Anda di halaman 1dari 13

Teknik Ototronik

BAB 19
LITRONIC
(Light – Electronic)

19.1 Sistem Penerangan


Sistem penerangan pada
kendaraan diklasifikasikan menjadi
dua bagian:
Gambar 19.1 Lampu Bagian Depan
19.1.1 Lampu Bagian Depan
Lampu bagian depan terdiri dari
19.1.2 Lampu Bagian Belakang
lampu kepala untuk menerangi/
pencahayaan jalan pada malam hari, Lampu bagian belakang fungsi
juga sebagai tanda minta jalan atau dan kegunaannya tergantung dari
memberi peringatan pada kendaaan letak dari lampu dan kondisi
lain baik malam atau siang hari, kendaraan. Prinsip-nya dapat dilihat
lampu kota sebagai tanda ukuran oleh pengendara lain dari belakang,
kendaraan bagian luar. Lampu tanda saat memperlambat kendaraan, belok
belok berfungsi untuk peringatan kanan-kiri, kondisi darurat (hazard)
pengemudi akan berpindah haluan dll. Lampu bagian belakang terdiri
atau belok, juga berfungsi sebagai dari:
tanda kondisi darurat dengan lampu  Lampu rem
nyala bersamaan (hazard). Lampu  Lampu kota belakang
kendaraan bagian depan mencakup (indikator)
bagian-bagian:  Lampu tanda belok
 Lampu dekat dan lampu jauh  Lampu parkir
(low -/high-beam headlamps)  Lampu plat nomer
 Lampu kabut (Fog lamp)
 Lampu tanda belok
 Lampu parkir
 Lampu kota (tanda lebar
kendaraan)

Gambar 19.2 Lampu Bagian Belakang

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008) 445


Teknik Ototronik

 Dengan membuat sinar jatuh pada


jalan lebih jauh pada sebelah kiri
jalan untuk kendaraan kemudi
kanan guna mengoptimalkan jarak
pandang.
 Pemakaian berbagai jenis lampu
halogen, untuk meningkatkan
inten-sitas penyinaran pada
permukaan jalan dengan
peningkatan antara 50 - 80%.
 Dengan inovasi pengoptimalan
sinar memakai reflector dan lensa
(PES, HNS, PD2) dengan tingkat
efisiensi sampai 50%.
 Dengan litronic (light electronic)
Gambar 19.3 Posisi Lampu pada Mobil berupa loncatan gas xenon dapat
menghasilkan pencahayaan 2 kali
Lampu kepala terdiri dari dua lebih kuat dibanding dengan
kondisi yaitu: lampu kepala jarak jauh halogen.
(high-beam headlamp dan lampu
kepala jarak dekat (low-beam head-
lamp). Lampu jarak jauh dinyalakan
untuk melihat jalan pada jarak jauh.
Dengan kepadatan lalulintas
tidak memungkinkan pemakaian
lampu kepala jarak jauh, karena
dapat membahayakan pengemudi
lain (menyilaukan pengemudi lain
yang berpapasan). Pengemudi harus
memakai lampu jarak dekat waktu
perpapasan dengan pengemudi lain,
dengan demikian lampu jarak dekat
(low-beam headlamp) merupakan
lampu yang utama yang sering
dipakai.
Kualitas sinar lampu harus baik
untuk jarak pandang pengemudi dan
posisi sinar jatuhnya tidak
menggangu pengemudi lain (tidak
menyilaukan). Dasar disain atau Gambar 19.4 Optimalisasi Posisi Sinar
modifikasi dari system pencahayaan Jatuh
untuk meningkatkan hasil pencahaya-
an yang baik dan aman bagi
pengemudi lain dilakukan dengan
menggunakan cara-cara yang aman.
Antara laian meliputi:

446 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)


Teknik Ototronik

 Efisiensi tinggi dibanding lampu


konventional (Bilux, H4, HNS
teknologi).
 Distribusi pencahayaan yang
baik
 Lampu kabut dapat dihilangkan
(dapat berfungsi sebagai lampu
kabut).
 Kemampuan 2 kali lebih besar
Gambar 19.5 Low-beam lamp reflector dari lampu halogen dengan daya
yang sama.

