Anda di halaman 1dari 28

RAHASIA

TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT Lampiran III


KODIKLAT Keputusan Dankodiklat TNI AD
Nomor Kep / 324 / XI / 2011
Tanggal 24 Nopember 2011

PERATURAN PENGHORMATAN MILITER

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum. Disiplin merupakan suatu hal yang mutlak dalam kehidupan militer
karena seorang anggota tentara tanpa disiplin yang kuat akan berakibat fatal
diantaranya dapat merusak sendi-sendi kehidupan tentara yang pada saatnya akan
membahayakan diri, kesatuan dan Negara. Oleh karena itu perlu adanya peraturan-
peraturan yang mengikat serta tata cara penanaman disiplin dalam kehidupan sehari-
hari di lingkungan militer guna membentuk jiwa keprajuritan yang sekaligus
mencerminkan profil prajurit Sapta Marga. Dalam rangka penanaman dan atau
pembiasaan kehidupan militer yang bernafaskan disiplin salah satu diantaranya ialah
dengan memberlakukan peraturan penghormatan militer.

2. Maksud dan tujuan.

a. Maksud. Naskah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan salah satu
bahan ajaran pada Pendidikan Pertama Tamtama TNI AD Tahap I.

b. Tujuan. Agar Prajurit Siswa mengerti tentang pengetahuan Peraturan


Penghormatan Militer dan dapat melaksanakan ketentuan Penghormatan
Militer yang benar.

3. Ruang lingkup dan tata urut. Naskah sekolah sementara ini meliputi
ketentuan umum penghormatan militer, tata cara penghormatan, cara menyampaikan
dan menerima laporan dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan.
b. Ketentuan umum dalam penghormatan militer.
c. Cara menyampaikan penghormatan.
d. Penghormatan rombongan / pasukan.
e. Cara menyampaikan dan menerima laporan.
f. Evaluasi akhir pelajaran.
g. Penutup.
RAHASIA
2

BAB II
KETENTUAN UMUM DALAM PENGHORMATAN MILITER

4. Umum. Penghormatan adalah suatu perwujudan dari penghargaan


seseorang terhadap orang lain dengan berbagai ketentuan / tata cara yang sudah
diatur. Oleh sebab itu untuk dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari seorang
Prajurit perlu diberikan pengetahuan tentang ketentuan-ketentuan umum dalam
penghormatan.

5. Pengertian ( Pasal 1 ). Penghormatan adalah suatu perwujudan dari


penghargaan seseorang terhadap orang lain atas dasar tata susila yang sesuai dengan
kepribadian bangsa Indonesia.

6. Maksud dan tujuan penghormatan ( Pasal 2 ).

a. Untuk melahirkan disiplin / tata tertib, ketaatan dan keteraturan dikalangan


militer, maka setiap anggota militer wajib menyampaikan penghormatan kepada
semua atasan dan semua yang berhak menerimanya.
b. Untuk mewujudkan suatu ikatan jiwa yang kuat kedalam maupun keluar
hanya dapat dicapai antara lain dengan adanya pernyataan saling
menyampaikan penghormatan yang dilakukan dengan tertib, sempurna dan
penuh keiklasan

7. Ketentuan umum ( Pasal 3 ).

a. Penghormatan oleh anggota Militer / TNI : Penghormatan senantiasa


dilakukan dengan pandangan tetap tertuju kepada pihak yang diberi hormat
dan menerima penghormatan senantiasa membalas penghormatan tersebut,
kecuali apabila keadaan tidak memungkinkan untuk membalas penghormatan.
b. Anggota Militer / TNI yang berpakaian seragam :

1) Harus menyampaikan penghormatan kepada atasan yang


berpakaian seragam atau berpakaian preman, apabila pihak bawahan
mengenalinya baik mereka itu termasuk angkatannya maupun dari
angkatan lainnya, juga terhadap anggota Militer / TNI ada hubungannya
Diplomatik dengan RI.
2) Anggota Militer/TNI yang berpakaian seragam di dalam tugas
menjaga/ mengatur lalu lintas umum, apabila keadaan tidak
memungkinkan tidak diharuskan menyampaikan penghormatan kepada
atasan yang lewat.

c. Anggota Militer/TNI yang berpakaian preman. Kepada semua anggota


Militer/TNI yang berpakaian preman wajib menyampaikan penghormatan kepada
pihak atasan, apabila bawahan mengenal atasan itu, maka berlaku tata cara
yang disesuaikan dengan adat kebiasaan masing-masing.
3

d. Anggota Militer/TNI yang mengiringi atasan

1) Bagi anggota Militer/TNI yang mengiringi atasannya secara resmi,


tidak melakukan penghormatan apabila atasannya menerima /
menyampaikan penghormatan.
2) Bagi anggota Militer/TNI yang mengiringi atasannya secara tidak
resmi menyampaikan / membalas penghormatan kecuali apabila
penghormatan itu tidak berlaku baginya.

e. Anggota Militer / TNI yang menggunakan tanda jasa. Bagi mereka yang
memiliki tanda kehormatan / berhak menerima penghormatan dari sesama
pangkat apabila tanda kehormatan / jasa itu dipakai secara lengkap.

8. Macam penghormatan ( Pasal 4 ).

a. Penghormatan Militer/TNI terdiri atas dua macam yaitu penghormatan


Militer biasa dan penghormatan Militer kebesaran.
b. Penghormatan Militer biasa disampaikan kepada semua atasan atau
sesama pangkat ( untuk mewujudkan Ikatan Jiwa Korsa)
c. Penghormatan Militer kebesaran disampaikan kepada :

1) Jenasah dalam upacara Militer.


2) Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara resmi.
3) Presiden / Wakil Presiden.
4) Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi
5) Lambang Kesatuan (Panji TNI dan Panji-Panji Angkatan, Pataka,
Duaja, Tunggul).
6) Panglima TNI.
7) Kepala Staf Angkatan.
8) Kas/Irjen, Gubernur Lemhanas, Panglima Kotama Operasional TNI,
Wakasad/Deputi/Dirjen Angkatan.

d. Cara melakukan penghormatan Militer kebesaran sama dengan


penghormatan biasa dengan tambahan dikerjakan berhenti lebih kurang enam
langkah menghadap penuh kepada yang diberi hormat dan selesai jika yang
diberi hormat telah membalas atau melewatinya.

e. Penghormatan Militer kebesaran juga berlaku terhadap ayat C Sub 1) s.d


3) dari Negara asing yang ada hubungan diplomatik dengan Republik Indonesia.
4

9. Evaluasi.

a. Jelaskan pengertian dari PPM !


b. Jelaskan maksud dan tujuan dari PPM !
c. Jelaskan ketentuan umum dari PPM !
d. Jelaskan macam penghormatan kebesaran !
e. Jelaskan cara melakukan penghormatan Militer kebesaran !

