Peraturan Penghormatan Militer adalah suatu perwujudan penghargaan seseorang terhadap orang
lain atas dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
a. Untuk melahirkan disiplin/tata tertib. Ketaatan dan ketentuan di kalangan militer. Maka setiap
anggota militer wajib menyampaikan penghormatan kepada semua atasan dan semua yang berhak
menerimanya.
b. Untuk mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun keluar hanya dapat dicapai
antara lain dengan adanya pernyataan saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan dengan
tertib,sempurna,dan penuh ikhlas.
B. Macam-Macam Penghormatan
Dalam dunia Militer /TNI terdapat dua macam yaitu penghormatan militer biasa dan penghormatan
militer kebesaran.
Penghormatan militer biasa adalah penghormatan yang disampaikan keapda semua atasan sesama
pangkat (untuk mewujudkan ikatan jiwa korsa).
c. Presiden/Wakil Presiden
e. Lambang kesatuan (Panji TNI dan Panji-panji Angkatan, Pataka, Duaja, Tunggul).
f. Panglima TNI
Cara melakukan penghormatan militer kebesaran sama dengan penghormatan bisa dengan
tambahan dikerjakan berhenti lebih kurang enam langkah menghadap penuh kepada yang diberi
hormat dan selesai jika yang diberi hormat telah dibalas dan melewatinya.
1) Bertutup Kepala
a) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan siku-siku membentuk sudut
lima belas derajat serong ke depan kelima jari lurus dan rapat satu sama lain,telapak tangan kanan
serong ke bawah dan ke kiri,ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup
kepala setinggi pelipis kanan.
b) Pergelangan tangan lurus,bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju
kepada yang diberi hormati.
c) Jika selesai melaksanakan penghormatan, maka lengan tangan di kembalikan secara cepat ke
sikap sempurna lagi.
a) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku membentuk sudut
lima belas derajat serong ke depan.
b) Kelima jari-jari tangan rapat satu sama lain, telapak tangan serong ke bawah dan ke kiri, ujung
jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis kanan.
c) Pergelangan tangan lurus,bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tetap
tertuju kepada yang diberi hormat
d) Jika selesai menghormat maka lengan kanan dikembalikan secara cepat ke sikap sempurna lagi.
Seorang prajurit militer/TNI dalam keadaan berhenti menyampaikan penghormatan biasa sebagai
berikut :
a. Terhadap Perwira
a. Terhadap Perwira
2) Melakukan tegak senjata kemudian “Hormat Senjata” dan memalingkan kepala kea arah yang
diberi hormat.
a. Terhadap Perwira
a. Bersenjata Senapan
b) Panglima TNI
e) Perwira Tinggi
a. Berkendaraan Sepeda
1) Berhenti menginjak pedal (kedua kaki diam) kecuali kalau keadaan tidak
mengijinkan,menyampaikan penghormatan dengan “Menegakkan Badan” dan memalingkan kepala
kearah yang diberi hormat.
1) Anggota Militer/TNI yang berkendaraan sepeda motor atau yang disamakan dengan
itu,dibenarkan untuk tidak menyampaikan penghormatan jika sekiranya hal itu membahayakan
dirinya.
2) Jika tidak mengendarai sendiri dan apabila hal ini tidak mengakibatkan bahaya,maka harus
menyampaikan penghormatan perorangan tanpa senjata dengan “Menegakkan Badan”
d. Dasar Hukum
Petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) mengenai Peraturan Penghormatan Militer (PPM) adalah surat
keputusan Panglima ABRI nomor 610/X/1985 (SKEP PANGAB)No.610/X/1985. Jarak untuk melakukan
PPM kurang lebih 6 langkah atau 3 langkah.
Pengertian
Penghormatan ialah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang terhadap orang lain atas dasar
tata susila yang sesuai dengan kepribbadian bangsa Indonesia.
a. Untuk melahirkan disiplin /tata tertib, ketaatan dan keteraturan dikalangan militer, maka
setiap anggota militer harus dan wajib menyampaikan penghormatan kepada semua atasan juga
kepada semua yang berhak menerimanya.
b. Untuk mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat kedalam maupun keluar hanya dapat dicapai
antara lain dengan adanya pernyataan saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan dengan
tertib, sempurna dan penuh keiklasan.