Gambar 19.6 Teknologi HNS reflektor

Gambar 19.8 Sinar lampu gas discharge


dan halogen

Dari gambar 19.8 terlihat


distribusi pencahayaan lampu Xenon
gas discharge lebih baik dibanding
lampu model halogen, sinar jatuh
pada jalan lebih jauh dengan daya
Gambar 19.7 Teknologi PES reflektor lampu sama. Dengan nyala yang
lebih terang secara tidak langsung
19.2 LITRONIC Sistem fungsi dari lampu kabut dapat
digantikan, dengan demikian
Litronic (Light Electronic) suatu keberadaan lampu kabut dapat
sistem penerangan lampu kepala dihilangkan karena fungsi lampu
dengan loncatan gas xenon pada kabut dapat digantikan oleh xenon
tabung lampu. Sinar muncul dari gas discharge.
loncatan bunga api diantara dua
elektroda membuat tabung lampu
bersinar kebiruan.
Keunggulan lampu LITRONIC (Xenon
gas discharge) adalah:

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008) 447


Teknik Ototronik

19.2.1 Komponen sistem


LITRONIC

Komponen sistem LITRONIC


dapat dilihat pada gambar dibawah

Gambar 19.11 Lensa model profil dalam

Gambar 19.9 Komponen LITRONIC


Keterangan:
1. Lensa
2. Lampu xenon gas discharge
Gambar 19.12 Lensa model lapisan metal
3. Unit pembangkit tegangan tinggi
dalam
4. ECU
5. Motor step
6. Sensor poros kendaraan (axis 19.2.1.2 Lampu (xenon gas
sensor)
7. ke sistem kelistrikan kendaraan discharge)
Ruang pembakaran lampu diisi
19.2.1.1 Lensa dengan kurang dari
1
m 3 gas
100
Lensa pada sistem LITRONIC xenon dan suatu campuran dari
berfungsi sebagai pengaman sistem metal dan halogen-salt. Loncatan gas
(sistem ditutup oleh lensa), serta memer-lukan ribuan volt tegangan
mengoptimalkan sinar lampu dengan tinggi (10 - 20 KV) untuk menyalakan
desain lensa yang berbeda busur cahaya. Tegangan tinggi akan
menghasilkan penyinaran yang di-produksi oleh unit penghasil
optimal (arah dan besar sinar dapat tegangan tinggi. Dengan tegangan
disesuaikan). tinggi loncatan cahaya akan terjadi
antara kedua elektroda. Spesifikasi
lampu:
 Tegangan lampu 15 kV.
 Daya lampu 35W
 Maksimum illuminasi sekitar
90 lm/W.
 Temperatur kerja normalnya
lebih dari 900 C.
Gambar 19.10 Lensa model cembung

448 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)


Teknik Ototronik

 Arus maksimum 2,6 A (arus


rata-rata selama bekerja
0,4A).
 Umur pemakaian lebih dari
2500 jam.

Gambar 19.14 Unit penaik tegangan


tinggi model terpisah

19.2.1.4 ECU (Electronic Control


Unit)

ECU (Electronic Control Unit)


me-rupakan Unit pengontrol nyala
lampu dan mengatur posisi sorot
lampu. Di dalam ECU terdiri dari
beberapa bagian yang fungsinya
Gambar 19.13 Lampu Xenon Gas
discharge menurut bagian masing-masing.
Komponen ECU adalah (lihat
Keterangan: gambar dibawah):
1. Tabung kaca lampu 1. DC to DC converter
2. Penyekat elektroda
berfungsi: mengubah level
3. Ruang loncatan api
4. Elektroda
tegangan DC dinaikkan
5. Rumah pemegang lampu dengan tetap menjadi
tegangan DC.
19.2.1.3 Unit Pembangkit 2. Tahanan shunt berfungsi:
mengurangi arus dengan cara
Tegangan tinggi
membagi tegangan,
merupakan sensor untuk
Unit pembangkit tegangan tinggi
prosesor.
berfungsi membangkitkan tegangan
3. DC to AC converter
tinggi berkisar 10 - 20 KV secara
berfungsi: merubah bentuk
terus menerus, untuk diberikan ke
tegangan DC ke tegangan AC
lampu gas discharge.
untuk di gunakan ke unit
Unit ini berisi kumparan primer
penaik tegangan.
dan skunder yang merupakan sebuah
4. Microprosessor berfungsi:
trans-formator dengan fungsi step-up
mengontrol / mengatur kerja
(penaik tegangan). Unit pembangkit
dari unit-unit converter supaya
tegangan tinggi ada yang model
menghasilkan daya yang
menyatu dengan lampu dan terpisah.
optimal dan stabil.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008) 449


