TENTANG
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
BAB II
MACAM–MACAM DINAS DALAM
Bagian Pertama
Dinas Jaga Kesatrian
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Pasal 11
Bagian Kedua
Dinas Provos
Pasal 12
Pasal 13
Pasal 14
Bagian Ketiga
Regu Jaga Kesatrian
Pasal 15
(4) Apabila pos jaga lebih dari 2 (dua), maka jumlah personel
bisa ditambah.
(5) Perlengkapan yang digunakan sebagai berikut:
a. Pakaian Dinas Lapangan TNI II (menggunakan
baret/helm, kopelriem, dragriem) dan pakaian dinas
yang berlaku harian di satuan. Pada saat
melaksanakan jajar kehormatan berpakaian Pakaian
Dinas Parade dengan scraf dan sarung tangan; dan
b. tanpa tanda pengenal.
(6) Persenjataan yang digunakan sebagai berikut:
a. senjata laras panjang/pendek yang berlaku di
satuan yang bersangkutan;
b. penggunaan munisi tajam/karet/hampa
disesuaikan dengan eskalasi atau protap satuan;
dan
c. sangkur dari senjata yang digunakan.
(7) Pembawaan senjata regu jaga kesatrian sebagai berikut:
a. apabila senjata laras panjang pembawaan senjata di
samping badan; dan
b. apabila senjata laras pendek pembawaan senjata
dikalungkan.
(8) Kelompok genderang sangkakala.
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Pasal 20
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 24
Bagian Keempat
Jaga Kamar dan Jaga Serambi
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 27
Bagian Kelima
Jaga Angkutan
Pasal 28
Pasal 29
(3) Tata cara serah terima jaga angkutan sama dengan tata
cara serah terima jaga kesatrian dan dilaksanakan di
depan komandan/kepala angkutan.
Bagian Keenam
Jaga Komlek/Hub
Pasal 30
Pasal 31
Bagian Ketujuh
Jaga Gudang Senjata dan Amunisi
Pasal 32
Pasal 33
Pasal 34
Bagian Kedelapan
Juru Masak Kesatrian
Pasal 35
Pasal 36
Bagian Kesembilan
Pengurus Makan/Penanting
Pasal 37
Pasal 38
Bagian Kesepuluh
Jaga Air
Pasal 39
Pasal 40
(3) Serah terima jaga air sama dengan tata cara serah terima
Perwira jaga kesatrian dan dilaksanakan di depan
komandan/kepala yang bersangkutan.
Bagian Kesebelas
Jaga Listrik
Pasal 41
Pasal 42
(3) Serah terima jaga listrik sama dengan tata cara serah
terima Perwira jaga kesatrian dan dilaksanakan di
depan komandan/kepala bagian listrik.
Pasal 43
Pasal 44
Pasal 45
Pasal 46
BAB III
KEAMANAN DALAM KESATRIAN
Bagian Pertama
Pengaturan Sarana dan Fasilitas Kesatrian
Pasal 47
Bagian Kedua
Keluar Masuk Kesatrian
Paragraf 1
Ketentuan keluar masuk kesatrian
Pasal 48
Pasal 49
Pasal 50
Paragraf 2
Tata cara perizinan keluar masuk kesatrian
Pasal 51
Pasal 52
Bagian Ketiga
Pengawasan Terhadap Tahanan
Pasal 53
Bagian Keempat
Macam-macam Keadaan Bahaya dalam Kesatrian
Paragraf 1
Kebakaran
Pasal 54
Kebakaran terdiri atas:
Pasal 55
Pasal 56
Paragraf 2
Serangan Musuh
Pasal 57
Pasal 58
Pasal 59
Paragraf 3
Bencana Alam
Pasal 60
Pasal 61
Pasal 62
Paragraf 4
Mengatasi Aksi Unjuk Rasa Massa
Pasal 63
Bagian Kelima
Siaga III
Pasal 64
Bagian Keenam
Siaga II
Pasal 65
Bagian Ketujuh
Siaga I
Pasal 66
BAB IV
PEMELIHARAAN KETERTIBAN
Bagian Pertama
Kegiatan Harian
Pasal 67
Pasal 68
Bagian Kedua
Ketentuan tentang Apel
Pasal 69
Pasal 70
b. Jaga.
c. Peserta apel.
Pasal 71
Waktu apel.
a. 6 (enam) hari dinas.
Pasal 72
b. Pelaksanaan apel.
1. Penghormatan. Setelah Perwira/Bintara jaga
kesatrian sebagai pengambil apel memberikan
instruksi ”APEL SENAM PAGI MULAI, LAPORAN”,
maka Komandan pasukan/kelompok tertua
mengulangi aba-aba ”LAPORAN”. Selanjutnya
memberikan aba-aba petunjuk untuk
melaksanakan penghormatan umum.
a) “KEPADA PERWIRA/BINTARA JAGA......”; dan
b) Selanjutnya dengan serentak seluruh
komandan pasukan memberikan aba-aba
"HORMAT... GERAK", tegak dari penghormatan
setelah masing-masing Komandan
pasukan/kelompok memberikan aba-aba
“TEGAK... GERAK”. Pada saat penghormatan
pandangan tetap lurus ke depan, termasuk
pandangan pengambil apel pada saat membalas
penghormatan tetap lurus ke depan.
