Anda di halaman 1dari 11

Peraturan Penghormatan Militer (PPM)

Peraturan Penghormatan Militer (PPM)

Pemateri : Siswanto, Anang, dan Mastukin

Tanggal : Rabu, 15 Februari 2017

Jabatan : Letnan Satu dan Sersan Satu

A. Peraturan Penghormatan Militer

1. Pengertian Peraturan Penghormatan Militer (PPM)

Peraturan Penghormatan Militer adalah suatu perwujudan penghargaan seseorang terhadap orang
lain atas dasar tata susila yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.

2. Maksud dan Tujuan Peraturan Penghormatan Militer (PPM)

a. Untuk melahirkan disiplin/tata tertib. Ketaatan dan ketentuan di kalangan militer. Maka setiap
anggota militer wajib menyampaikan penghormatan kepada semua atasan dan semua yang berhak
menerimanya.

b. Untuk mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun keluar hanya dapat dicapai
antara lain dengan adanya pernyataan saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan dengan
tertib,sempurna,dan penuh ikhlas.

B. Macam-Macam Penghormatan

Dalam dunia Militer /TNI terdapat dua macam yaitu penghormatan militer biasa dan penghormatan
militer kebesaran.

1. Penghormatan Militer Biasa

Penghormatan militer biasa adalah penghormatan yang disampaikan keapda semua atasan sesama
pangkat (untuk mewujudkan ikatan jiwa korsa).

2. Penghormatan militer kebesaran disampaikan kepada :

a. Jenazah dalam upacara militer

b. Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi

c. Presiden/Wakil Presiden

d. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi

e. Lambang kesatuan (Panji TNI dan Panji-panji Angkatan, Pataka, Duaja, Tunggul).

f. Panglima TNI

g. Kepala Staf Angkatan


h. Kas /Irjen,Gubernur Lemhanas,Panglima Kotama Operasional TNI,Wakasad/ Deputi/Dirjen
Angkatan

Cara melakukan penghormatan militer kebesaran sama dengan penghormatan bisa dengan
tambahan dikerjakan berhenti lebih kurang enam langkah menghadap penuh kepada yang diberi
hormat dan selesai jika yang diberi hormat telah dibalas dan melewatinya.

C. Cara Menyampaikan Penghormatan

1. Penghoramatan Perorangan Tanpa Senjata

a. Seorang anggota Militer /TNI dalam keadaan berhenti/berdiri menyampaikan


penghormatan,sesudah ia mengambil sikap sempurna dan badan menghadap ke arah yang
dihormati sebagai berikut :

1) Bertutup Kepala

a) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan siku-siku membentuk sudut
lima belas derajat serong ke depan kelima jari lurus dan rapat satu sama lain,telapak tangan kanan
serong ke bawah dan ke kiri,ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup
kepala setinggi pelipis kanan.

b) Pergelangan tangan lurus,bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju
kepada yang diberi hormati.

c) Jika selesai melaksanakan penghormatan, maka lengan tangan di kembalikan secara cepat ke
sikap sempurna lagi.

2) Tidak Bertutup Kepala

a) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku membentuk sudut
lima belas derajat serong ke depan.

b) Kelima jari-jari tangan rapat satu sama lain, telapak tangan serong ke bawah dan ke kiri, ujung
jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis kanan.

c) Pergelangan tangan lurus,bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tetap
tertuju kepada yang diberi hormat

d) Jika selesai menghormat maka lengan kanan dikembalikan secara cepat ke sikap sempurna lagi.

2. Penghormatan Perorangan Bersenjata

Seorang prajurit militer/TNI dalam keadaan berhenti menyampaikan penghormatan biasa sebagai
berikut :

Bersenjata Senapan Disebelah Kiri

a. Terhadap Perwira

1) Mengambil sikap sempurna

2) Melakukan “Hormat Senjata”

b. Terhadap Bintara Ke Bawah

1) Mengambil sikap sempurna


2) Memalingkan kepala kearah yang diberikan hormat

Bersenjata Di Pundak Kiri/Kanan

a. Terhadap Perwira

1) Tetap dalam keadaan sikap sempurna.