Teknik Ototronik

Baterai 1 2 Output DC to DC
3
converter
Baterai Ignition
Unit
DC to AC
4 Saklar lampu converter

RPM engine Prosessor Lampu


ECU
ECU
Gambar 19.15 Diagram Alir ECU
LITRONIC Gambar 19.16 Diagram alir kerja
sistem LITRONIC
19.2.2 Prinsip Kerja Sistem
LITRONIC 19.2.3 Pengaturan Lampu Jauh dan
Dekat
Sumber tegangan diambil dari
tegangan baterai lewat kunci kontak, Posisi lampu kepala terdiri dari
ECU memerlukan masukan berupa lampu jauh dan lampu dekat, pada
kondisi lampu kepala dari saklar sistem LITRONIC pertama hanya
lampu kepala, dan putaran engine dipakai pada kondisi lampu dekat
dari sensor putaran engine. Setelah saja karena bola lampu hanya satu
mendapat informasi dari saklar lampu (tidak mungkin 2 lampu) kondisi
kepala dan sensor putaran engine, lampu jauh digunakan lampu jenis
prosessor pada ECU memberi halogen.
informasi ke Unit DC to DC converter Dengan perkembangan teknologi
untuk bekerja (on) dan diteruskan ke maka digunakan sistem LITRONIC
unit DC to AC converter merubah dengan dua kondisi sebagai lampu
tegangan DC ke tegangan AC, dekat dan lampu jauh, dikenal
keluaran dari unit ini digunakan oleh dengan istilah Bi-litronic.
unit penaik tegangan (ignition unit).
Dari ignition unit menghasilkan
tegangan tinggi 10 – 20 KV
digunakan untuk membuat loncatan
api pada elektroda di dalam lampu.
Setelah terjadi loncatan api pada
elektroda, cahaya akan terbentuk
dengan waktu sekitar 3 detik, cahaya
redup akan terus meningkat sampai
menyala terang (maksimum) memer-
lukan waktu 0,3 detik. Gambar 19.17 Litronic lampu dekat
Setelah phase tersebut, busur
api akan stabil sebesar ukuran daya Keterangan:
dari lampu dan performa dari lampu 1. Lampu dekat LITRONIC
dikontrol secara terus menerus oleh 2. Lampu jauh halogen
ECU sekitar 35 Watt.

450 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)


Teknik Ototronik

19.2.3.1 Bi-Litronic Reflection

Bi-litronic adalah sistem khusus,


sistem yang dapat memposisikan
kondisi lampu jauh dan dekat hanya
dengan satu bola lampu (gas
discharge).
Bila saklar jauh dan dekat
dioperasikan, aktuator akan Gambar 19.19 Bi-litronic Projector
mengeser lampu gas discharge ke
Keterangan:
posisi reflektor yang sesuai dengan 1. Posisi lampu dekat (low-beam)
kondisi lampu (jauh atau dekat) lihat 2. Posisi lampu jauh (high-beam)
gambar dibawah.
Dengan sistem Bi-litronic ada
beberapa keuntungan yang diperolah
diantaranya:
 Dapat mengoperasikan lampu
xenon untuk lampu jauh.
 Hanya dengan satu lampu
dapat dipakai 2 kondisi (jauh
dan dekat)
 Ekonomis perlu satu lampu
saja.

