Anda di halaman 1dari 27

PUSAT TERITORIAL ANGKATAN DARAT

PUSAT PENDIDIKAN TERITORIAL

SIKAP TERITORIAL

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Binter merupakan salah satu fungsi utama TNI AD dan merupakan bagian
dari tugas yang harus dilaksanakan untuk menunjukan kemanunggalan TNI -
rakyat dalam rangka tercapainya tugas pokok TNI AD. Dalam mewujudkan dan
memelihara semangat kemanunggalan TNI Rakyat maka diperlukan suatu sikap
prilaku prajurit TNI AD ynag baik, agar menimbulkan citra positif di masyarakat.
Sikap prilaku TNI AD tersebut dikenal dengan nama sikap territorial.

b. Penguasaan dan pemahaman terhadap sikap teritorial harus dimiliki oleh


seluruh prajurit TNI AD, sehingga dapat diamalkan dalam menjalin hubungan
timbal balik dengan seluruh lapisan masyarakat yang dapat dijadikan landasan
bagi prajurit dalam berpikir dan berbuat dimanapun bertugas dan berada. Oleh
karena itu pengalaman sikap teritorial tidak hanya dilakukan oleh prajurit dalam
keadaan damai, tetapi juga dapat dilaksanakan dalam situasi perang untuk
merebut hati dan simpati rakyat.

c. Agar penghayatan dan pengalaman sikap teritorial yang dilakukan oleh


seluruh prajurit dapat mencapai hasil yang optimal, maka perlu disusun buku
petunjuk teknik tentang sikap teritorial.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk memberikan gambaran tentang materi Sikap Teritorial


dalam rangka proses belajar mengajar.

b. Tujuan. Sebagai pedoman bagi para Gadik dan Serdik dalam proses
belajar mengajar sehingga terjadi kesamaan persepsi dan fisi dalam
mengimplementasikan materi Sikap Teritorial di lapangan.
2

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Lingkup penulisan Naskah Departemen tentang Sikap
Teritorial ini meliputi ketentuan umum dan kegiatan yang dilaksanakan yang disusun dengan tata urut
sebagai berikut :

a. Pendahuluan.

b. Pengertian dan konsepsi Sikap Teritorial.

c. Materi dan wahana pembentukan Sikap Teritorial.

d. Tekhnik pengamalan Sikap Teritorial.

e. Evaluasi Akhir Pelajaran.

e. Penutup.

4. Referensi.

a. Surat Keputusan Kasad Nomor Kep / 23 / IV / 2007 tanggal 21 April 2007


tentang pengesahan Doktrin TNI AD Kartika Eka Paksi.

b. Surat Keputusan Kasad Nomor Skep /98/ V/ 2007 tanggal 16 Mei 2007
tentang Buku Petunjuk Induk tentang Pembinaan Teritorial

c. Peraturan Kasad Nomor : Perkasad / 174 / X / 2007 tanggal 8 Oktober


2007 Bujuknik tentang Sikap Teritorial.

BAB II
PENGERTIAN DAN KONSEPSI SIKAP TERITORIAL
3

5. Umum. Mewujudkan sikap dan kepribadian prajurit TNI AD yang sesuai dengan nilai
nilai Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 wajib TNI wajib menjalin hubungan dengan masyarakat
guna pelaksanaan tugas diwilayah. Agar setiap prajurit TNI AD dapat mengimplementasikan sikap
teritorial dalam berintegrasi dengan masyarakat, maka disamping memiliki kemampuan sesuai tugas
tanggung jawab di perlukan memahami pengertian dan konsepsi sikap teritorial.

6. Pengertian.

a. Sikap Teritorial. Adalah wujud nyata pengamalan dan penghayatan


Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8 TNI Wajib dalam bentuk keseluruhan tingkah
laku, tindak tanduk dan cara seseorang prajurit dalam berhubungan dengan
segenap lapisan masyarakat untuk mewujudkan RAk Juang dan KTR.

b. Binter TNI AD. Adalah upaya, pekerjaan dan tindakan, baik secara
berdiri sendiri maupun bersama-sama dengan aparat terkait dan komponen
bangsa lainnya untuk membantu pemerintah dalam menyiapkan kekuatan
pertahanan aspek darat yang meliputi wilayah pertahanan dan kekuatan
pendukungnya serta terwujudnya kemanunggalan TNI Rakyat yang dilaksanakan
sesuai kewenangan dan peraturan perundang-undangan dalam rangka
tercapainya tugas pokok TNI AD.

c. Kemanunggalan TNI-Rakyat. adalah suatu keadaan atau sikap prilaku


yang menyatu dari atau bersatu padunya TNI-Rakyat, baik secara lahir maupun
batin dalam rangka mewujudkan ketahanan Nasional untuk mencapai tujuan
Nasional.

d. Sikap.Adalah cara khas seseorang yang ditampilkan secara fisik / lahiriah.

e. Mental. Adalah hal-hal yang berkenaan dengan pikiran, jiwa dan watak
seseorang, maka mentalitas adalah keadaan dan kejiwaan seseorang dalam
berfikir dan menggunakan emosi.

f. Moral.Adalah ajaran tentang budi pekerti mulia (ketatasusilaan), maka


moralitas adalah seseorang yang lebih mementingkan ketatasusilaan /moral
dibandingkan kepentingan lain.

g. Sikap Saling Asah. Adalah suatu kondisi dimana hubungan sesama


manusia diliputi oleh suasana saling memberi dan menerima gagasan / pikiran
yang dikemukakan secara positif untuk dipertimbangkan sehingga terwujud adanya
4

diskusi, tukar pikiran maupun tukar informasi demi kemajuan pengetahuan untuk
meningkatkan kemampuan.

h. Sikap Saling Asih. Adalah suatu kondisi dimana hubungan sesama


manusia diliputi oleh suasana saling menyayangi, menghargai dan hormat
menghormati sehingga dapat terwujudnya kerukunan sosial yang kuat.

