing yang meliputi:

(a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau
37
(b) keputusan telah selesai menjalani pidana penjara
atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan

(c) surat keterangan daftar penilaian jika anggota


militer yang bersangkutan telah dinilai baik oleh pejabat
yang berwenang.

b) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk mengecek


kelengkapan berkas dan persyaratan administrasi bagi anggota militer
yang berpangkat pamen atau pati TNI AD yang diusulkan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan;

c) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk merencanakan


penerbitan keputusan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer yang berpangkat pamen; dan

d) Kasad memerintahkan Aspers Kasad untuk merencanakan


berkas dan persyaratan administrasi serta surat permohonan
pengusulan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer yang berpangkat pati kepada Panglima TNI.

2) Persiapan:

a) Aspers Kasad meneliti dan menyiapkan berkas pengusulan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD yang berpangkat pamen berdasarkan usulan dari PDW, atau
pati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku dengan lampiran sebagai berikut:

(1) keputusan pembatalan schorsing dari pejabat yang


berwenang jika anggota militer yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah; atau

(2) keputusan pencabutan schorsing yang meliputi:

(a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau

(b) keputusan telah selesai menjalani pidana penjara


atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan

(c) surat keterangan daftar penilaian jika anggota


militer yang bersangkutan telah dinilai baik oleh pejabat
yang berwenang.

b) Aspers Kasad menyiapkan kelengkapan berkas dan


persyaratan administrasi bagi anggota militer yang berpangkat pamen
atau pati TNI AD yang diusulkan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan;
38
c) Aspers Kasad menyiapkan penerbitan keputusan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
yang berpangkat pamen; dan

d) Aspers Kasad menyiapkan berkas dan persyaratan


administrasi serta surat permohonan pengusulan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer yang
berpangkat pati kepada Panglima TNI.

3) Pelaksanaan:

a) Kasad menandatangani dan menerbitkan keputusan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
yang berpangkat pamen berdasarkan persyaratan administrasi yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku meliputi:

(1) keputusan pembatalan schorsing dari pejabat yang


berwenang jika anggota militer yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah; atau

(2) keputusan pencabutan schorsing yang meliputi:

(a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau

(b) keputusan telah selesai menjalani pidana penjara


atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan

(c) surat keterangan daftar penilaian jika anggota


militer yang bersangkutan telah dinilai baik oleh pejabat
yang berwenang.

b) Kasad menandatangani surat permohonan pengusulan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
yang berpangkat pati kepada Panglima TNI berdasarkan persyaratan
administrasi yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku meliputi:

(1) keputusan pembatalan schorsing dari pejabat yang


berwenang jika anggota militer yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah; atau

(2) keputusan pencabutan schorsing yang meliputi:

(a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau

(b) keputusan telah selesai menjalani pidana penjara


atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan
39
(c) surat keterangan daftar penilaian jika anggota
militer yang bersangkutan telah dinilai baik oleh pejabat
yang berwenang.

c) Aspers Kasad atas nama Kasad mengeluarkan keputusan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan berdasarkan keputusan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan dari Kasad atau komando
atas.

4) Pengakhiran:

a) Aspers Kasad mengarsipkan keputusan pengangkatan


kembali dalam suatu jabatan bagi anggota militer yang berpangkat
pamen;

b) Aspers Kasad mengarsipkan dan memonitor berkas


pengusulan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer yang berpangkat pati kepada Panglima TNI;

c) Aspers Kasad mendistribusikan keputusan pengangkatan


kembali dalam suatu jabatan kepada satuan bawah dengan tembusan
Dirajenad dan Instansi terkait; dan

d) Aspers Kasad melaporkan pelaksanaan pengangkatan


kembali dalam suatu jabatan kepada Kasad dan Panglima TNI u.p.
Aspers Panglima TNI.

b. Tingkat Kotama/Balakpus.