Pasal 73
b. Pelaksanaan apel.
Pasal 74
Pasal 75
Pasal 76
Bagian Ketiga
Laporan Korps
Pasal 77
Bagian Keempat
Bangun Pagi
Pasal 78
Bagian Kelima
Waktu Makan
Pasal 79
Bagian Keenam
Pesiar
Pasal 80
Bagian Ketujuh
Pengaturan Lambang Satuan dan
Kelengkapan Ruangan
Pasal 81
1. lambang negara;
2. gambar mantan Panglima TNI; dan
3. plakat/kenangan dari tamu negara.
c. Tingkat Rem/Brig/Rindam/sekolah/Pusdik/Grup/
Yon/Dim terdiri atas:
1. lambang negara;
2. gambar Presiden;
3. gambar Wakil Presiden;
4. gambar Pangkotama;
5. gambar komandan/kepala satuan yang
bersangkutan; dan
6. gambar Panglima Besar Soedirman.
a. Sapta Marga;
b. Sumpah Prajurit; dan
c. Delapan Wajib TNI.
a. lambang negara;
b. gambar Presiden;
c. gambar Wakil Presiden;
d. gambar Panglima TNI (di lingkungan Mabes TNI);
e. gambar Kas Angkatan (di lingkungan Angkatan);
f. Sapta Marga;
g. Sumpah Prajurit; dan
h. Delapan Wajib TNI.
Bagian Kedelapan
Penempatan dan Perawatan
Lambang/Tanda Kesatuan
Pasal 82
(1) Penempatan:
Bagian Kesembilan
Tanda Pengenal Kendaraan Pejabat
Pasal 83
Bagian Kesepuluh
Ketentuan Naik Kendaraan Bus/Truk Militer
Pasal 84
(6) Apabila tempat duduk sudah penuh dan ada atasan yang
belum mendapat tempat duduk maka bawahan yang
paling yunior harus memberikan tempat duduknya
kepada atasan tersebut.
Bagian Kesebelas
Ketentuan Memberangkatkan Kendaraan
Pasal 85
Pasal 86
Pasal 87
Pasal 88
Pasal 89
(1) Setiap anggota TNI yang akan masuk ruang rapat, maka
tutup kepala harus dilepas (dipegang atau diletakkan di
tempat yang telah ditentukan).
Pasal 90
Pasal 91
Pasal 92
(2) Ketentuan.
(3) Pelaksanaan:
Pasal 93
(2) Ketentuan:
a. anggota yang sedang menjalankan hukuman/
tahanan ringan, dapat diizinkan untuk menunaikan
kebaktian atau ibadah sesuai dengan agama yang
dianut;
b. komandan satuan yang menjatuhkan hukuman
menentukan pengawasan terhadap yang
bersangkutan pada saat menunaikan/mengikuti
kebaktian/ibadahnya; dan
c. komandan satuan dapat mencabut izin untuk
ibadah/kebaktian di luar tahanan bagi anggota yang
dihukum dengan pertimbangan keamanan/
penyalahgunaan izin.
(3) Pelaksanaan.
a. komandan satuan memberikan izin untuk
ibadah/kebaktian kepada anggota yang sedang
menjalankan hukuman/tahanan ringan;
b. komandan satuan memerintahkan kepada Provos
untuk melaksanakan pengawasan terhadap anggota
yang dihukum dalam melaksanakan ibadah/
kebaktian;
c. anggota yang dihukum melaksanakan
ibadah/kebaktian sesuai izin yang diberikan oleh
komandan satuan;
d. Provos melaksanakan pengecekan terhadap anggota
yang dihukum setelah kembali dari ibadah/
kebaktian sebelum masuk ruang tahanan;
e. Provos melaporkan kepada Perwira jaga kesatrian
bahwa anggota yang dihukum telah selesai
melaksanakan ibadah/kebaktian dan sudah masuk
keruang tahanan; dan
f. Perwira jaga kesatrian melaksanakan pengecekan
keruang tahanan setelah yakin aman kemudian
melaporkan kepada Komandan.
-117-
BAB V
PEMELIHARAAN KEBERSIHAN DAN KESEHATAN
Bagian Pertama
Kebersihan Perorangan
Pasal 94
(2) Ketentuan:
Bagian Kedua
Pemeliharaan Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan
Pasal 95
(4) Pelaksanaan.
a. Pemeliharaan kebersihan dan kesehatan lingkungan
perorangan.
1. membersihkan jalan dan gang di sekitar
perumahan masing-masing;
2. membersihkan halaman, pagar, selokan dan
saluran pembuangan air;
3. membuat tempat sampah masing-masing
perumahan;
4. membersihkan MCK;
5. membersihkan sumur/tempat penampungan
air dan saluran air minum;
6. membersihkan alat-alat dan perabot rumah
tangga baik barang inventaris maupun milik
pribadi; dan
7. membersihkan tempat umum lain yang
dianggap perlu, misalnya tempat ibadah dan
balai pertemuan.
b. Pemeliharaan kebersihan dan kesehatan lingkungan
umum.