BAB III
CARA MENYAMPAIKAN PENGHORMATAN

10. Umum. Sebagai Prajurit untuk dapat menerapkan penghormatan dalam


kehidupan sehari-hari dimanapun berada dan bertugas, perlu adanya pengetahuan /
pelajaran yang harus diberikan baik di Lemdik maupun di Satuan mengenai tata cara
melakukan penghormatan militer dengan menggunakan senjata maupun tanpa senjata
dengan benar.

11. Penghormatan perorangan tanpa senjata ( Pasal 5 ).

a. Seorang anggota Militer / TNI dalam keadaan berhenti/ berdiri


menyampaikan penghormatan, sesudah ia mengambil sikap sempurna dan
badan menghadap kearah yang dihormati sebagai berikut :

1) Bertutup kepala.
a) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis
kanan siku-siku membentuk sudut lima belas derajat serong ke
depan kelima jari lurus dan rapat satu sama lain, telapak tangan
kanan serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk
mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis kanan.
b) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap
sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
c) Jika tutup kepala mempunyai Klep, maka jari tengah
mengenai pinggir Klep.
d) Jika selesai menghormat, maka lengan tangan dikembalikan
secara cepat kesikap sempurna lagi.

2) Tidak bertutup kepala.

a) Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis


kanan siku-siku membentuk sudut lima belas derajat serong
kedepan kelima jari-jari tangan rapat satu sama lain, telapak
tangan serong ke bawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk
mengenai pelipis kanan.
5

b) Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap


sempurna, pandangan mata tetap tertuju kepada yang diberi
hormat.
c) Jika selesai menghormat maka lengan kanan dikembalikan
secara cepat kesikap sempurna lagi.

b. Seorangan anggota Militer / TNI didalam keadaan berjalan memberi


penghormatan sebagai berikut :

1) Bertutup kepala.
a) Apabila pihak bawahan berjumpa dengan pihak atasan
maka bawahan sesudah menyingkir sedikit (memberi jalan kepada
atasan tadi bila dipandang perlu), menyampaikan penghormatan
dengan tangan kanan serong kebawah dan kekiri, ujung jari
tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala
setinggi pelipis kanan, serta memalingkan kepala maksimal 45
derajat kearah yang diberi hormat.
b) Langkah tetap dan lengan kiri tidak melenggang tetapi
merapat dibadan seperti dalam keadaan sikap sempurna.
c) Penghormatan dilakukan pada saat bawahan melihat
atasan dalam jarak yang memungkinkan dan selesai bila pihak
atasan membalas atau melewatinya
d) Diwaktu pihak bawahan hendak mendahului / melewati
atasan maka penghormatan dilakukan pada saat akan melewatinya
dan selesai sesudah melewati lebih kurang 2 langkah.
e) Terhadap atasan langsung dimulai dari Komandan Batalyon/
Komandan kompi berdiri sendiri / pejabat yang sederajat,
penghormatan dilaksanakan seperti penghormatan biasa ( tidak
perlu berhenti ).

2) Tidak bertutup kepala. Apabila pihak bawahan berjumpa dengan


atasan langsung maupun tidak langsung, maka perhormatan dilakukan
sebagai berikut :
(1). Anggota Militer / TNI didalam keadaan berjalan maupun
berhenti dan bertutup kepala / tanpa tutup kepala oleh karena
sesuatu hal dimana ia sedang memegang / membawa barang /
benda yang tidak dapat dipindahkan lebih dahulu ketangan kirinya
atau melepasnya, maka dalam keadaan berhenti / berjalan ia
mengambil sikap sempurna memalingkan / menganggukkan
kepala.
(2) Terhadap atasan yang berjalan lalulalang atau mondar-
mandir hanya disampaikan satu kali penghormatan.

(3) Untuk anggota TNI yang berpakaian dinas baik memakai


tutup kepala maupun tidak, pelaksanaan penghormatan sama
seperti memakai tutup kepala sesuai PPM sedangkan apabila
berpakaian sipil/ preman maka penyampaian / membalas
penghormatan hanya dengan mengambil sikap sempurna tanpa
menganggukkan kepala dan tanpa mengangkat tangan.
(4) Setiap atasan yang menerima penghormatan dari
bawahan baik didalam maupun diluar ruangan dimana atasan
tersebut dalam keadaan duduk dan berpakaian dinas maupun
preman maka didalam membalas penghormatan cukup dengan
menegakkan badan saja atau tetap duduk siap.
(5) Bagi anggota TNI dalam mobil yang berpakaian dinas wajib
menyampaikan / membalas penghormatan yang dilaksanakan oleh
yang tertua dengan cara mengangkat tangan kearah pelipis kanan
apabila keadaan memungkinkan ( tidak membahayakan ) dan
apabila keadaan tidak memungkinkan pelaksanaan penghormatan
cukup dengan cara menegakkan badan saja, sedangkan apabila
berpakaian sipil / preman penghormatan dilaksanakan dengan cara
menegakkan badan pula.

12. Penghormatan perorangan bersenjata ( Pasal 6 ).

a. Seorang anggota Militer / TNI dalam keadaan berhenti menyampaikan


penghormatan biasa sbb :

1) Bersenjata senapan disebelah kiri.


a) Terhadap Perwira.
(1) Mengambil sikap sempurna.
(2) Melakukan “ HORMAT SENJATA”.

b) Terhadap Bintara ke bawah.

(1) Mengambil sikap sempurna.


(2) Memalingkan / menganggukkan kepala kearah yang
diberikan hormat.

2) Bersenjata dipundak kiri / kanan.

a) Terhadap Perwira.
(1) Tetap dalam keadaan sikap sempurna.
(2) Melakukan tegak senjata kemudian “HORMAT
SENJATA” dan memalingkan kepala kearah yang diberi
hormat.
7

b) Terhadap Bintara ke bawah.

(1) Tetap dalam keadaan sikap sempurna.


(2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.

3) Bersenjata senapan disandang.

a) Terhadap Perwira.
(1) Mengambil sikap sempurna.
(2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat
apabila tidak memungkinkan untuk melaksanakan hormat
senjata.

b) Terhadap Bintara ke bawah.


(1) Mengambil sikap sempurna.
(2) Memalingkan / menganggukkan kepala kearah yang
diberi hormat.

4) Bersenjata senapan dipunggung.

a) Terhadap Perwira.
(1) Mengambil sikap sempurna.
(2) Melaksanakan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis (seperti penghormatan tak
bersenjata).

b) Terhadap Bintara.

(1) Mengambil sikap sempurna.