2) Melakukan tegak senjata kemudian “Hormat Senjata” dan memalingkan kepala kea arah yang
diberi hormat.

b. Terhadap Bintara Ke Bawah

1) Tetap dalam keadaan sikap sempurna.

2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.

Bersenjata Senapan Di Depan Dada

a. Terhadap Perwira

1) Berjalan dengan langkah biasa,dengan tidak melenggang.

2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.

b. Terhadap Bintara Ke Bawah

1) Berjalan dengan langkah biasa,dengan tidak melenggang.

2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.

3. Penghormatan Kebesaran Bersenjata

a. Bersenjata Senapan

1) Hormat senjata dengan sangkur terpasang disampaikan kepada :

a) Jenazah dalam upacara kemiliteran

b) Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi

c) Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi

2) Hormat senjata tanpa sangkur terpasang disampaikan kepada

a) Lambang kesatuan (Panji TNI,Panji-panji angkatan,dan Tunggul)

b) Panglima TNI

c) Keapala Staf Angkatan

d) Kas /Irjen TNI,Gubernur Lemhanas,Pangkotama Operaasional

e) Perwira Tinggi

f) Panglima Daerah dan Pejabat TNI yang sederajat

4. Penghormatan Dalam Keadaan Istimewa

a. Berkendaraan Sepeda
1) Berhenti menginjak pedal (kedua kaki diam) kecuali kalau keadaan tidak
mengijinkan,menyampaikan penghormatan dengan “Menegakkan Badan” dan memalingkan kepala
kearah yang diberi hormat.

2) Kendaraan harus diperlambat jalannya.

b. Berkendaraan Sepeda Motor dan Yang Disamakan

1) Anggota Militer/TNI yang berkendaraan sepeda motor atau yang disamakan dengan
itu,dibenarkan untuk tidak menyampaikan penghormatan jika sekiranya hal itu membahayakan
dirinya.

2) Cukup menyampaikan penghormatan dengan “Menegakkan Badan” tanpa memalingkan


kepalanya kearah yang diberi hormat.

c. Berkendaraan Mobil atau Sejenis

1) Jika mengendarai sendiri,maka tetap mempertahankan jalannya kendaraan dan menyampaikan


penghormatan perorangan tanpa senjata,apabila hal itu tidak akan mengakibatkan bahaya,kecuali
untuk kendaraan berlapis baja.

2) Jika tidak mengendarai sendiri dan apabila hal ini tidak mengakibatkan bahaya,maka harus
menyampaikan penghormatan perorangan tanpa senjata dengan “Menegakkan Badan”

d. Dasar Hukum

Petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) mengenai Peraturan Penghormatan Militer (PPM) adalah surat
keputusan Panglima ABRI nomor 610/X/1985 (SKEP PANGAB)No.610/X/1985. Jarak untuk melakukan
PPM kurang lebih 6 langkah atau 3 langkah.

Pengertian

Penghormatan ialah suatu perwujudan dari penghargaan seseorang terhadap orang lain atas dasar
tata susila yang sesuai dengan kepribbadian bangsa Indonesia.

2. Maksud dan Tujuan Penghormatan

a. Untuk melahirkan disiplin /tata tertib, ketaatan dan keteraturan dikalangan militer, maka
setiap anggota militer harus dan wajib menyampaikan penghormatan kepada semua atasan juga
kepada semua yang berhak menerimanya.

b. Untuk mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat kedalam maupun keluar hanya dapat dicapai
antara lain dengan adanya pernyataan saling menyampaikan penghormatan yang dilakukan dengan
tertib, sempurna dan penuh keiklasan.

3. Ketentuan Umum

a. Penghormatan oleh anggota Militer/Angkatan bersenjata


b. Anggota Militer/Angkatan Bersenjata yang berpakaian Seragam

1) Harus menyampaikan penghormatan kepada atasan yang berpakaian seragam Penghormatan


senantiasa dilakukan dengan pandangan tetap tertuju kepada pihak yang diberi hormat dan
menerima Penghormatan senantiasa membalas penghormatan tersebut, kecuali apabila keadaan
tidak memungkinkan membalas penghormatan.

atau berpakaian preman. Apabila pihak bawahan mengenalinya baik mereka itu termasuk
Angkatannnya maupun dari Angkatan lainnya, juga terhadap Anggota Militer / Angkatan bersenjata
ada hubungannya Diplomatik dengan RI.