1) Perencanaan:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka mempelajari dan meneliti administrasi


pengusulan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer TNI AD yang berada di bawah wewenang
komandonya atau usulan dari satuan bawah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan lampiran
sebagai berikut:

(1) keputusan pembatalan schorsing dari pejabat yang


berwenang jika anggota militer yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah; atau

(2) keputusan pencabutan schorsing yang meliputi:

(a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau

(b) keputusan telah selesai menjalani pidana penjara


atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan
40
(c) surat keterangan daftar penilaian jika anggota
militer yang bersangkutan telah dinilai baik oleh pejabat
yang berwenang.

b) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/


Kasubditbinum untuk mengecek kelengkapan berkas dan persyaratan
administrasi pengusulan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer TNI AD yang berada di bawah wewenang
komandonya atau pengajuan dari satuan bawah;

c) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/


Kasubditbinum untuk merencanakan penerbitan keputusan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
yang berpangkat pama, bintara, atau tamtama; dan

d) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka memerintahkan Aspers/Ses/


Kasubditbinum untuk merencanakan berkas dan persyaratan
administrasi serta surat permohonan pengusulan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer yang
berpangkat pamen kepada Kasad.

2) Persiapan:

a) Aspers/Ses/Kasubditbinum meneliti dan menyiapkan


administrasi pengusulan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer TNI AD yang berada di bawah wewenang
komandonya atau usulan dari satuan bawah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan lampiran
sebagai berikut:

(1) keputusan pembatalan schorsing dari pejabat yang


berwenang jika anggota militer yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah; atau

(2) keputusan pencabutan schorsing yang meliputi:

(a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau

(b) keputusan telah selesai menjalani pidana penjara


atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan

(c) surat keterangan daftar penilaian jika anggota


militer yang bersangkutan telah dinilai baik oleh pejabat
yang berwenang.

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan kelengkapan berkas


dan persyaratan administrasi pengusulan pengangkatan kembali
dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD yang berada di
bawah wewenang komandonya atau usulan dari satuan bawah;
41
c) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan penerbitan keputusan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
yang berpangkat pama, bintara, atau tamtama; dan

d) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan berkas dan


persyaratan administrasi serta surat permohonan pengusulan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
yang berpangkat pamen kepada Kasad.

3) Pelaksanaan:

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menandatangani dan menerbitkan


keputusan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer TNI AD berpangkat pama, bintara, atau tamtama yang
berada di bawah wewenang komandonya berdasarkan persyaratan
administrasi yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku meliputi:

(1) keputusan pembatalan schorsing dari pejabat yang


berwenang jika anggota militer yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah; atau

(2) keputusan pencabutan schorsing yang meliputi:

(a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau

(b) keputusan telah selesai menjalani pidana penjara


atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan

(c) surat keterangan daftar penilaian jika anggota


militer yang bersangkutan telah dinilai baik oleh pejabat
yang berwenang.

b) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menandatangani surat permohonan


pengusulan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer TNI AD berpangkat pamen yang berada di bawah
wewenang komandonya kepada Kasad berdasarkan persyaratan
administrasi yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku meliputi:

(1) keputusan pembatalan schorsing dari pejabat yang


berwenang jika anggota militer yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah; atau

(2) keputusan pencabutan schorsing yang meliputi:

(a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau
42
(b) keputusan telah selesai menjalani pidana penjara
atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan

(c) surat keterangan daftar penilaian jika anggota


militer yang bersangkutan telah dinilai baik oleh pejabat
yang berwenang.

c) Aspers/Ses/Kasubditbinum atas nama Pang/Dan/Gub/Dir/Ka


mengeluarkan keputusan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer TNI AD yang berada di bawah wewenang
komandonya berdasarkan keputusan pengangkatan kembali dalam
suatu jabatan dari Pang/Dan/Gub/Dir/Ka atau komando atas.

4) Pengakhiran:

a) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengarsipkan keputusan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan bagi anggota militer TNI
AD berpangkat pama, bintara, atau tamtama yang berada di bawah
wewenang komandonya;

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengarsipkan dan memonitor


berkas pengusulan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer TNI AD berpangkat pamen yang berada di
bawah wewenang komandonya kepada Kasad;

c) Aspers/Ses/Kasubditbinum mendistribusikan keputusan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan kepada satuan bawah
dengan tembusan Kaajen dan Instansi terkait; dan

d) Aspers/Ses/Kasubditbinum melaporkan pelaksanaan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan kepada
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka dan Kasad u.p. Aspers Kasad.

c. Tingkat Satuan.