(2) Melaksanakan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis (seperti penghormatan tak
bersenjata).

5) Bersenjata senapan didepan dada.

a) Terhadap Perwira.

(1) Mengambil sikap sempurna.


(2) Memalingkan / menganggukkan kepala kearah yang
diberi hormat.
b) Terhadap Bintara ke bawah.
(1) Mengambil sikap sempurna.
(2) Memalingkan / menganggukkan kepala kearah yang
diberi hormat.
8

6) Bersenjata senapan mesin ringan / mortir ringan.

a) Terhadap Perwira
(1) Mengambil sikap sempurna dengan senjata dalam
kedudukan pada saat itu.
(2) Memalingkan / menganggukkan kepala kearah yang
diberi hormat.

b) Terhadap Bintara ke bawah.


(1) Mengambil sikap sempurna, dengan senjata dalam
kedudukan pada saat itu.
(2) Memalingkan / menganggukkan kepala kearah yang
diberi hormat.

7) Bersenjata Pistol.

a) Terhadap Perwira
(1) Mengambil sikap sempurna, menghadap kearah
yang dihormat.
(2) Menyampaikan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis kanan.

b) Terhadap Bintara ke bawah.


(1) Mengambil sikap sempurna, menghadap kearah yang
dihormati.
(2) Menyampaikan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis.
8) Bersenjata pedang ( tidak terhunus ). Menyampaikan
penghormatan biasa dengan tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan.
9) Senjata senapan dan pedang dalam keadaan terhunus pada
dasarnya hanya untuk menyampaikan penghormatan, tidak untuk
membalas penghormatan.

b. Seorang anggota Militer / TNI didalam keadaan berjalan menyampaikan


penghormatan biasa sebagai berikut :

1) Bersenjata senapan dipundak kiri / kanan.


a) Terhadap Perwira.
(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan kepala ke arah yang diberi hormat.

b) Terhadap Bintara ke bawah.


(1) Berjalan dengan langkah biasa.
(2) Menyampaikan penghormatan biasa, dengan tangan
diangkat kearah pelipis kanan.

2) Bersenjata senapan disandang.

a) Terhadap Perwira.
(1) Berjalan dengan langkah biasa, lengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.

b) Terhadap Bintara ke bawah.


(1) Berjalan dengan langkah biasa, senjata dalam
kedudukannya pada saat itu.
(2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.

3) Bersenjata senapan dipunggung.

a) Terhadap Perwira.
(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Melaksanakan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis ( seperti penghormatan tak
bersenjata).

b) Terhadap Bintara ke bawah.


(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Melaksanakan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis ( seperti penghormatan tak
bersenjata).
4) Bersenjata senapan di depan dada.
a) Terhadap Perwira
(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan / menganggukan kepala kearah yang
diberi hormat

10

b) Terhadap Bintara ke bawah


(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan / menganggukan kepala kearah yang
diberi hormat.

5) Bersenjata senapan mesin ringan / Mortir ringan.

a) Terhadap Perwira.
(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan / menganggukan kepala kearah yang
diberi hormat .
b) Terhadap Bintara ke bawah.
(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan/menganggukan kepala kearah yang
diberi hormat.

6) Bersenjata Pistol.

a) Terhadap Perwira.
(1) Berjalan dengan langkah biasa.
(2) Menyampaikan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis kanan.
b) Terhadap Bintara ke bawah.
(1) Berjalan dengan langkah biasa.
(2) Menyampaikan penghormatan biasa dengan tangan
kanan diangkat kearah pelipis kanan.
7) Bersenjata Pistol mitraliur dan sejenis.

a) Terhadap Perwira.
(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.

11

b) Terhadap Bintara ke bawah.


(1) Berjalan dengan langkah biasa, dengan tidak
melenggang.
(2) Memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.

8) Bersenjata pedang ( tidak terhunus ). Menyampaikan


penghormatan biasa dengan tangan kanan diangkat ke arah pelipis
kanan.
9) Senjata senapan dan pedang dalam keadaan terhunus pada
dasarnya hanya untuk menyampaikan penghormatan, tidak untuk
membalas penghormatan

13. Penghormatan Kebesaran Bersenjata ( Pasal 7 ).

a. Bersenjata senapan.
1) Hormat senjata dengan sangkur terpasang disampaikan kepada :
a) Jenasah dalam upacara kemiliteran.
b) Bendera kebangsaan Sang Merah Putih dalam upacara
resmi.
c) Lagu kebangsaan Indonesia Raya dalam upacara resmi.
2) Hormat senjata tanpa sangkur terpasang disampaikan kepada :
a) Lambang kesatuan ( Panji TNI, Panji-panji Angkatan,
Pataka, Dhuaja dan Tunggul).
b) Panglima TNI.
c) Kepala Staf Angkatan.
d) Kas / Irjen TNI, Gubernur Lemhannas, Pangkotama
Operasional.
e) Perwira tinggi.
f) Panglima Daerah dan Pejabat TNI yang sederajat.
b. Bersenjata pistol mitraliur sejenis. Penghormatan kebesaran seperti
penghormatan perorangan bersenjata pistol mitraliur biasa.

c. Bersenjata senapan mesin ringan / Mortir ringan. Penghormatan


kebesaran melaksanakan seperti penghormatan perorangan bersenjata senapan
mesin ringan / mortir ringan biasa.

d. Bersenjata pistol. Penghormatan kebesaran pelaksanaannya seperti


penghormatan perorangan bersenjata pistol biasa,
12

e. Bersenjata Pedang.
1) Terhunus. Penghormatan kebesaran dengan hormat pedang.
2) Tidak terhunus. Penghormatan kebesaran pelaksanaannya
seperti penghormatan biasa ( tangan diangkat ke arah pelipis kanan ).

14. Penghormatan Biasa sebagai Pengganti Penghormatan Kebesaran


( Pasal 8 ).

a. Penghorrnatan kebesaran yang dikarenakan sesuatu hal tidak


memungkinkan untuk dilakukan oleh pihak bawahan, maka dapat diganti dengan
penghormatan biasa dengan ketentuan sebagal berikut :
1) Sedang naik kuda/sepeda. Apabila seorang bawahan yang sedang
naik kuda/sepeda, menyampaikan penghormatan dengan “BADAN
DITEGAKKAN DAN PANDANGAN MATA LURUS KEDEPAN” dan
memperlambat kuda/sepedanya.
2) Sedang menuntun kuda/sepeda. Apabila seorang bawahaan yang
sedang menuntun kuda/sepeda atau Iainnya menyampaikan
penghormatan dengan “BADAN DITEGAKKAN” sambil memalingkan
kepalanya kearah yang diberi hormat.
3) Apabila ia karena sesuatu yang luar biasa hendak mendahului,
penghormatan dilakukan pada saat akan melewatinya dan selesal
penghormatan sesaat sesudah melewatinya.
4) Seorang anggota Militer/ TNI yang bukan pengemudi duduk dalam
kendaraan dan jika dalam kendaraan itu terdapat seseorang yang
memimpin (yang tertua) yang lebih tinggi pangkatnya, maka hanya yang
memimpin itu yang menyampaikan penghormatan sedang lainnya hanya
menegakkan badan dan pandangan mata lurus kedepan.
5) Apabila jaraknya leblh dan 15 Iangkah, maka pihak bawahan dapat
melakukan penghormatan biasa kepada atasan yang berhak menerima
penghormatan kebesaran.