i. Sikap Saling Asuh. Adalah suatu keadaan hubungan sesama manusia


diliputi oleh suasana saling membimbing, memelihara, menjaga dan mengawasi
sehingga terwujudnya ketertiban hubungan manusia satu sama lain, baik antara
orang perorangan, perorangan dengan kelompok, maupun kelompok dengan
kelompok sehingga terwujud disiplin sosial yang kuat.

j. Santiaji. Adalah suatu kegiatan dalam sistem pembinaan melalui


pemberian ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk memberikan ketenangan batin.

k. Santikarma. Adalah suatu kegiatan dalam sistem pembinaan yang


berbentuk pengamalan ilmu yang telah didapat, dengan tujuan untuk memberikan
ketenangan batin.

l. Persuasif. Dalam berkomunikasi dengan masyarakat setiap prajurit harus


menampilkan, mengajak dan meyakinkan masyarakat tentang sikap perilaku yang
terpuji sehingga menimbulkan simpati masyarakat terhadap prajurit yang secara
sadar dan rela dapat berbuat baik.

m. Edukatif. Menampilkan sikap dan tutur kata yang dapat menggugah


masyarakat, sehingga masyarakat mengerti dan tergerak secara sadar untuk
berbuat baik.

n. Ketauladanan. Memberikan contoh sikap dan perilaku yang baik kepada


masyarakat sehingga masyarakat dengan kesadarannya akan mengikuti sikap dan
perilaku yang baik tersebut.

7. Konsepsi.

Untuk menjamin keberhasilan pembinaan dan pengamalan sikap teritorial oleh


setiap prajurit TNI AD perlu adanya ketentuan-ketentuan pokok yang menjadi batasan dan
5

normal dalam pembinaan dan pengamalan sikap teritorial, sehingga penerapan sikap
teritorial tersebut dapat berhasil dan berdaya guna dalam mewujudkan kemanunggalan
TNI Rakyat.

8. Tujuan. Mewujudkan sikap dan kepribadian prajurit TNI AD yang sesuai


dengan sikap teritorial dalam menjamin hubungan timbal balik dengan masyarakat guna
mendukung pelaksanaan tugas di wilayah .

9. Sasaran. Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya sikap teritorial


dikalangan prajurit TNI AD, yang meliputi :

a. Senyum Teritorial.Sebagai sikap teritorial yang harus ditunjukan oleh


setiap prajurit TNI AD dalam berkonunikasi dengan masyarakat adalah dengan
senyum simpatik, menarik atau murah senyum yang menimbulkan daya tarik yang
mendalam sehingga terjadi interaksi positif, senyuman itulah yang dikatakan
senyum teritorial.

b. Tegor Sapa Teritorial. Setiap prajurit TNI AD hendaknya senan tiasa


membiasakan diri tampil dan bersikap tegor sapa dengan siapa pun dan dimana
pun baik kepada masyarakat maupun dengan prajurit yang lain. Hal ini
mempunyai arti dalam komunikasi untuk menumbuhkan keakraban yang didasari
toleransi dan sikap terpuji.

c. Saling Menghargai. Sikap prajurit TNI AD ini merupakan penghargaan


dan penghormatan kepada semua prajurit dan kepada masyarakat sehingga
terjalin hubungan yang harmonis dan kemanunggalan sehingga terjadi
kemanunggalan sehingga terjadi kemanunggalan TNI Rakyat.

d. Saling Membantu. Sikap ini harus dipunyai prajurit TNI AD sehingga


dapat membantu memecahkan masalah yang terjadi dimasyarakat maupun
dilingkungan sendiri.

e. Gotong Royong. Sikap gotong royong ini dapat menjadi Sikap


Teritorial bagi prajurit TNI AD, sehingga ciri sebagai bangsa Indonesia dapat
diwujudkan dan kebersamaan / gotong royong dalam meyelesaikan suatu
permasalahan secara bersama-sama antara prajurit TNI AD dan Rakyat.
f. Tata Krama. Setiap prajurit TNI AD diharapkan mempunyai sikap tata
karma dalam berkomunikasi dengan masyarakat artinya bahwa setiap komunikasi
mempunyai etika yang sesuai dengan lingkungan dan norma yang berlaku
ditempat tersebut. Tata karma ini mencakup perilaku baik, sopan, santun dan tata
6

susila yang berlaku dilingkungan tersebut dan secara umum berlaku bagi bangsa
Indonesia.

g. Penyesuaian Diri / Adaptasi. Sikap prajurit TNI AD harus mempunyai


sikap penyesuaian diri / adaptasi dengan lingkungan yang dihadapi sehingga
dapat diterima oleh semua pihak dilingkungan tersebut.

10. Sifat. Dalam mengamalkan sikap teritorial harus memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:

a. Mengayomi. Dalam bersikap dengan masyarakat setiap prajurit TNI AD


diharapkan dapat memberikan perlindungan kepada rakyat sehingga tercipta rasa
aman dalam kehidupan bermasyarakat.

b. Kebersamaan. Dalam bersikap dengan masyarakat, setiap prajurit TNI


AD harus dapat mewujudkan rasa kebersamaan dengan masyarakat sehingga
tumbuh rasa senasib dan sepenanggungan dalam mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

c. Musyawarah untuk mufakat dengan rasa kekeluargaan. Dalam bersikap


dengan masyarakat, prajurit TNI AD selalu mengutamakan upaya musyawarah
untuk mufakat dengan rasa kekeluargaan dalam menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi dalam kehidupan bermasyarakat.

d. Gotong royong. Dalam bersikap dengan masyarakat, prajurit TNI AD


selalu ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk
kepentingan umum.

e. Manfaat. Dalam bersikap dengan masyarakat, sikap dan tingkah laku


prajurit TNI AD harus bermanfaat bagi kepentingan pertahanan negara di daratan.