1) Perencanaan:

a) Dan/Ka mempelajari dan meneliti administrasi pengusulan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD yang berada di bawah wewenang komandonya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan melampirkan sebagai berikut:

(1) keputusan pembatalan schorsing dari pejabat yang


berwenang jika anggota militer yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah; atau

(2) keputusan pencabutan schorsing yang meliputi:

(a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau
43
(b) keputusan telah selesai menjalani pidana penjara
atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan

(c) surat keterangan daftar penilaian jika anggota


militer yang bersangkutan telah dinilai baik oleh pejabat
yang berwenang.

b) Dan/Ka memerintahkan Kasi Pers untuk mengecek


kelengkapan berkas dan persyaratan administrasi pengusulan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD yang berada di bawah wewenang komandonya; dan

c) Dan/Ka memerintahkan Kasi Pers untuk merencanakan surat


perintah pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer TNI AD yang berada di bawah wewenang
komandonya berdasarkan keputusan pengangkatan kembali dalam
suatu jabatan dari komando atas.

2) Persiapan:

a) Kasi Pers meneliti dan menyiapkan administrasi pengusulan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD yang berada di bawah wewenang komandonya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku
dengan melampirkan sebagai berikut:

(1) keputusan pembatalan schorsing dari pejabat yang


berwenang jika anggota militer yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah; atau

(2) keputusan pencabutan schorsing yang meliputi:

(a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau

(b) keputusan telah selesai menjalani pidana penjara


atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan

(c) surat keterangan daftar penilaian jika anggota


militer yang bersangkutan telah dinilai baik oleh pejabat
yang berwenang.

b) Kasi Pers menyiapkan kelengkapan berkas dan persyaratan


administrasi pengusulan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer TNI AD yang berada di bawah wewenang
komandonya; dan

c) Kasi Pers menyiapkan surat perintah pengangkatan kembali


dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD yang berada di
bawah wewenang komandonya.
44
3) Pelaksanaan:

a) Dan/Ka menandatangani surat permohonan pengusulan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD yang berada di bawah wewenang komandonya kepada
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka berdasarkan persyaratan administrasi yang
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku meliputi:

(1) keputusan pembatalan schorsing dari pejabat yang


berwenang jika anggota militer yang bersangkutan dinyatakan
tidak bersalah; atau

(2) keputusan pencabutan schorsing yang meliputi:

(a) keputusan telah menjalani penahanan disiplin


ringan atau berat; atau

(b) keputusan telah selesai menjalani pidana penjara


atau pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan
berdasarkan putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap; dan

(c) surat keterangan daftar penilaian jika anggota


militer yang bersangkutan telah dinilai baik oleh pejabat
yang berwenang.

b) Dan/Ka menandatangani surat perintah pengangkatan kembali


dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD yang berada di
bawah wewenang komandonya.

4) Pengakhiran:

a) Kasi Pers mengarsipkan semua berkas pengusulan


pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD yang berada di bawah wewenang komandonya; dan

b) Kasi Pers membuat laporan pelaksanaan pengangkatan


kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD yang
berada di bawah wewenang komandonya kepada Dan/Ka dan
Pang/Dan/Gub/Dir/Ka u.p. Aspers/Ses/Kasubditbinum.

BAB IV
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

21. Umum. Kegiatan schorsing di lingkungan TNI AD dapat berjalan dengan


lancar sesuai ketentuan perlu memperhatikan tindakan pengamanan dan tindakan
administrasi. Faktor keamanan dan ketertiban administrasi harus senantiasa diperhatikan
oleh semua pihak yang terlibat melalui penerapan tindakan pengamanan dan tindakan
administrasi. Tindakan pengamanan ditekankan pada tindakan preventif untuk
pengamanan kegiatan schorsing yang bersifat rahasia, sedangkan tindakan administrasi
ditekankan pada terwujudnya kepastian hukum.
45
22. Tindakan Pengamanan.

a. Perencanaan:

1) merencanakan pengamanan kegiatan penetapan, pembatalan,


pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD yang bersifat rahasia;

2) merencanakan pengamanan berita dalam penetapan, pembatalan,


pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD yang bersifat rahasia; dan

3) merencanakan pengamanan dokumen atau arsip yang dianggap


penting (rahasia) dalam penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di
lingkungan TNI AD yang bersifat rahasia.

b. Persiapan:

1) menyiapkan tindakan pengamanan kegiatan penetapan, pembatalan,


pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD yang bersifat rahasia;

2) menyiapkan tindakan pengamanan berita dalam penetapan,


pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD yang bersifat rahasia;
dan

3) menyiapkan pengarsipan dokumen atau arsip yang dianggap penting


(rahasia) dalam penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di
lingkungan TNI AD yang bersifat rahasia.

c. Pelaksanaan:

1) melaksanakan pengamanan kegiatan penetapan, pembatalan,


pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD yang bersifat rahasia,
diantaranya melalui penekanan kepada pejabat yang terkait dengan
perlunya pengamanan kegiatan dalam penetapan, pembatalan, pencabutan
schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer di lingkungan TNI AD yang bersifat rahasia.