15. Penghormatan dalam keadaan Istimewa ( Pasal 9 ).

a. Berkendaraan sepeda.
1) Berhenti menginjak pedal (kedua kaki diam) kecuali kalau keadaan
tidak mengijinkan, menyampaikan penghormatan dengan “ MENEGAKKAN
BADAN” dan memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
2) Kendaraan harus diperlambat jalannya.

b. Berkendaraan sepeda motor dan yang disamakan dengan itu.


1) Anggota Militer / TNI yang berkendaraan sepeda motor atau yang
disamakan dengan itu, dibenarkan untuk tidak menyampaikan
penghormatan jika sekiranya hal itu membahayakan dirinya.
13

2) Cukup menyampaikan penghormatan dengan “ MENEGAKKAN


BADAN“ tanpa memalingkan kepalanya kearah yang diberi hormat.

c. Berkendaraan mobil / sejenis.


1) Jika mengendarai sendiri, maka tetap mempertahankan jalannya
kendaraan dan menyampaikan penghormatan perorangan tanpa senjata,
apabila hal itu tidak akan mengakibatkan bahaya, kecuali untuk
kendaraan berlapis baja.
2) Jika tidak mengendarai sendiri dan apabila hal ini tidak
mengakibatkan bahaya, maka harus menyampaikan penghormatan
perorangan tanpa senjata dengan “MENEGAKKAN BADAN”.

d. Berkendaraan sepeda motor dan yang menerima penghormatan dengan


berkendaraan mobil dan sejenis.
1) Kendaraan dalam keadaan berhenti, maka harus menyampaikan
penghormatan dengan “MENEGAKKAN BADAN”.
2) Apabila menaiki kuda dalam kecepatan tinggi, maka harus
diperlambat secukupnya kemudian menyampaikan penghormatan
perorangan.

16. Evaluasi.

a. Jelaskan cara Penghormatan perorangan tanpa senjata dalam keadaan


berhenti / berdiri dengan menggunakan tutup kepala !
b. Jelaskan cara Penghormatan perorangan tanpa senjata dalam keadaan
berhenti / berdiri tanpa menggunakan tutup kepala !
c. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata senapan
disebelah kiri badan kepada PA dan BA kebawah !
d. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata senapan
disebelah kiri badan kepada PA dan BA kebawah !
e. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata senapan di
pundak KI / KA kepada PA dan BA kebawah !
f. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata senapan di
sandang kepada PA dan BA kebawah !
g. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata senapan di
depan dada kepada PA dan BA kebawah !
h. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata Pistol
kepada PA dan BA kebawah !
i. Pada Penghormatan Kebesaran bersenjata dengan sangkur terpasang
diberikan kepada siapa saja ?

14

BAB IV
PENGHORMATAN ROMBONGAN / PASUKAN

17. Umum. Sebagai Prajurit untuk dapat menerapkan penghormatan dalam


kehidupan sehari-hari dimanapun berada dan bertugas, baik penghormatan perorangan
maupun penghormatan rombongan / pasukan dalam rangka mendukung tugas di
satuan.

18. Rombongan / Pasukan tidak Bersenjata ( Pasal 10 ).


a. Penghormatan rombongan/pasukan yang tidak bersenjata didalam
keadaan berhenti dilakukan sebagai berikut :
1) Rombongan/pasukan disiapkan terlebih dahulu dan menyampaikan
aba-aba “HORMAT-GERAK”, kepada semua atasan langsung atau
mereka yang berhak menerima penghormatan kebesaran.
2) Masing-masing menyampaikan penghormatan perorangan secara
terpimpin tanpa memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
3) Setelah dibalas, penghormatan selesai dengan terpimpin juga.
4) Sedangkan bagi atasan lainnya penghormatan hanya diberikan
oleh Komandan Pasukan saja tanpa menyiapkan pasukannya.
b. Penghormatan rombongan/pasukan yang tidak bersenjata dalam keadaan
berjalan dilakukan sebagai berikut:
1) Terhadap:
a) Panglima TNI.
b) Kas Angkatan.
c) Kas/Irjen TNI, Gubernur Lemhannas, Pangkotama
Operasional TNI, WAKASAD, Deputi. Irjen Angkatan.
d) Lambang Kesatuan.
e) Perwira Tinggi.
f) Panglima Daerah dan pejabat TNI yang sederajat.
Komandan Pasukan memberikan aba-aba :
(1) Langkah tegap = JALAN.
(2) Kemudian menyampaikan penghormatan “HORMAT
KANAN/KIRI = GERAK”.
(3) Rombongan Pasukan menyampaikan penghormatan
secara terpimpin dengan memalingkan kepala maksinial 45°.
(4) Sesudah rombongan/pasukan itu melewati yang
diberi hormat, maka penghormatan berakhir dengan
diberikan aba-aba “TEGAK = GERAK” dan “LANGKAH
BIASA = JALAN”.
15

2) Terhadap atasan langsung tingkat Kornandan Batalyon dan


Komandan Kompi berdiri sendiri atau pejabat yang sederajat keatas,
terkecuali terhadap yang tersebut dalani BAB I Pasal 4 ayat 3, Kornandan
rombongan/pasukan memberikan aba.aba:
a) Langkah tegap = JALAN.
b) Hanya komandan rombongan/pasukan. saja yang
menyampaikan penghormatan.
c) Sesudah rombongan pasukan melewati yang diberihormat,
maka penghormatan berakhir dan diberikan aba-aba “LANGKAH
BIASA = JALAN”.

3) Terhadap atasan Iainnya, hanya Komandan saja menyampaikan


penghormatan, sedangkan rombongan/pasukan tetap berjalan dengan
langkah biasa.

19. Rombongan / Pasukan Bersenjata ( Pasal 11 ).

a. Rombongan/Pasukan dalam keadaan berhenti.