11. Peranan. Sebagai sarana dalam meningkatkan kebersamaan dan keeratan


hubungan antara prajurit TNI AD dengan rakyat, sehingga terwujud kemanunggalan TNI
Rakyat untuk didayagunakan bagi kepentingan pertahanan negara di daratan.
12. Pengorganisasian. Pengorganisasian disini adalah pengorganisasian
penyelenggaraan pembinaan sikap teritorial yang mengacu kepada kebijakan komando
atas, dan organisasinya disesuaikan dengan organisasi TNI AD yang disusun dalam
tingkat kebijakan, operasional dan pelaksana.

a. Tingkat Kebijakan adalah Mabesad


7

b. Tingkat Operasinal :

1) Kotama dan Balakpus TNI AD

2) Pusterad

c. Tingkat Pelaksana :

1) Korem

2) Brigade / Resimen / Pusdik / Balak Kotama TNI AD

3) Kodim

4) Yon / Den

5) Koramil

6) Kompi / Rai

13. Tugas dan Tanggung Jawab Tugas dan tanggung jawab dalam pelaksanaan
pembinaan dan pengalaman sikap teritorial melekat pada fungsi masing-masing komando
yang melaksanakan secara terkoordinasi, sehingga pelaksanaan pembinaan dan
pengalaman sikap teritorial dapat dilaksanakan secara optimal.

a. Tingkat Kebijakan

1) Menentukan kebijakan dan strategi pembinaan serta pengalaman


sikap teritorial

2) Menyelenggarakan pembinaan kemampuan tentang sikap teritorial


kepada satuan TNI AD

3) Memberikan arahan dan bimbingan kepada satuan TNI AD sesuai


peraturan dan perundang-undangan

4) Mengevaluasi hasil pelaksanaan pembinaan dan pengalaman sikap


teritorial yang dilaksanakan satuan TNI AD.

b. Tingkat Operasional

1) Kotama dan Balakpus TNI AD

a) Menjabarkan kebijakan komando atas tentang pembinaan dan


pengalaman sikap teritorial, memberikan petujuk dan arahan tentang
8

penyelenggaraan pembinaan dan pengalaman sikap teritorial kepada


satuan jajarannya.

b) Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pembinaan serta


pengalaman sikap teritorial di satuan jajarannya

c) Memberikan koreksi, peringatan dan sanksi kepada anggota


dan satuan jajarannya sesuai peraturan dan perundang-undangan

d) Mengevaluasi dan melaporkan hasil penyelenggaraan


pembinaan sikap teritorial kepada kasad dengan tembusan
danpustsrad

2) Pusterad

a) Menjabarkan kebijakan kasad dibidang pengalaman sikap


teritorial dalam bentuk penyiapan peranti lunak

b) Melaksanakan sosialisasi / bimbingan teknis tentang


pengalaman sikap teritorial diseluruh satuan jajaran TNI AD

c) Menyelenggarakan asistensi dan pengawasan ke kesatuan


jajaran TNI AD atas pelaksanaan pembinaan dan pengalaman sikap
teritorial

d) Melaksanakan pengkajian dan evaluasi penyelenggaraan


pembinaan dan pengalaman sikap teritorial bagi satuan jajaran TNI
AD

e) Melaporkan hasilnya kepada Kasad

c. Tingkat Pelaksana.

1) Korem

a) Menyusun pokok-pokok kegiatan pembinaan dan pengalaman


sikap teritorial yang akan dijadikan pedoman dalam kegiatan di
satuan jajarannya sesuai kebijakan komando atas
9

b) Menyelenggarakan serta memberikan petunjuk dan arahan


tentang pembinaan dan pengalaman sikap teritorial kepada satuan
jajarannya, baik yang sifat rutin dan atau atas perintah sesai dengan
lingkup tanggung jawabnya

c) Memberikan koreksi, peringatan dan sankai kepada prajurit


yang melanggar sesuai peraturan dan perundang-undangan

d) Melaporkan hasil penyelenggaraan pembinaan dan


pengalaman sikap teritorial kepada Pangdam

2) Brigade / resimen / pusdik / balak kotama TNI AD

a) Menyusun pokok-pokok kegiatan pembinaan dan pengalaman


sikap teritorial sesuai kebijakan komando atas yang akan dijadikan
pedoman dalam kegiatan dikesatuan jajarannya

b) Menyelenggarakan serta memberikan petunjuk dan arahan


tentang penyelenggaraan pembinaan dan pengalaman sikap teritorial
kepada sauna jajarannya, baik yang bersifat rutin dan atau atas
perintah sesuai lingkup tanggung jawabnya

c) Mengawasi dan mengendalikan pembinaan dan pengalaman


sikap teritorial disatuan jajarannya agar dapat berjalan tertib dan
lancar sehingga mencapai sasaran yang diharapkan

d) Memberikan koreksi, peringatan dan sankai kepada prajurit


yang melanggar sesuai printah dan perundang-undangan

e) Mengevaluasi dan melaporkan hasil penyelenggaraan


pembinaan dan pengalaman sikap teritorial secara periodik ke
Komando Atas

3) Kodim

a) Merencakan dan menyusun kegiatan dan pembinaan dan


pengalaman sikap teritorial bagi satuan jajajrannya sesuai kebijakan
danrem / pangdam
10

b) Menyelenggarakan serta memberikan petunjuk dan arahan


tetang pembinaan dan pengalaman sikap teritorial kepada satuan
jajarannya

c) Mengawasi dan mengendalikan penyelenggaran pembinaan


dan pengalaman sikap teritorial di satuan jajarannya, agar dapat
berjalan tertib dan lancar sehingga mencapai sasaran yang
diharapkan

d) Memberikan koreksi, perinatan dan sankai kepada prajurit


yang melanggar sesuai perintah dan perundang-undangan

e) Melaporkan hasil penyelenggaraan pembianaan dan


pengalaman sikap teritorial kepada danrem / pangdam

4) Batalyon / Detasemen

a) Merencanakan, menyusun dan mengarahkan kegiatan


pembinaan dan pengalaman sikap teritorial bagi satuannya sesuai
dengan kebijakan komando atas

b Menyelenggarakan serta memberikan petunjuk dan arahan


tentang pembinaan dan pengalaman sikap teritorial kepada personel
satuannya

c) Mengawasi dan mengendalikan penyelenggaraan pembinaan


dan pengalaman sikap teritorial disatuannya, agar dapat berjalan
tertib dan lancar sehingga mencapai sasaran yang di harapkan

d) Memberikan koreksi, peringatan dan sanksi kepada prajurit


yang melanggar peraturan.