1. membersihkan jalan dan gang disekitar
kantor/kesatrian;
2. membersihkan halaman, pagar, selokan dan
saluran pembuangan air kantor/kesatrian;
3. menertibkan tempat-tempat sampah baik di
kantor maupun di lingkungan kesatrian;
4. membersihkan gedung, kantor dan gudang-
gudang serta lingkungan kesatrian;
5. membersihkan MCK di kantor dan lingkungan
kesatrian;
6. membersihkan sumur/tempat penampungan
air dan saluran air minum;
7. membersihkan alat-alat dan perabot kantor dan
barang inventaris satuan; dan
8. membersihkan tempat umum lain yang
dianggap perlu, misalnya tempat ibadah dan
balai pertemuan.
Bagian Ketiga
Pengobatan dan Penanganan Anggota yang Sakit
Pasal 96
(2) Ketentuan.
Bagian Keempat
Ketentuan Berobat
Pasal 97
Bagian Kelima
Pembinaan Jasmani
Pasal 98
(3) Pelaksanaan.
(2) Ketentuan.
(3) Pelaksanaan.
Bagian Ketujuh
Menghirup Udara Bersih bagi Anggota
Hukuman/Tahanan
Pasal 100
BAB VI
PEMERIKSAAN
Bagian Pertama
Tujuan Pemeriksaan
Pasal 101
Bagian Kedua
Pemeriksaan Kebersihan
Pasal 102
Bagian Ketiga
Pemeriksaan Kesehatan
Pasal 103
(2) Ketentuan.
(3) Pelaksanaan.
Bagian Keempat
Pemeriksaan Perlengkapan, Peralatan dan
Senjata Perorangan
Pasal 104
a. Waktu.
b. Pelaksanaan pemeriksaan.
Bagian Kelima
Bagian Pemeriksaan Perlengkapan dan Peralatan
Pasal 105
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 106
Pasal 107
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 108
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 109
Pasal 110
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Desember 2018
PANGLIMA TNI,
tertanda
HADI TJAHJANTO
Autentikasi
KEPALA BABINKUM TNI,
JOKO PURNOMO
-132-
LAMPIRAN I
PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA
NOMOR 73 TAHUN 2018
TENTANG PERATURAN URUSAN DINAS DALAM TENTARA
NASIONAL INDONESIA
TAMPAK DEPAN
5 CM
12 CM
7 CM
6 CM
1 CM
PA JAGA BA JAGA TA JAGA
18 CM
TAMPAK BELAKANG
5 CM
12 CM
14 CM
18 CM
Paraf:
PANGLIMA TNI,
Aspers : Aster : Irjen :
Asrenum : vide draf Askomlek : Kasum :
Asintel : Kababinkum : vide draf
Asops : Kasetum :
HADI TJAHJANTO
Aslog : Kapusjaspermildas : vide draf
-133-
Keterangan.
1. Warna Dasar:
a. lingkungan Mabes TNI : merah
b. lingkungan TNI AD : hijau tua
c. lingkungan TNI AL : abu-abu tua
d. lingkungan TNI AU : biru tua
e. lingkungan Lemdik (siswa): kuning
2. Warna tulisan:
a. Perwira jaga : kuning
b. Bintara jaga : putih
c. Tamtama jaga : merah kecuali di lingkungan
Mabes TNI menggunakan warna
Merah
3. Warna tulisan di lingkungan Lemdik (siswa):
a. siswa Perwira : hitam
b. siswa Bintara : putih
c. siswa Tamtama : merah
4. Ukuran tulisan panjang 6 cm, lebar 1 cm.
5. Badge dan lokasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
6. Dipakai di lengan sebelah kiri.
7. Khusus untuk jaga Garnisun, pada ban lengan paling bawah ditulis
“Garnisun” warna putih dengan ukuran tinggi huruf 2 cm.
PANGLIMA TNI,
tertanda
HADI TJAHJANTO
Autentikasi
KEPALA BABINKUM TNI,
JOKO PURNOMO
-134-
LAMPIRAN II
PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA
NOMOR 73 TAHUN 2018
TENTANG PERATURAN URUSAN DINAS DALAM TENTARA
NASIONAL INDONESIA
POSISI DUDUK
MEJA
3 3 3 3
2 3 3 1
Keterangan:
PANGLIMA TNI,
tertanda
HADI TJAHJANTO
Autentikasi
KEPALA BABINKUM TNI,
JOKO PURNOMO
-135-
LAMPIRAN III
PERATURAN PANGLIMA TENTARA NASIONAL INDONESIA
NOMOR 73 TAHUN 2018
TENTANG PERATURAN URUSAN DINAS DALAM TENTARA
NASIONAL INDONESIA
2
±50M
UTAMA
JALAN
JALAN MASUK
Keterangan:
tertanda
HADI TJAHJANTO
Autentikasi
KEPALA BABINKUM TNI,
JOKO PURNOMO