1) Penghormatan Pasukan dengan (senjata panjang) sangkur
terpasang untuk:
a) Jenazah dalam Upacain Kemiliteran.
b) Bendera Kebangsaan Sang Merah Putih dalam Upacara
Resmi.
c) Presiden / Wakil Presiden.
d) Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dalam Upacara Resmi.

2) Penghormatan Pasukan tanpa sangkur terpasang dilakukan


sebagai berikut :
a) Rombongan/Pasukan disiapkan terlebih dahulu dan
menyampaikan aba-aba “HORMAT = GERAK”, kepada semua
atasan langsung atau mereka-mereka yang berhak menerima
penghormatan kebesaran.
b) Masing-masing menyampaikan penghormatan perorangan
secara terpimpin tanpa memalingkan kepala kearah yang diberi
hormat.
c) Setelah dibalas, penghormatan selesai dengan terpimpin
juga.
d) Bagi atasan lainnya peaghormatan diberikan oleh
Komandan Pasukan tanpa menyiapkan Pasukannya.

16

b. Rotmbongan/Pasukan dalam keadaan berjalan.


1) Terhadap:
a) Lambang Kesatuan
b) Panglima TNI.
c) Kepala Staf Angkatan.
d) Kas/Irjen TNI, Gubernur Lemhannas, Panglima Kotama
Operasional TNII, WAKASAD, Deputi/Irjen Angkatan.
e) Perwira Tinggi.
f) Panglima Daerah dan Pejabat yang sederajat. Komandan
pasukan memberikan aba.aba:
(1) Langkah tegap = JALAN.
(2) Kemudian menyampaikan penghormatan “HORMAT
KANAN/KIRI” dengan memalingkan kepala maksimal 45°.
(3) Senjata dipundak kiri dan lengan kanan diajukan
setinggi pundak.
(4) Semua Komandan yang berpedang terhunus
menyampaikan “HORMAT PEDANG”.
(5) Sesudah rombongan/pasukan itu melewati yang
diberi hormat, maka penghormatan berakhir dan diherikan
aba-aba “TEGAK = GERAK” dan kembali kelangkah biasa.

2) Terhadap atasan lainnya, hanya Komandan rombongan/pasukan


saja yang memberikan penghormatan, sedangkan rombongan/pasukan
berjalan dalam langkah biasa. Apabila waktunya tidak mengijinkan untuk
merubah cara memegang pedang, maka cara melakukan penghormatan
cukup dengan memalingkan kepala sedang kedua lengan tidak
melenggang.

3) Apabila Dan Pasukan berpedang menenima penghormatan dan


bawahan maka untuk membalas penghormatan tersebut cukup dengan
menoleh/memalingkan kepala kepada yang memberi hormat tersebut dan
kedua lengan tidak melenggang.
20. Rombongan / Pasukan Berkendaraan ( Pasal 12 ).

a. Dalam keadaan berdirii.


1) Berkendaraan sekoci.
a) Bila sekoci dayung/bermotor bersandar dan atasan yang
berhak menerima penghormatan kebesaran melaluinya maka yang
berada di dalam sekoci mengambil sikap berdiri dan menghadap
penuh serta menyampaikan penghormatan.
17

b) Dan apabila yang melaluinya itu atasan biasa, maka hanya


Komandan saja yang menyampaikan penghormatan.

2) Berkendaraan mobil sejenis.


a) Bila berkendaraan bermotor beroda 3 (tiga) atau Iebih atau
yang sejenis. Jika rombongan tidak merupakan rombongan yang
terpimpin, maka masing-masing menyampaikan penghormatan
seperti biasa dan menegakkan badannya terkecuali pengemudinya
dibenarkan tidak menyampaikan penghormatan.
b) Bila merupakan rombongan/pasukan yang terpimpin maka
Komandan memberikan aba-aba “DUDUK SlAP = GERAK”
kemudian masing-masing menegakkan badannya dengan
pandangan Lurus kedepan, hanya Komandan saja menyampaikan
penghormatan, setelah selesai diberikan aba-aba “ISTIRAHAT
DITEMPAT = GJiRAK”.

3) Berkendaraan sepeda motor dan yang disamakan dengan itu:


a) Bila rombongan tidak terpimpin, maka masing-masing
menyampaikan penghormatan perorangan.
b) Bila merupakan rombongan/pasukan yang terpimpin maka
Komandan memberikan aba-aba “DUDIJK SlAP = GERAK” dengan
pandangan lurus kedepan, hanya Komandan saja menyampaikan
penghormatan perorangan, setelah selesai diberkan aba-aba
“ISTIRAHAT DITEMPAT = GERAK”.

4) Bersepeda.
a) Bila rombongan tidak terpimpin maka masing-masing dalam
keadaan sikap sempurna menyampaikan penghormatan
perorangan.
b) Bila merupakan rombongan/pasukan yang terpimpin, maka
semua dalam keadaan sikap sempurna dengan pandangan lurus
kedepan, hanya Komandan saja menyampikan penghormatan
perorangan.
a. Dalam keadaan berjalan.
1) Berkendaraan sekoci.
a) Bila sekoci bermotor sedang berlayar dan atasan yang
berhak menerima Penghormatan kebesaran melaluinya,
kecepatannya dikurangi, kemudian masing-masing menegakkan
badannya dengan pandangan penuh kedepan dan hanya
Komandan saja yang menyampaikan penghormatan.

18

b) Bila sekoci dayung bertemu dengan atasan yang berhak


menerima penghormatan kebesaran, maka melakukan tegak
dayung dengan aba-aba “TEGAK DAYUNG = GERAK”,
pendayung-pendayung menegakkan badannya dengan pandangan
lurus kedepan dan Komandan saja yang menyampaikan
penghormatan.
c) Bila sekoci layar sedang berlayar dan angin mengizinkan,
maka tali-tali dikendorkan dan hanya Komandan saja yang
menyampalkan penghormatan, sedangkan anggota lainnya
menegakkan badannya dengan pandangan lurus kedepan.

2) Berkendaraan mobil dan sejenis.


a) Sama dengan Pasal ini ayat 1 sub b 1).
b) Sama dengan Pasal liii ayat 1 sub b 2).

3) Berkendaraan sepeda motor dan yang disamakan dengan itu.


a) SamadenganPasaliniayat 1 sub c 1).
b) Saina dengan Pasal ini ayat 1 sub c 2). dengan tambahan
jika sekiranya tidak akan membahayakan diri.

4) Bersepeda.
a) Bila rombongan tidak terpimpin, maka masing-masing
berhenti menginjak pedal (tidak mengayuh) dan masing-masing
tetap duduk menyampaikan penghormatan dan jika sekiranya tidak
akan membahayakan diri.
b) Bila rombongan/pasukan yang terpimpin, maka masing-
masing berhenti menginjak pedal (tidak mengayuh) dan
menegakkan badannya dengan pandangan lurus kedepan, hanya
Komandannya menyampaikan penghormatan seperti dalam Pasal
ini ayat 1 sub c 2).