2) Anggota Militer/Angkatan Bersenjata yang berpakaian seragam di dalam tugas


menjaga/mengatur lalu lintas umum, apabila keadaan tidak memungkinkan tidak diharuskan
menyampaikan Penghormatan kepada atasan yang lewat.

4. Macam Penghormatan

Penghormatan Militer/Angkatan Bersenjata terdiri atas dua macam, antara lain :

a. Penghormatan Militer Biasa disampaikan kepada semua atasan atau semua pangkat ( Untuk
mewujudkan Ikatan Jiwa Korsa).

b. Penghormatan Militer kebesaran disampaikan kepada :

1) Jenasah dalam Upacara Militer.

2) Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam Upacara resmi.

3) Presiden/ Wakil Presiden.

4) Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi

5) Lambang Kesatuan (Panji-panji TNI dan Panji-Panji Angkatan, Pataka, Duaja, Tunggul).

6) Panglima Angkatan Bersenjata.

7) Kepala Staf Angkatan.

8) Kas/Irjjen, Gubernur Lemhanas, Panglima Kotama Operasional TNI, Wakasad/Deputi/Dirjen


Angkatan.

Cara melakukan Penghormatan Militer kebesaran sama dengan Penghormatan biasa dengan
tambahan dikerjakan berhenti lebih kurang enam langkah menghadap penuh kepada yang diberi
hormat dan selesai jika yang diberi hormat telah membalas atau melewatinya. Penghormatan
Militer kebesaran juga berlaku terhadap ayat C Sub 1) s.d 3) dari Negara asing yang ada
hubungannya diplomatik dengan republik Indonesia.

5. Tata Cara Melakukan Penghormatan Militer

a. Penghormatan Perorangan Tanpa Senjata.


1) Seorang Anggota Militer/Angkatan Bersenjata di dalam keadaaan berhenti/berdiri
menyampaikan penghormatan, sesudah ia mengambil sikap sempurna dan badan menghadap
kearah yang dihormati sebagai berikut :

a) Bertutup Kepala.

(1) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis


kanan siku-siku lima belas derajat serong ke depan kelima jari lurus dan rapat satu sama lain, telapak
kanan serong ke bawah dan ke kiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari
tutup kepala setinggi pelipis kanan.

(2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap


sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.

(3) Jika tutup kepala mempunyai Klep, maka jari tengah


mengenai pinggir Klep.

(4) Jika selesai menghormat, maka lengan dikembalikan secara


cepat kesikap sempurna lagi.

b) Tidak Bertutup Kepala.

(1) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis


kanan siku-siku lima belas derajat serong kedepan kelima jari-jari tangan rapat satu sama lain,
telapak tangan serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis kanan.

(2) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap


sempurna, pandangan mata tetap tertuju kepada yang diberi hormat.

(3) Jika selesai menghormat maka lengan kanan dikembalikan


secara cepat kesikap sempurna lagi.

2) Seorang anggota Militer/TNI didalam keadaan berjalan memberi penghormatan sebagai


berikut :

a) Bertutup Kepala.

(1) Apabila pihak bawahan berjumpa dengan pihak atasan maka


pihak bawahan sesudah menyingkir sedikit (memberi jalan kepada atasan tadi bila dipandang perlu),
menyampaikan penghormatan dengan tangan kanan serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah
dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis kanan, serta memalingkan
kepala maksimal 45 derajat kearah yang diberi hormat.

(2) Langkah tetap dan lengan kiri tidak melenggang tetapi


merapat dibadan seperti dalam keadaan sikap sempurna.

(3) Penghormatan dilakukan pada saat bawahan melihat atasan


dalam jarak yang memungkinkan dan selesai bila pihak atasan membalas atau melewatinya.

(4) Diwaktu pihak bawahan hendak mendahului/melewati


atasan maka penghormatan dilakukan pada saat akan melewatinya dan selesai sesudah melewati
lebih kurang 2 langkah.
(5) Terhadap atasan langsung dimulai dari Komandan Batalyon/
Komandan kompi berdiri sendiri/Pejabat yang sederajat, penghormatan dilaksanakan seperti
penghormatan biasa (tidak perlu berhenti).

b) Tidak bertutup kepala.

