BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum. Disiplin merupakan suatu hal yang mutlak dalam kehidupan militer
karena seorang anggota tentara tanpa disiplin yang kuat akan berakibat fatal
diantaranya dapat merusak sendi-sendi kehidupan tentara yang pada saatnya akan
membahayakan diri, kesatuan dan Negara. Oleh karena itu perlu adanya peraturan-
peraturan yang mengikat serta tata cara penanaman disiplin dalam kehidupan sehari-
hari di lingkungan militer guna membentuk jiwa keprajuritan yang sekaligus
mencerminkan profil prajurit Sapta Marga. Dalam rangka penanaman dan atau
pembiasaan kehidupan militer yang bernafaskan disiplin salah satu diantaranya ialah
dengan memberlakukan peraturan penghormatan militer.
a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
bahan ajaran pada Pendidikan Pertama Tamtama TNI AD Tahap I.
3. Ruang lingkup dan tata urut. Naskah sekolah sementara ini meliputi
ketentuan umum penghormatan militer, tata cara penghormatan, cara menyampaikan
dan menerima laporan dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan.
b. Ketentuan umum dalam penghormatan militer.
c. Cara menyampaikan penghormatan.
d. Penghormatan rombongan / pasukan.
e. Cara menyampaikan dan menerima laporan.
f. Evaluasi akhir pelajaran.
g. Penutup.
RAHASIA
2
BAB II
KETENTUAN UMUM DALAM PENGHORMATAN MILITER
e. Anggota Militer / TNI yang menggunakan tanda jasa. Bagi mereka yang
memiliki tanda kehormatan / berhak menerima penghormatan dari sesama
pangkat apabila tanda kehormatan / jasa itu dipakai secara lengkap.
9. Evaluasi.
BAB III
CARA MENYAMPAIKAN PENGHORMATAN
1) Bertutup kepala.
a) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis
kanan siku-siku membentuk sudut lima belas derajat serong ke
depan kelima jari lurus dan rapat satu sama lain, telapak tangan
kanan serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk
mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis kanan.
b) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap
sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
c) Jika tutup kepala mempunyai Klep, maka jari tengah
mengenai pinggir Klep.
d) Jika selesai menghormat, maka lengan tangan dikembalikan
secara cepat kesikap sempurna lagi.
1) Bertutup kepala.
a) Apabila pihak bawahan berjumpa dengan pihak atasan
maka bawahan sesudah menyingkir sedikit (memberi jalan kepada
atasan tadi bila dipandang perlu), menyampaikan penghormatan
dengan tangan kanan serong kebawah dan kekiri, ujung jari
tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala
setinggi pelipis kanan, serta memalingkan kepala maksimal 45
derajat kearah yang diberi hormat.
b) Langkah tetap dan lengan kiri tidak melenggang tetapi
merapat dibadan seperti dalam keadaan sikap sempurna.
c) Penghormatan dilakukan pada saat bawahan melihat
atasan dalam jarak yang memungkinkan dan selesai bila pihak
atasan membalas atau melewatinya
d) Diwaktu pihak bawahan hendak mendahului / melewati
atasan maka penghormatan dilakukan pada saat akan melewatinya
dan selesai sesudah melewati lebih kurang 2 langkah.
e) Terhadap atasan langsung dimulai dari Komandan Batalyon/
Komandan kompi berdiri sendiri / pejabat yang sederajat,
penghormatan dilaksanakan seperti penghormatan biasa ( tidak
perlu berhenti ).
a) Terhadap Perwira.
(1) Tetap dalam keadaan sikap sempurna.
(2) Melakukan tegak senjata kemudian “HORMAT
SENJATA” dan memalingkan kepala kearah yang diberi
hormat.
7
a) Terhadap Perwira.
(1) Mengambil sikap sempurna.
(2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat
apabila tidak memungkinkan untuk melaksanakan hormat
senjata.
a) Terhadap Perwira.
(1) Mengambil sikap sempurna.
(2) Melaksanakan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis (seperti penghormatan tak
bersenjata).
b) Terhadap Bintara.
a) Terhadap Perwira.
a) Terhadap Perwira
(1) Mengambil sikap sempurna dengan senjata dalam
kedudukan pada saat itu.
(2) Memalingkan / menganggukkan kepala kearah yang
diberi hormat.
7) Bersenjata Pistol.
a) Terhadap Perwira
(1) Mengambil sikap sempurna, menghadap kearah
yang dihormat.
(2) Menyampaikan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis kanan.
a) Terhadap Perwira.
(1) Berjalan dengan langkah biasa, lengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
a) Terhadap Perwira.
(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Melaksanakan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis ( seperti penghormatan tak
bersenjata).
10
a) Terhadap Perwira.
(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan / menganggukan kepala kearah yang
diberi hormat .
b) Terhadap Bintara ke bawah.
(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan/menganggukan kepala kearah yang
diberi hormat.
6) Bersenjata Pistol.
a) Terhadap Perwira.
(1) Berjalan dengan langkah biasa.
(2) Menyampaikan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis kanan.
b) Terhadap Bintara ke bawah.
(1) Berjalan dengan langkah biasa.
(2) Menyampaikan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis kanan.
7) Bersenjata Pistol mitraliur dan sejenis.
a) Terhadap Perwira.
(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
11
a. Bersenjata senapan.
1) Hormat senjata dengan sangkur terpasang disampaikan kepada :
a) Jenasah dalam upacara kemiliteran.
b) Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara
resmi.
c) Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi.