2) melaksanakan pengamanan berita melalui sistem pemberitaan yang


tepat sesuai langkah-langkah pengamanan berita guna menghindari
bocornya berita; dan

3) melaksanakan pengamanan dokumen atau arsip penting yang


bersifat rahasia.

d. Pengakhiran:

1) mengamankan hasil penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing,


dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di
lingkungan TNI AD yang bersifat rahasia; dan
46
2) pengarsipan berkas dan administrasi sesuai klasifikasinya.

23. Tindakan Administrasi. Tindakan administrasi dilaksanakan untuk mewujudkan


ketertiban, keteraturan, dan kelengkapan administrasi dalam proses penetapan,
pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD sebagai berikut:

a. Perencanaan:

1) merencanakan administrasi yang terkait dengan kegiatan


penyelenggaraan administrasi penetapan, pembatalan, pencabutan
schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer TNI AD;

2) merencanakan administrasi yang berhubungan dengan kebutuhan


logistik selama kegiatan penyelenggaraan administrasi penetapan,
pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer TNI AD;

3) merencanakan koordinasi dengan pihak terkait untuk mendukung


pelaksanaan penyelenggaraan penetapan, pembatalan, pencabutan
schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer TNI AD; dan

4) merencanakan administrasi pengadaan/peminjaman, perlengkapan,


dan sarana prasarana yang digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan
administrasi penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI
AD.

b. Persiapan:

1) menyiapkan administrasi yang terkait dengan kegiatan


penyelenggaraan administrasi penetapan, pembatalan, pencabutan
schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer TNI AD;

2) menyiapkan administrasi yang berhubungan dengan kebutuhan


logistik selama kegiatan penyelenggaraan administrasi penetapan,
pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer TNI AD;

3) menyiapkan administrasi guna koordinasi dengan pihak terkait untuk


mendukung pelaksanaan penyelenggaraan penetapan, pembatalan,
pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer TNI AD; dan

4) menyiapkan administrasi pengadaan/peminjaman, perlengkapan, dan


sarana prasarana yang digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan
administrasi penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI
AD.
47
c. Pelaksanaan:

1) melaksanakan kegiatan administrasi yang berkaitan dengan kegiatan


penyelenggaraan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI
AD;

2) melaksanakan kegiatan administrasi yang berkaitan dengan


kebutuhan logistik selama kegiatan penyelenggaraan penetapan,
pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer TNI AD;

3) melakukan koordinasi dengan pihak terkait untuk mendukung


pelaksanaan penyelenggaraan penetapan, pembatalan, pencabutan
schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer TNI AD; dan

4) melaksanakan kegiatan administrasi terkait pengadaan/peminjaman,


perlengkapan, dan sarana prasarana yang digunakan untuk kegiatan
penyelenggaraan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI
AD.

d. Pengakhiran:

1) mengevaluasi pelaksanaan administrasi yang berkaitan dengan


penyelenggaraan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI
AD; dan

2) membuat laporan pelaksanaan penyelenggaraan administrasi


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali
dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD ke komando atas.

BAB V
PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

24. Umum. Pengawasan dan pengendalian kegiatan penetapan, pembatalan,


pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota
militer di lingkungan TNI AD mutlak diperlukan, hal ini dilakukan untuk menjamin
optimalisasi kegiatan yang dilaksanakan. Pengawasan dan pengendalian dilaksanakan
secara terus menerus dan simultan pada setiap tahapan kegiatan mulai dari tahap
perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengakhiran. Kegiatan dilakukan oleh pejabat
yang berwenang, sesuai tugas dan tanggung jawabnya mulai dari tingkat pusat sampai
dengan tingkat satuan.
48
25. Pengawasan.

a. Perencanaan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad merencanakan pengawasan terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan
TNI AD, dalam hal ini didelegasikan kepada Aspers Kasad; dan

b) Aspers Kasad merencanakan pengawasan kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan
TNI AD.