Apabila pihak bawahan berjumpa dengan atasan langsung maupun bukan, maka perhormatan
dilakukan sebagai berikut :

(1) Anggota Militer/TNI didalam keadaan berjalan maupun


berhenti dan bertutup kepala/tanpa tutup kepala oleh karena sesuatu hal dimana ia sedang
memegang/membawa barang/benda yang tidak dapat dipindahkan lebih dahulu ketangan kirinya
ataumelepasnya, maka dalam keadaan berhenti/berjalan ia mengambil sikap sempurna
memalingkan/menganggukkan kepala.

(2) Terhadap atasan yang berjalan lalu lanlang atau mondar-


mandir hanya disampaikan satu kali penghormatan.

(3) Untuk Anggota TNI yang berpakaian dinas baik memakai


tutup kepala maupun tidak, pelaksanaan penghormatan sama seperti memakai tutup kepala sesuai
PPM sedangkan apabila berpakaian sipil/preman maka penyampaian/membalas penghormatan
hanya dengan mengambil sikap sempurna tanpa menganggukkan kepala dan tanpa mengangkat
tangan.

(4) Setiap atasan yang menerima penghormatan dari


bawahan baik di dalam maupun di luar ruangan dimana atasan tersebut dalam keadaan duduk dan
berpakaian dinas maupun preman maka di dalam membalas penghormatan cukup dengan
menegakkan badan saja atau tetap duduk siap.

(5) Bagi anggota TNI dalam mobil yang berpakaian dinas wajib
menyampaikan/membalas penghormatan yang dilaksanakan oleh yang tertua dengan cara
mengangkat tangan kearah pelipis kanan apabila keadaan memungkinkan (tidak membahayakan)
dan apabila keadaan tidak memungkinkan pelaksanaan penghormatan cukup dengan cara
menegakkan badan saja, sedangkan apabila berpakaian sipil/preman penghormatan dilaksanakan
dengan cara menegakkan badan pula.

b. Penghormatan Perorangan Bersenjata.

Seorang anggota Militer/TNI dalam keadaan berhenti menyampaikan penghormatan biasa sebagai
berikut :

1. Bersenjata senapan disebelah kanan.

Ø Terhadap Perwira.

a) Mengambil sikap sempurna.

b) Melakukan hormat senjata

Ø Terhadap Bintara Kebawah.

a) Mengambil sikap sempurna.


b) Memalingkan/menganggukkan kepala kearah yang diberikan hormat.

2. Bersenjata dipundak kiri/kanan.

a) Terhadap Perwira.

1. Tetap dalam keadaan sikap sempurna.

2. Melakukan tegak senjata kemudian hormat senjata dan memalingkan kepala kearah yang
diberi hormat.

b) Terhadap Bintara Kebawah.

1. Tetap dalam keadaan sikap sempurna.

2. Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.

3. Bersenjata Senapan Dipunggung.

c. Penghormatan Istimewa.

Ø Berkendaraan sepeda.

1. Berhenti menginjak pedal (kedua kaki diam) kecuali kalau keadaan tidak mengijinkan,
menyampaikan penghormatan dengan menegakan badan dan memalingkan kepala kearah yang
diberi hormat.

2. Kendaraan harus diperlambat jalannya.

Ø Berkendaraan sepeda motor dan yang disamakan dengan itu.

1. Anggota Militer/Angkatan Bersenjata yang berkendaraan sepeda motor atau yang disamakan
dengan itu, dibenarkan untuk tidak perlu menyampaikan penghormatan jika sekiranya hal itu
membahayakan dirinya.

2. Ia cukup menyampaikan penghormatan dengan menegakan badan tanpa memalingkan


kepalanya kearah yang diberi hormat.

Ø Berkendaraan Mobil/sejeins.

1. Jika mengendarai sendiri, maka tetap mempertahankan jalannya kendaraan dan


menyampaikan penghormatan perorangan tanpa senjata, apabila hal itu tidak akan mengakibatkan
bahaya, kecuali untuk kendaraan berlapis baja.