21. Pasukan sedang Berlatih / Bekerja ( Pasal 13 ).


a. Terhadap atasan langsung. Pasukan disiapkan apabila keadaan
memungkinkan, hanya Komandan Pasukan menyampaikan penghormatan dan
laporan.
b. Terhadap lainnya. Pasukan tetap.berlatih hanya Komandan Pasukan saja
yang menyampaikan penghormatan.

19

22. Pasukan sedang Beristirahat ( Pasal 14 ).

a. Terhadap atasan langsung. Pasukan tetap beristirahat percakapan


dihentikan, hanya Komandan Pasukan menyampaikan penghormatan dan
laporan.
b. Terhadap atasan lainnya. Pasukan tetap beristirahat, hanya Komandan
Pasukan saja yang menyampaikan penghormatan.

23. Penghormatan Antar Pasukan yang berjalan ( Pasal 15 ).

a. Apabila dua Pasukan saling bertemu, maka kedua Pasukan tersebut


harus berjalan dengan “LANGKAH TEGAP” dan Komandan Pasukan yang lebib
rendah pangkatnya harus memberikan penghormatan (hanya Komandan
Pasukan saja yang menghormat) kepada Komandan Pasukan yang lebih tinggi
pangkatnya.
b. Apabila kedua Pasukan yang bertemu membawa Lambang Kesatuan
yang sama tingkatnya, dilakukan seperti yang tercantum dalam BAB III Pasal ini
ayat 1.
c. Jika hanya salah satu saja yang nembawa Lambang Kesatuan, maka
pasukan lainnya menyampaikan penghormatan secara Defile dan apabila
keadaanjalan sempit maka diberikan keutamaan bagi pasukan yang membawa
Lambang Kesatuan untuk terus berjalan berlaku juga apabila kedua pasukan itu
bertemu dipersimpangan jalan.
d. Dua Pasukan yang berjalan sama arahnya, dimana yang belakang akan
mendahuluinya, maka Komandan itu wajib menyampaikan maksudnya kepada
Komandan yang berjalan didepannva, dengan perantaraan Komandan yang
paling belakang dan pasukan yang berjalan didepannya, untuk meneruskan
permintaan itu kepada Konundan yang tcrtinggi daii Pasukan yang berjalan
didepan.

24. Penghormatan dalam Kesatrian / Kapal / markas dan lain-lain ( Pasal 16 ).

a. Dalam ruangan biasa.


1) Apabila atasan memasuki ruangan bawahan, maka bawahan yang
mengetahuinya lebih dahulu kedatangan atasan itu harus menarik
perhatian bawahan dengan ucapan “ SIAP, GERAK ” dan semua
bawahan harus mengambil sikap sempurna, yang tertua menghadap dan
memberikan penghormatan.
2) Dalam keadaan tersebut diatas ini apabila atasan langsung
memasuki ruangan, maka ditambah dengan “LAPORAN”.

20

3) Apabila dalam ruangan itu sudah ada atasannya yang lebih tinggi /
tua atau seorang atasan langsung yang sama pangkatnya, maka
penghormatan seperti tersebut dalam sub 1) dan 3) diatas tidak usah
diberikan.

b. Dalam ruangan makan.

1) Bila atasan langsung memasuki ruangan makan bawahan, maka


jaga yang bertugas ditempat itu atau yang tertua memberikan aba-aba
“HENTIKAN PERCAKAPAN”, lalu menghormat dan laporan.
2) Makan dalam hal ini tetap dilanjutkan.

c. Dalam ruangan tidur.

1) Bila seorang atasan memasuki ruangan tidur diluar waktu tidur /


jam tidur maka bagi mereka yang belum / tidak dan tidak dalam keadaan
sakit memberikan penghormatan seperti dalam pasal ini ayat a sub 1, 2
dan 3.
2) Bila seorang atasan memasuki ruang tidur siang / malam hari pada
jam tidur maka hanya yang bertugas jaga dalam ruangan tidur itu
menyampaikan penghormatan terhadap atasan langsungnya ditambah
dengan laporan, gerakan dan suara perlahan sehingga tidak akan
mengganggu yang sedang tidur.

d. Dalam ruangan belajar.

1) Bila atasan langsung memasuki ruangan dimana sedang


berlangsung suana pelajaran, maka guru pelatih yang sedang mengajar /
melatih pada saat itu harus menyiapkan Siswanya dengan aba-aba “
DUDUK SIAP, GERAK” bila Siswa dalam keadaan duduk dan aba-aba
“SIAP GERAK” bila dalam keadaan berdiri kemudian Guru / Pelatih
menghadap atasan, menghormat dan laporan.
2) Atas izin atasan maka pelajaran dilanjutkan, setelah diistirahatkan.
3) Pada saat atasan itu meninggalkan ruangan, maka semua
Siswanya di siapkan Guru / Pelatih menyampaikan laporan dan diakhiri
penghormatan.
4) Apabila dalam ruangan belajar ini sedang dilangsungkan ujian, dan
didatangi oleh atasan langsung, maka dengan tanpa menarik perhatian
para peserta ujian, Guru / Pelatih / pengawas ujian menghadap untuk
laporan, demikian juga pada waktu atasan langsung itu hendak
meninggalkan ruangan.

21

e. Dalam ruangan kerja atau lainnya.

1) Apabila atasan memasuki ruangan kerja atau lainnya maka yang


tertua memberikan aba-aba “ HENTIKAN PERCAKAPAN ” dan
menyampaikan penghormatan sedang anggota lainnya tetap melanjutkan
pekerjaan.
2) Terhadap atasan langsung, maka yang tertua diantara mereka
harus menyampaikan laporan.

f. Dalam ruang rapat / pertemuan.

1) Untuk rapat dengan hadirin / undangan khusus anggota Militer /


TNI diatur secara protokoler oleh penyelenggara rapat, sebagai berikut
a) Semua hadirin berdiri sikap sempurna atas pemberitahuan
protokol ketika pimpinan rapat memasuki ruangan rapat.
b) Penghormatan hanya disampaikan oleh yang tertua diantara
hadirin pada saat mulai dan selesai rapat ketika menyampaikan
laporan.

2) Untuk rapat dengan hadirin dan undangan ( pejabat pemerintah,


sipil ) diatur secara protokoler oleh penyelenggara rapat sebagai berikut :
a) Semua hadirin Militer / TNI yang berpangkat lebih rendah
dari Perwira senior / pimpinan rapat berdiri sikap sempurna setelah
ada pemberitahuan protokol ketika pimpinan rapat tersebut
memasuki ruangan.
b) Penghormatan hanya disampaikan oleh yang tertua diantara
hadirin dan saat mulai dan selesai rapat ketika menyampaikan
laporan.