3. Ketentuan Umum
atau berpakaian preman. Apabila pihak bawahan mengenalinya baik mereka itu termasuk
Angkatannnya maupun dari Angkatan lainnya, juga terhadap Anggota Militer / Angkatan bersenjata
ada hubungannya Diplomatik dengan RI.
4. Macam Penghormatan
a. Penghormatan Militer Biasa disampaikan kepada semua atasan atau semua pangkat ( Untuk
mewujudkan Ikatan Jiwa Korsa).
5) Lambang Kesatuan (Panji-panji TNI dan Panji-Panji Angkatan, Pataka, Duaja, Tunggul).
Cara melakukan Penghormatan Militer kebesaran sama dengan Penghormatan biasa dengan
tambahan dikerjakan berhenti lebih kurang enam langkah menghadap penuh kepada yang diberi
hormat dan selesai jika yang diberi hormat telah membalas atau melewatinya. Penghormatan
Militer kebesaran juga berlaku terhadap ayat C Sub 1) s.d 3) dari Negara asing yang ada
hubungannya diplomatik dengan republik Indonesia.
a) Bertutup Kepala.
a) Bertutup Kepala.
Apabila pihak bawahan berjumpa dengan atasan langsung maupun bukan, maka perhormatan
dilakukan sebagai berikut :
(5) Bagi anggota TNI dalam mobil yang berpakaian dinas wajib
menyampaikan/membalas penghormatan yang dilaksanakan oleh yang tertua dengan cara
mengangkat tangan kearah pelipis kanan apabila keadaan memungkinkan (tidak membahayakan)
dan apabila keadaan tidak memungkinkan pelaksanaan penghormatan cukup dengan cara
menegakkan badan saja, sedangkan apabila berpakaian sipil/preman penghormatan dilaksanakan
dengan cara menegakkan badan pula.
Seorang anggota Militer/TNI dalam keadaan berhenti menyampaikan penghormatan biasa sebagai
berikut :
Ø Terhadap Perwira.
a) Terhadap Perwira.
2. Melakukan tegak senjata kemudian hormat senjata dan memalingkan kepala kearah yang
diberi hormat.
c. Penghormatan Istimewa.
Ø Berkendaraan sepeda.
1. Berhenti menginjak pedal (kedua kaki diam) kecuali kalau keadaan tidak mengijinkan,
menyampaikan penghormatan dengan menegakan badan dan memalingkan kepala kearah yang
diberi hormat.
1. Anggota Militer/Angkatan Bersenjata yang berkendaraan sepeda motor atau yang disamakan
dengan itu, dibenarkan untuk tidak perlu menyampaikan penghormatan jika sekiranya hal itu
membahayakan dirinya.
Ø Berkendaraan Mobil/sejeins.
2. Jika tidak mengendarai sendiri dan apabila hal ini tidak mengakibatkan bahaya, maka harus
menyampaikan penghormatan perorangan tanpa senjata dengan menegakan badan.
4) Sedangkan bagi atasan lainnya penghormatan hanya diberikan oleh Komandan pasukan tanpa
menyiapkan pasukannya.
2) Kas Angkatan/Kapolri.
3) Kas Irjen TNI, Gubernur lemhanas, Pengkotama, Operasional TNI, Wakasad, Deputi, Irjen
Angkatan.
4) Lambang Kesatuan.
5) Perwira Tinggi.
3) Sesudah rombongan/pasukan itu melewati yang diberi hormat, maka penghormatan berakhir
dengan diberi aba-aba = TEGAK “ TEGAK “ dan “LANGKAH BIASA = JALAN”.
Terhadap atasan langsung tingkat Komandan Batalyon dan Komandan Kompi terdiri atau pejabat
yang sederajat keatas. Komandan Rombongan/Pasukan memberikan aba-aba :
5) Sesudah rombongan/pasukan itu melewati yang diberi hormat, maka penghormatan berakhir
dan diberikan aba-aba “tegak - gerak” dan kembali ke langkah biasa.
a) Apabila dua pasukan saling bertemu, maka kedua pasukan tersebut harus berjalan dengan
langkah tegap dan komandan pasukan yang lebih rendah pangkatnya harus memberikan
penghormatan (hanya komandan pasukan saja yang menghormat).
b) Dua pasukan yang berjalan sama arahnya, dimana yang belakang akan mendahuluinya, maka
komandan itu wajib menyampaikan maksudnya kepada komandan yang berjalan di depannya,
dengan perantaraan komandan yang paling belakang dari pasukan yang berjalan di depannya, untuk
meneruskan permintaan itu kepada komandan yang tertinggi dari pasukan yang berjalan di depan.