e) Melaporkan hasil penyelenggaraan pembinaan dan


pengalaman sikap teritorial ke Komando Atas

5) Koramil

a) Memberikan petunjuk dan arahan tentang penyelenggaraan


dan pengalaman sikap teritorial kepada anggotanya
11

b) Melaksanakan pembinaan dan pengalaman sikap teritorial


bagi anggotanya sesuai petunjuk dan arahan dandim

c) Bertanggung jawab atas peningkatan kemampuan sikap


teritorial terhadap anggotanya

d) Memberikan koreksi, peringatan dan sanksi kepada prajurit


yang melanggar sesuai peraturan dan perundang-undangan

e) Melaporkan hasil pembinaan dan pengalaman sikap teritorial


kepada Dandim

6) Kompi / Rai

a) Memberikan petunjuk dan arahan tentang penyelenggaraan


pembinaan dan pengalaman sikap teritorial kepada anggotanya
sesuai petunjuk dan arahan komando atas

b) Melaksanakan pembinaan dan pengalaman sikap teritorial


bagi anggotanya

c) Bertanggung jawab atas pembinaan dan pengalaman sikap


teritorial kepada anggotanya

d) Memberikan koreksi, peringatan dan tindakan kepada


anggotanya yang melanggar sesuai aturan perundang-undangan

e) Melaporkan hasil pelaksanaan pembinaan dan pengalaman


sikap teritorial ke komando atas

14. Syarat Personel. Agar setiap prajurit TNI AD dapat mengimplementasikan sikap
teritorial dalam berinteraksi dengan masyarakat, maka disamping memiliki kemampuan
sesuai tugas tanggung jawab jajarannya dan lima kemampuan Binter, diperlukan
beberapa kemampuan lain antara lain :

a. Memiliki kemampuan memecahkan masalah. Setiap Prajurit TNI AD baik


secara perorangan maupun kelompok maupun membantu memecahkan
12

permasalahan yang timbul di masyarakat sesuai dengan peraturan dan


keuntungan perundang-undangan yang berlaku.

b. Memiliki kemampuan mengayomi. Setiap prajurit TNI AD mampu


memberikan perlindungan dan rasa aman terhadap masyarakat di lingkungannya
sesuai lingkup tugas dan tanggung jawabnya.

c. Memiliki kemampuan berkomunikasi. Setiap prajurit TNI AD mampu


berkomunikasi dengan masyarakat sehingga terjalin hubungan yang baik dengan
sikap saling asah, asih dan asuh serta dapat menyelami, menghubungi dan
mengajak masyarakat untuk turut serta berpartisipasi aktif dalam penyelenggaraan
Binter.

d. Menjadi Panutan. Setiap prajurit TNI AD harus bias menjadi panutan,


sehingga mampu memberikan suri tauladan kepada masyarakat sesuai dengan
norma, agar terwujud kesadaran masyarakat untuk memenuhi norma yang
berlaku.

e. Berpenampilan Yang Baik. Setiap Prajurit TNI AD dalam bergaul


dengan masyarakat, harus terampil dengan baik sesuai dengan aturan yang
berlaku.

15. Evaluasi.

a. Jelaskan sasaran Sikap Teritorial !

b. Jelaskan sifat Sikap Teritorial !

BAB III
MATERI DAN WAHANA PEMBENTUKAN
SIKAP TERITORIAL

16. Umum. Sikap tingkah laku merupakan unsur yang sangat dominan bagi
prajurit TNI AD dalam mengamalkan sikap teritorial ditengah-tengah masyarakat. Oleh
karena itu sikap tingkah laku tersebut perlu dipupuk, dibina dan dipelihara melalui
13

pendidikan formal maupun non formal serta melalui penerapan maupun pembauran sosial
dimasyarakat, sehingga tidak terjadi erosi atau pengikisan dan penurunan sikap teritorial
dalam rangka memantapkan kemanunggalan TNI-Rakyat.

17. Pembinaan sikap teritorial. Pembinaan sikap teritorial dikalangan setiap prajurit
TNI AD perlu dilakukan dalam upaya memelihara dan meningkatkan semangat serta jiwa
kemanunggalan TNI-Rakyat. Pembinaan sikap teritorial dilaksanakan melalui
pentahapan mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pengakhiran.

a. Perencanaan. Pada tahap ini kegiatan yang dilaksanakan antara


lain :

1) Merencanakan waktu pelaksanaan pembinaan. Disesuaikan situasi


dan kondisi kesatuan.

2) Menentukan tempat pelaksanaan pembinaan.

3) Menyusun dan mengelompokkan pembinaan, terdiri dari :

a) Kelompok Perwira.

b) Kelompok Bintara dan Tantama.

4) Menyusun dan menyiapkan tenaga pengajar/pembina. Diharapkan


ditunjuk para perwira yang berkualifikasi teritorial dan benar-benar
menguasai/mahir mengaplikasikan sikap teritorial dimasyarakat.

5) Menyiapkan perangkat lunak dan keras.

b. Persiapan. Pada tahap persiapan kegiatan yang dilakukan antara


lain :

1) Membuat dan mengeluarkan perintah kepada personel yang


melaksanakan kegiatan.

2) Memberikan arahan kepada personel yang ditunjuk sebagai


pengajar/pembina.