25. Tata cara memasuki ruangan ( Pasal 17 ).


a. Setiap anggota Militer / TNI yang berpakaian seragam harus membuka
tutup kepala sebelum ia memasuki sesuatu ruangan kerja dan ketika ia berada
didalam ruangan itu ( bukan ruangan atasan ).
b. Diwaktu memasuki ruangan atau hendak menemui seorang yang sama
sesama pangkat atau kedudukan, maka tamu harus menyampaikan
penghormatan terlebih dahulu, dan sebelumnya mengetok pintu lebih dahulu
atau mengikuti acara-acara penerimaan tamu yang berlaku ditempat itu.
c. Seorang bawahan yang hendak masuk kedalam ruangan atasan perlu
memperhatikan sebagai berikut :

22

1) Tutup kepala dibuka diluar ruangan ditempatkan pada tempat yang


telah ditentukan.
2) Ketok pintu dan setelah mendapat izin, mengucapkan “ MASUK ”.
3) Langsung menghadap Komandan atasan berdiri lebih kurang 4
langkah didepannya ( disesuaikan dengan keadaan ruangan ),
menyampaikan penghormatan tanpa tutup kepala, setelah selesai
menghormat mengucapkan “ MENGHADAP ”.
4) Selesai menghadap mengambil sikap sempurna, mengucap
“SELESAI”, menyampaikan penghormatan dan langsung balik kanan
meninggalkan ruangan dengan catatan :
a) Setelah mengetuk pintu tidak perlu menunggu jawaban /
perintah masuk apabila keadaan ruangan tidak memungkinkan
( ruang kerja dengan banyak pejabat diruangan tersebut, ada
gangguan suara lain, pintu yang lebar dan sebagainya ).
b) Difinisi ruangan. Yang dimaksud dengan ruangan adalah
bangunan permanen / semi permanen merupakan lokasi kegiatan
pejabat / Siswa / TNI untuk melaksanakan tugas / fungsi sesuai
dengan ketentuan organisasi.

26. Tata Cara memasuki Kapal ( Pasal 18 ).

a. Semua anggota Militer/ TNI yang mengunjungi Kapal Perang pada siang
han harus menyampaikan penghormatan kepada Bendera Kebangsaan pada
waktu tiba digeladak melalui tangga kapal, baik dan arah darat maupun dan
tempat lain.
b. Penghormatan disampaikan pula kepada Perwira Jaga yang pangkatnya
lebih tinggi dan mereka yang memasuki kapal, setelah melakukan penghormatan
kepada Bendera Kebangsaan. Bagi atasan yang lebih tinggi pangkatnya dan
Perwira Jaga harus member tahukan kepada Perwira Jaga, apabila
kehadirannya tidak ada pemberitahuan terlebih dahulu.
c. Pada saat akan meninggalkan kapal, penghorrnatan dilakukan digeladak
sebelum melalui tangga kapal.

23

27. Evaluasi.

a. Jelaskan penghormatan rombongan/pasukan tidak bersenjata dalam


keadaan berhenti !
b. Jelaskan penghormatan rombongan/pasukan tidak bersenjata dalam
keadaan berjalan.
c. Jelaskan penghormatan pasukan bersenjata dalam keadaaan berhenti !
d. Jelaskan penghormatan pasukan bersenjata dalam keadaan berjalan !
e. Jelaskan penghormatan pasukan sedang berlatih/berjalan terhadap
atasan langsung !
f. Jelaskan cara penghormatan pasukan sedang beristirahat terhadap
atasan langsung !
g. Jelaskan penghormatan antar pasukan yang sedang berjalan !

BAB V
CARA MENYAMPAIKAN DAN MENERIMA LAPORAN

28. Umum. Dilingkungan TNI AD kegiatan penghormatan bukan hanya untuk


menyampaikan penghargaan saja tetapi juga untuk kegiatan lain. Untuk itu perlu
adanya pengetahuan / pelajaran yang diberikan mengenai tata cara menyampaikan
dan menerima laporan baik laporan perorangan maupun secara kelompok.

29. Menyampaikan laporan perorangan ( Pasal 19 ).


a. Apabila seorang bawahan melakukan sesuatu dan untuk itu harus
menyampaikan kepada Komandan atau atasannya, maka sebelum ia
melaporkan diharuskan melakukan tersebut dibawah ini :
1) Pada waktu hendak memasuki ruangan kerja atasan maka
apabila ia membawa senjata, (terkecuali pistol dan pedang) terlebih
dahulu harus dititipkan atau disimpan ditempat yang dianggap aman,
selanjutnya baru dibenarkan untuk memasuki ruangan kerja dengan
memperhatikan apa yang tercantum didalam ketentuan tata cara
memasuki ruangan (Bab III pasal 17).
2) Setelah menghadap Komandan atasannya dalam jarak lebih
kurang 4 ( empat ) langkah atau disesuaikan dengan keadaan ruangan
dan tempat, maka ia mengambil sikap sempurna memberikan
penghormatan dan mengucapkan “LAPOR”, ( Sesuai isi laporan ) setelah
menerima petunjuk ia mengambil sikap sempurna dan mengucapkan
“SELESAI” memberikan penghormatan langsung balik kanan dan keluar
ruangan.
24

b Apabila laporan dilakukan oleh lebih dari satu orang dengan dimaksud
yang berbeda maka pelaksanaan sebagai berikut :

1) Sama dengan pasal ini ayat a sub 1) diatas.


2) Setelah menghadap Komandan / atasannya dalam jarak kurang
lebih 4 langkah, maka yang tertinggi / tertua pangkat atau jabatannya
memberikan aba-aba “ HORMAT, GERAK “, pandangan semuannya tetap
lurus kedepan. Setelah dibalas, memberikan aba-aba “ TEGAK, GERAK”,
selanjutnya tetap dalam keadaan sikap sempurna.
3) Kemudian secara berturut-turut menyampaikan laporan atau
menyampaikan maksud dimulai dari orang yang berdiri disebelah
kanan,tanpa melakukan penghormatan lagi tapi cukup dengan
memalingkan kepala kearah Komandan/Atasan.
4) Selesai laporan atau selesai menerima petunjuk-petunjuk dari
Komandan kemudian dibawah pimpinan yang tertinggi pangkat /
jabatannya memberikan aba-aba “ HORMAT, GERAK”. Selanjutnya “
BALIK KANAN, GERAK ” kemudian meninggalkan ruangan secara tertib.

c. Bila laporan dilakukan oleh lebih satu orang dan maksud laporan atau
yang hendak dinyatakan itu sama, maka pelaksanaan sebagai berikut :
1) Sama dengan pasal ini ayat a sub 1).
2) Sama dengan pasal ini ayat b sub 2).
3) Kemudian dalam laporan ini hanya yang tertinggi / tertua pangkat /
jabatannya saja yang memalingkan kepala dan melaporkan maksudnya.
4) Selesai laporan atau selesai menerima petunjuk - petunjuk dari
Komandan memberikan aba-aba “ HORMAT, GERAK ” dan setelah dibalas
“ TEGAK, GERAK ” selanjutnya “ BALIK KANAN, GERAK ” kemudian
meninggalkan ruangan secara tertib.