Gambar 19.18 Bi-Litronic Reflektor


Keterangan:
1. Kondisi lampu dekat
2. Kondisi lampu jauh

19.2.3.2 Bi-Litronic Projection

Bi-litronic projector dasar


kerjanya seperti model PES Litronic.
Posisi lampu jauh dan lampu dekat
di-posisikan dengan cara menutup
atau menghilangkan sinar lampu
jauh. Pada posisi lampu dekat
projector dideser ke atas menutupi
sinar lampu jauh, begitu sebaliknya
pada posisi lampu jauh projector
digeser ke bawah. Gambar 19.20 Pencahayaan Bi-litronic
Keterangan:
1. Pencahayaan lampu jarak dekat
2. Pencahayaan lampu jarak jauh

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008) 451


Teknik Ototronik

19.3 Pengaturan tinggi


Pencahayaan secara
Vertical
Pengaturan tinggi pencahayaan
secara vertical (posisi sinar jatuh)
diperlukan pada kendaraan karena
posisi sinar jatuh sangat mem-
pengaruhi penglihatan pengemudi
lain saat berpapasan. Aturan tinggi
pencahayaan sudah digunakan pada
semua kendaraan apapun sistem
penerangan yang digunakan (baik
yang konventional maupun yang Gambar 19.21 Pengatur secara manual
elektrik/ LITRONIC).
Kendaran dengan beban mem- Keterangan:
buat tinggi pencahayaan dapat 1. Aktuator pengatur
berubah melebihi aturan dimana 2. Knob pengontrol
dapat menyebabkan silau pada
pengemudi lain (saat berpapasan). Proses pengaturan secara
Sejak tahun 1998 penyetelan manual dengan menggunakan media,
baik secara otomatis maupun manual diantara-nya:
sudah mulai diterapkan di jerman dan
seluruh dunia (berlaku pada produsen 19.3.1.1 Sistem hidromekanik
kendaraan roda 4).
Type ini bekerja dengan
mengalirkan fluida ke pipa karet
19.3.1 Pengaturan secara Manual
antara knob dengan aktuator
pengatur. Derajat pengaturan
Penyetelan dilakukan secara
disesuaikan oleh fluida yang
manual oleh pengemudi dengan
dipompakan ke aktuator.
pengatur knob penyetel dengan suatu
mekanisme yang akhirnya meng-
gerakkan reflektor dari lampu kepala 19.3.1.2 Sistem Vacum
sehingga membuat sinar lampu dapat
diatur, atau dapat juga dengan Pada tipe ini knob (sklar) manual
menggerakkan posisi lampu sehingga mengatur vakum dari intake manifold
titik api dapat bergeser. dan dikirim ke aktuator pengatur
untuk mengatur derajat tinggi
pencahayaan.

19.3.1.3 Sistem Elektronik

Pada tipe ini motor listrik dengan


roda gigi digunakan sebagai aktuator
pengatur, dan knob pemutar sebagai
sensor pengatur dihubungkan lewat
kabel. Pada model ini yang sangat

452 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)


Teknik Ototronik

relevan untuk sistem dengan


pengaturan secara otomatis.

19.3.2 Pengaturan secara


Otomatis
Gambar 19.23 Kondisi sensor level tidak
Pada sistem pencahayaan selevel (mobil dengan beban)
LITRONIC pengaturan secara Secara garis besar kita dapat
otomatis sangat diperlukan karena melihat prinsip kerja dari sistem ini
nyala lampu sistem LITRONIC sangat sama dengan sistem penyetelan
terang, cahaya lampu dapat secara manual, yang membedakan
membahayakan pengemudi lain. Bila penyetalan tidak dilakukan oleh
terjadi perubahan tinggi pencahayaan tangan manusia, tetapi dikendalikan
akibat beban kendaraan dapat oleh ECU yang menyesuaikan setiap
dengan cepat disesuaikan secara saat dalam kondisi yang berbeda-
otomatis. beda.
Pada saat kondisi mobil tanpa
beban, maka sensor belakang dan
depan mempunyai level yang sama.
Sensor menginformasikan kedudukan
antara sumbu depan dan belakang
dengan posisi sama (selevel).