3) Menyiapkan dukungan administrasi.

c. Pelaksanaan. Pada tahap persiapan kegiatan yang dilaksanakan antara


lain :
14

1) Pembinaan sikap Teritorial dilaksanakan pada kegiatan yang


merupakan program satuan maupun non program satuan, dengan sasaran
agar prajurit TNI AD dapat memahami dan menguasai sikap teritorial
sehingga dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan bermasyarakat
maupun dalam mendukung pelaksanaan tugas.

2) Pembinaan dilaksanakan melalui :

a) Santiaji dan santi Karma. Pengarahan maupun pembinaan


mental kepada prajurit TNI AD sesuai waktu yang direncanakan,
sehingga dapat mamahami secara mendalam tentang sikap teritorial
kemudian dapat mengamalkannya di lingkungan masyarakat.

b) Ceramah/penyuluhan. Dengan memberikan penjelasan


kepada prajurit TNI AD, agar prajurit TNI AD dapat memahami dan
menguasai sikap territorial dan dapat mengamalkannya dalam
kehidupan bermasyarakat. Selain itu melalui forum diskusi antar
prajurit didalam kegiatan kemasyarakatan yang bertentangan dengan
sikap teritorial, sehingga timbul respon dari prajurit berupa
pendapat/tanggapan maupun saran prajurit tentang bagaimana sikap
dan perilaku yang seharusnya ditampilkan.

c) Aplikasi /praktek. Dengan memberikan penugasan


kepada prajurit pada suatu kegiatan di lapangan yang merupakan
implementasi pengamalan sikap teritorial melalui pembauran prajurit
ditengah-tengah masyarakat, baik dalam kegiatan anjangsana
maupun dalam membantu kegiatan sosial/ kemanusiaan.

Penugasan yang diberikan dalam implementasi sikap teritorial ini


antara lain :

(1) Anjang sana, dilaksanakan melalui kegiatan antara lain :

(a) Melaksanakan silaturahmi kepada tokoh masyarakat,


tokoh pemuda, aparat pemda, KBT dan lain-lain.

(b) Pembinaan mitra karib yang telah ditentukan.


15

(c) Mencari informasi tentang situasi lingkungannya.

(d) Menghadiri undangan atau mengadakan


koordinasi dengan aparat, tokoh masyarakat dan tokoh
pemuda.

(2) Membantu kegiatan sosial/ kemanusiaan, dilaksanakan melalui


kegiatan antara lain :

(a) Kegiatan Bhakti TNI.

(b) Membantu korban bencana alam.

(c) Pembinaan ketahanan wilayah.

(d) Membantu kegiatan sosial lainnya.

3) Pengawasan dan Penindakan. Pengawasan dan penindakan


dilaksanakan sesuai fungsi Komando.

a) Pengawasan.

(1) Pengawasan formal dilaksanakan oleh para Dansat dan


pejabat yang diberi wewenang.

(2) Pengawasan non formal melalui pengawasan sosial


oleh masyarakat.

b) Penindakan.

(1) Setiap pelanggaran yang dilakukan prajurit akan


dikenakan sanksi menurut jenis, tingkatan dan intensitas
pelanggarannya.

(2) Cara penindakan/pemberian sanksi atau hukuman


terhadap prajurit yang melakukan pelanggaran diatur sesuai
dengan ketentuan dalam KUHDT, serta peraturan-peraturan
lain yang berlaku dalam jajaran TNI.
16

d. Pengakhiran.

1) Mengevaluasi seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

2) Melaporkan kepada Komando Atas.

18. Kegiatan Pengamalan Sikap Teritorial. Pengamalan sikap teritorial harus


dapat diwujudkan secara nyata oleh seluruh prajurit TNI AD dalam berhubungan dengan
sesame Prajurit maupun dengan masyarakat. Kegiatan Pengamalan sikap teritorial
tersebut meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran masing-masing
sebagai berikut :

a. Persiapan.

1) Perencanaan bentuk Sikapter yang paling tepat untuk


diimplementasikan di lapangan sesuai dengan kegiatan yang akan
dilaksanakan di lingkungan masyarakat.

2) Merencanakan keterangan tentang keadaan masyarakat dimana


kegiatan Binter akan dilaksanakan.

3) Merencanakan kegiatan yang berkaitan dengan Sikapter yang akan


dilaksanakan.

b. Persiapan.

1) Menyiapkan diri dengan membekali pengetahuan yang diperlukan


guna melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan sesame prajurit
maupun masyarakat.

2) Menyiapkan wujud Sikapter yang paling cocok untuk diterapkan


dalam berhubungan dengan sesame prajurit maupun masyarakat.

3) menyiapkan metode dan sarana yang akan digunakan dalam


berhubungan dengan masyarakat.
17

c. Pelaksanaan. Sebagai prajurit TNI AD yang berpegang teguh Sapta


Marga, Sumpah Prajurit dan 8 Wajib TNI dalam tata kehidupannya, maka dalam
komunikasi dengan rakyat selain perilaku yang telah dimiliki yang berpegang teguh
kepada nilai-nilai yang terkandung dalam Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan 8
Wajib TNI maka diperlukan Sikapter agar dapat berinteraksi secara baik dengan
masyarakat, maka pelaksanaannya adalah sebagai berikut :

1) Senyum Teritorial. Guna mendapatkan simpatik dari rakyat


sehingga terjadi hubungan timbal balik yang harmonis maka dalam
komunikasi hendaklah :

a) Memberi senyum simpatik sehingga adanya kesan yang


positip dan mendalam dengan rakyat.

b) Senyum simpatik yang memberikan rasa hormat.

c) Hendaknya senyuman merupakan kesan awal yang mendalam


sehingga terjalin hubungan yang baik untuk selanjutnya.

2) Tegor Sapa Teritorial. Untuk menjalin hubungan dengan


masyarakat dalam rangka pembinaan teritorial maka tegor sapa mempunyai
makna :

a) Sebagai awal komunikasi yang baik, serta memberikan kesan


maupun menjalin hubungan erat dengan awal menyapa atau
menegor kepada siapapun yang dijumpai/dihadapi.

b) Merupakan suatu ajakan yang saling mengenal, karena


dengan teguran atau sapaan tersebut dapat dilanjutkan dengan
perkenalan dan silaturahmi selanjutnya.