2) Tingkat Kotama.

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka merencanakan pengawasan terhadap


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD di lingkungan Kotama masing-masing; dan

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum merencanakan pengawasan


secara teknis terhadap kegiatan operasional penetapan, pembatalan,
pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer TNI AD di lingkungan Kotama
masing-masing.

3) Tingkat Satuan.

a) Dan/Ka merencanakan pengawasan terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD di
lingkungan satuan masing-masing; dan

b) Kasi Pers merencanakan pengawasan secara teknis terhadap


kegiatan operasional penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing,
dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota
militer TNI AD di lingkungan satuan masing-masing.

b. Persiapan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad menyiapkan pengawasan terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan
TNI AD, dalam hal ini didelegasikan kepada Aspers Kasad; dan

b) Aspers Kasad menyiapkan pengawasan kegiatan penetapan,


pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam
suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD.
49
2) Tingkat Kotama.

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menyiapkan pengawasan terhadap


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD di lingkungan Kotama masing-masing; dan

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan pengawasan secara


teknis terhadap kegiatan operasional penetapan, pembatalan,
pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer TNI AD di lingkungan Kotama
masing-masing.

3) Tingkat Satuan.

a) Dan/Ka menyiapkan pengawasan terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD di
lingkungan satuan masing-masing; dan

b) Kasi Pers merencanakan pengawasan secara teknis terhadap


kegiatan operasional penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing,
dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota
militer TNI AD di lingkungan satuan masing-masing.

c. Pelaksanaan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan
TNI AD, dalam hal ini didelegasikan kepada Aspers Kasad; dan

b) Aspers Kasad melaksanakan pengawasan kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan
TNI AD.

2) Tingkat Kotama.

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka melaksanakan pengawasan terhadap


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD di lingkungan Kotama masing-masing; dan

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum melaksanakan pengawasan secara


teknis terhadap kegiatan operasional penetapan, pembatalan,
pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer TNI AD di lingkungan Kotama
masing-masing.
50
3) Tingkat Satuan.

a) Dan/Ka melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD di
lingkungan satuan masing-masing; dan

b) Kasi Pers melaksanakan pengawasan secara teknis terhadap


kegiatan operasional penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing,
dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota
militer TNI AD di lingkungan satuan masing-masing.

d. Pengakhiran.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad mengevaluasi pelaksanaan pengawasan terhadap


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
di lingkungan TNI AD, dalam hal ini didelegasikan kepada Aspers
Kasad; dan

b) Aspers Kasad mengevaluasi pelaksanaan pengawasan


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
di lingkungan TNI AD.

2) Tingkat Kotama.

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka mengevaluasi pelaksanaan


pengawasan terhadap kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan
schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer TNI AD di lingkungan Kotama masing-masing; dan

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengevaluasi pelaksanaan


pengawasan secara teknis terhadap kegiatan operasional penetapan,
pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam
suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD di lingkungan Kotama
masing-masing.

3) Tingkat Satuan.

a) Dan/Ka mengevaluasi pelaksanaan pengawasan terhadap


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD di lingkungan satuan masing-masing; dan

b) Kasi Pers mengevaluasi pelaksanaan pengawasan secara


teknis terhadap kegiatan operasional penetapan, pembatalan,
pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer TNI AD di lingkungan satuan
masing-masing.
51
26. Pengendalian.

a. Perencanaan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad merencanakan pengendalian terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan
TNI AD, dalam hal ini didelegasikan kepada Aspers Kasad; dan

b) Aspers Kasad merencanakan pengendalian kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan
TNI AD.

2) Tingkat Kotama.

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka merencanakan pengendalian terhadap


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD di lingkungan Kotama masing-masing; dan

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum merencanakan pengendalian


secara teknis terhadap kegiatan operasional penetapan, pembatalan,
pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer TNI AD di lingkungan Kotama
masing-masing.

3) Tingkat Satuan.

a) Dan/Ka merencanakan pengendalian terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD di
lingkungan satuan masing-masing; dan

b) Kasi Pers merencanakan pengendalian secara teknis terhadap


kegiatan operasional penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing,
dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota
militer TNI AD di lingkungan satuan masing-masing.

b. Persiapan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad menyiapkan pengendalian terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan
TNI AD, dalam hal ini didelegasikan kepada Aspers Kasad; dan

b) Aspers Kasad menyiapkan pengendalian kegiatan penetapan,


pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam
suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD.
52
2) Tingkat Kotama.

