Anda di halaman 1dari 5

PERATURAN PENGHORMATAN MILITER

(PPM)

1. Peraturan Penghormatan Militer


1.1 Pengertian Peraturan Penghormatan Militer (PPM)
Peraturan Penghormatan Militer adalah suatu perwujudan penghargaan
seseorang terhadap orang lain atas dasar tata susila yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.
1.2 Maksud dan Tujuan Peraturan Penghormatan Militer (PPM)
a. Untuk melahirkan disiplin/tata tertib. Ketaatan dan ketentuan di kalangan
militer. Maka setiap anggota militer wajib menyampaikan penghormatan
kepada semua atasan dan semua yang berhak menerimanya.
b. Untuk mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat ke dalam maupun keluar
hanya dapat dicapai antara lain dengan adanya pernyataan saling
menyampaikan penghormatan yang dilakukan dengan tertib, sempurna, dan
penuh ikhlas.
2. Macam-Macam Penghormatan
Dalam dunia Militer /TNI terdapat dua macam yaitu penghormatan militer biasa
dan penghormatan militer kebesaran.
2.1 Penghormatan Militer Biasa
adalah penghormatan yang disampaikan kepada semua atasan dan sesama
pangkat (untuk mewujudkan ikatan jiwa korsa).
2.2 Penghormatan militer kebesaran disampaikan kepada :
a. Jenazah dalam upacara militer
b. Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi
c. Presiden/Wakil Presiden
d. Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi
e. Lambang kesatuan (Panji TNI dan Panji-panji Angkatan, Pataka, Duaja,
Tunggul).
f. Panglima TNI
g. Kepala Staf Angkatan
h. Kas /Irjen,Gubernur Lemhanas,Panglima Kotama Operasional TNI,Wakasad/
Deputi/Dirjen Angkatan
Cara melakukan penghormatan militer kebesaran sama dengan penghormatan
bisa dengan tambahan dikerjakan berhenti lebih kurang enam langkah menghadap
penuh kepada yang diberi hormat dan selesai jika yang diberi hormat telah dibalas
dan melewatinya.

3. Cara Menyampaikan Penghormatan


3.1 Penghormatan Perorangan Tanpa Senjata
Seorang anggota Militer /TNI dalam keadaan berhenti/berdiri menyampaikan
penghormatan,sesudah ia mengambil sikap sempurna dan badan menghadap ke arah
yang dihormati sebagai berikut :
1) Bertutup Kepala
a. Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan siku-siku
membentuk sudut lima belas derajat serong ke depan kelima jari lurus dan rapat
satu sama lain, telapak tangan kanan serong ke bawah dan ke kiri, ujung jari
tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis
kanan.
b. Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan
mata tertuju kepada yang diberi hormati.
c. Jika selesai melaksanakan penghormatan, maka lengan tangan di kembalikan
secara cepat ke sikap sempurna lagi.
2) Tidak Bertutup Kepala
a. Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku
membentuk sudut lima belas derajat serong ke depan.
b. Kelima jari-jari tangan rapat satu sama lain, telapak tangan serong ke bawah
dan ke kiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai pelipis kanan.
c. Pergelangan tangan lurus,bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan
mata tetap tertuju kepada yang diberi hormat.
d. Jika selesai menghormat maka lengan kanan dikembalikan secara cepat ke
sikap sempurna lagi.
3.2 Penghormatan Perorangan Bersenjata
Seorang prajurit militer/TNI dalam keadaan berhenti menyampaikan
penghormatan biasa sebagai berikut :
1) Bersenjata Senapan Disebelah Kiri
a. Terhadap Perwira
a) Mengambil sikap sempurna
b) Melakukan “Hormat Senjata”
b. Terhadap Bintara Ke Bawah
a) Mengambil sikap sempurna
b) Memalingkan kepala kearah yang diberikan hormat
2) Bersenjata Di Pundak Kiri/Kanan
a. Terhadap Perwira
a) Tetap dalam keadaan sikap sempurna.
b) Melakukan tegak senjata kemudian “Hormat Senjata” dan memalingkan
kepala kearah yang diberi hormat.
b. Terhadap Bintara Ke Bawah
a) Tetap dalam keadaan sikap sempurna.
b) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
3) Bersenjata Senapan Di Depan Dada
a. Terhadap Perwira
a) Berjalan dengan langkah biasa,dengan tidak melenggang.
b) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
b. Terhadap Bintara Ke Bawah
a) Berjalan dengan langkah biasa,dengan tidak melenggang.
b) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
3.3 Penghormatan Kebesaran Bersenjata
1) Bersenjata Senapan
a. Hormat senjata dengan sangkur terpasang disampaikan kepada :
a) Jenazah dalam upacara kemiliteran
b) Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi
c) Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi
b. Hormat senjata tanpa sangkur terpasang disampaikan kepada
a) Lambang kesatuan (Panji TNI,Panji-panji angkatan,dan Tunggul)
b) Panglima TNI
c) Keapala Staf Angkatan
d) Kas /Irjen TNI,Gubernur Lemhanas,Pangkotama Operaasional
e) Perwira Tinggi
f) Panglima Daerah dan Pejabat TNI yang sederajat
3.4 Penghormatan Istimewa
1) Berkendaraan Sepeda
a. Berhenti menginjak pedal (kedua kaki diam) kecuali kalau keadaan tidak
mengijinkan,menyampaikan penghormatan dengan “Menegakkan Badan” dan
memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
b. Kendaraan harus diperlambat jalannya.
2) Berkendaraan Sepeda Motor dan Yang Disamakan
a. Anggota Militer/TNI yang berkendaraan sepeda motor atau yang disamakan
dengan itu,dibenarkan untuk tidak menyampaikan penghormatan jika
sekiranya hal itu membahayakan dirinya.
b. Cukup menyampaikan penghormatan dengan “Menegakkan Badan” tanpa
memalingkan kepalanya kearah yang diberi hormat.
3) Berkendaraan Mobil atau Sejenis
a. Jika mengendarai sendiri, maka tetap mempertahankan jalannya kendaraan
dan menyampaikan penghormatan perorangan tanpa senjata, apabila hal itu
tidak akan mengakibatkan bahaya, kecuali untuk kendaraan berlapis baja.
b. Jika tidak mengendarai sendiri dan apabila hal ini tidak mengakibatkan
bahaya,maka harus menyampaikan penghormatan perorangan tanpa senjata
dengan “Menegakkan Badan”

4. Dasar Hukum
Petunjuk pelaksanaan (JUKLAK) mengenai Peraturan Penghormatan Militer
(PPM) adalah surat keputusan Panglima ABRI nomor 610/X/1985 (SKEP
PANGAB)No.610/X/1985. Jarak untuk melakukan PPM kurang lebih 6 langkah atau
3 langkah.

Anda mungkin juga menyukai