3) Saling Menghargai. Dalam berkomunikasi sikap ini dapat


diwujudkan :

a) Bahwa setiap menghargai dapat diartikan menghormati,


menempatkan diri pada posisi yang baik kepada orang yang diajak
komunikasi.
18

b) Sikap menghargai dapat ditunjukkan bahwa kedua belah pihak


dengan ikhlas dan dengan cara yang baik untuk dapat melaksanakan
komunikasi tanpa ada yang dirugikan.

4) Saling Membantu. Sikap yang dimiliki prajurit untuk saling


membantu ini dapat dikembangkan secara positif dengan wujud :

a) Dapat diberikan bantuan untuk mengatasi kesulitan


masyarakat atau sebaliknya.

b) Dengan sikap saling bantu dapat meringankan beban yang


dihadapi oleh masyarakat.

5) Gotong Royong. Sebagai realisasi gotong royong adalah :

a) Prajurit TNI AD dapat bergotong royong dengan masyarakat


dalam membangun atau mengatasi kesulitan yang ada di sekitarnya.

b) Kerja sama secara gotong royong untuk kepentingan


umu/masyarakat dapat dilaksanakan secara ikhlas.

6) Tata Krama. Dengan tata karma yang diterapkan dalam


komunikasi diharapkan dapat mempererat hubungan dengan masyarakat.
Sikap tata krama ini dapat diwujudkan setiap prajurit TNI AD dalam
komunikasi dengan cara :

a) Tetap menjaga etika, kesopanan, kesusilaan dan norma yang


berlaku dilingkungan dimana kita berada dan berkomunikasi.

b) Saling menghormati dan menjaga untuk tidak melanggar adat,


kebiasaan masyarakat serta norma agam yang berlaku.

7) Penyesuaian Diri / Adaptasi. Dengan proses penyesuaian diri/


adaptasi tersebut, akhirnya didapat komunikasi dan interaksi yang baik
sehingga dapat terjadi kemanunggalan TNI- Rakyat, dengan demikian
tujuan akhir Binter oleh Pengamalan Sikap Teritorial dapat dicapai secara
baik dan optimal. Wujud penyesuaian diri / adaptasi terhadap lingkungan
masyarakat adalah :

a) Dengan cepat dapat menyesuaikan diri/adaptasi dengan


situasi, keadaan dan kondisi dimana prajurit TNI AD berada.
19

b) Penyesuaian diri / adaptasi dapat segera terwujud jika dalam


interaksi yang dilakukan dapat diterima oleh masyarakat dilokasi
tersebut, dengan penyesuaian yang dilakukan prajurit TNI AD
dilingkungan itu.

d. Pengakhiran.

1) Mengevaluasi seluruh kegiatan yang berkaitan dengan Sikapter yang


telah dilaksanakan guna memperbaiki diri agar diwaktu yang akan dating
mampu menunjukkan Sikapter sesuai dengan harapan.

2) Melaporkan kepada pimpinan tentang kegiatan-kegiatan yang telah


dilaksanakan dalam mengamalkan Sikapter.

19. Evaluasi.

a. Sebutkan tahapan tahapan dalam pembinaan sikap teritorial !

b. Jelaskan tahapan persiapan Sikapter !

BAB IV
TEKNIK PENGAMALAN SIKAP TERITORIAL

20. Umum. Untuk mencapai suatu tujuan keberhasilan pembinaan dan


pengamalan Sikap Ter oleh setiap prajurit TNI AD perlu adanya wawasan ilmu
pengetahuan dan kedewasaan berpikir dan berprilaku sebagai prajurit TNI AD.
Penguasaan teknik dan pengamalan Sikap Ter perlu dikuasai oleh setiap prajurit TNI baik
sebagai individu maupun kelompok. Adapun metoda dan teknik pengamalan Sikap
Ter sebagai berikut :

21. Metoda dan Teknik.


20

a. Metoda. Metoda yang digunakan dalam pembinaan dan pengamalan


sikap teritorial adalah :

1) Metoda dalam pembinaan.

a) Melaksanakan santi aji dan santi karma.

b) Melaksanakan ceramah dan diskusi.

c) Praktek / Aplikasi.

2) Metoda dalam pengamalan.

a) Persuasif (untuk menumbuhkan kesadaran).

b) Edukatif (untuk mendidik).

c) Ketauladanan (menunjukan sikap perilaku serta tindakan


sesuai dengan ketentuan dan norma yang berlaku).

b. Tehnik. Tehnik pengamalan sikap teritorial dilaksanakan dalam


hubungan perorangan maupun kelompok/satuan dengan cara :

1) Penampilan diri Prajurit. Penampilan Prajurit TNI AD merupakan


suatu sikap perilaku prajurit yang dilakukan secara fisik dan lahiriah sebagai
wujud pencerminan hati yang tulus, iklas, bersih penuh kesungguhan, tabah,
tegar dan bijaksana dalam meyakinkan pihak lain sehingga menghasilkan
tanggapan/respon yang positif. Implementasi sikap teritorial dalam
penampilan diri prajurit TNI AD diwujudkan melalui :

a) Senyum Teritorial.Sebagai sikap teritorial yang harus


ditunjukan oleh setiap prajurit TNI AD dalam berkonunikasi dengan
masyarakat adalah dengan senyum simpatik, menarik atau murah
senyum yang menimbulkan daya tarik yang mendalam sehingga
terjadi interaksi positif, senyuman itulah yang dikatakan senyum
teritorial.