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka menyiapkan pengendalian terhadap


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD di lingkungan Kotama masing-masing; dan

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum menyiapkan pengendalian secara


teknis terhadap kegiatan operasional penetapan, pembatalan,
pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer TNI AD di lingkungan Kotama
masing-masing.

3) Tingkat Satuan.

a) Dan/Ka menyiapkan pengendalian terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD di
lingkungan satuan masing-masing; dan

b) Kasi Pers merencanakan pengendalian secara teknis terhadap


kegiatan operasional penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing,
dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota
militer TNI AD di lingkungan satuan masing-masing.

c. Pelaksanaan.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad melaksanakan pengendalian terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan
TNI AD, dalam hal ini didelegasikan kepada Aspers Kasad; dan

b) Aspers Kasad melaksanakan pengendalian kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer di lingkungan
TNI AD.

2) Tingkat Kotama.

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka melaksanakan pengendalian terhadap


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD di lingkungan Kotama masing-masing; dan

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum melaksanakan pengendalian


secara teknis terhadap kegiatan operasional penetapan, pembatalan,
pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer TNI AD di lingkungan Kotama
masing-masing.
53
3) Tingkat Satuan.

a) Dan/Ka melaksanakan pengendalian terhadap kegiatan


penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD di
lingkungan satuan masing-masing; dan

b) Kasi Pers melaksanakan pengendalian secara teknis terhadap


kegiatan operasional penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing,
dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota
militer TNI AD di lingkungan satuan masing-masing.

d. Pengakhiran.

1) Tingkat Pusat.

a) Kasad mengevaluasi pelaksanaan pengendalian terhadap


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
di lingkungan TNI AD, dalam hal ini didelegasikan kepada Aspers
Kasad; dan

b) Aspers Kasad mengevaluasi pelaksanaan pengendalian


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
di lingkungan TNI AD.

2) Tingkat Kotama.

a) Pang/Dan/Gub/Dir/Ka mengevaluasi pelaksanaan


pengendalian terhadap kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan
schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap
anggota militer TNI AD di lingkungan Kotama masing-masing; dan

b) Aspers/Ses/Kasubditbinum mengevaluasi pelaksanaan


pengendalian secara teknis terhadap kegiatan operasional
penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan
kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer TNI AD di
lingkungan Kotama masing-masing.

3) Tingkat Satuan.

a) Dan/Ka mengevaluasi pelaksanaan pengendalian terhadap


kegiatan penetapan, pembatalan, pencabutan schorsing, dan
pengangkatan kembali dalam suatu jabatan terhadap anggota militer
TNI AD di lingkungan satuan masing-masing; dan

b) Kasi Pers mengevaluasi pelaksanaan pengendalian secara


teknis terhadap kegiatan operasional penetapan, pembatalan,
pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu
jabatan terhadap anggota militer TNI AD di lingkungan satuan
masing-masing.
54
BAB VI
PENUTUP

27. Keberhasilan. Disiplin untuk menaati ketentuan yang ada dalam Petunjuk
Teknis tentang Pemberhentian Sementara Dari Jabatan (Schorsing) oleh para Dansat dan
Pejabat yang Berwenang akan sangat berpengaruh dalam proses penetapan,
pembatalan, pencabutan schorsing, dan pengangkatan kembali dalam suatu jabatan
terhadap anggota militer di lingkungan TNI AD

28. Penyempurnaan. Hal-hal yang dirasakan perlu dan berkaitan dengan adanya
tuntutan kebutuhan untuk penyempurnaan Petunjuk Teknis tentang Pemberhentian
Sementara Dari Jabatan (Schorsing) ini, agar disarankan kepada Kasad melalui
Dankodiklatad sesuai dengan mekanisme umpan balik.

Autentikasi a.n. Kepala Staf Angkatan Darat


Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat, Direktur Hukum,

tertanda

Erry Herman, M.P.A. W. Indrajit, S.H., M.H.


Brigadir Jenderal TNI Brigadir Jenderal TNI

Anda mungkin juga menyukai