Gambar 19.22 Kondisi sensor selevel Gambar 19.24 Pengaturan secara


(mobil tanpa beban) otomatis
Pada saat kondisi mobil Keterangan:
terbebani (kendaraan dengan 1. Aktuator
penumpang di belakang), maka 2. ECU
beban kendaraan akan membuat 3. Sensor level
sorot lampu jatuh lebih jauh. Sensor
beban akan mendeteksi level sensor 19.4 Diagnosa sistem
antara sensor depan dan belakang LITRONIC
mempunyai level yang berbeda (tidak
Bila terjadi kerusakan sistem
selevel), ECU akan memerintahkan
pada sistem Litronic, dapat terdeteksi
unit aktuator untuk menyatel level
oleh sistem tersebut (ECU). Sistem
sorot lampu. Sehingga lampu dapat
akan dinonaktifkan selama terjadi
dengan cepat memposisikan sorot
kerusakan supaya aman untuk sistem
lampu jatuh selalu terkontrol.
dan pengendara lain.

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008) 453


Teknik Ototronik

Diagnosa kerusakan pada sistem pengapian dan pasanglah bohlam.


Litronic dapat deteksi dengan Hal ini akan membuat sistem fail-safe
beberaa cara diantaranya dengan terhapus.
meng-gunakan alat bantu scan. Gangguan dapat terjadi pada
sistem pengaturan level otomatis, bila
19.4.1 Fungsi Fail safe itu terjadi maka ECU akan
memfungsikan program darurat.
Kontrol Unit Elektronik (ECU) Dimana lampu akan tetap menyala
mendeteksi adanya gangguan dan dalam kondisi level tetap pada level
mengaktifkan fungsi fail safe dengan minimum (bawah).
syarat -syarat sebagai berikut:
19.4.2 Diagnosa dengan Scanner
 Mendeteksi adanya gangguan
input Diagnosa dan sistem emergency:
Bila masukan tegangan di luar Bila ada kesalahan pada sistem
kewajaran ( 9 - 16 v) funghsi fail safe LITRONIC (bila sistem mendukung)
akan mematikan lampu discharge setiap kesalahan akan tersimpan
(LITRONIC). Bila itu terjadi maka didalam memori yang terdapat pada
lampu discharge segera hidup ECU. Pemeriksaan kesalahan dapat
kembali begitu tegangan kembali ke dilakukan dengan menggunakan
normal. scan-ner (bila sistem mendukung).
Scanner akan membaca data
 Mendeteksi adanya gangguan pada kontrol unit (ECU) kendaraan
pada output melalui terminal diaknosa (DLC),
Apabila ada gangguan pada out maka kita dapat mengetahui
put tegangan, pada saat lampu kerusakan yang terjadi. Dengan
discharge hidup, fungsi fail safe akan langkah-langkah sebagai berikut :
segera mematikan lampu. Tetapi  Matikan kunci kontak
ECU tidak bisa menentukan letak  Pasang Scanner ke DLC
kerusakan hanya terus mematikan
 Hidupkan kunci kontak
lampu sampai sistem fail safe
 Hidupkan scanner
teratasi.
Pemeriksaan selanjutnya  Pilih Negara produsen kendaraan
dilakukan oleh mekanik, dengan  Pilih jenis kendaraan
melakukan memeriksa gangguan di  Pilih menu kelistrikan body
sekring dan sistem pengkabelan (wire  Pilih LITRONIC
hardnes), lalu ganti bohlam lampu  Pilih Kode kerusakan
discharge (xenon sistem). Bila
problem belum teratasi ganti kontrol
unit (ECU).
 Mendeteksi gangguan pada
bohlam
Bila tidak ditemukan discharge
headlight bulb (bolam kosong) dalam
soket headlight, maka akan
terdeteksi. Fungsi Fail-safe akan
menyetop timbulnya tegangan tinggi.
Bila ini terjadi matikan saklar
454 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)
Teknik Ototronik

lalu terang (perlu waktu kira-


kira 1 menit).
 Pada pengoperasian panas
lampu harus langsung terang
(tidak redup dulu).