2. Jika tidak mengendarai sendiri dan apabila hal ini tidak mengakibatkan bahaya, maka harus
menyampaikan penghormatan perorangan tanpa senjata dengan menegakan badan.

d. Penghormatan Pasukan Bersenjata atau tidak Bersenjata.

a) Penghormatan rombongan/pasukan yang tidak bersenjata di dalam keadaan berhenti


dilakukan sebagai berikut :

1) Rombongan/pasukan disiapkan terlebih dahulu dan menyampaikan aba-aba ‘hormat - gerak’


kepada semua atasan langsung atau mereka yang berhak menerima penghormatan kebesaran.
2) Masing-masing menyampaikan penghormatan perorangan secara terpimpin tanpa
memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.

3) Setelah dibalas, penghormatan selesai dengan terpimpin juga.

4) Sedangkan bagi atasan lainnya penghormatan hanya diberikan oleh Komandan pasukan tanpa
menyiapkan pasukannya.

b) Penghormatan rombongan/pasukan yang tidak bersenjata dalam keadaan berjalan dilakukan


terhadap:

1) Panglima Angkatan Bersenjata.

2) Kas Angkatan/Kapolri.

3) Kas Irjen TNI, Gubernur lemhanas, Pengkotama, Operasional TNI, Wakasad, Deputi, Irjen
Angkatan.

4) Lambang Kesatuan.

5) Perwira Tinggi.

6) Panglima Daerah dan Pejabat TNI yang sederajat.

Komandan Pasukan memberi aba-aba :

1) Langkah tegap - jalan.

2) Kemudian menyampaikan penghormatan “hormat kanan/kiri - gerak” Rombongan pasukan


menyampaikan penghormatan secara terpimpin dengan memalingkan kepala maksimal 45 derajat.

3) Sesudah rombongan/pasukan itu melewati yang diberi hormat, maka penghormatan berakhir
dengan diberi aba-aba = TEGAK “ TEGAK “ dan “LANGKAH BIASA = JALAN”.

Terhadap atasan langsung tingkat Komandan Batalyon dan Komandan Kompi terdiri atau pejabat
yang sederajat keatas. Komandan Rombongan/Pasukan memberikan aba-aba :

a) Langkah tegap - jalan.

b) Hanya Komandan Rombongan/Pasukan yang menyampaikan penghormatan.

c) Sesudah rombongan/Pasukan melewati yang diberi hormat, maka penghormatan berakhir


diberikan aba-aba “langkah biasa - jalan”.

e. Penghormatan antar Pasukan.

Rombongan/pasukan dalam keadaan berjalan.

f. Komandan Pasukan memberikan aba-aba :


1) Langkah tegap - jalan

2) Kemudian menyampaikan penghormatan “hormat kanan / kiri” dengan memalingkan kepala


maksimal 45 derajat.

3) Senjata dipundak kiri dan lengan kanan diayunkan setinggi pundak.

4) Semua Komandan yang berpedang terhunus menyampaikan “hormat pedang”

5) Sesudah rombongan/pasukan itu melewati yang diberi hormat, maka penghormatan berakhir
dan diberikan aba-aba “tegak - gerak” dan kembali ke langkah biasa.

6) Penghormatan Antar Pasukan Yang Berjalan.

a) Apabila dua pasukan saling bertemu, maka kedua pasukan tersebut harus berjalan dengan
langkah tegap dan komandan pasukan yang lebih rendah pangkatnya harus memberikan
penghormatan (hanya komandan pasukan saja yang menghormat).

b) Dua pasukan yang berjalan sama arahnya, dimana yang belakang akan mendahuluinya, maka
komandan itu wajib menyampaikan maksudnya kepada komandan yang berjalan di depannya,
dengan perantaraan komandan yang paling belakang dari pasukan yang berjalan di depannya, untuk
meneruskan permintaan itu kepada komandan yang tertinggi dari pasukan yang berjalan di depan.

g. Tata Cara Memasuki Ruangan.

1. Setiap anggota militer/angkatan bersenjata yang berpakaian seragam harus membuka tutup
kepalanya sebelum ia memasuki sesuatu ruangan kerja dan ketika ia berada di dalam ruangan itu
(bukan ruangan atasan).