1. Setiap anggota militer/angkatan bersenjata yang berpakaian seragam harus membuka tutup
kepalanya sebelum ia memasuki sesuatu ruangan kerja dan ketika ia berada di dalam ruangan itu
(bukan ruangan atasan).
2. Di waktu memasuki ruangan atau hendak menemuai seorang yang sama sesama pangkat
atau kedudukan, maka tamu harus menyampaikan penghormatan terlebih dahulu, dan sebelumnya
mengetok pintu lebih dahulu atau mengikuti acara-acara penerimaan tamu yang berlaku ditempat
itu.
3. Seorang bawahan yang hendak masuk kedalam ruangan Atasan perlu memperhatikan sebagai
berikut :
a) Tutup kepala dibuka diluar ruangan ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan.
c) Langsung menghadap Dan Atasan berdiri lebih kurang 4 langkah didepannya (disesuaikan
dengan adanya keadaan ruangan), menyampaikan penghormatan tanpa tutup kepala, setelah selesai
menghormat mengucapkan “menghadap”.
e) Catatan :
(1) Setelah mengetuk pintu tidak perlu menunggu jawaban/perintah masuk apabila keadaan
ruangan tidak memungkinkan (ruang kerja dengan banyak pejabat diruangan tersebut, ada
gangguan suara lain, pintu yang lebar dan sebagainya).
(2) Difinisi ruangan.yang dimaksud dengan ruangan adalah bangunan permanen / semi permanen
merupakan kegiatan lokasi pejabat/siswa militer/TNI untuk melaksanakan tugas/fungsi selesai
dengan menentukan organisasi.
Ø Apabila seorang bawahan melakukan sesuatu dan untuk itu harus menyampaikan kepada
Komandan atau atasannya, maka sebelum ia melaporkan diharuskan melakukan tersebut dibawah
ini.
a) Pada waktu hendak memasuki ruangan kerja Atasan maka apabila ia membawa senjata,
(terkecuali pistol dan pedang) terlebih dahulu harus dititipkan atau disimpan ditempat yang
dianggap aman, selanjutnya baru dibenarkan untuk memasuki ruangan kerja itu dengan
memperhatikan apa yang tercantum didalam ketentuan tata cara memasuki ruangan.
b) Setelah menghadap Komandan Atasannya itu dalam jarak lebih kurang 4 ( empat ) langkah
atau disesuaikan dengan keadaan ruangan dan tempat, maka ia mengambil sikap sempurna
memberikan penghormatan dan mengucapkan “lapor”, (Sesuai isi laporan) setelah menerima
petunjuk ia mengambil sikap sempurna dan mengucapkan “selesai” memberikan penghormatan
langsung balik kanan dan keluar ruangan.
Ø Apabila laporan dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan dimaksud yang berbeda maka
pelaksanaan sebagai berikut :
a) Pada waktu hendak memasuki ruangan kerja Atasan maka apabila ia membawa senjata,
(terkecuali pistol dan pedang) terlebih dahulu harus dititipkan atau disimpan ditempat yang
dianggap aman, selanjutnya baru dibenarkan untuk memasuki ruangan kerja itu dengan
memperhatikan apa yang tercantum didalam ketentuan tata cara memasuki ruangan.
b) Setelah menghadap Komandan/Atasannya dalam jarak kurang lebih 4 langkah, maka yang
tertinggi/tertua pangkatnya atau jabatannya memberikan aba-aba “hormat - gerak “, pandangan
semuannya tetap lurus kedepan. Setelah dibalas, memberikan aba-aba “tegak - gerak”, selanjutnya
tetap dalam keadaan sikap sempurna.
d) Selesai laporan atau selesai menerima petunjuk-petunjuk dari Komandan kemudian dibawah
pimpinan yang tertinggi pangkatnya/ jabatannya memberikan aba-aba “hormat - gerak”.
Selanjutnya “balik kanan - gerak” kemudian meninggalkan ruangan secara tertib.