19.5.2 Pemeriksaan sistem


Secara Visual
Pemeriksaan secara visual di-
lakukan dengan melihat secara fisik
dari komponen-komponen sistem
LITRONIK :
 Pemeriksaan kondisi bolam (bola
lampu) gas xenon pecah atau
ada perubahan warna.
Gambar 19.25 Diagnosa dengan scanner  Pemeriksaan tempat/ pemegang
bola lampu baik atau buruk.
19.5 Memperbaiki Sistem  Pemeriksaan kerusakan fisik dari
LITRONIC ECU (bentuk, warna dll)
 Pemeriksaan kerusakan fisik dari
Sistem LITRONIC bekerja pada pembangkit tegangan tinggi.
tegangan tinggi (20 KV), ini sangat  Pemeriksaan kabel-kabel.
membahayakan keselamatan jiwa.
Untuk melakukan perbaikan pastikan
sistem dalam posisi OFF.

19.5.1 Pemeriksaan Fungsi dari


sistem LITRONIC.
Contoh kendaraan : Audi A8
 Hidupkan kendaraan
 Matikan lampu kepala (saklar
posisi OFF) sekitar 1 menit
(bila lampu sudah menyala).
 Hidupkan lampu kepala
(pengoperasian dingin)
 Tunggu lampu sekitar 1 menit
 Matikan lampu kepala kira-kira
10 detik.
 Nyalakan lampu kepala lagi
(pengoperasian panas)
Fungsi dari sistem akan bagus bila :
 Pada pengoperasian dingin ke
panas lampu menyala redup

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008) 455


Teknik Ototronik

Gambar 19.26 Pemeriksaan Secara  Nominal pengukuran : 11,0 –


Visual 16,0 Volt.
Bila terjadi gangguan secara  Bila bagus lakukan
visual terdeteksi, ganti part yang pengantian komponen.
rusak lalu lakukan pemeriksaan
fungsi lagi.

19.5.3 Pengukuran Tegangan


Pengukuran tegangan input
pada kabel konektor yang ke ECU
(input tegangan).
Gambar 19.28 Pengukuran tegangan
ECU

19.5.4 Pengantian Komponen


sistem LITRONIC

 Penggantian Lampu gas xenon


o Buka tutup lampu kepala
Gambar 19.27 Pengukuran Konektor o Matikan saklar lampu
Tegangan Input kepala
o Buka baut pengunci
 Hubungkan volmeter pada o Pegang pegas pengunci
kabel di soket:
untuk mengeluarkan lampu
oPin 1 : pada positif multimeter
o Keluarkan bola lampu, lihat
oPin 2 : pada negatif multimeter
kondisinya
oPin 3 : bebas o Bila rusak ganti bola lampu
 Set tegangan pengukuran o Tes lagi fungsi dari litronic
pada AVO 20 Volt DC. o Bila masih belum beres
 Hidupkan Engine, Nyalakan ganti ECU
kampu kepala dekat.
 Nominal pengukuran : 11,0 –
16,0 volt.
 Bila bagus lakukan tes
selanjutnya.
Pengukuran tegangan pada ECU :
 Cabut konektor dari ECU
 Hubungkan multimeter pada
kontrol unit (ECU)
o Pin 1 : negatif alat ukur
o Pin 2 : positif alat ukur Gambar 19.29 Pelepasan bola lampu
 Set range tegangan pada 20 V
 Hidupkan engine, nyalakan
lampu dekat.

456 Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008)


Teknik Ototronik

 Penggantian Kontrol Unit ECU


o Matikan engine dan lampu
kepala.
o Buka pengikat ECU
o Keluarkan (Pisahkan) ECU
dari pengikatnya
o Ganti ECU dengan ECU
baru
o Pasang kembali ECU
o Tes lagi sistemnya

Gambar 19.30 Pelepasan ECU

 Penggantian Unit Pengapian


(Pembangkit Tegangan Tinggi)
o Buka penutup LITRONIC
o Cabut soket pada unit
pengapian
o Lepas Unit pengapian
o Ganti Unit pengapian dengan
yang baru.
o Tes lagi kefungsian sistem

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (2008) 457

Anda mungkin juga menyukai