b) Tegor Sapa Teritorial. Setiap prajurit TNI AD hendaknya


senan tiasa membiasakan diri tampil dan bersikap tegor sapa dengan
siapa pun dan dimana pun baik kepada masyarakat maupun dengan
prajurit yang lain. Hal ini mempunyai arti dalam komunikasi untuk
menumbuhkan keakraban yang didasari toleransi dan sikap terpuji.
21

c) Saling Menghargai. Sikap prajurit TNI AD ini merupakan


penghargaan dan penghormatan kepada semua prajurit dan kepada
masyarakat sehingga terjalin hubungan yang harmonis dan
kemanunggalan sehingga terjadi kemanunggalan sehingga terjadi
kemanunggalan TNI Rakyat.

d) Saling Membantu. Sikap ini harus dipunyai prajurit TNI AD


sehingga dapat membantu memecahkan masalah yang terjadi
dimasyarakat maupun dilingkungan sendiri.

e) Gotong Royong. Sikap gotong royong ini dapat menjadi


Sikap Teritorial bagi prajurit TNI AD, sehingga ciri sebagai
bangsa Indonesia dapat diwujudkan dan kebersamaan / gotong
royong dalam meyelesaikan suatu permasalahan secara bersama-
sama antara prajurit TNI AD dan Rakyat.

f) Tata Krama. Setiap prajurit TNI AD diharapkan mempunyai


sikap tata karma dalam berkomunikasi dengan masyarakat artinya
bahwa setiap komunikasi mempunyai etika yang sesuai dengan
lingkungan dan norma yang berlaku ditempat tersebut. Tata karma ini
mencakup perilaku baik, sopan, santun dan tata susila yang berlaku
dilingkungan tersebut dan secara umum berlaku bagi bangsa
Indonesia.

g) Penyesuaian Diri / Adaptasi. Sikap prajurit TNI AD harus


mempunyai sikap penyesuaian diri / adaptasi dengan lingkungan
yang dihadapi sehingga dapat diterima oleh semua pihak
dilingkungan tersebut.

2) Pengenalan dan pendekatan terhadap tokoh masyarakat. Setiap


Prajurit TNI AD yang melaksanakan tugas disuatu tempat hendaknya
mengenal tokoh-tokoh yang dipercaya masyarakat, baik tokoh formal
maupun informal, melalui kegiatan sebagai berikut :

a) Kegiatan anjangsana dan silaturahmi.

b) Kegiatan pertemuan-pertemuan resmi/tidak resmi.

c) Kegiatan acara-acara undangan.


22

d) Kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan.

e) Dan lain-lain.

3) Pendekatan melalui kultur masyarakat dan keagamaan.

a) Pendekatan melalui kultur masyarakat. Setiap Prajurit TNI AD


yang melaksanakan tugas di suatu tempat hendaknya mengenal dan
memahami adat istiadat serta kebudayaan masyarakat setempat,
sehingga prajurit dapat menyesuaikan dengan kebudayaan
masyarakat dan tidak melanggar aturan adat istiadat setempat.

b) Pendekatan melalui keagamaan. Setiap Prajurit TNI AD yang


melaksanakan tugas disuatu tempat hendaknya mengenal dan
mengetahui agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat,
sehingga mampu menempatkan diri dalam sikap dan tingkah lakunya
dengan tidak melakukan hak-hal yang melanggar peraturan
peribadatan masyarakat dan dapat bersama-sama masyarakat
melaksanakan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing tanpa
mengganggu kegiatan agama lain.

22. Faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor-faktor yang mempengaruhi


pengamalan sikap teritorial bagi prajurit antara lain :

a. Faktor Internal.

1) Keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Setiap


prajurit harus memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena kurangnya Keimanan dan ketaqwaan prajurit

dapat mengakibatkan sikap perbuatan, tingkah laku dan tindak tanduknya


menyimpang dari peraturan agama maupun peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

2) Sikap dan mental prajurit.

a) Sikap dan mental prajurit yang baik. Setiap Prajurit TNI AD


dalam mengimplementasikan pengamalan sikap teritorial harus
memiliki sikap dan mental yang sesuai dengan nilai-nilai Sapta
23

Marga, Sumpah Prajurit dan 8 TNI Wajib agar mampu berinteraksi


dengan segenap lapisan masyarakat atas dasar saling menghargai
dan saling percaya. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas, maka
sikap dan mental prajurit dapat diwujudkan antara lain dalam bentuk :

(1) Mencintai tanah air. Kecintaan pada tanah air


Indonesia terekspresikan pada sikap dan perilaku yang
bercirikan antara lain bangga sebagai bangsa Indonesia,
senantiasa ikut serta menjaga dan memelihara kelestarian
lingkungan, turut membantu dalam pelestarian kebudayaan
daerah serta ikut mewujudkan penegakkan hak sasasi
manusia, demokrasi dan hukum.

(2) Menjunjung tinggi HAM dan supremasi hukum yang


bersumber dari Pancasila dan berlaku bagi seluruh
masyarakat demi terciptanya keharmonisan bersama.
Sebagai prajurit dalam hidup bermasyarakat harus
melaksanakan 8 TNI Wajib yang merupakan perwujudan
prajurit dalam menjunjung tinggi HAM.

(3) Peduli terhadap kondisi bangsa. Untuk dapat memiliki


kepedulian tersebut diwujudkan dalam bentuk :

(a) Keberadaannya dapat menjadi contoh dalam


mewujudkan persatuan dan kesatuan di lingkungan
masyarakat, sehingga masyarakat tidak terpicu untuk
saling bermusuhan.

(b) Perbuatannya mencerminkan sebagai warga


negara yang dinamis, kreatif dan inovatif, sehingga
dapat menanamkan dan mendorong masyarakat
sekitarnya untuk maju dengan semangat bekerja keras,
ulet dan pantang menyerah.

b) Sikap dan mental prajurit yang tidak profesional dapat


mengikis nilai-nilai kejuangan yang dimiliki sehingga dapat merusak
citra TNI. Sikap dan mental yang tidak profesional diwujudkan
antara lain :
24

(1) Kurangnya kesadaran terhadap jati diri prajurit.