2) Hormat senjata tanpa sangkur terpasang disampaikan kepada :
a) Lambang kesatuan ( Panji TNI, Panji-panji Angkatan,
Pataka, Dhuaja dan Tunggul).
b) Panglima TNI.
c) Kepala Staf Angkatan.
d) Kas / Irjen TNI, Gubernur Lemhannas, Pangkotama
Operasional.
e) Perwira tinggi.
f) Panglima Daerah dan Pejabat TNI yang sederajat.
b. Bersenjata pistol mitraliur sejenis. Penghormatan kebesaran seperti
penghormatan perorangan bersenjata pistol mitraliur biasa.
e. Bersenjata Pedang.
1) Terhunus. Penghormatan kebesaran dengan hormat pedang.
2) Tidak terhunus. Penghormatan kebesaran pelaksanaannya
seperti penghormatan biasa ( tangan diangkat ke arah pelipis kanan ).
a. Berkendaraan sepeda.
1) Berhenti menginjak pedal (kedua kaki diam) kecuali kalau keadaan
tidak mengijinkan, menyampaikan penghormatan dengan “ MENEGAKKAN
BADAN” dan memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
2) Kendaraan harus diperlambat jalannya.
16. Evaluasi.
14
BAB IV
PENGHORMATAN ROMBONGAN / PASUKAN
16
4) Bersepeda.
a) Bila rombongan tidak terpimpin maka masing-masing dalam
keadaan sikap sempurna menyampaikan penghormatan
perorangan.
b) Bila merupakan rombongan/pasukan yang terpimpin, maka
semua dalam keadaan sikap sempurna dengan pandangan lurus
kedepan, hanya Komandan saja menyampikan penghormatan
perorangan.
a. Dalam keadaan berjalan.
1) Berkendaraan sekoci.
a) Bila sekoci bermotor sedang berlayar dan atasan yang
berhak menerima Penghormatan kebesaran melaluinya,
kecepatannya dikurangi, kemudian masing-masing menegakkan
badannya dengan pandangan penuh kedepan dan hanya
Komandan saja yang menyampaikan penghormatan.
18
4) Bersepeda.
a) Bila rombongan tidak terpimpin, maka masing-masing
berhenti menginjak pedal (tidak mengayuh) dan masing-masing
tetap duduk menyampaikan penghormatan dan jika sekiranya tidak
akan membahayakan diri.
b) Bila rombongan/pasukan yang terpimpin, maka masing-
masing berhenti menginjak pedal (tidak mengayuh) dan
menegakkan badannya dengan pandangan lurus kedepan, hanya
Komandannya menyampaikan penghormatan seperti dalam Pasal
ini ayat 1 sub c 2).
19
20
3) Apabila dalam ruangan itu sudah ada atasannya yang lebih tinggi /
tua atau seorang atasan langsung yang sama pangkatnya, maka
penghormatan seperti tersebut dalam sub 1) dan 3) diatas tidak usah
diberikan.
21
22
a. Semua anggota Militer/ TNI yang mengunjungi Kapal Perang pada siang
han harus menyampaikan penghormatan kepada Bendera Kebangsaan pada
waktu tiba digeladak melalui tangga kapal, baik dan arah darat maupun dan
tempat lain.
b. Penghormatan disampaikan pula kepada Perwira Jaga yang pangkatnya
lebih tinggi dan mereka yang memasuki kapal, setelah melakukan penghormatan
kepada Bendera Kebangsaan. Bagi atasan yang lebih tinggi pangkatnya dan
Perwira Jaga harus member tahukan kepada Perwira Jaga, apabila
kehadirannya tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu.
c. Pada saat akan meninggalkan kapal, penghorrnatan dilakukan digeladak
sebelum melalui tangga kapal.
23
27. Evaluasi.
BAB V
CARA MENYAMPAIKAN DAN MENERIMA LAPORAN
b Apabila laporan dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan dimaksud
yang berbeda maka pelaksanaan sebagai berikut :
c. Bila laporan dilakukan oleh lebih satu orang dan maksud laporan atau
yang hendak dinyatakan itu sama, maka pelaksanaan sebagai berikut :
1) Sama dengan pasal ini ayat a sub 1).
2) Sama dengan pasal ini ayat b sub 2).
3) Kemudian dalam laporan ini hanya yang tertinggi / tertua pangkat /
jabatannya saja yang memalingkan kepala dan melaporkan maksudnya.
4) Selesai laporan atau selesai menerima petunjuk - petunjuk dari
Komandan memberikan aba-aba “ HORMAT, GERAK ” dan setelah dibalas
“ TEGAK, GERAK ” selanjutnya “ BALIK KANAN, GERAK ” kemudian
meninggalkan ruangan secara tertib.
b. Pada waktu pasukan dalam susunan baris berbaris, setiap pasukan yang
dipimpin oleh Komadan / atasannya maka ketentuannya sebagai berikut :
26
31. Evaluasi.
a. Jelaskan Cara menyampaikan laporan kepada Komandan / Atasan
apabila lebih dari satu orang !
b. Jelaskan cara menyampaikan laporan perorangan !
c. Jelaskan cara laporan pasukan / rombongan !
BAB VI
EVALUASI AKHIR PELAJARAN
BAB VII
PENUTUP
33. Penutup. Demikian Naskah Sekolah Sementara ini disusun sebagai bahan
ajaran untuk pedoman bagi Gadik dan Prajurit Siswa dalam proses belajar mengajar
tentang pelajaran PPM pada Pendidikan Pertama Tamtama TNI AD Tahap I.
A. n. Komandan Kodiklat
Dirdik
Agus KrisWanto
Brigadir Jenderal TNI
RAHASIA