2. Di waktu memasuki ruangan atau hendak menemuai seorang yang sama sesama pangkat
atau kedudukan, maka tamu harus menyampaikan penghormatan terlebih dahulu, dan sebelumnya
mengetok pintu lebih dahulu atau mengikuti acara-acara penerimaan tamu yang berlaku ditempat
itu.

3. Seorang bawahan yang hendak masuk kedalam ruangan Atasan perlu memperhatikan sebagai
berikut :

a) Tutup kepala dibuka diluar ruangan ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan.

b) Ketok pintu dan setelah mendapat izin, mengucapkan “masuk”.

c) Langsung menghadap Dan Atasan berdiri lebih kurang 4 langkah didepannya (disesuaikan
dengan adanya keadaan ruangan), menyampaikan penghormatan tanpa tutup kepala, setelah selesai
menghormat mengucapkan “menghadap”.

d) Selesai menghadap mengambil sikap sempurna, mengucap “selesai”, menyampaikan


penghormatan dan langsung balik kanan meninggalkan ruangan.

e) Catatan :
(1) Setelah mengetuk pintu tidak perlu menunggu jawaban/perintah masuk apabila keadaan
ruangan tidak memungkinkan (ruang kerja dengan banyak pejabat diruangan tersebut, ada
gangguan suara lain, pintu yang lebar dan sebagainya).

(2) Difinisi ruangan.yang dimaksud dengan ruangan adalah bangunan permanen / semi permanen
merupakan kegiatan lokasi pejabat/siswa militer/TNI untuk melaksanakan tugas/fungsi selesai
dengan menentukan organisasi.

f) Cara Menyampaikan dan Menerima Laporan

1) Menyampaikan laporan Perorangan.

Ø Apabila seorang bawahan melakukan sesuatu dan untuk itu harus menyampaikan kepada
Komandan atau atasannya, maka sebelum ia melaporkan diharuskan melakukan tersebut dibawah
ini.

a) Pada waktu hendak memasuki ruangan kerja Atasan maka apabila ia membawa senjata,
(terkecuali pistol dan pedang) terlebih dahulu harus dititipkan atau disimpan ditempat yang
dianggap aman, selanjutnya baru dibenarkan untuk memasuki ruangan kerja itu dengan
memperhatikan apa yang tercantum didalam ketentuan tata cara memasuki ruangan.

b) Setelah menghadap Komandan Atasannya itu dalam jarak lebih kurang 4 ( empat ) langkah
atau disesuaikan dengan keadaan ruangan dan tempat, maka ia mengambil sikap sempurna
memberikan penghormatan dan mengucapkan “lapor”, (Sesuai isi laporan) setelah menerima
petunjuk ia mengambil sikap sempurna dan mengucapkan “selesai” memberikan penghormatan
langsung balik kanan dan keluar ruangan.

Ø Apabila laporan dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan dimaksud yang berbeda maka
pelaksanaan sebagai berikut :

a) Pada waktu hendak memasuki ruangan kerja Atasan maka apabila ia membawa senjata,
(terkecuali pistol dan pedang) terlebih dahulu harus dititipkan atau disimpan ditempat yang
dianggap aman, selanjutnya baru dibenarkan untuk memasuki ruangan kerja itu dengan
memperhatikan apa yang tercantum didalam ketentuan tata cara memasuki ruangan.

b) Setelah menghadap Komandan/Atasannya dalam jarak kurang lebih 4 langkah, maka yang
tertinggi/tertua pangkatnya atau jabatannya memberikan aba-aba “hormat - gerak “, pandangan
semuannya tetap lurus kedepan. Setelah dibalas, memberikan aba-aba “tegak - gerak”, selanjutnya
tetap dalam keadaan sikap sempurna.

c) Kemudian secara berturut-turut menyampaikan laporan atau menyampaikan maksud dimulai


dari orang yang berdiri disebelah kanan,tanpa melakukan penghormatan lagi tapi cukup dengan
memalingkan kepala kearah Komandan/Atasan.

d) Selesai laporan atau selesai menerima petunjuk-petunjuk dari Komandan kemudian dibawah
pimpinan yang tertinggi pangkatnya/ jabatannya memberikan aba-aba “hormat - gerak”.
Selanjutnya “balik kanan - gerak” kemudian meninggalkan ruangan secara tertib.

Anda mungkin juga menyukai