Kurangnya kesadaran prajurit tentang dirinya, bahwa prajurit
berasal dari dan untuk rakyat, akan menimbulkan keapatisan
prajurit dalam bermasyarakat.

(2) Menurunnya disiplin. Menurunnya disiplin prajurit


ditandai dengan kesadaran dan pengendalian terhadap
keinginan pribadi prajurit lebih dominan serta hilangnya rasa
tanggung jawab dalam pelaksanaan tugas, sehingga

prajurit cenderung melanggar aturan dan tata tertib yang


berlaku dalam keprajuritan, antara lain menampilkan sikap
malas, melawan perintah atasan dan tidak taat/patuh dalam
melaksanakan tugas.

(3) Pelanggaran hukum dan HAM. Beberapa oknum


prajurit yang melakukan pelanggaran hukum maupun HAM
akan menampilkan sikap, perilaku yang tidak baik terhadap
masyarakat, antara lain melakukan tindakan yang
meresahkan/menyakiti masyarakat (berbuat arogan, menjadi
backing atau melakukan perjudian dan mabuk-mabukan,
terlibat narkoba serta perzinahan/asusila) dan melakukan
tindakan kriminal (penyelewengan, pencurian, pemerasan,
perkelahian dan perampokan).

(4) Kurangnya tingkat pendidikan. Tingkat pendidikan


yang dimiliki setiap prajurit akan mempengaruhi dalam
berkomunikasi dengan masyarakat. Prajurit yang berlatar
belakang pendidikan SLTP akan berbeda cara pandang dan
wawasannya dengan prajurit yang berpendidikan SLTA atau
sarjana, sehingga bagi prajurit yang rendah tingkat
pendidikannya akan lebih sulit dalam menjelaskan /
berkomunikasi maupun dalam penyelesaian permasalahan di
masyarakat.

b. Faktor Eksternal.

1) Pola sikap dan tindak masyarakat yang ada di wilayah. Pola sikap
dan perilaku masyarakat disuatu wilayah berbeda dengan wilayah lain. Hal
ini sangat mempengaruhi sikap dan tingkah laku prajurit dalam
25

bermasyarakat, khususnya di daerah perkotaan yang serba majemuk dan


permasalahannya yang sangat komplek, sehingga dapat mengakibatkan
prajurit bersikap acuh tak acuh terhadap situasi dan kondisi lingkungannya.

2) Adat istiadat dan kebudayaan masyarakat (kultur) di wilayah.


Kurangnya pemahaman dan kepedulian prajurit terhadap lingkungan, adat
istiadat dan kebudayaan masyarakat (kultur) disuatu wilayah dapat
mengakibatkan kurang tanggapnya prajurit terhadap setiap permasalahan di
wilayah dan dapat berakibat terjadinya pelanggaran terhadap setiap
permasalahan di wilayah dan dapat berakibat terjadinya pelanggaran
terhadap adat istiadat maupun kebudayaan di daerah tersebut.

3) Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan ilmu


pengetahuan dan teknologi segala bidang telah memberikan dampak
negatif dan positif. Dampak negatif yang terjadi antara lain telah
membentuk sikap rasa rendah diri prajurit dan takut untuk berkomunikasi
dengan segenap lapisan masyarakat.

4) Ekonomi. Perkembangan dan kenaikan harga kebutuhan hidup


yang semakin tinggi akan membuat prajurit berusaha untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya yang terkadang justru melalaikan tugasnya.

5) Kelompok tertentu yang antipati dengan TNI. Adanya kelompok


tertentu antipati dengan TNI, sehingga dapat mengakibatkan prajurit
bersikap ragu-ragu dalam berbuat.

23. Keharusan dan larangan.

a. Keharusan.

1) Melaksanakan peribadatan sesuai agama masing-masing dengan


menjunjung tinggi nilai-nilai/norma keagamaan yang ada dilingkungannya.

2) Menjunjung tinggi dan menghargai adat istiadat serta budaya yang


berlaku dilingkungannya.

3) Melaksanakan setiap kegiatan dengan didasarkan pada Sapta


Marga, Sumpah Prajurit dan 8 TNI Wajib.

4) Mampu menyesuaikan diri/beradaptasi dengan lingkungannya.

5) Menegakkan dan mematuhi hukum/HAM, peraturan dan perundang-


undangan yang berlaku dilingkungannya.
26

b. Larangan.

1) Melakukan kegiatan/hal-hal yang dapat merusak citra TNI.

2) Melanggar nilai-nilai/norma agama yang ada dilingkungannya.

3) Melanggar adat istiadat, budaya, hukum/HAM dan peraturan


perundang-undangan yang berlaku didaerahnya.

4) Melakukan hal-hal / perbuatan yang dapat merugikan dan menyakiti


masyarakat.

24. Evaluasi.

a. Sebutkan methoda dan teknik dalam pengamalan sikap ter !

b. Sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi dalam pengamalan sikap


teritorial bagi prajurit !

c. Sebutkan keharusan dan larangan dalam pengamalan sikap teritorial !

BAB V
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
( Bukan Naskah Ujian )

25. Evaluasi Akhir.

a. Jelaskan sasaran Sikap Teritorial !

b. Jelaskan sifat Sikap Teritorial !

c. Sebutkan methoda dan teknik dalam pengamalan Sikapter !

d. Sebutkan faktor faktor yang mempengaruhi dalam pengamalan sikap


teritorial bagi prajurit !

e. Sebutkan keharusan dan larangan dalam pengamalan sikap teritorial !

f. Sebutkan tahapan tahapan dalam pembinaan sikap teritorial !

g. Sebutkan pengamalan pengamalan yang terdapat di dalam pembinaan


sikpter !
27

BAB VI
PENUTUP

26. Demikian Naskah Departemen Tentang Sikap Teritorial ini disusun, sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pada kursus Bintara Pembina
Desa.

Anda mungkin juga menyukai