30. Menyampaikan laporan pasukan ( Pasal 20 ).


a. Pada waktu pasukan dalam susunan baris berbaris yang dipimpin oleh
seorang Komandan hendak menyampaikan laporan kepada Komandan maka
ditentukan sebagai berikut :
1) Komandan pasukan harus menyampaikan lebih dahulu
penghormatan pasukan kepada Komandan yang menerima laporan.
Komandan / atasan penerima laporan membalas penghormatan pasukan
dengan tetap menghadap lurus ke depan.
2) Setelah selesai penghormatan dan tegak kembali, pasukannya
tetap dalam keadaan sikap sempurna, maka Komandan pasukan datang
menghadap lebih kurang 6 langkah, atau tetap ditempat, selanjutnya
menyampaikan laporan tanpa menyampaikan penghormatan lagi.
25

3) Selesai laporan, Komandan yang menerima laporan memberikan


aba-aba “ KEMBALI KE SAMPING BARISAN, KERJAKAN ”, pelapor
memberikan aba-aba : “ BALIK KANAN - GERAK”, dan kembali ke samping
kanan pasukan. Bila laporan itu disampaikan dari tempat, maka setelah
laporan dari seluruh Komandan pasukan, Komandan yang menerima
laporan memerintahkan “ PARA KOMANDAN PASUKAN KE
SAMPING BARISAN, KERJAKAN ”, maka seluruh Komandan pasukan
mengulangi “KESAMPING BARISAN, KERJAKAN”, maka Komandan
pasukan tanpa penghormatan balik kanan dan menempatkan diri di
samping kanan pasukan masing-masing.
4) Sebelum Komandan / atasan yang menerima laporan
meninggalkan pasukan, diakhiri dengan perintah : ” PARA KOMANDAN
PASUKAN SESUAIKAN RENCANA, KERJAKAN “ diakhiri dengan
penghormatan pasukan dengan aba-aba petunjuk dari Komandan
pasukan tertua.

b. Pada waktu pasukan dalam susunan baris berbaris, setiap pasukan yang
dipimpin oleh Komadan / atasannya maka ketentuannya sebagai berikut :

1) Setelah ada perintah “ Laporan “ ( Apel dari Komandan


atasannya ), maka Komandan pasukan yang tertua memberi aba-aba
petunjuk dan masing-masing komandan pasukan secara serentak
menyerukan aba - aba peringatan, diteruskan aba-aba pelaksanaan,
menyampaikan penghormatan pasukan yang disesuaikan menurut
ketentuan dalam Bab II Pasal 5, 6 dan 7.
2) Setelah penghormatan selesai, kemudian para Komandan pasukan
dengan mengambil jarak lebih kurang 6 langkah atau disesuaikan dengan
keadaan ruang / tempat di depan atasan yang akan menerima laporan,
bersyaf dengan mengambil antara satu sama lainnya satu lengan.
3) Selanjutnya secara berturut-turut melaporkan keadaan pasukannya
masing-masing, dimulai dari sebelah kanan ke kiri. Setelah semuanya
selesai laporan atau Komandan / atasan yang mengambil apel
memberikan perintah “ KEMBALI KE SAMPING BARISAN, KERJAKAN ”
Komandan pasukan tertua beri aba-aba “ BALIK KANAN, GERAK “,
masing-masing Komandan pasukan secara serentak melakukan gerakan “
BALIK KANAN “ dan kembali ke samping kanan pasukan masing-masing.
4) Sebelum Komandan / atasan yang menerima laporan
meninggalkan pasukan, diberikan penghormatan pasukan, dan
sebelumnya melaksanakan kegiatan sesuai Pasal ini ayat a. 4).

26
31. Evaluasi.
a. Jelaskan Cara menyampaikan laporan kepada Komandan / Atasan
apabila lebih dari satu orang !
b. Jelaskan cara menyampaikan laporan perorangan !
c. Jelaskan cara laporan pasukan / rombongan !

BAB VI
EVALUASI AKHIR PELAJARAN

32. Evaluasi akhir pelajaran.


a. Jelaskan pengertian dari PPM !
b. Jelaskan maksud dan tujuan dari PPM !
c. Jelaskan ketentuan umum dari PPM !
d. Jelaskan macam penghormatan kebesaran !
e. Jelaskan cara melakukan penghormatan Militer kebesaran !
f. Jelaskan cara Penghormatan perorangan tanpa senjata dalam keadaan
berhenti / berdiri dengan menggunakan tutup kepala !
g. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata senapan
disebelah kiri badan kepada PA dan BA kebawah !
h. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata senapan
disebelah kiri badan kepada PA dan BA kebawah !
i. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata senapan di
pundak KI / KA kepada PA dan BA kebawah !
j. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata senapan di
sandang kepada PA dan BA kebawah !
k. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata senapan di
depan dada kepada PA dan BA kebawah !
l. Jelaskan cara Penghormatan perorangan dengan bersenjata Pistol
kepada PA dan BA kebawah !
m. Pada Penghormatan Kebesaran bersenjata dengan sangkur terpasang
diberikan kepada siapa saja ?
n. Pada Penghormatan Kebesaran bersenjata tanpa sangkur terpasang
diberikan kepada siapa saja ?
o. Jelaskan penghormatan rombongan/pasukan tidak bersenjata dalam
keadaan berhenti !
p. Jelaskan penghormatan rombongan/pasukan tidak bersenjata dalam
keadaan berjalan.
q. Jelaskan penghormatan pasukan bersenjata dalam keadaaan berhenti !
RAHASIA
27

BAB VII
PENUTUP

33. Penutup. Demikian Naskah Sekolah Sementara ini disusun sebagai bahan
ajaran untuk pedoman bagi Gadik dan Prajurit Siswa dalam proses belajar mengajar
tentang pelajaran PPM pada Pendidikan Pertama Tamtama TNI AD Tahap I.

A. n. Komandan Kodiklat
Dirdik

Agus KrisWanto
Brigadir Jenderal TNI
RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai